07a. NARASUMBER_PRESENTASI SEKJEN
(Good Governance)
Tata Kelola R&D yang Baik
Dalam mengawal Hilirisasi Hasil R&D
Ainun Na’im
Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Jakarta, 6 Desember 2016
1
KERANGKA PERUBAHAN
ESCAPING FROM MIDDLE
INCOME ECONOMY TRAP
INNOVATION DRIVEN
ECONOMY
IMPROVING
COMPETITIVENESS INDEX
BOOSTING
INNOVATION
FULFILLING PEOPLE
EXPECTATION
(ROLE OF UNIVERSITY)
AGENT OF
ECONOMIC
DEVELOPMENT
IMPROVING
UNIVERSITY
COMPETITIVENESS
PENINGKATAN
DAYA SAING
DAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
DAN BANGSA
INCREASING
INTERNATIONAL
PUBLICATION
CONTRIBUTING TO DEV OF
SCI. & TECH
Tujuan dan Sasaran Strategis
Kemenristekdikti 2015-2019
5
Menguatnya
kapasitas inovasi
4
1
Meningkatnya
Kualitas
Pembelajaran
dan
Kemahasiswaan
Meningkatnya relevansi,
Pendidikan
kuantitas dan kualitas
Tinggi
sumber daya manusia
Meningkatnya
berpendidikan
relevansi
tinggi, serta kemampuan
dan
produktivitas
Iptek dan inovasi untuk
Riset dan
keunggulan daya saing
pengembangan
bangsa
2
Meningkatnya
kualitas
kelembagaan
Iptek dan
Dikti
3 Meningkatnya relevansi,
kualitas, dan kuantitas
sumber daya Iptek dan
Dikti
3
FRAMEWORK KEMENRISTEKDIKTI
WORLD CLASS
UNIVERSITY
REVITALISASI
LPTK
BEASISWA
`
INSENTIF RISET
DAN INOVASI
TENAGA KERJA TERAMPIL
(SKILLED WORKERS)
INOVASI
`
SUMBER DAYA MANUSIA
DAN BUDAYA
POLITEKNIK
REGULASI
PRODUK
INOVASI
UNGGGULAN
KELEMBAGAAN
(STP, TP, PUI)
PENINGKATAN
DAYA SAING
DAN
PENGENTASAN
KEMISKINAN
Posisi Indonesia Dalam Kancah Publikasi
Internasional (General)
PUBLIKASI INTERNASIONAL SCOPUS
No.
Negara
2014
2015
2016
(Des)
1.
Malaysia
25.330
23.414
18.811
2.
Singapore
19.044
17.976
14.124
3.
Thailand
12.061
11.632
9.963
4.
Indonesia
5.499
6.280
9.012
5.
Vietnam
3.955
4.092
1.775
6.
Philippines
1.767
2.091
1.797
9.012
Peningkatan Hasil Penelitian – Paten
CAPAIAN PATEN TERDAFTAR DI INDONESIA
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2013 Total
Malaysia
7205
Singapore
9722
Thailand
7404
Indonesia
7450
Philipines
3285
2014 Total
7620
10312
7930
8023
3589
2015 Total
Na
Na
Na
8676 *)
Na
2016 Total
Na
Na
Na
9160 *)
Na
Sumber: WIPO (data tersedia s/d tahun 2014);
*) Sumber Subdit VFKI-DJKI (PATEN LOKAL Indonesia 2015 dan 2016 data sementara).
6
Hilirisasi Iptek
7+1 Prioritas Riset Unggulan di Indonesia
1.
PERTANIAN DAN PANGAN
2.
ENERGI (ALTERNATIF DAN ENERGI TERBAHARUKAN)
3.
KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN
4.
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
5.
TRANSPORTASI
6.
PERTAHANAN DAN KEAMANAN
7.
TEKNOLOGI MATERIAL MAJU ie Nanotechnology
MARITIM termasuk RISBANG KELAUTAN
USULAN SISTEM INOVASI
Kebijakan Sistem Inovasi Nasional tercermin dalam usaha untuk melakukan Pengembangangan Lembaga
TTO di PT dan LPNK serta Legalisasi Pedoman Konsorsium Inovasi. Sedangkan Kebijakan SIDa Terkait
dengan Inovasi di PTN terkait dengan regionalisasi Inovasi dan Indeks Inovasi daerah. Semua ini akan
mendukung usaha untuk melakukan hilirisasi Produk Inovasi di PT, LPK maupun LPNK yang diperkuat oleh
sistem audit teknologi dengan didorong oleh legalisasi Precommercial Procurement dan insentif double tax
deduction, yang pada akhirnya akan memperkuat sistem inovasi
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN TECHNOLOGY TRANSFER
OFFICE (TTO) DI LEMBAGA LITBANG DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS &
LEMBAGA PENELITIAN
TECHNOLOGY
CO-CREATION
INDUSTRY
TTO
SUPPORT
LEGAL ASPECT
ACTION :
PATENTING, LICENSING. CONTRACT-RESEARCH,
CONCULTANCY, SERVICES, CONFERENCING,
PUBLISHING, NETWORKING, STUDENT PLACEMENT,
SECONDMENTS, HIRING,TEACHING, TRAINING
FACILITACY-SHARINGSPIN-OUT, OTHER START UP
PENGERTIAN TTO
Merupakan bentuk struktur organisasi yang menjembatani gap
antara riset dan inovasi. Kebutuhan dan sumber daya untuk
membangun teknologi transfer office ini akan mencakup fungsi
kebijakan institusional seperti intelektual property dan benefit
sharing yang mendukung teknologi transfer.
TUJUAN PELAKSANAAN TTO
Memperkuat kapasitas dan kapabilitas perguruan tinggi dalam
pengelolaan Technology Transfer Office (TTO)
Peranan TTO:
1. Meningkatkan kerjasama
antara industri & universitas/
Lembaga penelitian
2. Meningkatkan dana penelitian
3. Memberikan pengawalan
entrepreneurship and IP
4. Memfasilitiasi pembentukan
start up/spin off company
5. Meningkatkan royalty
KEGIATAN TTO
•
•
•
•
•
Pelatihan TTO 11 PTNBH & lembaga inovasi
Pelatihan riset komersialisasi 11 PTNBH &
lembaga inovasi
Mentoring ke 5 PTNBH (UI, ITB, UGM, IPB,
Unhas)
Site Visit ke Universitas Pilihan
Penguatan Unit TTO di PT
Daya Saing Indonesia (2007-2016)
2016:
Swiss :1; Singapura : 2; Jepang : 8; Malaysia : 25; Korea : 26;
Thailand : 34; Vietnam : 60; Yaman: 138
10
Daya Saing Indonesia (2016)
Sumber: WEF (2016)
11
Most Problematic Factors
Sumber: WEF (2016)
Sumber: Nature (2015)
Research spending vs Corruption Index
Most corrupt
Sumber: Nature (2015)
WGI control of corruption index 2009
Least corrupt
Innovation vs Corruption Index
Most corrupt
Sumber: Nature (2015)
WGI control of corruption index 2009
Least corrupt
Innovation vs Corruption Index
Most corrupt
Sumber: Nature (2015)
WGI control of corruption index 2009
Least corrupt
Reformasi
Birokrasi
Inovasi
Good
Goverance
PERMASALAHAN BIROKRASI
Mengapa Harus
Reformasi Birokrasi?
Tumpang tindih Peraturan perundang-undangan di
bidang aparatur negara, tidak sesuai dengan kondisi saat
ini
Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set)
birokrasi belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang
profesional
Praktik manajemen SDM Belum optimal
meningkatkan profesionalisme
Distribusi PNS belum merata dan
proporsional secara geografis
Fungsi dan kewenangan antar instansi pemerintah
tumpang tindih, berbenturan, terlalu besar
Sistem pengawasan internal belum mampu
berperan sebagai quality assurance
Kualitas pelayanan publik masih belum
memenuhi harapan publik
Sistem monitoring, evaluasi, dan penilaian
belum dibangun dengan baik
18
Reformasi Birokrasi
Proses Reformasi Birokrasi:
1) Landasan hukum dan regulasi;
2) Organisasi;
3) Tatalaksana;
4) Manajemen SDM aparatur;
5) Pola pikir, budaya organisasi, dan nilai dasar
aparatur;
6) Integritas aparatur;
7) Sistem pengawasan intern dan akuntabilitas kinerja;
8) Kualitas pelayanan publik;
9) Sistem monitoring dan evaluasi kinerja,
10) Pengelolaan pengetahuan reformasi birokrasi.
Kondisi
Birokrasi
Eksisting
•
•
•
Layanan Prima
Birokrasi yang bersih
dan Bebas KKN
Kepercayaan
Masyarakat
Better, Faster, Cheaper
!!!!
Sekarang
19
Grand Design
Reformasi Birokrasi
TUJUAN
Untuk memberikan arah
kebijakan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
selama kurun waktu
2010-2025
agar
pelaksanaan
reformasi
birokrasi di K/L dapat
berjalan secara efektif,
efisien, terukur, konsisten,
terintegrasi, melembaga
dan berkelanjutan.
20
Tujuan Jangka Panjang
Reformasi Birokrasi
... diharapkan melalui reformasi birokrasi pemerintah sudah beranjak ke tahapan pemerintahan yang berbasis
kinerja; dan pada tahun 2025 diharapkan pemerintahan sudah beranjak pada tatanan pemerintahan yang dinamis
...
DYNAMIC
GOVERNANCE
PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
RULE BASED
BUREAUCRACY
2025
2019
2014
•
•
•
•
efektif, efisien dan ekonomis
difokuskan pada upaya untuk mewujudkan
outcomes (hasil)
menerapkan manajemen kinerja yang
didukung dengan penerapan sistem berbasis
elektronik
Setiap individu pegawai memiliki kontribusi
yang jelas terhadap kinerja organisasi 21
Sasaran
Reformasi Birokrasi
SASARAN REFORMASI BIROKRASI
2010 - 2014
SASARAN REFORMASI BIROKRASI
2015 - 2019
Terwujudnya pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN
Birokrasi yang bersih dan akuntabel
Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi
Birokrasi yang efektif dan efisien
Terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan publik kepada
masyarakat
Birokrasi yang memiliki pelayanan
publik berkualitas
22
Area Perubahan
Reformasi Birokrasi
Sistem, proses dan prosedur kerja yang
jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai
prinsip-prinsip good governance
Organisasi yang tepat
fungsi dan tepat ukuran
Organisasi
Terciptanya budaya kerja
positif bagi birokrasi yang
melayani, bersih, dan
akuntabel
Mental
Aparatur
Tatalaksana
Peraturan
Perundangundangan
8
AREA PERUBAHAN
Pelayanan prima sesuai
kebutuhan dan harapan
masyarakat
Pelayanan
Publik
Akuntabilitas
Meningkatnya kapasitas dan
Akuntabilitas kinerja
birokrasi
Berbagi sumber daya
Berbasis Efisiensi
Sumber
daya
manusia
aparatur
Regulasi yang lebih tertib, tidak
tumpang tindih dan kondusif.
SDM aparatur yang berintegritas,
netral, kompeten, capable,
profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera
Pengawasan
Meningkatnya
penyelenggaraan
pemerintahan yang bebas KKN
23
Keterkaitan antara
Area Perubahan dan
Sasaran
Reformasi Birokrasi
Inti perubahan dari reformasi
birokrasi adalah perubahan pada
mental aparatur. Perubahan
tersebut tidak dapat dilakukan
hanya melalui langkah-langkah
yang ditujukan langsung kepada
aparatur, tetapi juga harus
ditujukan kepada seluruh sistem
yang melingkup aparatur.
24
STANDAR BIAYA KELUARAN UMUM
(SBKU)
BIDANG PENELITIAN
(PMK No. 106/MK.02/2016)
SBKU Bidang Penelitian merupakan babak baru
dari kebijakan penganggaran untuk
mewujudkan penerapan kebijakan penganggaran
berbasis kinerja yang makin berkualitas.
Operasionalisasi SBKU-Penelitian
Rumusan
OutputSuboutput
Penelitian harus
tertata
Penelitian Berbasis
Kinerja
Biaya Output-Sub
Output Penelitian
distandarkan dgn
SBKU
Necessity
pembiayaan
penelitian
Effectivity
pembiayaan
penelitian
Efisiensi Alokasi Bid
Penelitian
Efisiensi Operasional
Bid Penelitian
Prove Hasil penelitian
hrs lebih baik
Evaluasi Kinerja
Penelitian
Improve kebijakan
penelitian
Pelaksanaan SBKU Penelitian
1. Dalam pelaksanaan anggaran, besaran penggunaan satuan biaya
untuk Sub Keluaran (Sub Output) Penelitian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b didasarkan pada hasil
penilaian komite penilaian dan / atau reviewer,
2. Pedoman pembentukan komite penilaian dan/ atau reviewer, dan
tata cara pelaksanaan penilaian penelitian mengacu pada
peraturan perundangundangan yang ditetapkan oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset dan
teknologi.
3. Pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berorientasi pada keluaran hasil akhir penelitian sesuai dengan
kualifikasi standar kualitas yang telah ditetapkan dalam tata cara
pelaksanaan penilaian.
Besaran dan Ketentuan
Besaran SBKU untuk masing-masing sub output Penelitian
tercantum dalam Lampiran I PMK No 106/MK.02/2016
Ketentuan penjelasan terkait besaran dibuatkan range, mengingat
ketersediaan alokasi anggaran masing-masing K/L dan tingkat
kompleksitas penelitian masing-masing berbeda-beda:
a. Grade A yaitu prakiraan pembiayaan setinggi-tingginya 100% dari
besaran yang ditetapkan dalam PMK ini .
b. Grade B yaitu prakiraan pembiayaan setinggi- tingginya 75% dari
besaran yang ditetapkan dalam PMK ini .
c. Grade C yaitu prakiraan pembiayaan setinggi-tingginya 60% dari
besaran yan g ditetapkan dalam PMK in
Pengawasan
• Kementerian negara/lembaga bertanggungjawab atas
penggunaan SBK TA 2017 dalam penyusunan RKA-K/L TA 2017
dan memprioritaskan pengalokasian anggarannya.
• Pengawasan atas penggunaan SBK TA 2017 dilakukan oleh
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian
Negara/Lembaga sesuai peraturan perundangundangan.
Lampiran 1
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN RISTEK DAN
PENDIDIKAN TINGGI
32
Tata Kelola R&D yang Baik
Dalam mengawal Hilirisasi Hasil R&D
Ainun Na’im
Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Jakarta, 6 Desember 2016
1
KERANGKA PERUBAHAN
ESCAPING FROM MIDDLE
INCOME ECONOMY TRAP
INNOVATION DRIVEN
ECONOMY
IMPROVING
COMPETITIVENESS INDEX
BOOSTING
INNOVATION
FULFILLING PEOPLE
EXPECTATION
(ROLE OF UNIVERSITY)
AGENT OF
ECONOMIC
DEVELOPMENT
IMPROVING
UNIVERSITY
COMPETITIVENESS
PENINGKATAN
DAYA SAING
DAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
DAN BANGSA
INCREASING
INTERNATIONAL
PUBLICATION
CONTRIBUTING TO DEV OF
SCI. & TECH
Tujuan dan Sasaran Strategis
Kemenristekdikti 2015-2019
5
Menguatnya
kapasitas inovasi
4
1
Meningkatnya
Kualitas
Pembelajaran
dan
Kemahasiswaan
Meningkatnya relevansi,
Pendidikan
kuantitas dan kualitas
Tinggi
sumber daya manusia
Meningkatnya
berpendidikan
relevansi
tinggi, serta kemampuan
dan
produktivitas
Iptek dan inovasi untuk
Riset dan
keunggulan daya saing
pengembangan
bangsa
2
Meningkatnya
kualitas
kelembagaan
Iptek dan
Dikti
3 Meningkatnya relevansi,
kualitas, dan kuantitas
sumber daya Iptek dan
Dikti
3
FRAMEWORK KEMENRISTEKDIKTI
WORLD CLASS
UNIVERSITY
REVITALISASI
LPTK
BEASISWA
`
INSENTIF RISET
DAN INOVASI
TENAGA KERJA TERAMPIL
(SKILLED WORKERS)
INOVASI
`
SUMBER DAYA MANUSIA
DAN BUDAYA
POLITEKNIK
REGULASI
PRODUK
INOVASI
UNGGGULAN
KELEMBAGAAN
(STP, TP, PUI)
PENINGKATAN
DAYA SAING
DAN
PENGENTASAN
KEMISKINAN
Posisi Indonesia Dalam Kancah Publikasi
Internasional (General)
PUBLIKASI INTERNASIONAL SCOPUS
No.
Negara
2014
2015
2016
(Des)
1.
Malaysia
25.330
23.414
18.811
2.
Singapore
19.044
17.976
14.124
3.
Thailand
12.061
11.632
9.963
4.
Indonesia
5.499
6.280
9.012
5.
Vietnam
3.955
4.092
1.775
6.
Philippines
1.767
2.091
1.797
9.012
Peningkatan Hasil Penelitian – Paten
CAPAIAN PATEN TERDAFTAR DI INDONESIA
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2013 Total
Malaysia
7205
Singapore
9722
Thailand
7404
Indonesia
7450
Philipines
3285
2014 Total
7620
10312
7930
8023
3589
2015 Total
Na
Na
Na
8676 *)
Na
2016 Total
Na
Na
Na
9160 *)
Na
Sumber: WIPO (data tersedia s/d tahun 2014);
*) Sumber Subdit VFKI-DJKI (PATEN LOKAL Indonesia 2015 dan 2016 data sementara).
6
Hilirisasi Iptek
7+1 Prioritas Riset Unggulan di Indonesia
1.
PERTANIAN DAN PANGAN
2.
ENERGI (ALTERNATIF DAN ENERGI TERBAHARUKAN)
3.
KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN
4.
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
5.
TRANSPORTASI
6.
PERTAHANAN DAN KEAMANAN
7.
TEKNOLOGI MATERIAL MAJU ie Nanotechnology
MARITIM termasuk RISBANG KELAUTAN
USULAN SISTEM INOVASI
Kebijakan Sistem Inovasi Nasional tercermin dalam usaha untuk melakukan Pengembangangan Lembaga
TTO di PT dan LPNK serta Legalisasi Pedoman Konsorsium Inovasi. Sedangkan Kebijakan SIDa Terkait
dengan Inovasi di PTN terkait dengan regionalisasi Inovasi dan Indeks Inovasi daerah. Semua ini akan
mendukung usaha untuk melakukan hilirisasi Produk Inovasi di PT, LPK maupun LPNK yang diperkuat oleh
sistem audit teknologi dengan didorong oleh legalisasi Precommercial Procurement dan insentif double tax
deduction, yang pada akhirnya akan memperkuat sistem inovasi
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN TECHNOLOGY TRANSFER
OFFICE (TTO) DI LEMBAGA LITBANG DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS &
LEMBAGA PENELITIAN
TECHNOLOGY
CO-CREATION
INDUSTRY
TTO
SUPPORT
LEGAL ASPECT
ACTION :
PATENTING, LICENSING. CONTRACT-RESEARCH,
CONCULTANCY, SERVICES, CONFERENCING,
PUBLISHING, NETWORKING, STUDENT PLACEMENT,
SECONDMENTS, HIRING,TEACHING, TRAINING
FACILITACY-SHARINGSPIN-OUT, OTHER START UP
PENGERTIAN TTO
Merupakan bentuk struktur organisasi yang menjembatani gap
antara riset dan inovasi. Kebutuhan dan sumber daya untuk
membangun teknologi transfer office ini akan mencakup fungsi
kebijakan institusional seperti intelektual property dan benefit
sharing yang mendukung teknologi transfer.
TUJUAN PELAKSANAAN TTO
Memperkuat kapasitas dan kapabilitas perguruan tinggi dalam
pengelolaan Technology Transfer Office (TTO)
Peranan TTO:
1. Meningkatkan kerjasama
antara industri & universitas/
Lembaga penelitian
2. Meningkatkan dana penelitian
3. Memberikan pengawalan
entrepreneurship and IP
4. Memfasilitiasi pembentukan
start up/spin off company
5. Meningkatkan royalty
KEGIATAN TTO
•
•
•
•
•
Pelatihan TTO 11 PTNBH & lembaga inovasi
Pelatihan riset komersialisasi 11 PTNBH &
lembaga inovasi
Mentoring ke 5 PTNBH (UI, ITB, UGM, IPB,
Unhas)
Site Visit ke Universitas Pilihan
Penguatan Unit TTO di PT
Daya Saing Indonesia (2007-2016)
2016:
Swiss :1; Singapura : 2; Jepang : 8; Malaysia : 25; Korea : 26;
Thailand : 34; Vietnam : 60; Yaman: 138
10
Daya Saing Indonesia (2016)
Sumber: WEF (2016)
11
Most Problematic Factors
Sumber: WEF (2016)
Sumber: Nature (2015)
Research spending vs Corruption Index
Most corrupt
Sumber: Nature (2015)
WGI control of corruption index 2009
Least corrupt
Innovation vs Corruption Index
Most corrupt
Sumber: Nature (2015)
WGI control of corruption index 2009
Least corrupt
Innovation vs Corruption Index
Most corrupt
Sumber: Nature (2015)
WGI control of corruption index 2009
Least corrupt
Reformasi
Birokrasi
Inovasi
Good
Goverance
PERMASALAHAN BIROKRASI
Mengapa Harus
Reformasi Birokrasi?
Tumpang tindih Peraturan perundang-undangan di
bidang aparatur negara, tidak sesuai dengan kondisi saat
ini
Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set)
birokrasi belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang
profesional
Praktik manajemen SDM Belum optimal
meningkatkan profesionalisme
Distribusi PNS belum merata dan
proporsional secara geografis
Fungsi dan kewenangan antar instansi pemerintah
tumpang tindih, berbenturan, terlalu besar
Sistem pengawasan internal belum mampu
berperan sebagai quality assurance
Kualitas pelayanan publik masih belum
memenuhi harapan publik
Sistem monitoring, evaluasi, dan penilaian
belum dibangun dengan baik
18
Reformasi Birokrasi
Proses Reformasi Birokrasi:
1) Landasan hukum dan regulasi;
2) Organisasi;
3) Tatalaksana;
4) Manajemen SDM aparatur;
5) Pola pikir, budaya organisasi, dan nilai dasar
aparatur;
6) Integritas aparatur;
7) Sistem pengawasan intern dan akuntabilitas kinerja;
8) Kualitas pelayanan publik;
9) Sistem monitoring dan evaluasi kinerja,
10) Pengelolaan pengetahuan reformasi birokrasi.
Kondisi
Birokrasi
Eksisting
•
•
•
Layanan Prima
Birokrasi yang bersih
dan Bebas KKN
Kepercayaan
Masyarakat
Better, Faster, Cheaper
!!!!
Sekarang
19
Grand Design
Reformasi Birokrasi
TUJUAN
Untuk memberikan arah
kebijakan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
selama kurun waktu
2010-2025
agar
pelaksanaan
reformasi
birokrasi di K/L dapat
berjalan secara efektif,
efisien, terukur, konsisten,
terintegrasi, melembaga
dan berkelanjutan.
20
Tujuan Jangka Panjang
Reformasi Birokrasi
... diharapkan melalui reformasi birokrasi pemerintah sudah beranjak ke tahapan pemerintahan yang berbasis
kinerja; dan pada tahun 2025 diharapkan pemerintahan sudah beranjak pada tatanan pemerintahan yang dinamis
...
DYNAMIC
GOVERNANCE
PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
RULE BASED
BUREAUCRACY
2025
2019
2014
•
•
•
•
efektif, efisien dan ekonomis
difokuskan pada upaya untuk mewujudkan
outcomes (hasil)
menerapkan manajemen kinerja yang
didukung dengan penerapan sistem berbasis
elektronik
Setiap individu pegawai memiliki kontribusi
yang jelas terhadap kinerja organisasi 21
Sasaran
Reformasi Birokrasi
SASARAN REFORMASI BIROKRASI
2010 - 2014
SASARAN REFORMASI BIROKRASI
2015 - 2019
Terwujudnya pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN
Birokrasi yang bersih dan akuntabel
Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi
Birokrasi yang efektif dan efisien
Terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan publik kepada
masyarakat
Birokrasi yang memiliki pelayanan
publik berkualitas
22
Area Perubahan
Reformasi Birokrasi
Sistem, proses dan prosedur kerja yang
jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai
prinsip-prinsip good governance
Organisasi yang tepat
fungsi dan tepat ukuran
Organisasi
Terciptanya budaya kerja
positif bagi birokrasi yang
melayani, bersih, dan
akuntabel
Mental
Aparatur
Tatalaksana
Peraturan
Perundangundangan
8
AREA PERUBAHAN
Pelayanan prima sesuai
kebutuhan dan harapan
masyarakat
Pelayanan
Publik
Akuntabilitas
Meningkatnya kapasitas dan
Akuntabilitas kinerja
birokrasi
Berbagi sumber daya
Berbasis Efisiensi
Sumber
daya
manusia
aparatur
Regulasi yang lebih tertib, tidak
tumpang tindih dan kondusif.
SDM aparatur yang berintegritas,
netral, kompeten, capable,
profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera
Pengawasan
Meningkatnya
penyelenggaraan
pemerintahan yang bebas KKN
23
Keterkaitan antara
Area Perubahan dan
Sasaran
Reformasi Birokrasi
Inti perubahan dari reformasi
birokrasi adalah perubahan pada
mental aparatur. Perubahan
tersebut tidak dapat dilakukan
hanya melalui langkah-langkah
yang ditujukan langsung kepada
aparatur, tetapi juga harus
ditujukan kepada seluruh sistem
yang melingkup aparatur.
24
STANDAR BIAYA KELUARAN UMUM
(SBKU)
BIDANG PENELITIAN
(PMK No. 106/MK.02/2016)
SBKU Bidang Penelitian merupakan babak baru
dari kebijakan penganggaran untuk
mewujudkan penerapan kebijakan penganggaran
berbasis kinerja yang makin berkualitas.
Operasionalisasi SBKU-Penelitian
Rumusan
OutputSuboutput
Penelitian harus
tertata
Penelitian Berbasis
Kinerja
Biaya Output-Sub
Output Penelitian
distandarkan dgn
SBKU
Necessity
pembiayaan
penelitian
Effectivity
pembiayaan
penelitian
Efisiensi Alokasi Bid
Penelitian
Efisiensi Operasional
Bid Penelitian
Prove Hasil penelitian
hrs lebih baik
Evaluasi Kinerja
Penelitian
Improve kebijakan
penelitian
Pelaksanaan SBKU Penelitian
1. Dalam pelaksanaan anggaran, besaran penggunaan satuan biaya
untuk Sub Keluaran (Sub Output) Penelitian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b didasarkan pada hasil
penilaian komite penilaian dan / atau reviewer,
2. Pedoman pembentukan komite penilaian dan/ atau reviewer, dan
tata cara pelaksanaan penilaian penelitian mengacu pada
peraturan perundangundangan yang ditetapkan oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset dan
teknologi.
3. Pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berorientasi pada keluaran hasil akhir penelitian sesuai dengan
kualifikasi standar kualitas yang telah ditetapkan dalam tata cara
pelaksanaan penilaian.
Besaran dan Ketentuan
Besaran SBKU untuk masing-masing sub output Penelitian
tercantum dalam Lampiran I PMK No 106/MK.02/2016
Ketentuan penjelasan terkait besaran dibuatkan range, mengingat
ketersediaan alokasi anggaran masing-masing K/L dan tingkat
kompleksitas penelitian masing-masing berbeda-beda:
a. Grade A yaitu prakiraan pembiayaan setinggi-tingginya 100% dari
besaran yang ditetapkan dalam PMK ini .
b. Grade B yaitu prakiraan pembiayaan setinggi- tingginya 75% dari
besaran yang ditetapkan dalam PMK ini .
c. Grade C yaitu prakiraan pembiayaan setinggi-tingginya 60% dari
besaran yan g ditetapkan dalam PMK in
Pengawasan
• Kementerian negara/lembaga bertanggungjawab atas
penggunaan SBK TA 2017 dalam penyusunan RKA-K/L TA 2017
dan memprioritaskan pengalokasian anggarannya.
• Pengawasan atas penggunaan SBK TA 2017 dilakukan oleh
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian
Negara/Lembaga sesuai peraturan perundangundangan.
Lampiran 1
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN RISTEK DAN
PENDIDIKAN TINGGI
32