PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN DI SMK.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KEAMANAN PANGAN DI SMK

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh

TESA PUTRI KEMALA NIM 1100238

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KEAMANAN PANGAN DI SMK

Oleh Tesa Putri Kemala

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Tesa Putri Kemala 2015. Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TESA PUTRI KEMALA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN DI SMK”

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Dr. H. Kamin Sumardi, M.Pd. NIP. 196709261997021001

Pembimbing II,

Siti Mujdalipah, S.TP., M.Si. NIP. 198210072010122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Yatti Sugiarti, M.P. NIP. 196312071993032001


(4)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KEAMANAN PANGAN DI SMK

TESA PUTRI KEMALA NIM 1100238

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Metode yang digunakan yaitu quasi experimental design (Nonequivalent Control Group Design). Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes tertulis, lembar observasi dan lembar angket. Dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar untuk ranah kognitif, lembar observasi untuk ranah psikomotor dan afektif siswa dan lembar angket untuk mengetahui cocok atau tidaknya model pembelajaran PBL diterapkan. Subyek penelitian adalah semua siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Kuningan sebanyak 68 siswa. Subyek penelitian terbagi menjadi 2 kelas yaitu X TPHP 1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 34 dan X TPHP 2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 34. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL memiliki nilai rata-rata yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 75,10 dengan indeks peningkatan hasil belajar N-Gain 0,58 atau berkategori sedang. Aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran PBL sudah sesuai dengan karakteristik model PBL. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keamanan Pangan dengan kompetensi dasar menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 1 Kuningan dengan signifikan.


(5)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KEAMANAN PANGAN DI SMK

TESA PUTRI KEMALA NIM 1100238

ABSTRACT

This study aims to determine students learning outcomes by implementing learning model Problem Based Learning (PBL) on the cognitive, affective and psychomotor domain. The method used is a quasi experimental design (Nonequivalent Control Group Design). The research instrument used was a written test instruments, observation and questionnaire sheet. This research is doing by using test results for cognitive learning, observation sheet for psychomotor and students affectiveness and sheet questionnaire to determine whether or not match this PBL learning model applied. Furhtermore this research subjects were all students of X (ten) TPHP class SMK 1 Kuningan many as 68 students. Research subjects are divided into two classes, there are X TPHP 1 as the control class, the number of students are 34 and X TPHP 2 as an experimental class with amounted 34 students. The results indicated that the experimental class learning outcomes by implementing PBL models have average values which have met the criteria minimum completeness (KKM) in the amount of 75.10 with an index increase learning outcomes N-Gain 0,58 or medium category. Student learning activities by using PBL learning model had accordance with the characteristics of PBL models. It was concluded that the application of PBL learning model can improve student learning outcomes in subjects with basic competencies Food Safety analyzing hazards and critical points in the processing of agricultural and fishery products in SMK Negeri 1 Kuningan significantly.


(6)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK


(7)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 3

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Problem Based Learning (PBL) ... 5

2.2 Hasil Belajar ... 7

2.3 Media Audio Visual ... 9

2.4 Penelitian yang Relevan ... 10

2.5 Hipotesis Penelitian ... 11

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 12

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 13


(8)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 Instrumen Penelitian ... 15

3.6 Prosedur Penelitian ... 16

3.7 Pengujian Instrumen ... 18

3.8 Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Belajar Siswa ... 28

4.2 Analisis Pengolahan Data ... 30

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 38

5.2 Rekomendasi ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39


(9)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL ... 6

Tabel 3.1. Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... 13

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Soal ... 18

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Soal ... 19

Tabel 3.4. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 21

Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Soal ... 22

Tabel 3.6. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Terhadap Materi ... 23

Tabel 3.7. Kriteria Normalized Gain ... 23

Tabel 3.8. Tabel Penolong Menghitung Harga Chi ... 24

Tabel 3.9. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru ... 27

Tabel 4.1. Hasil Belajar pada Penerapan Model Pembelajaran PBL ... 28

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data ... 30

Tabel 4.3. Hasil N-Gain ... 31

Tabel 4.4. Keterlaksanaan Model Pembelajaran PBL ... 33


(10)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Validitas Soal ... 42

Lampiran 2 Uji Reliabilitas Soal ... 44

Lampiran 3 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 46

Lampiran 4 Uji Daya Pembeda Soal ... 48

Lampiran 5 Data Hasil Uji N-GainPretest Posttest Model PBL dan Tanpa Treatment 50 Lampiran 6 Uji Homogenitas dan Hipotesis ... 52

Lampiran 7 Data Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest Model PBL dan Tanpa Treatment ... 53

Lampiran 8 Data Hasil Perhitungan Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran PBL ... 57

Lampiran 9 Data Hasil Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Pembelajaran PBL dan Tanpa Treatment ... 58


(11)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 10 Data Nilai Hasil Perhitungan Lembar Angket Siswa ... 60

Lampiran 11 Data Nilai Hasil Pretest Posttest Model PBL dan Tanpa Treatment .. 61

Lampiran 12 Silabus ... 65

Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 69

Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran PBL ... 79

Lampiran 15 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 80

Lampiran 16 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran PBL ... 81

Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 83

Lampiran 18 Lembar Angket Siswa ... 87

Lampiran 19 Kisi-Kisi Soal Instrumen ... 89


(12)

1

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2010). Kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Proses belajar adalah suatu proses mendapatkan pengetahuan yang melibatkan pendidik dan para siswa di intitusi pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Diharapkan dengan proses pembelajaran tersebut, siswa dapat berperan aktif. Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan pemecahan masalah dengan pendekatan studi kasus. Setiap guru memiliki harapan bahwa bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas. Keberhasilan pembelajaran di sekolah salah satunya dapat ditinjau dari indikator yang berupa pencapaian nilai siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Namun kenyataan sehari-hari masih banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran keamanan pangan kompetensi dasar menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) SMK N 1 Kuningan.

Materi pokok pada mata pelajaran Keamanan Pangan semester dua SMK jurusan TPHP diantaranya Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), International Organization for Standardization (ISO) dan Undang-Undang yang berkaitan dengan pangan. Pemilihan kompetensi dasar pada materi pokok HACCP dikarenakan karakteristik pokok materi seperti langkah-langkah sistem HACCP membutuhkan studi kasus untuk dapat memahami materi tersebut, dengan demikian siswa terlatih dalam memecahkan masalah yang terkait dengan materi tersebut.


(13)

2

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Banyak faktor yang menyebabkan kekurang berhasilan tersebut ditinjau dari berbagai segi, diantaranya faktor siswa, guru, model pembelajaran, sarana pembelajaran dan sumber belajar. Siswa juga cenderung masih kurang aktif dan kurang berinteraksi dengan siswa lain selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai pembimbing siswa adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan dan akhirnya dapat menurunkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif, dapat dikembangkan dan diadopsi untuk menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Kompetensi Dasar (KD) menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan pada mata pelajaran keamanan pangan membutuhkan model pembelajaran yang tidak hanya memberikan informasi tetapi siswa dapat memecahkan masalah, aktif dan berpikir kritis. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berdasarkan masalah. Model PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Pada intinya pembelajaran PBL merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata disajikan di awal pembelajaran yang dapat dibantu dengan media. Alat bantu yang sering digunakan adalah media audio visual, yaitu berupa video atau gambar. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Keamanan Pangan di SMK.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran belum bersifat student centered atau masih berpusat pada guru.


(14)

3

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil belajar pada kompetensi dasar menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan belum memuaskan karena banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.

3. Belum adanya variasi penggunaan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Guru belum menerapkan model pembelajaran PBL dalam proses belajar.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengefektifkan proses penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran menerapkan model PBL

2) Pembelajaran dibatasi pada kompetensi dasar menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan

3) Pembelajaran model PBL dibantu dengan media audio visual

4) Pembelajaran dilakukan di kelas X TPHP 2 SMK Negeri 1 Kuningan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015

5) Hasil belajar siswa yang digunakan adalah nilai pretest dan postest. 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran PBL?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran PBL pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.


(15)

4

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Siswa, untuk meningkatkan hasil belajar serta cara berpikir kritis siswa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran keamanan pangan menjadi lebih bermakna.

b. Guru Keamanan Pangan, untuk memberikan gambaran penerapan model pembelajaran PBL dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

c. Peneliti dan calon guru, dapat dijadikan sebagai persiapan diri dalam mengantisipasi masalah-masalah yang akan dihadapi nanti untuk terjun ke dunia pendidikan.

d. Peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai bahan pembanding atau dikembangkan lebih lanjut serta sebagai referensi terhadap penelitian yang relevan dengan permasalahan yang sejenis.

1.7 Sistematika Penulisan

Struktur organisasi penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab yaitu BAB I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Pada BAB II berisi kajian pustaka memaparkan tentang teori-teori yang mendukung proses penelitian yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian, seperti model Problem Based Learning (PBL), hasil belajar, media audio visual, penelitian yang relevan dan hipotesis penelitian. BAB III berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, pengujian instrumen dan analisis data. BAB IV berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian. BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.


(16)

12

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kuningan yang terletak di Jalan Raya Sukamulya Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena SMK Negeri 1 Kuningan merupakan lokasi peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Selain itu, SMK Negeri 1 Kuningan juga merupakan sekolah menengah kejuruan yang memiliki Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian/ TPHP yang mana sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni peneliti. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran PBL, sedangkan kelas kontrol adalah kelas tanpa treatment.

Pada desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest dan diakhir pembelajaran sampel diberi posttest. Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran PBL.

Perbedaan rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol dibandingkan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kedua kelas tersebut. Tabel 3.1 menggambarkan desain penelitian yang digunakan penulis.


(17)

13

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Keterangan :

X1 = Kelas Kontrol tanpa perlakuan

X2 = Kelas Eksperimen dengan perlakuan penerapan model pembelajaran PBL O1 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok

O2 = Tes akhir yang sama sesudah kedua kelompok diberikan perlakuan

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini populasi penelitian adalah siswa kelas X kompetensi keahlian TPHP SMK Negeri 1 Kuningan semester genap tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 68 siswa, terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas X TPHP 1 dan X TPHP 2 dengan masing-masing jumlah siswa setiap kelasnya 34 siswa yang sedang mempelajari mata pelajaran Keamanan Pangan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Pengambilan sampel untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dari dua kelas X TPHP SMK N 1 Kuningan, ditetapkan kelas X TPHP 1 sebagai kelas kontrol dan X TPHP 2 sebagai kelas eksperimen. Kedua kelas ini memiliki kondisi yang sama dan tidak ada kriteria khusus dalam penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Kelas Kontrol O1 X1 O2


(18)

14

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Definisi Operasional

Menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dalam menerjemahkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mencantumkan beberapa definisi terkait istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut:

1. PBL atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari. Model pembelajaran ini fokusnya adalah pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran guru. Adapun tahapan-tahapan yang harus dijalani siswa agar model ini berjalan dengan baik dan menghasilkan output yang diharapkan yaitu mengorientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual/ kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Arends, 2008). Terdapat tiga elemen dasar yang seharusnya muncul dalam pelaksanaan PBL diantaranya menginisiasi pemicu/ masalah awal (initiating trigger), meneliti isu-isu yang diidentifikasi sebelumnya dan memanfaatkan pengetahuan dalam memahami lebih jauh situasi masalah (Huda, 2014).

2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajar. Penilaian hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar mengajar. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak diminati oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2013).

3. Media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan


(19)

15

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran (Asyhar, 2011)

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini diantaranya tes tertulis dan non tes. Instrumen tes tertulis berupa pretest dan posttest dengan tipe tes pilihan ganda. Instrumen non tes berupa pedoman observasi dan angket.

1. Tes tertulis

Instrumen tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest. Pretest dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal, mengetahui gambaran dan mengukur pengetahuan siswa sebelum diberikan treatment melalui penerapan model pembelajaran PBL, sedangkan posttest dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui gambaran hasil belajar dan peningkatan kemampuan siswa setelah diberikan treatment melalui penerapan model pembelajaran PBL. Tes tertulis dalam penelitian ini berupa soal tes yang berbentuk pilihan ganda mengenai materi HACCP yang dipelajari siswa kelas X TPHP. Tes yang diberikan sebanyak lima belas butir soal dan diajukan pada saat pretest dan posttest. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan model PBL.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan salah satu instrumen non tes. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan oleh guru mata pelajaran sebagai observer terhadap peneliti pada saat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Guru yang mengamati dan menilai kegiatan pembelajaran ini berjumlah dua orang. Isi dari lembar observasi ini adalah penilaian kegiatan pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.


(20)

16

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, terdapat lembar observasi berupa kecakapan akademik yang berguna untuk memantau aktivitas siswa dalam merumuskan masalah, memecahkan masalah, dan menyimpulkan masalah selama proses pembelajaran melalui model PBL. Kacakapan akademik siswa selama pembelajaran berlangsung diamati dan dinilai oleh observer. Aspek kecakapan akademik siswa tersebut diukur dengan menggunakan format observasi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan pada setiap pertemuan. Hasil observasi kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan pada skor masing-masing siswa untuk setiap aspek.

3. Lembar Angket

Lembar angket terdiri dari sejumlah pertanyaan yang hasilnya akan terwujud dalam angka dan dalam bentuk tabel yang berguna untuk analisa statistik atau disebut analisa kuantitatif. Lembar angket ini diberikan kepada siswa setelah siswa diberikan treatment yang berguna untuk mengetahui cocok atau tidaknya model pembelajaran PBL diterapkan.

3.6 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Studi pustaka, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai bentuk pembelajaran yang hendak diterapkan.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di sekolah.

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. e. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

f. Mempelajari silabus berkaitan dengan materi kompetensi dasar menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan untuk mengetahui kompetensi yang ingin dicapai.


(21)

17

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Menyusun RPP dan bahan ajar dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

h. Membuat dan menyusun instrumen penelitian.

i. Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap persiapan dilakukan maka tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan penelitian, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kontrol dengan soal dan alokasi waktu yang sama. Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui kemampuan awal sebelum dilakukan treatment.

b. Pemberian treatment sebanyak 3 kali dengan alokasi waktu 2 x 45 menit setiap pertemuan. Kelas X TPHP 1 tanpa treatment dan pada kelas X TPHP 2 menerapkan model pembelajaran PBL.

c. Pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kontrol dengan soal dan alokasi waktu yang sama, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan ranah kognitif setelah diberikan treatment.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melakukan kegiatan pada tahap pelaksanaan, proses selanjutnya yaitu tahapan pengolahan dan analisis data, dengan mekanisme kegiatan antara lain:

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

b. Menganalisis hasil pretest dan posttest pada setiap kelas apakah terdapat peningkatan.

c. Menguji normalitas data hasil pretest dan posttest pada setiap kelas. d. Membandingkan gain antara kelas kontrol dan eksperimen.

e. Menguji homogenitas data antara kedua kelas.

f. Menguji hipotesis apakah terdapat peningkatan pemahaman atau tidak pada kelas eksperimen.


(22)

18

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

h. Memberikan saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang. i. Membuat laporan penelitian.

3.7 Pengujian Instrumen 1) Validitas Soal

Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), dimana instrumen yang digunakan harus betul-betul tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

Rxy : koefisien korelasi skor butir soal dan skor total, N : banyaknya peserta didik yang mengikuti tes,

X : skor tiap butir soal untuk tiap peserta didik yang mengikuti tes, Y : skor total tiap peserta didik yang mengikuti tes.

Mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen, nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi (Arikunto, 2010), sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal

No. Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 1 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,61 – 0,80 Tinggi

3 0,41 – 0,60 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy


(23)

19

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika thitung positif dan thitung > ttabel maka koefisien item soal tersebut valid dan jika thitung negatif dan thitung < ttabel maka koefisien item soal tersebut tidak valid.

Pada taraf signifikansi 5% dan dk = n-2 di dapat rtabel = 0,24. Hasil analisis masing-masing butir soal dari instrumen uji coba seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal Interprestasi Jumlah Soal Nomor Butir Soal

Valid 15 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

Tidak valid 5 3, 9, 10, 12, 13

Berdasarkan hasil pengujian validitas menunjukkan jumlah butir soal yang valid yaitu 13 soal, sedangkan untuk butir soal yang tidak valid sebanyak 7 soal. Terdapat 2 soal yang tidak valid tetapi mendekati valid yaitu soal no 8 dan 15, maka 2 soal tersebut direvisi dan digunakan. Peneliti mengambil soal keseluruhan yaitu 15 soal untuk di ujikan kepada kelas kontrol dan eksperimen sebagai tes soal pretest dan posttest. Soal tes yang digunakan sebelumnya telah dikonsultasikan terlebih dahulu untuk dilakukan uji kelayakan atau validitas oleh ahli sebanyak 2 validator. Hasil validasi soal tes oleh ahli dapat dilihat pada Lampiran 22.

Pemilihan 15 soal ini telah memenuhi indikator yang dirancang peneliti sesuai dengan taksonomi bloom yaitu aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), aspek mengaplikasikan (C3), aspek menganalisis (C4) dan aspek mengevaluasi (C5) yang dapat dilihat pada Lampiran 1.

2) Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat


(24)

20

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama ketika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Uji reliabilitas pada penelitian menggunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson) (Arikunto, 2011).

r

i

=

[

][

]

Keterangan :

k = Jumlah item dalam instrumen

pi = Proposisi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1 - pi

St2 = Varians total

Kemudian r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel dengan = 0,05 Penafsiran dari harga koefisien korelasi yaitu:

r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas soal terhadap instrumen penelitian pada sampel sebanyak 68 siswa dengan = 0,05 maka diperoleh rtabel sebesar (0,24). Hasil perhitungan menunjukkan rhitung (r11) sebesar (0,37). Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal rhitung (0,37) > rtabel (0,24), maka dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel. Pengolahan instrumen uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2.

3) Tingkat Kesukaran Soal

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik (Arifin, 2011). Menurut Arikunto (2010) rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal sebagai berikut:

JS B P


(25)

21

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

P = Indeks kesukaran butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran digunakan tolak ukur sebagai berikut.

0,00 – 0,30 soal termasuk kriteria sukar, 0,31 – 0,70 soal termasuk kriteria sedang, 0,71 – 1,00 soal termasuk kriteria mudah.

Pengujian tingkat kesukaran hanya dilakukan pada instrumen yang valid, yaitu sebanyak 15 butir soal. Hasil perhitungan tingkat kesukaran ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Indeks

Kesukaran

Klasifikasi Jumlah Soal

Nomor Butir Soal % 0,00-0,30 Sukar 5 3, 7, 10, 11, 14 33,3 0,31-0,70 Sedang 9 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 15 60,0

0,71-1,00 Mudah 1 1 6,7

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, klasifikasi sukar memiliki jumlah soal sebanyak 5 dengan persentase 33,3 %, untuk klasifikasi sedang sebanyak 9 dengan persentase 60,0 % dan untuk klasifikasi mudah sebanyak 1 soal dengan persentase 6,7 %. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya. Berdasarkan pengujian tersebut proporsi siswa dalam menjawab setiap butir soal kebanyakan ada pada klasifikasi sedang. Pengolahan instrumen uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 3.

4) Daya Pembeda Soal

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang


(26)

22

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010). Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal, sebagai berikut:

Keterangan:

D = Daya Pembeda

Ja = Banyaknya peserta kelompok atas Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = Banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar Bb = Banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawab soal dengan benar Pa = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Pb = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Arikunto (2010) untuk menginterpretasikan daya pembeda setiap butir soal digunakan tolak ukur, sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal

No. Rentang D Kriteria

1 0,71 – 1,00 Baik sekali

2 0,41 – 0,70 Baik

3 0,21 – 0,40 Cukup

4 0,00 – 0,20 Jelek

5 < 0,00 Tidak baik

Pengujian uji daya pembeda hanya dilakukan pada instrumen yang valid, yaitu sebanyak 15 butir soal. Jumlah soal yang berkatagori baik sekali dan harus dibuang berjumlah 0, sedangkan soal yang berkategori baik sebanyak 2 soal yaitu soal no 4 dan 8, berkategori cukup 6 soal diantaranya soal no 1, 6, 12, 13, 14 dan 15, berkategori jelek 7 soal diantaranya soal no 2, 3, 5, 7, 9, 10 dan 11. Hasil dari perhitungan rata-rata daya pembeda soal adalah 0,23 yaitu berkategori cukup. Pengolahan instrumen uji daya pembeda dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.8 Analisis Data

Pb Pa Jb Bb Ja Ba


(27)

23

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan data dilakukan oleh peneliti setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data (analisis data). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL, dapat dianalisis dengan langkah- langkah berikut:

1. Analisis tes hasil belajar

Data yang diperoleh dari tes yang dilakukan kemudian diolah dengan memberi skor, menilai setiap peserta didik, kemudian menghitung rata-rata dari nilai yang diperoleh peserta didik. Nilai peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus (Sukardi, 2008: 146):

Rata-rata nilai peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus:

̅

Menurut Sukardi (2008) rata-rata nilai peserta didik yang telah diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Terhadap Materi Nilai rata-rata Keterangan

≤ 55 Sangat rendah

56-65 Rendah

66-75 Sedang

76-85 Tinggi

86-100 Tinggi sekali

Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran yang telah diberikan. Untuk mengetahui efektifitas peningkatan hasil belajar yaitu dihitung menggunakan teknik Normalized Gain. Normalized Gain dihitung dengan rumus:


(28)

24

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hake (1998) skala nilai yang digunakan pada data Normalized Gain terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.7 Kriteria Normalized Gain Skor N-gain Kriteria N-gain 0,70 < N-gain Tinggi 0,30 N-gain < 0,70 Sedang

N-gain , 0,30 Rendah

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak distribusi suatu data. Langkah-langkah pengujian normalitas dengan Chi Kuadrat, sebagai berikut (Sugiyono, 2011):

a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. b. Menentukan jumlah kelas interval

c. Menentukan panjang interval kelas

Panjang Kelas =

d. Menyusun tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat. Berikut ini tabel distribusi frekuensi dan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Tabel Penolong Menghitung Harga Chi


(29)

25

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Menghitung frekuensi yang diharapkan ( ), dengan cara mengalikan persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.

f. Memasukan harga-harga ke dalam tabel kolom , sekaligus menghitung harga - harga ( - )2 dan , dan menjumlahkannya. Harga adalah merupakan harga Chi Kuadrat ( 2) hitung.

g. Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel. Pada = 0,05. Apabila χ2hitung < χ2tabel, maka data berdistribusi normal, jika χ2hitung > χ2tabel, maka data tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui data berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik parametrik. Untuk menguji statistik parametrik yang tepat maka diperlukan uji homogenitas.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan uji homogenitas, sebagai berikut (Sugiyono, 2011):

a. Mencari nilai F dengan rumus:

F =

b. Menentukan derajat kebebasan dk1 = n1-1 ; dk2 = n2-1

c. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden. d. Penentuan kriteria.

Pengujian homogenitas dengan ketentuan sebagai berikut: a) Apabila Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan homogen b) Apabila Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan tidak homogen


(30)

26

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Uji Hipotesis

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada penelitian ini hipotesisnya yaitu:

1. H0: Tidak terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL.

2. Ha: Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL.

Pada penelitian ini, jumlah sampel antara kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen sama jumlahnya. Sehingga jika varian antara kedua kelas tersebut homogen, maka dapat digunakan rumus t-test dengan separated varian dan pooled varian, tapi pada penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan rumus pooled varian seperti berikut :

Keterangan :

̅1 = Nilai rata rata kelompok kontrol

̅2 = Nilai rata rata kelompok eksperimen S = Simpangan baku (Standar Deviasi) n1 = Jumlah responden kontrol

n2 = Jumlah responden eksperimen

Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan mencari jawaban apakah hipotesis yang telah dibuat dari suatu penelitian ditolak atau diterima dengan kriteria penolakan menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

Jika nilai t hitung > t tabel, maka Ha diterima, H0 ditolak Jika nilai t hitung < t tabel, maka Ha ditolak, H0 diterima


(31)

27

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data observasi diperoleh dengan melihat data pada lembar observasi.

Sudjana (2006) menyatakan “Skala penilaian yang digunakan yaitu dengan

rentang nilai dalam bentuk angka 1, 2, 3, dan 4”. Angka tersebut memiliki arti:

1 = Kurang 3 = Baik

2 = Cukup 4 = Baik Sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus:

Hasil yang diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel di bawah:

Tabel 3.9 Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Nilai Keterangan

≤ 29 Sangat kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik


(32)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keamanan Pangan dengan kompetensi dasar menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 1 Kuningan dengan signifikan. Hasil belajar kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL memiliki nilai rata-rata yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 75,10 dengan indeks peningkatan hasil belajar berkategori sedang. Aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sudah sesuai dengan karakteristik model PBL.

5.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Untuk guru mata pelajaran produktif, model pembelajaran PBL dapat dijadikan alternatif model pembelajaran agar meningkatkan keaktifan siswa selama proses belajar dan agar meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Diharapkan tidak hanya pada mata pelajaran Keamanan Pangan, tetapi terhadap mata pelajaran produktif lainnya penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Penggunaan media audio visual dapat dimanfaatkan untuk menjadi faktor pendukung meningkatnya hasil belajar siswa.


(33)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Amir, M. (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arends, I. (2008). Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendiidkan Metode Mengajar dan Paradigma Baru.

Jakarta: Rosda.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.

Djamarah, S dan Aswan, Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hake, R. (1998). Interactive-engagement methode in introductory mechanics course. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf [ 20 Mei 2015].

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Mursell, J dan Nasution, S. (2006). Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nurhadi. (2004). Kurikulum Pertanyaan dan Jawaban.Jakarta: Grasindo.

Pandu, L. (2013). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Komputer (KK6) di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta. (Jurnal Tugas Akhir Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet. 4. Jakarta: Raja Grafindo Permai.


(34)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Silberman, Melvin L. (2004). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media dan Nuansa.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Widoyoko, S. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Wulandari, B dan Surjono, H. (2013). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3 (2). 178-191.


(1)

25

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Menghitung frekuensi yang diharapkan ( ), dengan cara mengalikan persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.

f. Memasukan harga-harga ke dalam tabel kolom , sekaligus menghitung harga - harga ( - )2 dan , dan menjumlahkannya. Harga adalah merupakan harga Chi Kuadrat ( 2) hitung.

g. Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel. Pada = 0,05. Apabila χ2hitung < χ2tabel, maka data berdistribusi normal, jika χ2hitung > χ2tabel, maka data tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui data berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik parametrik. Untuk menguji statistik parametrik yang tepat maka diperlukan uji homogenitas.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan uji homogenitas, sebagai berikut (Sugiyono, 2011):

a. Mencari nilai F dengan rumus: F =

b. Menentukan derajat kebebasan dk1 = n1-1 ; dk2 = n2-1

c. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden. d. Penentuan kriteria.

Pengujian homogenitas dengan ketentuan sebagai berikut: a) Apabila Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan homogen b) Apabila Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan tidak homogen


(2)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Uji Hipotesis

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada penelitian ini hipotesisnya yaitu:

1. H0: Tidak terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL.

2. Ha: Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL.

Pada penelitian ini, jumlah sampel antara kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen sama jumlahnya. Sehingga jika varian antara kedua kelas tersebut homogen, maka dapat digunakan rumus t-test dengan separated varian dan pooled varian, tapi pada penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan rumus pooled varian seperti berikut :

Keterangan :

̅1 = Nilai rata rata kelompok kontrol

̅2 = Nilai rata rata kelompok eksperimen S = Simpangan baku (Standar Deviasi) n1 = Jumlah responden kontrol

n2 = Jumlah responden eksperimen

Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan mencari jawaban apakah hipotesis yang telah dibuat dari suatu penelitian ditolak atau diterima dengan kriteria penolakan menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

Jika nilai t hitung > t tabel, maka Ha diterima, H0 ditolak Jika nilai t hitung < t tabel, maka Ha ditolak, H0 diterima


(3)

27

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data observasi diperoleh dengan melihat data pada lembar observasi. Sudjana (2006) menyatakan “Skala penilaian yang digunakan yaitu dengan rentang nilai dalam bentuk angka 1, 2, 3, dan 4”. Angka tersebut memiliki arti:

1 = Kurang 3 = Baik

2 = Cukup 4 = Baik Sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus:

Hasil yang diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel di bawah:

Tabel 3.9 Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Nilai Keterangan

≤ 29 Sangat kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik


(4)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keamanan Pangan dengan kompetensi dasar menganalisis bahaya dan titik kritis dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 1 Kuningan dengan signifikan. Hasil belajar kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL memiliki nilai rata-rata yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 75,10 dengan indeks peningkatan hasil belajar berkategori sedang. Aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sudah sesuai dengan karakteristik model PBL.

5.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Untuk guru mata pelajaran produktif, model pembelajaran PBL dapat dijadikan alternatif model pembelajaran agar meningkatkan keaktifan siswa selama proses belajar dan agar meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Diharapkan tidak hanya pada mata pelajaran Keamanan Pangan, tetapi terhadap mata pelajaran produktif lainnya penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Penggunaan media audio visual dapat dimanfaatkan untuk menjadi faktor pendukung meningkatnya hasil belajar siswa.


(5)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Amir, M. (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arends, I. (2008). Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendiidkan Metode Mengajar dan Paradigma Baru.

Jakarta: Rosda.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.

Djamarah, S dan Aswan, Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hake, R. (1998). Interactive-engagement methode in introductory mechanics course. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf [ 20 Mei 2015].

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Mursell, J dan Nasution, S. (2006). Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nurhadi. (2004). Kurikulum Pertanyaan dan Jawaban.Jakarta: Grasindo.

Pandu, L. (2013). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Komputer (KK6) di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta. (Jurnal Tugas Akhir Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet. 4. Jakarta: Raja Grafindo Permai.


(6)

Tesa Putri Kemala , 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN D I SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Silberman, Melvin L. (2004). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media dan Nuansa.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Widoyoko, S. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Wulandari, B dan Surjono, H. (2013). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3 (2). 178-191.