WUJUD PRINSIP KERJA SAMA WACANA HUMOR PADA BUKU WATIR (KAJIAN PRAGMATIK).

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

oleh Ade Nur Eva NIM 1002723

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

WUJUD PRINSIP KERJA SAMA

WACANA HUMOR

PADA BUKU WATIR

Oleh Ade Nur Eva

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ade Nur Eva 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

1002723

SKRIPSI

WUJUD PRINSIP KERJA SAMA WACANA HUMOR PADA BUKU WATIR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Dadang S. Anshori., M. Si. NIP 197204031999031002

Pembimbing II

Andika Dutha Bachari, S.Pd., M. Hum. NIP 198001292005011004

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori., M. Si. NIP 197204031999031002


(4)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

WUJUD PRINSIP KERJA SAMA WACANA HUMOR PADA BUKU WATIR (KAJIAN PRAGMATIK)

Ade Nur Eva NIM 1002723

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa dalam sebuah

wacana humor identik dengan pelanggaran maksim agar humor yang tercipta dapat lebih menimbulkan kelucuan karena dengan melanggar maksim, maka akan tercipta sebuah humor yang baik. Penelitian ini menggunakan teori prinsip kerja sama Grice yang terdiri dari empat maksim, yaitu maksim kuantitas, kualitas, pelaksanaan, dan relevansi. Hasil penelitian ini menunjukkan empat hasil sebagai berikut. Pertama, ditemukan bahwa terdapat 24 data yang mematuhi makim kuantitas, kualitas, relevansi, dan pelaksanaan/cara. Pematuhan pada maksim kuantitas ditemukan sebanyak 6 data, kemudian maksim kualitas sebanyak 2 data, maksim relevansi sebanyak 9 data, dan maksim pelaksanaan/cara sebanyak 7 data. Dari keempat maksim tersebut, maksim yang paling dominan adalah maksim relevansi sebanyak 9 data. Kedua, pelanggaran maksim prinsip kerja sama Grice yang terdapat pada wacana humor Watir ditemukan sebanyak 15 data yang melanggar maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan pelaksanaan/cara. Dari 15 data tersebut ditemukan sebanyak 4 pelanggaran maksim kuantitas, 4 pelanggaran maksim kualitas, kemudian sebanyak 5 pelanggaran relevansi, dan ditemukan pula 2 pelanggaran maksim pelaksanaan/cara. Dari data yang diperoleh tersebut terlihat bahwa masim yang dominan dilanggar adalah maksim relevansi sebanyak 5 data. Ketiga, peneliti juga menemukan fungsi tindak tutur yang ditemukan diantaranya fungsi tindak tutur asertif, ekspresif, direktif, komisif, dan deklaratif. Keempat, implikatur-implikatur yang dihasilkan dari buku humor Watir, diantaranya implikatur yang menunjukkan larangan, implikatur yang memberi ejekan kepada lawan tutur, implikatur yang menyudutkan lawan tutur, implikatur yang berusaha menyindir lawan tutur, implikatur menuduh, dan implikatur yang menunjukkan kebohongan.


(5)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

The Type of Principal Humor Theory on Watir Book (Study of Pragmatic)

Ade Nur Eva NIM 1002723

Abstract: The background of this research is based on the perspective that humor

is identic with the maxim violation so that the humor created can be even more humorous since it is believed that the more it breaks the maxim rule, the better the humor will be. This research used the cooperation principal theory of Grice which consists of four maxim, those are quantity, quality, implementation, and relevancy. This research showed four kinds of results as follow: first thing first, there were found 24 data that followed maxim quantity, quality, relevancy, and implementation. The fidelity of maxim quantity was found six data, then maxim quality about 2 data, maxim relevancy about 9 data, and maxim implementation about 7 data.of all those four maxim, the most dominant one wasmaxim relevancy as about 9 data. Secondly, the breaking maxim cooperation with Grice lied on the humor of Watir book was found 15 data. Of all those 15 data were found about 4 violations breaking the maxim quantity, 4 violations of maxim quality, then 5 violations of relevancy, also found 2 violations of maxim implementation. From the result above, it could be seen that the most maxim violated were 5 data. Furthermore, the researcher also found the functions of speech acts like asertif, expressive, directive, komisif, and deklaratif. Last but not least, the implications found in the humor of Watir book among others were the implication showing prohibition, the implication showing mockery, the implications showing irony, the implications showing sarcasm, the implications showing accusation, and the implications showing lies.


(6)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 4

1. Identifikasi Masalah... 4

2. Batasan Masalah ... 5

3. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoretis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II PENELITIAN TERDAHULU, PRAGMATIK, DAN WACANA HUMOR ... 8


(7)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B. Penelitian Terdahulu ... 9

C. Landasan Teoretis ... 10

1. Pragmatik ... 10

2. Prinsip Kerja Sama ... 12

a. Pengertian Prinsip Kerja Sama... 12

b. Maksim-maksim Percakapan ... 13

3. Tindak Tutur... 15

a. Tindak Ilokusi ... 15

b. Tindak Lokusi ... 15

4. Implikatur ... 17

a. Implikatur Konvensional ... 18

b. Implikatur Non-konvensional ... 18

c. Implikatur Percakapan ... 19

5. Praanggapan ... 21

a. Ciri Praanggapan ... 22

b. Jenis-jenis Praanggapan ... 22

6. Wacana Humor... 24

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN... 27

A. Metode Penelitian... 27

B. Teknik Penelitian ... 27

1. Teknik Pengumpulan Data ... 27

2. Teknik Pengolahan Data ... 28

3. Sumber Data Penelitian ... 28

4. Definisi Operasional... 29

5. Instrumen Penelitian... 30

6. Kartu Data ... 30


(8)

xi

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

A. Deskripsi Data ... 31

B. Analisis Data ... 32

1. Wacana Humor 1... 32

2. Wacana Humor 2... 33

3. Wacana Humor 3... 34

4. Wacana Humor 4... 35

5. Wacana Humor 5... 36

6. Wacana Humor 6... 37

7. Wacana Humor 7... 38

8. Wacana Humor 8... 39

9. Wacana Humor 9... 40

10.Wacana Humor 10... 41

11.Wacana Humor 11... 42

12.Wacana Humor 12... 44

13.Wacana Humor 13... 45

14.Wacana Humor 14... 46

15.Wacana Humor 15... 47

16.Wacana Humor 16... 48

17.Wacana Humor 17... 49

18.Wacana Humor 18... 50

19.Wacana Humor 19... 51

20.Wacana Humor 20... 52

C. Pembahasan ...53

1. Pematuhan Prinsip Kerja Sama ...53

a. Pematuhan Maksim Kuantitas ...54

1. Data 1 ...54

2. Data 2 ...55

3. Data 3 ...55


(9)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5. Data 5 ...57

6. Data 6 ...58

b. Pematuhan Maksim Kualitas ...59

1. Data 1 ...59

2. Data 2 ...59

c. Pematuhan Maksim Relevansi ...61

1. Data 1 ...61

2. Data 2 ...61

3. Data 3 ...62

4. Data 4 ...63

5. Data 5 ...64

6. Data 6 ...65

7. Data 7 ...66

8. Data 8 ...67

9. Data 9 ...67

d. Pematuhan Maksim Pelaksanaan ...68

1. Data 1 ...68

2. Data 2 ...69

3. Data 3 ...70

4. Data 4 ...71

5. Data 5 ...72

6. Data 6 ...73

7. Data 7 ...73

2. Pelanggaran Prinsip Kerja Sama ...74

a. Pelanggaran Maksim Kuantitas...74

1. Data 1 ...74

2. Data 2 ...75

3. Data 3 ...76

4. Data 4 ...77


(10)

xiii

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Data 1 ...78

2. Data 2 ...79

3. Data 3 ...79

4. Data 4 ...80

c. Pelanggaran Maksim Relevansi ...81

1. Data 1 ...81

2. Data 2 ...82

3. Data 3 ...83

4. Data 4 ...83

5. Data 5 ...84

d. Pelanggaran Maksim Pelaksanaan ...85

1. Data 1 ...85

2. Data 2 ...86

D. Temuan Penelitian ...87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...90

A. Simpulan ...90

B. Rekomendasi ...91

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...


(11)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(12)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi serta menyapaikan gagasan dan respon terhadap apa yang ia alami agar dapat bersosialisasi. Bloomfield (Sumarsono 2002: 18) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan beradaptasi. Selain berfungsi untuk beradaptasi, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat penghibur, karena bahasa tersebut tidak selalu bersifat formal atau serius, namun dapat pula bersifat santai seperti humor. Humor atau lelucon yang diciptakan oleh seseorang dapat membuat senyum, tawa, dan perasaan bahagia terhadap para penikmatnya.

Dalam menciptakan sebuah humor dibutuhkan kecerdasan mengamati sesuatu yang lucu dan kemampuan menciptakan sesuatu yang lucu. Dalam menciptakan humor diperlukan pemikiran yang kreatif, yaitu harus menciptakan cara-cara baru agar humor tersebut dapat menjadi identitas dan ciri khas tersendiri yang dapat menbedakan dengan humor yang lain sehingga tidak terdengar membosankan.

Bahasa humor dapat berupa lisan maupun tulisan seperti artikel, komik, gambar, dan buku. Buku Watir karya Infowatir merupakan pemilik akun twitter

@Infowatir yang sering memposting cerita-cerita lucu. Humor dan candaan

Infowatir tersebu pada saat ini digemari oleh remaja khususnya anak muda di kota Bandung. Karena kepopulerannya di sosial media twitter inilah maka cerita-cerita tersebut dibuat ke dalam bentuk buku yang berjudul Watir. Humor yang diciptakan oleh Watir mengandung cerita-cerita yang merupakan cerminan remaja pada saat ini, seperti status jomblo, galau-an, gombal remaja, putus cinta,

ke-lebay-an remaja dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan juga sebagian besar

merupakan bahasa yang sedang populer di kalangan remaja saat ini dengan menggabungkan dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dalam


(13)

meciptakan humor. Humor tersebut merupakan humor yang ringan namun tetap lucu.

Contoh percakapan pada buku Watir: A : “Say, aku mau medi-pedi di salon.” B : “Aku pengen jugaaaa!”

A : “Plis, Ay, gak ada hampelas di salon mah.”

B : “Marukna beusi kuku urang teh.“ (emangnya kuku aku besi)

Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti buku Watir karena buku ini dinilai menarik dan fenomena yang ada dalam buku merupakan wacana humor yang berisi cerminan yang terjadi pada anak muda khususnya remaja di kota Bandung pada saat ini. Hal ini dituangkan oleh penulis dalam bentuk wacana humor oleh Infowatir, sehingga dapat dianalisis secara luas menggunakan pisau pragmatik.

Di dalam buku Watir berisi beberapa bab cerita yaitu cerita Watir, pepatah

Watir, percakapan Watir, dan pantun Watir. Namun, peneliti hanya akan

menganalisis bagian percakapan karena peneliti akan mengkaji bagaimana wujud prinsip kerja sama yang digunakan oleh Watir dalam menciptakan sebuah humor. Oleh sebab itu, peneliti harus menemukan data berupa dialog yang berisi lebih dari satu orang sehingga terlihat bagaimana tuturan berlangsung.

Peneliti memilih ilmu pragmatik sebagai pisau analisis karena pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang terakhir sekaligus terbaru. Pragmatik mempelajari apa saja yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan mitra tutur serta sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa yang sifatnya ekstralinguistik. Prinsip kerja sama digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian ini karena pada dasarnya penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam percakapan umumnya saling bekerja sama. Misalnya, untuk keberhasilan suatu referensi, diharapkan kerja sama menjadi faktor utama. Ketika menerima presuposisi penutur, pendengar harus berasumsi bahwa seorang penutur yang

mengatakan „mobil saya‟ memang benar-benar memiliki mobil yang disebutkan dan tidak mencoba untuk menyesatkan pendengar. Bentuk kerja sama ini ialah kerja sama yang sederhana dimana orang-orang yang sedang berbicara umumnya tidak diasumsikan untuk berusaha membingungkan, mempermainkan, atau


(14)

3

menyembunyikan informasi yang relevan satu sama lain. Dalam banyak peristiwa, jenis kerja sama ini hanya merupakan titik awal untuk menjelaskan apa yang dikatakan.

Ada seorang wanita sedang duduk di bangku taman dan seekor anjing besar sedang menelungkup di depan bangku itu. Kemudian seorang pria datang dan duduk di bangku itu.

Pria : “Apakah anjingmu galak?”.

Wanita : “Tidak”.

(Pria itu menggapai ke bawah untuk membelai anjing itu dan anjing itu menggigit tangannya).

Pria : “Oh! Hay! Kamu berkata bahwa anjingmu tidak galak”. Wanita : “Memang tidak, yang itu bukan anjingku”.

Salah satu masalah dalam adegan ini berhubungan dengan komunikasi. Secara khusus tampaknya masalah disebabkan oleh asumsi pria yang lebih banyak menerima informasi dari pada yang dikatakan. Masalah ini bukanlah masalah yang berkaitan dengan presuposisi, sebab asumsi di dalam “anjingmu” (yakni; perempuan itu memiliki seekor anjing) memang benar bagi kedua penutur. Masalahnya adalah asumsi laki-laki itu bahwa pertanyaannya “Apakah anjingmu

menggigit (galak)?” dan jawaban perempuan itu tidak “Tidak” keduanya mengacu pada anjing di depan mereka. Dari sudut pandang laki-laki itu, jawaban perempuan itu memberikan informasi yang kurang dari pada informasi yang diharapkan. Dengan kata lain, perempuan itu mungkin diharapkan untuk memberikan informasi yang dinyatakan dalam baris terakhir. Tentu saja jika dia telah menyebutkan informasi in terlebih dahulu, ceritanya tidak akan sedemikian lucu. Supaya kejadian itu menjadi lucu, perempuan itu harus memberikan informasi yang kurang dari informasi yang diharapkan.

Adapun penelitian sebelumnya mengenai wacana humor. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gilang Septa Rastrinadya pada tahun 2011. Ia meneliti strategi tindak tutur wacana humor pada acara Bukan Empat Mata. Hasil analisis dari penelitian ini adalah 1) pada data yang telah dianalisis lebih banyak ditemukan tindak tutur tidak literal sebanyak 12 buah karena pada tuturannya penutur mempunyai maksud lain, 2) pelanggaran maksim kualitas


(15)

sebanyak 15 buah karena pada data tersebut ditemukan tuturan penutur yang tidak sesuai dengan kenyataan dan fakta yang ada, 3) pelanggaran maksim penghargaan sebanyak 17 buah digunakan oleh penutur untuk mengejek dan mencaci mitra tutur, 4) implikatur yang sering terjadi adalah saling mengejek dan mencaci mitra tutur yang justru dapat mengundang tawa.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nur Afriyanti pada tahun 2006. Ia melakukan penelitian terhadap bagaimana perwujudan prinsip kerja sama dalam wacana tuturan situasi komedi Suami-Suami Takut Istri: The Movie. Penelitian ini lebih menggunakan ilmu sosiopragmatik dalam melihat pelanggaran dan pematuhan prinsip kerja sama.

Dari uraian tersebut, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti merupakan sebuah wacana humor pada buku Watir yang digemari oleh kalangan remaja di kota Bandung sehingga menarik untuk diteliti. Perbedaan lainya terletak pada pisau analisis pragmatik yang digunakan berupa prinsip kerjasama serta maksim-maksim yang digunakan dalam wacana humor Watir. Setelah melakukan tinjauan pustaka, belum ada peneliti yang meneliti tentang prinsip kerja sama pada buku

Watir. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih dalam

mengenai bagaimana wujud prinsip kerjasama pada buku Watir dalam menciptakan sebuah humor.

B. Masalah Penelitian

Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan masalah penelitian yang meliputi 1) identifikasi masalah, 2) batasan masalah, dan 3) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini akan dilakukan pengidentifikasian masalah. Adapun identifikasi masalahnya meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Wacana humor khas yang terdapat pada buku Watir digemari oleh kalangan anak muda.

2) Tuturan yang dituliskan Watir memiliki fenomena pragmatik yang dapat dikaji secara menarik.


(16)

5

3) Fenomena linguistik yang terdapat pada buku Watir dapat dikaji secara luas

2. Batasan Masalah

Agar lebih terarah, masalah yang diteliti akan dibatasi. Adapun batasan masalah tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Peneliti mendeskripsikan wujud pematuhan prinsip kerja sama yang digunakan pada buku Watir.

2) Peneliti mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kerja sama yang digunakan pada buku Watir.

3) Peneliti mendeskripsikan maksim prinsip kerja sama yang digunakan pada buku Watir.

4) Peneliti mendeskripsikan fungsi tindak tutur yang digunakan pada buku

Watir.

5) Peneliti mendeskripsikan wujud implikatur yang dihasilkan pada buku Watir.

3. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang nantinya akan dianalisis pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah wujud pematuhan prinsip kerja sama yang terdapat pada buku

Watir?

2) Bagaimanakah wujud pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada pada buku Watir?

3) Penggunaan maksim prinsip kerja sama apa yang paling dominan dipatuhi dan dilanggar pada tuturan yang terdapat pada buku Watir?

4) Bagaimanakah fungsi dan maksud tindak tutur yang digunakan pada buku


(17)

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah lahirlah beberapa tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan wujud pematuhan prinsip kerja sama yang terdapat pada buku Watir;

2. Mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada buku Watir;

3. Mendeskripsikan penggunaan maksim yang paling dominan dipatuhi dan dilanggar pada buku Watir;

4. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur yang digunakan pada buku Watir; 5. Mendeskripsikan wujud implikatur yang dihasilkan pada buku Watir.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapet memberikan manfaat, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat:

1) dapat menambah dan memperkaya penelitian dalam bidang pragmatik, khususnya tentang prinsip kerja sama;

2) memberikan pengembangan kajian pragmatik, khususnya yang berkenaan dengan prinsip kerja sama;

3) memberikan sumbangan untuk perkembangan teori-teori pragmatik dan juga untuk membantu penelitian-penelitian selanjutnya sebagai pustaka acuan yang berhubungan dengan pragmatik, khususnya prinsip kerja sama.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penulis berharap agar melalui penelitian ini dapat:

1) menimbulkan penilaian dan pandangan baru terhadap humor yang biasanya dikaitkan dengan pelanggaran maksim prinsip kerja sama;

2) Memberi informasi kepada pembaca mengenai maksim apa yang cocok digunakan sebagai bahan untuk membuat humor dengan menggunakan pematuhan maupun pelanggaran maksim prinsip kerja sama Grice.


(18)

7

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab satu adalah pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, masalah penelitian yang terbagi menjadi identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selanjutnya, manfaat penelitian yang terbagi menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis, serta struktur organisasi skripsi.

Bab dua terdiri atas penelitian terdahulu dan kajian teori. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pragmatik, prinsip kerja sama Grice, dan wacana humor.

Bab tiga adalah metode penelitian yang terdiri atas sumber data penelitian, data atau korpus penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Kemudian, bab empat adalah pembahasan hasil penelitian terhadap wacana humor pada buku Watir yang terdiri atas analisis prinsip kerja sama, fungsi tindak tutur, dan implikatur. Bab tiga bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah pada bab satu.

Lalu, bagian terakhir adalah bagian penutup yaitu bab lima. Bagian ini terdiri atas simpulan dan saran yang didalamnya berisi hasil dari keseluruhan penelitian yang kemudian dibuat rekomendasi menjadi beberapa aspek.


(19)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang menggunakan pendekatan pragmatik, karena yang menjadi fokusnya adalah wacana humor pada buku Watir yang didalamnya terdapat prilaku yang bervariasi, berupa pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160).

Data tersebut akan dianalisis berdasarkan pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama, tindak tutur, serta implikaturnya, jenis tindak tutur berdasarkan tindakannya dan fungsi dari bentuk tuturan tersebut, dan makna dari wacana humor pada buku Watir karya Infowatir yang terbit pada tahun 2013.

B. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil yang jelas dan objektif, maka cara atau alat untuk menjaring data haruslah tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengkaji sumber tertulis. Sumber tertulis telah ada, tersedia, dan siap pakai. Teknik dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti dapat dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Langkah yang dilakukan, yaitu menemukan buku humor yang berjudul

Watir karya Infowatir, lalu membacanya. Setelah dibaca, langkah selanjutnya

adalah mengumpulkan dialog pada buku tersebut yang mengandung humor, lalu mencatatnya. Data yang diambil berupa dialog yang menceritakan sepasang kekasih mengenai sesuatu yang sedang mereka alami.


(20)

28

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan diperoleh, kemudian diolah melalui beberapa teknik sebagai berikut:

1. Identifikasi, yaitu data-data yang telah berbentuk transkripsi terkumpul, kemudian diidentifikasikan dengan menandai wacana mana saja yang mengandung pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama.

2. Pengklasifikasian, yaitu mengklasifikasikan data-data yang tadi telah diidentifikasi dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama.

3. Analisis, setelah data diidentifikasi dan diklasifikasikan, maka data-data siap untuk dianalisis berdasarkan pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. 4. Menyimpulkan. Setelah semua data selesai dianalisis, barulah data-data

tersebut dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis.

3. Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kumpulan wacana humor yang mengandung pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Wacana humor tersebut bersumber dari buku yang berjudul Watir karya Infowatir (2013) dengan penerbit RakBuku.

Pemilihan sumber data tersebut didasarkan pada kebiasaan Infowatir yang selalu memposting cerita-cerita lucu di akun twitternya @Infowatir yang kemudian humor Infowatir tersebut disukai oleh anak muda saat ini karena biasanya Infowatir membahas sesuatu yang sedang populer dikalangan anak muda Bandung. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya followers @Infowatir yang sudah mencapai sekitar dua ribu.

Buku humor yang peneliti pilih ini memiliki kelebihan dibandinglan buku-buku humor lainnya. Kelebihan tersebut terletak pada cara penyampaian humor oleh Infowatir yang memiliki khas tersendiri dengan menggunakan campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Selain itu, humor Infowatir merupakan humor yang ringan dan mudah dipahami karena humor Watir biasanya menceritakan kejadian yang sedang populer dikalangan anak muda saat ini sehingga tidak heran jika humor Watir lebih populer dikalangan anak muda


(21)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bandung. Selain itu, banyaknya minat pembaca terhadap buku tersebut membuat buku tersebut cocok dijadikan sebagai bahan analisis.

4. Definisi Operasional

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini.

1. Verhaar (1996) Pragmatik mempelajari apa saja yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan mitra tutur serta sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa yang sifatnya ekstralinguistik.

2. Prinsip kerja sama Grice adalah prinsip yang mengatur hal-hal yang harus dilakukan oleh peserta tutur dalam percakapan antara petutur dan mitra tutur agar terdengar koheren. Penutur yang tidak memberikan kontribusi yang sesuai dengan apa yang sedang dipercakapkan berarti tidak sesuai dengan prinsip kerja sama Grice yaitu, maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan.

3. Wacana adalah satuan kebahasaan yang unsurnya terlengkap yang tersusun dari kalimat yang berupa lisan maupin tulis, yang membentuk suatu pengertian yang serasi dan terpadu baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya Rustono (2000: 21).

4. Humor adalah salah satu bentuk budaya yang bersifat universal. Secara implisit menurut Soedjatmiko (1992: 69), tidak ada seorang pun yang tidak pernah berhumor. Perbedaan humor antara orang yang satu dan orang lain terletak pada frekuensi dan tujuannya. Ada orang yang mempunyai selera humor tinggi, tetapi ada pula yang selera humornya rendah.

5. Buku Watir karya Infowatir yang berawal dari akun twitter @infowatir yang awalnya hanya berniat menjahili teman-temannya yang sedang bersedih dengan mem-posting tweet yang berisi menyedihkan dan lucu, namun banyak orang yang menyukai humornya sehingga jumlah followers semakin banyak. Kemudian, karena akun ini memiliki banyak Followers dan disukai anak muda, maka dibuatlah bentuk buku humor yang berjudul Watir yang berisi kumpulan cerita, pantun, dan sindiran-sindiran yang saat ini sedang marak di


(22)

30

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kalangan anak muda, khususnya di kota Bandung karena Watir menyuguhkan humor dalam mencampur dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Instrumen penelitian ini pun menggunakan kartu data. Kartu data yang digunakan agar peneliti dapat mengolah data dengan lebih mudah dengan cara mengelompokkan data yang didalamnya mengandung bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama, jenis tindak tutur, fungsi dari bentuk wacana, dan makna dari wacana yang terdapat pada buku Watir. Di bawah ini adalah contoh tabel kartu data yang peneliti gunakan.

6. Katu Data

No. Data:

Tuturan :


(23)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(24)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data terhadap wujud prinsip kerja sama pada buku humor Watir, maka dapat diperoleh simpulan dan saran yang akan dipaparkan pada bagian simpulan dan saran berikut ini.

A. Simpulan

1. Wujud prinsip kerja sama pada tuturan yang terdapat pada buku humor Watir mematuhi maksim-maksim PKS, diantaranya maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan pelaksanaan. Tuturan yang dituturkan oleh penutur A dan B mematuhi maksim-maksim prinsip kerja sama dikarenakan masing-masing pernyataan yang diajukan memungkinkan lawan tutur menjawab secara cukup, sesuai dengan fakta, relevan, dan singkat.

2. Wujud prinsip kerja sama pada tuturan A dan B melanggar maksim-maksim PKS, diantaranya maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan pelaksanaan. Tuturan A dan B yang melanggar maksim-maksim prinsip kerja sama karena pertanyaan yang diajukan penutur bermaksud untuk menyudutkan, mengejek, dan menyindir lawan tutur, sehingga memungkinkan lawan tutur membuat jawaban yang membingungkan, mempermainkan, atau menyembunyikan informasi.

3. Berdasarkan analisis dari 24 data pematuhan maksim, maksim yang paling dominan dipatuhi yaitu maksim relevansi sebanyak 9 data karena dari keseluruhan tuturan wacana humor A atau B berusaha memberikan kontribusi di dalam tuturan sehingga dapat terjalin relevansi yang baik. Selain itu, maksim yang paling dominan dilanggar juga merupakan maksim relevansi sebanyak 5 data, karena masing-masing peserta percakapan di dalam wacana humor Watir tidak memberikan respon atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan topik percakapan sehingga menciptakan tuturan yang tidak relevan.


(25)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Fungsi tindak tutur dalam tuturan A dan B didominasi oleh tindak tutur asertif yang berupa penegasan dan pernyataan dikarenakan semua perserta tutur lebih meningkat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Selain itu, terdapat juga tindak tutur direktif, ekspresif, deklaratif, dan komisif. Fungsi tindak tutur direktif berupa permintaan, larangan, dan menasehati. Kemudian, fungsi tindak tutur ekspresif berupa ucapan terima kasih, dan ekspresi yang menunjukkan kesenangan.

5. Tuturan yanng dituturkan oleh A dan B menimbulkan implikasi-implikasi, diantaranya implikasi yang menunjukkan larangan, implikasi memberikan ejekan kepada lawan tutur, implikasi yang menyudutkan lawan tutur, implikasi yang berusaha menyindir lawan tutur, implikasi menuduh, dan implikasi yang menunjukkan kebohongan.

6. Berdasarkan hasil dari analisis, ditemukan bahwa Infowatir memiliki kecenderungan menggunakan pelanggaran dan pematuhan maksim relevansi dalam menciptakan humor pada buku Watir.

B. Saran

Saran untuk penulis humor maupun pelawak, dalam membuat sebuah humor tidak selalu harus melanggar maksim, karena dengan melakukan pematuhan terhadap maksim pun humor akan tetap terdengar lucu dan menghibur jika dilihat dari pandangan sebelumnya mengenai humor yang biasanya dikaitkan dengan pelanggaran maksim.

Selain saran di atas, untuk kepentingan komunikasi khususnya untuk humor supaya tetap terjaga antara penutur dan mitra tutur agar humor dapat tercipta dengan baik minimal maksim yang harus dipatuhi adalah maksim relevansi, karena dari hasil analisis penelitian terhadap buku humor Watir ditemukan bahwa maksim relevansi adalah maksim yang cocok dijadikan sebagai bahan untuk mambuat humor. Selain itu, dengan mematuhi maksim relevansi setidaknya peserta tutur dapat memberikan kontribusi yang baik ketika melakukan komunikasi.


(26)

92

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Untuk kepentingan penelitian selanjutnya, penelitian ini hanya mengungkapkan wujud prinsip kerja sama wacana humor pada buku Watir dilihat dari pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim prinsip kerja sama, fungsi tindak tutur, dan implikatur yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan penelitian tentang prinsip kerja sama perlu dilakukan secara lebih mendalam. Mengadakan penelitian pada bidang pragmatik tidak hanya mengkaji prinsip kerja sama, tetapi juga mengkaji prinsip kesantunan pada wacana humor antara penutur dan mitra tutur.


(27)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adniasari, N. (2009). Wujud Prinsip Kerja Sama pada Tuturan Pewawancara dan Target dalam Reality show “Jhon Pantau” di Trans Tv. Skripsi.

Afriyanti, N. (2010). Perwujudan Prinsip Kerja Sama dalam Wacana Tuturan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri: The Movie (Sebuah Kajian Sosiopragmatik). Skripsi.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachari, A. D. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Teks Anekdot untuk Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Analisis Pragmatik. Makalah disajikan dalam konferensi pendagogi Malaysia- Indonesia and other language, Kuala Lumpur- Malaysia.

Bachari, A. D. (2011). Analisis Pragmatik Terhadap Tuturan Berdampak Hukum. Tesis.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia-Pusat

Bahasa-Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fadilah, W. (2010). Realisasi Prinsip Kerja Sama dalam Wacana Dialog antara Penyiar dan Pendengar Radio (Studi Kasus pada Acara Dialog Interaksi Bianglala Pagi di Radio Reks 103,7 Fm). Skripsi.

Grice, Herbert Paul. (1975). “Logic and Conversation,” dalam Peter Cole dan Jerry L. Morgan (ed), Syntax and semiotics speech acts. New York: Academic Press.

Infowatir. (2013) Watir. Jakarta: RakBuku.

Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik edisi ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Levinson, S. C. (1994). Pragmatics. Ed. Rev. Cambridge: Cambridge University Press.

Lubis, H.A. Hamid Hasan. (1991). Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Lusiana, L. (2010). Penggunaan Prinsip Kerja Sama Grice dalam Tuturan Pemain Sitkom Kejar Tayang di Trans Tv: Sebuah Kajian Pragmatik. Skripsi. Mey, Jacob L. (1998). Pragmatik Sebuah Pengantar. Jakarta: Departemen


(28)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Nababan, P. W. J. (1987). Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Dep. P dan K.

Nababan. (1991). Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Nadar, F. X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Oetomo, D. (1993). Pelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana. dalam Bambang Kaswanti Purwo. (1993). PELLBA 6. Yogyakarta: Kanisius. Purwo, B. K. (1990). PELLBA 6. Yogyakarta: Kanisius.

Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperlatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rustono. (1999). Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sudarmo, D. M. (2004). Anatomi Lelucon di Indonesia. Jakarta: Kompas.

Sumarsono. (2002) Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA (Lembaga Studi Agama, Budaya, dan Perdamaian).

Septa, G. (2011). Pelanggaran dan Pematuhan Prinsip Kesopanan Wacana Humor pada Acara Bukan Empat Mata. Skripsi.

Tamsyah, Budi Rahayu. (1996). Kamus Lengkap Sunda-Indonesia,

Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda. Bandung: Pustaka Setia.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. (2009) Analisis Wacana

Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.


(1)

31

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)


(2)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data terhadap wujud prinsip kerja sama pada buku humor Watir, maka dapat diperoleh simpulan dan saran yang akan dipaparkan pada bagian simpulan dan saran berikut ini.

A. Simpulan

1. Wujud prinsip kerja sama pada tuturan yang terdapat pada buku humor Watir mematuhi maksim-maksim PKS, diantaranya maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan pelaksanaan. Tuturan yang dituturkan oleh penutur A dan B mematuhi maksim-maksim prinsip kerja sama dikarenakan masing-masing pernyataan yang diajukan memungkinkan lawan tutur menjawab secara cukup, sesuai dengan fakta, relevan, dan singkat.

2. Wujud prinsip kerja sama pada tuturan A dan B melanggar maksim-maksim PKS, diantaranya maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan pelaksanaan. Tuturan A dan B yang melanggar maksim-maksim prinsip kerja sama karena pertanyaan yang diajukan penutur bermaksud untuk menyudutkan, mengejek, dan menyindir lawan tutur, sehingga memungkinkan lawan tutur membuat jawaban yang membingungkan, mempermainkan, atau menyembunyikan informasi.

3. Berdasarkan analisis dari 24 data pematuhan maksim, maksim yang paling dominan dipatuhi yaitu maksim relevansi sebanyak 9 data karena dari keseluruhan tuturan wacana humor A atau B berusaha memberikan kontribusi di dalam tuturan sehingga dapat terjalin relevansi yang baik. Selain itu, maksim yang paling dominan dilanggar juga merupakan maksim relevansi sebanyak 5 data, karena masing-masing peserta percakapan di dalam wacana humor Watir tidak memberikan respon atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan topik percakapan sehingga menciptakan tuturan yang tidak relevan.


(3)

91

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Fungsi tindak tutur dalam tuturan A dan B didominasi oleh tindak tutur asertif yang berupa penegasan dan pernyataan dikarenakan semua perserta tutur lebih meningkat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Selain itu, terdapat juga tindak tutur direktif, ekspresif, deklaratif, dan komisif. Fungsi tindak tutur direktif berupa permintaan, larangan, dan menasehati. Kemudian, fungsi tindak tutur ekspresif berupa ucapan terima kasih, dan ekspresi yang menunjukkan kesenangan.

5. Tuturan yanng dituturkan oleh A dan B menimbulkan implikasi-implikasi, diantaranya implikasi yang menunjukkan larangan, implikasi memberikan ejekan kepada lawan tutur, implikasi yang menyudutkan lawan tutur, implikasi yang berusaha menyindir lawan tutur, implikasi menuduh, dan implikasi yang menunjukkan kebohongan.

6. Berdasarkan hasil dari analisis, ditemukan bahwa Infowatir memiliki kecenderungan menggunakan pelanggaran dan pematuhan maksim relevansi dalam menciptakan humor pada buku Watir.

B. Saran

Saran untuk penulis humor maupun pelawak, dalam membuat sebuah humor tidak selalu harus melanggar maksim, karena dengan melakukan pematuhan terhadap maksim pun humor akan tetap terdengar lucu dan menghibur jika dilihat dari pandangan sebelumnya mengenai humor yang biasanya dikaitkan dengan pelanggaran maksim.

Selain saran di atas, untuk kepentingan komunikasi khususnya untuk humor supaya tetap terjaga antara penutur dan mitra tutur agar humor dapat tercipta dengan baik minimal maksim yang harus dipatuhi adalah maksim relevansi, karena dari hasil analisis penelitian terhadap buku humor Watir ditemukan bahwa maksim relevansi adalah maksim yang cocok dijadikan sebagai bahan untuk mambuat humor. Selain itu, dengan mematuhi maksim relevansi setidaknya peserta tutur dapat memberikan kontribusi yang baik ketika melakukan komunikasi.


(4)

92

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Untuk kepentingan penelitian selanjutnya, penelitian ini hanya mengungkapkan wujud prinsip kerja sama wacana humor pada buku Watir dilihat dari pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim prinsip kerja sama, fungsi tindak tutur, dan implikatur yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan penelitian tentang prinsip kerja sama perlu dilakukan secara lebih mendalam. Mengadakan penelitian pada bidang pragmatik tidak hanya mengkaji prinsip kerja sama, tetapi juga mengkaji prinsip kesantunan pada wacana humor antara penutur dan mitra tutur.


(5)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adniasari, N. (2009). Wujud Prinsip Kerja Sama pada Tuturan Pewawancara dan Target dalam Reality show “Jhon Pantau” di Trans Tv. Skripsi.

Afriyanti, N. (2010). Perwujudan Prinsip Kerja Sama dalam Wacana Tuturan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri: The Movie (Sebuah Kajian Sosiopragmatik). Skripsi.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachari, A. D. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Teks Anekdot untuk Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Analisis Pragmatik. Makalah disajikan dalam konferensi pendagogi Malaysia- Indonesia and other language, Kuala Lumpur- Malaysia.

Bachari, A. D. (2011). Analisis Pragmatik Terhadap Tuturan Berdampak Hukum. Tesis.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia-Pusat Bahasa-Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fadilah, W. (2010). Realisasi Prinsip Kerja Sama dalam Wacana Dialog antara Penyiar dan Pendengar Radio (Studi Kasus pada Acara Dialog Interaksi Bianglala Pagi di Radio Reks 103,7 Fm). Skripsi.

Grice, Herbert Paul. (1975). “Logic and Conversation,” dalam Peter Cole dan Jerry L. Morgan (ed), Syntax and semiotics speech acts. New York: Academic Press.

Infowatir. (2013) Watir. Jakarta: RakBuku.

Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik edisi ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Levinson, S. C. (1994). Pragmatics. Ed. Rev. Cambridge: Cambridge University Press.

Lubis, H.A. Hamid Hasan. (1991). Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Lusiana, L. (2010). Penggunaan Prinsip Kerja Sama Grice dalam Tuturan Pemain Sitkom Kejar Tayang di Trans Tv: Sebuah Kajian Pragmatik. Skripsi. Mey, Jacob L. (1998). Pragmatik Sebuah Pengantar. Jakarta: Departemen


(6)

Ade Nur Eva, 2014

Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Nababan, P. W. J. (1987). Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Dep. P dan K.

Nababan. (1991). Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Nadar, F. X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Oetomo, D. (1993). Pelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana. dalam Bambang Kaswanti Purwo. (1993). PELLBA 6. Yogyakarta: Kanisius. Purwo, B. K. (1990). PELLBA 6. Yogyakarta: Kanisius.

Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperlatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rustono. (1999). Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sudarmo, D. M. (2004). Anatomi Lelucon di Indonesia. Jakarta: Kompas.

Sumarsono. (2002) Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA (Lembaga Studi Agama, Budaya, dan Perdamaian).

Septa, G. (2011). Pelanggaran dan Pematuhan Prinsip Kesopanan Wacana Humor pada Acara Bukan Empat Mata. Skripsi.

Tamsyah, Budi Rahayu. (1996). Kamus Lengkap Sunda-Indonesia, Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda. Bandung: Pustaka Setia.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. (2009) Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.


Dokumen yang terkait

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA NOVEL HUMOR BUKAN 3 IDIOT KARYA BOIM LEBON Penyimpangan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan pada Novel Humor Bukan 3 Idiot Karya Boim Lebon.

0 3 17

ANALISIS WACANA HUMOR NASRUDDIN HOJA: KAJIAN PRAGMATIK.

0 3 20

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK “MESEM” Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 1 12

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK “MESEM” Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 0 14

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN WACANA KARTUN PADA BUKU POLITIK SANTUN DALAM KARTUN Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Wacana Kartun Pada Buku Politik Santun Dalam Kartun Karya Muhammad Mice Misrad.

0 0 17

PENDAHULUAN Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Pada Wacana Kartun Dalam Kartun Tom And Jerry Karya Oscar Martin (Kajian Pragmatik).

0 0 7

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA WACANA KARTUN DALAM KARTUN TOM AND JERRY Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Pada Wacana Kartun Dalam Kartun Tom And Jerry Karya Oscar Martin (Kajian Pragmatik).

1 0 14

WUJUD PRINSIP KERJA SAMA WACANA HUMOR PADA BUKU WATIR (KAJIAN PRAGMATIK) - repository UPI S IND 1002723 Title

0 0 3

WACANA HUMOR DALAM BUKU PLESETAN ½ GOKIL KARYA DIELA MAYA (SUATU KAJIAN PRAGMATIK)

1 2 95

KETIDAKPATUHAN MAKSIM PRINSIP KERJA SAMA DALAM ACARA “OPINI” DI TV ONE: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK

0 0 95