Analisis Susut Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500 kV Region Jabar PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa – Bali.

(1)

ANALISIS SUSUT TEGANGAN PADA SISTEM JARINGAN TRANSMISI 500 kV REGION JABAR PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA - BALI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Pada Program Studi Teknik Elektro

Disusun Oleh : Dian Dwi Herlambang

E.5051.0801377

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-I

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

ANALISIS SUSUT TEGANGAN PADA SISTEM JARINGAN TRANSMISI 500 kV REGION JABAR PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA - BALI

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh :

Dian Dwi Herlambang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada fakultas pendidikan teknik dan kejuruan

© Dian Dwi Herlambang 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

DIAN DWI HERLAMBANG E.5051.0801377

ANALISIS SUSUT TEGANGAN PADA SISTEM JARINGAN TRANSMISI 500 KV REGION JABAR PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Bambang Trisno, MSIE. NIP. 19610309 19610 1 001

Pembimbing II

Maman Somantri, S.Pd, MT. NIP. 19720119 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE. NIP. 19551204 198103 1 002


(4)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1. Sistem Tenaga Listrik ... 6

2.1.1. Diagram Segaris / One Line Diagram ... 7

2.1.2. Diagram Reaktansi dan Diagram Impedansi ... 8

2.1.3. Beban ... 10

2.2. Saluran Transimis ... 10

2.2.1. Komponen Saluran Transmisi... 11

2.2.1.1. Menara atau Tiang Transmisi... 11

2.2.1.2. Isolator - isolator ... 17

2.2.1.3. Kawat Penghantar ... 18

2.2.1.3.1 Perlengkapan Kawat Penghantar... 19

2.2.1.4. Kawat Tanah ... 22

2.2.2. Penetuan Jarak Antara Kawat - kawat ... 22

2.2.3. Perhitungan Teganagan dan Andongan ... 24

2.2.4. Tipe Saluran ... 24

2.2.4.1. Saluran Transmisi Pendek ... 25

2.2.4.2. Saluran Transmisi Menengah ... 27

2.2.4.3. Saluran Transmisi Panjang ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1. Lokasi Penelitian ... 33

3.2. Diagram Alir Penelitian ... 34

3.3. Analisis Perhitungan Susut Tegangan Saluran Transmisi Region JABAR... ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Sistem Kelistrikan 500KV Region Jabar ... 38 4.2. Analisis Perhitungan Susut Tegangan Antar saluran……..…………... 38


(5)

4.2.1. Analisis Perhitungan Susut Tegangan Antar saluran……..…………... 39

4.2.1.1. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi

Gardu Induk Mandirancan – Bandung Selatan ... 40

4.2.1.2. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi Gardu Induk Bandung Selatan – Saguling ... 42

4.2.1.3. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi Gardu Induk Saguling - Citara ... 45

4.2.1.4. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi Gardu Induk Cirata - Cibatu... 47

4.2.2. Analisis Perhitungan Susut Tegangan Antar saluran……..…………... 49 4.2.2.1. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi Gardu Induk Mandirancan – Bandung Selatan ... 51

4.2.2.2. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi Gardu Induk Bandung Selatan – Saguling ... 53

4.2.2.3. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi Gardu Induk Saguling - Citara ... 56

4.2.2.4. Hasil Analisis Perhitungan Saluran Transmisi Gardu Induk Cirata - Cibatu... 58

4.2.3. Perbandingan Hasil Analisis Perhitungan...……..…………... 60

AB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Simpulan ... 63

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin maju dan persaingan dunia kerja yang semakin ketat menuntut para lulusan perguruan tinggi untuk menguasai bidangnya. Penguasaan ini diharapkan tidak hanya secara teori di atas kertas tetapi juga mampu mengaplikasikannya dilapangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa tenaga listrik mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kebutuhan tenaga listrik, baik untuk keperluan industri (produksi) maupun untuk keperluan konsumsi (rumah tangga). Karena berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu saja. Sedangkan pemakaian listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar di berbagai tempat, maka penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan memerlukan berbagai penanganan teknis.

Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Dalam menuju era tinggal landas, semua sektor pembangunan diarahkan untuk mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi era industrialisasi. Berbagai investasi dalam bidang industri saat ini telah banyak dilakukan oleh pihak swasta baik melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA). Sedangkan dari pihak pemerintah sendiri rupanya sudah cukup banyak yang dikerjakan melalui sektor industri, antara lain melalui kiprah Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang tergabung dalam kelompok industri strategis dan juga melalui industri petrokimia, industri semen, industri logam dan industri berat lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua kegiatan industri seperti diatas dapat berjalan apabila tenaga listrik yang tersedia cukup memadai. Untuk mengatasi kebutuhan tenaga listrik tersebut.

Pihak pemerintah juga sudah memikirkannya antara lain melalui pembangunan pembangkit tenaga listrik berskala besar seperti yang ada di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Suralaya (Jawa Barat), PLTU Payton (Jawa Timur) dan PLTU Ujung Jati (Jawa Tengah) yang pada saat ini sedang dalam


(7)

2

tahap pembangunan. Oleh sebab itu ketersediaan energi listrik yang cukup dan berkualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara).

Sistem kelistrikan antar pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban pada umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Hal ini terjadi karena beban (konsumen) terdistribusi disetiap tempat, sementara lokasi pembangkitan umumnya terletak dipusat-pusat sumber energi (PLTA) dan di lokasi yang memudahkan transportasi bahan bakar (PLTU), yang biasanya dibangun di tepi laut.

Karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-kawat saluran transmisi. Saluran- saluran transmisi membawa tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkitan ke pusat- pusat beban melalui saluran tegangan tinggi 150 kV atau melalui saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV. Trafo penurunan akan merendahkan tegangan ini menjadi tegangan subtransmisi 70 kV yang kemudian di gardu induk diturunkan lagi menjadi tegangan distribusi primer 20 kV. Pada gardu induk distribusi yang tersebar di pusat-pusat beban tegangan diubah oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah 220/380 V. Saluran transmisi dilihat dari jarak atau panjangnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: Satu Saluran transmisi jarak pendek (short line), adalah saluran yang panjangnya kurang dari 80 km. Dua Saluran transmisi jarak menengah (medium line), adalah saluran yang panjangnya antara 80 – 240 km. Tiga Saluran transmisi jarak jauh

(long line), adalah saluran yang panjangnya lebih dari 240 km. Daya listrik akan

selalu mengalir menuju beban karena itu dalam hal ini aliran daya juga merupakan aliran beban. Beban – beban itu direpresentasikan sebagai Impedan tetap (Z), sebagai Daya tetap (S), Tegangan (V) ataupun Arus (I) yang tetap yang lazim pembebanan dipilih menggunakan tegangan yang konstan. Pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi terdapat rugi – rugi tegangan dan rugi – rugi daya yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor korona dan faktor kebocoran isolator yang biasanya banyak terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi, sehingga mengakibatkan tegangan mengalami penurunan atau biasa disebut dengan jatuh tegangan. Hal ini terjadi apabila tegangan pada pangkal pengiriman dengan tegangan pada ujung penerimaan ada perbedaan.


(8)

3

Dengan adanya impedansi pada saluran, maka tegangan akan mengalami penyusutan. Dimana tegangan yang dinyatakan dalam volt merupakan perkalian arus dengan impedansi peralatan penyaluran tenaga listrik. Semakin besar harga resistansi dari penghantar, maka akan semakin besar susut tegangannya. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai “Analisa Susust Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500KV Region Jabar PT. PLN (persero)P3B Jawa-Bali” 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa masalah inti yang akan dibahas.

Adapun masalah yang durumuskan tersebut adalah:

1. Berapa susut tegangan yang terjadi pada antar saluran transmisi 500 kV region Jawa Barat ?

2. Apa penyebab terjadinya susut tegangan pada jaringan transmisi 500 kV region Jawa Barat?

3. Bagaimana penanggulangan susut tegangan pada jaringan transmisi 500 kV di region jawa barat?

Agar pembahasan menjadi lebih terfokus, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Saluran yang menjadi studi kasus penelitian terdiri dari 4 buah saluran yaitu saluran transmisi 500 kV Mandirancan – Bandung Selatan, Bandung Selatan

– Saguling, Saguling – Cirata, dan Cirata – Cibatu.

2. Perhitungan susut tegangan dilakukan pada hari Minggu, 01 Juni 2014 dan hari Rabu, 10 Juni 2014 pada saat kondisi beban puncak malam pukul 18.30 WIB.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui susut tegangan yang terjadi pada antar saluran transmisi 500 kV region Jawa Barat

2. Mengetahui penyebab terjadinya susut tegangan pada jaringan transmisi 500 kV region Jawa Barat.


(9)

4

3. Mengetahui cara penanggulangan susut tegangan pada jaringan transmisi 500 kV di region Jawa Barat.

Sedangkan tujuan khusus dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari penyebab terjadinya susut tegangan pada jaringan transmisi 500KV region jabar serta melakukan analisa terhadap nilai susut tegangan tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Memberikan pemahaman tentang rugi-rugi tegangan pada saluran umumnya sehingga bisa diketahui susut tegangan pada suatu saluran jaringan sistem tenaga

2. Memberikan pemahaman tentang bagaimana agar dapat menyalurkan energi dalam hal tegangan listrik secara kontinyu dan efisien kepada konsumen dengan susut tegangan yang kecil sehingga memperoleh kinerja yang baik

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sistematika penyusunan penulisan laporan Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan penelitian, manfaat, struktur organisasi skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Meliputi dasar teori yang relevan berkaitan dengan penyusutan tegangan seperti sistem transmisi tegangan ekstra tinggi, saluran transmisi pendek, menengah, panjang dan teori susut tegangan


(10)

5

Berisi data – data yang diperlukan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan seperti pengamatan objek studi susut tegangan serta metode yang digunakan dalam pengambilan data penyusutan tegangan pada saluran transmisi 500 kV region Jabar.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan data – data dan analisa hasil pengamatan mengenai penyusutan tegangan pada antar jaringan transmisi 500 kV region Jawa Barat.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI


(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di : PT PLN (PERSERO) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (GANDUL), cinere 16514 – Jakarta Selatan, dan PT PLN (PERSERO) Penyaluran dan Pusat Pengaturan beban jawa bali area pelaksanan pemeliharaan Bandung, jalan Moch Toha Km 4 komplek PLN Cigereleng,Bandung – 40225, waktu 4 Maret 2013 – 28 Oktober 2014.

3.2Diagram Alir Penelitian

Beberapa tahap yang ditempuh dalam proses analisis perhitungan susut tegnagan saluran transmisi regional jabar yang dituangkan dalam diagram alir berikut, yaitu:


(12)

34

Mulai

Diskripsi Kerja

Observasi Pengambilan Data Transformator (KV, MVA) Transmisi (Panjang, Z, R1-R0, X1-X0)

Bus (KV)

Apakah Sesuai

Analisis Perhitungan

Pembahasan

Selesai

Tidak

Ya


(13)

35

3.3Analisis Perhitungan Susut Tegangan Saluran Transimi Regio JABAR Menghitung susut tegangan yang terjadi pada penghantar harus dicari dulu nilai resistannya. Rumus yang digunakan utnuk mencari resistan adalah sebagai berikut

(3.1)

Nilai reaktansi dapat dicari setelah nilai resistannya diketahui, untuk menghitung nilai reaktan adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(3.2) (William D Stevenson, 1990 : 59)

Nilai GMD (Geometric Mean Distance atau jarak rata-rata geometris) dan nilai GMR (Geometric Mean Radius atau radius rata- rata geometris), dapat dicari dengan menggunakan rumus dibawah ini :

(3.3)

(Hutahuruk, 1985 : 45)

Untuk menghitung GMR adalah sebagai berikut.

√ (3.4)

(Hutahuruk, 1985 : 45)

Saluran transmisi Ungaran – Pedan adalah merupakan saluran transmisi jarak pendek yaitu kurang dari 80 km, sehingga untuk mencari impedannya sebagai berikut:


(14)

36

Data-data hasil perhitungan diatas digunakan untuk menghitung besar tegangan pada ujung beban dan tegangan pengiriman, besar jatuh tegangan, rugi daya pada kawat penghantar, daya pengiriman serta efisiensi transmisi. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Mencari Faktor Daya

Dan √ (3.5)

(William D Stevenson, 1990 : 17)

dengan : P = Daya aktif (Watt) S = Daya semu (Watt) Q = Daya rekatif (VAR) cos φ = Faktor daya

b. Menghitung besar tegangan pada ujung beban adalah:

√ (3.7) (Hutahuruk, 1985 : 64)

Dengan:

Vr = Tegangan penerimaan (Volt) Vrline = Tegangan kerja (Volt)

c. Mencari Tegangan Pengiriman adalah :

(3.8) (Hutahuruk, 1985 : 64)


(15)

37

Vs = Tegangan pengiriman Vr = Tegangan penerimaan I = Arus (Ampere)

Z = Impedan (Ohm)

d. Mencari Susut Tegangan

(3.9)

(Arismunandar dan Kuwahara, 1993 : 2)

dengan

Vs = Tegangan pengiriman Vr = Tegangan penerimaan


(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis selama penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Susut tegangan yang terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi Region Jawa Barat masih sangat kecil sekali, karena masih dibawah standarnya yaitu maksimal 5% untuk batas atas dan maksimal 10% untuk batas bawah. Jatuh tegangan yang terbesar terjadi pada saluran Madirancan – Bandung selatan pada tanggal 1 Juni 2014 dengan nilai sebesar 9.85 % dan pada tanggal 10 Juni 2014 sebesar 2.86 % hal ini dikarenakan saluran tersebut termasuk klasifikasi jarak menengah dan terkecil terjadi pada saluran Cirata – Cibatu pada tanggal 1 Juni 2014 dengan nilai susut tegangan sebesar 1.50 % dan pada tanggal 10 Juni 2014 dengan nilai 1.22 %.

2. Penyebab terjadinya susut tegangan ekstra tinggi 500 kV di Region Jawa Barat dikarenakan jarak antar saluran yang sangat jauh sehingga terjadi adanya impedansi. Untuk memperkecil nilai rugi tersebut selalu diupayakan langkah – langkah pengukuran beban secara real time.

3. Untuk menanggulangi susut tegangan yang terjadi pada saluran transmisi dengan memperbesar penampang pada penghantar karena ukuran penampang mempengaruhi terhadap besar-kecilnya nilai susut tegangan atau rugi daya yang terjadi.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan oleh penulis untuk susut tegangan pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV adalah sebagai berikut:

1. Dalam meneliti susut tegangan pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV sebaiknya dalam pengambilan data diambil data untuk beberapa bulan, sehingga dapat dilihat secara detail penurunan dan


(17)

64

kenaikan susut tegangan yang terjadi, maka untuk pengambilan tindakan akan lebih efektif.

2. Untuk peneliti selanjutnya, alangkah akan lebih baik jika perhitungan susut tegangan menggunakan software sehingga nantinya bisa diandingkan antara perhitungan manual dengan hasil software


(18)

DAFTAR PUSTAKA

A, Fathoni. 2009. Analisis Kerugian Daya Pada Saluran Transmisi EHV (Extra High Voltage) Di PT. PLN PERSERO Penyaluran dan Pusat Pengaturan Bebam Jawa Bali Regional Jawa Tengah dan DIY Unit Pelayanan Transmisi

Ungaran. Jurnal Teknik Elektro Vol, 1 No,2[online]. 7 Halaman. Tersedia:

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/view/1591[Februari 2013] Hutauruk. T.S. 1985. TRANSMISI DAYA LISTRIK. Jakarta : Erlangga

Idris, Ir.Kamal. 1994.”Analisis Sistem Tenaga Listrik (William D. Stevenson, Jr,

Elements of Power System Analysis, 4th Edition, McGraw-Hill, Inc)”

Jakarta:Erlangga.

John J. Grainger and William D. Stevenson, Jr. 1994. Power Sistem Analysis. Singapore : McGraw-Hill

S, Hernawan. 2009. Analisis Kerugian Daya Pada Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500KV Di PT.PLN (PERSERO) P3B Regional Jawa Tengah

Dan Semarang UPT.Semarang. Jurnal Teknik Elektro Vol, 1 No,1[online].

20 Halaman. Tersedia:

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/view/1603[Februari 2013] Zuhal, 1988, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika”. Jakarta:Gramedia


(1)

35

Dian Dwi Herlambang, 2015

Analisis Susut Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500 kV Region Jabar PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa – Bali

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3Analisis Perhitungan Susut Tegangan Saluran Transimi Regio JABAR

Menghitung susut tegangan yang terjadi pada penghantar harus dicari dulu nilai resistannya. Rumus yang digunakan utnuk mencari resistan adalah sebagai berikut

(3.1)

Nilai reaktansi dapat dicari setelah nilai resistannya diketahui, untuk menghitung nilai reaktan adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(3.2) (William D Stevenson, 1990 : 59)

Nilai GMD (Geometric Mean Distance atau jarak rata-rata geometris) dan nilai GMR (Geometric Mean Radius atau radius rata- rata geometris), dapat dicari dengan menggunakan rumus dibawah ini :

(3.3) (Hutahuruk, 1985 : 45)

Untuk menghitung GMR adalah sebagai berikut.

√ (3.4)

(Hutahuruk, 1985 : 45)

Saluran transmisi Ungaran – Pedan adalah merupakan saluran transmisi jarak pendek yaitu kurang dari 80 km, sehingga untuk mencari impedannya sebagai berikut:


(2)

Dian Dwi Herlambang, 2015

Analisis Susut Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500 kV Region Jabar PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa – Bali

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data-data hasil perhitungan diatas digunakan untuk menghitung besar tegangan pada ujung beban dan tegangan pengiriman, besar jatuh tegangan, rugi daya pada kawat penghantar, daya pengiriman serta efisiensi transmisi. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Mencari Faktor Daya

Dan √ (3.5)

(William D Stevenson, 1990 : 17)

dengan : P = Daya aktif (Watt) S = Daya semu (Watt) Q = Daya rekatif (VAR)

cos φ = Faktor daya

b. Menghitung besar tegangan pada ujung beban adalah:

√ (3.7)

(Hutahuruk, 1985 : 64) Dengan:

Vr = Tegangan penerimaan (Volt) Vrline = Tegangan kerja (Volt)

c. Mencari Tegangan Pengiriman adalah :

(3.8) (Hutahuruk, 1985 : 64)


(3)

37

Dian Dwi Herlambang, 2015

Analisis Susut Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500 kV Region Jabar PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa – Bali

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Vs = Tegangan pengiriman

Vr = Tegangan penerimaan I = Arus (Ampere)

Z = Impedan (Ohm)

d. Mencari Susut Tegangan

(3.9) (Arismunandar dan Kuwahara, 1993 : 2)

dengan

Vs = Tegangan pengiriman Vr = Tegangan penerimaan


(4)

Dian Dwi Herlambang, 2015

Analisis Susut Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500 kV Region Jabar PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa – Bali

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis selama penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Susut tegangan yang terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi Region Jawa Barat masih sangat kecil sekali, karena masih dibawah standarnya yaitu maksimal 5% untuk batas atas dan maksimal 10% untuk batas bawah. Jatuh tegangan yang terbesar terjadi pada saluran Madirancan – Bandung selatan pada tanggal 1 Juni 2014 dengan nilai sebesar 9.85 % dan pada tanggal 10 Juni 2014 sebesar 2.86 % hal ini dikarenakan saluran tersebut termasuk klasifikasi jarak menengah dan terkecil terjadi pada saluran Cirata – Cibatu pada tanggal 1 Juni 2014 dengan nilai susut tegangan sebesar 1.50 % dan pada tanggal 10 Juni 2014 dengan nilai 1.22 %.

2. Penyebab terjadinya susut tegangan ekstra tinggi 500 kV di Region Jawa Barat dikarenakan jarak antar saluran yang sangat jauh sehingga terjadi adanya impedansi. Untuk memperkecil nilai rugi tersebut selalu diupayakan langkah – langkah pengukuran beban secara real time.

3. Untuk menanggulangi susut tegangan yang terjadi pada saluran transmisi dengan memperbesar penampang pada penghantar karena ukuran penampang mempengaruhi terhadap besar-kecilnya nilai susut tegangan atau rugi daya yang terjadi.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan oleh penulis untuk susut tegangan pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV adalah sebagai berikut:

1. Dalam meneliti susut tegangan pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV sebaiknya dalam pengambilan data diambil data untuk beberapa bulan, sehingga dapat dilihat secara detail penurunan dan


(5)

64

Dian Dwi Herlambang, 2015

Analisis Susut Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500 kV Region Jabar PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa – Bali

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kenaikan susut tegangan yang terjadi, maka untuk pengambilan tindakan akan lebih efektif.

2. Untuk peneliti selanjutnya, alangkah akan lebih baik jika perhitungan susut tegangan menggunakan software sehingga nantinya bisa diandingkan antara perhitungan manual dengan hasil software


(6)

Dian Dwi Herlambang, 2015

Analisis Susut Tegangan Pada Sistem Jaringan Transmisi 500 kV Region Jabar PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa – Bali

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A, Fathoni. 2009. Analisis Kerugian Daya Pada Saluran Transmisi EHV (Extra High Voltage) Di PT. PLN PERSERO Penyaluran dan Pusat Pengaturan Bebam Jawa Bali Regional Jawa Tengah dan DIY Unit Pelayanan Transmisi Ungaran. Jurnal Teknik Elektro Vol, 1 No,2[online]. 7 Halaman. Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/view/1591[Februari 2013] Hutauruk. T.S. 1985. TRANSMISI DAYA LISTRIK. Jakarta : Erlangga

Idris, Ir.Kamal. 1994.”Analisis Sistem Tenaga Listrik (William D. Stevenson, Jr, Elements of Power System Analysis, 4th Edition, McGraw-Hill, Inc)” Jakarta:Erlangga.

John J. Grainger and William D. Stevenson, Jr. 1994. Power Sistem Analysis. Singapore : McGraw-Hill

S, Hernawan. 2009. Analisis Kerugian Daya Pada Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500KV Di PT.PLN (PERSERO) P3B Regional Jawa Tengah Dan Semarang UPT.Semarang. Jurnal Teknik Elektro Vol, 1 No,1[online]. 20 Halaman. Tersedia:

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/view/1603[Februari 2013] Zuhal, 1988, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika”. Jakarta:Gramedia