Teks Tayangan Anak Masih Sarat Kekerasan.
RADAR BANDUNG
o Selasa
4
5
0
6
20
21
o Mar
OApr
Rabu
7
22
o Me;
0
8
23
0
Kam;s
9
OJun
10
24
Jumat
11
25
OJul
o Sabtu 0 M;nggu
12
26
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
ODes
Teks Tayangan Anak
Masih Sarat Kekerasan
BANDUNG-Kekerasandalam
tayangan tayangan anak bukan
hanya Bukan hanya terdapat
dalam gambamya saja, namun
juga dalam teks. Selain itu tidak
sedikit juga tayangan animasi
yang mempresentasikan wacana mistik, keajaiban, konflik,
dan kejahatan.
Hal tersebut dil.1ngkapkan
Dedeh Fardiah, Dosen Ilmu
Komunikasi Universitas Islam
Bandung, dalam desertasi berjudul "Ideologi Pasar Program
TayanganAnak Dalam Industri
Televisi Di Indonesia" untuk
meram gelar doktor Ilmu' Komunikasi Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran Bandung, beberapa waktu lalu di
~
...
:.-.
Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur Bandung.
"Pemerintah hendaknya tetap
mengatur agar'muatan anak
memiliki rambu-rambu yang
jelas. De'ngan begitu tayangan
anak tetap memilikikualitas,isi,
serta bermanfaat bagi anakanak. Selain itu stasiun televisi
pun hendaknya memperhatikan
aspek kepentingan audiens
anak-anak bukan sekedar hiburan semata.
Ia menyebutkan jika televisi
tidak hanya mengandalkan perolehan rating secara kuantitatif
tapi juga mempertimbangkan
penggunaan rating alternatif
secara kualitatif. Dengan demikia',1~pek negatif tayangan
anak bisa diminimalisir dan
aspek positifnya dioptimalisasikan.
Dalam desertasi ini, Dedeh
menuturkan, Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) sebagai lembaga yang independen hendaknya memantau lebih jauh
mengenai tayangan anak. Termasuk dengan melibatkan berbagai unsur seperti Yayasan
Kesej ahteraan
Anak Indonesia (YKAI) dan lembaga
lainnya.
"Bahkan ini termasuk untuk
berdiskusi secara intens dengan
mediamasa itu sendiridan pihak
pemerintah. Dengan begitu
tayangan anak yang sehat bisa
terwujud," bebemya.
Dedeh menyebutkan jika tayangan anak sebagai pranata
pendidikan masih dihadapkan
pada benturan tuntutan mekanismepasar.Sertasikapmedia
yang berpedoman pada prinsip
aspek pendidikan dan aspek
hiburan merupakan dua hal
yang terpisah.
"Meski demikian, ada juga
mediatelevisi lain yang mampu
mengakomodir ideologi pasar
dengan menyajikan program
tayangan anak yang mengandung muatan pendidikan dan
juga hiburan. Aspek idealis
mewujud dalam wac ana teks
yang mengandung muatan pendidikan," tambahnya.
Sedangkan untuk aspek
pasar maka tetap dilekatkan
dengan cara memasukkan
unsur
hiburan
sebagai
komoditas tayangan anak:
Sehingga dikatakan Dedeh
tayangan ini tetap bertahan
kendati tidak masuk dalam
k~tegori top children.(tie)
Kliping Humas Unpad 2010
31
o Selasa
4
5
0
6
20
21
o Mar
OApr
Rabu
7
22
o Me;
0
8
23
0
Kam;s
9
OJun
10
24
Jumat
11
25
OJul
o Sabtu 0 M;nggu
12
26
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
ODes
Teks Tayangan Anak
Masih Sarat Kekerasan
BANDUNG-Kekerasandalam
tayangan tayangan anak bukan
hanya Bukan hanya terdapat
dalam gambamya saja, namun
juga dalam teks. Selain itu tidak
sedikit juga tayangan animasi
yang mempresentasikan wacana mistik, keajaiban, konflik,
dan kejahatan.
Hal tersebut dil.1ngkapkan
Dedeh Fardiah, Dosen Ilmu
Komunikasi Universitas Islam
Bandung, dalam desertasi berjudul "Ideologi Pasar Program
TayanganAnak Dalam Industri
Televisi Di Indonesia" untuk
meram gelar doktor Ilmu' Komunikasi Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran Bandung, beberapa waktu lalu di
~
...
:.-.
Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur Bandung.
"Pemerintah hendaknya tetap
mengatur agar'muatan anak
memiliki rambu-rambu yang
jelas. De'ngan begitu tayangan
anak tetap memilikikualitas,isi,
serta bermanfaat bagi anakanak. Selain itu stasiun televisi
pun hendaknya memperhatikan
aspek kepentingan audiens
anak-anak bukan sekedar hiburan semata.
Ia menyebutkan jika televisi
tidak hanya mengandalkan perolehan rating secara kuantitatif
tapi juga mempertimbangkan
penggunaan rating alternatif
secara kualitatif. Dengan demikia',1~pek negatif tayangan
anak bisa diminimalisir dan
aspek positifnya dioptimalisasikan.
Dalam desertasi ini, Dedeh
menuturkan, Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) sebagai lembaga yang independen hendaknya memantau lebih jauh
mengenai tayangan anak. Termasuk dengan melibatkan berbagai unsur seperti Yayasan
Kesej ahteraan
Anak Indonesia (YKAI) dan lembaga
lainnya.
"Bahkan ini termasuk untuk
berdiskusi secara intens dengan
mediamasa itu sendiridan pihak
pemerintah. Dengan begitu
tayangan anak yang sehat bisa
terwujud," bebemya.
Dedeh menyebutkan jika tayangan anak sebagai pranata
pendidikan masih dihadapkan
pada benturan tuntutan mekanismepasar.Sertasikapmedia
yang berpedoman pada prinsip
aspek pendidikan dan aspek
hiburan merupakan dua hal
yang terpisah.
"Meski demikian, ada juga
mediatelevisi lain yang mampu
mengakomodir ideologi pasar
dengan menyajikan program
tayangan anak yang mengandung muatan pendidikan dan
juga hiburan. Aspek idealis
mewujud dalam wac ana teks
yang mengandung muatan pendidikan," tambahnya.
Sedangkan untuk aspek
pasar maka tetap dilekatkan
dengan cara memasukkan
unsur
hiburan
sebagai
komoditas tayangan anak:
Sehingga dikatakan Dedeh
tayangan ini tetap bertahan
kendati tidak masuk dalam
k~tegori top children.(tie)
Kliping Humas Unpad 2010
31