Spanduk Sloganistik dan Tidak Mendidik.

[(OMPAS

.Q1ala~an)O@

( kolom
)O@

o Senin o Selasa
2
18

3
19
OPeb

4

5

6


20

21

o Mar

OApr

.

0

Rabu

7
22

OMei

0


Kamis

8
23

9

10
24

OJun

11
25

8Jul

KAMPANYE PILPRES


Spanduk

Sloganistik
dan Tidak
Mendidik
BAN DUNG.
KOMPAS
Spanduk dan baliho kampanye
yang marak dipasang menjelang
pemilihan umum presiden 8 Juli
dinilai amat sloganistik dan tidak
mendidikmasyarakat pemilih.Atribut kampanye itu juga tidak banyakberpengaruh mengubah preferensi pemilih dalam Pilpres
2009.
"Spanduk dan baliho yang dipasang tidak menunjukkan sikap
kenegarawanan atau pendidikan
politik. Materi kampanye hanya
berisi slogan kosong yang antara
calon satu dan calon lainnya tidak
banyak berbeda," kata Indra Perwira, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Selasa
(30/6) di Bandung.

Menurut dia,spanduk dan baliho kampanye cenderung sekadar
menjadi alat bagi tim sukses untuk perangurat saraf.Materi kampanye dalam spanduk atau baliho
itu pun hanya untuk membantah
atau bahkan menjatuhkan calon
lain.
Pola kampanye yang sloganistik menunjukkan kekosongan visi
atau ideologipasangan calon presiden dan ~on wakilyresiden.

Jumat
26

0 Ags

"YangteIjadi ialah perang slogan
dan simbol. Sebab,hanya itu yang
bisa dilakukan di tengah-tengah
ketidakpastian ideologi yang dipeIjuangkan masing-masing capres-cawapres,"kata Indra.
Terpaan atribut kampanye capres pun dianggap angin lalu oleh
sejumlah masyarakat. Wawan
(38), warga Kecamatan Kopo,Kabupaten Bandung,mengaku tidak

banyak menghiraukan spanduk
atau baliho itu. Ia sejak awalsudah
memiliki pilihan calon yang menurutnya baik.
Tidak berpengaruh
Sementara itu, debat caprescawapres tidak banyak berpengaruh terhadap sikap calon pemilih.
"Debat capres membosankan. Isinya itu-itu saja,"kata Budi Santoso (32),warga RT03 RW08, Karees Timur.
Dosen politik dari Fakultas
Ilmu Komunikasi Unpad, Dadang
Rahmat Hidayat, mengatakan,
debat capres memang tidak
beFpengaruh banyak terhadap sikap calon pemilih sebab sangat
formal dan tidak menyentuh halhal signifikan yang dapat mengubah pilihan sebagian besar publik.Selain itu, sebagian besar publik juga sudah mengenal dan memiliki referensi calon-calon yang
ada.
Meski demikian, kata Dadang,
debat capres tidak sia-sia.Alasannya,sosialisasipolitik sebagaiupaya memenuhi hak publik untuk
mengetahui (publicright to knoW)
atas segala hal ihwal calon harus
tetap terpenuhi. (REKfMHF)

----


Kliping

Humas

Un pad

2009-