Psikiater Gadungan Ditangkap.

[(OMPAS
o Seiasil
.,

5

6
21

20

.

Rabu

7
22

.

o Kamis

8
23

9
24

C) Apr 0 Mei OJun

OMsr
..

0
10

Jumat
11

25

8Ju:


o Sabtu
12

~6

0 Ags

27
OSep

0

13
28.
OOkt

MinJgu
14
15


~

16

_ 30

UNov

()Ous

~~

Ps_~~t~r _Gad1!":gan,

Ditangkap
Selama Setahun Sudah Dikunjungi2.684 Pasien
BANDUNG, KOMPAS -Seorangdokterjiwaataupsikiater gadungan, ED (37), yang sudah beroperasi selama setahun ditangkap jajaran Kepolisian Sektor Kota Lengkong,
Minggu (19/7). ED mengaku lebih mudah menjadi psikiaterpalsu daripada mencari pekerjaan secara legal.
"Sebenarnya tidak sulit juga

mencari pekerjaan, tetapi saya
melihat lebih mudah menjjldi psikiater dan membuka praktik,"
ujarnya dalam gelar perkara di
Marl¥ls Poisekta Lengkong, Selasa. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Kepala Kepolisian Resor Bandung Tengah Ajun
Komisaris Besar I Wayan Supartha dan Kepala Unit Reserse Kriminal Poisekta LengkongIptu Tri
Suhartanto.
ED adalah lulusan Faku1tas 11mu Komunikasi dari sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung.
Sebelurn membuka praktik, dia
membaca buku kedokteran dan
mengamati para dokter menangani pasien.
Kebetulan dia memiliki banyak
ternan yang berprofesi sebagai
dokter. Diajuga mempelajari cara
menu1is resep dari buku yang diperkaya dengan data dari internet.
Butuh waktu empat bulan bagiED
mempelajari semua itu.
Pada Juni 2008 ED membuat
surat izin praktik (SIP)palsu yang
dicetak meniru milik temannya.
Dia lalu membuka praktik di sebuah paviliun di Jalan Cijagra II

Nomor 11yang disewa Rp 500.000
per bulan. Di depan paviliun terpasang pelang bertuliskan nama
ED yang bergelar SpKJ aliasspesialiskesehatanjiwa.
Beli rumah
Selama setahun dia menerima
2.684 kunjungan pasien. Sebanyak 20 orang menjadi pasien tetapnya yangdatang minimal sekali dalam sepekan. Para pasien dikenai tarif Rp 25.000-Rp 50.000
sekali datang, belurn termasuk

-

--------

"
Sebenarnya tidak sulit juga
mencari pekerjaan, tetapi
saya melihat lebih mudah
menjadi psikiater dan
membuka praktik.
Ed


biaya obat. "Obatnya beli di apotek. Saya hanya menu1iskan resep;' kata ED.
Dari hasil kerja ilegalnya itu,
ED mengumpulkan uang setidaknya Rp 150juta. Uang itu antara
lain digunakan membeli rumah di
Kelurahan Margasenang, Kecamatan Buahbatu.
Tri Suhartanto menjelaskan,
ED sengajameminta setiap pasien
memeriksakan diri lebih dulu ke
dokter urnurn sebelurn ia tangani.
lni untuk menghindari kesalahan
diagnosis dan penanganan. "Pilihan menjadi psikiater juga karena
dia bisa memilih untuk tidak menyuntik pasien;' papar Tri.
Rata-rata pasien ED adalah
orang-orang yang sulit tidur atau
butuh penenang. Namun, sampai
saat inibelurn ada pasien yangmengeluhkan praktikED. "Belurnada
laporan dari pasien ke polisi tentang dampak dari praktik dokter
palsu ini;' papar Supartha.
Supartha menjelaskan, pengungkapan kasus ini berawal dari
laporan warga yang mencurigai

praktik ED. --Pada 15 Juli polisi me-

K I. pin 9 Hum Q5 U n pod

2 0 0 9-

31

tt

':

. Erwan David, Sp.IJ.
: 45511888

. DlNKESI96.PTP . DUtII06

PSIKIATER
Praktek : Senin · Sab\u
Pukul: 12.00 .18.00

KOMPAS/MOIlAMMAD

HILMI FAIQ

Psikiater palsu, ED (tengah), didampingi Kepala Polresta Bandung Tengah Ajun Komisaris Besar I Wayan
Supartha dan Kepala Unit Reserse Kriminal Polsekta Lengkong Iptu Tri Suhartanto memberikan penjelasan
kepada wartawan di Markas Polsekta Lengkong, Selasa (28/7). ED berpraktik sebagai psikiater palsu sejak
Juni 2008 dan ditangkap polisi pada pertengahan Juli 2009.

ngecek izin praktik ED yang ternyata tidak terdaftar di Dinas Kesehatan Bandung. Selang empat
hari kemudian polisi menangkap
tersangka.
Mereka juga menyita pelang
praktik bertuliskan nama tersangka berikutgelarpalsunya, bukucatatan pasien, surat rujukan, lembar SIP palsu, sebuah buku petunjuk konsultasi, alat pengukur tekanan darah, dan dua kotak kartu
nama ED.
ED dijerat dengan Pasal 77 UU
No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara atau denda Rp 150juta. Ia juga dijerat dengan Pasal 263 KUH Pidana tentang membuat surat palsu dengan
ancaman hukuman maksimal 6
tahun penjara. (MHF)