Gagal Jadi Reporter, Eh... Jadi "Psikiater".
o SeniTI o Selasa
1
2
18
17
OJan
3
19
.
OPeb
4
5
20
3
21
.
o Kamis o Jumat o
Rabu
7
8
?2
23
9
11
10
24
25
o Mar OApr o Me; OJun 8Jul
o
Sabtu
12
13
26
27
OAgs
GSep
Minggu
14
28
OOkt
15
6)
--ONov
16
30
31
---
ODes
Gagal ]adi Reporter,
_
_ Eh...
_ _ ]adi "Psikiater?'
=~_-.lL
_
~
T
IDAK perlu menghabis~n
uang berjuta-juta rupiah untuk menjadi seorang "dokter
spesialis". Bahkan untuk mendapat
gelar "dokter spesialis", cukup modal kemauan belajar, mengamati,
dan berani mencoba ilmu yang dipelajari.
ltu pula yang dibuktikan ED (37),
warga Pindad Timur Blok A NO.2
Kel. Sukapura, Ke~. Kiaracondong,
Kota Bandung. Hanya dalam waktu
empat bulan, ED "menjelma" sebagai seorang dokter spesialis kejiwaan
alias psikiater. ED mempelajarinya
secara autodidak melalui buku, internet, serta melihat sejumlah temannya yang berprofesi dokter. la
belajar menulis resep dan meri1pelajari nama-nama obat, antara lain dari buku MIMS Indonesia Petunjuk
Konsultasi edisi 8 tahun
2008/2009.
Setelah merasa cukup ilmu, ED
pun membuka praktik
-- -_. di----~ln. Cijagra
II No. 11Kota Bandung sejakJuni
2008. la menyewa satu paviliun di
rumah milik Ida Dahlia (53) Rp
500.000,00 per bulan. Dipasang
pula satu plang bertuliskan "dr. ED
Sp. Kj., SIP: 455/1888-Dinkes/96.PTP-DUM/06, PSIKIATER
Praktik: Senin-Sabtu Pukul12.0018.00 WIB".
Setahun lebih praktiknya berjalan
mulus. Selama setahun itu, tercatat.
ada 2.684 pengunjung yang yang
berobat kepadanya. Dua puluh
orang di antaranya adalah pasien tetap yang datang secara rutin seminggu sekali. Sedangkan tarif setiap pengunjung Rp 25.000,00-Rp
50.000,00. "Saya memberi mereka
resep obat penenang, karena kebanyakan keluhannya susah tidur karena stres dan semacamnya. Gbat
yang saya kasih seperti Dumolid,
Codein, Xenax, dan sejenisnya," katanya kepada wartawan.
~am~ EI?-sebagai psiki~te~ ter-
SATRY", 'PR"
TERSANGKA ED yang merupakan dokter spesialis kejiwaan gadungan,
bercerita kepada wartawan soal asal mula merifadi dokter gadungan. ED ditangkap di tempat praktiknya pada Senin (27/'"') malam, di Jln. Cijagra II No.
11Kota Bandung. *
--'-ga dengan praktik ED. Polisi pun
nyata cuIa;p berkibar. Beberapa klinik di Bandung bahkan merujuk be- 'meminta saksi ahli dari Dinkes Kota
Bandung dan Ikatan Dokter Indoneberapa pasiennya untuk berobat kesia. Setelah dicek, ternyata Surat
pada psikiater ED. Dari praktiknya
itu, ia berhasil mengumpulkan uang
Tanda Register (STR) dan Surat Izin
sekitar Rp 150juta. Uangnya dibeliPraktik (SIP) ED palsu. Surat-surat
kan satu rumah di daerah Permata
itu dia scan dari temannya. "TemanRancasawo Kel. Margasenang, Kec.
ternan saya banyak yang dokter. TeBuahbatu, Kota Bandung.
rus saya pinjam surat-surat mereka
**
lalu saya scan," tutur ED.
NAMUN para pelanggan obat peDia nekat melakukan perbuatan
nenang dari dokter ED, menjadi tiitu, karena susah.mendapat pekerjadak tenang karena praktiknya dituan. ED pernah melamar menjadi retup polisi sejak Senin (27/7) malam.
porter, tetapi gagal. Pernahjuga
Pasalnya, praktik ED ilegal. "Dia
menjadi customer service tetapi tidokter gadungan. Semua surat izin
dak bertahan lama. "Saya memilih
yang dimiliki palsu. Bahkan, dia bu- jadi psikiater karena dokter ini tidak
kan lulusan kedokteran, tapi lulusan
ada tindakan medis dan minim risiFikom Unpad," ujar Kapolresta Ban- ko. Cuma modal cuap-cuap saja,"
dung Tengah Ajun Komisaris Besar I katanya.
Wayan Supartha di Mapolsekta
Kapolsekta Lengkong Ajun KomiLengkong, Kota Bandung, Selasa
saris Nuredy Irwansyah didampingi
(28/7).
Kanitreskrim Inspektur Satu Tri SuPenangkapan ED berawal dari lahartanto, mengatakan, dalam pesekitar yang curi-.
nangkapan
itu-"'-polisi menyita- sejum, poran -masyarakat
.
~.
~~~
-
lah barang bukti, antara lain plang
praktik atas nama dr. ED Sp. Kj., 1
dan buku catatan pasien. ED dijerat
pasal 77 UU RI No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara
atau denda Rp 150 juta. (Satrya
Graha/"PR")***
--------
KIi\)ing
Humos
Unpod
2009
_
1
2
18
17
OJan
3
19
.
OPeb
4
5
20
3
21
.
o Kamis o Jumat o
Rabu
7
8
?2
23
9
11
10
24
25
o Mar OApr o Me; OJun 8Jul
o
Sabtu
12
13
26
27
OAgs
GSep
Minggu
14
28
OOkt
15
6)
--ONov
16
30
31
---
ODes
Gagal ]adi Reporter,
_
_ Eh...
_ _ ]adi "Psikiater?'
=~_-.lL
_
~
T
IDAK perlu menghabis~n
uang berjuta-juta rupiah untuk menjadi seorang "dokter
spesialis". Bahkan untuk mendapat
gelar "dokter spesialis", cukup modal kemauan belajar, mengamati,
dan berani mencoba ilmu yang dipelajari.
ltu pula yang dibuktikan ED (37),
warga Pindad Timur Blok A NO.2
Kel. Sukapura, Ke~. Kiaracondong,
Kota Bandung. Hanya dalam waktu
empat bulan, ED "menjelma" sebagai seorang dokter spesialis kejiwaan
alias psikiater. ED mempelajarinya
secara autodidak melalui buku, internet, serta melihat sejumlah temannya yang berprofesi dokter. la
belajar menulis resep dan meri1pelajari nama-nama obat, antara lain dari buku MIMS Indonesia Petunjuk
Konsultasi edisi 8 tahun
2008/2009.
Setelah merasa cukup ilmu, ED
pun membuka praktik
-- -_. di----~ln. Cijagra
II No. 11Kota Bandung sejakJuni
2008. la menyewa satu paviliun di
rumah milik Ida Dahlia (53) Rp
500.000,00 per bulan. Dipasang
pula satu plang bertuliskan "dr. ED
Sp. Kj., SIP: 455/1888-Dinkes/96.PTP-DUM/06, PSIKIATER
Praktik: Senin-Sabtu Pukul12.0018.00 WIB".
Setahun lebih praktiknya berjalan
mulus. Selama setahun itu, tercatat.
ada 2.684 pengunjung yang yang
berobat kepadanya. Dua puluh
orang di antaranya adalah pasien tetap yang datang secara rutin seminggu sekali. Sedangkan tarif setiap pengunjung Rp 25.000,00-Rp
50.000,00. "Saya memberi mereka
resep obat penenang, karena kebanyakan keluhannya susah tidur karena stres dan semacamnya. Gbat
yang saya kasih seperti Dumolid,
Codein, Xenax, dan sejenisnya," katanya kepada wartawan.
~am~ EI?-sebagai psiki~te~ ter-
SATRY", 'PR"
TERSANGKA ED yang merupakan dokter spesialis kejiwaan gadungan,
bercerita kepada wartawan soal asal mula merifadi dokter gadungan. ED ditangkap di tempat praktiknya pada Senin (27/'"') malam, di Jln. Cijagra II No.
11Kota Bandung. *
--'-ga dengan praktik ED. Polisi pun
nyata cuIa;p berkibar. Beberapa klinik di Bandung bahkan merujuk be- 'meminta saksi ahli dari Dinkes Kota
Bandung dan Ikatan Dokter Indoneberapa pasiennya untuk berobat kesia. Setelah dicek, ternyata Surat
pada psikiater ED. Dari praktiknya
itu, ia berhasil mengumpulkan uang
Tanda Register (STR) dan Surat Izin
sekitar Rp 150juta. Uangnya dibeliPraktik (SIP) ED palsu. Surat-surat
kan satu rumah di daerah Permata
itu dia scan dari temannya. "TemanRancasawo Kel. Margasenang, Kec.
ternan saya banyak yang dokter. TeBuahbatu, Kota Bandung.
rus saya pinjam surat-surat mereka
**
lalu saya scan," tutur ED.
NAMUN para pelanggan obat peDia nekat melakukan perbuatan
nenang dari dokter ED, menjadi tiitu, karena susah.mendapat pekerjadak tenang karena praktiknya dituan. ED pernah melamar menjadi retup polisi sejak Senin (27/7) malam.
porter, tetapi gagal. Pernahjuga
Pasalnya, praktik ED ilegal. "Dia
menjadi customer service tetapi tidokter gadungan. Semua surat izin
dak bertahan lama. "Saya memilih
yang dimiliki palsu. Bahkan, dia bu- jadi psikiater karena dokter ini tidak
kan lulusan kedokteran, tapi lulusan
ada tindakan medis dan minim risiFikom Unpad," ujar Kapolresta Ban- ko. Cuma modal cuap-cuap saja,"
dung Tengah Ajun Komisaris Besar I katanya.
Wayan Supartha di Mapolsekta
Kapolsekta Lengkong Ajun KomiLengkong, Kota Bandung, Selasa
saris Nuredy Irwansyah didampingi
(28/7).
Kanitreskrim Inspektur Satu Tri SuPenangkapan ED berawal dari lahartanto, mengatakan, dalam pesekitar yang curi-.
nangkapan
itu-"'-polisi menyita- sejum, poran -masyarakat
.
~.
~~~
-
lah barang bukti, antara lain plang
praktik atas nama dr. ED Sp. Kj., 1
dan buku catatan pasien. ED dijerat
pasal 77 UU RI No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara
atau denda Rp 150 juta. (Satrya
Graha/"PR")***
--------
KIi\)ing
Humos
Unpod
2009
_