Partisipasi Politik Rakyat.

Pikiran Rakyat
o Selasa
456
20

21

o Mar

8Apr

0

Rabu

7
22

o Kamis
8
23


OMei

9

OJun

24

0
10

25

0 Jul

.

Jumat
CB


o Minggu

Sabtu
12
13
27
28

26

o Sep

0 Ags

0

14

Okt


15
29
ONov

16
30
ODes

Partisipasi P()lit~
~akr~t
Oleh AHMAD RAFSANJANI

T

ANGGAL 9 Aprillalu,
jutaan masyarakatIndonesia menggunakanhak
partisipatifnyadalam ranah politik. Dengan mendatangi tempat pemung\ftan suara, menggunakan hak pilihnya,dan memutuskan pilihan, masyarakat
berpartisipasi dalam menentukan bentuk bangunan politik
clanpemerintahan di negeriini

dalam lima tahun ke depan.
Pesta demokrasi bernama
pemilu memang merupakan
ruang publik artifisialyang memungkinkanindividuberperan
aktifbagi komunitasnya. Namun, menurut KarlMarx,seo- gimerupakan kesepakatanberrang filsufterkemuka Jerman,
sarna, yang mampu membuat
pemilu bukan saja merupakan
semua elemendalam mas)raraproses politik yang indah, na- kat merasa bertanggungjawab
mun juga ironis. Dalam Criti- melaksanakandan menyuksesque of Hegel's Philosophy of kan kebijakan publik tersebut.
Right (1844),Marx mengemu- Pelaksanaan pemilujuga menkakan bahwapemilu adalah sa- jadi ruang representatifbagi kitu-satunya kesempatan bagi ta untuk mengekspresikan pemasyarakatbiasa imtuk menja- ran sebagai warga yang baik,
lankan perannya dalam kehi- sekaligusmenjadimomen apodupan politik.
kaliptikalbagi ironi demoKrasi
Hal ini disebab~an setelah formalistikKarlMarxtadi.
pemilu, individukembalimenPemilihanwakilrakyatkemajadi masyarakat sipil biasa. rin dan pemilihan presiden
Tanpaperan clankontribusipe- nanti, tentu saja memberikan
mikiran yang signifikan bagi kesempatan partisipasi politik
pengambilan kebijakanpublik. yang luas dan otonom kepada
Belakangan, ironi Marxian ini masyarakat.Memilihadalahsadikenal dengan istilah demo- lah satu pembelajaran demo'krasi formalistik. Pendekatan krasi paling esensial. Namun,
demokrasi formalistik dapat pembelajaran ini akan menjadi
membuat masyarakat teralie- formalistik, jika esensi demonasi dari proses pengambilan krasi yang lain seperti kontrol

kebijakan publik. Padahal, ke- terhadap kekuasaantidakbeljabijakan publik justru melulu Ian sebagaimanamestinya.Juberbicara tentang masyarakat, ga ketikademokrasitidak menclanbagaimanamengambiltin- jamin dibukanyaruang lebihludakan-tindflkan publik demi as bagi keterlibatanmasyarakat
menyejahterakan masyarakat.
dalam proses pengambilan keDengan terasingnya masya- bijakan-kebijakanpublik.
rakat dari proses pengambilan
Minimnya jaminan keterlikebijakan publik, mengakibat- batan masyarakat yang lebih
kan kebijakan~pub~ik
~~
~- --.l~as inilahyang~e~apteljadi di

Kliping

Hum as

Unpad

negeri ini. Realitas dari hal ini
tampak dengan jelas. Dalam
banyak kebijakan publik, terdapat kekosongan argumentative
turn. Proses pengambilan kebijakan publik lazimnya bersifat
top-down dan sekaligus mereprentasikan krisis partisipasi

masyarakat, terutama dalam level perencanaan.

Demokrasi deliberatif
Untuk menjamin tidak berkuasanya "watak demokrasi
formalistik" dalam sistem pemerintahan yang beljalan nantinya, maka penguasa yang terpilih nanti perlu menjamin dibukanya ruang-ruang partisipasi publik. Hal ini menjadi
penting, karena selama ini ruang publik justru lebih sering
hanya menjadi mediasosialisasi bagi produk-produk kebijakan publikyangdibuat pemerintab. Bukan sebagaiforum yang
menjamin adanyaproses argumentative turn, berbentuk dialog yang mempertemukan keinginan pemerintah dengan aspirasi masyarakatbanyak.
Dengan demikian, dalam
konteks pemilu legislatif dan
presiden ini, para kandidat bukan hanya perlu membuka ruang publik melalui kampanye,
tapi juga perlu menyediakannya setelah mereka terpilih
nanti. Di ruang p'ublik inilah
nanti, masyarakat berkomunikasi, mengeluarkan pendapat,
dan memberi solusi atas permasalahanpublik mereka. Perdebatan yang teIjadi di ruang
publik akan menghasilkansuatu konsensus yang digunakan
sebagai alat legitimasibagi kebijakan-kebijakan.publik.
Dalam filsafat politik modem, penggunaanruang publik
sebagaimodelpenentu kebijakan publik ini dikenal dengan
demokrasi deliberatif. Mpdel

demokrasi deliberatif diperke-

2009

31

nalkan Jurgen Habermas, seorang filsuf modern Jerman, dalam buku pennngnya Between
Facts &Norms (1992). Secara
radikal, Jurgen Habermas menyatakan, kebijakan publik