Analisis Usaha Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki
luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai
95.181 km dengan luas wilayah laut 5,4 juta km2, mendominasi total luas
teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km2 (Dinas Kelautan dan Perikanan
Banten, 2012). Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang
dikaruniai

sumber

daya

kelautan

yang

besar


termasuk

kekayaan

keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan.
Sumber daya pada sektor perikanan merupakan salah satu sumber daya
yang penting bagi kehidupan masyarakat dan memiliki potensi untuk
dijadikan sebagai penggerak utama ekonomi nasional. Hal ini didasari
kenyataan bahwa industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan dengan
sektor-sektor lainnya seperti sektor perekonomian dan sektor dalam
pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan
nasional terutama adalah mendorong pertumbuhan agroindustri melalui
penyediaan bahan baku, meningkatkan devisa dengan peningkatan ekspor
hasil produk perikanan, kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani atau nelayan serta menunjang pembangunan nasional.
Sejalan dengan itu, maka pembangunan sektor perikanan harus berorientasi
pada peningkatan produktivitas, nilai tambah, perluasan kesempatan kerja dan
efisiensi usaha serta peningkatan pendapatan usaha sektor perikanan.
Tabel 1. Konsumsi Nasional Ikan per Kapita Tahun 2009-2013

Tahun
2009
2010
2011
2012
2013

Konsumsi per Kapita (Kg/Kapita/Tahun)
29,08
30,48
32,25
33,89
35,21

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014) menunjukkan bahwa
konsumsi ikan per kapita nasional mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

1


2

Sampai dengan tahun 2013, konsumsi ikan per kapita nasional terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, setidaknya dalam lima tahun
terakhir dari tahun 2009-2013 dengan rata-rata peningkatan sebesar 4,90%.
Karena itu Indonesia dapat dikatakan negara yang kaya akan sumber protein
hewani, khususnya yang berasal dari ikan. Namun demikian, jumlah
konsumsi ikan di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan Malaysia.
Menurut hasil perhitungan, angka konsumsi ikan di Indonesia yaitu 30,47
kg/kapita/tahun sedangkan Malaysia 45 kg/kapita/tahun (Milo, 2013).
Ikan asin merupakan salah satu olahan ikan yang dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan, selain harga ikan asin yang lebih
murah dibandingkan ikan segar, ikan asin juga memiliki kandungan kalsium
yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan segar karena ikan asin memiliki
kadar air yang sedikit. Meskipun ikan asin banyak digemari masyarakat di
Indonesia dan menjadi salah satu lauk pelengkap masyarakat Indonesia,
namun banyak juga masyarakat yang tidak gemar mengkonsumsi ikan asin.
Faktor selera konsumen menjadi salah satu penyebab meningkat atau
menurunnya tingkat konsumsi ikan asin di Indonesia.
Usaha pengolahan ikan merupakan sebuah kegiatan usaha yang

bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah yang dimiliki oleh sebuah produk
perikanan, baik yang berasal dari bidang usaha perikanan tangkap maupun
budidaya atau akuakultur. Selain itu, kegiatan usaha pengolahan ikan ini juga
bertujuan untuk mendekatkan produk perikanan ke pasar sehingga dapat
diterima oleh konsumen yang lebih luas.
Usaha pengolahan ikan asin yang pada umumnya padat karya dan
merupakan industri rumah tangga mempunyai peran yang sangat penting bagi
masyarakat. Hal ini disebabkan cukup banyak tenaga kerja berpenghasilan
rendah yang dapat ditampung dan banyak keluarga yang menggantungkan
pendapatannya pada usaha ini, baik mereka yang terkait langsung dengan
kegiatan produksi maupun yang tidak terkait langsung. Banyaknya usaha
pengolahan ikan asin juga dapat memberikan kesempatan berusaha yang lebih
luas untuk kelompok masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

3

Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Jawa
Tengah tepatnya di pesisir laut Jawa sehingga menjadikan Kabupaten Pati
sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi kelautan dan perikanan.
Kabupaten Pati memiliki banyak usaha pengolah ikan, salah satu usaha

pengolahan ikan di Kabupaten Pati yaitu ikan asin. Berikut tabel mengenai
daftar pengolah ikan yang ada di Kabupaten Pati tahun 2014.
Tabel 2. Jumlah Pengolah Ikan, Kapasitas Produksi, Modal dan Tenaga Kerja
per Kecamatan di Kabupaten Pati Tahun 2014
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15

Kecamatan Juwana
Kecamatan Sukolilo
Kecamatan Tayu
Kecamatan Dukuhseti
Kecamatan Batangan
Kecamatan Margoyoso
Kecamatan Pati
Kecamatan Wedarijaksa
Kecamatan Jakenan
Kecamatan Trangkil
Kecamatan Jaken
Kecamatan Winong
Kecamatan Kayen
Kecamatan Tambakromo
Kecamatan Gabus
Jumlah


Jumlah
Pengolah
(Unit)
193
127
92
72
69
44
36
31
23
18
13
8
4
2
1
733


Kapasitas
Produksi
(Kg/hari)
281.912
12.405
2.409
68.525
2.850
3.670
4.958
17.375
1.390
299
305
24
100
100
2
396.324


Modal
(RP)
32.482.500.000
159.300.000
71.530.000
1.843.500.000
2.016.100.000
506.100.000
8.490.000.000
262.500.000
420.000.000
200.000.000
9.000.000
1.750.000
12.000.000
34,000.000
300.000
46.508.580.000


Tenaga
Kerja
(orang)
4.090
279
135
1.106
292
96
82
168
46
34
15
8
8
8
1
6.368


Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, 2014

Kecamatan Juwana yang terletak di Kabupaten Pati merupakan salah
satu sentra produksi ikan. Ikan yang dihasilkan di Kecamatan Juwana
merupakan ikan laut. Kecamatan Juwana tidak hanya menghasilkan ikan
segar, namun juga menghasilkan olahan dari ikan segar itu berupa ikan
pindang, ikan asin dan ikan asap. Berdasarkan data daftar pengolah ikan di
Kabupaten Pati tahun 2014 diketahui bahwa Kecamatan Juwana merupakan
salah satu kecamatan dengan jumlah pengolah ikan terbanyak di Kabupaten
Pati yaitu 193 unit pengolah ikan. Pengolahan ikan yang ada di Kabupaten
Pati diantaranya terdiri dari presto, pemindangan, pemanggangan, pembuatan
otak-otak, bakso, nugget, kerupuk, pengolahan ikan segar (fillet, kapasan,

4

kuniran, mata besar), pengasapan, ikan asin, peragian dan terasi. Kapasitas
produksi pengolah ikan yang dihasilkan Kecamatan Juwana yaitu sebesar
281.912 kg per hari merupakan kapasitas produksi terbesar yang dihasilkan di
Kabupaten Pati.
Kecamatan Juwana menjadi salah satu sentra pengolahan ikan segar
di Kabupaten Pati. Kecamatan Juwana tidak hanya menghasilkan ikan segar
namun juga terdapat hasil olahan lain dari ikan tersebut salah satunya adalah
ikan asin. Dengan adanya usaha olahan ikan asin di Kecamatan Juwana,
Kabupaten Pati diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan bagi
masyarakat di sekitar pesisir laut Jawa sehingga dapat meningkatkan
kesejahterakan hidup. Berikut adalah data dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pati mengenai jumlah pengolah ikan asin di Kabupaten Pati tahun
2014.
Tabel 3. Jumlah Pengolah Ikan Asin, Kapasitas Produksi, Modal dan Tenaga
Kerja per Kecamatan di Kabupaten Pati Tahun 2014
No
1.
2.
3.

Jumlah
Kecamatan Pengolah
(Unit)
Juwana
14
Batangan
8
Dukuhseti
2
Jumlah
24

Kapasitas
Produksi
(kg/hari)
30.240
260
7.000
37.500

Modal (Rp)
Rp 2.106.500.000
Rp 290.000.000
Rp 140.000.000
Rp 2.536.500.000

Tenaga
Kerja
(orang)
192
23
25
240

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, 2014
Berdasarkan data daftar pengolah ikan asin di Kabupaten Pati tahun
2014 diketahui bahwa terdapat tiga kecamatan yang memiliki pengolahan
ikan asin diantaranya Kecamatan Batangan, Kecamatan Dukuhseti dan
Kecamatan Juwana. Jumlah pengolah ikan asin terbanyak yaitu berasal dari
Kecamatan Juwana dengan jumlah pengolah sebanyak 14 unit, sedangkan
Kecamatan Batangan yaitu 8 unit dan Kecamatan Dukuhseti 2 unit.
Kecamatan Juwana juga menjadi kecamatan dengan kapasitas produksi ikan
asin terbesar di Kabupaten Pati yaitu sebesar 30.240 kg/hari sedangkan
Kecamatan Batangan yaitu 260 kg/hari,dan Kecamatan Dukuhseti 7.000
kg/hari sehingga Kecamatan Juwana merupakan kecamatan yang paling

5

banyak menghasilkan produksi ikan asin karena jumlah pengolah di
Kecamatan Juwana paling banyak dibandingkan dengan jumlah pengolah di
kecamatan lain di Kabupaten Pati.
B. Perumusan Masalah
Usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Juwana merupakan salah
satu usaha pengolahan ikan asin dengan jumlah produksi terbesar di
Kabupaten Pati. Industri pengolahan ikan asin memberikan manfaat bagi
masyarakat di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati karena industri pengolahan
ikan asin ini menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.
Kecamatan Juwana merupakan salah satu sentra pengolah ikan terbesar
di Kabupaten Pati dengan jumlah kapasitas produksi terbanyak, namun
Kecamatan Juwana tidak memiliki banyak pengolah ikan asin yaitu hanya 14
pengusaha pengolahan ikan asin tetapi merupakan kecamatan dengan jumlah
pengolah ikan asin terbanyak di Kabupaten Pati. Menurut Rokhimawaty
(2009) usaha pengolahan ikan asin memiliki resiko yang tinggi untuk
dijalankan dan memungkinkan dapat mengalami kerugian.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh pengusaha
pengolahan ikan asin di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati yaitu pembuatan
pencatatan mengenai biaya dan penerimaan dari usaha pengolahan ikan asin.
Hal ini disebabkan minimnya informasi dan rendahnya pengetahuan yang
dimiliki oleh pengusaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Juwana,,
Kabupaten Pati. Pencatatan mengenai biaya dan penerimaan sangat penting
dalam suatu usaha, mengingat dengan adanya pencatatan tersebut maka para
pengusaha pengolah ikan asin dapat mengetahui secara jelas besarnya biaya,
penerimaan dan keuntungan.
Setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya memiliki tujuan yaitu
untuk

memperoleh

keuntungan

yang

sebesar-besarnya

dengan

memaksimalkan pendapatan, meminimumkan biaya dan memaksimalkan
penjualan. Namun dalam kenyataannya, seringkali pengusaha kurang
memperhatikan besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan efisiensi

6

usahanya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan adanya analisis
usaha untuk mengetahui besarnya keuntungan, risiko dan efisiensi dari usaha
pengolahan

ikan

asin

ini

sehingga

pengusaha

dapat

mengetahui

perkembangan usahanya.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi tersebut, maka dapat dihasilkan
rumusan masalah yaitu :
1. Berapa besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan dari usaha pengolahan
ikan asin di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati?
2. Berapa tingkat profitabilitas usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan
Juwana, Kabupaten Pati?
3. Berapa tingkat risiko usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Juwana,
Kabupaten Pati?
4. Berapa tingkat efisiensi usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Juwana,
Kabupaten Pati?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan dari usaha
pengolahan ikan asin di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
2. Menganalisis tingkat profitabilitas usaha pengolahan ikan asin di
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.
3. Menganalisis tingkat risiko usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati.
4. Menganalisis tingkat efisiensi usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan tentang
usaha pengolahan ikan asin terutama dari sisi pengelolaan usahanya dan
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7

2. Bagi pemerintah Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun dan
menentukan langkah kebijakan untuk menciptakan iklim usaha yang
mendukung bagi usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati.
3. Bagi pelaku usaha pengolahan ikan asin, hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan untuk peningkatan usahanya.
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan wacana dan
kajian guna menambah pengetahuan dan wawasan serta perbandingan
dalam permasalahan yang sejenis.