Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia
pada Tahun 2007-2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh :
Teodora Uthari Dadara Tarigas
NIM : 092114071


PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia
pada Tahun 2007-2011


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh :
Teodora Uthari Dadara Tarigas
NIM : 092114071

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT U]VDERPRICITVG PADA PERUSAHAAN GO
P(TBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada
Tahun 2007-2011

Telah clisetujui oleh:

Dosen Pen-rbimbing,

Tanggal :02 Juli 2013

Dr. Ninik Yudianti M. Acc.,QIA


11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

- Thomas Alva Edison-

Apa pun tugas hidup anda, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan
pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati,
dan yang belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi.
- Martin Luther King-

Kupersembahkan untuk :
Ayahandaku Marselus Uthan dan Ibundaku Rita
Saudara-saudaraku tersayang Vera, Gagah, dan Dayang
Sahabat-sahabatku tersayang

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


UNryERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
ruRUSAN AKUNTANSI * PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
UNDERPMCING PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA
Studi Empfis pada Perusahaan yang Melalnrkan IPO di Bursa Efek Indonesia
padaTahin 2ao7-2oll'
dan dimajukan untuk diuji tanggal X fuli20l3 adalahhasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan omng lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menrmjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dmi penulis yang lain
yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak erdapat
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya alnbil dari

tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya

Apabila saya melalnrkan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan iai saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seola-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berati gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh
universitas batal saya terima

Yogyakarta,2 l:uJri 2013
Yang membuat pernyataan,

Teodora U .ari Dadara Tarigas

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulisan mendapatkan bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M. Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc selaku dosen pembimbing yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si.,Akt.,QIA dan Dr. Fr. Reni Anggraini, M. Si
selaku dosen penguji yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
selama menyelesaikan skripsi.
6. Bapa, Mama, kakak dan adik-adik yang sangat peduli dan banyak mendukung
serta mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Sahabat-sahabatku Tia, Ketrin, Ika, Eka, Risa, Reza, Sam dan Petric serta
teman – teman angkatan 2009 dan pihak – pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan terbaiknya kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 2 Juli 2013

Penulis

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ v
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... vi
HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................... x
HALAMAN DAFTAR GAMBAR.................................................................. xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
ABSTRACT .................................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 9
BAB II
LANDASAN TEORI .................................................................... 11
A. Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) 11
B. Underpricing .......................................................................... 14
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing ... 15
15
1. Reputasi Underwriter
2. Financial Leverage
17
18
3. Book Value to Earning
D. Perumusan Hipotesis Penelitian
18
1. Reputasi Underwriter...................................................... 19
2. Financial Leverage ......................................................... 20
3. Book Value to Earning.................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 22
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 22
B. Populasi Dan Sampel
22
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
23
1. Variabel Independen
23
a. Reputasi Underwriter
23
b. Financial Leverage
24
c. Book Value to Earning
25
2. Variabel Dependen (Underpricing)
25
D. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 26
E.
Metode Pengumpulan Data
27
F.
Statistik Deskriptif
27
G.
Metode Analisis Data
28
1. Pengujian Normalitas
28

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Pengujian Asumsi Klasik
a) Autokorelasi
b) Multikolinearitas
c) Heteroskedastisitas
3. Pengujian Hipotesis (Uji t)
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................................
A. Deskripsi Data
B. Kriteria Pengambilan Sampel
C. Perhitungan Data yang Diteliti
D. Statistik Deskriptif ................................................................
E. Analisis Data
1. Pengujian Normalitas
2. Pengujian Asumsi Klasik
a) Autokorelasi
b) Multikolinearitas
c) Heteroskedastisitas
3. Pengujian Hipotesis (Uji t)
F. Pembahasan Hasil Analisis ...................................................
BAB VI
PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Keterbatasan...........................................................................
C. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................

ix

28
28
29
29
30
33
33
33
34
35
36
36
37
37
38
40
41
43
48
49
49
49
51
53

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Kriteria Pengambilan Sampel........................................................ 33
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif......................................................................... 35
Tabel 4.3. Uji Normalitas

37

Tabel 4.4. Uji Autokorelasi

38

Tabel 4.5. Uji Multikolinieritas

39

Tabel 4.6. Hasil Output uji t

42

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 40

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Tabel Perhitungan Tingkat Underpricing

54

Lampiran 2.

Tabel Perhitungan Reputasi Underwriter

57

Lampiran 3.

Tabel Big Ten Underwriter Berdasarkan Total Transaction Value

60

Lampiran 4.

Tabel Financial Leverage (FL) dan Book Value to Earning

62

Lampiran 5.

Data Olahan menggunakan SPSS 20.0

65

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA
Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada
Tahun 2007-2011
Teodora Uthari Dadara Tarigas
NIM: 092114071
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat underpricing yaitu reputasi underwriter, financial leverage, dan book
value to earning pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2007-2011. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena underpricing
pada saat perusahaan go public dan masih adanya ketidakkonsistenan hasil
penelitian terdahulu.
Jenis penelitian adalah studi empiris. Teknik pengumpulan data adalah
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian adalah
pengujian normalitas, pengujian asumsi klasik, dan pengujian hipotesis (Uji t).
Dari hasil uji t, variabel reputasi underwriter, dan book value to earning tidak
berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Sedangkan variabel
financial leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
underpricing.

Kata kunci: underpricing, reputasi underwriter,financial leverage, book value to
earning

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE LEVEL OF GO PUBLIC
COMPANIES UNDERPRICING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Empirical Study on Companies that Engaging IPO in the Indonesia Stock Exchange
in The Year of 2007-2011
Teodora Uthari Dadara Tarigas
NIM: 092114071
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013

This study aims to examine the factors that affect the level of underpricing
which includes underwriter reputation, financial leverage, and book value to
earning on companies that listed in the Indonesian Stock Exchange in the year
2007-2011. This research is motivated by the underpricing phenomenon when
companies go public and the inconsistent this results from previous studies.
This type of research is an empirical study. Documentation as data
collection technique. The data analysis technique that were used in this study is
normality test, the classical assumption test, and hypothesis testing (t-test).
Results of the t-test, showed that underwriter reputation and book value to earning
variables are not significantly had negative effect on the level of underpricing.
While the financial leverage variable had not significantly positive effect on the
level of underpricing.

Keywords: underpricing, underwriter reputation, financial leverage, book value to
earning

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk
memperluas dan mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengadakan ekspansi usaha. Untuk melakukan ekspansi ini perusahaan
memerlukan tambahan modal yang cukup besar. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan modal yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang diambil dari
dalam perusahaan tidak cukup. Salah satu alternatif untuk pendanaan yang
dapat digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan dana yaitu dengan cara
penerbitan saham baru pada masyarakat yang disebut dengan go public
penawaran umum (IPO).
Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) atau
yang lebih dikenal dengan istilah go public adalah kegiatan penjualan saham
perdana oleh suatu perusahaan kepada masyarakat (public) di pasar modal.
Pasar modal disini mencakup pasar perdana (primary market) dan pasar
sekunder (secondary market). Dalam proses go public sebelum saham
diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek), terlebih dahulu saham
perusahaan yang akan go public dijual di pasar perdana yang biasa disebut
IPO (Initial Public Offering).

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Pasar perdana adalah pasar di mana untuk pertama kalinya saham baru
dijual kepada investor oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut,
agar emiten mendapatkan dana sebesar nilai saham yang ditawarkan
(Handayani, 2008). Handayani (2008) juga menyatakan bahwa pasar perdana
tidak akan berfungsi dengan baik tanpa ada pasar sekunder, karena melalui
pasar sekunder saham yang dikeluarkan di pasar pedana dapat diperjualbelikan
antar investor sehingga aktivitas di pasar sekunder dapat dilakukan oleh
masyarakat dengan bantuan jasa pialang. Tujuan utama dari pasar ini adalah
menyelenggarakan perdagangan saham yang sudah ada di tangan investor,
sehingga investor yang ingin menjual dan atau membeli sejumlah saham dapat
terlaksana. (Handayani, 2008)
Menurut Widiyanti (2006) seperti dikutip oleh Sari (2011) IPO
merupakan salah satu strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat dengan harapan akan menghasilkan kinerja perusahaan
yang lebih baik. Oleh karena itu, IPO diharapkan akan berakibat pada
membaiknya prospek perusahaan yang terjadi karena ekspansi yang akan
dilakukan dan selanjutnya menyebabkan harga saham yang ditawarkan
menjadi lebih tinggi (Handayani, 2008). Kinerja perusahaan sebelum IPO
merupakan informasi bagi investor untuk memprediksi pertumbuhan kinerja
perusahaan sesudah IPO. Investor berharap bahwa kinerja perusahaan sesudah
IPO dapat dipertahankan atau bahkan dapat lebih ditingkatkan (Handayani,
2008).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Harga saham pada penawaran perdana didasarkan pada kesepakatan
antara perusahaan emiten dengan underwriter, sedangkan harga saham di
pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (berdasarkan penawaran dan
permintaan saham di pasar). Walaupun emiten dan underwriter secara
bersama-sama mengadakan kesepakatan dalam menentukan harga perdana
saham, namun sebenarnya mereka masing-masing mempunyai kepentingan
yang berbeda.
Saat perusahaan melakukan IPO terjadi masalah dalam menentukan
harga saham. Masalah yang seringkali timbul dari kegiatan IPO adalah
terjadinya underpricing yang menunjukkan bahwa sebenarnya harga saham
pada waktu penawaran perdana relatif lebih rendah dibanding pada saat
diperdagangkan di pasar sekunder. Pada saat perusahaan melakukan IPO,
harga saham yang dijual di pasar perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara perusahaan emiten dan penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga
yang terjadi di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah
ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar
modal. Apabila harga saham pada saat IPO secara signifikan lebih rendah
dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama,
maka terjadi underpricing (Kim, et al. ,1995 seperti dikutip oleh Handayani
2008).
Menurut Handayani (2008), kondisi underpricing ini dapat merugikan
perusahaan yang melakukan IPO, karena dana yang diperoleh dari publik
tidak maksimum. Sebaliknya jika terjadi overpricing, maka investor akan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

merugi, karena mereka tidak menerima initial return (return awal). Initial
return adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena perbedaan
harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang
bersangkutan di pasar sekunder (Handayani, 2008). Para pemilik perusahaan
menginginkan agar meminimalisasikan situasi underpricing, karena terjadinya
underpricing

akan

menyebabkan

transfer

kemakmuran

dari

pemilik

perusahaan kepada para investor (Beatty, 1989 dalam Handayani 2008).
Fenomena underpricing terjadi di berbagai pasar modal di seluruh
dunia karena adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai
penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan
stakeholder

sebagai pengguna informasi (user). Asimetri informasi bisa

terjadi antara emiten dan penjamin emisi, maupun

investor. Untuk

mengurangi adanya asimetri informasi maka perusahaan menerbitkan
prospektus, yang berisi informasi dari perusahaan yang ingin menerbitkan
saham perdananya. Informasi yang tercantum dalam prospektus terdiri dari
informasi yang sifatnya keuangan dan non keuangan. Informasi yang dimuat
dalam prospektus akan membantu investor dalam membuat keputusan yang
rasional mengenai resiko nilai saham sesungguhnya yang ditawarkan emiten
(Kim, et al. 1995 dalam Handayani 2008).
Menurut Trisnaningsih (2005), untuk menciptakan harga saham yang
ideal, ada beberapa faktor yang mempengaruhi gejala underpricing yang perlu
dipelajari yang diharapkan dapat menghindarkan perusahaan yang akan go

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

public terhadap kerugian karena underestimate atas nilai pasar sahamnya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gejala underpricing antara lain
adalah reputasi underwriter, financial leverage, dan price earning ratio
(PER).
Dalam menentukan harga penawaran untuk saham perusahaan yang
baru pertama kali diterbitkan, underwriter berhadapan dengan ketidakpastian
pasar (Himawan, 2012). Himawan (2012) juga menyatakan bahwa
perusahaan

yang

menggunakan

underwriter

yang

berkualitas

akan

mengurangi tingkat ketidakpastian yang tidak dapat diungkapkan oleh
informasi yang terdapat dalam prospektus dan menunjukkan bahwa informasi
privat dari emiten mengenai prospek usaha perusahaan tidak memberikan
informasi yang salah kepada investor. Dengan adanya reputasi underwriter
maka dapat mengurangi resiko terjadinya underpricing dimana reputasi
underwriter juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya underpricing (Himawan, 2012).
Financial leverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Financial leverage
yang tinggi menunjukkan resiko financial atau resiko kegagalan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi, dan sebaliknya.
Penelitian Trisnaningsih (2005) menyatakan bahwa financial leverage
mempengaruhi tingkat underpricing. Financial leverage yang tinggi
menunjukkan resiko suatu perusahaan tinggi pula, sehingga para investor

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

melakukan keputusan investasi dengan mempertimbangkan informasi
financial leverage. Tetapi tidak mendukung pernyataan Besley dan Bringham
(1996) dalam Sari (2011) bahwa leverage yang tinggi dapat mengurangi
resiko terjadinya underpricing, karena pemegang saham lebih menyukai
leverage yang tinggi karena diharapkan dapat meningkatkan laba.
Hasil penelitian Sari (2011) menunjukkan bahwa price earning ratio
(PER) berpengaruh positif signifikan terhadap underpricing. PER yang tinggi
menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang
akan datang. Dengan price earning yang tinggi diharapkan dapat menurunkan
tingkat underpricing pasar perdana sehingga PER berpengaruh positif dengan
tingkat underpricing. Menurut Walsh (2003) dalam Hamka (2012)
menyatakan bahwa antar harga saham dan PER memiliki hubungan yang
kuat, karena dapat menunjukkan pertumbuhan laba, dan investor akan tertarik
pada pertumbuhan laba tersebut sehingga pada akhirnya akan memberikan
efek terhadap pergerakan harga saham.
Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing telah
banyak dilakukan. Rosyati dan Sabeni (2002), hasil penelitiannya menyatakan
bahwa reputasi underwriter mempengaruhi tingkat terjadinya underpricing.
Perusahaan

yang

menggunakan

underwriter

yang

berkualitas

dapat

mengurangi terjadinya tingkat underpricing. Hasil penelitian ini juga
mendukung temuan Trisnaningsih (2005) dan Ghozali dan Mansur (2002)
yang menyatakan reputasi underwriter berpengaruh terhadap tingkat
underpricing. Penelitian Trisnaningsih (2005) menyatakan bahwa financial

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

leverage mempengaruhi tingkat underpricing. Tetapi tidak mendukung
penelitian Sari (2011) yang menyatakan bahwa financial leverage tidak
berpengaruh positif terhadap tingkat underpricing. Amalia dan Devi (2007)
menyatakan PER berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dengan PER
yang tinggi maka di mata investor perusahaan memiliki prospek yang baik
dalam menghasilkan laba di masa datang. Temuan ini berbeda dengan
Setyoningsih (2006) dalam Amalia dan Devi (2007) yang menyimpulkan
bahwa PER tidak memiliki pengaruh terhadap return saham (underpricing).
Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, berdasarkan latar
belakang dan dari berbagai penelitian yang sudah ada, ada beberapa hasil
penelitian yang tidak selalu konsisten. Berdasarkan hal ini maka masih perlu
dilakukan penelitian kembali terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat underpricing seperti reputasi underwriter, financial leverage, dan
price earning ratio (PER). Dikarenakan PER sebelum perusahaan IPO tidak
ada maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan perhitungan book value
to earning sebagai penggantinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap tingkat
underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah

financial

leverage

berpengaruh

positif

terhadap

tingkat

underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

3. Apakah book value to earning berpengaruh negatif terhadap tingkat
underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah reputasi underwriter berpengaruh negatif
terhadap tingkat underpricing.
2. Untuk mengetahui apakah financial leverage berpengaruh positif terhadap
tingkat underpricing.
3. Untuk mengetahui apakah book value to earning berpengaruh negatif
terhadap tingkat underpricing.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak- pihak
yang berkepentingan seperti:
1. Bagi investor dan calon investor.

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan referensi untuk
pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

2. Bagi emiten.

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya berkaitan
dengan masalah keterbukaan informasi dalam melakukan penawaran
perdana (IPO) untuk memperoleh harga yang baik.
3. Bagi mahasiswa.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
tentang pasar modal.

E. Sistematika Penulisan
BAB I

: PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.

BAB II

: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi mengenai landasan teori yang
digunakan sebagai dasar penelitian dan pengolahan data.

BAB III

: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi mengenai populasi dan sampel yang
digunakan, jenis dan sumber data, metode penelitian data,
dan metode analisis data.

BAB IV

: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi mengenai analisis deskripsi data,
analisa data serta hasil penelitan dan interpretasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V

10

: PENUTUP
Dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan dalam
melakukan penelitian, serta saran-saran yang diberikan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO)
Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) atau yang
lebih dikenal dengan istilah go public adalah kegiatan penjualan saham
perdana oleh suatu perusahaan kepada masyarakat (public) di pasar modal.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan bahwa :
“ Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh
Emitan untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya.”
Penawaran Umum Perdana (IPO) merupakan suatu persyaratan yang harus
dilakukan bagi emiten yang baru pertama kali menjual sahamnya di Bursa
Efek. Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public merupakan
keputusan yang tidak tanpa perhitungan karena perusahaan dihadapkan pada
beberapa risiko yang menguntungkan (benefits) maupun yang merugikan
(cost). Alasan dilakukan go public adalah karena dorongan atas kebutuhan
modal (capital need). Perusahaan yang go public adalah perusahaan yang
mengalami pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan yang pesat,
perusahaan dituntut untuk mampu menyediakan dana untuk keperluan
ekspansi dan untuk keperluan investasi baru.

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Dengan melakukan go public, perusahaan dapat menikmati berbagai
manfaat, baik finansial maupun nonfinansial. Menurut Sitompul (2000), hal
menguntungkan

yang

dapat

dijadikan

bahan

pertimbangan

dalam

melaksanakan penawaran umum antara lain bahwa melalui go public,
perusahaan akan mendapatkan dana segar yang dapat digunakan sebagai
modal untuk jangka panjang dan juga sangat berguna untuk mengembangkan
perusahaan, membayar hutang dan tujuan-tujuan lainnya. Dengan melakukan
go public, dapat pula meningkatkan nilai pasar dari perusahaan karena
umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik, likuiditasnya
akan lebih meningkat bila dibandingkan dengan perusahaan yang masih
tertutup.
IPO yang dilakukan oleh perusahaan juga akan meningkatkan kekayaan
bersih perusahaan, tanpa perlu membayar kembali atau meminta tambahan
pinjaman. Disamping itu citra dan perkembangan perusahaan akan meningkat
karena suatu perusahaan yang semula lingkup usahanya hanya bersifat
nasional akan lebih mudah untuk dapat melakukan ekspansi ke tingkat
internasional seiring dengan penjualan sahamnya. Dan apabila penawaran ini
sukses, maka peningkatan citra perusahaan itu dengan sendirinya akan
menyertai pula (Handayani, 2008).
Di samping keuntungan-keuntungan di atas dapat pula disebutkan satu
keuntungan lain yaitu setelah perusahaan memasuki pasar modal dan
menunjukkan kinerja yang baik, maka selanjutnya tambahan modal akan
mudah didapat baik dari investor-investor individual maupun dari investor

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

institusional lainnya. Terlepas dari berbagai manfaat yang dapat dinikmati,
terdapat pula hal-hal yang kurang menguntungkan dari IPO ini. Diantaranya
adalah biaya proses, pelaksanaan, mencakup biaya untuk membayar auditor,
penjamin emisi (underwriter), percetakan, promosi, penasehat hukum, dan
biaya sesudah IPO. Biaya ini harus dipertimbangkan sebagai suatu hal yang
penting, karena biaya penawaran umum dan biaya setelah beroperasi sebagai
perusahaan publik merupakan pengeluaran yang cukup besar. Kerugian lain
adalah adanya kewajiban perusahaan untuk menyajikan informasi secara
lengkap (full disclosure) tentang segala hal yang sekiranya memiliki nilai atau
dapat mempengaruhi penilaian calon investor. Hal ini di sisi lain akan dapat
menguntungkan pesaing perusahaan (Handayani, 2008).
Selain itu, terdapat pula berbagai tanggung jawab dan beban yang harus
ditanggung oleh perusahaan tersebut setelah menjadi perusahaan publik, yaitu
tugas manajemen menjadi semakin berat, karena manajemen tidak lagi
semata-mata bertanggung jawab terhadap beberapa pemegang saham tetapi
juga tarhadap pemegang saham publik. Fleksibilitas ruang gerak manajemen
menjadi berkurang, berbagai langkah yang akan dilakukan seringkali
membutuhkan persetujuan pemegang saham publik, khususnya apabila
keputusan yang akan diambil dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan
tersebut. Perusahaan juga harus patuh kepada berbagai peraturan yang
ditetapkan oleh BAPEPAM dan Bursa Efek (Handayani, 2008).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

B. Underpricing
Underpricing adalah suatu keadaan dimana harga saham pada saat
penawaran perdana lebih rendah dibandingkan dengan ketika diperdagangkan
di pasar sekunder (Prastiwi, 2001). Bagi perusahaan yang mengeluarkan
saham, apabila terjadi underpricing berarti kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan dana maksimal. Sebaliknya bila terjadi overpricing perusahaan
akan berhasil menghimpun dana lebih murah, sehingga akan mendapatkan
dana yang maksimal.
Fenomena underpricing dikarenakan adanya mispriced di pasar perdana
sebagai akibat adanya ketidakseimbangan informasi antara pihak underwriter
dengan pihak perusahaan. Dalam literatur keuangan masalah tersebut disebut
adanya asymetry informasy. Di Indonesia, fungsi penjamin hanya ada satu
yaitu full commitment, sehingga pihak underwriter berusaha untuk
mengurangi risiko dengan jalan menekan harga di pasar perdana agar
terhindar dari kerugian (Rosyati dan Sabeni, 2002).
Studi tentang IPO secara internasional menyatakan bahwa 9 dari 10
penelitian menyimpulkan telah terjadi underpricing (Aggarwal et al., 1994
dalam Umbara 2008). Underpricing juga terjadi karena ex–ante uncertainty
harga saham pada saat penawaran perdana. Kondisi ini mendorong permintaan
terhadap auditor yang berkualitas. Untuk mengurangi ex–ante uncertainty,
underwriter meminta laporan keuangan perusahaan emiten agar diaudit oleh
auditor yang berreputasi tinggi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Fenomena underpricing

terjadi

di

berbagai

negara dan

15

tingkat

underpricing yang terjadi juga berbeda-beda antara satu negara dengan negara
lainnya. Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk meneliti mengenai
fenomena underpricing dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi tingkat Underpricing
Telah dijelaskan bahwa ketika suatu perusahaan melakukan IPO maka
secara rata-rata biasanya harga saham pertama yang diperdagangkan di pasar
sekunder cenderung mengalami underpricing (Handayani, 2008). Handayani
(2008) juga menambahkan fenomena terjadinya underpricing dijumpai hampir
pada semua pasar modal yang ada di dunia. Setidaknya ada beberapa faktor
yang mempengaruhi underpricing, yaitu :
1. Reputasi Underwriter
Menurut Hartono (2000), underwriter adalah perusahaan yang
membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
kepentingan emiten, dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek
yang

terjual.

Peran

dari

underwriter

adalah

untuk

mengurangi

ketidakpastian. Dalam melakukan penawaran saham perdana, untuk
mengurangi risiko yang akan dihadapi, maka emiten akan meminta
underwriter untuk menjamin penjualan saham tersebut. Underwriter
melakukan tugas yang cukup berisiko, kesepakatan emiten dengan
penjamin emisi akan diikat dalam suatu perjanjian yang dibuat bersama
antara emiten dengan penjamin emisi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Menurut Suyatmin dan Sujadi (2006), pada dasarnya perusahaan
dapat saja menerbitkan efeknya kepada beberapa investor tertentu tanpa
menggunakan jasa penjamin emisi (private placement). Namun karena
prosesnya begitu rumit dan memerlukan pengetahuan yang sangat spesifik,
maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak mungkin memasuki pasar
modal tanpa bantuan penjamin emisi (underwriter). Pengetahuan dan
kemampuan dari underwriter merupakan jaminan bagi perusahaan bahwa
proses penawaran umum akan ditangani dengan baik. Selain itu,
manajemen perusahaan juga mendapatkan kesempatan dengan belajar dari
pengalaman dan pengetahuan underwriter.
Menurut Hartono (2000), dalam menentukan harga saham perdana
underwriter cenderung mengambil risiko kecil, yaitu dengan menetapkan
harga saham perdana lebih rendah dibanding dengan harga pasar sekunder
pada saham

yang sama. Kurangnya pengalaman emiten dalam

menerbitkan saham merupakan salah satu faktor yang dapat menjelaskan
mengapa saham yang dijualnya terjadi underpricing. Ketika underwriter
tidak memiliki reputasi yang tinggi atau berpengalaman, maka saat
penentuan harga saham perdana harga yang ditetapkan dapat menjadi lebih
rendah bahkan lebih tinggi. Sehingga reputasi underwiter ini sangat
mempengaruhi tingkat underpricing.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

2. Financial Leverage
Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki perusahaan. Dalam
arti harafiah, leverage berarti pengungkit/tuas. Sumber dana perusahaan
dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan sumber dana
ekstern. Sumber dana intern berasal dari laba yang ditahan, pemilik
perusahaan

yang tercermin pada lembar saham atau prosentasi

kepemilikan yang terlihat dalam neraca. Sementara sumber dana ekstern
merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan,
misalnya hutang (liabilities). Kedua sumber dana ini terlihat dalam neraca
pada sisi kewajiban.
Menurut Weston Besley dan Bringham (1996) seperti dikutip oleh
Susanto (2006), financial leverage adalah pembiayaan perusahaan dengan
menggunakan hutang. Untuk mengukur presentase dana yang disediakan
oleh kreditor (rasio hutang) dapat dilakukan dengan membagi antara total
hutang dengan total aktiva.
Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar hutangnya dengan equity yang dimilikinya (Tambunan, 2007
dalam Kristiantari 2012). Menurut Kim et al. (1993) seperti dikutip oleh
Handayani (2008), secara teoritis, financial leverage menunjukkan risiko
suatu perusahaan dan kondisi ketidakpastian. Apabila financial leverage
tinggi, berarti risiko suatu perusahaan tinggi sehingga para investor akan
mempertimbangkan hal ini dalam melakukan keputusan investasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

(Trisnawati, 1998). Semakin besar financial leverage suatu perusahaan,
akan menimbulkan ketidakpastian harga saham perdana yang besar pula,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi underpricing.

3. Book Value To Earning
Book value to earning dijadikan tolok ukur untuk menilai tinggi
rendah atau mahal murahnya saham perusahaan. Book value to earning
adalah salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan
nilai intrinsik saham. Jika nilai instrinsik saham lebih tinggi dibandingkan
dengan harga pasarnya maka saham tersebut undervalued sehingga
sebaiknya dibeli. Bila nilai intrinsik saham lebih rendah dibandingkan
dengan harga pasarnya, maka saham tergolong overvalued sehingga saham
tersebut sebaiknya tidak dibeli dan investor yang memiliki saham akan
menjual saham tersebut (Tandelilin, 2001).
Book value to earning yang tinggi menunjukkan ekspektasi
investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang. Dengan
book value to earning yang tinggi diharapkan dapat menurunkan tingkat
underpricing pada pasar perdana (Nugraheni,2006).

D. Perumusan Hipotesis Penelitian
Dengan mengacu pada teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

1. Reputasi underwriter
Dalam menentukan harga penawaran untuk saham perusahaan
yang baru pertama kali diterbitkan, underwriter berhadapan dengan
ketidakpastian pasar. Perusahaan yang menggunakan underwriter yang
berkualitas akan mengurangi tingkat ketidakpastian yang tidak dapat
diungkapkan oleh informasi yang terdapat dalam prospektus dan
menunjukkan bahwa informasi privat dari emiten mengenai prospek usaha
perusahaan tidak memberikan informasi yang salah kepada investor.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ghozali dan Mansur (2002)
membuktikan bahwa reputasi underwriter berpengaruh terhadap tingkat
underpricing. Dalam proses IPO, underwriter bertanggung jawab atas
terjualnya saham. Underwriter yang mempunyai reputasi tinggi akan
memberikan harga saham yang tinggi pada saham yang dijaminnya
sebagai konsekuensi dari kualitas, sehingga dapat mengurangi tingkat
underpricing. Sebaliknya, underwriter yang belum mempunyai reputasi
akan menetapkan harga yang rendah untuk menghindari resiko membeli
saham yang tidak laku terjual.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian merumuskan sebagai
berikut:
H1

: Reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap tingkat
underpricing.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

2. Financial leverage
Trisnaningsih (2005) menyatakan financial leverage berpengaruh
terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini juga mendukung
temuan dari Ghozali dan Mansur (2002). Apabila

financial leverage

tinggi maka menunjukkan risiko suatu perusahaan tinggi pula. Para
investor dalam melakukan keputusan investasi mempertimbangkan
informasi financial leverage. Jika terjadi ketidakpastian informasi
mengenai financial leverage, maka akan mempengaruhi para investor
dalam mengambil keputusan. Oleh sebab itu tingkat ketidakpastian yang
semakin tinggi menyebabkan semakin tingginya tingkat underpricing
sehingga terdapat pengaruh pada financial leverage terhadap tingkat
underpricing.
H2

: Financial leverage berpengaruh

positif terhadap tingkat

underpricing.

3. Book Value To Earning
Hasil penelitian Sari (2011) menunjukkan bahwa book value to
earning berpengaruh positif signifikan terhadap underpricing. Hal tersebut
menandakan bahwa tingkat book value to earning perusahaan yang tinggi
mengakibatkan tingkat underpricing menjadi tinggi. Book value to earning
yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan
di masa yang akan datang. Dengan book value to earning yang tinggi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

diharapkan dapat menurunkan tingkat underpricing pasar perdana karena
jika ekspektasi investor terhadap satu jenis saham tinggi, maka permintaan
terhadap saham tersebut juga akan tinggi sehingga harga saham di pasar
juga relatif tinggi. Hal ini menyatakan book value to earning berpengaruh
negatif dengan tingkat underpricing.
H3

: Book value to earning berpengaruh negatif terhadap tingkat
underpricing.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris yaitu studi yang
dilakukan berdasarkan data eksperimental hasil pengamatan, pengalaman, trial
dan error (uji coba) dan bukan secara teoritis maupun spekulasi, lebih untuk
ilmu pengetahuan dan penelitian. Studi empiris dilakukan pada perusahaanperusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007
hingga tahun 2011.

B. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010:117). Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan
penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu
mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud
dan tujuan penelitian. Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan melakukan penawaran umum perdana pada tahun 2007-2011.

22

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

2. Harga penawaran saham perusahaan pada saat IPO lebih rendah bila
dibandingkan dengan harga saat penutupan di pasar sekunder di hari
pertama.
3. Kelengkapan data yang diperlukan yaitu harga penawaran saham
perusahaan pada saat IPO. Harga pada saat penutupan di pasar sekunder
hari pertama serta reputasi underwriter, financial leverage, dan book value
to earning.

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab timbulnya variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reputasi Underwriter, Financial Leverage, dan
Book Value to Earning.
Pengukuran variabel independen, sebagai berikut :
a. Reputasi Underwriter
Reputasi underwriter adalah skala kualitas underwriter dalam
menawarkan saham emiten. Penggunaan underwriter yang mempunyai
reputasi yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian harga saham
perusahaan. Dalam penelitian ini, variabel reputasi underwriter
merupakan variabel yang berskala kategori (dummy).
Reputasi underwriter diukur berdasarkan peringkat dari total
transaction value. Underwriter mempunyai reputasi tinggi jika berada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

pada 10 besar dari total transaction value setiap tahunnya dan
bereputasi rendah jika berada di luar 10 besar total transaction value.
Menurut Suyatmin dan Sujadi (2006) dalam Sipayung (2009),
untuk perusahaan yang dijamin oleh underwriter bereputasi tinggi
diberi angka 1, sedangkan untuk perusahaan yang dijamin oleh
underwriter bereputasi rendah diberi angka 0.

b. Financial Leverage (FL)
Financial Leverage (leverage ratio) menunjukkan kemampuan
perusahaan

dalam

membayar

utangnya

dengan

ekuitas

yang

dimilikinya. Apabila financial leverage ini tinggi menunjukkan resiko
suatu perusahaan tinggi pula karena perusahaan dianggap memiliki
utang yang besar, seperti resiko tidak terbayarnya pinjaman.
Berdasarkan pada penelitian Ghozali dan Mansur (2002) yaitu apabila
tingkat hutang emiten semakin besar, maka tingkat underpriced
semakin kecil sehingga financial leverage berhubungan negatif dengan
tingkat underpricing. Hal ini menunjukkan bahwa investor pasar
modal Indonesia, khususnya yang membeli saham di pasar perdana
adalah investor jangka pendek bukan investor jangka panjang.
Financial Leverage merupakan perbandingan antara total hutang
dengan total asset, dapat dirumuskan:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

c. Book Value To Earning
Menurut Sari (2011), book value to earning menunjukkan seberapa
banyak investor bersedia membayar per dollar laba yang dilaporkan.
Untuk perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang kuat,
nilai book value to earning -nya akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan perusahaan yang lebih beresiko, book value to earning dihitung
dengan membagi antara harga saham dengan laba per saham.
Menurut Halim (2005) dalam Susanto (2006) dalam Sipayung
(2009), PER merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh
para investor dalam menentukan apakah investasi yang telah dilakukan
menguntungkan atau tidak. Tetapi dalam penelitian ini menggunakan
book value to earning.
Book value to earning yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor
tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi,
dirumuskan:

2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau merupakan
akibat dari variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tingkat underpricing.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

Pengukuran variabel dependen (underpricing), sebagai berikut :
Yolana dan Martani (2005) dalam Sipayung (2009) menjelaskan bahwa
underpricing adalah selisih positif antara harga saham di pasar sekunder
dengan harga saham di pasar perdana. Selisih harga inilah yang dikenal
sebagai initial return (IR) atau positif return bagi investor. Dalam
penelitian ini, variabel underpricing diwakili dengan initial return dan
diukur dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
IR =
CP =

Intial Return (return awal)
Closing Price (harga penutupan

pada hari pertama

perdagangan di pasar sekunder)
OP =

Offering Price (harga penawaran perdana)

D. Jenis dan Sumber Data
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui
data yang diperoleh dari website IDX dan pojok BEI atau laporan keuangan
tahunan perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana yang terdaftar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

di BEI dengan akhir tahun pembukuan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008,
2009, 2010, dan 2011. Sumber data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nama dan jenis perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO, diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau IDX.
2. Harga penawaran saham perdana dan harga pasar saham pada penutupan
hari pertama penawaran umum masing-masing perusahaan sampel yang
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau IDX.

E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara
melihat dan mempelajari arsip dan catatan perusahaan. Data yang diambil
adalah data harga saham pada saat IPO dan harga saham pada saat listing
pertama kali di pasar sekunder, underwriter perusahaan, total transaction
value yang dijamin oleh underwriter, dan data yang berhubungan dengan
penelitian.

F. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan sebagai gambaran atau deskripsi suatu data
seperti mean, sum, standar deviasi, variance, range, serta untuk mengukur
distribusi data dengan skewness dan kurtosis (Priyatno,2011)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

G. Metode Analisis Data
1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
terdistribusi secara normal. Untuk menguji normalitas data yaitu dengan
menggunakan uji One Sample Kolomogorov Smirnov. Dalam hal ini
untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau
tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.

2. Pengujian Asumsi Klasik
a) Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Ada cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah
autokorelasi yaitu menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pad