PENINGKATAN NILAI GUNA AMPAS LIMBAH INDUSTRI TEH UNTUK SINTESIS SENYAWA ANTIMALARIA TURUNAN 1,10- FENANTROLIN BERBASIS GREEN CHEMISTRY.

1

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENINGKATAN NILAI GUNA AMPAS LIMBAH INDUSTRI TEH
UNTUK SINTESIS SENYAWA ANTIMALARIA TURUNAN 1,10FENANTROLIN BERBASIS GREEN CHEMISTRY
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
Annisa Istiqomah

M0313011

(Angkatan 2013)

Muhammad Fajar Razak

M0313050

(Angkatan 2013)


Salma Akramia

M0313061

(Angkatan 2013)

Carissa Hertiningtyas

M0312014

(Angkatan 2012)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

5

RINGKASAN

Berbagai usaha dilakukan untuk menyelesaikan pemberantasan wabah malaria,
diantaranya adalah dengan mengeliminasi sumber patogen dan memblokade
proses transmisi. Kendala utama dalam upaya pemberantasan malaria adalah
adanya vektor malaria yang resisten terhadap obat antimalaria yang tersedia.
Penanggulangan parasit yang bersifat resisten terhadap kebanyakan obat
antimalaria yang beredar dewasa ini telah menjadi perhatian beberapa peneliti
untuk mensintesis senyawa antimalaria baru. Salah satu antimalaria yang
berpotensi untuk dikembangkan adalah antimalaria turunan 1,10-fenantrolin dari
bahan yang murah dan melimpah misalnya ampas limbah industri teh.
Salah satu usaha pengelolaan serta pemanfaatan limbah industri berupa ampas
teh adalah dengan mendaur ulang (recycle). Sejauh ini, pemanfaatan limbah
industri limbah teh misalnya di PT. Sinar Sosro Ungaran digunakan sebagai
pupuk kompos maupun pakan ikan. Peningkatan nilai ekonomi dari limbah teh
dapat dilakukan dengan mengisolasi senyawa furfural dari ampas teh dengan
metode destilasi, nilai ekonomi yang lain dari ampas teh dapat ditingkatkan
senyawa furfural dapat dikembangkan menjadi suatu senyawa antimalaria
turunan 1,10-fenantrolin.
Tujuan diusulkannya penelitian ini adalah memanfaatkan limbah industri teh
untuk sintesis senyawa antimalaria turunan 1,10-fenantrolin berbasis green
chemistry. Proses sintesis direncanakan melalui empat tahapan. Pertama isolasi

furfural dari ampas limbah industri teh, kedua reaksi reduksi tanpa pelarut
terhadap furfural dengan NaBH4 melalui penggerusan pada temperatur ruang,
ketiga brominasi furfuril alkohol dengan PBr3 tanpa menggunakan pelarut, dan
keempat reaksi furfuril bromida dengan 1,10-fenantrolin menghasilkan senyawa
antimalaria target. Karakterisasi dan identifikasi terbentuknya produk untuk
masing-masing tahap dilakukan dengan spektrofotometer FT-IR (Shimadzu
FTIR-8201 PC), spektrometer 1H dan 13C NMR (Agilent VNMR 400 MHz), dan
Spektrometer Massa Resolusi Tinggi (HR-MS) (Waters LCT Premier XE).

v