PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Fisik Rumah Pasien Penderita Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu Karanganyar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah adalah tempat hunian atau berlindung dari pengaruh keadaan
alam sekitarnya (hujan dan panas) serta merupakan tempat untuk beristirahat
setelah
melakukan
aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan
sehari-hari
(Notoatmodjo, 2007).
Rumah yang baik yaitu rumah yang dihuni tidak terlalu banyak
penghuni dan dapat mencegah penyebaran penyakit menular. Oleh karena itu,
rumah harus memenuhi syarat kesehatan, karena rumah dan lingkungan yang
tidak sehat akan menimbulkan penyakit baik antara anggota keluarga maupun
kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).
Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%)
dibandingkan bagian tubuh lain manusia. Faktor yang dapat mempengaruhi
penyakit tuberkulosis paru antara lain pencahayaan, ventilasi, kepadatan
hunian, suhu dan kelembaban rumah (Achmadi, 2010).
Seseorang terinfeksi penyakit tuberkulosis paru dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan serta
keadaan sosial ekonomi keluarga. Akan tetapi faktor-faktor yang berperan
1
2
paling penting pada kejadian penyakit tuberkulosis paru adalah kondisi fisik
rumah, karena kondisi fisik rumah merupakan salah satu faktor yang
memberikan
pengaruh
besar
terhadap
status kesehatan
penghuninya
(Notoatmodjo, 2007).
Sekitar
Mycobacterium
sepertiga
penduduk
tuberculosis,
meskipun
dunia
diperkirakan
terletak
pada
terinfeksi
negara-negara
berkembang. Amerika Serikat menduduki urutan ketiga penduduk dunia
(Murthy, et al, 2002).
Diperkirakan pada tahun 2020 akan ada lebih dari 1 milyar terinfeksi
TB Paru baru dan 200 juta orang akan menderita penyakit TB Paru dan sekitar
35 juta akan mati jika kontrol tidak lebih diperkuat (Sudha & Renu, 2002).
Di Indonesia tuberkulosis paru merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat. Jumlah pasien tuberkulosis paru di Indonesia ke-3 terbanyak
setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah
pasien tuberkulosis paru di dunia (Depkes RI, 2009).
Selama tahun 2012 terdapat kasus sejumlah 527 penderita tuberkulosis
paru di Wilayah Kabupaten Karanganyar. Tersebar di 21 puskesmas wilayah
Kabupaten Karanganyar (Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2012).
Data yang diperoleh dari Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar pada bulan Januari 2012 sampai Maret 2013 berjumlah 30
penderita tuberkulosis paru. Gambaran kondisi fisik rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar seperti pencahayaan, ventilasi, kepadatan hunian, suhu maupun
3
kelembaban sebagian besar kurang memenuhi syarat kesehatan, karena
penderita
tuberkulosis
paru
kurang
begitu
mempedulikan
keadaan
lingkungannya meskipun sudah dinyatakan sembuh.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul gambaran kondisi fisik rumah pasien
penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat ditarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran kondisi fisik rumah
pasien penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Tasikmadu Karanganyar?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kondisi fisik rumah pasien penderita penyakit
tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kondisi pencahayaan rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
4
b. Mengetahui gambaran kondisi ventilasi rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
c. Mengetahui gambaran kondisi kepadatan hunian rumah pasien
penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Tasikmadu Karanganyar.
d. Mengetahui gambaran kondisi suhu rumah pasien penderita penyakit
tuberkulosis
paru
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Tasikmadu
Karanganyar.
e. Mengetahui gambaran kondisi kelembaban rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai gambaran kondisi fisik
rumah pasien penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Tasikmadu Karanganyar.
2. Manfaat praktisi
a. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien khususnya penderita penyakit
tuberkulosis paru.
5
b. Bagi puskesmas
Meningkatkan pelayanan yang berkualitas dalam pelaksanaan kerja di
bidang penyakit dalam.
c. Bagi peneliti lain
Menjadikan data awal untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Saladin (2003), dengan judul Gambaran Kualitas Lingkungan Fisik Pada
Penderita Tuberkulosis Paru, Basil Tahan Asam Positif di Kecamatan
Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Propinsi Lampung
Tahun 2003. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif sederhana dengan
checklist dan wawancara menggunaskan kuesioner. Uji tabel frekuensi dan
narasi.
2. Moha, Sri Rezeki (2012), dengan judul Pengaruh Kondisi Fisik Rumah
Terhadap Kejadian Penyakit TB Paru Di Desa Pinolosian Wilayah Kerja
Puskesmas
Pinolosian
Kecamatan
Pinolosian
Kabupaten
Bolaang
Mongondow Selatan Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan menggunakan rancangan cross sectional dan menggunakan uji chi
square.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah adalah tempat hunian atau berlindung dari pengaruh keadaan
alam sekitarnya (hujan dan panas) serta merupakan tempat untuk beristirahat
setelah
melakukan
aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan
sehari-hari
(Notoatmodjo, 2007).
Rumah yang baik yaitu rumah yang dihuni tidak terlalu banyak
penghuni dan dapat mencegah penyebaran penyakit menular. Oleh karena itu,
rumah harus memenuhi syarat kesehatan, karena rumah dan lingkungan yang
tidak sehat akan menimbulkan penyakit baik antara anggota keluarga maupun
kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).
Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%)
dibandingkan bagian tubuh lain manusia. Faktor yang dapat mempengaruhi
penyakit tuberkulosis paru antara lain pencahayaan, ventilasi, kepadatan
hunian, suhu dan kelembaban rumah (Achmadi, 2010).
Seseorang terinfeksi penyakit tuberkulosis paru dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan serta
keadaan sosial ekonomi keluarga. Akan tetapi faktor-faktor yang berperan
1
2
paling penting pada kejadian penyakit tuberkulosis paru adalah kondisi fisik
rumah, karena kondisi fisik rumah merupakan salah satu faktor yang
memberikan
pengaruh
besar
terhadap
status kesehatan
penghuninya
(Notoatmodjo, 2007).
Sekitar
Mycobacterium
sepertiga
penduduk
tuberculosis,
meskipun
dunia
diperkirakan
terletak
pada
terinfeksi
negara-negara
berkembang. Amerika Serikat menduduki urutan ketiga penduduk dunia
(Murthy, et al, 2002).
Diperkirakan pada tahun 2020 akan ada lebih dari 1 milyar terinfeksi
TB Paru baru dan 200 juta orang akan menderita penyakit TB Paru dan sekitar
35 juta akan mati jika kontrol tidak lebih diperkuat (Sudha & Renu, 2002).
Di Indonesia tuberkulosis paru merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat. Jumlah pasien tuberkulosis paru di Indonesia ke-3 terbanyak
setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah
pasien tuberkulosis paru di dunia (Depkes RI, 2009).
Selama tahun 2012 terdapat kasus sejumlah 527 penderita tuberkulosis
paru di Wilayah Kabupaten Karanganyar. Tersebar di 21 puskesmas wilayah
Kabupaten Karanganyar (Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2012).
Data yang diperoleh dari Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar pada bulan Januari 2012 sampai Maret 2013 berjumlah 30
penderita tuberkulosis paru. Gambaran kondisi fisik rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar seperti pencahayaan, ventilasi, kepadatan hunian, suhu maupun
3
kelembaban sebagian besar kurang memenuhi syarat kesehatan, karena
penderita
tuberkulosis
paru
kurang
begitu
mempedulikan
keadaan
lingkungannya meskipun sudah dinyatakan sembuh.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul gambaran kondisi fisik rumah pasien
penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat ditarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran kondisi fisik rumah
pasien penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Tasikmadu Karanganyar?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kondisi fisik rumah pasien penderita penyakit
tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kondisi pencahayaan rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
4
b. Mengetahui gambaran kondisi ventilasi rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
c. Mengetahui gambaran kondisi kepadatan hunian rumah pasien
penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Tasikmadu Karanganyar.
d. Mengetahui gambaran kondisi suhu rumah pasien penderita penyakit
tuberkulosis
paru
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Tasikmadu
Karanganyar.
e. Mengetahui gambaran kondisi kelembaban rumah pasien penderita
penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai gambaran kondisi fisik
rumah pasien penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Tasikmadu Karanganyar.
2. Manfaat praktisi
a. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien khususnya penderita penyakit
tuberkulosis paru.
5
b. Bagi puskesmas
Meningkatkan pelayanan yang berkualitas dalam pelaksanaan kerja di
bidang penyakit dalam.
c. Bagi peneliti lain
Menjadikan data awal untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Saladin (2003), dengan judul Gambaran Kualitas Lingkungan Fisik Pada
Penderita Tuberkulosis Paru, Basil Tahan Asam Positif di Kecamatan
Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Propinsi Lampung
Tahun 2003. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif sederhana dengan
checklist dan wawancara menggunaskan kuesioner. Uji tabel frekuensi dan
narasi.
2. Moha, Sri Rezeki (2012), dengan judul Pengaruh Kondisi Fisik Rumah
Terhadap Kejadian Penyakit TB Paru Di Desa Pinolosian Wilayah Kerja
Puskesmas
Pinolosian
Kecamatan
Pinolosian
Kabupaten
Bolaang
Mongondow Selatan Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan menggunakan rancangan cross sectional dan menggunakan uji chi
square.