Pendidikan sebagai Cara Mendapatkan Kehidupan yang Layak

MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN

“PENDIDIKAN SEBAGAI CARA MENDAPAT
KEHIDUPAN YANG LAYAK”

Disusun oleh :
Nama : Dewi sartika
Kelas : 1B Pend Bahasa Inggris

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN GARUT

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya
membahas mengenai pendidikan sebagai cara mendapatkan kehidupan yang
layak.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
sran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruksi dari pembaca
sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata smoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Garut, 11 november 2014

Dewi sartika

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BABII
2.1 Pengertian
2.2 Penjelasan
BABIII
3.1 kesimpulan
3.2 daftar isi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini
berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu
berkembang dalam pendidikan. pendidikan secara umum mempunyai arti suatu
proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup
dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi orang yang terdidik itu
sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan adalah pendidikan
di lingkunga keluarga, lingkungan sekolah, kemudian lingkungan masyarakat.
Pendidikan di lingkungan keluarga, seorang anak yang di sayang akan

menyayangi keluarganya sehingga anak akan merasakan bahwa anak
dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan
yang membangun dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling
membantu dan saling menghargai sehingga dapat mendukung perkembangan
anak. Di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum bertumbuh dan
berkembang adalah orang tua sehingga kita dapat mencintai-dicintai, menerimaditerima, menghargai-dihargai, dan menghormati-dihormati sebagai manusia.
Itulah pentingnya mengapa kita harus menjadi orang yang terdidik di
lingkungan keluarga.
Pendidikan di lingkungan sekolah, pendidikan ini merupakan pendidikan
yang kedua. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Peran guru sebagai pendidik merupakan peran
pemberi bantuan dan dorongan, serta tugas tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan anak agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan
apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan
selalu cukup untuk menarik minat anak.
Pendidikan di lingkungan masyarakat, pendidikan yang terakhir ini
memberikan gambara tentang bagaimana kita hidup bermasyrakat. Dengan
demikian bila kita berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai
kita apakah kita orang terdididk atau orang yang tidak terdidik.


Selain pendidikan untuk kharakter seperti yang telah di jelaskan di atas
kualitas pendidikan yang kita tempuh tentu sangat penting bagi masa depan kita
untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Bila kita tidak mendapatkan kualitas
pendidikan yang tidak memadai bukan menjadi hal yang mustahil bila masa
depan kita menjadi suram. Disinilah pentingnya manfaat pendidikan yaitu untuk
meningkatkan kualitas kita sehingga kita akan mampu untuk mendapatkan
kehidupan yang layak. Pada tataran individu, fungsi pendidikan tentu sangat
jelas dengan mendapatkan pendidikan yang baik kita akan mendapat pekerjaan
yang lebih baik pula. Saat ini mencari pekerjaan sangatlah sulit karena
persaingan yang sngat ketat bila kita tidak mempunyai latar belakang
pendidikan yang kurang baik maka kita akan kalah bersaing dengan pencari
kerja lain yang latar belakang pendidikannya lebih baik dari kita. Semakin baik
jenjang pendidikan kita di harapkan akan semakin besar peluang untuk
medapatkan pekerjaan yang baik dengan gaji yang memadai untuk
memungkinkan kita mendapatkan taraf hidup yang lebih baik.
Tidak hanya bekerja di perusahaan orang lain, jika kita membuka peluang
usaha sendiri tentunya di harapkan jenis perusahaan yang kita bangun akan
lebih kreatif dan inovatif dan perkembang perusahaan kita akan lebih pesat dari
perusahaan orang lain yang taraf pendidikannya lebih rendah dari taraf
pendidikan yang kita miliki. Sehingga tanpa bekerja di perusahaan orang

lainpun kita sebagai orang yang taraf pendidikannya lebih baik dari orang lain
dapat hidup lebih layak dengan ilmu yang telah kita miliki di jenjang
pendidikan. Bahkan, dapat membantu orang lain dengan cara membuka
lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam tingkatan terentu, pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencari
pekerjaan. Hal ini benar adanya karena pendidkan memang tidak hanya
ditujukan untuk mendapat kerja yang lebih baik. Pendidikan juga mengasah
kemampuan dan keterampilan kita dalam menghadapi masalah dan
menyelesaikan dengan cara yang cepat dan tepat. Selain itu dalam status sosial
juga biasanya berbeda. Masyarakat biasanya menganggap orang yang
sekolahnya tinggi adalah orang yang pintar dan selalu di perlakukan lebih
istimewa dari orang lain sehingga kita mendapatkan perlakuan yang layak di
masyarakat.
Demikian latar belakang pendidikan sebagai usaha untuk mendapatkan
kehidupan yang layak. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua

pihak yang peduli terhadap pendidikan sebagai usaha untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.


1.2 Rumusan Masalah
Sebagai manusia pasti harapan kita adalah mendapatkan kehidupan yang
layak. Kehidupan yang layak dalam bidang sosial, layak dalam pendapatan
material, layak dalam kebutuhan sandang pangan papan, maupun layak dalam
pekerjaan. Ada banyak syarat untuk mendapat kehidupan yang layak. Salah satu
hal yang penting untuk mendapat kehidupan yang layak itu adalah dengan
pendidikan. Pendidikan dinggap salah satu cara yang sangat penting untuk
mendapat kehidupan yang layak pada maa modern ini. Namun ada kendala
kendala untuk memperoleh pendidikan sebagai cara mendapatkan kehidupan
yang layak yaitu :
 Bagaimana kita mendapatkan pendidikan yang dapat mengantarkan kita
kepada kehidupan yang layak?
 Pendidikan seperti apa yang dikira baik sehingga kita mendapat
kehidupan yang layak?
 Tersediakan pendidikan yang baik untuk mendapat kehidupan yang layak
di negara kita?
 Sudah meratakah pendidikan untuk mendapatkan kehidupan yang layak
di negara kita?
Dari masalah masalah di atas penulis akan mencoba mengulasnya dimakalah
ini.


BAB II
ISI
2.1 Pengertian
A. pendidikan
Pengertian Pendidikan
Dengan prkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah
dengan signifikan sehingga banyak mengubah pola pikir pendidik, dari pola
pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di indonesia. Menyikapi hal tersebut
pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dari teori
pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang
sesungguhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkharakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan
mtuk mencapai suatu cita-cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara
cepat dan tepat di dalamberbgai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri
memotivasi diri kit untk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bia saja berawal dari semenjak bayi lahir seperti yang
dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membacakan bayi
dalam kandungan dengan harapan mereka bisa mengajarkan bayi mereka

sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti dari
pendidikan formal. Eperti kata Mark Twain, “saya tidak pernah membiarkan
sekolah mengganggu pendidikan saya.”
Baiklah langsung saja kita paparkan beberapa pengertian pendidikan
menurut beberapa sumber :
Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun
2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan

berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan “pe” dn akhiran “an” maka
kata ini memiliki arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa
definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (bapak pendidikan nasional indonesia)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup

tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
perbuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggot masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kbahagiaan
setinggi tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranan di
masa yang akan datang.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut H Horne, adalah proses yang
terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi mahluk manusia
yang yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional
dan kemanusiaan dari kemanusiaan.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat di
simpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaan dengan tujuanagar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri dengan bantuan orang lain.

B. Hidup Layak
Pengertian Hidup Layak
Pengertian hidup yang layak yaitu tumbuh dan berkembang sesuai

dengan perkembangan masyarakat pendukungnya, karena hidup layak pada
dasarnya adalah konsep sosial. Dengan demikian, pengertian hidup layak
bersifat dinamik dan perlu operasionalisasi dari saat ke saat untuk kepentingan
penelitian emperis dan evaluasi kebijaksanaan. Semakin pesat pertumbuhan
suatu masyarakat seperti yang di alami indonesia maka semakin mendesaklah
pertanyaan tentang hidup layak. Setiap perubahan yang lahir dari usaha
pembangunan mempertajam pertanyaan tentang hakikat manusia dan relasi
sosialnya yang merupakan inti dari pengertian hidup layak itu sendiri.

Mempunyai kehidupan yang layak menjadi cita-cita setiap orang. Kata
layak jika dikaitkan dengan kehidupan artinya wajar, pantas atau patut. Bahkan
bisa mempunyai arti mulia atau terhormat untuk sesuatu yang berhubungan
dengan kedudukan.
Penilaian hidup secara layak, tergantung pada persepsi masing-masing
orang karena dengan rasa. Ada sebagian orang yang merasa hidupnya layak
ketika sandang pangan papan sudah terpenuhi, artinya mereka dapat berganti
pakaian, makan dua-tiga kali sehari, dan punya rumah asal bisa berteduh dari
panas dan hujan. Atau sebaliknya, orang merasa sudah layak jika semua
kebutuhan dan keinginannya sudah terpenuhi. Seperti keingan mempunyai
rumah mewah, barang-barang mewah, baju bermerk, makan dengan makanan

yang mahal dan enak, juga aktif dalam masyarakat sosialita.
Untuk medapatkan kehidupan yang layak perlu diupayakan dan di
perjuangkan yang menurut saya, salah satu tahapan untuk mendapatkan layak
adalah dengan berpendidikan. Jika kita sudah berpendidikan kemungkinan
untuk dpat pekerjaan yang bagus sangat besar.

c. Pengertian Pendidikan Sebagai Upaya untuk Mendapatkan
Hidup Layak
Jadi menurut saya pendidikan sebagai upaya untuk mendapatkan hidup
layak yaitu bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan agar
anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri dengan bantuan orang
lain sehingga pada masa depan anak dapat di lepas jadi pribadi yang mandiri,
dapat mengurus dirinya maupun orang terdekatnya dengan usaha sendiri
(pekerjaannya) sehingga mereka mendapatkan kehidupan yang layak

2.2 Penjelasan
A. Cara Mendapatkan Pendidikan yang Layak di Indonesia
Pendidikan adalah pilar utama dalam kemajuan suatu bangsa. Tanpa
pendidikan negara akan hancur disamping bidang lainnya. Suatu negara
dikatakan maju jika pendidikan di negara tersebut berkembang pesat dan
memadai. Dengan pendidikan kita bisa mengetahui sesuatu yang tidak diketahui

menjadi tahu. Dengan pendidikan kita bisa meningkatkan potensi diri dan cara
berpikir kita, bahkan dalam suatu riwayat dikatakan “jika mau bahagia di dunia
harus dengan ilmu, jika mau bahagia di akhirat harus dengan ilmu, dan jika
ingin bahagia di dunia dan akhirat harus dengan ilmu.” Disini di tekankan
bahwa ilmu itu sangat penting dan utama, bahkan orang yang berilmu dan
bermanfaat bagi orang lain lebih tinggi kedudukannya dibanding dngan seorang
ahli ibadah, tetunya dengan di ikuti dengan keimanan dan ketakwaan. Salah satu
cara untuk medapatkan ilmu adalah dengan pendidikan. Karena dengan
pendidikan seorang tidak akan mudah di bohongi dan ditipu daya. Cara berpikir
orang yang berpendidikan dengan tidak bisa diketahui tentunya, seorang yang
berpendidikan haruslah mencerminkan bahwa dirinya memanglah orang yang
terdidik dan harus bisa bermanfaat bagi sekitarnya.
Pendidikan merupakan hal yang kompleks dan luas, sehingga muncul
berbagai masalah. Pendidikan memerlukan suatu sistem yang benar-benar bagus
dan berkualitas. Di indonesia menerapkan wajib belajar 9 tahun sedangkan
seseorang di terima bekerja rata-rata mempunyai latar belakang pendidikan
formal minimal SLTA atau sederajat.
Sedangkan pendidikan bukan hanya formal melainkan juga informal, dan
keutamaan informal adalah pengembangn pola pikir yang lebih baik dan
bermartabat.
Konstitusi kita melindungi hak kita untuk mendapat pendidikan. Berikut
ini beberapa sumber hukum yang melindungi hak kita untuk mendapat
pendidikan:
 Undang-undang dasar pasal 31yang berbunyai “setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar an pemerintah wajib membiayainya.
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang.
 Hak atas pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia diindonesia
tidak sekedar hak moral melainkan juga hak konstitusional. Ini sesuai
dengan ketentuan UUD 1945 (pasca perubahan) khususnya pasal 28 C
ayat (1) yang menyatakan “setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak memperoleh pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan













budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahtraan
umat manusia”
Pasal 31 ayat (3) dan (4) menegaskan bahwa pemerintah memiliki
kewajiban untuk mengusahakan penyelenggarakan pengajaran nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memprioritaskan
anggaran sekurang-kurangnya 20 persen dari anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatandn belanja daerah
(APBD)
Ketentuan ketetapan majelis permusyawaratan rakyat (MPR) nomor
XVII/MPR/1998 tentang hak asasi manusia menegaskan jaminan hak atas
pendidikan.
Pasal 60 undang-undang nomor 39 tahun 1999 tantang hak asasi manusia
memperkuat dan memberikan perhatian khusus pada hak anak untuk
memperoleh pendidikan sesuai minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Dalam konteks pemenuhan hak atas pendidikan, negara menjadi
pihak utama yang bertanggung jawab ntuk menjaminya
Pasal 53 ayat (1) undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak. Terdapat penegasan bahwa negara (pemerintah)
memiliki tanggung jawab memberikan biaya pendidikan atau bantuan
Cuma-cma atau bantuan khusus bagi anak keluarga tidak mampu, anak
terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
Di tingkat internasional, kovenan intrnasional hak ECOSOB yang telah di
ratifikasi indonesia melalui uu no 11 tahun2005, tentang hak atas
pendidikan negara memiliki kewajiban untuk :
1. Pendidikan dasar harus diwajibkan dan tersedia secara CumaCuma bagi setiap orang
2. Pendidikan lanjutan dalam berbagai bentuknya, termasuk
pendidikan teik dan kejuruan tingkat menengah harus tersedia
secara umum dan terbuka bagi semua orang
3. Segala cara yang layak dan khususnya dengan menerapkan
pendidikan Cuma-Cuma secara bertahap
4. Pendidikan tingkat tinggi harus bisa di capai oleh siapapu juga
berdasarkan kapasitas, dengan caracara yang layak.
5. Pendidikan dasar harus sedapat mungkin di dorong atau
diintensifkan bagi orang-orang yang belum ernah menerima atau
menyelesaikan keseluruhan periode pendidikan dasar mereka.

6. Pengembangan suatu sistem sekolah pada semua tingkat harus
diupayakan secara aktif, suatu sistem beasiswa yang memadai
harus dibentuk, dan kondisi-kondisi material staf pengajar harus
ditingkatkan secara berkelanjutan.
Tetapi sayang sampai saat ini dalam pelaksanaannya belum semua
terlaksana. Anak anak yang harusnya mendapat hak pendidikan terpaksa
membantu orang tua untuk bisa bertahan hidup sehingga hak-hak dia
sebagai anak terabaikan, begitupun yang dapat mengenyam pendidikan
dasar hanya sekedar kewajiban dari orang tua. Sedangkan sisitem
pendidikan yang setiap ganti pemimpi ganti sitem pendidikan, tanpa
adanya kosisiensi mengembangkan yang sudah baik dan berjalan,
sehingga tidak masuk sampai ke sistem terbawah yaitu warga negara
tersebut. Sistem pendidikan yang seharusnya meningkakan sistem
kemimanan dan ketakwaan sera akhlak mulia kurang dirasakan alias tidak
sampai sasaran.
Tugas untuk mengembangkan pendidikan tidak serta merta hanya
tugas dari negara yang diwakili oleh pemerintah melainkan tugas semua
elemen masyarakat tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan ini.
Dan ini sebagian sudah di aplikasikan oleh orang-orang yang peduli akan
pendidikan.

B. Pendidikan yang Baik untuk Mendapat Kehidupan yang
Layak
Berbagai upaya terobosan tengah dilakukan oleh pemerintah dewasa ini
berkaitan dengan mencari dan mengembangkan potensi-potensi yang harus
dikuasai oleh guru, yang bertindak sebagai Sumber Daya Manusia yang
menjembatani perlembengan ilmu pengetahuan serta teknologi yang harus di
transfer kepada peserta didik guna mengembangkan bakat, minat serta potensi
yang dimiliki peserta didik sehingga kelak kemudian hari mampu mengisi
kemerdekaan ini dengan berbagai potensi yang dikuasai sehingga pembangunan
pendidikan nasional dapat terwujud dengan sempurna karena di isi oleh generasi
muda yang berkualitas.
Dalam hal ini bahwa pembangunan sumber daya manusia mempunyai
peranann yang sangat penting bagi kesuksesan dan keseimbangan pembangunan

nasional yang telah digariskan, pembangunan serta peningkatan kualitas sumber
daya manusia merupakan prioritas yang harus diperhatikan dan dirancang
sedemikian rupa serta berdasarkan pemikiran yang matang untuk mengimbangi
lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang
mendunia.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat vital serta merupakan suatu
wadah yang sangat tepat di dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia serta harus menjadi prioritas secara optimal dan berkesinambungan,
agar kualitas peserta didik pada jenjang pendidikan dasar yang merupakan
pondasi untuk jenjang pendidikan SMP benar-benar berkualitas serta memiliki
kompetensi yang tinggal mematangkan setelah peserta didik yang bersangkutan
pada jenjang pendidikan berikutnya, sehingga terlihat dengan jelas ada
kesinambungan antara jenjang pendidikan tingkat sekolah dasar dengan tingkat
pendidikan sekolah menengah pertama.
Perlu menjadi acuan dimana jenjang pendidikan sekolah dasar sangat
menentukan tingkat keberhasilan peserta didik manakala yang bersangkutan
mengikuti jenjang pendidikan pada SMP, mengingat hal di atas maka
pendidikan pada sekolah dasar harus benar-benar diupayakan seoptimal
mungkin.
Keberhasilan pembangunan pendidikan nasional ditentukan oleh kualitas
gurunya serta perangkat sekolah yang bertindak sebagai sumber daya manusia,
sebagai roda penggerak tingkat keberhasilan pembangunan, sekolah dalam hal
ini termasuk perangkat sistemdi dalamnya adalah merupakan pengambil
keputusan, penentu kebijakan, perancang, pemikir, perencana juga pelaksana
terdepan sebagai pelaku control segaligus pengamat serta pengawas
pembangunan dalam bidang pendidikan.
Mengingat keberadaan sumber daya manusia merupakan syarat utama
bagi keberhasilan pembangunan pendidikan dewasa ini, sehingga kualitas
pendidikan harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah secara terusmenerus dan berkesinambungan sehingga dapat mengimbangi kemajuan dunia
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejalan dengan perkembangan
pembangunan nasional yang tengah di rintis pada saat ini, dimana pendidikan
itu akan berarti apabila pendidikan yang bersangkutan memiliki system yang
berkualitas serta relevan dengan pembangunan dewasa ini, mengingat hal
tersebut maka dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara

menyeluruh dan berlangsung secara terus menerus, yang tentu saja tidak lepas
dari arah kebijakan pemerintah dengan strategi pengembangan yang sudah
sedemikian rupa di rancang sehingga peningkatan kualitas pendidikan
merupakan kebijakan dan program yang harus dilaksanakan secara optimal.
Pada dasarnya peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dengan
peningkatan mutu pendidikan pada sekolah dasar, mengingat pendidikan sekilah
dasar merupakan pondasi untuk pengembangan ke jenjang pendidikan
menengah pertama juga pada jenjang pendidikan selanjutnya, akan lebih
sempurnalagi apabila orang tuaberinisiatif menyekolahkan anak-anaknya yang
dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak, maka akan lebih efektiflagi dalam
pengembangannya ketika peserta didik berada pada pendidikan dasar.
Jenjang pendidikan dasar pada sekolah dasar merupakan bentuksatuan
pendidikan yang sangat urgen keberadaannya, dalam hal ini seorang anak tanpa
menempuh sekolah pendidikan dasar maka yang bersangkutan tidak akan bias
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama apalagi pada jenjang
pendidikan setingkat diatasnya. Keberhasilan peserta didik dalam menempuh
pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya sangatlah ditentukan oleh
standar kompetensi pada jenjang pendidikan dasar, dengan demikian jelas,
pemerintah dalam hal ini harus benar-benar jeli dan tanggap, agar senantiasa
melakukan terobosan-terobosan untuk mengembangkan kompetensi yang harus
dikuasai oleh guru sekolah dasar, hal ini dimaksudkan agar cita-cita yang ingin
di capai untuk peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud sesuai yang
tertuang di dalam tujuan pendidikan nasional.
Berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan pada jenjang
pendidikan sekolah dasar yang merupakan standar priritas untuk tingkat
keberhasilan peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama juga
menengah atas, ada dua hal yang harus dilaksanakan yang merupakan langkah
yang harus dilaksanakan yaitu, sebagai langkah pertama adalah subtansi
peningkatan mutu pendidikan dan langkah berikutnya adalah strategi
peningkatan mutu pendidikan, yang lebih dipokuskan kepada pol dan strategi
pengembangan sekolah dasar secara menyeluruh, selanjutnya dalam
peningkatan mutu pendidikan harus dipusatkan kepada pembinaan kegiatan
belajar mengajar dalam berbagai komponen pendukungnya yaitu
profesionalisme guru, sarana dan prasarana belajar, manajemen pendidikan,
penampilan dan fisik sekolah, serta partisipasi masyarakat.

a. Sekolah.
Sekolah adalah merupakan suatu lembaga atau organisasi yang
didalamnya terdiri dari perangkat system yang terdiri dari ; pimpinan sekolah,
guru yang bertindak sebagai obyek pelaku dan pengelola administrasi serta
orang tua dari pesrta didik yang menyekolahkan anaknya pada lembaga
pendidikan tersebut.
Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah
sekolah tidak lepas dari kemampuan yang professional dari pimpinan dalam
mengendalikan perangkat di dalamnya dengan komitmen pada tugas pokok dan
fungsi, mengingat pimpinan yang baik adalah seseorang yang tahu kecakapan
yang dimiliki oleh mitra kerjanya sehingga yang bersangkutan tahu
memposisikan harus dimana anak buahnya di tempatkan sesuai dengan
keakhlian yang dimilikinya, maka untuk yang bersangkutan juga dapat
dikatakan sebagai pimpinan yang professional.
Pendidikan sekolah dasar, mengemban misi sebagai lembaga pendidikan
yang menyelenggarakan proses pembelajaran yang merupakan pondasi bagi
peserta didik usia dasar, guru di sini mengemban tugas memberikan bekal
sebagai kemampuan dasar sehingga peserta didik siap dan layak untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah pertama.
b. Peran Masyarakat Sekolah
Berbicara peserta didik, tidak lepas dari orang tua siswa yang bertindak
sebagai subyek pelaku, pada posisinya ketika sekolah banyak melibatkan orang
tua siswa, manakala sekolah menerapkan kebijakan-kebijakan yang harus
dijalankan, dan dibuat orang tua untuk mengerti tentang program sekolah yang
harus dijalankan maka pihak sekolah akan mendapat banyak kemudahan
dimana ketika orang tua secara prosedur sudah paham benar program-program
sekolah yang harus dijalankan, maka peran serta orang tua yang tersangkut
pinansial bias turut andil menjadi bagian yang berperan serta aktif turut
membangun pendidikan ini agar berjalan dengan maksimal, dan tanpa kendala
yang berarti.
Peran serta aktif orang tua siswa, sangat menunjang kelangsungan
pelaksanaan program-program sekolah yang akan dilaksanakan minimal
diperlukan sekurang-kurangnya enam kali pertemuan dengan orang tua dalam
satu tahunnya, dengan demikian akan mempermudah bagi sekolah didalam

mengambil keputusan-keputusan yang akan dijalankan karena adanya
partisipasi masyarakat dalam kafasitas orang tua dari peserta didik yang di
sekolahkan pada sekolah kita.
Dengan kemudahan sekolah di dalam mengambil keputusan di dalam
pengelolaan sekolah dalam rangka disentralisasi pendidikan, ditandai dengan
adanya kewenangan pihak sekolah di dalam pengambilan keputusan yang
notabene akan lebih leluasa dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya
manusia dengan pengalokasian sesuai dengan prioritas program agar sekolah
lebih eksis terhadap kebutuhan-kebutuhan sekolah mengingat pasilitas
penunjang tersedia secara maksimal, hal ini dapat mempermudah dalam
pentranferan ilmu pengetahuan , ketrampilan untuk mendapatkan kualitas
pendidikan sesuai yang diharapkan.
c. Peran Peserta Didik.
Peran peserta didik sebagai subyek belajar adalah individu yang terdiri
dari berbagai karakter, adat istiadat, lingkungan social, cara mendidik orang tua
juga pariatif, dengan tingkat daya nalar serta kecerdasan yang tentu saja
berbeda, dan hal ini merupakan acuan serta sebagai bahan pertimbangan bagi
guru untuk lebih mengenal lagi keberadaan peserta didik sebagaiindividu
dengan cirri-ciri seperti ; dalam diri peserta didik ada syaraf yang memiliki
fungsi rasional dan secara reflex menggerakan tingkah laku intelektual sebagai
makhluk social, secara individu peserta didik memiliki potensi dan kompetensi
walaupun dalam keterbatasan, dalam hal ini peserta didik sebagai makhluk
social tidak lepas dariperilaku yang baik dan buruk, satu sisi lingkungan adalah
penentu tingkah laku bagi peserta didik secara individu yang merupakan
pengalaman dari kemampuan untuk bergaul yang dipelajari, dengan demikian
peserta didik adalah merupakan titik sentral dari target atau rancang bangun
system yang akan kita jalankan.
Peserta didik akan menjadi adalah merupakan factor penentu dalam
mengembangkan proses beajar mengajar, peserta didik merupakan pihak yang
ingin mencapai segala yang telah dicita-citakan, memiliki harapan serta tujuan
yang hendak dicapai, melalui kompetensi yang di kuasainya, keberadaan peserta
didik dalam proses belajar mengajar titik sentral sebagai kelompok individu
yang belum dewasa baik secara jasmani maupun rokhani, melalui bimbingan,
arahan serta pembinaan dari guru yang dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan maka akan mencapai tingkat kedewasaan yang dilaluinya

dengan proses sehingga memiliki suatu kecakapan disamping melalui proses
belajar maka bentuk –bentuk kemampuan yang ada secarakodrati dengan
sendirinya akan muncul, sehingga peserta didikmenguasai kecakapan khusus
yang alami dan tampak setelah proses belajar mengajar di laluinya secara
bertahap.
Ada yang harus kita perhatikan sebagai pemenuhan darikebutuhan peserta
didik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dengan tujuan untuk
menginformasikan materi pelajaran dengan dilengkapi oleh kelengkapan sarana
prasarana, sehingga materi pelajaran yang diinformasikan dapat dipahami
dengan jelas karena diserasikan dengan pasilitas yang memadai. Dalam hai ini
perlu diperhatikan pula kebutuhan-kebutuhan peserta didik seperti :
 Kebutuhan jasmani dan rokhani
 Kebutuhan sosial
 Kebutuhan intelektual
Dengan demikian kita selaku guru akan lebih mudah apabila hal-hal
diatas menjadi bahan pertimbangan untuk mensikapi kelangsungan pelaksanaan
proses belajar mengajar yang dilaksanakan sehingga peserta didik dalam
pertumbuhan serta perkembangannya dapat berjalan dengan normal dan
mencapai tujuan yang diharapkan baik oleh pihak orang tua murid, sekolah juga
pemerintah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai.
Untuk mempermudah penstranfera ilmu pengetahuan dan ketrampilan juga
pesan moral yang akan disampaikan kepada peserta didik maka seyogyanya
guru memperhatikan keberadaan individu tiap peserta didik, dengan cara
mengenal lebih dekat hal-hal yang berkaitan dengan ;












Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan
Cara belajar peserta didik
Usia Peserta didik
Tingkat Kematangan
Spektrum dan ruang lingkup minat
Lingkungan social ekonomi
Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan
Inteligenesia
Keselarasan dan sikap
Prestasi belajar
Motivasi

Dengan mengenal hal-hal diatas, dapat mempermudah guru untuk
menjlankan tugasnya dalam mengajar sekaligus mendidik serta
mengembangkan metode pembelajaran sehingga peningkatan kualitas
pendidikan dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
d. Peran Guru sebagai Sebagai Tenaga Profesional.
Guru adalah merupakan bagian terpenting yang berperan dalam
pemberdayaan peserta didik, mengingat guru memiliki andil besar dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, dengan demikian guru memiliki andil besar yang
berkewajiban untuk berperan aktif dalam menempatkan tuntutan masyarakat
akan kompetensi yang harus di kuasai oleh peserta didik, dengan memposisikan
diri sebagai tenaga professional dalam arti bahwa guru memiliki tanggung
jawab untuk membentuk bakat, minat serta prestasi peserta didik sehingga
menguasai suatu kecakapan yang dapat bermanfaat kelak kemudian hari,
sebagai generasi bangsa yang punya nilai jual dan siap untuk menjadi manusia
yang produktif serta tepat guna.
Guru sebagai tenaga professional mengandung arti bahwa guru sebagai
tenaga pendidik yang secara umum diartikan bahwa profesi guru adalah
pekerjaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cirri dari
pekerjaan professional guru adalah memiliki profesi filosofis dan ketanggapan
yang bijak dengan kompetensi yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari, dengan ketelitian serta kecermatan dalam menentukan langkah serta
sikap pada saat berhadapan dengan peserta didik.
Guru dengan profesinya memiliki hal-hal dalam ukuran serta criteria
seperti ;
Spesial dengan latar belakang teori yang luas, dalam arti bahwa seorang
guru berwawasan luas, dan berkeakhlian khusus yang handal.
Profesi guru merupakan karir yang dibina secara organistor dalam arti
bahwa guru memiliki hak otonomijabatan, dengan kode etik jabatan, serta
merupakan karya bakti seumur hidup.
Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang terhormat serta memiliki
dedikasi tinggi dalam pengertian bahwa, guru memperoleh dukungan dari
masyarakat, mendapat pengesahan dan perlindungan hukum, memiliki status
pekerjaan yang jelas dan sehat, serta memiliki jaminan hidup yang layak.

Profesiguru dengan kriterianya , akan membawa konsekensi yang
fundamental terhadap lajunya program pendidikan yang berlangsung, terutama
yang berkaitan dengan tenaga kependidikan, hal ini mengandung arti bahwa
keberhasilan program pendidikan tidak lepas dari peran serta aktif masyarakat
secara keseluruhan, baik sebagai sumber asal maupun sumber daya atau sebagai
yang berkepentingan dengan kelangsungan keberhasilan peserta didik, hal ini
harus di jadikan sebagai kajian olehsemua unsure terkait dalam tingkat
keberhasilan kualitas pendidikan seperti yang tertuang di dalam tujuan
pendidikan nasional yang telah di gariskan.
e. Peran Guru Sebagai Pendidik Dan Pembimbing.
Guru dengan jabatan fungsionalnya, sebagai tenaga kependidikan
profesional dan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat sebagaifigurdari
seseorang yang memiliki segudang prestasi dengan sejumlah ilmu
pengetahuandan teknologi dalam artian guru adalah gudangnya ilmudan
kepercayaan itu berlaku sampai akhir hayat.
Seseorang dengan sebutan guru tidak cukup hanya menguasai materi
pelajaran saja, dalam hal ini guru hendaknya mampu secara maksimal
meunjukan kepiawaiannya dengan lebih kepada menunjukan figur dengan
kepribadian guru disertai tingkat kedewasaan yang matang, guru juga harus
mampu memposisikan diri sebagai orang tua kedua bagi peserta didik, teman,
sahabat, juga lawan bicara yang menyenangkan sehingga peserta didik akan
merasa nyaman bila berhadapan dengan kita dalam figur guru.
Dalam keseharian di lapangan guru tidak hanya menguasai dan
menyampaikan materi pelajaran saja tapi selebihnya adalah membimbing ,
mengarahkan, membina peserta didik sehingga memiliki karakter yang terpuji,
melalui mendidik , seorang guru dapat dengan mudah secara bertahap
menanamkan nilai-nilai moral yang tidak lepas dari contoh-contoh yang guru
lakukan sehingga akan menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Pada saat ini
peran guru sebagai pengajar sangat terlihat dengan jelas, hal ini akan
memberikan kesan secara umum bahwa guru cenderung hanya mengejar tingkat
keberhasilan peserta didiknya hanya terpokus pada nilai-nilai dari mata
pelajarannya saja, kurang memperhatikan tingkah laku atau tindakan moral
peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya.
Guru adalah suatu profesi yang memiliki warna dan nuansa, dimata
peserta didik, masyarakat atau lingkungan social tempat dimana guru itu

bertempat tinggal, dalam kaitannya dengan fungsinya sebagai pendidik maka
sosok guru adalah merupakan sosok dari pribadi yang terintegritas, seorang
guru dalam posisinya sebagai pendidik berarti sekaligus didalamnya sebagai
pembimbing, mengingat arahan, pembinaan yang di lakukan oleh seorang guru
merupakan bagian dari serangkaian upaya pendidikan yang mutlak harus
dilakukan.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilapangan baik yang berlangsung
di dalam sekolah maupun di luar sekolah, guru memiliki dua fungsi yaitu fungsi
morl dan fungsi kedinasan, intinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan kedinasan ataupun diluar keinasan yang lebih peka terbca adalah
fungsi moralnya dengan status guru yang tidak bias dilepaskan dalm kehidupan
sehari-harinya, sehingga guru pada posisinya sebagai pembimbing dan juga
pendidik nuansa fungsi moral mewarnai dlam wujud pekerjaan yang mutlak
sebagai abdi negara karena nilai pinansial bagi guru harus dikesampingkan,
guru sebagai abdi Negara senantiasa harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
 Panggilan dari hati nurani
 Senantiasa menyayangi dan mencintai peserta didik
 Menerima peserta didik dengan segala kekurangan dan
kelemahannya
 Tidak memilah keberadaan peserta didik
Menjalankan tugas dan fungsi sebagai guru dengan penuh rasa tanggung
jawab secara maksimal dan menyadari sepenuhnya akan tugas dan fungsi
sebagai guru.
Pendidikan adalah upaya yang harus di jalankan oleh guru dalam
memimpin peserta didik secara umum mencapai pertumbuhan serta
perkembangan peserta didik kearah pendewasaan dengan sejumlah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang di
tempuh peserta didik sehinggga peserta didik mampu memilah antara benar dan
salah, baik dan buruk serta memiliki nilai moral yang dapat dipertanggung
jawabkan sehingga punya bekal kecakapan untuk masa depan peserta didik
dengan sendirinya.
Dengan demikian timbul kepercayaan dari masyarakat sehingga lembaga
pendidikan yang dalam hal ini sekolah punya nilai jual sebagai sekolah pavorit,
dan dengan sendirinya masyarakatlah yang mendatangi sekolah kita ketika

sekolah kita punya perangkat system yang memiliki kualitas standar seperti
yang diharapkan oleh pemerintah keberhasilan dalam bidang pendidikan dengan
kuaitas yang menjanjikan.
Sebagai usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan adalah dengan di awalai oleh pemberdayaan perangkat
system dengan tugas pokok masing-masing dan komitmen yang dijlin sebagai
tingkat keberhasilan awal, tentu saja tidak lepas dari peningkatan mutu
pendidikan tenaga kependidikannya dengan secara berkesinambungan seiring
dengan lajudan berkembangnya dunia ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
dapat seimbang dalam pentransferan ilmu pengetahuan, ketrampilan , juga nilainilai moral yang harus diterapkan kepada peserta didik.
Sehubungan dengan hal diatas guru seyogyanya memiliki beberapa hal
yang merupakan kompetensi yang memang harus dikuasai oleh guru dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan, ketrampilan serta sikap kepada peserta didik,
seperti ;
a. Memahami dan memposisikan diri sebagai guru dengan kedewasaan
yang matang dan kepiwaian daya nalar serta wawasan, sehingga dengan
sendirinya dapat menumbuhkan kharismatik diri.
b. Mengenal jati diri peserta didik dengan segala kekurangan serta
kelebihannya dengan tidak memilah standar social kehidupan peserta didik
sehingga peserta didik merasakan kenyamanan yang alami manakala
berhadapan dengan guru.
c. Memiliki kecakapan yang handal dalam memberi bimbingan sehingga
dapat menempatkan tingkat perkembangan peserta didik, baik perkembangan
tingkat emosi, minat, bakat serta kecakapan khusus, juga prestasi-prestasi
akademik, fisik serta social. Dengan mengetahui hal di atas maka guru akan
mendapat kemudahan-kemudahan dalam mensikapi berbagai aspek yang dapat
memudahkan bagi peserta didik menerima materi pelajaran yang diterapkan.
d. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan
pendidikan nasional yang telah digariskan yang merupan standar untuk tujuan
pendidikan yang ingin dicapai sehingga guru memiliki rancang bangun program
dalam menginformasikan sejumlah ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap
yang tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan dan kebutuhan pembangunan
dalam bidang pendidikan yang berkualitas.

e. Guru hendaknya mengikuti tumbuh kembangnya dunia ilmu
pengetahuan yang pesat berkembang dan senantiasa inivatif, sehingga guru
dapat secara tidak sadar membawa peserta didik untuk aktif mengikuti
perkembangan iptek secara menyeluruh.
Berkaitan dengan peran dan fungsinya guru sebagai pengajar sekaligus,
pendidik, pembimbing, maka guru memiliki peran ganda dalam memposisikan
diri dilapangan manakala berhadapan dengan peserta didik. Kepiawaian guru
dalam mentranfer ilmu pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai moral yng
harus di kembangkan dan berbekas pada diri peserta didik menjadi suatu
kecakapan yang harus dikuasai, guru hendaknya berusaha secara maksimal
menciptakan suasana yang dapat membuat nyaman bagi peserta didik ketika
berhadapan dengan kita, peserta didik harus memiliki rasa sadar bahwa guru
adalah orang tua ke dua, bahwa guru adalah sahabat, dan bahwa guru adalah
seseorang yang nyaman di ajak bicara sehingga pergaulan antara guru dan
peserta didik akan tampak harmunis, dan ini bermanfaat untuk mncetak kualitas
pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang harus di capai.

C. Wajah Pendidikan di Indonesia
Kita sebagai orang tua seringkali mengikutkan anak kita berbagai macam
les tambahan di luar sekolah seperti les matematika, les bahasa inggris, les
fisika dan lain-lain. Saya yakin hal ini kita dilakukan untuk mendukung anak
agar tidak tertinggal atau menjadi yang unggul di sekolah. Bahkan, terkadang
ide awal mengikuti les tersebut tidak datang dari si anak, namun datang dari kita
sebagai orang tua. Benar tidak?
Memang, saat ini kita menganggap tidak cukup jika anak kita hanya
belajar di sekolah saja, sehingga kita mengikutkan anak kita bermacam-macam
les. Kita ingin anak kita pintar berhitung, kita ingin anak kita mahir berbahasa
inggris, kita juga ingin anak kita jago fisika dan lain sebagainya. Dengan begitu,
anak memiliki kemampuan kognitif yang baik.
Ini tiada lain karena, pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah juga
menuntut untuk memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognisi. Dengan
pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting
yang tanpa kita sadari telah terabaikan. Apa itu? Yaitu memberikan pendidikan

karakter pada anak didik. Saya mengatakan hal ini bukan berarti pendidikan
kognitif tidak penting, bukan seperti itu!
Maksud saya, pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang
kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama,
seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah
tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak
prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan belajar
di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan
kognitif dan pendidikan karakter.
Ada sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama
tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa
pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan,
berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan
tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter
tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir,
dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk
tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik. Lalu apa sih pendidikan
karaker itu?
Jadi, Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada
pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Saya mengutip empat ciri
dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan
karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster. Pertama, pendidikan karakter
menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik
menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian,
dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak
mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi
baru. Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan
aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak
didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan
dari pihak luar. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya
tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan
marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.
Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan
karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas

bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi,
kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan
sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak
hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang
mampu mewujudkan kesuksesan.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata
kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan
sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui
pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik.
Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa
menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik.
Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang
baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan
dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi
yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam
mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anak didik akan arti
keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau
menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun
kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita
tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.
Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan
metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola
pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul
akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.

D. Mewujudkan Pendidikan Karakter yang Berkualitas
Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi
menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik,

seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya,
pendidikan karakter haruslah sebuah program yang terukur pencapaiannya.
Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya, kalo alat ukur
pendidikan matematika jelas, kasih soal ujian jika nilainya diatas strandard
kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?
Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak
benar-benar mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang
yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan
perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk hasil nilai ujian yang baik maka
jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun
mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini benar-benar terjadi
apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur
pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator
perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama
pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di
observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang
baik saat guru menjelaskan, anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak
ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan? Dan ini harus
dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada
banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan
hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.
Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat.
Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk
membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti
dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan
sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan
membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Helen Keller (manusia butatuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904)
“Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial
and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired,
and success achieved”.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk
menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini
banyak dilihat, didengar dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul
yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan
nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena

tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga
menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin
Luther King, yakni “intelligence plus character that is the goal of true
education” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang
sebenarnya).
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan
karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin
dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus
lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekan. Mulailah dengan belajar taat dengan
peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan
pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik
di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang
dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam
keseharian kegiatan di sekolah.
Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan
semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah
dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah
awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring
pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholders
terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru,