TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN KEGIATAN BIMBINGAN PADA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sa
TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN KEGIATAN BIMBINGAN
PADA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Valentina Martha Prima Puspita
N I M : 021114049
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
S K R I P S I
TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN KEGIATAN BIMBINGAN
PADA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007
Oleh :
Valentina Martha Prima Puspita
NIM : 021114049
Telah disetujui oleh :
Pembimbing IDrs. J. Sumedi Tanggal 4 September 2007 Pembimbing
II Drs. Y. B. Adimassana, M. A Tanggal 4 September 2007
S K R I P S I TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN KEGIATAN BIMBINGAN PADA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 Dipersiapkan dan ditulis oleh: Valentina Martha Prima Puspita NIM : 021114049 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 21 September 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. .………………… Sekretaris : Fajar Santoadi, S.Pd. .…………………
Anggota : Drs. J. Sumedi ………………….
Anggota : Drs. Y. B. Adimassana, M.A. …………………. Anggota : Dra. Sr. Milburga, C.B., M.Ed. ............................. Yogyakarta,21 September 2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.
PERSEMBAHAN
Teriring syukur dan terima kasih, hasil karya ini kupersembahkan untuk :
esus & unda Maria , yang senantiasa menjaga, menemani dan menguatkan
tiap langkahku.
Orang tuaku : x. A. Andrianto dan atiana Suprapti .
Kedua adikku : dan .
lisabet Rosita Nastiti tevanus Nonot Pratito , yang senantiasa memperkembangkan diri dan sesama. ribadi-pribadi uniklmamaterku ; tempat aku belajar dan berjuang.
, secara khusus dalam bidang erkembangan dunia pendidikan Indonesia
Bimbingan dan Konseling.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat hasil karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 21 September 2007 Penulis
Valentina Martha Prima Puspita
ABSTRAK
TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN KEGIATAN BIMBINGAN
PADA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007
Valentina Martha Prima Puspita
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentangkesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu dan
membuat usulan kegiatan bimbingan untuk meningkatkan pengetahuan siswa kelas
XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tentang kesehatan reproduksi remaja.Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah:
(1)Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja pada
siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?,
(2) Kegiatan bimbingan apa yang sesuai untuk siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey.Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri.
Kuesioner ini memiliki 76 butir pertanyaan. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI
SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 dengan jumlah 83 siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah penggolongan tingkat
pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja berdasarkan PAP (Penilaian
Acuan Patokan) Tipe I. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu digolongkan menjadi 5, yaitu :
sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : siswa yang memiliki pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kualifikasi sangat tinggi ada 4 orang
(4,82%), siswa yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
dengan kualifikasi tinggi ada 20 orang (24,09%), siswa yang memiliki pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kualifikasi cukup ada 47 orang
(56,63%), siswa yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
dengan kualifikasi rendah ada 8 orang (9,64%), dan siswa yang memiliki
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kualifikasi sangat rendah
ada 4 orang (4,82%). Jadi tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007
adalah belum atau kurang ideal.Peneliti membuat usulan kegiatan bimbingan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja dengan
bertitik tolak dari aspek-aspek kesehatan reproduksi yang belum dikuasai siswa
ABSTRACT
TEENAGERS’ KNOWLEDGE ON REPRODUCTION HEALTH
AND ITS IMPLICATION TOWARD THE COUNCELING ACTIVITY
ON THE STUDENTS IN GRADE XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2006/2007
Valentina Martha Prima Puspita
Sanata Dharma University, Yogyakarta 2007
The purposes of this research were to know the teenegers’ knowledge on
reproduction health on the students in grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu and to
make the counseling activities proposal to increase the knowledge of the students in
grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu about teenagers’ reproduction health.The type of this research was a descriptive research with survey method. The
questions to be answered in this research were: (1) how is the teenagers’ knowledge
on reproduction health on the students of grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Yogyakarta academic year 2006/2007? (2) what kinds of counseling activities are
suitable for the students in grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta
academic year 2006/2007?The instrument of this research was a questionnaire which was composed by
the writer. This questionnaire consisted of 74 questions items. The population of the
research was 85 students in grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta
academic year 2006/2007.Data analysis technique used in this research was the grouping of students’
knowledge on teenagers’ reproduction health based on PAP Type I (Penilaian Acuan
Patokan Tipe I). The students’ knowledge on teenagers’ reproduction health on the
students in grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu was divided into 5 categories: very
high, high, adequate, low, and very low.The result of this research showed that there were 4 students (4,82 %), had
very high qualification on the knowledge of teenagers’ reproduction health, 47
students (56,63%) had adequate qualification on the knowledge of teenagers’
reproduction health, 8 students (9,64 %) had low qualification on the knowledge of
teenagers’ reproduction health, and 4 students (4,82 %) had very low qualification on
the knowlegde of teenagers’ reproduction health. So, the students knowledge on
reproduction healthy is wast or haven’t been fulfilled.The researcher composed a counseling activities proposal to increase the
students’ knowledge about teenagers’ reproduction health based on the reproduction
health aspects which were not mastered by the students as it mentioned in the
questionnaire items.KATA PENGANTAR
Rasa syukur peneliti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga tersusunnya
skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program S1
pada program studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, secara khusus peneliti menghaturkan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Koseling yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menulis skripsi ini.
2. Drs. J. Sumedi, selaku dosen pembimbing pertama yang telah mengarahkan dan
membimbing dengan kesabaran dan bijaksana selama menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan saran dan petunjuk yang bermanfaat demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Sr. Milburga, C.B., M.Ed., selaku dosen penguji yang telah berkenan
meluangkan waktu dalam pelaksanaan ujian skripsi.
5. Ibu Lasmini selaku guru bimbingan dan konseling di SMAK Sang Timur, yang
sudah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan uji coba kuesioner.
6. Bapak Pirngadi sebagai guru bimbingan dan konseling SMA Pangudi Luhur
Sedayu yang telah memberi ijin dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
7. Kedua orang tuaku (Fx. A. Andrianto dan Tatiana Suprapti) dan kedua adikku,
Sita dan Tito yang telah memberikan support baik berupa doa dan dana sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
8. Alm. Eyang kakung Mayor Inf. Ign. Achmad Syari, kedua Eyang Putri, dan
segenap sanak kerabat penulis.
9. Teman-teman seperjuangan dalam menulis skripsi: Ida, Mega, Uning, Uthe, Arya,
Ina, Tiwi, Nadia, Bangun dan sebagai teman dalam memberikan semangat dan doa, serta masukan-masukkan yang sangat berarti dalam kehidupan penulis.
10. Seluruh teman prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2002, kelas A dan B
tanpa terkecuali, yang telah memberikan banyak dukungan, bantuan dan kenangan yang indah baik suka maupun duka selama menuntut ilmu di kampus ini.
11. Pak Giek sekretariat, yang dengan penuh kesabaran banyak membantu penulis
dalam urusan akademik.
12. Mas Antonius Solihin, atas bantuan dana dan melibatkan penulis dalam kegiatan
kampus.13. Prima, atas bantuannya dalam menerjemahkan abstrak dalam Bahasa Inggris.
14. Teman-teman yang setia memberikan dukungan dan doa: Mas Kelik, Mbak teman-teman di komunitas musik lintas agama Tikar Pandan dan para suster- bruder yang bertemu dengan penulis pada waktu akan melaksanakan ujian pendadaran.
15. UPT Perpustakaan Universitas Sanata Dharma (Mrican dan Paingan) dan segenap
karyawan USD yang telah memberikan dukungan kepada penulis.16. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu .
Peneliti menyadari kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki, sehingga
masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun yang dapat membawa skripsi ini
dalam penyempurnaan.Penulis
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................……………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………….. v
ABSTRAK ………………………………………………………...…………… vi
ABSTRACT ..……..……………………………...……………………………… vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….………… viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xiv
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………………. xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………... xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xv
BAB I : PENDAHULUAN …………..…………………………………………1 A. Latar Belakang ...……………………………………………………
1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………..
3 C. Tujuan Penelitian ...…………………………………………………
4 D. Manfaat Penelitian ...………………………………………………..
4 E. Definisi Operasional ..………………………………………………
5 BAB II : KAJIAN TEORI …..………………………………….……………....
7
A. Kesehatan Reproduksi Remaja …………………………………..…
7 1. Pengertian ………………………..……………………………...
7 2. Aspek – aspek Kesehatan Reproduksi ………………………….
8 B. Masa Remaja …………..……………………………………………
38 C. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta …..……………….
50 D. Bimbingan …………..………………………………………………
50
1. Pengertian Bimbingan ..…………………………………………
50
2. Tujuan Bimbingan ………………………………………………
51
3. Bimbingan dan Konseling di SMA Pangudi Luhur Sedayu
Yogyakarta ……………………………………………………...52
4. Kegiatan Bimbingan ……………………………………………
53 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ..……………………………………
54 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………...
54 B. Populasi Penelitian ………………………………………………….
54 C. Instrumen Penelitian ………………………………………………..
55 D. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………………..
57 1. Tahap Persiapan ………………………………………………...
57 2. Uji coba Kuesioner ……………………………………………...
58 3. Penelitian ………………………………………………………..
58 4. Validitas Instrumen ……………………………………………..
58 5. Reliabilitas Instrumen …………………………………………..
60
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………...
64 A. Hasil Penelitian ……………………………………………………..
64
1. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ………………………………………………..
64 B. Pembahasan …………………………………………………………
74 BAB V : USULAN KEGIATAN BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
PADA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 …………………….81 BAB VI : RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN ……………………..
90 A. Ringkasan …………………………………………………………...
90 B. Kesimpulan …………………………………………………………
92 C. Saran ……. ………………………………………………………….
93 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
95 LAMPIRAN …………………………………………………………………….
98
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Perbedaan sifat atau karakter laki-laki dan perempuan ……………….. Tabel 2. Ciri-ciri Seks Sekunder Pria dan Wanita ...…………………………… Tabel 3. Bentuk – bentuk emosi pada remaja …………………………………..Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu ………………... Tabel 5. Kisi – kisi Kuesioner Kesehatan Reproduksi Remaja ………………... Tabel 6. Alternatif jawaban …………………………………………………….. Tabel 7 Rekapitulasi validitas item setelah uji coba …………………………… Tabel 8. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas …………………………………… Tabel 9. Patokan Acuan Penilaian Tipe I ..……………………………………... Tabel 10. Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Siswa Kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 ……………………….. Tabel 11. Persentase Keseluruhan Aspek-aspek Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Siswa Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun
Ajaran 2006/2007 ……………………………………………………..
13
41
44
54
55
56
60
62
63
65
67
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja ….66 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Alat reproduksi perempuan …...…………………………………….
17 Gambar 2. Alat reproduksi laki-laki ..…………………………………………..
20 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Kuesioner Kesehatan Reproduksi Remaja Kuesioner uji coba dan penelitian ...................................................
99 Lampiran 2. Tabulasi skor penelitian ................................................................... 110
Lampiran 3. Tabulasi skor uji coba skor 1 – 4 dan 0 – 1 …................................. 119
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Uji Validitas …………………………………... 126
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ………………………………... 127
Lampiran 6. Hasil Penelitian …………………………………………………… 131
Lampiran 7. Modul kegiatan Week End untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja ..…………………...... 133Lampiran 8. Surat ijin penelitian ……………………………………………….. 156
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa yang harus dilewati tiap individu dalam
perkembangannya, dan pelaku pada masa itu disebut remaja. Menurut PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa), kelompok anak muda berusia 10 – 24 tahun sudah termasuk remaja. Para remaja sedang berada pada masa peralihan. Mereka memiliki banyak kebutuhan untuk dipenuhi, bukan hanya berupa sandang, pangan, papan maupun pendidikan, tetapi juga kebutuhan akan informasi mengenai pendidikan seksual terutama kesehatan reproduksi.
Ada dua alasan yang muncul dalam benak peneliti mengapa pendidikan seksual terutama tentang kesehatan reproduksi itu sangat perlu diberikan kepada remaja.
Pertama, terbukanya akses informasi seksual yang dapat diperoleh melalui media elektronik seperti siaran televisi, media cetak dan bahkan teknologi modern yaitu internet. Informasi itu di contoh oleh remaja kita sebagai perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab yang akibatnya antara lain: semakin tinggi angka KTD (Kehamilan Tidak Dikehendaki), semakin tinggi korban unsafe abortion, meningkatnya IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS. Pusat Studi Kesehatan UI memunculkan fakta bahwa 30 % kasus aborsi dilakukan oleh remaja. Data dari Konseling KTD Remaja di PKBI DIY tahun 2002 – 2004 menunjukkan bahwa yang
mengalami KTD sebagian besar adalah remaja yang berumur antara 10 – 24 tahun.
Data dari PKBI (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia) Pusat melalui penelitian di
Kupang, Palembang, Cirebon, Singkawang dan Tasikmalaya terungkap bahwa
responden mulai berpacaran pada usia 15-17 tahun (74,43 %) dan 12-14 tahun (12,14
%). Dari data yang sama, penelitian tentang perilaku pacaran dari sekedar berbincang
– bincang sampai dengan pernah melakukan hubungan seksual mencapai 227 orang
(16,46 %). Dari jumlah itu, 74,89 % melakukan hubungan seksual dengan pacar,
yang lain melakukannya dengan pekerja seks dan teman (23,77 %) (Kedaulatan
Rakyat, 2 Mei 2005).
Kedua, minimnya informasi tentang kesehatan reproduksi yang diperoleh
remaja. Perilaku seksual remaja cenderung meningkat, namun informasi yang
diberikan mengenai kesehatan reproduksi terutama melalui jalur pendidikan, sangat
minim. Keingintahuan remaja yang sangat besar, membuat mereka mencari tahu
sendiri informasi mengenai seksualitas. Studi yang dilakukan PKBI di Kupang,
Palembang, Cirebon, Singkawang dan Tasikmalaya tahun 2001 menunjukkan bahwa
sumber informasi tentang seks berasal dari teman (Kedaulatan Rakyat, 2 Mei 2005).
Akibatnya sangat fatal, karena mereka bukannya mendapat informasi yang benar dan
bertanggung jawab, melainkan malah terjerumus dalam perilaku seksual yang tidak
baik. Remaja semakin terpuruk pada posisi yang tidak menguntungkan karena tidak
mendapat informasi yang baik, tidak mempunyai pengetahuan, tidak ada tempat
curhat dan tidak ada yang peduli terhadap keadaannya. Selain itu, pembicaraan seksual yang dijadikan pelajaran atau dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.
Padahal sekolah bisa menjadi tempat yang strategis untuk menyampaikan informasi
tentang pendidikan seksual terutama kesehatan reproduksi secara benar dan bertanggung jawab.Berbagai macam kejadian yang menimpa remaja kita ini dikarenakan tidak
adanya pendidikan seksual yang merupakan hak remaja untuk mendapatkan informasi
yang lengkap mengenai hal itu. Jadi pemahaman yang salah tentang kesehatan reproduksi mempunyai resiko bagi perkembangan remaja. Seharusnya informasitentang kesehatan reproduksi dapat diperoleh melalui sekolah dengan bekerja sama
pada lembaga kemasyarakatan yang peduli pada remaja seperti Youth Centre PKBI,
atau pihak-pihak yang paham betul mengenai pendidikan seksual dengan harapan
pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki remaja mengenai kesehatan reproduksi
dapat menumbuhkan sikap yang bertanggung jawab terhadap kesehatanreproduksinya dan kesediaan untuk menerima resiko dan konsekuensi dari setiap
tindakan seksualnya. Adanya pendidikan seksual di sekolah sesungguhnya adalah
sebuah kebutuhan remaja. Tentu saja informasi yang diberikan juga harus sesuai
dengan kebutuhan remaja.B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja pada
siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?2. Kegiatan bimbingan apa yang sesuai untuk siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.2. Menyusun kegiatan bimbingan yang sesuai dengan keadaan siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan sekolah dalam bidang Bimbingan dan Konseling, khususnya dalam melihat permasalahan remaja yang berkaitan dengan pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi.
2. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat untuk melihat sebagian permasalahan seksual remaja, serta sebagai bahan acuan untuk mempersiapkan perkembangan remaja dalam pendidikan seksualitas, terutama kesehatan reproduksi remaja.
3. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai media belajar untuk menulis karya ilmiah dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama ini baik dari akademik maupun non akademik.
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh, mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi (Untoro,1999:12).
2. Pengetahuan adalah penginderaan subyek terhadap suatu stimulus yang ditangkap melalui indera, dikenal dan dipahami sehingga menimbulkan pembentukan sikap, baik positif maupun negatif tergantung pada aspek pengetahuan yang dipahami oleh individu itu (Azwar, 1987).
3. Seks atau seksual diartikan sebagai alat kelamin dan fungsinya yang berkaitan dengan hubungan kelamin, yang secara biologis dimaksudkan untuk mendapatkan keturunan (= reproduksi) (Gilarso, 2003).
4. Seksualitas menunjuk pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai pria dan wanita (Gilarso, 2003).
5. Pendidikan seksualitas adalah hal – hal yang berkaitan dengan perkembangan dan perbedaan antara pria dan wanita.
6. Reproduksi adalah proses melanjutkan keturunan.
7. Remaja adalah suatu tahap / fase perkembangan ketika seseorang meninggalkan masa kanak – kanak menuju dewasa disertai perubahan, dari segi fisik, psikis dan sosial.
8. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah peserta didik yang menjadi sasaran penelitian SMA Pangudi Luhur Sedayu.
9. Bimbingan adalah kegiatan yang dilakukan baik secara kelompok / klasikal
maupun secara individu / pribadi, oleh pembimbing kepada peserta didik yang bertujuan untuk membantu perkembangan peserta didik secara optimal.BAB II KAJIAN TEORI Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa hal, antara lain : kesehatan reproduksi remaja, masa remaja, siswa SMA, dan bimbingan. A. Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Pengertian
Untoro (1999:12) mengatakan kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh, mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah. Mboi (1998) mengartikan kesehatan reproduksi sebagai kesejahteraan secara utuh yaitu fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan reproduksi. Kesehatan reproduksi juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan umum seseorang, termasuk remaja dan berkaitan erat dengan pengetahuan, sikap dan perilaku menyangkut alat-alat reproduksi, fungsi dan gangguan yang mungkin timbul seperti kehamilan yang tidak diinginkan, abortus, HIV/AIDS dan penyakit menular seksual.
Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja (Untoro,1999:12). Dengan demikian individu dapat menyadari bahwa pengetahuan tentang kesehatan reproduksi penting bagi remaja untuk mengetahui proses perubahan yang terjadi dalam dirinya dan apabila remaja gagal menyesuaikan dirinya dengan perubahannya, maka remaja harus berani bertanggung jawab atas perbuatannya (Kabar, 1994).
2. Aspek – aspek Kesehatan Reproduksi
Pembicaraan mengenai kesehatan reproduksi, menurut WHO aspek-aspek meliputi : (a) Seksualitas; (b) Sistem Reproduksi; (c) Orientasi Seksual; (d) Perilaku Seksual; (e) Pubertas; (f) Menopause; (g) Kehamilan dan Persalinan; (h) Aborsi; (i) PMS dan HIV/AIDS; dan (j) Mitos dan Realitas.
Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai aspek-aspek tersebut.
a. Aspek Seksualitas
Istilah seks dan seksualitas sering digunakan secara silih berganti, namun tidak tegas konteks penggunaannya sehingga sering menimbulkan kekeliruan.
Menurut Gilarso (2000:17) : Istilah seks menunjuk pada jenis kelamin, alat kelamin dan hubungan kelamin yang secara biologis dimaksudkan untuk mendapatlan keturunan. Sedangkan, seksualitas menunjuk pada keseluruhan ciri- ciri yang membedakan manusia sebagai pria atau wanita : jasmaninya, kejiwaannya, sifat-sifatnya, cara berpikirnya, bentuk badannya, suara, gayanya, perasaannya, bakat-bakatnya, dsb. Jika dilihat dari arti katanya, seks berasal dari kata Latin sexus yang berarti jenis kelamin. Kata sexus berasal dari kata kerja “secare” yang artinya membagi, memotong, atau memisahkan. Jadi menurut pengertian katanya, seks berarti hal-hal yang membagi makhluk hidup menjadi dua jenis, yaitu pria dan
wanita. Sejalan dengan ini, masyarakat memberikan batasan-batasan khas pada
pria dan wanita terutama yang berhubungan dengan sikap, tingkah laku, dan
peran sosialnya. Seksualitas dalam arti luas menyangkut seluruh kepribadian
manusia yang menyangkut seluruh kepribadian manusia dalam kepriaan dan
kewanitaannya yang mewarnai dan meresapi hidup manusia dan aktivitasnya
dalam ciri-ciri yang menyangkut segi fisik, psikis, sosial, dan rohani manusia
(Konseng, 1995).Menurut Suryakusuma (1991), seks adalah keadaan anatomis pria atau
wanita, sedangkan seksualitas mencakup seluruh kompleksitas emosi, perasaan,
kepribadian, dan sikap atau watak sosial, berkaitan dengan perilaku dan
orientasi seksual. Sahaja (1999) berpendapat istilah seksualitas menyangkut
berbagai dimensi yang sangat luas, antara lain dimensi biologis, psikologis,
sosial, perilaku, dan kultural. Dimensi biologis berkaitan dengan organ
reproduksi. Dimensi psikis berhubungan dengan bagaimana menjalankan fungsi
sebagai makhluk seksual, identitas peran jenis, dan perasaan terhadap
seksualitas sendiri. Dimensi sosial menyorot pada bagaimana seksualitas
muncul dalam relasi antarmanusia serta pengaruh lingkungan dalam
pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan perilaku seksual kita.
Dimensi perilaku menunjukkan bagaimana seksualitas diterjemahkan menjadi
perilaku seksual. Dimensi kultural menunjukkan bagaimana perilaku seks
menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat.Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa seksualitas
adalah membedakan pria dan wanita menyangkut berbagai aspek yang sangat
luas, yakni aspek biologis, psikis, sosio-kultural, perilaku, moral dan spiritual.
Konseng (1995) menuliskan bahwa seksualitas manusia ditentukan oleh tujuh faktor, yaitu sebagai berikut : 1) Faktor Kromosom Kromosom yang menentukan jenis seks adalah kromosom XX dan XY. Bila dalam inti sel terdapat kromosom XX, individu yang akan lahir adalah
perempuan; dan bila memiliki kromosom XY, individu yang lahir adalah laki-
laki. 2) Faktor Gonad (Kelenjar kelamin) Gonad yang menentukan jenis seks ialah testis dan ovarium. Bila individu memiliki testis, ia disebut laki-laki; dan bila memiliki ovarium, ia disebut perempuan.3) Faktor Hormon Hormon yang menentukan jenis seks adalah hormon-hormon hasil sekresi testis dan ovarium, yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan badan laki-laki dan perempuan sebelum lahir dan selama masa puber.
Hormon-hormon tersebut pada laki-laki disebut testosteron, dan pada perempuan disebut estrogen.
4) Faktor Organ-organ Seks Internal
Organ-organ seks internal yang menentukan jenis seks bagi laki-laki terdiri dari saluran mani, kandung mani, dan kelenjar prostat. Bagi perempuan,
organ-organ tersebut adalah indung telur, saluran telur, uterus dan vagina.
5) Faktor Organ-organ Seks Eksternal Organ-organ seks eksternal bagi laki-laki adalah penis dan skrotum. Bagiperempuan adalah klitoris, bibir kemaluan kecil dan bibir kemaluan besar.
6) Faktor Pemeliharaan Seks Pemeliharaan seks adalah memperlakukan seks sebagaimana mestinya, sesuai dengan jenis kelamin. Bila seseorang adalah anak laki-laki, ia harus dibesarkan dan dididik sebagai laki-laki. Bila perempuan, ia harus dibesarkan dan dididik sebagai perempuan. 7) Faktor Identitas Seksual Identitas seksual ialah kesadaran dan penerimaan jenis seks pada seorang laki- laki dan perempuan, sehingga dapat berperan sebagai pria dan wanita di masyarakat.Dalam penelitian ini, seksualitas dibahas sebatas perbedaan fisik laki-laki dan perempuan dan perbedaan sifat atau karakter laki-laki dan perempuan.
1) Perbedaan fisik laki-laki dan perempuan Fisik laki-laki banyak dipengaruhi oleh hormon testosteron, sehingga akan menampakkan perbedaan anatomis dengan perempuan, antara lain larrynks (kotak suara) menjadi lebih besar sehingga mengubah suara menjadi rendah; penis; tumbuh kumis dan janggut; bahu melebar; dada semakin bidang; bagian
sepanjang panggul dan paha terlihat ramping; dan tubuh menjadi lebih berotot.
Memasuki masa pubertas, perkembangan fisik perempuan dipengaruhi oleh hormon estrogen. Perkembangan fisiknya antara lain tumbuhnya payudara, bagian pinggul dan paha semakin berisi, tumbuh rambut di ketiak dan vagina, serta pinggul melebar (Konseng, 1995; Dianawati, 2003; Pratiwi, 2005).
2) Perbedaan sifat atau karakter laki-laki dan perempuan Gilarso (2003), menguraikan perbedaan sifat atau karakter laki-laki dan perempuan sebagai berikut :
Tabel 1.
Perbedaan sifat atau karakter laki-laki dan perempuan
10. Gairah seksual lebih berkobar, lebih bersifat jasmani biologis.
9. Perasaan pasang surut terpengaruh siklus bulanan.
8. Perhatian sampai detil-detil (hal kecil- kecil), cenderung intuitif, mudah mengubah keputusannya,
7. Emosi dan perasaan lebih menonjol dan mempengaruhi pikirannya.
6. Re-aksi, menanggapi, lebih tabah dan mudah menerima.
5. Butuh diperhatikan, senang dilihat dan dicari.
4. Perhatian lebih untuk pribadi sesama manusia (anak).
3. Menyayangi dan memelihara. Wanita pandai menciptakan suasana di rumah menjadi tempat yang membuat orang krasan (menciptakan ‘home’).
2. Lebih gemar tinggal di rumah, memelihara, dan merawat.
1. Pola dasar pandangan ke dalam, terarah pada manusia.
9. Gelombang perasaan mendatar dan relatif stabil.
Laki – laki Perempuan
8. Lebih melihat kenyataan obyektif, terarah pada garis-garis besar, lebih teguh dalam keputusan.
7. Intelek dan rasio lebih utama, dapat mengendalikan perasaan dengan akalnya.
6. Aktif, mengambil inisiatif, suka kritik dan protes.
5. Suka mencoba, mencari dan melihat- lihat.