ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014

TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

ADI SUSANTO

NIM: 21109003

  

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

MOTTO

ÇÊÍÏÈ tûïÎŽÉ 9Íđạ 9$# = Ïtä† ª! $#u r . . .

  

“Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali ‘Imran: 146)

  K EH I L AN GAN SE SU ATU ALL AH

“L EBI H BAI K K AREN A ,

  KE H I L AN GAN AL L AH SE SU ATU

D ARI PADA K ARENA .”

  

“sesungguhnya kamu tidak meninggalkan sesuatu karena takwamu kepada Allah, melainkan

Allah pasti akan memberimu ganti yang lebih baik darinya.”

(H.R. Ahmad, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Ajbani).

  

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim.

  Dengan rahmat Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan limpahan berkah dan nikmat yang luar biasa kepadaku (Alhamdulillah). Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

  Dengan ini saya persembahkan skripsi ini kepada:

  

v Kedua orang tuaku tercinta, Ibunda (Salbiyah) dan Ayahanda (Basuno) yang

  telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang serta senantiasa menanti keberhasilanku.

  

v Kakakku (Mas Widhi dan Mbak Qom) yang selalu menasihatiku dan

menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini. v

  Bapak H. M. Yusuf Khummaini, S.H.I., M.H. yang telah banyak memberikan bimbingan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini.

  v Keponakanku tercinta (Naufal Attaya Thoriq) yang menambah semangatku. v

  Tak lupa dan takkan pernah kulupa kekasihku tercinta (almh) Dinda Nadia Maharani gudang inspirasiku, yang selalu memberikan perhatian, dukungan, motivasi dan semangat di saat sisa-sisa hidupmu untuk menyelesaikan skripsi ini.

  v

  Dan semua orang yang membantu terselesaikannya skripsi ini, semoga Allah membalas jasa budi kalian di kemudian hari dan memberikan kemudahan dalam segala hal. (Amin).

  v Almamater yang ku banggakan.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah , segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

  SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan juga seluruh umatnya di penjuru dunia hingga akhir zaman.

  Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dekan Fakultas Syari’ah yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Ketua Program Studi Ahwal al-Syakhshiyyah yang telah menyetujui pemilihan judul skripsi ini.

  3. Dosen Pembimbing Bapak H. M. Yusuf Khummaini, S.H.I., M.H. yang telah meluangkan waktu, membimbing dengan penuh kesabaran dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  4. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Farkhani, S.Hi., M.H. yang telah meluangkan waktu untuk konsultasi dan mengarahkan penulis dalam memilih judul skripsi ini.

  5. Bapak Ibu Dosen yang telah sabar mendidikku, membekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

  6. Pimpinan perpustakaan IAIN Salatiga, serta karyawan karyawati yang telah memberikan izin dan layanan kepustakaan yang telah membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

  7. Bapak dan Ibu tercinta serta keluarga besar dimana pun kalian berada yang telah membantu baik moril maupun materiil demi tercapainya cita-cita dan harapan penulis.

  Jazakumullah khair katsiran , atas semua yang telah diberikan. Penulis

  menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, sehingga sehingga kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, Amin Ya Robbal ‘Alamin.

  Salatiga, 28 September 2015 Penulis

  ABSTRAK

  Susanto, Adi. 2015. Aborsi dalam Perspektif Hukum Islam dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

  Skripsi Jurusan Syariah. Program Studi Ahwal al-Syakhshiyyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: H. M. Yusuf Khummaini, S.H.I., M.H.

  Kata kunci: aborsi dan hukum Islam.

  Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan, baik dilakukan sendiri ataupun dengan bantuan orang lain. Tindakan aborsi tersebut tidak sejalan dengan tujuan pernikahan dan menghargai hak hidup setelah terjadinya pembuahan dalam hukum Islam. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, aborsi boleh dilakukan apabila terjadi kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan. Untuk mengkaji lebih mendalam tentang aborsi menurut hukum Islam dan menurut peraturan pemerintah, maka penulis akan melakukan penelitian lebih jauh. Pada umumnya timbulnya kejahatan aborsi di kalangan umat yaitu disebabkan karena kehamilan yang tidak diinginkan, seperti sudah mempunyai banyak anak, takut tidak mampu membesarkan anak dengan alasan kondisi perekonomian, korban perkosaan atau janin yang dikandung terkena penyakit yang mustahil untuk sembuh atau cacat.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library

  

research ) yaitu dengan terjun langsung keperpustakaan untuk mendapatkan

  bahan-bahan pustaka atau literatur yang ada kaitanya dengan permasalahan yang diangkat, dengan teknik analisis deskriptif dan komparatif.

  Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa melakukan tindakan aborsi dalam pandangan hukum Islam apabila usia janin masih 40 hari atau sebelum ditiupkan ruh, para fuqaha berbeda berpendapat. Akan tetapi apabila sesudah ditiupkan ruh semua ulama sepakat untuk mengharamkannya. Dalam kasus kedaruratan medis dalam Islam diperbolehkan karena untuk menyelamatkan nyawa si ibu, sejalan dengan peraturan pemerintah karena hal tersebut sesuai dengan kaidah ushul fiqh yaitu jika berhadapan dengan dua keburukan, maka yang harus dihindari adalah yang paling buruk (idzaa ta’aaradhat al-

  

mafsadataani ru’iya a’dzamuhuma dhararan ). Bahaya secara syara’ harus

  dihilangkan (al-dharar yuzaalu syar’an). Sedangkan masalah aborsi karena perkosaan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, dalam hukum Islam juga memperbolehkan dengan syarat tertentu, alasannya apabila tidak dilakukan tindakan tersebut akan membawa dampak buruk bagi jiwa dan raga si ibu di kemudian hari, maka rukhsah aborsi berlaku karena kehamilan tersebut akibat dari unsur paksaan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i NOTA PEMBIMBING .............................................................................. ii PENGESAHAN ......................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... iv MOTTO..................................................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................. x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1 B. Penegasan Istilah ................................................................ 5 C. Rumusan Masalah ............................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ................................................................ 6 E. Kegunaan Penelitian ........................................................... 6 F. Telaah Pustaka .................................................................... 7 G. Metode Penelitian ............................................................... 8 H. Sistematika Penulisan ......................................................... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Aborsi ................................................................... 13 B. Macam-macam Aborsi ........................................................ 15

  1. Jenis Aborsi menurut Perspektif Fiqh ............................ 15

  2. Aborsi dalam Dunia Kedokteran ................................... 17

  C. Sebab-sebab Aborsi ............................................................ 17

  D. Resiko dan Dampak Aborsi................................................. 18

  BAB III ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI A. Tahap Penciptaan Janin Manusia ........................................ 21 B. Dasar Hukum Aborsi .......................................................... 27 C. Sejarah Munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.................................... 37 D. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang

  Kesehatan Reproduksi yang Membolehkan Aborsi ............. 40

  E. Aborsi Dalam Perspektif Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ................................................................... 45

  BAB IV PEMBAHASAN A. Perbandingan dalam Perspektif Hukum Islam dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi ......................................................................... 48

  1. Perspektif Hukum Islam ................................................ 48

  2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi ................................................... 56

  3. Aborsi dalam Perspektif Hukum Islam dan Peraturan Pemerintah .................................................................... 60

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................... 64 B. Saran .................................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak hidup seseorang dalam Islam sangatlah penting dan yang paling

  utama dari hak-hak yang lainnya, mengingat semua hak tergantung pada hidupnya seseorang. Al-Qur’an sangat menghargai hak asasi yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya, termasuk hak hidup. Mengambil hak hidup seseorang tanpa kesalahan, maka hukumnya telah membunuh seluruh manusia. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa menghilangkan nyawa seseorang tidak diperbolehkan, seperti yang ada dalam Q.S. Al-Maidah: 32:

  ÎŽö tóÎ/ $G ¡ ø ÿtR @tFs% Ÿ ` tB ¼çm¯Rr& @ƒÏäÂuŽó Ÿ Î) ûÓÍ_t/ 4’n?tã $oYö;tFŸ 2 y7 Ï9ºsŒ È @ô_ r& ô` ÏB   

  ô` tBur $Y è‹ÏJ y_ }¨ $¨Z9$# @tFs% Ÿ $yJ ¯Rr'x6 sù Ú ö‘F Ç { $# ’ Îû 7Š$|¡ sù ÷rr& C § ø ÿtR $uZè=ß ™â‘ óOß gø ?uä!$y_ ô‰s)s9ur 4 $Y è‹ÏJ y_ }¨ $¨Y9$# $uŠômr& !$uK¯Rr'x6 sù $yd $uŠômr& šc qèùÎŽô£ ß J s9 Ú ö‘F Ç { $# ’ Îû š Ï9ºsŒ y‰÷èt/ Oß g÷YÏiB #Z Ž ÏWx. ¨b Î) ¢OèO ÏM »uZÉ i t7ø 9$$Î/

     đỉẹẻ

  “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (Q.S. Al- Maidah:32).

  Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini, untuk menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan pemeliharaan alam. Manusia diciptakan oleh Allah melalui suatu proses di dalam kandungan seorang wanita, proses terciptanya manusia yang dijelaskan dalam firman Allah Q.S. Al-Mukminun: 12-14 :

  ô

  

’ Îû Z pxÿôÜçR çm»oYù=yèy_ §NèO ÇÊËÈ ûüÏÛ & ` ÏiB 7's#»n=ß ™ ` ÏB z` »|¡ SM } $# $oYø ) n=yz ‰s)s9ur

Z ptóôÒ ãB sps)n=yèø 9$# $uZø ) n=y‚ sù ps)n=tæ Z spxÿôÜ‘Z9$# $uZø ) n=yz ¢OèO ÇÊÌÈ & ûüÅ 3 ¨B 9‘#t s%



  

$¸) ù=yz çm»tRù't± Sr& ¢OèO $V J ø tm : zO»sà Ïèø 9$# $tRöq|¡ s3 sù $V J »sà Ïã sptóôÒ ß J ø 9$# $uZø ) n=y‚ sù

ÇÊÍÈ tûüÉ ) Î=»sƒø : $# ß ` |¡ ômr& ª! $# x8 u‘$t7tFsù 4 t yz #uä

  

  “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (Q.S. Al-Mukminun: 12-14).

  Peristiwa yang terjadi dalam rahim itu disebut kehamilan. Melalui proses kehamilan itulah wanita bisa melahirkan seorang bayi yang diinginkannya atas izin Yang Maha Kuasa. Berdasarkan dengan peristiwa kehamilan, muncul berbagai masalah antara lain proses bayi tabung, donor sperma dan aborsi. Banyak remaja yang terlibat pergaulan bebas maupun para orang dewasa yang tidak mau dibebani tanggung jawab dan begitu pula orang tua yang tidak menginginkan kelahiran buah hatinya karena sudah banyak anak atau takut tidak mampu membesarkan anak dengan alasan kondisi perekonomian keluarga, aborsi dijadikan sebagai salah satu pilihan. Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum dilakukan sendiri ataupun dengan bantuan orang lain.

  Pada dewasa ini, maraknya kasus aborsi yang melibatkan para wanita yang mengalami kehamilan dengan berbagai alasan tertentu. Banyak penelitian tentang faktor penyebab dilakukannya aborsi dengan berbagai alasan, karena faktor kehamilan yang tidak dikehendaki yang terjadi pada perempuan yang hamil dalam perkawinan yang sah, hamil di luar nikah atau kehamilan yang dialami oleh remaja (Anshor, 2006:45). Sebagian besar yang melakukan aborsi adalah para perempuan yang sudah menikah dan mereka yang mengalami kegagalan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Tetapi, masyarakat berasumsi bahwa alasan aborsi dilekatkan pada mereka yang melakukan perbuatan asusila, salah satunya kasus perkosaan (Anshor, 2006:46).

  Dalam hal aborsi ini Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga yang mempunyai mandat membuat fatwa agama Islam yang didirikan oleh pemerintah telah mengharamkan melakukan aborsi sebelum atau sesudah ditiupkan ruh, kecuali jika ada alasan-alasan medis atau alasan lain yang dibenarkan oleh syari’ah Islam, seperti untuk menyelamatkan jiwa si ibu. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2004 tentang Kesehatan Reproduksi pada pasal 31 ayat (1) bahwa disebutkan pembolehan melakukan tindakan aborsi hanya dapat dilaksanakan berdasarkan indikasi kedaruratan medis atau kehamilan akibat perkosaan. Tindakan aborsi akibat perkosaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kehamilan akibat perkosaan hanya dapat dihitung sejak hari pertama haid terakhir.

  Pada Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa pelegalan aborsi mengundang banyak kontroversi, kasus hukum ini dapat dikaji lebih lanjut agar menemukan titik temu antara hukum Islam dengan Peraturan Pemerintah, atau dapat merekonstruksi Peraturan Pemerintah agar sesuai dengan kaidah keislaman.

  Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti kasus Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dengan perbandingan kaidah hukum Islam, maka judul dalam skripsi ini “ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

  

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

KESEHATAN REPRODUKSI”.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menjelaskan tentang pengertian judul skripsi ini, maka peneliti memberikan penjelasan beberapa istilah dalam penulisan skripsi ini. Istilah- istilah yang dimaksud sebagai berikut:

  1. Aborsi

  Perkataan abortus atau yang lebih populer dengan aborsi, dalam bahasa inggris disebut abortion. Berasal dari bahasa latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Dalam istilah fiqh aborsi berasal dari

  ﺎﻀﮭﺟ ﺾﮭﺟ ﻞﻣﺎﺤﻟا ﺖﻀﮭﺟأ artinya membuang anak sebelum sempurna dan disebut dengan menggugurkan janin. Al-Ijhadh berarti “mengakhiri kehamilan sebelum masanya, baik terjadi dengan sendirinya (keguguran) ataupun dilakukan dengan sengaja”.

  2. Hukum Islam

  Dalam skripsi ini yang dimaksud hukum Islam yaitu hukum Islam fiqh dan positif. Hukum Islam fiqh diambil dari dalil-dalil atau pemikiran- pemikiran para ulama klasik yang membahas tentang aborsi. Sedangkan hukum Islam positif diambil dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang di dalamnya membahas tentang larangan aborsi.

  3. Peraturan Pemerintah

  Suatu peraturan pemerintah tentang kesehatan reproduksi yang di dalamnya membahas tentang aborsi yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa terdapat beberapa pasal yang menjelaskan tentang tindakan aborsi dilegalkan atau diperbolehkan.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dengan demikian pembahasan skripsi ini terarah dan lebih spesifik pada masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana aplikasi aborsi dalam hukum Islam?

  2. Bagaimana aplikasi aborsi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun

  3. Bagaimana perbandingan hukum Islam dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi?

  D. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini dapat mengetahui aborsi dalam pandangan hukum Islam.

  2. Penelitian ini dapat mengetahui aborsi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Aborsi.

  3. Penelitian ini dapat diketahui perbandingan antrara pandangan hukum Islam dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Aborsi.

  E. Kegunaan Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat- manfaat dan kegunaan-kegunaan dalam kajian ilmiah ini adalah sebagai berikut:

  1. Kegunaan teoritis, penelitian ini dapat memberikan dan menambah wawasan hasanah keilmuan dalam hal aborsi, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

  2. Kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu penyelesaian masalah bagi para ulama dan pemerintah dalam menghadapi kasus-kasus aborsi.

  3. Kegunaan sosial, agar masyarakat mengerti tentang kaidah-kaidah hukum

F. Telaah Pustaka

  Dalam penulisan skripsi ini agar tidak terkesan pengulangan, maka penulis perlu menjelaskan adanya topik skripsi yang akan diajukan, dimana adanya beberapa penulisan yang berkaitan dengan aborsi.

  Nurul Hikmah Lidiany, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya yang berjudul “Aspek Sosiologis Aborsi Provokatus Criminalis Dalam

  Perspektif Hukum Islam” . Dalam skripsi ini membahas tentang paktek abosi provokatus criminalis, serta faktor yang mempengaruhi aborsi dan praktek

  aborsi provokatus criminalis dalam pandangan hukum Islam.

  Sofyan Abdurrahim Kau dalam skripsinya yang berjudul “Abortus

  Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif” bahwa Aborsi merupakan

  tindakan mengakhiri kehamilan dengan cara menggugurkan atau mengeluarkan janin dari kandungan, Islam melarang pengguguran kandungan baik sebelum bernyawa. Ada beberapa pengecualian, demi menyelamatkan jiwa sang Ibu atau karena alasan medis, maka aborsi diperbolehkan.

  Siswantara T, mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Indonesia (UI), dalam skripsinya yang berjudul “Masalah Abortus Provokatus Di Indonesia

  Ditinjau Dari Hukum Pidana”. Dalam skripsi ini membahas tentang aborsi

  secara umum serta menurut perundang-undangan pidana di Indonesia baik latar belakang, uraian sampai jenis delik pasal-pasal KUHP yang mengatur tentang abortus provokatus serta bagaimana aspek hukum pidananya dalam

  Sri Murliena, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), dalam skripsinya yang berjudul “Abortus Provokatus Criminalis”. Dalam skripsi ini membahas tentang abortus provokatus criminalis saja, serta menjelaskan yurisprudensi dan ilmu hukumnya yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.

G. Metode Penelitian

  Dalam sebuah penelitian ilmiah, ada aturan baku yang mutlak harus dilakukan oleh setiap peneliti dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam hal ini, konsep metode penelitian menjadi sangat penting adanya, sebagai cara atau jalan agar peneliti menyelesaikan tugas penelitiannya dapat mencapai tujuan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagaimana dalam paparan yang dimaksud di atas, sehingga untuk memenuhi ketentuan yang sudah berlaku, penulis menyimpulkan beberapa point penting dalam menyelesaikan tugas penelitian (skripsi) ini, yaitu:

  1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan terjun langsung ke perpustakaan untuk mendapatkan bahan-bahan pustaka atau literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. Sehingga bisa mendapatkan sumber data yang diperlukan, misalnya berupa buku-buku, majalah, jurnal, dan media informasi yang berkaitan dengan pembahasan yang dimaksud.

  deskriptif komparatif. Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai

  prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pendekatan komparatif yaitu dengan membandingkan literatur dan peraturan pemerintah sehingga akan lebih jelas dan tajam dalam menentukan kesimpulan.

  2. Sumber Data

  Sumber penulisan skripsi ini dipusatkan pada kajian buku-buku yang berkaitan dengan tema. Sumber data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu:

  a. Sumber data primer Data pokok atau data utama berupa buku-buku yang membahas secara langsung mengenai pokok bahasan tersebut, yaitu buku yang membahas tentang aborsi, misalnya literatur fatwa tentang aborsi, Al-

  Qur’an, Hadits, Buku Fiqh dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

  b. Sumber data sekunder Data pendukung atau pelengkap data primer yang berupa buku- buku atau tulisan-tulisan dari berbagai disiplin ilmu yang membahas pokok permasalahan dalam pembahasan ini secara tidak langsung, misalnya artikel, jurnal, majalah dan surat kabar.

  3. Tehnik Pengumpulan Data

  penulisan skripsi ini yaitu:

  a. menelusuri dan mengkaji buku-buku atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah aborsi, baik dalam hukum Islam maupun hukum positif di Indonesia.

  b. Melakukan observasi di perpustakaan untuk mengumpulkan sejumlah buku-buku dan kitab yang diperlukan yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.

  4. Analisis Data

  Setelah data-data terkumpul dan diolah kemudian dianalisa :

  a. Membahas dari hal-hal umum terlebih dahulu kemudian diambil kesimpulan bersifat khusus (deduktif) dengan mengungkapkan teori- teori atau pendapat yang bersifat umum kemudian diambil suatu kesimpulan yang bersifat khusus. b. Komparatif yaitu dengan membandingkan literatur yang ada dengan peraturan yang telah ditetapkan sehingga akan lebih jelas dan tajam dalam menentukan kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab, yaitu :

  BAB I : PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Terdiri dari definisi aborsi, macam-macam aborsi, sebab-sebab aborsi, resiko dan dampak aborsi. BAB III : ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI Terdiri dari tahap penciptaan janin manusia, dasar hukum aborsi, sejarah munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, alasan ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan

  Reproduksi dan kebolehan aborsi, aborsi dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP).

  BAB IV : PEMBAHASAN Terdiri dari perbandingan aborsi dalam perspektif hukum Islam dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

  BAB V : PENUTUP Terdiri dari kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Aborsi Aborsi diserap dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berasal dari

  bahasa latin yang berarti pengguguran kandungan atau keguguran. Namun, aborsi dalam literatur fikih secara bahasa adalah pengguguran kandungan

  • (janin). Ia berasal dari kata yang artinya menghilangkan.

  

ﺎﻀﮭﺟ ﺾﮭﺟ

  Maka artinya membuang anak sebelum sempurna dan

  ﻞﻣﺎﺤﻟا ﺖﻀﮭﺟأ

  disebut dengan menggugurkan janin. Ibnu Faris berkata : “ia adalah menghilangkan sesuatu dari tempatnya dalam waktu yang relatif singkat.” Sehingga dikatakan , yaitu kami menjauhkan

  ءﻲﺷ ﻦﻋ ﺎﻧﻼﻓ ﺎﻨﻀﮭﺠ أ

  ﺔﻗ ﺎﻨﻟا ﻦﻀﮭﺟأ mengeluarkan anak unta dan ia tergugurkan”.

  seseorang darinya dan kami membinasakannya adalah .

  Lembaga penelitian bahasa mengkhususkan bahwa ijhadh dengan cara mengeluarkan janin dari rahim sebelum bulan yang keempat (dari kehamilan) dan sesudahnya, yaitu antara bulan keempat dan ketujuh yang disebut isqat (menggugurkan). Maka sebenarnya antara ijhadh dan isqat adalah satu makna, hanya saja lafadz ijhadh banyak dipakai untuk unta dan isqat kebanyakan digunakan untuk manusia. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ijhadh dan isqat menurut ahli bahasa adalah menggugurkan anak sebelum sempurna penciptaannya atau sebelum sempurna masa kehamilan. Baik sebelum ditiupkan roh atau sesudah ditiupkan roh, baik janin tersebut laki-laki maupun perempuan.

  Menurut istilah aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan, baik dilakukan sendiri ataupun dengan bantuan orang lain.

  Dalam kamus Webster Ninth New Collegiate menyebutkan bahwa aborsi adalah keluarnya janin secara spontan atau paksa yang biasanya mengenai hal tersebut tercakup dalam Glorier Family Encylopedia yang menyebutkan pengertian aborsi adalah penghentian kehamilan dengan cara menghilangkan atau merusak janin sebelum masa kelahiran yang bisa jadi dilakukan dengan cara spontan atau dikeluarkannya janin secara paksa (Anshor, 2006:33).

  Sementara dalam bahasa Indonesia sendiri makna aborsi menunjukkan suatu pengertian pengakhiran suatu kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat dari 1.000 gram. Dalam pengertian lain yang dapat dilihat dalam kamus besar Bahasa Indonesia aborsi adalah terpancarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat dari kehamilan atau aborsi bisa didefinisikan pengguguran janin atau embrio setelah melebihi masa dua bulan kehamilan (Anshor, 2006:33).

  Sedangkan secara medis aborsi adalah penghentian dan pengeluaran hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup di luar kandungan. Umur janin bisa hidup di luar kandungan ini ada yang memberi batas 20 minggu, tetapi ada pula yang memberi batas 24 minggu. Kalau pengeluaran janin berumur 7 bulan disebut immature, sedangkan berumur 7-9 bulan disebut

  premature , berumur 9 bulan atau lebih disebut mature. Jadi, pengeluaran janin

  yang berakibat kematian terjadi sampai umur 20-24 minggu disebut pengguguran/aborsi, akan tetapi kalau pengeluarannya dilakukan sesudah umur itu dan mengakibatkan kematian janin disebut pembunuhan bayi (Kusmaryanto, 2002:12).

  Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan dipukul rata. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa makna Aborsi adalah pengguguran. Aborsi ini dibagi menjadi dua, yaitu aborsi kriminalitas adalah aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alasan dan bertentangan dengan undang-undang yang berlaku, sedangkan aborsi legal, yaitu aborsi yang dilaksanakan dengan sepengetahuan pihak yang berwenang.

1. Jenis Aborsi menurut Perspektif Fiqih

  Menurut Maria Ulfa dalam bukunya Fiqih Aborsi, maka aborsi dapat digolongkan menjadi lima macam diantaranya: a. Aborsi spontan (al-isqâth al-dzâty).

  Janin gugur secara alamiah tanpa adanya pengaruh dari luar atau gugur dengan sendirinya. Kebanyakan aborsi spontan disebabkan oleh kelainan kromosom, hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh infeksi, kelainan rahim serta kelainan hormon.

  b. Aborsi karena darurat atau pengobatan (al- isqath al- dharury/al- ‘ilajy ).

  Aborsi karena darurat atau pengobatan, misalnya dilakukan karena indikasi fisik yang mengancam nyawa ibu bila kehamilannya dilanjutkan.

  c. Aborsi karena khilaf atau tidak sengaja (khata’). petugas kepolisian tengah memburu pelaku tindak criminal disuatu tempat yang ramai pengunjung,. Karena takut kehilangan jejak, polisi berusaha menembak penjahat tersebut, tetapi pelurunya nyasar ketubuh ibu hamil.

  d. Aborsi yang menyerupai kesengajaan (syibh’ amal).

  Aborsi dilakukan dengan cara menyerupai sengaja, misalnya seorang suami menyerang istrinya yang sedang hamil muda hingga mengakibatkan ia kegugguran.

  e. Aborsi sengaja dan terencana (al- ‘amd ).

  Aborsi dilakukan dengan sengaja dan terencana, misalnya seorang ibu sengaja meminum obat dengan maksud kandungannya gugur, atau ia sengaja menyuruh orang lain (dokter, dukun, dan sebagainya) untuk menggugurkan kandungannya. Aborsi jenis ini dianggap berdosa dan pelakunya dihukum pidana (jinayah) karena melakukan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

2. Aborsi dalam dunia kedokteran

  Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu: a. Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun.

  Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.

  b. Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

  c. Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

C. Sebab-sebab Aborsi

  Sesuai dengan tuntunan agama Islam, bahwa aborsi tidak boleh dilakukan kecuali dengan alasan yang diperbolehkan syari’at. Apabila Allah belum meniupkan ruh pada janin dan jika ia dibiarkan bertahan akan mengancam nyawa ibunya, maka dengan kondisi yang seperti itu seorang wanita hamil boleh melakukan aborsi. Selain itu juga apabila janin sudah berumur 120 hari maka ia boleh diaborsi ketika lajnah (lembaga) kedokteran yang bisa dipercaya memutuskan bahwa mempertahankan janin tersebut akan membahayakan nyawa ibunya. Adapun Pemicu aborsi yang lain adalah :

  1. Kehamilan yang tidak diinginkan, dalam sebuah perkawinan, misalnya karena jumlah anak sudah cukup, karena anak terakhir masih kecil atau belum siap punya anak.

  2. Kehamilan yang dilakukan suka sama suka yaitu oleh para remaja diluar nikah tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi.

  4. Kehamilan yang disebabkan karena pemerkosaan.

  5. Kehamilan atas dasar indikasi medis, karena jika kehamilan diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon Ibu, karena terkena penyakit- penyakit berat, misalnya sakit TBC Yang berat dan penyakit ginjal yang berat.

D. Resiko dan Dampak Aborsi

  Aborsi memiliki resiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi beresiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah:

  1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

  2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

  3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

  4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

  

5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan

cacat pada anak berikutnya.

  

6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada

wanita).

  7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).

  8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).

  9. Kanker hati (Liver Cancer).

  pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.

  

11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic

Pregnancy).

  12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

  13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

  Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

  Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:

  1. Kehilangan harga diri (82%).

  2. Berteriak-teriak histeris (51%).

  3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%).

  4. Ingin melakukan bunuh diri (28%).

  5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).

  6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).

  Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun selama hidupnya.

  Sedangkan melakukan aborsi mempunyai dampak seperti berikut: 1. timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus. karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.

  3. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.

  4. Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali.

BAB III ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI A. Tahap Penciptaan Janin Manusia Al-Qur’an mengisahkan bahwa manusia merupakan representasi Tuhan di bumi karena manusia mengemban misi yang amat mulia sebagai

  makhluk yaitu menjaga dan melestarikan bumi beserta isinya (Anshor, 2006:15), yang tertuang dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 30:

  (#þqä9$s% ( pxÿ‹Î=yz Z Ç Ú ö‘F { $# ’ Îû ×@Ïã % y` ’ ÎoTÎ) Ïps3 Í´¯»n=yJ ù=Ï9 š •/u‘ tA $s% ø ŒÎ)ur  x8 ωôJ pt¿ 2 x Îm ß 7|¡ çR ß ` ø tw Uur uä!$tBÏe$!$# à7 Ïÿó¡ o„ur $pkŽÏù ß ‰Å ¡ ø ÿム` tB $pkŽÏù ã@yèø grBr& đỉÉẻ tb qß J n=÷ès? w Ÿ $tB ãNn=ôã r& þ’ÎoTÎ) tA $s% ( y7 s9 ⨠Ïd‰s)çRur

  “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Dia berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah: 30).

  Dengan mengemban misi yang amat mulia, maka manusia diciptakan dalam bentuknya yang paling sempurna sebagaimana tertuang dalam Q.S. At- Tin ayat 4: đễẻ

  5OƒÈ qø ) s? ` |¡ ômr& Ç þ’Îû z` »|¡ SM } $# $uZø ) n=y{ ô ‰s)s9

  “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya.” (Q.S. At-Tin: 4).

  Selain ayat di atas ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses terjadinya manusia, antara lain: a. Surah As-Sajadah ayat 7-8

  ÇÐÈ ûüÏÛ & ` ÏB ` »|¡ SM Ç } $# t, ù=yz r&y‰t/ur ( ¼çms)n=yz >äóÓx« ¨@ä. z` |¡ ômr& ü“ Ï%© !$# ÇÑÈ ûüÎg¨B & ä!$¨B & ` ÏiB 7's#»n=ß ™ ` ÏB ¼ã&s#ó¡ nS @yèy_ Ÿ ¢OèO

  “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (Q.S. As-Sajadah: 7-8)

  b. Surah Ath-Thariq ayat 5-7

  .` ÏB ß l ã ƒs† ø ÇÏÈ 9,Ïù#yŠ & ä!$¨B ` ÏB t, Î=äz địẻ t, Î=äz §NÏB ß ` »|¡ RM } $# Ì Ý à Yu‹ù=sù 

   ÇÐÈ É = ͬ!#uŽ© I9$#ur = ù= É Á 9$# û÷üt/ È

  

  “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.” (Q.S. Ath-Thariq: 5-7).

  c. Surah Al-Qiyamah ayat 37

  đỉƯẻ 4Óo_ôJ ム% cÓÍ_¨B ` ÏiB pxÿôÜçR Z à7 tƒ óOs9r&

  “Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim).” (Al-Qiyamah: 37) d. Surah Al-Insan ayat 2

  $Jè‹ÏJ y™ çm»oYù=yèyf sù Ïm‹Î=tGö6¯R 8l $t± ø Br& >pxÿôÜœ R ` ÏB z` »|¡ SM } $# $oYø ) n=yz $¯RÎ) đẹẻ #·Ž Á t/ Å 

  “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.” (Q.S. Al-Insan: 2)

  Maksud bercampur di dalam arti ayat al-qur’an di atas adalah bercampurnya antara benih lelaki dengan perempuan.

  e. Surah Al-Mukminun ayat 12-14