Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah (Di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN

ANAK USIA PRASEKOLAH

(Studi di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.Tekung Kab.Lumajang)

  

Oleh :

  

VIRDA RIZKI PRIANTO

NIM : 13.321.0230

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah

(Studi di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang )

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan

  Cendekia Medika Jombang

  

VIRDA RIZKI PRIANTO

13.321.0230

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Virda Rizki Prianto NIM : 13.321.0230 Tempat, Tanggal Lahir : Lumajang, 24 Desember 1993 Institusi

  : Prodi S1 Keperawatan STIKes “ICME” Jombang Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah (Studi di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang) adalah bukan skripsi orang lain sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipkan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar

  • – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sangsi Akademis.

  Jombang, Juli 2017 Mahasiswa,

  Virda Rizki Prianto 13.321.0230

LEMBAR PERSETUJUAN

  Judul : Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah (studi di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.

  Tekung Kab. Lumajang) Nama Mahasiswa : Virda Rizki Prianto NIM : 13.321.0230

  TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL.......................

  Inayatur Rosyidah.,S.Kep.Ns.,M.Kep

  Pembimbing Utama

  Iva Milia HR.,S.Kep.Ns.,M.kep

  Pembimbing Anggota Ketua STIKES ICME Jombang

  H.Bambang Tutuko, SH., S.Kep.,Ns., MH

  Ketua Program Studi S1 Keperawatan

  Inayatur Rosyidah.,S.Kep.Ns.,M.Kep

  PENGESAHAN PENGUJI Skripsi ini diajukan oleh :

  Nama Mahasiswa : Virda Rizki Prianto NIM : 13.321.0230 Program Studi : S1 Keperawatan Judul : Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah (Studi di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.

  Tekung Kab. Lumajang) Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1

  Ilmu Keperawatan Komisi dewan penguji,

  Ketua Dewan Penguji : H. Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.Ns.,M.H ( ) Penguji 1 : Inayatur Rosyidah.,S.Kep.Ns.,M.Kep ( ) Penguji 2 : Iva Milia HR.,S.Kep.Ns.,M.Kep ( ) Ditetapkan di : JOMBANG Pada Tanggal : Juli 2017

  

MOTTO

“Do the best, be good, then you will be the best”

  “Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kau akan menjadi orang yang terbaik”

  

PERSEMBAHAN

  Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, ku persembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi. Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuan hambaNya, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Q.S. Al-Baqarah : 280).

  Skripsi ini akan aku persembahkan kepada :

  1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

  2. Keempat Ayah Ibuku yang telah memberikan motivasi baik berupa dukungan maupun materiil, serta memberikan doa yang tiada batasnya.

  3. Kedua Adikku tersayang Virman Nur Alip Prianto dan M. Muharrom Ainur Roziqin yang sudah memberikan tawa dan keceriaan baik suka maupun duka.

  4. Pendamping hidupku Muhammad Rois Assidiq yang telah memberikan semangat dan selalu menemaniku untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Serta teman-teman kuliahku di STIKES ICME Jombang

  6. Teman-teman seperjuangan pindahan Yulia A, Feni rofika, Septian A yang telah bersama-sama menyelesaikan segala tugas dan skripsi ini.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Peneliti dilahirkan di Lumajang, 24 Desember 1993, peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak TOTOK SUPRIANTO dan Ibu SETIYOWATI

  Pada tahun 2006 peneliti lulus dari SD KLAKAH 01, pada tahun 2009 peneliti lulus dari SMPN 2 KLAKAH, pada tahun 2012 peneliti lulus dari SMAN KLAKAH, Dan pada tahun 2013 peneliti lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur REGULAR. Peneliti memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKes “ICMe” Jombang.

  Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar - benarnya.

  Jombang, 2017 Virda Rizki Prianto

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah”(studi di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang) ini dengan sebaik- baiknya.

  Dalam penyusunan Skripsi penelitian ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.Ns.,M.H selaku ketua STIKes ICME Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku ketua Kaprodi S1 Keperawatan, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Iva Milia HR., S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku pembimbing anggota yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya Skripsi ini, Kepala Sekolah TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec. Tekung Kab.Lumajang yang telah memberikan ijin penelitian. Ke dua orang tua yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya Skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyususnan Skripsi ini, dan teman

  • – teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

  Jombang, Juli 2017 Penulis

  

ABSTRAK

Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak

Usia Prasekolah

  

(Di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang)

Oleh :

Virda Rizki Prianto

Perkembangan pada anak usia prasekolah bisa dikatakan sebagai golden year.

  

Erat kaitannya dengan peran ibu dalam menstimulus setiap tahap perkembangan

anaknya. Perkembangan anak pada usia tersebut harus selalu dipantau secara serius dari

orang tua terutama ibu. Bila ada keterlambatan perkembangan pada anak tidak segera

dilakukan pemeriksaan maka keterlambatan pada anak tersebut bisa menjadi sesuatu hal

yang serius hingga anak tumbuh dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita

Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang.

  Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitk dengan

menggunakan pendekatan cross sectional, populasinya adalah ibu dan anak usia

prasekolah di TK Dharma Wanita Wonogriyo sejumlah 70 orang dengan jumlah sampel

60 orang dengan menggunakan proporsional random sampling. Variabel independen

adalah peran ibu dan variabel dependen perkembangan anak usia prasekolah. Alat ukur

kueisioner dan observasi DDST dengan pengolahan data editing, coding, scoring,

tabulating. Adapuan analisa data dengan menggunakan uji rank spearmen.

  Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir setengahnya peran ibu cukup sejumlah

25 orang (41,7%) dan peran ibu yang baik sejumlah 12 orang (20,0%) sedangkan peran

ibu yang kurang sejumlah 22 orang (36,7%) terdapat peran ibu yang buruk 1 orang

(1,7%). hampir seluruhnya perkembangan anak normal sejumlah 54 anak (90,0%), dan

terdapat anak yang susspect sejumlah 5 orang (8,3%) pada 1 orang anak untestable

(1,7%) dengan uji rank spearmen diperoleh nilai 0,004 < 0,005 artinya H0 ditolak H1

diterima.

  Kesimpulan ada hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang.

  Kata kunci: peran ibu, perkembangan anak

  

ABSTRACT

THE RELATION OF ROLE MOTHER WITH THE CHILD GROWTH

AGE PRASEKOLAH

(Study at kindergarten Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang)

By

  

Virda Rizki Prianto

Growth at child of age prasekolah can be told as golden year. Hand in glove its

bearing with the mother role in stimulus each;every its child growth phase. Child growth

at the age have to is always watched seriously from parent especially mother. If there are

any growth delay of child not is immediately a inspection hence delay of the child can

become something serious matter till child grew up. This research aim to to analyse the

relation of role mother with the growth of child of age prasekolah at Kindergarten

Wonogriyo Kec. Tekung Kab. Lumajang.

   Desain Research used is research of survey analitk by using approach of cross

sectional, the population is mother and child of age prasekolah in Kindergarten

Wonogriyo a number of 70 people with the amount sampel 60 people by using

proporsional random sampling. Independent variable is role mother and variable

dependen is growth the child age prasekolah. measuring instrument of Kueisioner and

observation DDST data-processingly is editing, coding, scoring, tabulating. The analyse

data by using test of rank spearman.

   Result of research got by that almost semi mother role enough a number of 25

people ( 41,7%) and good mother role a number of 12 people ( 20,0%) while mother role

which less a number of 22 people ( 36,7%) there are ugly mother role 1 people ( 1,7%).

almost entirely normal child growth a number of 54 child (90,0%), and there are child

which susspect [of] a number of 5 people ( 8,3%)1 people of child untestable ( 1,7%) with

the test of rank spearmen Key Word : Role of mother, child growth

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................. ii SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iv PENGESAHAN PENGUJI ...................................................................... v MOTTO .................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix ABSTRAK ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv DAFTTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv DAFTAR LAMBANG .............................................................................. xvi DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xvii

  30 4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ..................................................

  46 5.2 Pembahasan .................................................................................

  44 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian ............................................................................

  44 4.11 Keterbatasan penelitian ..............................................................

  39 4.10 Etika Penelitian ..........................................................................

  38 4.9 Pengolahan Data dan Analisa Data..............................................

  37 4.8 Metode Pengumpulan Data..........................................................

  34 4.7 Instrumen Penelitian ....................................................................

  33 4.6 Definisi Operasional ....................................................................

  33 4.5 Identifikasi Variabel ....................................................................

  31 4.4 Kerangka Kerja ............................................................................

  30 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................

  BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................

  29 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian .........................................................................

  28 3.2 Hipotesis Penelitian .....................................................................

  26 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAN DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual...................................................................

  20 2.4 Konsep Hubungan Peran Ibu Dengan Perkembangan Anak .......

  16 2.3 Konsep Peran ...............................................................................

  6 2.2 Konsep Anak Prasekolah .............................................................

  4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perkembangan ................................................................

  3 1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................

  3 1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................

  49

  BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan ..................................................................................

  55 6.2 Saran ............................................................................................

  55 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

2.1 Pengukuran peran ....................................................................

  26 4.1 Definisi Operasional................................................................

  38 5.1 Distribusi frekuensi usia ibu ...................................................

  46 5.2 Distribusi frekuensi usia anak .................................................

  46 5.3 Distribusi frekuensi pendidikan ibu ........................................

  46 5.4 Distribusi frekuensi pekerjaan ibu ..........................................

  47 5.5 Distribusi frekuensi jenis kelamin anak ..................................

  47 5.6 Distribusi frekuensi peran ibu .................................................

  48 5.7 Distribusi frekuensi perkembangan anak ................................

  48

  5.8 Tabel silang peran ibu dengan perkembangan anak................. 49

  DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ..............................................................

  29 4.1 Kerangka Kerja .......................................................................

  35

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lembar permohonan menjadi responden

  2. Lembar persetujuan menjadi responden

  3. Kuesioner

  4. Lembar DDST

  5. Lembar uji validitas dan reliabilitas

  6. Tabulasi data umum dan data khusus

  7. Output SPSS

  8. Tabel-r Product Moment

  9. Jadwal kegiatan

  10. Lembar pernyataan dari perpustakaan

  11. Lembar surat studi pendahuluan dari BAK

  12. Lembar balasan surat studi pendahuluan dari tempat penelitian

  13. Lembar Konsultasi

  14. Pernyataan bebas plagiasi

DAFTAR LAMBANG

  H1/Ha : Hipotesis alternatif % : Prosentase P : Nilai yang didapat dalam % N : Jumlah Populasi n : jumlah sampel S : Total Sampel > : lebih besar < : lebih kecil ≥

  : Sama dengan atau lebih besar

DAFTAR SINGKATAN

  STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  ICMe : Insan Cendekia Medika

  IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia UNICEF

  : United Nations International Children’s Emergency Fund SDIDTK : Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang TK : Taman Kanak-kanak DDST : Denver Development Screening Test PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA : Sekolah Menengah Atas PT : Perguruan Tinggi PNS : Pegawai Negeri Sipil SS : Sangat setuju S : Setuju RR : Ragu-ragu TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Perkembangan anak pada usia prasekolah sangat penting karena anak akan mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Apabila perkembangan tersebut mengalami masalah maka anak akan mengalami kesulitan dalam tahap belajar selanjutnya (Maulina, 2013). Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motorik kasar, motorik halus,bahasa / bicara, dan personal sosial /kemandirian. IDAI (2010) menyebutkan untuk mencapai keberhasilan pada masa tersebut, dibutuhkan peran pengasuh anak yaitu ibu. Jika peran tersebut dapat dimainkan dengan baik oleh ibu, maka pertumbuhan dan perkembangan anak dapat mencapai titik optimal (Maulina, 2013). Kenyataan pada saat ini banyak anak usia dibawah lima tahun (balita) mengalami gangguan perkembangan, speech delay salah satu gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak balita. Biasanya anak yang mengalami speech delay ia juga bermasalah pada gangguan pendengaranya. Saat ini banyak balita mengalami gangguan perkembangan motorik dan banyak anak yang mengalami kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Sebagian besar ibu menganggap permasalahan keterlambatan bicara merupakan hal sepele, sehingga yang awalnya hanya gangguan kecil menjadi gangguan yang sulit disembuhkan.

  Menurut UNICEF tahun 2011 didapat data masih tingginya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan (27,5%) atau 3 juta anak mengalami gangguan (UNICEF 2005 dalam Fauzia, 2015). Data nasional menurut Kementrian Kesehatan Indonesia bahwa pada tahun 2010, 11,5% anak balita di Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan.

  Cakupan SDIDTK anak balita di Jawa Timur pada tahun 2013 sebesar 70,34% yang masih dibawah target 83% (Dinkes prof jatim, 2013). Sedangkan cakupan SDIDTK balita dinas kesehatan Lumajang pada tahun (2014) sebesar 84,58% masih dibawah target sebesar 85% (Dinkes Lumajang (2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayuba (2015) yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas, Limboto Barat, Kab. Gorontalo diperoleh dari 5 Anak teridentifikasi 3 anak dengan perkembangan dalam kategori yang meragukan dan 2 lainnya mempunyai perkembangn yang sesuai (normal). Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman orang tua atau keluarga dalam menstimulus perkembangan anak. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 08 April 2017 di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.Tekung Kab.Lumajang dengan wawancara terhadap 10 ibu didapatkan 6 ibu (60%) yang kooperatif terhadap perkembangan anaknya, dan terdapat 4 ibu (40%) yang kurang kooperatif terhadap perkembangan anaknya.

  Seorang anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembangnya. Optimalisasi perkembangan diperlukan adanya interaksi antara anak dan orangtua, terutama peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya sedini mungkin dan fisik, mental, dan sosial. Terdapat empat faktor risiko yang mempengaruhi perkembangan anak-anak di negara berkembang yaitu malnutrisi kronis berat, stimulasi dini yang tidak adekuat, defi siensi yodium dan anemia defisiensi besi. Salah satu faktor resiko yang penting dan berhubungan dengan interaksi ibu dan anak adalah pemberian stimulasi dini (Hati, 2016). Karena pada masa ini anak akan meningkatkan kemampuan dalam berbagai hal. Pencapaian kemampuan ini akan membuat dirinya bangga. Hambatan atau kegagalan untuk hal tersebut mengakibatkan anak merasa rendah diri, sehingga pada masa dewasa akan mengalami hambatan dalam bersosialisasi (Hasneli, 2015).

  Berbagai upaya yang diberikan kepada anak berupa rangsangan untuk tumbuh kembangnya terutama untuk otak. Pengoptimalan otak manusia dilakukan dengan diberikannya rangsangan sebanyak mungkin melalui semua alat indera yang ada. Dalam hal ini peran ibu sangat penting karena pada masa ini anak usia prasekolah dapat melakukan berbagai hal termasuk interaksi dan prestasi belajar untuk menghasilkan suatu karya berdasarkan kemampuan diri sendiri (Hasneli, 2015)

  1.2 Rumusan Masalah

  Apakah ada hubungan peran ibu terhadap perkembangan anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Wonogriyo kec.Tekung Kab.Lumajang?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum

  Menganalisis hubungan peran ibu terhadap perkembangan anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Wonogriyo kec.Tekung Kab.Lumajang

  2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi peran ibu di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.

  Tekung Kab.Lumajang

  b. Mengidentifikasi perkembangan anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.Tekung Kab.Lumajang

  c. Menganalisis hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.Tekung Kab.Lumajang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan dengan mendapatkan metode untuk meningkatkan kualitas peningkatan perkembangan anak usia prasekolah.

  1.4.2 Praktis

  1. Bagi responden (Ibu) Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi orang tua khususnya ibu mengenai pentingnya peran ibu terhadap perkembangan anak.

  2. Tempat Penelitian (Guru TK Dharma Wanita) Dapat dijadikan informasi tambahan terkait dengan adanya penelitian perkembangan pada anak usia prasekolah.

  3. Bagi Penelitian Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya dapat dijadikan bahan refrensi untuk meneliti faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep perkembangan

  2.1.1 Definisi perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses dari pematangan, dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku anak sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Supariasa, 2013 : 27).

  Perkembangan adalah perubahan progresif dan kontinyu dalam diri individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya yang berlangsung sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis (Kusbiantoro, 2015)

  Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan yaitu merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan.

  2.1.2 Tahap-tahap perkembangan Santrock, 2007 dalam bukunya membagi tahapan perkembangan menjadi lima yaitu :

  1. Tahap oral Dalam tahap yang pertama, terjadi selama 18 bulan pertama kehidupan, dimana kesenangan bayi terpusat disekitar mulut, mengunyah, mengisap, dan menggigit adalah sumber kesenangan anak. Tindakan ini menurunkan ketegangan pada bayi.

  2. Tahap anal

  1/2

  Tahap perkembangan yang kedua, terjadi antar umur 1 tahun dan 3 tahun, di mana kesenangan terbesar anak melibatkan anus atau fungsi pembuangan yang dihubungkan dengannya.

  3. Tahap phalic Tahap perkembangan yang ketiga, tahap phalic terjadi antara umur 3 hingga 6 tahun; namanya diambil dari bahasa latin phallus,yang artinya “penis”. Selama tahap phalic, kesenangan berfokus pada alat kelamin saat anak laki-laki dan perempuan menyadari bahwa manipulasi diri itu menyenagkan.

  4. Tahap latency Tahap perkembangan yang keempat, yang terjadi sekitar usia 6 tahun hingga masa puber. Selama periode ini anak menekan seluruh minat seksual dan mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual, aktifitas ini mengarahkan banyak energi anak ke dalam bidang yang aman secara emosional dan membantu anak melupakan konflik tahap phalic yang sangat menekan.

  5. Tahap genital Tahapan yang kelima dan yang terakhir, terjadi mulai dari masa puber dan seterusnya. Tahap genital adalah saat kebangkitan seksual ; sumber kesenangan seksual sekarang didapat dari seseorang di luar keluarga. Freud percaya bahwa konflik yang tidak terpecahkan dengan orang tua muncul selam masa remaja. Jika konflik tersebut dapat terpecahkan, seseorang mampu mengembangkan hubungan cinta yang matang dan mampu bertindak secara mandiri sebagai orang dewas.

  Dengan ini menyimpulkan bahwa manusia mengalami lima tahap perkembangan, dan bahwa disetiap tahap kita mengalami kesenangan di salah satu bagian tubuh lebih daripada bagian tubuh yang lain. Kepribadian dewasa kita ditentukan oleh cara kita menyelesaikan konflikantara sumber kesenangan awal ini mulut, anus, kelamin, dan tuntutan kenyataan (Santrock, 2007:45)

  2.1.3 Aspek perkembangan

  1. Motorik kasar (gross motor) Keterampilan motorik kasar melibatkan otot-otot besar tubuh dan mencakup fungsi-funsi lokomotor seperti duduk tegak, berjalan, menendang, dan melempar bola (Upton, 2012 : 61)

  2. Motorik halus (fine motor Skills) Keterampilan-keterampilan motorik halus ((fine motor Skills ) melibatkan otot kecil yang memungkinkan fungsi-fungsi seperti menggenggam, dan memanipulasi objek-objek kecil,seperti menulis, menggambar, dan mengenakan pakaian (Upton, 2012 : 63)

  3. Bahasa anak (lenguage) Sementara anak tumbuh dan berkembang, produk bahasa mereka meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Mempelajari perkembangan bahasa biasanya ditunjukkan dalam rangkaian dan percepatan perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa sejak usia bayi dan dalam kehidupan selanjutnya.

  Dalam pembicaraan perkembangan (Mustofa, 2016 : 16) bahasa terdapat 3 butir yang perlu dibicarakan, yaitu : Pertama, ada perbedaan bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat semantik, sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk kata-kata. Walaupun bahasa dan kemampuan berbicara sangat dekat hubungannya, keduanya berbeda.

  Kedua, terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat pengertian/ reseptif (Understanding) dan pernyataan/ ekspresif (Producing). Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca)menunjukkan kemapuan anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang ditunjukkan kepada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.

  Ketiga, komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat merencanakan menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan mereka.

  4. Perilaku sosial (personal social) Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang anak diperoleh selain dari proses kematangan juga melalui kesempatan belajar dari

  respons terhadap tingkah laku anak. Diharapkan melalui kegiatan

  dikelas, anak praskeolah dapat dikembangkan minat dan sikap terhadap orang lain. Tatanan sosial yang sehat akan mampu mengembangkan perkembangan konsep dan yang positif, keterampilan sosial dan kesiapan untuk belajar secara formal. Diantara berbagai ragam kegiatan dikelas ini, bermain merupakan kegiatan yang sangat mendukung perkembangan anak (Mustofa, 2016 : 20)

  2.1.4 Faktor-faktor perkembangan Menurut Hidayat (2009 : 49-50) Proses Percepatan dan Perlambatan

  Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

  1. Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

  2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin, pengunaan obat-obatan , alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga. nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan.

  3. Faktor hormonal Faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain.

  somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam mempengaruhi

  pertumbuhan tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartigo dan system skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen selanjutnya hormone tersebut menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya (Hidayat, 2009 : 50).

  2.1.5 DDST (Denver Development Screening Test ) DDST adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini mudah dan cepat (15 menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85 - 100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5 - 6 tahun kemudian ( Werdiningsih,2012 ).

  1. Aspek perkembangan yang dinilai dalam DDST menurut Rusana (2017) yaitu: 1) Personal sosial

  Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

  2) Motorik halus Aspek yang berhubungan dengankemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian- bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,tetapi memerlukan koordinasi yang cermat

  3) Bahasa Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

  4) Motorik kasar Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

  2. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap menurut Rofiq ( 2017 ) yaitu : 1) Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia

  2) 9 – 12 bulan 3) 18

  • – 24 bulan 4) 3 tahun 5) 4 tahun 6) 5 tahun 7) 6 tahun

  2) Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap

  3. Cara pemeriksaan DDST : 1) Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun

  2) Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas

  3) Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

  4) Setelah itu dihitung pada masing- masing sekor berapa yang P dan berapa yang F.

  4. Klasifikasi dalam DDST terbagi menjadi 4 yaitu : 1) Abnormal

  a. Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan, pada dua sektor atau lebih b. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan plus satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia

  c. Akibat pada gangguan ini autis, gangguan belajar, ganguan komunikasi, gangguan tingkah laku, kecemasan dan depresi.

  2) Meragukan

  a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih

  b. Bila pada satu sektor atau lebih didaptkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia

  3) Tidak dapat dites Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

  4) Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

  2.1.6 Pengukuran perkembangan Pada pengukuran perkembangan dari nilai DDST dapat diinterpretasikan :

  1. Advanced Melewati pokok secara lengkap ke kanan garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut).

  2. Ok Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75

  3. Caution Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

  4. Delay Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis, penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagi kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidak mampuan untuk melakukan tugas tertentu.

  2.1.7 Langkah mengambil kesimpulan

  1. Normal 1) Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

  2) Lakukan ulang pada kontrol berikutnya.

  2. Suspect / di duga 1)

  Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan 2) Lakukan uji ulang dalam 1

  • – 2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.

  3. Untestable / tidak dapat diuji 1) Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba terletak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang tembus garis umur pada daerah 75 – 90%. 2) Lakukan uji ulang dalam 1

2.2 Konsep Anak prasekolah

  Yang dimaksud dengan anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program kinderganten. Tempat Penitipan Anak (3 tahun

  • – 5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak. Menurut teori Erik Erikson yang membicarakan perkembangan kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan psikososial tahapan 0-1 tahun, berada tahapan oral sensorik dengan krisis ernosi antara trust versus

  

mistrust, tahapan 3-6 tahun, mereka berada dalam tahapan dengan krisis autonomy

versus shame and doubt (2-3 tahun), initiative versus guilt (4-5 tahun) dan tahap

  usia 6-11 tahun mengalami krisis industry versus inferiority. Dari teori Piaget yang membicarakan perkembangan kognitif, perkembangan dari tahapan sensorimotor (0-2 tahun), dan operasional (27 tahun), operasional konkret (7-12 tahun), dan operasional formal (12-15 tahun), maka perkembangan kognitif anak masa prasekolah berada pada tahap praoperasional (Mustofa, 2016 : 1)

  2.2.1 Ciri tahapan perkembangan anak prasekolah Mustofa (2016), membagi empat ciri tahapan perkembangan anak prasekolah yaitu :

  1. Perkembangan jasmani Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak prasekolah.

  Perbedaannya terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki. Contohnya, pada anak prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang dan memungkinkan bagi mreka melakukan berbagai keterampilan.

  2. Perkembangan kognitif Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir.

  Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasi berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.

  3. Perkembangan bahasa Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat tiga butir yang perlu dibicarakan, yaitu :

  1) Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat semantik. Sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk kata-kata.

  2) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat pengertian/ reseptif (understanding) dan pernyataan/ ekspresif (producing). Bahasa pengertian (misalnya menengarkan dan membaca) menunjukkan kemampuan anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak tersebut.

  Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.

  3) Komunikasi diri atu bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat merencanakan menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan mereka.

  4. Perkembangan emosi dan sosial Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam periode prasekolah, anak ditunut untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai orang dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sbagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat di mana anak berada.

  Masalah sosial dan emosional yang sering muncul pada anak usia prasekolah antara lain adalah : 1) Rasa cemas yang berkepanjangan atau takut yang tidak sesuai dengan kenyataan 2) Kecenderungan depresi, permulaan dari sikap apatis dan menghindar dari orang-orang di lingkungannya.

  3) Sikap yang bermusuhan terhadap anak dan orang lain 4) Gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk.

  5) Gangguan makan, misalnya nafsu makan sangat menurun.

  2.2.2 Ciri anak prasekolah Snowman (2013) dalam Mustofa (2016 : 22), mengemukakan ciri- ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

  1. Ciri fisik 1) Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan kepada anak untuk lari, memanjat, dan melompat. Usahakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu di bawah pengawasan.

  2) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup. Seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.

  3) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit seperti, mengikat tali sepatu.

  4) Anak masih sering kali mengalami kesulitan apbila harus memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan matanya masih kurang sempurna.

  5) Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak. Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan temannya, sebaiknya dilerai. Sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahayanya.

  6) Walaupun anak lelaki lebih besar, dan anak perempuan terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila ia tidak tampil. Jauhkan dari sikap membandingkan lelaki perempuan, juga dalam kompetisi keterampilan seperti apa yang tersebut di atas.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN NYERI PUNGGUNG DENGAN TINGKAT STRES IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III (Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelakombo Kec. Jombang Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

ANALISA SENAM HAMIL PADA IBU HAMIL DI KELAS IBU DI POSYANDU (Studi Di Desa Betek Kec. Mojoagung Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN TERHADAPPENERAPAN LOTUS BIRTH (Di Puskesmas Perak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM PENERAPAN WATER BIRTH (Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 131

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE (Studi di Desa Kedunglumpang Kec. Mojoagung Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 136

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI (Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 107

PENGARUH PENYULUHAN MEODE CERAMAH DENGAN KEMAMPUAN IBU DALAM MENCEGAH MILIARIA PADA BALITA (Di Wilayah Kerja BPM Lilis Zuniarsih, Amd. Keb Desa Banjarejo, Kec. Sumobito, Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 120

SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS (Di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 112

FAKTOR USIA TERHADAP KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN AKIBAT KEGAGALAN KONTRASEPSI (Wilayah Kerja Puskesmas Tambakrejo Kec. Tambakrejo Kab. Bojonegoro Jawa Timur) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 141

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 117