ANALISIS PUTUSAN PERKARA SENGKETA EKONOMI SYARIAH NOMOR 0310Pdt.G2014PA.Pbg TENTANG WANPRESTASI AKAD MUSYARAKAH NOMOR : 105MSAIV07 DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA SKRIPSI

  

ANALISIS PUTUSAN PERKARA

SENGKETA EKONOMI SYARIAH NOMOR

0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg TENTANG WANPRESTASI

AKAD MUSYARAKAH NOMOR : 105/MSA/IV/07 DI

  

PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

WAHYU GUMELAR

NIM : 214 – 12 – 027

  

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

F A K U L T A S S Y A R I A H

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : WAHYU GUMELAR NIM : 214-12-027 Jurusan : S1-Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas : Syariah Menyetakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalum penelitian ini dan disebutkan dalam acuan daftar pustaka.

  Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

  11 Februari 2017 M Salatiga,

  14 Jumadil Awwal 1438 H Penulis

WAHYU GUMELAR

  NIM. 214-12-027

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Salatiga, 2 Februari 2017 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada : Yth. Dekan Fakultas Syariah di Salatiga

  

هتاكربو للها ةمحرو نكيلع ملاسلا

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara : Nama : WAHYU GUMELAR NIM : 214-12-027 Judul : Analisis Putusan Perkara Sengketa Ekonomi Syariah

  Nomor 0310/ Pdt.G/ 2014/ PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Musyarakah Nomor: 105/ MSA/

  IV/07 di Pengadilan Agama Purbalingga dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.

  Demikian untuk menjadikan periksa.

  

هتاكربو للها ةمحرو نكيلع ملاسلاو

  Pembimbing

  S ukron Ma’mun, S.H.I., M.Si

  NIP. 19790416 200912 1001

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Nakula Sadewa VA No 9 Telp. (0298) 3419400 Fak 323433 Salatiga 50722 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS PUTUSAN PERKARA SENGKETA EKONOMI SYARIAH

  NOMOR 0310/ PDT.G/ 2014/ PA.PBG TENTANG WANPRESTASI AKAD MUSYARAKAH NOMOR: 105/ MSA/ IV/07 DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA DISUSUN OLEH WAHYU GUMELAR 214 -12 – 027

  Telah dipertahankan di depan Dewan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin tanggal 20

  

Maret 2017 dan dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Hukum Islam.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

  Transliterasi huruf-huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا

  B Be

  zet (dengan titik dibawah)

  ص Sād Ṣ

  es (dengan titik dibawah)

  ض Dād Ḍ

  de (dengan titik dibawah)

  ط Tā‟ Ṭ

  te (dengan titik dibawah)

  ظ Zā‟ Ẓ

  ع „ain „

  ش

  kma terbalik diatas

  غ

  Gain G Ge

  ف Fā‟

  F Ef

  ق Qāf

  Q Qi

  ة Bā‟

  Syin Sy es dan ye

  Sin S Es

  ت Tā‟

  خ Khā

  T Te

  ث Sa‟ Ṡ

  es (dengan titik diatas)

  ج

  J Ῑ m J Je

  ح Hā‟ Ḥ

  ha (dengan titik dibawah)

  Kh ka dan ha

  Alif Tidak dilambangkan tidak dilambangkan

  د Dāl

  D De

  ذ Zāl Ż

  zet (dengan titik diatas)

  ز Rā‟

  R Er

  ش

  Zai Z Zet

  س

  ḥaḥ ditulis A

  (ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti salat, sakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

   Ta’marbutoh diakhir kata

  1. Bila dimatikan ditulis “h”

  ةًكح

  Ditulis

  Ḥikmah ةهع

  Ditulis

  „illah

  2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah maka ditulis dengan “h”.

  Ditulis

  ءبينولأا ةياسك

  Ditulis

  Karāmah al-auliyā‟

  3. Bila ta‟ marbutoh hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan ḍammah ditulis “t” atau “h”.

  سطفنا ةبكز

  Ditulis

  Zakāh al-fiṭr D.

   Vocal Pendek

  „iddah C.

  Muta‟addidah ةدع

  ك Kāf

  و Wāwū

  K Ka

  ل Lām

  L „el

  و

  M Ῑ M „em

  ٌ Nūn

  N „en

  W W

  Ditulis

  ـه hā‟

  H Ha

  ء

  Hamzah „

  Aprostrof

  ً yā‟

  Y Ye B.

   Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap ةددعتي

  • ----- fat
  • ----- Kasrah

  • ----- Ḍammah

  ditulis Qoul G.

  ditulis

  furūḍ F.

   Vocal Rangkap 1.

  Fat ḥaḥ + ya‟ mati ditulis Ai

  ىكُيث

  ditulis Bainakum 2. Fat

  ḥaḥ + wawu mati ditulis Au

  لوق

   Vocal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof ىتَأأ

  ditulis kar Ῑ m 4. Ḍammah + wawu mati ditulis

  Ditulis

  a‟antum تدعأ

  Ditulis

  u‟idḋat ىتسكش ٍئن

  Ditulis

  la‟insyaktum H.

   Kata sandang alif + lam 1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan “l”. ٌآسقنا

  Ditulis Al-

  Ū ضوسف

   ىيسك

  معف

  ditulis Ya

  ditulis

  Fa‟ala

  ditulis

  I سكذ

  ditulis

  Ẓukira

  ditulis U

  تهري

  ẓhabu E.

  Kasrah + ya‟ mati ditulis

   Vocal Panjang 1.

  Fat ḥaḥ + alif ditulis

   ةيههبج

  ditulis J

  āhiliyyah 2.

  Fat ḥaḥ + ya‟ mati ditulis

   يسُت

  ditulis Tans

  ā 3.

  Qur‟ān Ditulis Al-

  سبيقنا Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta dihilangkan huruf l (el)nya.

  Ditulis As-

  Samā‟

  Ditulis Asy-syams I.

   Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

  Ditulis menurut penulisannya Ditulis Ῑ al-

  ضوسفنا ىوذ Żaw furūḍ

  Ditulis Ahlas-Sunnah

  ةُسنا مهأ

  

MOTTO

Jadilah Orang Yang Pernah Hidup Dan Berguna,

Jangan Hanya Jadi Orang Yang Pernah Hidup

  

Sitek- sitek Odjo Dipikiri…!!!

Gitu Adja Kok Repot

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Almamaterku Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah IAIN Salatiga

  

Ayahanda Muhadi dan Ibunda Dasiyem

Yang tidak henti- hentinya selalu mendo’akan,

membimbing dan mendukungku.

  

Adik-adikku yang selalu menyemangati dan

mendukung dalam setiap langkah: Widharyanto,

Wiwit Rukmana, Wury Sayekti, Widharsih &

Wiyanto asy-

  Syafi’i

Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

angkatan 2012

Dan rekan-rekanita di PAC IPNU- IPPNU

  Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Sahabat-

sahabat di PAC GP ANSOR Dan BANSER

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Yang

selalu memberi motivasi kepada ananda

  

ABSTRAK

Gumelar, Wahyu. (2017). Analisis Putusan Perkara Sengketa Ekonomi Syariah

Nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Musyarakah Nomor : 105/MSA/IV/07 di Pengadilan Agama Purbalingga. Skripsi.

  Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing:

  Syukron Ma‟mun, S.H.I., M.Si

  

Kata Kunci : Penyelesaian, Sengketa, Ekonomi Syariah, Wanprestasi,

Musyarakah

  Perkara sengketa ekonomi syariah nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg. yang didaftarkan di Pengadilan Agama Purbalingga pada tanggal 18 Februari 2014 di Kepaniteraan menerima gugatan tentang pemenuhan kewajiban akad pembiayaan musyarakah dengan nomor perkara 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg, yang diajukan oleh PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Buana Mitra Perwira, yang berkedudukan hukum di Jalan MT Haryono No. 267 Purbalingga, dalam hal ini diwakili oleh H. Aman Walyudin, SE., MSI. Dalam kedudukannya selaku direktur utama PT. BPRS Buana Mitra Perwira. Disini mereka menggugat Ruswondo dan Sri Budiastuti selaku nasabah. Namun Majelis Hakim yang memutus perkara ini hanya mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek untuk sebagian dan menolak selebihnya. Gugatan Pihak Penggugat yang dikabulkan oleh Hakim hanya pengembalian modal kepada Pihak Penggugat.

  Berdasarkan permasalahan diatas, telah dilakukan penelitian di Pengadilan Agama Purbalingga terhadap Putusan Nomor 0310/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg., untuk menganalisis dan mengkaji sumber hukum yang menjadi dasar pertimbangan yang digunakan Majelis Hakim dan meninjau dari segi pandangan Hukum Islam terhadap Putusan Majelis Hakim dalam menyelesaikan perkara sengketa ekonomi syariah nomor 0310/Pdt.G/2014/ PA.Pbg.

  Pendekatan yang Penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis putusan dengan pendekatan yuridis, yaitu suatu cara pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan berdasarkan tata aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Penulis juga menggunakan pendekatan normative yaitu suatu pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan mengkaji dengan berdasarkan aturan yang terdapat dalam al-

  Qur‟an dan al-Hadits yang berhubungan dengan permasalahan sengketa ekonomi syariah. Hasil analisis yang dilakukan penulis dapat disimpulkan, bahwa dasar hukum pertimbangan Hakim dalam putusan Nomor 310/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg, adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan agama yang memuat mengenai wewenang absolut Pengadilan Agama. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memuat mengenai organ perusahaan yang bertanggungjawab dalam kepentingan perusahaan di dalalam maupun luar pengadilan. Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah (KHES) memuat mengenai akad atau perjanjian dan

  

Herzien Inlandsch Reglement (HIR) memuat mengenai putusan verstek dan

pembebanan biaya perkara oleh Tergugat.

  Pandangan hukum Islam terhadap putusan hakim atas perkara Nomor 310/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg, mengenai pembayaran kerugian materiil oleh Para Tergugat kepada Penggugat. Pertama, adanya unsur kesengajaan yang dilakukan oleh Para Tergugat untuk tidak melaksanakan isi akad musyarakah, maka Para Tergugat wajib membayar kerugian Materiil tersebut. Islam menekankan pada umatnya untuk memenuhi akad-akadnya yang berdasarkan pada al-

  Qur‟an surat al-Maidah (5) ayat 1 Kedua, terbukti terjadinya pailit (at-taflis) atau bangkrut

  .

  usaha yang dilakukan oleh Para Tegugat maka ia tidak boleh ditagih atau memberikan keringanan atau jangka waktu untuk membayar hutang, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah (2) ayat 280. Keputusan majelis dalam menolak tuntutan ganti rugi immateriil ini secara meteriil sudah benar karena sudah berdasarkan hukum yang ada yaitu Fatwa DSN NO.43/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Ganti Rugi (

  Ta‟widh). Tuntutan ganti rugi immateriil (Ta‟widh) yang

  dipintakan oleh kreditur (Bank) yang nasabahnya melakukan wanprestasi boleh dimintakan. Karena memang itu merupakan kerugian yang ditanggung oleh Bank ketika terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh nasabahnya. Hanya saja islam memiliki kaidah bahwasanya antara kreditur dan debitur tidak boleh saling merugikan

  “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh mebahayakan orang lain”.

KATA PENGANTAR

  

نٍحزلا يحمزلا للها نسب

ًحأو . ءاـولعلا مىلعب ملاسلإا ًحأ يذلا . يٌدلاو اًٍدلا رىهأ ىلع ينعتسً هبو . ينه ـ لاعلا بر للهدحم لاـ

ىلع ملاسلاو ةلاصلا . لله لىسر ادومح ىأ دهـــــشأو للها لاإ هـــلإلا ىأ دهـــشأ . ءاـولعلا تضهٌب تهلأا

. دعباها . ينعجمأ هبحصو هلأ ىلع و دومح اً دٍس . ينلس زه لا و ءاـــٍبًلأا فزشأ ـ

  Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah yang telah

  memberikan segala nikmat kepada makhluk yang ada di alam semesta ini. Berkat qudrat, iradat serta izin-Nyalah penulis bisa menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Analisis Putusan Perkara Sengketa Ekonomi Syariah Nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Musyarakah Nomor : 105/MSA/IV/07 di Pengadilan Agama Purbalingga.

  Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul anbiya, Nabi Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang.

  Banyak pihak yang telah banyak memberikan konstribusi dalam penyelesaian karya ini. Kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES), yang telah mengizinkan penulis untuk membahas judul skripsi ini.

  4. Bapak Sukron Ma‟mun, S.H.I., M.Si, selaku pembimbing yang selalu memberikan saran dan masukan kepada penulis.

  5. Para staf administrasi yang begitu sabar mengurusi segala macam kepentingan dalam skripsi ini.

  6. Bapak H. Hasanudin, S.H.,M.H., selaku Ketua Pengadilan Agama Purbalingga.

  7. Bapak Drs. H. Mahmud HD., M.H., selaku Wakil Ketua Pengadilan Agama Purbalingga yang sekaligus memberikan data dan penjelasan mengenai skripsi ini.

  8. Bapak dan Ibu Hakim dan Panitera Pengadilan Agama Purbalingga.

  9. Bapak dan Ibu Pegawai Struktural Pengadilan Agama Purbalingga.

  10. Ayahanda Muhadi, Ibunda Dasiyem tercinta dan adik-adikku serta keluarga besar saya yang telah mengorbankan segalanya dengan tulus dan ikhlas dan kebesaran jiwa

  11. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2012, rekan- rekanita keluarga besar Pengurus Anak Cabang IPNU-IPPNU Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang selalu memberi inspirasi, semangat dan warna- warni dalam kehidupanku.

  12. Sahabat-sahabat GP Ansor dan Banser Kecamatan Pabelan Kabupaten Semaran yang telah memberikan semangat kepadaku.

  13. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.

  Harapan bagi penulis semoga apa yang sudah disuguhkan dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya kami selaku penulis. Walaupun jauh dari kesempurnaan tapi semoga mendekati kepada kebenaran. Semoga Allah SWT ridha dengan apa yang kita lakukan. Amin.

  لا للهاو ـ قفىه إِإلى أ قو قٌزطلا م

  Salatiga,

  11 Februari 2017 M

  14 Jumadil Awwal 1438 H Penulis

  

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ........................................... v PERSEMBAHAN ............................................................................................ x

ABSTRAK ........................................................................................................ xi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 8 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 8 D. Penegasan Istilah .................................................................................... 10 E. Kajian Pustaka ....................................................................................... 11 F. Kerangka Teoritik .................................................................................. 14 G. Metode Penelitian .................................................................................. 11 H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 19 BAB II PEMBAHASAN TEORITIK A. Putusan Hakim ....................................................................................... 20

  1. Peran Hakim Dalam Memeriksa Dan Memutus Perkara ................. 20

  2. Dasar Hukum Putusan Hakim .......................................................... 21

  3. Bentuk, Isi dan Susunan Putusan Hakim ......................................... 22

  4. Macam-Macam Putusan ................................................................... 25

  5. Kekuatan Putusan ............................................................................. 26

  B. Wanprestasi ............................................................................................ 28

  1. Pengertian Wanprestasi .................................................................... 28

  2. Bentuk Wanprestasi ......................................................................... 28

  3. Wanprestasi dan Kaitannya Kesalahan Debitur ............................... 29

  4. Hak Kreditur Terhadap Debitur Yang Wanprestasi ......................... 30

  5. Pembatalan Perjanjian ...................................................................... 30

  6. Ganti Rugi ........................................................................................ 31

  C. Akad Pembiayaan Musyarakah .............................................................. 33

  1. Pengertian Pembiayaan Musyarakah ............................................... 33

  2. Dasar Hukum Syariah Pembiayaan Musyarakah ............................. 33

  3. Struktur Akad Syirkah al-„Inan ........................................................ 34

  4. Macam-Macam Musyarakah ............................................................ 37

  5. Hukum Tentang Berhentinya Musyarakah ...................................... 41

  6. Konsekuensi Hukum Akad Musyarakah ......................................... 42

  BAB III PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA DAN KASUS- KASUS PERKARA SENGKETA EKONOMI SYARIAH A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Purbalingga ............................... 44

  1. Sejarah .............................................................................................. 44

  2. Visi dan Misi .................................................................................... 62

  3. Tugas dan Fungsi ............................................................................. 64

  4. Wilayah Hukum ............................................................................... 69

  5. Struktur Organisasi .......................................................................... 70

  B. Daftar Peneliti Kasus-Kasus Perkara Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Purbalingga .............................................................. 71

  BAB IV ANALISIS PUTUSAN PERKARA SENGKETA EKONOMI SYARIAH NOMOR 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA Putusan Nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg Tentang A. Deskripsi Wanprestasi akad Musyarakah Nomor: 105/MSA/IV/07 ...................... 74 B. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga Dalam Memutus Perkara Nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg ............................................. 77 C. Analisis Terhadap Pertimbangan Putusan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga Nomor 0310/Pdt.G/2014/ PA.Pbg .................................... 85 D. Pandangan Hukum Islam Putusan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga Nomor 0310/Pdt.G/2014/ PA.Pbg ..................................... 89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 93 B. Saran-saran ............................................................................................. 96

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 100

DAFTAR LAMPIRAN NO LAMPIRAN

  1. Salinan Putusan Nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg

  2. Surat Keterangan Observasi

  3. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

  4. Surat Permohonan Izin Penelitian

  5. Lembar Konsultasi Skripsi

  6. Daftar Nilai SKK

  7. Curriculum Vitae

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah SWT, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW kemudian diteruskan kepada para sahabat, dengan dua

  perwujudan yaitu al-Quran dan al-Hadits (Muzadi, 2006: 21). Islam adalah agama yang

  rāhmatallilalamin-Nya itu rahmat bagi semesta alam. Agama

  Islam memberikan kedamaian bagi seluruh ummat manusia termasuk ummat muslim yang didalamnya terdapat pula masalah peradilan dan urusan negara.

        Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (Q.S. al-

  Anbiya‟ (21) : 107). Peradilan Agama, merupakan conditio sine qua non, yaitu sesuatu yang mutlak adanya bagi ummat Islam Indonesia. Sepanjang ada ummat

  Islam, sepanjang itu pula Peradilan Agama ada, meskipun pada awalnya masih dalam bentuk dan corak yang sederhana dan nama yang berbeda-beda. Karena itu, dalam dinamika perjalanan sejarah Indonesia, keberadaan Peradilan Agama bukan sesuatu yang baru. Bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu sejak masa kerajaan-kerajaan Islam Nusantara, Peradilan Agama telah menjalankan fungsinya yang tidak hanya terbatas pada perkara-perkara keperdataan, tetapi juga perkara pidana.

  Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Pengadilan Agama adalah

  [1]

  lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 amandemen atas UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. UU Nomor 3 Tahun 2006 ini memberikan perubahan yang sangat signifikan terutama soal kewenangan berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1989 hanya berwewenang menyelesaikan sengketa perkawinan, waris, wasiat, hibah wakaf, zakat, infak dan sedekah.

  Dengan lahirnya UU Nomor 3 Tahun 2006, Peradilan Agama tidak lagi mempunyai kewenangan sebatas menyelesaikan perdata perkawinan dan waris akan tetapi telah diperluas dengan kewenangan dalam keperdataan lainnya (Hudiata: 24).

  Ada tiga kewenangan yang terbilang masih baru dalam kewenangan Peradilan Agama yaitu zakat, infak dan ekonomi syari'ah. Namun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kewenangan Peradilan Agama dalam menyelesaikan sengketa ekonomi syariah. Lahirnya UU Nomor 3 Tahun 2006 ini telah membawa perubahan besar bagi kompetensi Peradilan Agama. Peradilan Agama diberi kewenangan kompetensi ekonomi syariah.

  Perluasan kompetensi Peradilan Agama tersebut merupakan respon terhadap perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat muslim sebagaimana dalam pasal 49 UU Nomor 3 tahun 2006 di atas.

1 Pada pembahasan selanjutnya disingkat dengan UU

  Perkembangan kegiatan perbankan syariah di Indonesia sangat terkait erat dengan masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim.

  Masyarakat tersebut ingin menerapkan prinsip syariah secara komprehensif dalam setiap kegiatan yang dilakukannya, termasuk dalam kegiatan perbankan syariah adalah mengenai penyelesaian sengketa yang terjadi dalam perbankan syariah, hal ini tercermin dengan adanya Putusan MK Nomor 93/PUU- X?2012 Tentang Uji Materi UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah (Hudiata: 67).

  Salah satu bentuk penggalian potensi dan wujud kontribusi masyarakat dalam perekonomian nasional tersebut adalah pengembangan sistem ekonomi berdasarkan nilai Islam (syariah) dengan mengangkat prinsip-prinsipnya ke dalam Sistem Hukum Nasional. Prinsip syariah berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (

  rahmatan lil „alamin). Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam

  pengaturan perbankan yang didasarkan pada prinsip syariah yang disebut perbankan syariah.

  Perbankan Syariah sebagai salah satu sistem Perbankan Nasional memerlukan berbagai sarana pendukung agar dapat memberikan kontribusi yang maksimum bagi pengembangan ekonomi nasional. Salah satu sarana pendukung vital adalah adanya pengaturan yang memadai dan sesuai dengan karakteristiknya. Pengaturan tersebut di antaranya dituangkan dalam UU Perbankan Syariah. Pembentukan UU Perbankan Syariah menjadi kebutuhan dan keniscayaan bagi berkembangnya lembaga tersebut. Pengaturan mengenai perbankan syariah dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 belum spesifik dan kurang mengakomodasi pertumbuhan dan volume usaha bank syariah berkembang cukup pesat.

  Setelah mengalami perjalanan yang panjang, UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah disahkan pada tanggal 16 Juli 2008 dengan terdiri dari 13 bab dan 70 pasal. Secara garis besar UU ini memberikan kepastian hukum Bank Syariah di Indonesia, penyebutan kata “syariah” memberikan identitas yang jelas bagi Bank Syariah dan bertanggung jawab terhadap syariah (shariah complience). Bank Syariah menjalankan fungsi sosial dan juga menyebutkan dukungan terhadap konversi dan perubahan Bank Konvensional menjadi Bank Syariah dan tidak sebaliknya.

  Guna menjamin kepastian hukum bagi stakeholders dan sekaligus memberikan keyakinan kepada masyarakat dalam menggunakan produk dan jasa Bank Syariah, dalam UU Perbankan Syariah ini diatur jenis usaha, ketentuan pelaksanaan syariah, kelayakan usaha, penyaluran dana, dan larangan bagi Bank Syariah maupun UUS yang merupakan bagian dari bank umum konvensional. Sementara itu, untuk memberikan keyakinan pada masyarakat yang masih meragukan kesyariahan operasional perbankan syariah selama ini, diatur pula kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah meliputi kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim.

  Dalam UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah ada satu bab khusus mengenai penyelesaian sengketa perbankan syariah.

  Pengertian “menyelesaikan” bagi sebuah peradilan adalah menerima, memeriksa, menyelesaikan dan memutus, hingga melaksanakan eksekusi putusan berkaitan dengan perbankan syariah yang tidak dilaksanakan oleh para pihak yang berperkara. Dalam pasal 55 UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah dijelaskan bahwa ayat (1) penyelesaian sengketa perbankan syariah dilakukan oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama; (2) dalam hal perkara pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian dilakukan sesuai isi akad; (3) penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah (Hudiata: 76-77).

  Ketentuan Pasal 55 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 2008 menjelaskan bahwa lembaga yang berwewenang menyelesaikan sengketa perbankan syariah adalah Peradilan Agama. Hal ini memperkuat atau sejalan dengan ketentuan Pasal 49 huruf (i) UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama bahwa “Pengadilan Agama bertugas, berwewenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:…(i) ekonomi syariah” (Hudiata: 77).

  Pengadilan Agama Purbalingga pada tanggal 18 Februari 2014 di Kepaniteraan menerima gugatan tentang pemenuhan kewajiban akad pembiayaan musyarakah dengan nomor perkara 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg,

  [2]

  yang diajukan oleh PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Buana Mitra Perwira, yang berkedudukan hukum di Jalan MT Haryono No. 267 Purbalingga, dalam hal ini diwakili oleh H. Aman Walyudin, SE., MSI. Dalam mereka menggugat Ruswondo dan Sri Budiastuti selaku nasabah.

  Berdasarkan Akad Pembiayaan Musyarakah Nomor : 105/MSA/

  IV/07 tertanggal 17 April 2007 yang ditandatangani oleh Bank dan Nasabah yang di waarmerking oleh Agung Diharto, SH, Notaris di Purbalingga Nomor: 163/w/2007 tertanggal 7 Mei 2007, Bank dan Nasabah masing- masing akan menyediakan sejumlah uang sebagai penyertaan modal, yaitu Bank sebesar Rp. 20.000.000,- dan nasabah sebesar Rp. 18.800.000,- yang masing-masing dan berturut-turut merupakan 51,5% dan 48,5% dari sejumlah modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha berupa usaha dagang kelapa dan gula merah.

  Dalam kasus ini, setelah jatuh tempo Para Tergugat belum juga bisa melunasi kewajibannya. Para Tergugat diberi jangka waktu (masa) penggunaan modal tersebut oleh berlangsung selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Kemudian Penggugat melakukan pengecekan terhadap pengelolaan usaha yang dilakukan oleh Para Tergugat, ternyata ditemukan bahwa Para Tergugat lalai tidak pernah melaksanakan bagi hasil (Syirkah) pada tiap-tiap

2 Pada pembahasan selanjutnya disingkat dengan nama BPRS

  tanggal realiasasi pada tiap bulannya dan Para Tergugat lalai tidak mengembalikan modal sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

  Berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah dalam Pasal 21 huruf (b) bahwa akad dilakukan berdasarkan asas amanah atau menepati janji, yang ditetapkan oleh yang bersangkutan dan pada saat yang sama terhindar dari cidera-janji.

  ……

       

  3 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu ….. (Q.S. al-

  Maaidah (5) : 1) Akhirnya pihak Penggugat menganggap bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan wanprestasi tersebut Penggugat merasa dirugikan secara materiil. Penggugat telah melakukan berbagai upaya penagihan, peringatan maupun pendekatan secara kekeluargaan kepada para Tergugat akan tetapi para Tergugat tetap tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan kewajiban- kewajibannya, oleh karenanya sangatlah beralasan Penggugat mengajukan Gugatan Sengketa Ekonomi Syariah kepada Ketua Pengadilan Agama Purbalingga hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 49 huruf (i) UU No.3 Tahun 2006 Tentang Amandemen UU Peradilan Agama jo. Pasal 55 ayat (1) UU No.

  21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

  Dari latar belakang diatas maka kami penulis ingin mencoba meneliti dari permasalahan diatas yang kami simpulkan dengan judul 3 “Analisis

  Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya. Putusan Perkara Sengketa Ekonomi Syariah Nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Musyarakah Nomor : 105/MSA/IV/07 di Pengadilan Agama Purbalingga”.

   Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah di atas maka skripsi ini akan mengacu pada permasalahan pokok yaitu

  1. Apa yang menjadi dasar hukum dan pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga dalam memutus perkara nomor 0310/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg?

  2. Bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap putusan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga dalam memutus perkara nomor 0310/ Pdt.G/2014/PA.Pbg? C.

   Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Objektif

  Untuk mengetahui dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga dalam memutus perkara sengketa ekonomi syariah dengan nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg.

  Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap putusan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga dalam memutus perkara sengketa ekonomi syariah dengan nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg.

b. Tujuan Subjektif

  Untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan penulis dibidang hukum ekonomi syariah atau muamalat dan guna memenuhi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar S1 dalam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Kegunaan Penelitian

  a. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syariah atau muamalat dan dapat memperkaya referensi dan literature kepustakaan terkait dengan kajian mengenai Hukum Acara Peradilan Agama khususnya mengenai putusan Peradilan Agama dalam perkara ekonomi syariah dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

  b. Kegunaan Praktis Guna mengembangkan penalaran ilmiah dan wacana keilmuan penulisserta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh melalui bangku perkuliahan.

D. Penegasan Istilah

  Penegasan judul ini dimaksud untuk menghindari adanya interprestasi lain yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam memahaminya. Adapun pengertian istilah judul tersebut adalah sebagai 1.

   Ekonomi Syariah berdasarkan penjelasan huruf (i) Pasal 49 UU Nomor 3

  Tahun 2006 adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah.

  2. Akad atau Perjanjian adalah suatu perbuatan kesepakatan antara

  seseorang atau beberapa orang lainnya untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu (Pasaribu dan K Lubis, 1996: 1).

  3. Musyarakah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam sebuah

  usaha dan konsekuensi keuntungan dan kerugiannya ditanggung secara bersama (Ghazaly, 2010: 127)

  4. Wanprestasi adalah tidak adanya suatu prestasi dalam perjanjian, ini

  berarti bahwa suatu hal harus dilaksanakan sebagai isi dari suatu perjanjian.

E. Kajian Pustaka

  Permasalahan mengenai putusan hakim mengenai sengketa ekonomi syariah antara lain yaitu skripsi karya Pratami Wahyudya Ningsih diakses pada 7 A gustus 2016) “ Analisis Terhadap Pembiayaan al-Musyarakah di Pengadilan Agama Purbalingga (Studi Terhadap Putusan Nomor: 1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg), skripsi termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat preskriptif, karena penelitian ini adalah suatu penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi. Dari hasil penelitiannya adalah dasar pertimbangan yang digunakan hakim yang tertuang dalam Putusan nomor : 1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg tersebut diantarannya adalah Tergugat tidak pernah hadir di persidangan, maka sengketa diputus dengan verstek, Tergugat telah memenuhi unsur-unsur wanprestasi sesuai dengan ketentuan hukum positif dan dalil- dalil syar‟i sehingga Tergugat menjadi pihak yang kalah. Kemudian skripsi karya Ikhsan Al Hakim (www. lib.unnes.ac.id, diakses pada 7 A gustus 2016) “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Di

  Pengadilan Agama Purbalingga (Studi Pelaksanaan Undang

  • – Undang Nomor

  3 Tahun 2006 Tentang Pengadilan Agama Oleh Pengadilan Agama Purbalingga” Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perluasan kewenangan Pengadilan Agama dalam menyelesaikan kasus sengketa ekonomi syariah di Purbalingga telah dilaksanakan. Berdasarkan Putusan-putusan Pengadilan Agama Purbalingga telah menyelesaikan 9 (Sembilan) sengketa ekonomi syariah.

  Skripsi dengan judul “Penyelesaian Sengketa Wanprestasi Di Lembaga Keuangan Melalui Pengadilan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Surakarta)” karya Annisa Mar‟atus Sholikhah diakses pada 7 Agustus 2016), Merupakan penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum yuridis bersifat normatif. Dengan hasil penelitian bahwa Penggugat telah berhasil membuktikan bukti gugatannya, oleh karena itu gugatan pada perkara tersebut dikabulkan sebagian, yakni menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan wanprestasi/ingkar janji.

  Skripsi karya Yunita Naryanti yang berjudul “Gugatan Wanprestasi

  Yang Diajukan Oleh PT BPR Syariah Buana Mitra Perwira Berdasarkan Akad Perjanjian Pembiayaan Al Musyarokah (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Agama Purbalingga Nomor:1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg)” skripsi ini menggunakan Metode pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah studi pustaka. Metode analisis yang digunakan adalah metode normatif kualitatif. Dengan hasil penelitiannya adalah Pertimbangan hukum Hakim dalam memutus perkara tentang gugatan wanprestasi yang diajukan oleh PT BPR Syariah Buana Mitra Perwira adalah dengan mendasarkan pada alat bukti otentik berupa akad perjanjian pembiayaan al musyarokah, yang nilai pembuktiannya kuat (www. fh.unsoed.ac.id., diakses 7 Agustus 2016).

  Tesis karya Martina Purnanisa diakses pada 7 A gustus 2016) yang berjudul “Analisis Putusan Pengadilan terhadap Penyelesaian Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus Putusan PA Madiun No.0403/Pdt.G/2004.pa.Mn)” mengenai sengketa perbankan syariah yang melibatkan antara pihak bank sebagai tergugat dengan nasabah yang memberikan kuasa kepada LPKNI (Lembaga Perlindungan Konsumen Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 46 ayat 1 huruf ( c) UUPK di beri hak gugat organisasi Legal Standing lus Standi.

  Penelitian ini termasuk dalam penelitian pustaka (library research) yang bersifat deskriptif analitis, serta menggunakan pendekatan normatif yuridis.

  Hasil penelitiannya adalah bahwa putusan majelis hakim PA Madiun telah memutus perkara tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu: tidak menerapkan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan; Tidak mencantumkan posita gugat berkenaan Legal Standing LPKNI yang menyebabkan formulasi putusan tidak sesuai dengan Pasal 184 ayat (1) HIR dari Pasal 195 RBG.

  Dalam pengamatan penulis, analisis atau kajian terhadap putusan hakim sudah banyak namun sepengetahuan penulis sejauh ini belum ada yang mengkaji atau menganalisis terhadap putusan hakim dalam kasus sengketa ekonomi syariah nomor 0310/Pdt.G/2014/PA.Pbg mengenai wanprestasi akad pembiayaan musyarakah di Pengadilan Agama Purbalingga. Berdasarkan itulah, penelitian ini baru dan belum ada yang menelitinya.

F. Kerangka Teoritik

  Putusan adalah kesimpulan akhir yang diambil oleh majelis hakim yang diberi wewenang untuk itu didalam menyelesaikan atau mengakhiri suatu sengketa atau perkara, yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan

  4 umum.

  Metode interprestasi dalam hukum Islam disebut juga dengan ijtihad

  tathbiqi. Ijtihad tathbiqi ini merupakan upaya untuk menetapkan hasil ijtihad istinbathi kedalam perbuat-perbuatan mukalaf atau peristiwa-peristiwa

  konkret yang bersifat kasuistik (Fanami, 2009: 179).