Dakwah Melalui Media Televisi (Analisis Semiotika Program Acara Al Kalam di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah Episode 21 Juli 2017 - Test Repository

DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI

  (ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL-KALAM DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)

  JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial OLEH SITI LESTARI NIM. 11714017

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI

  (ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL KALAM DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)

  JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial OLEH SITI LESTARI NIM. 11714017

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

LOGO INSTITUT

HALAMAN MOTTO

  

           

Artinya: dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu

sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat

sedikitlah kamu bersyukur (Surat al- Mu’minun ayat 78)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpah dan rahmat dan karunia-Nya, Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Orang tuaku terhebat, Bapak Samsudin dan Ibu Mudrikah, atas semua curahan kasih sayang, semangat, dan do‟a yang selalu diberikan tanpa mengenal perhitungan 2. Kakakku tersayang, Siti Qodriyah, yang selal melindungi, menasehati dan memberikan motivasi

  3. Keluarga besar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu di bidang kejurnalistikan, memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  4. Sahabat-sahabatku tercinta, Nur Hamidah, Tika Lutfia, Alvina, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

  5. Sahabat kecilku, Siti Muzazanah, Siti Rohmah, Dewi Nurul, dan Qoidatul yang telah banyak membantu dan selalu membuatku semangat dan tersenyum .

  6. Sahabat-sahabatku asrama Telkom, Indah Uswatun, Gamira, Nadya yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  7. Sahabat-sahabatku kontrakan sehati J.389, Anggraini Putri, Ulfa Nurmala, Aisya Zuhdiana, Aminatun Zahro, Puji Lestari, yang selalu memberikan motivasi dan menghiburku setiap saat

  8. Sahabat seperjuangan khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Angkatan 2014, yang memberikan semangat, dukungan, berbagi pengalaman seama empat tahun.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirahmanirrahim

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutNya yang menjadi suri tauladan bagi kita.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Dakwah Bapak Dr.Mukti Ali, M.Hum 3.

  Ketua Program Studi KPI IAIN Salatiga, dan Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Maryatin, M.Pd., yang telah membimbing dan memberikan dukungan.

  4. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr.Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum., yang telah membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan

  IAIN Salatiga dan sahabat-sahabat program studi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Salatiga angkatan 2014 yang sudah selalu memberi dukungan dan

  

ABSTRAK

  Lestari, Siti. 2018. Dakwah Melalui Media Teevisi (Analisis Semiotika Program

  Acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah Episode 21 Juli 2017). Skripsi

  FAkultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Kata Kunci: Dakwah Melalui Televisi . Analisis Semiotika. Program Acara

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi program acara religi yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah. Dan juga untuk makna dan tanda pada program acara Al Kalam episode 21 Juli 2017 dengan teori analisis semiotika model Charles Sander Peirce. Untuk menjapai tujuan dari penelitian tersebut secara mendalam dan menyeluruh, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik model Charles S.Peirce dengan segitiga makna atau yakni tiga elemen utama: tanda (sign), objek, dan interpretant.

  Triangle of meaning,

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program-program acara religi yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah, sebenarnya memiliki prinsip yang sama yaitu untuk menyebarkan dakwah islam, hanya saja format acara dan materi yang disampaikan berbeda. Dalam tayangan program acara Al Kalam episode 21 Juli 2017 ini ditemukan makna dan tanda diantaranya: makna dari bumper (Opening) program acara Al Kalam, latar belakang panggung (background), Analisis tokoh (host, narasumber, dan audience). Analisis semiotika isi program acara Al Kalam episode

  21 Juli 2017 terdapat nilai-nilai keislaman yaitu: Keimanan seseorang kadang naik dan kadang turun, Sholat itu diwajibkan bagi orang yang beriman, Selalu menyebut nama Allah di mana saja dan pada saat kejadian apa saja, Seseorang akan selalu diuji keimananya oleh Allah SWT, Keikhlasan menyembah Allah. Seharusnya menyembah Allah murni karena ikhlas, bukan hanya karena mengharap surga-Nya.

  Dari hasil penelitian yang telah ditemukan, dapat disimpulkan bahwa tanda yang ada di dalam program acara Al Kalam ini adalah tanda yang menginformasikan tentang sesuatu informasi yang belum diketahui oleh khalayak umum. Informasi yang ada di setiap acara Al-Kalam disajikan secara menarik sehingga acara ini layak untuk ditonton karena memberikan makna yang positif kepada setiap penonton.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i LOGO INSTITUT ......................................................................................................... ii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. v HALAMAN MOTTO .................................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vii KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii ABSTRAK .................................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah......................................................................... 8

  C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9

  D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10

  E. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 10

  F. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 12

  BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........................................ 13 A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 13 B. Landasan Teori ................................................................................................ 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 28 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................................... 28 B. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 29 C. Sumber Data .................................................................................................... 29 D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................... 30 E. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 31 F. Teknik Validitas Data ...................................................................................... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 34 A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 34 B. Pembahasan ..................................................................................................... 39 BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 57

  A. Kesimpulan ..................................................................................................... 57

  B. Saran................................................................................................................ 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR BAGAN Bagan 1. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 11 Bagan 2. Fungsi Penyiaran Televisi ............................................................................ 21 Bagan 3. Triangle Meaning ......................................................................................... 24

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Poster Acara Al Kalam .............................................................................. 40

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis bumper program acara Al Kalam .................................................... 42 Tabel 2. Analisis latar belakang (background) program acara Al Kalam................... 44 Tabel 3. Analisis makna tokoh dalam program acara Al Kalam ................................ 46 Tabel 4. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ......................... 50 Tabel 5. Analisis makna tanda isi dawah program acara Al Kalam ........................... 51 Tabel 6. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ......................... 53 Tabel 7. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ......................... 54 Tabel 8. Analisis makna tanda isi dakah program acara Al Kalam ............................ 56

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah merupakan ajakan atau seruan kepada yang lebih baik. Dakwah

  mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses yang terus-menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut (Ilaili, 2010:17). Agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk menyebarkan kebaikan dengan ajakan yang lembut bukan dengan kekerasan ataupun paksaan.

  Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mengajarkan kepada masyarakat untuk melakukan

  amar ma‟ruf nahi munkar yaitu melaksanakan perintah Allah SWT dan meninggalkan laranganNya (Husein, 2000:24).

  Dalam penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia, dakwah dapat disampaikan melalui beberapa media. Hamzah Yaqub membagi media dakwah itu menjadi lima, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak (Ilaili, 2010:20-21). Yang pertama adalah lisan, media ini merupakan media yang paling sederhana, hanya menggunakan panca indera kita yaitu suara dan lidah. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, penyuluhan, dan sebagainya. Yang kedua adalah tulisan, media dakwah ini dapat melalui buku, majalah, surat kabar, korespondensi (surat, e-mail), spanduk, dan lain-lain. Yang ketiga, media dakwah dapat melalui lukisan, gambar, karikatur dan lain sebagainya. Yang keempat, media dakwah Audio Visual yaitu alat dakwah yang dapat merangsang panca indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide, internet dan sebagainya. Yang terakhir, akhlak yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh

  mad‟u (orang yang menerima pesan dakwah).

  Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, penyampaian dakwah tidak hanya disampaikan dengan cara tradisional semata.

  Tidak hanya dilakukan dengan tatap muka antara

  da‟I (orang yang menyampaikan

  pesan dakwah) dan

  mad‟u (orang yang menerima pesan dakwah) saja , namun dengan pemanfaatan media dakwah juga perlu dilakukan (Atabik, 2003:194).

  Salah satunya dakwah yang disampaiakan melalui media televisi, karena memiliki kelebihan dibanding dengan media radio dan cetak, yaitu dengan televisi yang memiliki sifat audio visual,

  mad‟u dapat melihat dan mendengarkan secara

  langsung pesan dakwah dari seorang

  da‟i. Selain itu bisa juga tanya jawab melalui telefon interaktif yang disediakan oleh televisi tersebut.

  Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling pesat di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media cetak dan radio, namun pada akhirnya media televisi lah yang paling banyak diakses oleh masyarakat di mana pun di dunia ini (Badjuri, 2010:11).

  Tel evisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi pendengaranya berupa audio (suara) dan segi penglihatannya berupa gambar. Tanpa gambar tak mungkkin ada apa-apa yang dapat dilihat (Zaini, 2015:9). Secara aktif siaran televisi dimulai tahun 1947.

  Televisi berkembang di berbagai negara seperti Inggris, Eropa, Uni Soviet, dan Amerika Serikat (Taufik, 2012:85).

  Di Indonesia, televisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962, ketika Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pesta olahraga Asian Games di Jakarta. Televisi pertama yang ada di Indonesia yaitu TVRI (Televisi Republik Indonesia). Sejak itu TVRI dipergunakan sebagai station call (panggilan stasiun) sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI mengudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaanya. Dan sekarang pun TVRI sudah siaran 24 jam dengan pembagian siaran analog (siaran yang menggunakan frekuensi sinyal) dan digital (siaran yang menggunakan sistem digital) (Effendy, 1993:54).

  Akhir tahun 1980-an era televisi swasta nasional hadir. Pada tahun 1989, lahirlah televisi swasta pertama RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Tahun 1990 disusul dengan SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia), tahun 1992 Indosiar TV, tahun 1994 ANTV (Andalas Televisi), TPI (Televisi Pendiikan Indonesia), Metro TV, Lativi yang sekarang berubah menjadi TVOne, dan TV7 yang sekarang menjadi Trans7 (Subiakto dan Ida, 2012: 138-139).

  Setelah Undang-Undang Penyiaran di sahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia terus bermunculan, televisi saat ini dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu televisi public (lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum didirikan oleh negara), swasta (televisi yang didirikan oleh perseorangan atau pengusaha), dan berlangganan ke komunitas (jasa penyiaran saluran televisi yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar secara berkala). Televisi merupakan salah satu media paling favorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia (Riswandi, 2009:10).

  Lembaga penyiaran (radio dan TV) juga harus mempunyai hak kontrol (hak untuk mengendalikan segala informasi yang telah disampaiakan oleh pers), hak kritik (hak untuk menanggapi suatu informasi dengan tujuan supaya penyiaran pers lebih baik) dan hak koreksi (hak untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers) karena salah satu dasar eksistensi UU Penyiaran adalah pasal 28 UUD-45. Dengan demikian sudah jelas kedudukan media penyiaran sebagai media komunikasi politik, media komunikasi hukum dan media komunikasi dakwah. Itulah pertelevisian alternatif yang religius, menghadapi era globalisasi (Muis, 2001:202). Sebagai contoh TVRI pada masa sekarang ini masih banyak adanya tayangan seperti mimbar agama, pengajian, dan tayangan religi lainya berbeda dengan TV swasta yang menampilkan iklan yang seronok, sinetron yang tidak mendidik, dll.

  Sebagai sebuah negara Pacasila yang menjunjung tinggi agama, Republik Indonesia harus memiliki lembaga penyiaran (Tv, radio, dan internet) yang religius. Kenyataanya, TV yang ada justru melakukan desakralisasi agama

  (pembebasan masyarakat dari belenggu tahayyul dari beberapa aspek kehidupanya) dan sekuralisasi (membebaskan hidup keduniawian dari ikatan- ikatan agama) (Muis, 2001:201).

  Kecanggihan teknologi semakin terbuka untuk mendokumentasikan momen baik secara literal maupun visual (Aflaha, 2017:250). Zaman modern ini, persoalan dakwah dihadang oleh kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin memberikan peluang terjadinya globalisasi dalam segala bidang kehidupan.

  Hal seperti ini menunjukkan bahwa saat ini semakin meningkatnya berbagai jenis kejahatan dan akibatnya adalah semakin menurunnya ajaran-ajaran islam di kalangan masyarakat. Contohnya: banyak di antara mereka yang terlambat melaksanakan shalat, bahkan ada yang meninggalkan shalat, karena keenakan menonton televisi, bermain internet atau gadget. Untuk mengatasi kasus seperti itu, maka kegiatan dakwah harus dilaksanakan. Khususnya di kalangan generasi muda, perlu adanya kegiatan dakwah melihat pergaulan yang sangat bebas di luar sana.

  Informasi dan hiburan bernuansa agama adalah preferensi realistis bagi khalayak yang religius seperti halnya masyarakat Indonesia. Tidak hanya program dakwah seperti Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di TransTV mendapat simpati pemirsa. Ekspansi atas nama agama juga nampak marak dengan hadirnya sinetron bernuansa agama seperti Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) di RCTI, film seri India Jodha Akbar dan drama seri impor Turki Abad Kejayaan di ANTV (Yusuf, 2016:27).

  Aktivitas-aktivitas dakwah tidak luput dari liputan media massa, baik cetak maupun eletronik, baik offline maupun online. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya majalah, radio, televisi, dan situs-situs di internet yang khusus menyebarluaskan pesan-pesan dakwah, bahkan sebagian besar televisi nasional maupun daerah yang tidak khusus untuk berdakwah pun, secara periodik menayangkan acara dengan konten dakwah (Bahroni,2016: 199)..

  TVRI Jawa Tengah merupakan stasiun TV daerah yang didirikan oleh pemerintah Jawa Tengah yang berfungsi sebagai media informasi dan menambah wawasan bagi masyarakat Jawa Tengah. Kehadiran TVRI Jawa tengah memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. TVRI Jawa Tengah menyajikan tayangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk semua kalangan usia. Misalnya tayangan khusus anak-anak TK dan PAUD yaitu program acara “ayo menggambar”, untuk kalangan anak SMP-SMA disajikan acara “bina bahasa”, untuk kalangan dewasa disajikan acara religi seperti “al-Kalam”, dan untuk acara hiburan ada program acara “kromantis dan ketoprak”.

  TVRI Jawa Tengah mempunyai beberapa program acara yang bernuansa islami diataranya: Al-kalam, Pendopo Qolbu, Tazabbur, Ngaji Bareng Kyai dan Jalan-jalan Islami. Kehadiran program Al-kalam di TVRI Jawa Tengah bisa dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran agama untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman dari berbagai macam permasalahan khalayak yang tidak terlepas dari kegiatan dakwah. Upaya perkembangan Islam tergantung pada integritas dakwah (konsep atau metode dakwah) yang sistematis, sehingga akan tercipta apabila didukung oleh perangkat prasarana yang memadai, seperti sarana dakwah termasuk televisi (Asmuni, 1983: 178).

  TVRI Jateng memiliki berbagai macam format acara, diantaranya yang pertama, hard news yaitu berita yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan, nama acaranya Warta Jateng. Kedua, feature yaitu penyampaian informasi yang dikemas lebih menarik dan berupa perjalanan ke suatu tempat religi, nama program acaranya adalah JJI (Jalan-Jalan Islami). Ketiga, music, program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memainkan musik baik di dalam studio maupun di luar studio, salah satu program acara ini adalah kromantis (keroncong romantis) dan tombo kangen.

  Format acara yang keempat adalah talk show, Konsep program acara talk

  

show ini berupa perbincangan anatara host dan narasumber yang dihadirkan untuk

  membahas suatu isu atau materi yang akan dibahas. Sehingga pesan dan makna yang terkandung dalam talk show tersebut membentuk suatu informasi yang ringan sehingga mudah diterima oleh pemirsa (Tondo, 2016:1). Program acara dengan format talkshow di TVRI Jateng ada beberapa, diantaranya: Ronce Budaya, Bina Bahasa, Ngaji Bareng Kyai, Al-Kalam, dll.

  Melihat pengaruh tayangan televisi yang besar bagi penontonya, maka alangkah besar manfaatnya jika televisi itu digunakan sebagai media dakwah. peneliti akan meneliti program acara islami Al-Kalam di TVRI Jawa Tengah episode 21 Juli 2017 dengan tema “Khakikat Beriman Dalam Kajian Sesuai Wahyu”. Penulis memilih episode ini karena materi yang disampaiakan sangatlah penting, mengingat keimanan seseorang yang terkadang naik dan kadang turun.

  Program acara ini terdapat tanda atau signal dalam konteks komunikasi yang melibatkan berbagai elemen komunikasi, baik dari panggung (stage), latar belakang panggung (background stage), dan juga ungkapan kata-kata yang disampaikan oleh host dan narasumber pasti memiliki makna yang dapat diinterpretasikan berebeda-beda oleh penonon/pemirsa.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud menyusun skripsi dengan judul : DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI (ANALISIS

  SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL-KALAM DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI) JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017).

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1.

  Batasan Masalah Untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak terarah dan supaya berhubungan antara masalah yang diteliti, maka dengan pembahasan dalam Analisis Semiotika Program Acara Al-Kalam di Lembaga Penyiaran

  Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah, peneliti membatasinya pada program acara Al-Kalam episode 21 Juli 2017 di TVRI Jawa Tengah .

2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti memfokuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut: a.

  Bagaimana deskripsi program acara Al-Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah? b.

  Bagaimana analisis semiotika program acara Al-Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah Episode 21 Juli 2017.

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui deskripsi program acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah.

2. Untuk mengetahui analisis semiotika program acara Al-Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah episode 21 Juli 2017.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

  Harapan dari penelitian ini dapat mmemberikan sumbangan dan tambahan referensi bagi studi-studi selanjutnya mengenai program acara di televisi dan menambah khazanah keilmuan bagi pengembang ilmu pengetahuan di bidang ilmu komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Salatiga 2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan menambah wawasan berbagai kalangan seperti teoritis, praktis, dan aktivis penyiaran televisi dan pada umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dijadikan sarana alternatif untuk mempertahanakan dan menyebarkan nilai-nilai agama secara efektif dan efisien, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

E. Kerangka Berfikir Televisi merupakan media yang paling digemari masyarakat pada saat ini.

  Berbagai kalangan masyarakat semua menonton televisi. Banyak pula program acara yang disuguhkan setiap harinya. Akan tetapi sangat memprihatinkan apabila melihat tayangan-tayangan yang seharusnya tidak pantas disiarkan. Sulit memilih cahnel TV yang memiliki nilai edukasi yang tinggi.

  Berbeda dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah, televisi ini menyajikan program acaranya berimbang dari segala jenis usia dari hiburan, pendidikan, berita, serta kajian islami. Di era yang seperti sekarang ini, perlu adanya kajian-kajian islami, perlu adanya pembaruan metode dakwah, misalnya penyampaian dakwah yang melalui media televisi pada suatu program acara. Dalam tayangan televisi, tak lepas dari yang namanya semiotika (simbol dan tanda) yang itu berasal dari pembicara maupun pembawa acaranya, maka dari itu perlu adanya analisis.

  Berjalanya suatu dakwah juga harus didukung oleh beberapa unsur salah satunya adalah media dakwah. Dalam penelitian ini peneliti memilih media televisi sebagai penyebaran pesan dakwah. Dakwah yang melalui televisi ini berupa program acara religi yang kemudian akan diteliti semiotika (symbol dan tanda) yang ada di dalam program acara tersebut.

  Televisi Sebagai Media Dakwah Produksi Analisis Semiotika Program Acara Islami

  Bagan 1. Kerangka Berfikir

B. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis menyusun penelitian ini secara sistematis. Pembahasan penelitian dari 5 (lima) bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

  Bab I pendahuluan, yang akan mengantarkan pembaca dari awal kegiatan penelitian. Pada bagian ini akan dirinci lagi menjadi bagian latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoretis dan sistematika penulisan

  Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori, dalam bab ini pembaca akan disampaikan teori-teori yang ada kaitanya dengan penelitian ini dengan tujuan menambah wawasan baru perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.

  Bab III Metodologi Penelitian, dalam bab ini pembaca disampaikan jenis penelitian, sumber data, teknik mengambilan data, teknik analisis data, dan validitas data.

  Bab IV Pembahasan. Dalam bab ini pembaca akan disampaikan tentang pembahasan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Bab V Penutup yang terdiri atas kesimpulan dari hasil pengamatan serta saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang peneliti ambil yaitu: Penelitian yang pertama adalah

  skripsi dari Syafrian Akbar dengan judul “Televisi Sebagai Media Dakwah (Analisis Produksi Siaran Program Ust.Haryono di JakTV)”. Dalam skripsi ini Syafrian membahas tentang peran televisi sebagai media dakwah dan menganalisa acara produksi siaran program islami Ust.Haryono di JakTv.

  Persamaan dengan skripsi yang peneliti tulis adalah meneliti tentang peran televisi sebagai media dakwah dengan menganalisa program acara islami.

  Perbedaanya, skripsi Syafrian menganalisa produksi siarannya sedangkan skripsi peneliti membahas analisis semiotika.

  Kedua, tesis dari Maruli Bonardo Tua dengan judul “Representasi Diri Ibu di Televisi (Analisis Semiotik

  Peirce dalam Program Talk Show “Indonesia Lawyers Club” TVONE. Dalam tesis ini, Maruli membahas makna dan simbol yang ditemukan dari beberapa narasumber yang hadir dalam acara tersebut.

  Persamaan dengan skripsi peneliti adalah sama-sama membahas tentang semiotika program acara. Perbedaanya tulisan ini dengan tulisan peneliti terletak pada objek penelitian. Jika dalam tulisan ini membahas program acara Indonesia Lawyer Club, sedangkan dalam tulisan peneliti akan membahas tentang program religi acara al-Kalam di TVRI Jawa Tengah.

  Ketiga, jurnal penelitian dari Hendra Tondo, Max.R Rembang, J.S Kalangi yang berjudul Analisis Semiotika Komunikasi dalam Program Acara Talkshow Sarah Sechan di Net TV. Dalam jurnal ini membahas tentang makna, simbol yang ditemukan pada narasumber acara Sarah Sechan dengan menggunakakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Penelitian ini memiliki persamaan dengan tulisan peneliti yaitu sama-sama membahas analisis semiotika model charles sanders pierce pada program acara. Perbedaannya terletak pada jenis program acara dan stasiun Tv nya.

  Keempat, skripsi dari Siti Kholifatul Anisa dengan judul “Analisis Semiotik Pesan Dakwah Dalam Program Acara Berita Islami Masa Kini Trans TV Edisi 10 Februari 2015. Dalam skripsi Siti Kholifatul membahas pesan dakwah yang disampaikan dalam program acara Berita Islami Masa Kini, skripsi Siti Kholifatul Anisa memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti semiotika dalam program acara islami, hanya saja perbedaanya terletak pada program acara dan stasiun TV yang diteliti.

  Kelima , skripsi dari Kurnia Fajrianti dengan judul “Analisis Semiotika

  Program Acara Provocative Proactive di Metro TV Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves). Dalam skripsi Kurnia membahas analisis semiotika dari seluruh narasumber yang hadir dan dibahas per segmen. Tulisan ini memiliki persamaan dengan yang sedang peneliti teliti yaitu sama-sama meneliti analisis semiotika model pierce dalam program acara. Perbedaanya terletak pada nama program acara dan stasiun Tv nya.

  Adanya beberapa rujukan tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada yang meneliti tentang dakwah melalui media televisi dan analisis semiotika program acara al-Kalam di TVRI Jawa Tengah. Oleh karena itu peneliti mengusung judul ini untuk diteliti.

B. Landasan Teori 1. Tinjauan Tentang Dakwah a.

  Pengertian Dakwah Dakwah dalam pengertian istilah, telah dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:

  1) Dr.Yusuf Al-Qaradhawi berpendapat bahwa dakwah adalah ajakan atau seruan kepada agama Allah, mengikuti petunjuk-Nya, mengesakan-Nya dalam beribadah, mencari keputusan hukum kepada metode-Nya di bumi, meminta pertolongan dan ketaatan, membenarkan apa yang dibenarkan Allah dan jihad di jalan Allah.

  Secara ringkas, dakwah adalah ajakan murni kepada Islam. 2)

  Dr. Taufiq Al-Wa‟I menjelaskan dakwah adalah menyatukan manusia dalam kebaikan, menunjukkan dan membimbing mereka ke jalan yang benar dengan ucapan dan amalan, menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, membimbing mereka ke jalan yang lurus dan bersabar menghadapi ujian yang menghadang di perjalanan. 3)

  Dakwah menurut H.M Arifin, M.Ed. mengandung arti sebagai suatu ajakan yang baik dalam bentuk lisan, tulisan, perbuatan, dan sebagaimana dilakukan dengan sadar dan dengan rencana yang matang dalam usaha mempengaruhi orang, baik individual maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa paksaan.

  Dari beberapa pendapat di atas, secara umum dakwah merupakan sebuah upaya dan aktivitas baik dalam wujud ucapan atau perbuatan yang memiliki arti untuk mengajak, menyeru, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat (Bahri. 2008:19-22).

  b.

  Tujuan Dakwah Dakwah memiliki tujuan yaitu menyampaiakan kebenaran ajaran yang ada di dalam Al-

  Qur‟an dan al-Hadits dan menyeru manusia untuk mengamalkannya (Syamsudin. 2016:11). Tujuan dakwah dalam Al- Qur‟an terdapat dalam QS.At-taubah:22

                          

  Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

  beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

  Penjelasan tujuan dakwah di dalam hadits:

  : الله يلص ِالله َلْوُسَر ُتْعِمَس َلاَق ًُْىَع ُالله ٌَِضَر ًِرْدُخْلا دَِْعَس ٌِبَأ ْهَع :

  ُلْوُقٍَ ملسو ًَلع ْعِطَتْسٍَ ْمَل ْنِإَف ،ِيِدََِب ُيْرََِّغَُْلَف ًارَكْىُم ْمُكْىِم ىَأَر ْهَم حَحص ( ] ملسم ياور [ ِناَمٍِْ ْا ُ َعْضَأ َ ِلَ َو ًِِ ْلَقِ َف ْعِطَتْسٍَ ْمَل ْنِإَف ،ًِِواَسِلِ َف

  49 ) . ملسم Artinya: Dari Abu Sa‟id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya

mendengar Rasulullah shollallohu „alaihi wa sallam bersabda : Siapa

yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak

mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah)

dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman (Shohih

Muslim.49) c.

  Unsur Dakwah Dalam pelaksanaan dakwah yang pada realitanya mengkomunikasikan ajaran islam, akan terlihat unsur-unsur dakwah yang meliputi: da‟i, mad‟u, materi dakwah, media dakwah, dan metode dakwah. 1)

  Da‟i

  Da‟i adalah orang yang melakukan dakwah baik secara lisan

  maupun tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi.

  2) Mad‟u

  Mad‟u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau

  manusia yang menerima pesan dakwah baik individu maupun kelompok.

  3) Materi Dakwah

  Materi dakwah tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinyanya. Materi dakwah yang disampaikan oleh seorang da‟i haruslah cocok dengan bidang keahlian yang dimilikinya. Selain itu materi juga harus cocok dengan metode, media dan objek dakwahnya (Bachtiar. 1997: 33-24). 4)

  Metode Dakwah Metode dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang da‟i untuk menyampaikan suatu pesan dakwah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan QS.An-/nahl: 125

                           

  Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

  Dari ayat tersebut, metode dakwah dibagi menjadi 3 yaitu: (a) Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi yang ada.

  Kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan kepada kemampuan mereka.

  (b) Mauidhah hasanah, berdakwah dengan menggunakan nasihat- nasihat yang halus dan penuh kasih sayang sehingga dapat menyentuh hati.

  (c) Mujadalah, berdakwah dengan cara tukar pikiran/diskusi dan ada perdebatan akan tetapi tanpa menjatuhkan lawan.

  d.

  Media Dakwah Istilah media mencakup sarana komunikasi seperti pers, media penyiaran (broadcasting) dan sinema. Secara luas media dapat mencakup berbagai jenis hiburan dan informasi untuk pemirsa. Media juga merujuk pada berbagai industri atau bisnis yang berkomunikasi dengan para pemirsa, terutama dalam menyediakan pengisi waktu senggang atau hiburan (Burton, 1999:9).

  Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah. Hamzah Yaqub membagi media dakwah itu menjadi 5, yaitu:

1) Da‟wah bi al lisan, yaitu penyampaian dakwah melalui lisan/ ucapan.

  media ini merupakan media yang paling sederhana hanya menggunakan panca indera manusia yang berupa lidah dan bibir.

  Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dll.

  2) Da‟wah bi al qalam , yaitu penyampaian pesan dakwah melalui tulisan yang berupa buku, majalah, koran, surat spanduk, email, dll. Dengan menggunakan media ini haruslah menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah dipahami oleh mad‟u.

  3) Lukisan, gambar, karikatur dan sebagianya

  4) Audio visual, merupakan media dakwah yang dapat merangsang indera penglihatan serta pendengaran. Bisa berbentuk: televisi, ohp, internet, dll. Penyampaian pesan dakwah melalui media ini akan lebih mudah diterima oleh

  mad‟u. Karena sifatnya menghibur tidak kaku dan membosankan.

  5) Akhlak, yaitu perbuatan nyata yang mencerminkan agama islam. Jadi, sorang

  da‟i langsung mempraktekannya tanpa memberi materi kepada mad‟u (Ilaihi, 2010:20-21).

2. Tinjauan Tentang Televisi Sebagai Media Dakwah

  Televisi merupakan suatu sistem media komunikasi yang menggunakan rangkaian gambar elektronik yang diiringi unsur audio. Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiaran (broadcasting) dan video dari segi gambar begeraknya. Televisi adalah paduan audio dan video istilah televisi berasal dari kata

  “tele” yang berarti jauh dari “visi” (vision) yang

  berarti penglihatan dengan asumsi televisi jauhnya ditransmisikan dengan penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (Fatmawati, 2009:3).

  Televisi memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi hiburan, informasi, dan pendidikan.

  Hiburan Informasi Pendidikan Bagan 2. Fungsi Penyiaran Televisi Dari bagan di atas dapat dijelaskan tiga fungsi penyiaran Televisi: a. Hiburan

  Fungsi hiburan sebenarnya hanya sebagai fungsi tambahan, yaitu sebagai hiburan, relaksasi, dan pengalihan ketegangan, misal acara film, acara musik, dan sebagainya.

  b.

  Informasi Fungsi informasi memberikan wawasan ke pemirsa, misalkan acara berita, talkshow dan sebagainya.

  c.

  Pendidikan Fungsi pendidikan sebagai pendidik para penonton, misal upin ipin yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Film tersebut menyajikan banyak unsur nilai pendidikan yang bisa dicontoh untuk anak-anak (Sutisno. 1993:4).

  Televisi sebagai media dakwah merupakan suatu pemanfaatan hasil teknologi modern dengan memanfaatkan hasil teknologi sekarang ini diharapkan seluruh kegiatan dakwah dapat mencapai sasaran(tujuan) yang lebih baik.

  Perkembangan dakwah di media televisi sekarang ini sudah berkembang pesat, dulu program aacara islami hanya disajikan saat bulan Ramadhan saja, akan tetapi sekarang hampir seluruh stasiun televisi sudah menyajikan program acara islami setiap harinya.

  Dakwah di media televisi biasanya berupa pengajian akbar, film, sinetron, drama, talkshow, dan iklan. Banyak sekali contoh dari berbagai macam dakwah di televisi, sebagai contoh program acara di TVRI Jawa T engah Adalah “Al-Kalam” yaitu program acara dengan penyajian pesan yang berupa talkshow.

  3. Tinjauan Tentang Program acara

  Kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara akan tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Dapat disimpulan, bahwa program acara adalah segala hal yang ditampilkan di stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience/ pemirsanya (Morissan, 2008:209-210).

  4. Tinjauan Tentang Analisis

  Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena system tanda yang sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut (Kriyantono, 2006:266).

5. Tinjauan Tentang Semiotika a.

  Pengertian Semiotika Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubunganya dengan tanda-tanda lain, pengirimanya, dan penerimaanya oleh mereka yang mempergunakannya (Van Zoest, 1978 dalam Nawiroh Vera, 2004). Secara umum, semiotika dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang tanda, dan merupakan cabang filsafat yang mempelajari dan menelaan “tanda”.

  Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), objek,dan

  interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang merujuk

  (mempresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Pierce terdiri dari simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka akan muncul makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut (Danesi. 2010:34).

  Hubungan segitiga makna Pierce ditampilkan dalam gambar berikut:

  Sign Interpretant Object Bagan 3. Triangle meaning

  Menurut Nawiroh Vera (2014), dalam pandangan Pierce, fungsi tanda merupakan proses konseptual yang akan terus berlangsung dan tak terbatas.

  Kondisi tersebut dinamakan “semiosis tak terbatas”, yaitu rantai makna- keputusan oleh tanda-tanda baru menafsirkan tanda sebelumnya atau seperangkat tanda-tanda).

  Proses tersebut tidak ada awal dan tidak ada akhir karena semuanya saling berhubungan. Selanjutnya salah satu bentuk tanda (sign) adalah kata.