Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Stasiun Jawa Barat

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perusahaan 1.1.1. TVRI Nasional

TVRI Nasional berdiri pada 24 agustus 1962 (berdasarkan SK Menpen RI No.20/SK/VII/61) ditandai dengan siaran perdana Asian Games di Stadion Utama Gelanggang Olah Raga Bung Karno. Pada saat itu TVRI menyiarkan event-event Asian Games dengan menggunakan pemancar berkekuatan 10 kilo watt dengan nama Saluran 5. TVRI merupakan bagian dari Biro dan Televisi- organizing Comitte Asian Games IV. Artinya payung hukum status TVRI pada waktu itu berada pada naungan nOC. Asian games IV, bukan dibawah Departemen Penerangan. Status TVRI pada saat itu berbentuk yayasan TVRI yang bertanggungjawab langsung pada Presiden. Tahun 1976 berubah status menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) dibawah Departemen Penerangan. Memasuki era Reformasi bersamaan dengan dilikuidasinya Departemen Penerangan, melalui Keppres no.355/M/1999 tentang Pembentukan Kabinet Persatuan Nasional dan mandulnya UU no 24 tahun 1997 tentang Undang-undang Penyiaran, maka status hukum TVRI “mengambang”. Namun menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melelui Kepmen no.l01/KEP/m.pan/1/2000 (5 Januari 2000) menugaskan pejabat dan pegawai di lingkungan Direktorat Televisi serta unit pelaksana Teknis di Jakarta dan Daerah unhtuk tetap melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat itu.


(2)

2 Tahun 2000 berubah status menjadi PERJAN (Perusahaan Jawatan) berdasarkan PP No.36 tahun 2000 tentang Pendidikan Perusahaan Jawatan TVRI tanggal 7 juni 2000. setelah terbitnya Peraturan Pemerintah no.36 tahun 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia. TVRI dengan PP ini memperoleh kejelasan status hukum yakni sebagai perusahaan jawatan yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip televisi publik, independent, netral, mandiri dan program siarannya senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari keutungan , dan menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran publik dalam bidang informasi, pendidikan, dan hiburan serta usaha-usaha terkait lainnya yang dilakukan dengan standar yang tinggi.

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah


(3)

3 Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur. TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.

Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.

Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.


(4)

4 Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.

Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan.

Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia. Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan


(5)

5 profesionalisme karyawan. Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas. 1.1.2. Sejarah TVRI Jawa Barat

Pemerintah Daerah bersama masyarakat Jawa Barat sudah sejak lama berkeinginan agar di Daerah Tingkat I Jawa Barat dibangun Stasiun Penyiaran Televisi. Keinginan ini karena jumlah penduduk di Jawa Barat terbesar di bandingkan dengan propinsi-propinsi lain yang ada di Indonesia, di samping itu alam dan budayanya sangat potensial untuk acara televisi. Penyebaran realisasinya tidak mungkin tertampung oleh TVRI Pusat.

Pembangunan Stasiun TVRI di Jawa Barat sudah merupakan gagasan sejak tahun 1982. Untuk mewujudkan gagasan tersebut maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Departemen Penerangan mengadakan musyawarah, setelah mufakat maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat menyanggupi memberikan fasilitas :

- Penyediaan tanah

- Membantu uang muka penyediaan rumah dinas - Serta fasilitas lainnya.

Sedangkan Departemen Penerangan melalui APBN, menyediakan sarana fisik dan instalasi peralatan. Pada tahun anggaran 1984/1985, Proyek Mass Media TVRI Jawa Barat mendapatkan dana APBN DIP. No: 108/XIV/3/1984 tanggal 15 Maret 1984 sebesar Rp 187.000.000,- dialokasikan untuk :


(6)

6 a. Pembangunan Rumah Dinas

b. Pembangunan Gedung SPK dan Garasi OB Van c. Pembebasan tanah

d. Administrasi Proyek.

TVRI Stasiun Bandung merupakan pengembangan dari Stasiun Produksi Keliling (SPK Bandung) yang di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan No.907/SK/BK/1987.

Peresmian beroperasinya TVRI Stasiun Bandung (nama waktu itu) tanggal 11 Maret 1987, hadir pula hari itu Menteri Penerangan, Harmoko, Gubernur Jawa Barat HR. Yogie SM dan para pejabat teras Departemen Penerangan dan Gedung Sate. Acara pertama yang disiarkan yaitu Lomba Asah Terampil Kelompencapir Tingkat Nasional bertempat di Soreang Kabupaten Bandung.

Secara politis pembangunan TVRI dirayakannya bersamaan dengan peringatan hari lahirnya “Supersemar” pada tanggal sebelas maret yang diperingati secara khusus oleh Pemerintah waktu itu sebagai tanggal kelahiran Orde Baru dengan pemegang mandat surat tersebut berada di tangan Presiden Soeharto.

TVRI Stasiun Bandung yang kini berubah nama menjadi TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten, sejak awal menjadi tumpuan keinginan masyarakat Jawa Barat agar TVRI menjadi media yang menyebarluaskan seni dan budaya Jawa Barat secara kontinyu dan berkesinambungan. Keinginan itu tampaknya disambut baik oleh pengelola TVRI. Sejak kepala stasiun yang pertama sampai kini komitmen


(7)

7 itu belum pernah berubah. TVRI daerah sebagai media mengembangkan budaya daerah dimana TVRI berada.

Oleh karena itu mata acara siaran ke arah itu dibuat sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan baik. Mata acara pagelaran Wayang Golek merupakan mata acara siaran unggulan yang tidak pernah absen dari TVRI Jabar&Banten. Begitu pula dengan seni dan budaya lainnya, menjadi menu utama TVRI miliknya masyarakat Jawa Barat ini. Bahkan siaran berita berbahasa Sunda kini sudah berlangsung dengan baik setiap hari.

TVRI Stasiun Kelas B meliputi; TVRI Stasiun Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

TVRI Kelas C meliputi TVRI Stasiun DI Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Maluku dan Maluku Utara, Papua, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur.

TVRI Stasiun D meliputi TVRI Stasiun Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah.

TVRI Sektor Transmisi meliputi Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat. Secara fisik kantor TVRI Stasiun Bandung terletak pada areal seluas 47.692 meter persegi (4,7 Ha) , dari luas tanah tersebut yang sudah berdiri bangunan seluas 9.982 meter persegi.

Bangunan terdiri atas gedung studio, gedung serba guna, gedung studio rekaman, lapangan tenis, masjid dan bangunan lainnya yang di lengkapi dengan perlengkapan operasional dan perlengkapan penunjang.


(8)

8 Adapun pembangunan TVRI Stasiun Bandung di lakukan secara bertahap, yaitu :

1. Tahap pertama, berlangsung antara tahun 1986-1987; dibangun gedung studio dan penyusunan master plan (rencana induk bangunan).

2. Tahap kedua berlangsung antara tahun 1987-1988; penyelesaian studio seluas 400 meter persegi, pengadaan AC Central sebagai pengkondisian suhu ruangan untuk peralatan bantuan dari negara Inggris.

3. Tahap ketiga berlangsung antara tahun 1988-1989; membangun menara setinggi 54 meter dengan penambahan satuan transmisi di daerah Panyandakan Cisarua yang merupakan stasiun induk untuk penyebaran siaran ke daerah bagian Jawa Barat.

4. Tahap keempat, berlangsung antara tahun 1989-1990; Pembangunan Studio Rekaman Suara seluas 900 meter persegi dan Gedung Serba Guna seluas 340 meter persegi.

Biaya keseluruhan pembangunan TVRI Stasiun Bandung bersumber dari : - Dana pemerintah (APBD)

- Biaya bantuan dari pemerintah Inggris senilai US$ 19 Juta berupa peralatan elektronik (perangkat lunak dan perangkat keras)

- Biaya berasal dari swadaya masyarakat.

Tahun 2003 Nomenklatur TVRI Bandung berubah menjadi TVRI Jawa Barat dan Banten. Status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat sejak bulan Januari 2007. Jumlah Karyawan TVRI Jawa Barat sebanyak 359 orang.


(9)

9 TVRI Jawa Barat diperkuat oleh 18 buah transmisi yang jangkauan siarannya meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.

Tabel 1. Transmisi TVRI Jabar

No. NAMA TRANSMISI JANGKAUAN SIARAN

1 Bandung Kota Bandung.

2 Panyandakan Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur Kota, Cicalengka, Nagrak.

3 Gunung Malang Purwakarta, Subang, Kalijati.

4 Bukit Nyampai Sumedang, Situraja, Tomo, Cadas Ngampar. 5 Cirebon Cirebon, Indramayu, Jatibarang, Losari,

Kersana.

6 Ciamis Kawali, Raja Desa, Cisaga, Cijeungjing, Ciamis Kota.

7 Gunung Tela Bogor, Jakarta, Bekasi, Cilegon, Serang.

8 Gunung Walad Sukabumi Kota,Cibadak, Curug, Warung Kiara, Jampang.

9 Kuningan Kuningan, Kadugede, Ciniru, Ciawi Gebang. 10 Pasir Sumpul Puncak, Bogor, Cilegon, Pandeglang Barat. 11 Gunung Nagrak Lembang, Bandung Utara.

12 Pasir Pogor Sukabumi Kota, Cianjur Selatan

13 Puncak Surangga Pelabuhan Ratu, Sukabumi Pantai Selatan, Jampang Kulon.

14 Bayah Bayah, Malingping, Cikotok

15 Cilegon Cilegon

16 Pandeglang Menes, Pandeglang, Saketi, Mangger

17 Pasir Koja Tasik Selatan, Sukaraja, Karang, Cikalong, Salopa.

18 Cikuray Garut, Tasik, Ciamis Kota.

Sumber : Arsip TVRI Jawa Barat

1.1.3. Status TVRI di Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan


(10)

10

menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan policy Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.

Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkanmelalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media Pemerintah.

Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.

1.1.4. TVRI Di Era Reformasi

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.


(11)

11 Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia.

Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 kw.

Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.


(12)

12 1.1.5. TVRI memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF

Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.

Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS).

Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan. Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF.

Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta. 1.1.6. TVRI Dewasa Ini

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.

Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan.

Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat


(13)

13 sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.

Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan.

Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.

Bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.

Adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.


(14)

14 1.2. Visi & Misi

TVRI mempunyai visi dan misi yang berbeda dari TV lain karena TVRI sebagai pelopor sebuah TV di Indonesia ini dan mempunyai ciri dan karakter tersendiri seperti yang di bawah ini :

1.2.1. Visi

Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional. 1.2.2. Misi

a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media control social yang dinamis.

b. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.

c. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

d. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.

1.3. Motto

Selain memiliki visi dan misi TVRI juga memiliki suatu motto yaitu :

“Menjalin Persatuan dan Kesatuan” yang memiliki arti bahwa TVRI ini merupakan milik bersama dan mempunyai rasa peduli terhadap pendidikan bangsa, kebudayaan kebangsaan, sehingga akan ikut mengantarkan masa depan kehidupan bangsa yang makin cedas, sejahtera dan maju.


(15)

15 Selain motto tersebut masih ada satu motto lagi yang menggunakan bahasa daerah Sunda, yaitu “TVRI Jawa Barat Sobat Urang Sarerea”.

1.4. Logo TVRI

TVRI Jawa Barat memiliki Loggo sebagaimana tertera pada Gambar 1 : Gambar 1.

Logo-logo TVRI Jawa Barat

Tahun 1973 – awal tahun 2000 Tahun 2000 – 17 Februari 2002

17 Februari 2002 – 4 Juli 2004 4 Juli 2004 – 23 Agustus 2006

4 Juli 2004 sampai sekarang

Sumber : Wikipedia.org

Secara simbolis bentuk logo terbaru dari TVRI menggambarkan layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis, dalam upaya mewujudkan visi dan misi sebagai TV publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.


(16)

16 Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan terakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh yaitu :

1. „P‟ sebagai huruf awal dari kata publik yang berarti memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. „P‟ sebagai huruf awal dari kata perubahan yang berarti membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna.

3. „P‟ sebagai huruf awal dari kata perintis yang berarti merupakan perintis atu cikal bakal pertelevisian Indonesia.

4. „P‟ sebagai huruf awal dari kata pemersatu yang berarti merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau.

5. „P‟ sebagai huruf awal dari kata pilihan yang berarti menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta makna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna.

Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.

Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan


(17)

17 bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju kearah yang lebih sempurna.

1.5. Struktur Organisasi

TVRI Jawa Barat mempunyai struktur organisasi yang melingkupi tugas-tugas di dalam perusahaan seperti di bawah ini :

Gambar 2.

Struktur Organisasi TVRI Stasiun Jawa Barat

Sumber : Peraturan Dewan Direksi, Lembaga Penyiaran Publik TVRI.

Struktur organisasi TVRI terbagi menjadi beberapa bidang diantaranya yaitu: 1. Kepala Bidang Keuangan : Burdju Daeng

2. Kepala Bidang Personalia dan umum : Drs. Abdullah Setiawan 3. Kepala Bidang Teknik : Ir. Drs. Sentot Sudarsono

STRUKTUR ORGANISASI TVRI STASIUN JAWA BARAT PERIODE AGUSTUS - SEPTEMBER 2008

KEPSTA HARIONO 050023148

SEKRETARIAT

KA.BID.PROG & PU HERRY SUSILO 050024399 KA.BID.BERITA JAMALUDDIN 050056077 KA.BID.TEKNIK SENTOT SUDARSONO 050037150 KA.BAG.KEUANGAN BURDJU DAENG 050023151H

KA.BAG.UMUM & SDM SUKINO 050023732 KA.SIE.PROGRAM YANCE SUDARISMAN KA.SIE.PROD.BERITA A.BADRUDIN 050044154

KA.SIE.TEKNIK PROD & PENYIARAN HARDJANTO NUGROHO 050024835 KA.SUB.BAG. PERBENDAHARAAN ASEP SUHENDAR 050061502 KA.SUB.BAG.SDM YANI RAHMANTI 050061502 KA.SIE.PU M.SANIF KA.SIE.CURRENT AFFAIRS &SIARAN OR HERMAN ALKATIRI 050062627 KA.SIE.TEKNIK TRANSMISI KOMI KOMARA KA.SUB.BAG. AKUNTANSI TITIK SUTARYATI KA.UMUM / PERLENGKAPAN AKBAR IRIANA P.

050064805

KA.SIE.FASILITASI TRANSMISI HERNI NAZARI


(18)

18 4. Kepala Bidang Program, Pemasaran, Kendali Mutu dan Penunjang Produksi

: Dani Ibrahim, BA

5. Kepala Bidang Berita : Jamaluddin

Bidang Keuangan terdiri dari :

1. Seksi Perencanaan Anggaran dan Perbendaharaan 2. Seksi Akuntansi

Bidang Personalia dan Umum terdiri dari : 1. Seksi Manajemen Kawasan dan Layanan 2. Seksi Pengaduan dan Logistik

3. Seksi Hukum

4. Seksi Pengembangan SDM dan Kesejahteraan Bidang Teknik terdiri dari :

1. Seksi Teknik Transmissi dan Prasarana 2. Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran

Bidang Program, Pemasaran, Kendali Mutu dan Penunjang Produksi terdiri dari : 1. Seksi Program dan Kendali Mutu

2. Seksi Pendukung Produksi 3. Seksi Pemasaran dan Penjualan Bidang Berita :

1. Berdiri Sendiri tanpa ada seksi-seksi dibawahnya. 1.6. Job Description


(19)

19 1. Produser, yaitu pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser

eksekutif (kepala stasiun) dan produser pelaksana (kepala bidang).

2. Reporter, yaitu orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan (hunting berita ataupun undangan) dan mencatat data-data yang akn dibuat menjadi naskah suatu berita yang kemudian ditayangkan.

3. Kameraman, yaitu orang yang bertugas mengoperasikan perangkat alat rekam seperti kamera untuk didokumentasikan.

4. Penyiar (news reader/castor, host/presenter), bertugas sebagai pembaca berita atau host yang membawakan suatu jenis acara tertentu.

5. Pengarah acara (PD/Program Director), dalam 1 minggu 1 kali menjadi Program Director. Pengarah acara bertanggungjawab terhadap siaran. Pengarah acara juga menangani berita harian dan paket siaran seperti :

- Dialog Interaktif - Bruk Brak - Rona Daerah

- 1 Jam Saja Bersama Gubernur - Halo Kang Dada

6. Asissten Pengarah Acara (FD/Floor Director)

Asissten Pengarah Acara (FD) bertugas membantu tugas dari Program Director. FD bertugas memberikan kode-kode siaran langsung kepada penyiar (Host) sebagai tanda masuk dan keluar siaran.


(20)

20 Dokumentasi bertugas menyimpan data-data seperti kaset rekaman/video yang telah diliput. Dokumentasi juga bertugas sebagai Teleprompter, yaitu yang bertugas mengoperasikan jalannya teks pada computer yang dihubungkan kepada monitor penyiar saat sedang terjadinya siaran.

8. Editor, bertugas mengedit, memprogram video yang akan ditampilkan. 9. Redaksi (EIC), tugas bagian redaksi diantaranya adalah :

a. Melakukan penugasan liputan

b. Melakukan koreksi naskah (Struktur kalimat, penggunaan 5W+1H, kekefektifitasan, balance beritanya).

c. Dubbing, yaitu mengedit suara dari video melalui studio dubbing sehingga dapat dilakukan penyesuaian pada saat berita disiarkan.

d. Editing e. Sinkronisasi

f. Mengirimkan berita ke Jakarta (TVRI Nasional). g. Melakukan penyusunan berita.

10. Komputer Grafik, yaitu orang yang bertugas menangani tampilan pada siaran (layout) .

1.6.2. Tugas Dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi 1. Produser

Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acuan siaran yang pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari produser atau dari orang lain, selanjutnya ide ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya


(21)

21 dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan. Seorang producer harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan khalayak

Penonton sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili kepentingan penonton:

Tabel 2.

Tugas dan Tanggung Jawab Produser

Pra Produksi Persiapan dan Latihan

Mengembangkan konsep

gagasan (ide)

Membuat rencana produksi Menentukan pengarah acara

Mengadakan pembicaraan

dengan penulis naskah Menyetujui berbagai saran dari pengarah acara, penata lampu, dan penata dekorasi.

Mengawasi kegiatan produksi

secara menyeluruh

Memperhatikan latihan-latihan dan membuat catatan yang diperlukan sebagai bahan pengembangan tanpa penambahan anggaran

Menyetujui perubahan waktu

akibat pengembangan.

Pasca Produksi Produksi

Menyetujui hasil akhir sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan

Mengadakan koordinasi

dengan stasiun penyiaran

untuk promosi dan publikasi.

Dalam siaran langsung, bila

diperlukan membantu pengarah

acara

Dalam rekaman, bekerjasama

dengan pengarah acara untuk

memastikan gambar dan suara yang akan digunakan

Sebagai pimpinan pelaksana

produksi. Sumber: Arsip TVRI

Setelah ide dituangkan ke dalam naskah maka produser membuat langkah-langkah berikutnya, yaitu :

Merencanakan susunan artis (pengisi acara) bersama pengarah acara (Program Director)

Merencanakan kegiatan

Merencanakan anggaran produksi yang di sesuaikan dengan rencana kegiatan Membentuk unit pelaksana produksi


(22)

22 Menyusun organisasi pelaksana

Merencanakan peralatan yang akan dipergunakan

Mengawasi setiap tahap pelaksanaan produksi sampai pada penyiaran acara Mengevaluasi hasil kerja.

11.Director/Program Director (Pengarah Acara)

Program director (Pengarah acara) adalah orang yang mempunyai profesi untuk melaksanakan ide dari produser menjadi suatu karya audio visual. Naskah dari produser harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan gambar dan suara. Pengarah acara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan produksi suatu acara siaran hingga pada penayangannya.

Dalam melaksanakan tugasnya, pengarah acara bertindak sebagai pimpinan dan panutan dari seluruh kerabat kerjanya, karena itu ia harus bertindak secara konseptual. Tugas yang kompleks dari seorang pengarah acara pada umumnya tidak bisa ditangani sendiri, oleh karena itu pengarah acara selalu dibantu oleh asisten pengarah acara (assistant director).

12.Technical Director (TD)

Technical Director adalah seorang yang bertanggungjawab penuh dalam mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat teknis kepada Program Director (Pengarah Acara) pada saat pertemuan produksi. 13.Floor Director (FD)

Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai


(23)

23 penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja dan para artis berupa tanda-tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu adegan atau suatu acara.

14.Lighting Director

Lighting Director bertanggungjawab terhadap keberhasilan tata cahaya di studio baik secara artistik maupun membuat keadaan natural sesuai dengan tuntutan naskah.

15.Audio Technician (Penata Suara)

Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio system.

16.Switcher

Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.

17.Editor (Penyunting/Pemadu Gambar)

Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang di kehendaki oleh naskah. 18.Camera Operator

Adalah orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar sesuai dengan perintah Pengarah Acara atau tuntutan shooting script. Itu sebabnya seorang kamerawan adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena harus


(24)

24 selalu berhubungan agar memudahkan untuk menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki oleh seorang Pengarah Acara. Seorang kamerawan harus mempunyai rasa seni, terutama seni komposisi gambar. Dengan adanya rasa seni atau sense of art dari seorang kamerawan maka akan membantu menghasilkan sebuah karya artistik audio-visual yang tinggi.

Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam suatu produksi acara siaran televisi seperti Penata Rias, Penata Busana, Unit Manager, dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaannya di bawah kendali Pengarah Acara. Oleh sebab itu, Pengarah Acara sebagai orang pertama dalam pelaksanaan produksi harus memiliki kemampuan Human Relations yang baik di dalam menghadapi kerabat kerjanya.

1.7. Sarana & Prasarana

Dalam rangka merealisasikan program kerja yang sudah tercantum dalam Pola Acara Terpadu TVRI Stasiun Bandung didukung oleh sarana dan prasarana sebagai berikut :

Tabel 3. Sarana Dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1 Teknik Pemancar 28 transmisi Kondisi baik dan terhubung 2 Teknik Operasional Studio

Studio Produksi 1 buah dengan 3 buah

kamera Kondisi baik

Studio Berita 1 buah dengan 3 buah

kamera Kondisi baik

Continuity Ann Booth 1 buah dengan

2 kamera Kondisi baik

OB Van 3 unit, OB Van 1&2 masing-masing dengan 2 kamera

OB Van 3 rusak total


(25)

25 Elektronic Field

Production

EFP 1 buah dengan Portable VCR Betacam Kondisi baik Electronic News Gathering SP-1 set

ENG 2 buah Camera Betacam

Kondisi baik Editing System, terdiri

dari :

- Konvensional Editing Betacam SP

- Non Linear Editing Betacam SX

1 set 2 set

Kondisi baik Kondisi baik

Studio Rekaman Suara

1 buah, dengan Recorder Digital 24 track

Kondisi baik

Master Control 1 set Kondisi baik

Program Continuity 1 unit Kondisi baik

Video Tape Recording

VTR 1 unit Kondisi baik

Komputer 7 unit Kondisi baik

Meja Rapat 1 unit Kondisi baik

White Board 1 unit Kondisi baik

Tv 1 unit Kondisi baik

Telepon/fax 2 unit Kondisi baik

Sumber : Arsip TVRI

1.8. Tempat & Waktu PKL 1.8.1. Lokasi PKL

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan di TVRI stasiun Jawa Barat Jl. Cibaduyut Raya No.269, Bandung.

1.8.2. Waktu PKL

Kegiatan PKL dilaksanakan mulai tanggal 4 Agustus 2010 sampai dengan 3 September 2010 mulai hari Senin - Jumat, pukul 09.00 - 16.00 WIB.


(26)

26 BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1. Jadwal Kegiatan PKL di TVRI Stasiun Jawa Barat

Aktivitas yang selama penulis lakukan selama PKL di TVRI Jawa Barat terbagi pada dua bagian yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.

Kegiatan rutin adalah kegiatan yang sering dilakukan penulis selama PKL di TVRI Jawa Barat, sedangkan kegiatan insedentil adalah kegiatan yang sifatnya kadang-kadang dan sewaktu-waktu yang dilakukan penulis selama melaksanakan kegiatan PKL. Berikut kegiatan yang penulis lakukan selama praktek kerja lapangan di TVRI Jawa Barat:

Tabel 4.

Kegiatan Kerja Selama PKL

No Hari / Tanggal Kegiatan Keterangan

1 Rabu 4 Agustus 10

Pembukaan dan kebijakan redaksional TVRI Jabar. Proses kerja redaktur.

Insidentil

2 Kamis 5 Agustus 10 Proses kerja redaktur. Insidentil 3 Jumat 6 Agustus 10 Munggahan bidang berita. Insidentil 4 Sabtu 7 Agustus 10 Proses kerja kontributor. Insidentil

5 Minggu 8 Agustus 10 - Libur

6 Senin 9 Agustus 10

Penyuntingan naskah, susunan acara dan dubbing.

Profesi penyiar dan penyiaran.

Insidentil

7 Selasa 10 Agustus 10 Reporter, kegiatan mencari berita. Rutin 8 Rabu 11 Agustus 10 Pekerjaan redaktur berita.

Profesi juru kamera. Rutin


(27)

27 Penyiaran berita, siaran tunda

10 Jumat 13 Agustus 10 Mekanisme kerja current affair

Mekanisme kerja produksi berita. Insidentil 11 Sabtu 14 Agustus 10 Berita olah raga.

Liputan berita kriminal. Rutin

12 Minggu 15 Agustus 10 - Libur

13 Senin 16 Agustus 10 Kebijakan redaksional TVRI jabar. Insidentil

14 Selasa 17 Agustus 10 - Libur

15 Rabu 18 Agustus 10

Liputan demo supir angkot di Gedung Sate.

Liputan pameran di Graha Manggala Siliwangi.

Rutin

16 Kamis 19 Agustus 10

Teknik kamera dan Tugas Kamerawan

Meninjau Siaran Langsung Acara CA

Rutin

17 Jumat 20 Agustus 10 Liputan persiapan jalan Nagreg.

Liputan Graha Manggala. Rutin 18 Sabtu 21 Agustus 10 Lliputan sistem keamanan

Perumahan Batununggal. Rutin

19 Minggu 22 Agustus 10 - Libur

20 Senin 23 Agustus 10 Feature Mesjid Agung Bandung Isidentil 21 Selasa 24 Agustus 10 Liputan di Gor Pajajaran Rutin 22 Rabu 25 Agustus 10 Liputan Berita Kriminal

Membuat Naskah hasil liputan Rutin

23 Kamis 26 Agustus 10

Liputan Berita (undangan) Pelepasan Praktikan LPKIA Bandung

Membuat Naskah hasil liputan.


(28)

28

24 Jumat 27 Agustus 10 Liputan ke DPRD kota Bandung

Liputan ke Pemkot Bandung. Rutin 25 Sabtu 28 Agustus 10 Liputan terminal bus menjelang

lebaran. Rutin

26 Minggu 29 Agustus 10 - Libur

27 Senin 30 Agustus 10 Liputan Museum Geologi Bandung Rutin

28 Selasa 31 Agustus 10

Liputan ke Mall

Liputan ke SMU Pasundan 1 Bandung

Rutin

29 Rabu 1 September 10

Pengumpulan data

Perpisahan dengan para staff kantor TVRI Bandung

Isidentil

Sumber : Agenda Penulis selama PKL, September 2008.

2.2.Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja di TVRI Jawa Barat

Selama melaksanakan praktek kerja lapangan di TVRI Jawa Barat, penulis melakukan serangkaian kegiatan yang meliputi pembekalan materi jurnalistik dan peliputan langsung berita di lapangan.

Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan penulis berlangsung dari tanggal 04 Agustus 2010 - 3 September 2010. Pelaksanaan PKL dimulai dari hari senin sampai Jumat, dengan jam kerja dimulai pukul 09.00 - 16.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan selama PKL, yaitu pemahaman materi secara umum tentang TVRI stasiun Jawa Barat meliputi :

1. Sejarah berdirinya perusahaan 2. Tujuan pendirian perusahaan 3. Lokasi perusahaan


(29)

29 Selain pemahaman secara umum tentang TVRI Stasiun Jawa Barat, penulis juga terlibat dalam proses produksi berita, yang meliputi :

1. Reportase berita di lapangan

Mahasiswa PKL melihat secara langsung proses pencarian berita/reportase yang dilakukan oleh reporter, mahasiswa juga melihat bagaimana teknik-teknik wawancara yang dilakukan oleh reporter saat menggali informasi yang dibutuhkan dari para narasumber, sehingga dapat menghasilkan data-data yang akurat.

2. Proses pembuatan naskah

Setelah selesai melakukan reportase, tahap selanjutnya adalahpembuatan naskah berita. Informasi atau data-data yang telah terkumpul harus segera diolah sesuai dengan unsur 5W+1H, sehingga dapat menjadi berita yang cukup baik dan layak untuk dikonsumsi masyarakat luas.

3. Dubbing dan Editing

Setelah naskah selesai dibuat, maka dubbing (pengisian suara) harus segera dilakukan. Disaat yang bersamaan seorang editor melakukan editing pada gambar-gambar yang diambil saat proses reportase. Kemudian dilakukan mixing terhadap gambar dan suara, sehingga menjadi sebuah berita. Semua proses di atas berlaku pada setiap pembuatan berita yang hingga akhirnya terkumpul stock berita. Setelah semua stock berita telah terkumpul sesuai dengan yang dijadwalkan, maka berita tersebut siap untuk ditayangkan dan dinikmati oleh masyarakat.


(30)

30 2.2.1. Pembahasan

Berita yang baik adalah berita yang akurat, lengkap, adil dan berimbang, serta tidak obyektif. Sifat berita televisi yang tidak dapat ditunda, berita televisi harus mudah dimengerti, sederhana dan lugas.

1. Pengertian Berita

Dalam kehidupan sehari-hari, kata “berita” sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sebagaimana terlampir dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W. J. S Poerwadaminta (1976:128) dijelaskan bahwa berita adalah kabar/warta yang memberitakan, mengabarkan atau mewartakan. Dapat kita simpulkan bahwa berita adalah uraian/laporan tentang peristiwa dan pendapat yang penting serta menarik bagi masyarakat, masih baru dan disajikan secepatnya kepada khalayak luas melalui media massa secara periodik. Melalui pengertian tersebut, kita dapat melihat adanya empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita dan menjadi karakteristik utama dalam sebuah berita yang akan disajikan ke masyarakat. Melalui empat unsur itu pula terdapat nilai berita (news value) atau nilai-nilai

jurnalistik, sebagai berikut: a. Cepat

Dalam istilah tersebut dinyatakan bahwa dalam penyajian berita harus actual atau ketepatan waktu.

b. Nyata (Factual)

Informasi adalah tentang sebuah fakta (fact), bukan fiksi atau karangan belaka. Fakta dalam dunia jurnalistik diartikan sebagai kejadian yang nyata (real


(31)

31 event), pendapat (opinion) dan pernyataan (statement) Dalam istilah “nyata” juga terkandung pengertian tentang sebuah berita yang merupakan informasi sesuatu dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

c. Penting

Istilah “penting” dapat diartikan sebagai hal atau peristiwa yang menyangkut tentang kepentingan orang banyak dan dapat berpengaruh terhadap masyarakat. d. Menarik (Interest)

Di dalam sebuah berita harus dapat mengundang orang untuk menyaksikan/menelaah berita yang kita sajikan.

2. Proses Produksi Berita

Seperti kita ketahui, tugas seorang reporter (pemburu berita) adalah mencari suatu peristiwa untuk disampaikan dalam bentuk berita kepada masyarakat luas yang belum tersampaikan. Banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan setiap harinya, serta beraneka ragam pula peristiwa yang terjadi, hal itu dapat kita jadikan sebagai bahan acuan untuk mengambil sebuah berita yang menarik dan layak untuk diketahui oleh masyarakat luas.

Sebelum kita melakukan tinjauan sebuah berita, hal terpenting yang harus kita lakukan adalah mencari tahu sumber bahan berita yang akan dikaji, kemudian kita lakukan proses pengumpulan data dan fakta yang terjadi. Melakukan pengkajian sumber bahan berita dapat dilakukan dengan cara antara lain :

a. Pengamatan langsung ke tempat kejadian.

b. Mencari informasi secara lisan yang lengkap dari orang yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa/kejadian tersebut.


(32)

32 c. Mengamati informasi tertulis merupakan sumber bahan berita yang akan melengkapi data dan fakta suatu peristiwa. Hal ini bisa didapat dari berbagai sumber, bisa berupa Surat Keputusan, surat tugas, siaran pers dan literatur buku yang bersangkutan dengan kejadian.

3. Persyaratan Bangunan Berita a. Persyaratan Teknis

Sebuah berita yang baik dan layak untuk disebarkan/ditayangkan jika memenuhi persyaratan teknis berikut, yaitu memiliki kelengkapan data 5W + 1H. Meliputi : What, Where, Why, When, Who, dan How.

b. Persyaratan Bentuk

Selain memenuhi persyaratan teknis 5W + 1H, sebuah berita juga harus memenuhi persyaratan bentuk piramida terbalik, yaitu bentuk berita yang pada paragraf pertama (lead news) mengandung informasi yang penting dan berlanjut ke paragraf selanjutnya yang memuat informasi yang kurang penting.

c. Persyaratan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita harus memenuhi ketentuan bahasa jurnalistik.

4. Delapan Bekal Kerja Reporter a. Naluri Berita

Seorang reporter harus memiliki indra keenam untuk mengetahui mana yang tergolong berita dan mana yang bukan. Reporter harus mampu melihat segala kemungkinan suatu peristiwa menjadi berita, jadi seorang reporter harus mempunyai kemampuan untuk mengenal informasi yang bisa menarik perhatian


(33)

33 pembaca, serta kemampuan mengenal yang relatif penting dari sejumlah fakta yang menyangkut masalah yang sama.

b. Rasa Ingin Tahu

Keingintahuan adalah senjata bagi para reporter, yang harus selalu diasah, karena pada dasarnya keingintahuan menimbulkan sebuah kreatifitas, dan kreatifitas akan menghasilkan imajinasi, ketekunan, serta semangat. Biasanya reporter yang memiliki sifat tersebut, tidak akan menunggu sampai ada penugasan, namun akan mengembangkan gagasannya sendiri.

c. Observasi

Pengamatan atau observasi memungkinkan seorang reporter melihat perbedaan, menemukan nuansa, mencium pertentangan antara berita yang biasa saja dengan berita yang baik.

d. Pendekatan yang sesuai

Seorang reporter harus mengembangkan beragam kemampuan untuk berhubungan dengan berbagai lapisan masyarakat, baik vertical maupun horisontal, baik menghadapi gelandangan sampai pejabat tinggi.

e. Kecepatan

Reporter harus mampu bekerja efisien pada kecepatan tinggi, yang tidak akan patah semangat dibawah berbagai tekanan, antara lain tekanan waktu.

f. Kecerdikan

Reporter yang berhasil adalah mereka yang dikaruniai kecerdikannya, dan bisa memanfaatkannya. Ia harus selalu berusaha keras mendapatkan


(34)

gagasan-34 gagasan yang orisinil dalam mengumpulkan berita, terutama dalam reportase investigasi.

g. Teguh pada janji

Reporter harus berhati-hati membuat janji, terutama dengan sumber berita. Ingkar janji akan mengancam kelanjutan hubungan dengan narasumber.

h. Berkas catatan/referensi

Berkas-berkas diperpustakaan mengenai guntingan berita dan referensi lainnya adalah alat yang penting dalam menyiapkan tugas dan mendapatkan latar belakang sebelum mencari berita.

5. Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Reporter

Setiap media memiliki kebijakan masing-masing dalam rangka mencari, menggali serta mendapatkan informasi. Sebelum melakukan sebuah liputan, penting bagi seorang reporter untuk melakukan perencanaan liputan terlebih dahulu. Pada dasarnya hal-hal penting yang perlu diperhatikan seorang reporter saat melakukan liputan adalah sebagai berikut :

a. Materi Berita

Reporter hendaknya benar-benar mengerti tentang masalah yang sedang dibahasnya membuat daftar materi apa saja yang akan diliput, misalnya melihat dari televisi atau mendengarkan radio dan membaca koran, agar mengetahui berita hangat yang sedang terjadi.

b. Konteks Berita

Reporter harus menyesuaikan konteks berita yang akan dibahas pada hari itu, dan sebaiknya memilih beberapa yang penting.


(35)

35 c. Sumber Berita

Sumber berita adalah sesuatu atau seseorang yang benar-benar mengerti atau berhubungan dengan masalah yang sedang diliput, sehingga dapat memberikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh reporter dalam rangka meliput berita tersebut.

Detak jantung jurnalisme terletak pada sumber berita dan keberhasilan reporter dalam mengorek informasi dari seorang sumber berita, diantaranya juga terletak pada kemampuan seorang reporter dalam menggunakan teknik wawancara, yaitu satu teknik, dari empat teknik mengumpulkan informasi, dan tiga teknik yang lainnya adalah : observasi langsung maupun tidak langsung, pencarian melalui catatan publik, serta partisipasi dalam peristiwa tersebut.

2.2.2. Deskripsi Kegiatan Rutin

Kegiatan rutin yang telah penulis lakukan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di LPP TVRI Jawa Barat, antara lain:

1. Meliput berita (liputan) 2. Wawancara narasumber 3. Membuat naskah berita

Meliput berita merupakan kegiatan wartawan untuk mencari informasi dengan jalan mendatangi tempat kejadian dan berinteraksi melalui wawancara dengan sumber berita. Dibutuhkan kesiapan fisik dan mental untuk bisa melakukan interaksi dengan baik (Djuraid 2007 : 107).

Wawancara adalah kegiatan liputan untuk mendapat informasi dari sumber berita mengenai sebuah masalah. Untuk menulis berita, seorang wartawan tidak


(36)

36

cukup hanya menggambarkan situasi dilapangan, tetapi perlu disertai penjelasan dari orang yang paling tahu mengenai peristiwa tersebut. Hal ini terkait

dengan kaidah bahwa berita merupakan penyampaian fakta dan bukan opini (Djuraid 2007 : 115)

Kegiatan menulis naskah berita adalah kegiatan seorang wartawan setelah meliput dan mewawancarai narasumber yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis ditugaskan sebagai reporter, yang bertugas untuk menjelaskan atau menyajikan suatu informasi agar mudah untuk dicerna pendengar (Oramahi 2003 : 59-60).

2.2.3. Deskripsi Kegiatan Insidentil

Kegiatan insidentil adalah aktivitas di luar jadwal serta di luar dugaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Aktivitas insidentil yang penulis lakukan saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di LPP TVRI Jawa Barat adalah membuat feature tentang Masjid Raya bandung.

Liputan investigatif menurut Zainuddin dalam bukunya yang berjudul The Journalist adalah model liputan berita mengenai sesuatu yang didasarkan pada penyelidikan atau pengusutan secara mendalam dan cermat. Ada penggalian fakta-fakta, data-data, dan pernyataan sumber berita yang dilakukan secara teliti dan akurat.


(37)

37 Tabel 5.

Contoh Hasil Berita Selama PKL

VI D E O

A U D I O

PENYIAR. . .

VCR START. . . .

CUE : SUASANA BUKA BERSAMA

0 - SORE TADI GUBERNUR JAWA

BARAT MENGADAKAN KUNJUNGAN KERJA KE KABUPATEN GARUT // IA MELAKSANAKAN BUKA PUASA

BERSAMA UNSUR MUSPIDA /

KEMUDIAN DILANJUTKAN DENGAN SOLAT MAGRIB / SOLAT ISYA / DAN SOLAT TARAWIH //

………VO ……… - KUNJUNGAN INI BERKAITAN

DENGAN PEMBANGUNAN JALAN

NAGREG SEBAGAI JALAN

NASIONAL // BERTEMPAT DI

GEDUNG BAKORWIL PRIANGAN / GUBERNUR MENGHARAPKAN JALAN

TERSEBUT DAPAT SELESAI

SEBELUM LEBARAN // IA

MENJELASKAN / PEMBANGUNAN

HARUS DILAKUKAN SECARA

BERTAHAP / DAN AKAN LEBIH BAIK LAGI JIKA PEMERINTAH

PUSAT MENGELOLA JALAN

PROVINSI YANG ADA DI JAWA

BARAT // MENURUT AHMAD

HERYAWAN / JALAN PROVINSI


(38)

38

GUBERNUR JABAR AHMAD HERYAWAN

ADALAH JALAN DI DAERAH

SELATAN JAWA BARAT / MULAI DARI PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS / SAMPAI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI // ……… SOUND UP ………

- TENTANG JALUR MUDIK

NAGREG ITU / AHMAD HERYAWAN

MENGHARAPKAN PROYEK DAPAT

SELESAI TEPAT WAKTU DAN BISA SEGERA DIMANFAATKAN SEBELUM LEBARAN // NAMUN KONDISI DI LAPANGAN BISA BERCERITA LAIN

// MENURUT GUBERNUR JIKA

PEMBANGUNAN DILAKUKAN DENGAN

TERGESA-GESA / HASILNYA

TIDAK AKAN BAGUS // AHMAD

HERYAWAN MENGATAKAN /

RENCANA PENGEMBANGAN JALUR

ITU KARENA KETIDAK

SEIMBANGAN ANTARA JUMLAH

VOLUME KENDARAAN DENGAN

PELEBARAN JALAN YANG ADA //

BIAYA INFRASTRUKTUR YANG

SANGAT MAHAL PENGADAANNYA / TIDAK SEMUDAH DENGAN BIAYA

LAINNYA // DEMIKIAN

DILAPORKAN / GILANG KANCANA TVRI JAWA BARAT /


(39)

39 2.3. Analisis Pelaksanaan PKL di TVRI Stasiun Jawa Barat

2.3.1. Analisis Teoritis Tentang Jurnalistik 2.3.1.1.Komunikasi

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara umum merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seorang komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Pesan maupun peristiwa atau yang biasa di sebut juga dari dunia nyata. Secara prinsip yang memotori proses komunikasi adalah komunikator dengan komunikan yang melibatkan peranan manusia dalam menjalankan proses komunikasi.

Pada dasarnya semua mahluk dimuka bumi ini selalu melakukan komunikasi. Karena komunikasi itu sangat berperan penting untuk manusia untuk melaksanakan hakikatnya sebagai mahluk sosial. Manusia tidak mungkin bisa bersosialisasi tanpa berkomunikasi. Sehingga manusia tidak akan bisa lepas dari komunikasi.

Menurut Watzlawick, Beavin dan Jakson, Rahkmat (1997 : 35) mengatakan we cannot communicate (kita tidak dapat berkomunikasi) ketika berdiam diri saja, makan, dan berdo‟apun sesungguhnya itu merupakan bagian dari komunikasi sekalipun tidak berdialog dengan orang lain.

Komunikasi merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang paling penting dan tidak akan ada seorang pun manusia di muka bumi ini yang tidak berkomunikasi. Dengan cara yang berbeda namun manusia tetap bersosialisasi dengan cara komunikasi. Sebab komunikasi merupakan indikasi dari kehidupan manusia dalam suatu komunitas. Dari sudut pandang ini, komunikasi memiliki


(40)

40 pengertian : “hubungan dan interaksi yang terjadi antara dua orang pihak atau lebih, interaksi ini terjadi karena seseorang menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk lambang-lambang tertentu yang diterima oleh pihak yang lain yang menjadi sasarannya sehingga sedikit banyak mempengaruhi sikap dan tingkah laku pihak yang dimaksud” (Maswadi Rauf dan Mappa, 1993 : 10).

Dari sisi etimologis, komunikasi berasal dari kata latin communis yang berarti sama communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah communis adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi yang merupakan dari kata-kata lainnya mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama, Mulyana (2005 : 41). Sedangkan dalam Ilmu Komunikasi, istilah komunikasi dalam bahasa inggris “communication” memiliki arti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna Effendy (2004:9).

Secara Terminologis, para ahli berusaha mendefinisikan komunikasi dari berbagai perspektif, mulai dari perspektif filsafat, sosiologi, dan psikologi. (Ujang, 2007:2). Dari perspektif filsafat, komunikasi dimaksudkan untuk mempersoalkan apakah hakikat komunikator atau komunikan, dan bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan realitas lain di alam semesta (Rakhmat, 1997:8). Dari perspektif psikologis, Havland, Jenis dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai “the process by which an individual (the communicator) transmits stimulus (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”. Artinya, proses di mana seorang individu (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dengan lambang kata-kata)


(41)

41 untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikan). Dan sedangkan dari perspektif sosiologi, Colin Cherry (1964), mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda.

Menurut Harrold D. Lasswell, dalam kaitannya dengan pemahaman komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who says What in Which Channel to Whom with what Effect ?” (Onong, 1997:10). Jika diartikan pengertian komunikasi menurut Harrold D. Lasswell yaitu : apa yang dibicarakan dari seorang komunikator (yang menyampaikan pesan) kepada seorang komunikan (yang menerima pesan). Sedangkan pesan adalah peryataan yang didukung oleh lambang. Dan efek merupakan dampak yang ditimnulkan sebagai pengaruh dari pesan yang disampaikan.

B.Jenis-jenis Komunikasi

Jenis komunikasi terdiri dari: 1. Komunikasi verbal dengan kata-kata

Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa:

a. Perbendaharaan kata-kata. Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

b. Kecepatan. Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c. Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.


(42)

42 Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,

f. Langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti. g. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena

berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.

Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. Ekspresi wajah, Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan

b. suasana emosi seseorang. Emosi juga sangat berperan saat melakukan interaksi dengan orang lain.


(43)

43 c. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya d. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat

spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

e. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

f. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan

g. perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

h. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.


(44)

44 C.Teori-teori Komunikasi

1. Teori Model Lasswell

Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel),

kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).

2. Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi

Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum.

3. Teori Informasi atau Matematis

Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver, Mathematical Theory of Communication. Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini


(45)

45 merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi. Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insinyur di sana yang berkepentingan atas penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini untuk diterapkan pada semua bentuk komunikasi. Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud adalah kabel telepon dan gelombang radio.

Latar belakang keahlian teknik dan matematik Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa


(46)

46 jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi. Penjelasan Teori Informasi Secara Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi.

4. Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory).

Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai). Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj Bajuri menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk melihatnya.

5. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk


(47)

47 mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.

Untuk mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset etnografi.

Riset Eksperimen

Riset eksperimen (experimental research) merupakan pengujian terhadap efek media dibawah kondisi yang dikontrol secara hati-hati. Walaupun penelitian yang menggunakan riset eksperimen tidak mewakili angka statistik secara keseluruhan, namun setidaknya hal ini bisa diantisipasi dengan membagi obyek penelitian ke dalam dua tipe yang berada dalam kondisi yang berbeda.


(48)

48 Riset eksperimen yang paling berpengaruh dilakukan oleh Albert Bandura dan rekan-rekannya di Stanford University pada tahun 1965. Mereka meneliti efek kekerasan yang ditimbulkan oleh tayangan sebuah film pendek terhadap anak-anak. Mereka membagi anak-anak tersebut ke dalam tiga kelompok dan menyediakan boneka Bobo Doll, sebuah boneka yang terbuat dari plastik, di setiap ruangan. Kelompok pertama melihat tayangan yang berisi adegan kekerasan berulang-ulang, kelompok kedua hanya melihat sebentar dan kelompok ketiga tidak melihat sama sekali.

Ternyata setelah menonton, kelompok pertama cenderung lebih agresif dengan melakukan tindakan vandalisme terhadap boneka Bobo Doll dibandingkan dengan kelompok kedua dan ketiga. Hal ini membuktikan bahwa media massa memiliki peran membentuk karakter khalayaknya.

Kelemahan metode ini adalah berkaitan dengan generalisasi dari hasil penelitian, karena sampel yang diteliti sangat sedikit, sehingga sering muncul pertanyaan mengenai tingkat kemampuannya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata (generalizability). Kelemahan ini kemudian sering diusahan untuk diminimalisir dengan pembuatan kondisi yang dibuat serupa mungkin dengan keadaan di dunia nyata atau yang biasa dikenal sebagai ecological validity Straubhaar dan Larose, 1997:415).

Survey

Metode survey sangat populer dewasa ini, terutama kemanfaatannya untuk dimanfaatkan sebagai metode dasar dalam polling mengenai opini publik. Metode survey lebih memiliki kemampuan dalam generalisasi terhadap hasil riset


(49)

49 daripada riset eksperimen karena sampelnya yang lebih representatif dari populasi yang lebih besar. Selain itu, survey dapat mengungkap lebih banyak faktor daripada manipulasi eksperimen, seperti larangan untuk menonton tayangan kekerasan seksual di televisi dan faktor agama. Hal ini akan diperjelas dengan contoh berikut.

Riset Ethnografi

Riset etnografi (ethnografic research) mencoba melihat efek media secara lebih alamiah dalam waktu dan tempat tertentu. Metode ini berasal dari antropologi yang melihat media massa dan khalayak secara menyeluruh (holistic), sehingga tentu saja relatif membutuhkan waktu yang lama dalam aplikasi penelitian.

6. Teori Agenda Setting

Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat. 7. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem


(50)

50 informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.

b. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.

c. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.

8. Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1) Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur


(51)

51 masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media dan (8) perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi (10) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula (11) struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.

9. Teori The Spiral of Silence

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.

10.Teori Konstruksi sosial media massa

Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat.


(52)

52 Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.

11.Teori Difusi Inovasi

Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu lama.

Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi–mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn, 1996:336).

12.Teori Kultivasi

Program penelitian teoritis lain yang berhubungan dengan hasil sosiokultural komunikasi massa dilakukan George Garbner dan teman-temannya. Peneliti ini percaya bahwa karena televisi adalah pengalaman bersama dari semua orang, dan


(53)

53 mempunyai pengaruh memberikan jalan bersama dalam memandang dunia. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya, beritanya, dan acara lain membawa dunia yang relatif koheren dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah. Televisi mengolah dari awal kelahiran predisposisi yang sama dan pilihan yang biasa diperoleh dari sumber primer lainnya. Hambatan sejarah yang turun temurun yaitu melek huruf dan mobilitas teratasi dengan keberadaan televisi. Televisi telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi sehari-hari (kebanyakan dalam bentuk hiburan) dari populasi heterogen yang lainnya. Pola berulang dari pesan-pesan dan kesan yang diproduksi massal dari televisi membentuk arus utama dari lingkungan simbolis umum.

Garbner menamakan proses ini sebagai cultivation (kultivasi), karena televisi dipercaya dapat berperan sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan. Teori kultivasi sangat menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi telah mendapatkan tempat yang sedemikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996:254).


(54)

54 2.3.1.2.Jurnalistik

a. Pengertian Jurnalistik

Kegiatan Jurnalistik (journalistic) sebenarnya sudah lama di kenal oleh manusia di dunia ini.karena tanpa kita sadari kegiatan Jurnalistik selalu hadir dan ada di tengah–tengah masyarakat, sejalan dengan kegiatan pergaulan hidup nya yang dinamis, terutama sekali dalam masyarakat Modern sekarang ini.

Dalam perjalanannya, Jurnalistik sebagai suatu disiplin ilmu telah mengalami perkembangan yang hebat. Di mulai dari jaman jayanya kerajaan Romawi Kuno saat di bawah kekuasaan Raja Julius Caesar. Pada masa itu kegiatan Jurnalistik di lakukan oleh para budak belian yang di suruh oleh majikannya untuk mengutip informasi tentang segala peristiwa hari itu yang berkaitan dengan status atau kegiatan usaha majikannya dan di beritakan dalam acta diurna (rangkaian kata hari itu) yang di pasang di Forum Romanum (Stadion Romawi).

Kata jurnal sendiri berasal dari bahasa Prancis, journal yang berarti catatan harian.hampir sama bunyi ucapannya dengan kata yang di temukan pada bahasa Latin, diurna. yang mengandung arti hari ini. Adapun kata istik merujuk kepada masalah Estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan yang di maksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan keterampilan dengan menggunakan yang di perlukan seperti, kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan dan musik (Pringgodigdo, 1973 : 383).

Dengan demikian secara Etimologi, Jurnalistik dapat di artikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari–hari, karya yang


(55)

55 mana memiliki kaindahan dan dapat menarik perhatian khalayak sehingga dapat di nikmati dan di manfaatkan untuk kebutuhan hidup.

Menurut Astrid S. Susanto dalam bukunya, komunikasi massa (1986:73) Jurnalistik adalah sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Begitu pula dengan Onong Uchana Effendy (1981:102) yang mengatakan bahwa Jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai dengan penyebaran kepada masyarakat. Dan lebih ringkas lagi Djen Amar (1984:30) mendefinisikan Jurnalistik sebagai kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.

Secara umum Jurnalistik dapat di artikan sebagai teknik mengolah berita, mulai dari mencari berita sampai dengan menyebarkankannya kepada khalayak yang membutuhkan.segala sesuatu yang dianggap menarik dan penting untuk khalayak, bisa di jadikan bahan berita untuk di sebarluaskan kepada masyarakat, dengan menggunakan sebuah media. Seperti yang di ungkapkan oleh Sumadiria, dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Jurnalistik adalah:

Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak dengan secepat-cepatnya (Sumadiria,2005;3)”.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Jurnalistik adalah sebuah proses pencarian berita sampai berita tersebut disebarluaskan kepada khalayak


(56)

56 dengan menggunakan media berkala. Terkait dengan hubungan antara jurnalistik dan pers, kita harus mengetahui dulu apa arti dari pers itu sendiri. Adapun istilah pers adalah berasal dari istilah asing. Yang pada aslinya adalah di tulis dengan kata press, yang berarti „percetakan‟atau „mesin cetak‟. Mesin cetak inilah yang memungkinkan untuk terbitnya sebuah surat kabar, sehingga orang–orang mengatakan pers itu adalah surat kabar. Dari gambaran tersebut kita dapat memahami adanya dua pengertian umum dari pers. Yang pertama, arti pers secara sempit adalah “Persurat kabaran yang menjalankan kegiatan Jurnalistik”. Sedangkan yang kedua, arti pers secara luas adalah “Suatu lembaga kemasyarakatan yang menjalankan kegiatan Jurnalistik”. Hubungan antara pers dan jurnalistik menurut Suhandang didalam bukunya Pengantar Jurnalistik, Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik, Pers dan Jurnalistik secara luas adalah:

Merupakan suatu kesatuan (Institusi) yang bergerak dalam bidang penyiaran informasi, hiburan, keterangan dan penerangan tadi dengan maksud muntuk memenuhi kebutuhan hati nurani manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari (Suhandang, 2004;40)”.

Oleh karena itu, kalau berbicara mengenai pers mau tidak mau kita harus pula mempelajari ilmu tentang Jurnalistik. Dengan kata lain, pers sangat erat hubungannya dengan Jurnalistik. Pers sebagai media komunikasi massa tidak akan berguna apabila semua sajiannya sangat jauh dari prinsi-prinsip


(57)

57 Jurnalistik.seperti juga di kemukakan oleh Effendy, dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Pers adalah :

Lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan jurnalistik dapat di ibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena ia berwujud, konkret, nyata; oleh karena itu ia dapat di beri nama. Sedangkan jurnalistik adalah aspek jiwa, karena ia abstrak, merupakan kegiatan, daya hidup, menghidupi aspek pers. (Effendy, 2003;90)”.

Dari pengertian di atas, dapat dikatakan pers merupakan suatu kesatuan, pers tidak mungkin dapat beroperasi tanpa jurnalistik, dan sebaliknya jurnalistik tidak akan membuat suatu karya berita tanpa adanya pers.

b. Bentuk Jurnalistik

Jurnalistik Media Cetak

Jurnalistik Media Cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan.

Jurnalistik Media Elektronik Auditif

Jurnalistik Media Elekrtonik Auditif atau Jurnalis radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat, dan paragraf secara efektif dan


(58)

58 komunikatif. Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima. Fisikal, erat kaitannya dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak dalam menyerap dan mencerna setiap pesan kita atau kalimat yang disampaikan.

Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual

Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual, atau Jurnalistik televisi siaran, merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif,. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas, suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima dirumah-rumah. Dramatikal, berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

c. Produk Jurnalistik Tajuk Rencana

Adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, dan kontroversial yang berkembang dalam masyarakat.


(59)

59 Karikatural

Adalah representasi sikap atau karakter seorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana kritik sosial dan politik.(dalam Encyclopedia of Art).

Pojok

Adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik arau kontroversial. Untuk kemudian dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan adakalnya reflektif.

Artikel

Adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu, mempengaruhi dan meyakinkan, atau menghibur khalayak pembaca. Artikel ada beberapa macam yaitu:

o Artikel praktis

Lebih menekankan pada aspek ketelitian dan keterampilan daripada masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa. Misalnya cara praktis merawat tanaman bonsai, langkah mudah membersihkan kuku, dan lain-lain

o Artikel ringan

Lazim ditemukan pada rubrik anak-anak, remaja, wanita, keluarga. Biasanya selalu mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara penyajian yang


(60)

60 ringan pula. Dalam arti tidak menguras pikiran kita. Seperti kiat sukses belajar, ciri-ciri wanita setia, cara-cara menaklukan hati laki-laki idaman, dan lain-lain. o Artikel halaman opini

Selalu ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan opini yang lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Selalu mengupas suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merajuk pada pendekatan analisis akademis.

o Artikel analisis ahli

Biasanya selalu ditempatkan di halaman muka, halaman berita, atau halaman dan rubrik-rubrik khusus tertentu. Artikel jenis ini ditulis oleh para ahli atau pakar dibidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif. Topik yang dibahas macam misalnya masalah ekonomi, politik, pendidikan, sosial, agama, budaya, industri dan lain-lain.

Kolom

Adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat.

Surat Pembaca

Adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca dan dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca. Dalam rubrik ini, pembaca boleh menuliskan apa saja dan ditinjukan kepada siapa saja, syaratnya pembaca harus menyertakan fotocopy KTP atau identitas lain yang masih berlaku.


(1)

72


(2)

73


(3)

74


(4)

(5)

76


(6)