PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI PEMBIAYAAN MACET PADA PRODUK MURABAHAH DI BPRS GALA MITRA ABADI PURWODADI

  

PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI PEMBIAYAAN

MACET PADA PRODUK MURABAHAH DI BPRS GALA

MITRA ABADI PURWODADI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

DISUSUN OLEH

MUTHIATURROHMAH

NIM 201-13-022

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, Tugas Akhir saudara: Nama : Muthiaturrohmah NIM : 20113022 Jurusan : DIII Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Judul : PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI

  PEMBIAYAAN MACET PADA PRODUK MURABAHAH DI BPRS GALA MITRA ABADI PURWODADI.

  Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Tugas Akhir. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Salatiga, 15 Agustus 2016 Pembimbing Dr. Anton Bawono, M.Si NIP. 19740320200312 1 001

KEMENTRIAN AGAMA RI

  Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga Telp. (0298) 323706 Website :E-mail:administrasi@iainsalatiga.ac.id

  PENGESAHAN PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI PEMBIAYAAN MACET PADA PRODUK MURABAHAH DI BPRS GALA MITRA ABADI PURWODADI

DISUSUN OLEH

MUTHIATURROHMAH NIM 20113022

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Tanggal 7 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Anton Bawono, M.Si Sekretaris Penguji : Qi Mangku Bahjatullah, M.SI Penguji I : Dr. A. Mifdlol Muthohar, M.SI Penguji II : Fetria eka Yudiana, M.Si

  Salatiga, 7 September 2016 Dekan FEBI IAIN Salatiga Dr. Anton Bawono, M.Si NIP: 19740320200312 1 001 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muthiaturrohmah Nim : 201-13-022 Jurusan : Perbankan Syariah D3 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Judul Tugas Akhir : PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI

  PEMBIAYAAN MACET PADA PRODUK MURABAHAH DI BPRS GALA MITRA ABADI PURWODADI.

  Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

  Salatiga, 15 Agustus 2016 Penulis Muthiaturrohmah NIM. 201-13-022 PERSEMBAHAN Tugas akhir ini kupersembahkan kepada: 1.

  Allah SWT atas segala nikmat yang dianugerahkan.

  2. Wakil kedua Orang Tuaku (Pakde dan Budhe), yang selalu memberikan doa, dorongan, semangat dan kasih sayang dalam bentuk apapun tanpa meminta suatu balasan, karena ketulusan hati dan uluran tangan mereka sangat berarti bagi penulis.

  3. Saudara-Saudaraku (kakak dan adik), yang telah membantu dalam kelancaran penulisan tugas akhir ini.

  4. Teman-teman DIII Perbankan syariah IAIN Salatiga atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

  5. Almamater IAIN Salatiga.

  MOTTO 1. Mendapatkan uang seperti menggali dengan jarum. Menghabiskan uang seperti air meresap kepasir (Mario Teguh).

2. Berlaku hemat (ekonomis) itu adalah separuh dari kehidupan 3.

  Kehidupan tidakakan berubah menjadi lebih baik jika kita hanya berharap, harus dilanjutkan dengan semangat juang, kerjakeras dan tujuan hidup yang jelas (Mario Teguh).

  KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayahNya kepada kita, shalawat serta salam selalu kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Problematika dan Cara

  Mengatasi Pembiyaan Macet pada Produk murabahah Di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi”.

  Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli Madya pada Diploma III Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Terwujudnya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, arahan maupun bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

  1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan dalam Tugas Akhir ini 2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  3. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, Sekaligus pembimbing dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

  4. Drs. H. Alfred L,.M.Si. selaku Kepala Jurusan Perbankan Syariah Diploma III.

  5. Ahmad Saiful Annas, S.Pd, Selaku Direktur di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi, beserta seluruh karyawan yang memberikan kesempatan penulis untuk melakukan kegiatan magang dan penulisan Tugas Akhir.

  6. Kedua orang tua yang selalu menjadi semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir.

  7. Wakil kedua orang tua yang selalu mendorong dan memberikan semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir.

  8. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah DIII.

  9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis sadar bahwa tidak ada sesuatupun yang sempurna kecuali ALLAH SWT. Oleh karena itu dengan besar hati bagi penulis untuk menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun agar menjadi lebih baik. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 15 Agustus 2016 Penulis Muthiaturrohmah ABSTRAK Muthiaturrohmah, 2016. Problematikadan Cara Mengatasi Pembiayaan Macet

  pada Produk Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi . Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  Jurusan Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si. Kata kunci: Pembiayaan, Pembiayaan macet dan Murabahah.

  Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya, Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui prosedur pembiayaan murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi (2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan macet pada produk murabahah dan (3) Untuk mengatahui cara mengatasi pembiayaan macet pada produk murabahah. Penelitian ini menggunakan data kualitatif, jenis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu metode yang memiliki kelebihan adanya fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah penelitian. Desktiptif kualitatif diuraikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian perusahaan (Hikmat, 2011: 37).

  Kesimpulan penelitian ini adalah prosedur pembiayaan murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi purwodadi antara lain: Pengajuan proposal, survey lokasi usaha dan lokasi tempat tinggal, dan pencairan. Faktor-faktor terjadinya pembiayaan macet pada produk murabahah terjadi karena 2 faktor, antara lain : Faktor nasabah dan faktor dari bank. Faktor nasabah terdapat dua unsur yaitu unsur kesengajaan yang meliputi kecerobohan nasabah dan pembiayaan di bank lain. Sedangkan dari unsur ketidaksengajaan meliputi nasabah mengalami kematian, musibah, penipuan maupun penyakit, serta kemampuan membayar tidak ada. Faktor dari bank sendiri meliputi analisa yang kurang akurat, jangka waktu pembiayaan terlalu lama dan AO dikejar target. Adapun cara mengatasi pembiayaan macet murabahah dengan cara persuasif, jalur hukum dan asuransi.

  DAFTAR GAMBAR

  2.1. Skema Alur Pembiayaan Murabahah..................................................... 36

  3.1. Struktur Organisasi BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi..................... 42

  4.1. Tabel pemberian surat peringatan pada pembiayaan macet…………… 58

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN................................................................... iv LEMBAR PERSEMBAHAN................................................................. v LEMBAR MOTTO................................................................................ vi KATA PENGANTAR............................................................................ vii ABSTRAK.............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR.............................................................................. x DAFTAR ISI.......................................................................................... xi

  16 1. Pengertian Pembiayaan..........................................................

  25 7. Pengamanan Pembiayaan.....................................................

  24 6. Aspek-Aspek Analisis Pembiayaan......................................

  21 5. Prosedur Analisis Pembiayaan...............................................

  20 4. Prinsip-Prinsip Analisis Pembiayaan.....................................

  19 3. Produk Pembiayaan Bank Syariah.........................................

  16 2. Tujuan Pembiayaan................................................................

  14 B. Kerangkateori............................................................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................

  11 BAB II LANDASAN TEORI A. TelaahPustaka............................................................................

  10 G. Sistematika Penulisan.................................................................

  8 F. Penegasan Istilah........................................................................

  7 E. Metode Penelitian.......................................................................

  7 D. Kegunaan Penelitian...................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah.......................................................................

  26

  8.

  27 Pengertian Pembiayan Macet................................................

  9.

  28 Faktor Penyebab Pembiayaan Macet....................................

  10.

  29 Penyelamatan Terhadap Pembiayaan Macet........................

  11.

  29 Pembiayaan Murabahah.......................................................

  12.

  30 Pembiayaan Atas Dasar Akad Murabahah..........................

  13.

  31 Pengertian Murabahah.........................................................

  14.

  32 LandasanSyariah.................................................................

  15.

  32 Syarat Murabahah................................................................

  16.

  33 RukunAkadMurabahah......................................................

  17.

  33 Transaksi Murabahah...........................................................

  18.

  34 Teknis Perbankan.................................................................

  19.

  34 Manfaat Pembiayaan Murabahah.........................................

  20.

  36 Alur Pembiayaan Murabahah...............................................

  BAB III LAPORAN OBYEK A.

  38 Gambaran Umum BPRS Gala Mitra Abadi.............................

  B.

  48 Data-Data Deskriptif................................................................

  BAB IV ANALISIS A.

  53 Prosedur Pembiayaan Murabahah...........................................

  B.

  Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pembiaayaan Macet Pada Produk Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi.....................

  55 C. Cara Mengatasi Pembiayaan Macet pada Produk Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi.........................................................

  58 BAB V PENUTUP A.

  61 Kesimpulan..............................................................................

  B.

  63 Saran........................................................................................ DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Perbankan

  adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (pasal 1 angka 1). Sedangkan yang dimaksud dengan Bank ialah berupa badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2). Namun ditinjau dari sudut pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih bersifat umum sehingga belum sampai pada kesimpulan apakah jenis kegiatan usaha yang dilakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau haram. Karena itu untuk menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan, maka dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip-prinsip syariah.

  Lembaga perbankan yang kegiatan usahanya berdasarkan pada prinsip- prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai perbankan syariah (Susanto, 2008: 17). Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Islam lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dan riba, kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam (Muhammad, 2014: 3).

  Bank syariah ialah bank yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik, antara lain sebagai berikut: 1.

  Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya 2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money) 3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas 4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif 5. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang 6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad (Muhammad, 2014: 5).

  Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan prinsip syariah. Suatu perbankan dikatakan sebagai prinsip syariah karena mengacu pada prinsip syariah yang mengatur perjanjian berdasarkan hukum Islam. Dalam hukum Islam, yang menjadi sumber hukum adalah Al-

  Qur’an dan Sunnah (Susanto, 2008: 13).

  Sesuai dengan perkembangan industry perbankan, maka Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, Bank Perkreditan Rakyat disempurnakan dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang BPR yang berdasarkan prinsip syariah atau dengan kata lain Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Wiroso, 2005: 2).

  Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya (Dahlan, 2012: 102). Tujuan BPR Syariah adalah selain untuk menghindari praktik riba dan jenis transaksi yang diharamkan lainnya, dan juga untuk mengamalkan prinsip syariah dalam perbankan. Dengan mengamalkan prinsip-prinsip syariah, diharapkan lembaga perbankan dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, terutama dalam kehidupan ekonomi sebagai berikut:

  1. Mensejahterakan ekonomi Ummat, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan.

  2. Menambah lapangan kerja terutama ditingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.

  3. Membina Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas hidup yang memadai (Susanto, 2008: 181).

  Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar. hampir semua sektor yang behubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa Bank. saat ini dan dimasa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan (Kasmir, 2008: 2).

  Perbankan di Indonesia makin diramaikan dengan adanya perbankan syariah yang menawarkan produk keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda dibanding bank konvensional yang sudah lama ada. Perbankan syariah pada awalnya berkembang secara perlahan, kemudian mulai menunjukkan perkembangannya secara pesat sampai sekarang, didukung dengan penduduknya adalah muslim, besarnya populasi muslim memberikan ruang yang cukup lebar bagi perbankan syariah.

  Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sendiri, melainkan dengan dana orang lain, baik dengan menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan maupun dengan menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan. Islam mempunyai hukum sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu melalui akad-akad bagi hasil sebagai metode pemenuhan kebutuhan permodalan dan akad-akad jual beli untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan (Arifin, 2002: 19).

  Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil (Dahlan, 2012: 162).

  Pembiayaan Perbankan syariah mempunyai peranan penting terutama untuk menyalurkan dana kepada masyarakat, untuk menghadapi masalah dan atau modal kerja terutama untuk sektor usaha menengah kebawah yang mempunyai masalah permodalan. Untuk menjalankan kegiatan usahanya guna meningkatkan pendapatan (Buana, 2014: 3).

  Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, terkadang masyarakat tidak cukup dana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, oleh karena itu semakin berkembangnya dunia perbankan tentu mengharapkan kesejahteraan masyarakat dalam roda perekonomiannya (Misbakhul Munir, 2009: 1).

  Pembiayaan Murabahah adalah penyaluran dana atau tagihan oleh bank syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar harga pokok ditambah margin/keuntungan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah yang harus membayar sesuai dengan akad. Saat ini jenis transaksi

  

murabahah sangat dominan dijalankan oleh lembaga keuangan syariah,

  Baik Bank Umum Syariah maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (Wiroso, 2005: 11).

  Dalam menyalurkan dana kepada masyarakat untuk menambah modal guna kelancaran usaha yang dijalankannya, maka pihak perbankan memberikan kebijakan dan pengelolaan diantaranya dengan adanya berbagai fasilitas pembiayaan yang ditawarkan kepada masyarakat untuk memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang bervariasi dan pembagian hasil yang ditetapkan serta prosedur dalam pemberian pembiayaan yang tidak membingungkan nasabahnya, akan tetapi perbankan tidak mudah dalam pemberian fasilitas pembiayaan, karena perbankan harus mengenal nasabahnya, salah satu contohnya adalah perbankan sangat memperhatikan segi sosial dan segi ekonomi nasabah dalam pemberian fasilitas pembiayaan (Buana, 2014: 4). Tujuan dari prosedur pemberian pembiayaan adalah untuk memastikan kelayakan suatu pembiayaan diterima atau di tolak (Kasmir, 2004: 95). Dalam pelaksanaan pemberian pembiayaan hampir setiap bank mengalami masalah-masalah umum yang harus dipecahkan, maupun mengalami faktor-faktor yang dapat menyebabkan pembiayaan menjadi macet, karena nasabah satu dengan nasabah lain tentu memiliki permasalahan yang sangat spesifik berbeda, untuk itu diperlukan penanganan dan pendekatan secara berbeda pula (Buana, 2014: 4).

  Dari uraian di Atas merupakan alasan penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul Problematika dan Cara Mengatasi Pembiayaan Macet pada Produk Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana prosedur pembiayaan murabahah pada BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi? 2. Faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan macet pada produk murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi?

  3. Bagaimana cara mengatasi pembiayaan macet pada produk murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui prosedur yang diterapkan BPRS Gala Mitra Abadi purwodadi pada pembiayaan murabahah.

  2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pembiayaan macet pada produk murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi.

  3. Untuk mengetahui cara-cara maupun solusi yang dilakukan BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi dalam pembiayaan macet pada produk murabahah.

D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan produk pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi selain itu kegunaan penelitian ini adalah:

  1. Bagi penulis a.

  Sebagai tolak ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan serta mempraktekkan teori-teori dari mata kuliah yang pernah diberikan.

  b.

  Sebagai syarat dalam menempuh ujian akhir jurusan DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga untuk mendapatkan gelar A.Md.

  2. Bagi pihak IAIN Salatiga a.

  Menambah referensi untuk mahasiswa setelah penulis melakukanpenelitian dan pengamatan.

  b.

  Dapat bekerjasama serta menciptakan hubungan baik antara kedua belah pihak sehingga membantu terbentuknya lapangan pekerjaan.

  3. Bagi pihak BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi Untuk menjaga citra baik sebuah Bank itu sendiri terhadap masalah-masalah yang terkait.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu metode yang memiliki kelebihan adanya fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah penelitian. Desktiptif kualitatif diuraikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian perusahaan (Hikmat, 2011: 37).

  Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

  a.

  Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati.

  b.

  Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, buku- buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.

2. Tehnik Pengumpulan Data a.

  Observasi Observasi adalah pengamatan, perhatian atau pengawasan.

  Metode pengumpulan data dengan observasi adalah mengumpulkan data atau menjaring data dengan melakukan pengamatan terhadap subyek dan obyek penelitian secara seksama dan sistematis (Supardi, 2005: 136).

  b.

  Wawancara Wawancara adalah Tanya jawab atau pertemuan dengan seseorang untuk suatu pembicaraan. metode wawancara merupakan proses memperoleh suatu fakta atau data dengan melakukan komunikasi langsung (Tanya jawab dengan lisan) dengan responden penelitian. (Supardi, 2005: 121).

F. Penegasan Istilah 1.

  Problematika Problematika adalah suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan, masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan diambil hari selasa, 28 juni 2016).

  2. Pembiayaan Macet Pembiayaan macet adalah suatu gambaran situasi, dimana persetujuan pengambilan pinjaman mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju/mengalami kerugian yang potensial, keberadaan pembiayaan bermasalah dalam jumlah yang tinggi akan menimbulkan kesulitan sekaligus akan menurunkan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan bermasalah.html# diambil hari Selasa, 28 Juni 2016).

  3. Murabahah

  Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

  keuntungan yang disepakati, dalam bai al murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan (Antonio, 2001: 101).

G. Sistematika Penulisan

  Merujuk pada semua yang dituliskan diatas metode yang digunakan serta dalam rangka memudahkan Tugas Akhir, maka pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) bab yang disusun sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan Masalah, Kegunaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. A. Latar Belakang Latar belakang ini menguraikan latar belakang masalah yang berisi gambaran tentang murabahah yang merupakan produk yang paling banyak diminati pada BPRS Gala Mitra Abadi.

  B.

  Rumusan Masalah Menguraikan tentang pokok permasalahan yang akan dibahas. sehingga dalam penerapan isi yang dibahas lebih runtun sesuai rumusan masalah yang dibuat.

  C.

  Tujuan Penelitian Menguraikan tentang tujuan yang akan dicapai sebagai pemecahan masalah.

  D.

  Kegunaan Penelitian Menguraikan tentang kegunaan yang merupakan hal yang dapat di ambil oleh berbagai pihak. E.

  Metode Penelitian Menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian atau penerapannya. Sehingga metode yang digunakan lebih mudah dipahami pembaca.

  F.

  Sistematika Penulisan Rancangan atau penulisan tugas akhir agar sesuai dengan sistematikanya.

  BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa pendapat dari penelitian-penelitian sebelumnya dan teori-teori yang mendukung terhadap analisa penulis.

  A.

  Telaah Pustaka Telaah pustaka ini berisikan tentang membandingkan pemikiran tokoh atau hasil penelitian yang berhubungan dengan judul tugas akhir penulis saat ini.

  B.

  Kerangka Teoritik Teori-teori yang mendukung terhadap analisa penulis yang diperoleh dari buku referensi. BAB III LAPORAN OBJEK Bab ini menjelaskan bagaimana gambaran umum seperti sejarah, visi dan misi, produk, struktur organisasi dan data deskriptif dari BPRS Gala Mitra Abadi.

  A.

  Gambaran Umum Gambaran umum disini menerangkan tentang sejarah berdirinya PT.

  BPRS GALA MITRA ABADI, visi dan misi, produk, struktur organisasi dan manajemen PT. BPRS GALA MITRA ABADI.

  B.

  Data Deskriptif Data-data yang mendukung dalam mengetahui nasabah yang menggunakan jasa pembiayaan pada BPRS GALA MITRA ABADI.

  BAB IV ANALISIS Bab ini menjelaskan tentang penerapan produk pembiayaan murabahah. Analisis ini menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat lebih cenderung memilih produk pembiayaan murabahah.

  BAB V PENUTUP Memberi kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi industri perbankan pada umumnya dan BPRS GALA MITRA ABADI pada khususnya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Arsi Kurniati dalam Tugas Akhirnya yang berjudul Pembiayaan Murabahah pada PT.BPRS ARTA AMANAH UMMAT Tahun 2011 menyimpulkan bahwa untuk mengatasi pembiayaan

  bermasalah pada BPRS ARTHA UMMAT dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu upaya pencegahan dilakukan melalui customer visit dan

  telephone call and sms call. Sedangkan upaya penanggulangan dapat

  dilakukan dengan cara pembinaan dan pengawasan khusus, penagihan khusus, restrukturisasi, pengambilalihan dan eksekusi agunan, hingga penghapusan pembiayaan.

  Ana Sapta Utami dalam Tugas Akhirnya yang berjudul

  Mekanisme dan Prosedur Pembiayaan Murabahah di PT. BPRS Asad

  Tahun 2009 menyimpulkan bahwa prosedur yang di

  Alif Kendal

  gunakan BPRS Asad Alif Kendal untuk memberikan pembiayaan kepada nasabah adalah dengan mengajukan permohonan pembiayaan, setelah itu pihak bank akan melakukan pemeriksaan, persetujuan dan realisasi apabila pembiayaan telah disetujui.

  Tri Murniati dalam Tugas Akhirnya yang berjudul Prosedur

  Pemberian Pembiayaan dan Upaya Mencegah Pembiayaan Bermasalah di BMT Anda Ampel Boyolali Tahun 2012 menerangkan

  upaya-upaya yang diambil dalam menangani pembiayaan bemasalah dengan menggunakan beberapa cara yaitu upaya pencegahan (preventif) yang dilakukan BMT Anda Ampel dalam pembiayaan bermasalah adalah dengan pengawasan sebelum pencairan, yang kedua upaya penyelamatan (revitalisasi), dengan menganalisis terlebih dahulu terhadap pembiayaan macet, upaya selanjutnya yaitu memberikan teguran dan melakukan penagihan yang dilanjutkan dengan restrukturisasi dan pengalihan ke pembiayaan qordhul hasan.

  Yang terakhir melakukan upaya kuratif atau penyelesaian pembiayaan bermasalah dilakukan dengan penghapusan piutang dan pengambil alihan agunan.

  Rangga Buana dalam Tugas Akhirnya yang berjudul Analisa

  

Pembiayaan Murabahah pada Griya ib Hasanah di Bank BNI Syariah

Cabang Pembantu Ungaran Tahun 2014 menyimpulkan bahwa

  kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi kendala-kendala yang ada pada produk pembiayaan griya ib hasanah di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran yaitu lebih selektif memilih nasabah dan lebih memperhatikan data-data dengan melakukan verifikasi dan validasi yang lebih akurat.

  Ulfiyah Rujbiyah dalam Tugas Akhirnya yang berjudul

  

Analisis Pembiayaan Bermasalah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Artha Amanah Umat Ungaran Tahun 2014 menyimpulkan

  bahwa strategi pencegahan dan penyelesaian bermasalah yang dilakukan oleh bank yaitu strategi pencegahan dilakukan dengan pemilihan nasabah yang tepat melalui prinsip 5C, yaitu: character,

  capacity , capital, condition, collateral. Dan pembinaan nasabah

  dengan cara pengawasan nasabah setelah pencairan, pengawasan terhadap usaha/pekerjaan untuk nasabah dan pengawasan terhadap jaminan.

  Asri Fitri Astuti dalam tugas akhirnya yang berjudul Analisis

  Kelayakan Pembiayaan Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Sukowati Sragen Cabang Boyolali Tahun 2015

  menyimpulkan bahwa proses kelayakan pembiayaan murabahah yang telah dilakukan oleh BPRS Sukowati Sragen yaitu nasabah telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan BPRS, pengumpulan data dan investigasi oleh nasabah, Analisa pembiayaan menggunakan 5C dan tidak mengandung unsur riba, nasabah telah menerima surat pemberitahuan persetujuan piutang (SP3), nasabah menandatangani surat pengikatan pembiayaan, dan nasabah membayar biaya administrasi sebelum melakukan pencairan.

B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Pembiayaan

  Menurut M. Syafii Antonio (2001: 160), pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak pihak yang merupakan defisit unit.

  a.

  Menurut sifat penggunaannya, pembagian dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu:

  1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

  2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang dipergunakam untuk memenuhi konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

  b.

  Berdasarkan pemanfaatannya adalah: 1)

  Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

  2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas- fasilitas yang erat kaitannya dengan itu (Antonio, 2001: 161).

  Menurut UU No.7 Tahun 1992 yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil (Asiyah, 2015: 2).

  Pembiayaan (financing) merupakan istilah yang dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana dalam bank konvensional disebut dengan kredit (lending). Dalam kredit keuntungan berbasis pada bunga, sedangkan dalam pembiayaan

  

(financing) berbasis pada keuntungan riil yang di kehendaki

(Margin) ataupun bagi hasil (Profit sharing). Pembiayaan adalah

  penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a.

  Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

  b.

  Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

  c.

  Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishn

  a‟.

  d.

  Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank syariah dan atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan / diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil (Dahlan, 2012: 162).

2. Tujuan Pembiayaan

  Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah, Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stakeholder, antara lain sebagai berikut: a.

  Pemilik Dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dan yang ditanamkan pada bank tersebut.

  b.

  Pegawai Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.

  c.

  Masyarakat 1)

  Pemilik dana Sebagaimana pemilik, mereka mengharapkan dari dana yang diinvestasikanakan diperoleh bagi hasil.

  2) Debitur yang bersangkutan

  Para debitur, dengan penyediaan dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkan (pembiayaan konsumtif).

  3) Masyarakat umumnya-konsumen

  Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya.

  d.

  Pemerintah Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan Negara, disamping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan).

  e.

  Bank Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya (Muhamad, 2014: 303).

3. Produk Pembiayaan Bank Syariah

  Pada dasarnya produk pembiayaan bank syariah dibagi menjadi tiga yaitu: a.

  Pembiayaan modal kerja syariah Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha berdasarkan prinsip syariah.

  b.

  Pembiayaan investasi syariah Pembiayaan investasi syariah adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal atau capital goods beserta semua fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

  c.

  Pembiayaan konsumtif syariah Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, biasanya kebutuhan konsumtif yang di cover oleh bank syariah adalah kebutuhan dasar seperti pembelian rumah untuk dihuni dan kendaraan untuk dipakai (Fetria, 2014: 36).

4. Prinsip-Prinsip Analisis Pembiayaan

  Menurut Kasmir (2013: 95), kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

  Menurut Asiyah (2015: 80), prinsip analisis pembiayaan merupakan pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank syariah pada saat melakukan analisa pembiayaan. Diantaranya adalah: a.

  Character

  Character adalah sifat atau karakter nasabah pengambil

  pembiayaan, hal ini yang perlu ditekankan pada nasabah di bank syariah adalah bagaimana sifat amanah, jujur, kepercayaan seorang nasabah. b.

  Capacity

  Capacity adalah kemampuan nasabah untuk

  menjalankan usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat mengembalikan pinjaman/pembiayaan dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon mudharib mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya (Asiyah, 2015: 81).

  c.

  Capital adalah besarnya modal yang diperlukan

  Capital

  peminjam. Hal ini juga termasuk struktur modal kinerja hasil dari modal bila debiturnya merupakan perusahaan dan segi pendapatan jika debiturnya merupakan perorangan. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan (Asiyah, 2015: 82).

  d.

  Collateral

  Collateral adalah jaminan yang telah dimiliki yang

  diberikan peminjam kepada bank. Penilaian terhadap collateral meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya (Asiyah, 2015: 83). e.

  Condition of economy

  Condition of economy adalah keadaan meliputi

  kebijakan pemerintah, politik, segi budaya yang mempengaruhi perekonomian (Asiyah, 2015: 84).

  Sedangkan penilaian dengan 7P adalah sebagai berikut: a. Personality

  Personality yaitu menilai sifat-sifat kepribadian calon

  nasabah, perilaku sehari-hari dan masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi nasabah.

  b.

  Party

  Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam

  klasifikasi tertentu berdasarkan modal loyalitas serta karakternya pengusaha atas atau bawah untuk pengawasan pembiayaan jelas berbeda dalam jumlahnya. sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongkan tertentu dan akan mendapat fasilitas pembiayaan yang berbeda pula.

  c.

  Purpose

  Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam

  mengambil pembiayaan, termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan. Tujuan pengambilan pembiayaan dapat bermacam- macam tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan tujuan produktif. d.

  Prospect

  Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa

  yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

  e.

  Payment

  Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah

  mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan yang diperolehnya.

  f.

  Profitability

  Profitability diukur dari periode apakah akan semakin

  meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

  g.

  Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit

  Protection

  yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindingan.perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi (Kasmir, 2013: 96).

5. Prosedur Analisis Pembiayaan a.

  Berkas dan pencatatan b. Data pokok dan analisis pendahuluan

  1) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan

  2) Rencana pembelian, produksi dan penjualan

  3) Jaminan

  4) Laporan keuangan

5) Data kualitatif dari calon debitur.

  c.

  Penelitian data d. Penelitian atas realisasi usaha e. Penelitian atas rencana usaha f. Penelitian dan penilaian barang jaminan g.

  Laporan keuangan dan penelitiannya (Asiyah, 2015: 88).

6. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan a.

  Aspek yuridis Di dalam aspek yuridis diberikan batasan untuk memudahkan pelaksanaan analisis yaitu: melalui penelitian terhadap legalitas pendirian perusahaan (badan usaha), legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan dan legalitas barang jaminan.

  b.

  Aspek pemasaran Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam aspek pemasaran, antara lain: Produk atau jasa yang di pasarkan dan penentuan volume atau rencana pemasaran produk c. Aspek manajemen dan organisasi

  Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer yang bertugas mengelola usaha. d.

  Aspek Teknis Lingkup aspek teknis dalam analisis pembiayaan adalah menilai apakah barang yang diproduksi customer dapat dibuat dengan kualitas yang baik dan dengan biaya produksi yang rendah, sehingga laku dijual dan menguntungkan.

  e.

  Aspek keuangan Evaluasi kondisi keuangan calon debitur dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan berupa neraca dan rugi laba perusahaan, analisis rasio keuangan, dan proyeksi arus kas calon debitur bank.

  f.

  Aspek Jaminan Jaminan dalam KUH perdata merupakan sebagian dari prinsip hukum jaminan dalam rangka utang piutang di masyarakat (Asiyah, 2015: 89).

7. Pengamanan Pembiayaan

  Pembiayaan di bank syariah tidak selamanya dapat berjalan lancar, namun juga timbul pembiayaan yang bermasalah, jika terdapat pembiayaan bermasalah, maka perlu dilakukan upaya pengamanan pembiayaan baik sebelum maupun sesudah realisasi pembiayaan diberikan.

  Pengamanan pembiayaan di bank syariah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Sebelum realisasi pembiayaan Dalam tahapan ini berdasarkan persetujuan nasabah diatas, bank melakukan penutupan asuransi dan atau pengikatan agunan (jika diperlukan). setelah ini selesai, baru pembiayaan dapat dicairkan.

  b.