KONSEP POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM (TELAAH HADIS TENTANG LARANGAN POLIGAMI)
KONSEP POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM
(TELAAH HADIS TENTANG LARANGAN POLIGAMI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
RIF’ATUL MUNAWAROH
NIM 211 11 021
JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI ’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
MOTTO
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena Allah SWT”
“Ojo rumongso iso, nanging isoho rumongso” (M. Chazim)
“Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tunai. Karena curahan hujan tidak
memilih- milih apakah pohon apel atau hanya semak belukar” (Wira Sagala)
“ Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran
dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan
hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari
firman Allah)” (Q.S. Al-Baqarah: 269)
“Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan
dan yang tak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya” (Sabda Nabi SAW)
“..kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak,
mata yang akanmenatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat
keatas,lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan
bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa..” -5 cm
PERSEMBAHAN
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
Bacalah,Tuhanmulah yang maha mulia
Yang mengajarkan manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang diketahuinya (QS.Al- ‘Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?(QS.Ar-
Rahman:13)
Ya Kariim,
Waktu yang telah ku jalani dengan jalan hidup yang telah menjadi takdirku,
sedih, bahagia, dan bertemu dengan orang-orang yang banyak mempberikan
inspirasi, semangat, dukungan, dan sejuta pengalam bagiku, memberikan warna-
warni kehidupan di hidupku. Aku bersujud kepadaMu, engkau yang telah
menghendakiku sampai di penghujung awal perjuanganku. Segala puji bagi
Engkau Ya Karim.
Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillahirabbil’alamin..Sujud syukur ku persembahkan kepada Engkau Tuhan yang Maha Agung, Maha Bijaksana nan Maha Tinggi, Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirMu kepadaku sehingga engkau jadikan hambamu manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjaladi kehidupan di dunia ini. Semoga keberhasilan ini mendajdi suatu langkah awal bagi hambamu untuk meraih cita-citaku. Amiin.
Lantunan Alfatihah dan sholawat teriring dalam doaku, dalam syukur yang tiada terkira. Terima kasihku untukmu. Kupersembahkan karya kecil ini untuk ibunda dan ayah tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberikanku semangat, doa dan dorongan serta nasehat tak lupa juga kasih dan sayang, pengorbanan yang tak akan pernah tergantikan hingga aku selalu termotivasi untuk kuat menjalani segala rintangan. Ibu.. ayah.. terimalah kado ini sebagai
bukti kecil keseriusanku untuk membalas segala pengorbananmu yang ikhlas
tanpa kenal lelah. Maafkanlah ananda yang masih saja menyusahkanmu Ibu..
Ayah..
Terimakasih untukmu.. Ibu (JUNDARIYAH).. Ayah (AHMAD SUMIDIN).. ananda
selalu menyayangimu.
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semuanya kucapai, ‘insyaallah dengan dukungan kalian dan atas doa dan restu kalian semua mimpi itu akan terjawab dimasa yang akan datang, dimasa yang penuh dengan kehangatan dan kedamaian nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasihku kepada:
Kakakku (Muhammad Khabib) dan adikku (Muhammad Zakaria Abdul Latif). Kepada teman-teman seperjuanganku khususnya rekan- rekan AS “11” yang tak bisa tersebutkan satu persatu. Terimakasih yang tiada tara kepada sahabat setiaku forever (Mb Fajar, Mb Khusnul, Mb Pipit, Fadilah, Mb Ana, Mb Sofa, Mujiati, Munziroh) syukran sangat atas supportnya baik secara materiil maupun moril. Kepada sahabat-sahabat bidikmisi IAIN Salatiga khususnya angkatan 2011, kenangan kita tak akan pernah kulupakan sobat. Kepada teman- teman santri pondok Edimancoro, khususnya adik-adikku di kamar 10 (Dek Hida, Dek Tika, Dek Rizki) yang bersama-sama dalam tempat tinggal yang telah dirasa suka duka kita lalui. Kepada teman-teman lingkup kecilku JQH al-Furqan, PMII Komisariat Djoko Tingkir, AlHidmah Kampus Kota Salatiga, GEMAK, IPNU-
IPPNU Kab Semarang, IPNU-IPPNU Kec. Sumowono, dan teman-temanku semuanya di IAIN Salatiga yang tak dapat tersebutkan satu persatu, terimaksih telah mengisi hari-hariku memberikan banyak warna-warni di kehidupanku.
Terakhir, untuk seseorang yang masih dalam misteri yang dijanjikan Ilahi yang siapapun itu, terimakasih telah menjadi baik dan bertahan disana. Akhir kata, semoga skripsi ini memberi banyak kemanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan kutuangkan dalam kertas, maka entah berapa banya lembar yang dibutuhkan hanya untnuk mengucapkan terimakasih.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..Pada tempatnya yang pertama dan utuma di hati ini, penulis panjatkan puji dan rasa syukur yang tiada tara kepada Ilahi Rabbi Allah SWT. Kemudian shalawat serta salam-Nya mudah-mudahan selalu tercurahkan kepada pangkuan baginda Rasulullah SAW. beserta keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang masih turut dengan ajarannya. Aaamiin.
Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Fakultas Syariah Jurusan S1 Ahwal Al-Syakhsiyyah yang berjudul : “Konsep Poligami dalam Hukum Islam (Telaah Hadis tentang Larangan Poligami)”.
Kelancaran proses penulisan skripsi ini berkat bimbingan, arahan, dan petunjuk serta kerja sama dari berbagai pihak, baik pada tahap persiapan, penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mencucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa ikhlas memberikan bantuan baik moril maupun meteriil dorongan sampai terselesainya studi. Ucapan terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan pula kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2.
Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.
3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari’ah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan baik.
4. Bapak Syukrn Ma’mun, S.HI., M.Si selaku Ketua Jurusan S1 Ahwal Al- Syakhsiyyah di IAIN Salatiga.
5. Bapak Dr. M. Irfan Helmy, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
6. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.
8. Keluarga Besar Pondok Pesantren Edimancoro, terutama Romo K.H Mahfud Ridwan Lc, yang selalu mendoakan santrinya untuk meraih keberhasilan dalam menuntut ilmu, baik dalam keadaan apapun maupun dimanapun.
9. Ustad Slamet yang dengan sabar mengajari penulis dalam memahami kitab kuning sebagai referensi penulis.
10. Sahabat-sahabatku tercinta Mb Fajar, Mb Khusnul, Mb Pipit, Dek Hida, Dek Tika, Mb Ana, Mb Sofa, Mujiati, Munziroh, Fadilah, Aini, Nurul, Irinna, Rosa, Indah, Isna yang selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
11. Teman-teman Jurusan S1 Ahwal al-Syakhsiyyah angkatan 2011 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
12. Kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan yang terbatas ini. Mudah-mudahan amalan mereka diterima di sisi Allah sebagai manifestasi ibadah kepada-Nya. Aaamiin. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan demi enaknya penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami.
Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Aaamiin.
Salatiga, 5 September 2015 Penulis,
ABSTRAK
Munawaroh, Rif’atul. 2015. Konsep Poligami dalam Hukum Islam (Telaah Hadis
tentang Larangan Poligami)
. Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan. S1 Ahwal al-
Syakhsiyyah . Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. M.
Irfan Helmy, M.Ag.Kata kunci : Takhrij, Hadis, Poligami, Matan, Sanad
Poligami merupakan suatu fenomena yang telah dari dahulu diperbincangkan. Dalam al- Qur’an telah disebutkan hukum dar poligami adalah boleh dengan syarat adil, namun penulis menemukan hadis yang memuat larangan adanya poligami. Penulis disini mengkaji hadis tersebut dengan cara mentakhrijnya. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep poligami dalam fiqh islam? (2) Bagaimana bunyi matan hadis yang membicarakan tentang larangan poligami? (3) Bagaimana kredibilitas para periwayat hadis yang membicarakan tentang larangan poligami? (4) Bagaimana telaah matan hadis tentang larangan poligami?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian pustaka dengan menggunakan metode takhrij hadis. Dalam penelitian ini menggunakan metode takhrij hadis bi al-lafdzi yaitu penelusuran pertama melalui kata/lafal matan hadis baik dari permulaan, pertengahan dan atau akhiran. Kamus yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kamus al-
Mu’jam al-mufahras li alfadz al-
hadisan-Nabawi yang disusun oleh A.j. Wensinck dan kawan-kawannya sebanyak
8 jilid sebagai sumber data primer dan juga kitab-kitab rijal hadis. Serta data sekunder yaitu literatur lainnya yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama : Pada dasarnya, sesuai nash dalam al- Qur’an surat an-Nisa’ ayat 3 yang juga sering dijadikan sandaran bagi para ulama dalam menentukan hukum poligami adalah boleh.
Bahkan boleh menikahi sampai dengan empat wanita namun dengan syarat sang suami bisa berlaku adil. Dalam kitabnya Wahbah Zuhailli yang diberi judul al-
Fiqh al Islam Wa Adillatuhu bahwa boleh melakukan praktik poligami dengan
syarat adil baik dzahir maupun batin. Kedua : Setelah dilakukan proses telaah sanad, hadis riwayat Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Imam Ahmad sepakat bahwa hadis tersebut berpredikat hadis yang shahih. Sedangkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi telah dikatakan bahwa hadis tersebut Hasanun
shahihun . Berbeda pula dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari yang
termasuk shahih sanadnya dan gharib matannya. Ketiga : Dalam analisa redaksi matan hadis, hadis tersebut menggunakan periwayatan bi al-
Ma’na. Sedangkan
dalam analisa matan hadis menginformasian bahwa berdasarkan penelusuran
asbab al wurud ditemukan bahwa hadis tersebut bukanlah hadis larangan
poligami yang bisa dijadikan sandaran hukum melarang adanya praktik poligami, akan tetapi hadis tersebut hanyalah sebuah bentuk kasih sayang dari ayah kepada putrinya. Dapat juga dikatakan sebagai bentuk kecemburuan dan ketakutan akan tersakiti hati putrinya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................11 G. Tinjauan Pustaka.........................................................................
29
28
28
25
21
19
Hukum Poligami dalam Perspektif Hukum Islam.………… 3. Rukun dan Syarat Adil……………………………………...
1. Makna dan Konsep Poligami dalam Hukum Islam.…...…… 2.
2. Studi Matan………………………………………………… B. Poligami dalam Perspektif Hukum Islam....................................
1. Studi Sanad………………………………………………….
Tinjauan Sanad dan Matan Hadis dalam Kajian Takhrij Hadis...
17 BAB II TINJAUAN UMUM TAKHRIJ HADIS DAN KONSEP POLIGAMI SERTA HUKUMNYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A.
14 H. Sistematika Penulisan..................................................................
7
NOTA PEMBIMBING........................................................................................ i ii
5
5
Penegasan Istilah.........................................................................
F.
Metode Penelitian........................................................................
E.
Kegunaan Penelitian....................................................................
D.
4 C. Tujuan Penelitian.........................................................................
1 B. Rumusan Masalah……………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii
ABSTRAK........................................................................................................... ix xii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................... iv HALAMAN MOTTO…………..……………………………………………… v HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vi KATA PENGANTAR.........................................................................................
37
4.
39 Sebab Kecenderungan Terjadinya Poligami.…...…………..
BAB III TELAAH MATAN HADIS A.
44 Kompilasi dan Arti Matan Hadis.................................................
1.
44 Redaksi dan Arti Matan Hadis………………….…………..
2.
48 Analisis Redaksi Matan Hadis…..………………………….
B.
50 Keabsahan Matan Hadis…………..............................................
1.
50 Asbab al-Wurud (Sebab Turunnya Hadis)………………….
2.
52 Kandungan Hukum…………………………………………
BAB IV TELAAH SANAD HADIS A.
58 Redaksi Hadis tentang Larangan Poligami…..………………...
1.
58 Shahih Bukhari…………………………………………….
2.
58 Shahih Muslim……………………………………………..
3.
58 Sunan Tirmidzi…………………………………………….
4.
59 Sunan Ibnu Majah………………………………………….
5.
59 Sunan Abu Daud…………………………………………..
6.
59 Musnad Imam Ahmad……………………………………..
B.
60 Kajian Kuantitas Sanad……………...........................................
C.
64 Telaah Kualitas Sanad…………………………………………
BAB V PENUTUP A.
81 Kesimpulan…………………………………………………….
B.
83 Rekomendasi………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA
85 ………………………………………………………….. LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan kehidupan manusia yang didominasi kaum laki-laki atas
perempuan sudah menjadi akar sejarah yang cukup panjang. Dalam tatanan tersebut, perempuan dijadikan sebagai the second human being (manusia kelas kedua),yang berada dibawah laki-laki, yang membawa implikasi luas dalam kehidupan sosial di masyarakat. Perempuan selalu dianggap bukan makhluk penting, melainkan sekedar pelengkap yang diciptakan dari dan untuk laki-laki. Dan berakibat, perempuan hanya di tempatkan di ranah dalam saja, sedangkan laki-laki berada di ranah public.
Mereka menggaggap bahwa poligami merupakan syariat dan dianjurkan dalam Islam. Padahal poligami tidak di sunnahkan oleh Nabi SAW, untuk mengangkat derajat dan martabat seorang wanita. Bukan untuk mengoleksi istri. Sebelum kedatangan Islam poligami sudah ada dan dahulu kala Nabi Daud mempunyai istri 300 orang, dan Nabi Sulaiman mempunyai istri 700 orang. Akan tetapi setelah Islam datang Nabi Muhammad SAW membatasi umatnya untuk mempunyai istri empat dan selebihnya diceraikan.
Wacana dan praktek tentang poligami itu sendiri banyak menimbulkan pro dan kontra. Bagi yang pro terhadap poligami sebagian besar menyatakan bahwa poligami adalah termasuk sunnah dalam Islam, sebagaimana apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sendiri dengan beristri lebih dari satu. Sedangkan bagi mereka yang kontra lebih menekankan pada aspek kesetaraan posisi perempuan dan adapula yang menganut terhadap salah satu perkataan atau hadis Rasulullah SAW yang berbunyi :
: َملَسَو ِهْيَلَع ُللها ىلَص ِللها ُلْوُسَر ُتْعِمَس َلاق ،ُهْنَع ُللها َيِضَر ةَمَرْخم ِنْب ِرْوُسَملا ِنَع : ربنملا ىَلَع َوُهَو ،ُلْوُقَ ي ْمُهَ تَنْ با َحِكْنَ ي ْنَأ يِف يِنْوُ نَذاَتْسِا ةَرْ يِغُملا ِنب ماَشِه ْيِنَب نِإ نَذآ َلََف ، ٍبِلاَط يِبَأ ِنب يَلَع نأ ٍبِلاَط ْيِبأ ِنبا َدْيِرُي ْنَأ لاِإ ،نَذآ َلا مث ،نَذآ َلا مُث ، .
اَهاذآ اَم يِنْيِذْؤُ يو ،اَهِباَرَأ اَم يِنُبْ يِرَي ينِم ةعضب َيِه اَمنإف ،ْمُهَ تَنْ با َحكنْيَو يَتَنْ با َقُلْطي
.) ملسمو يراخبلا هاور (“Dari al-Miswar bin Makhramah berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda di atas mimbar: “Beberapa keluarga Bani
Hisyam bin al-Mughirah meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri
mereka dengan Ali bin Abi Thalib, -ketahuilah-, aku tidak akan
mengizinkan, sekali lagi tidak akan mengizinkan, sungguh tidak aku
izinkan, kecuali kalau Ali bin Abi Thalib mau menceraikan putriku, lalu
mengawini putri mereka. Ketahuilah, putriku itu bagian dariku; apa yang
mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang
menyakiti hatinya adalah menyakiti hatiku ju ga”.Mereka penolak poligami yang dimaksud disini adalah kalangan Islam Liberal, termasuk kaum feminis, memandang poligami sebagai bentuk penindasan atau bentuk tindakan deskriminatif atas perempuan.
Mereka menggunakan hadis tersebut sebagai suatu dasar penolakan s pada 18 September 2015, 08.15).
Padahal Allah telah berfirman dalam Al- qur’an Surat Annisa’ : 3 yang berbunyi:
َعََٰبُرَو َثََٰلُ ثَو َٰىَنثَم ِءاَسِّنلٱ َنِّم مُكَل َباَط اَم ْاوُحِكنٱَف َٰىَمََٰتَيلٱ يِف ْاوُطِسقُت الاَأ مُتفِخ نِإَو
٣ْاوُلوُع َ ت الاَأ َٰىَندَأ َكِلََٰذ مُكُنََٰميَأ تَكَلَم اَم وَأ ًةَدِحََٰوَ ف ْاوُلِدعَت الاَأ مُتفِخ نِإَف
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang
demikian itu adalah lebi hdekat kepada tidak berbuat aniaya”.Walaupun pada dasarnya Islam menganut asas monogami, menikah hanya dengan satu istri saja, akan lebih menjamin suami tidak berbuat aniaya, namun dengan memperhatikan konteks ayat tersebut, poligami memang dibolehkan akan tetapi poligami tersebut diperoleh dengan ketentuan bahwa perkawinan poligami menurut ajaran Islam merupakan pengecualian yang dapat ditempuh dalam keadaan yang mendesak (Basyir, 2000: 39). Maka, poligami bukanlah suatu perbuatan yang dilarang akan tetapi lebih kepada anjuran untuk tidak dikerjakan.
Sebagaimana halnya dalam hukum positif, berdasarkan UU Perkawinan yaitu UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyatakan bahwa Hukum Perkawinan di Indonesia menganut asas monogami, baik untuk pria maupun wanita (vide Pasal 3 (1) UU No 1/1974). Hanya apabila dikehendaki oleh yang bersangkutan, karena hukum dan agaman dari yang bersangkutan mengizinkannya, seorang suami dapat beristri dari seorang. Namun demikian, perkawinan seorang suami dengan lebih dari seorang istri, meskipun hal itu dikehendaki oleh orang-orang yang bersangkutan, hanya dapat dilakukan apabila dipenuhi berbagai persyaratan tertentu dan diputuskan oleh pengadilan, vide Pasal 3 (2), Pasal 4 (1) dan (2), dan Pasal 5 (1) dan (2) (Zuhdi, 1994: 11). Dapat disimpulkan bahwa menurut hukum positif pun poligami tidak dilarang secara mutlak.
Akan tetapi, mengenai hadis Rasulullah yang melarang terjadinya poligami, membuat penulis ingin menelusuri dan mengklarifikasi lebih lanjut akan hadis yang dijadikan pedoman larangan adanya poligami tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengadakan penelitian kajian poligami dengan fokus studi takhrij hadis. Adapun hadis yang penulis takhrij adalah hadis yang melarang adanya praktek poligami yang bersumber dari beberapa kitab hadis. Penulis memberikan judul pada penelitian ini yaitu :
“Konsep Poligami dalam Hukum Islam (Telaah Hadis Tentang Larangan Poligami) ”.
B.
Rumusan Masalah Adapun pokok-pokok permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep poligami dalam fiqh islam? 2.
Bagaimana bunyi matan hadis yang membicarakan tentang larangan poligami?
3. Bagaimana kredibilitas para periwayat hadis yang membicarakan tentang larangan poligami?
4. Bagaimana telaah matan hadis tentang larangan poligami? C.
Tujuan Penelitian Agar tidak menyimpang dari masalah-masalah yang diutarakan tersebut diatas, maka perlu dirumuskan tujuan dalam penelitian ini.
Adapun tujuan tersebut yaitu: 1.
Memperdalam pemahaman terhadap konsep larangan/ kebolehan poligami dalam kitab fiqh Islam.
2. Mengetahui dan mengkaji kitab-kitab hadis yang memuat hadis tentang larangan poligami serta mempelajari dan memahami sebab munculnya hadis tentang larangan poligami, dimana dan kapankah hadis tersebut muncul serta bagaimana keadaan dan kondisi masyarakat pada waktu itu.
3. Menelaah sanad hadis tentang larangan poligami dalam rangka penentuan kredibilitas para periwayat hadis dan otensitas matan hadis.
4. Mengetahui telaah matan hadis yang dijadikan dasar larangan poligami, kemudian ditarik kesimpulannya dapat atau tidaknya hadis tersebut dijadikan pedoman hukum.
D.
Kegunaan Penelitian Selain tujuan, adapula kegunaan dari hasil penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Kegunaan secara teoritis Adapun kegunaan secara teoritis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan bahan kajian pustaka khususnya bagi para pengkaji hadis.
b.
Sebagai sumbangan pemikirian untuk pembaca yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut di bidang telaah hadis.
c.
Memberikan wawasan yang lebih luas kepada umat Islam mengenai matan hadis serta memperkaya khazanah keilmuan khususnya di bidang ilmu hukum munakahat.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan ilmu pengetahuan bagi semua pihak, khususnya bagi: a.
Peneliti Sebagai wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti ketiaka telah terjun dan berperan aktif di masyarakat serta sebagai salah satu syarat untuk memperleh gelar sarjana dalam bidang ilmu hukum di fakultas Syariáh dan Ekonomi Islam Jurusan Ahwal Al Syakhsiyyah.
b.
Lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang perkawinan Sebagai tambahan referensi untuk memberikan informasi dan memberikan tambahan pengetahuan terhadap masyarakat khususnya bagi pasangan suami istri yang ingin poligami sesuai dengan kaidah dan hukum dalam fiqh Islam sehingga tidak akan terjadi salah konsep dan menjadikan ketidakharmonisan suatu hubungan. c.
Masyarakat Sebagai bahan pengetahuan dan pertimbangan bagi masyarakat umumnya dan khususnya kepada suami istri serta orang tua yang mendidik anaknya agar tidak terjadi salah konsep dan menjadikan tidak harmonisnya keluarga.
E.
Metode Penelitian Pengguanaan metode penelitian merupakan sesuatu yang lazim digunakan dalam setiap penelitian ilmiah. Dalam dunia riset, penerapan metode dalam sebuah penelitian telah diatur dan ditentukan dengan persyaratan yang sangat ketat berdasarkan tradisi keilmuan yang berlaku agar hasil penemuan tersebut diakui oleh komunitas ilmuan terkait karena memiliki nilai ilmiah dibidangnya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Library Research atau penelitian pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca, mencermati, dan menelaah buku-buku yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Menurut Zed (2004: 1-
2), “riset pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya”.
2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis. Maksud dari deskriptif-analitis adalah menjelaskan data-data yang diteliti kemudian menganalisisnya dengan konsentrasi studi takhrij hadis. Adapun objek penelitian ini adalah Hadis dengan matan larangan berpoligami.
3. Pendekatan Penulis menggunakan dua macam pendekatan dalam penelitian ini, yakni:
1. Pendekatan normatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara menelaah bahan pustaka, produk-produk hukum, perbandingan hukum, dan sejarah munculnya hukum (Soekanto dan Mamudji, 1995: 13-14). Kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis menelaah kitab-kitab hadis sebagai sumber hukum Islam yang berbicara mengenai hal yang berkaitan dengan larangan berpoligami, juga mengenai sejarah munculnya hadis tersebut.
2. Pendekatan Takhrij Hadis, yaitu pendekatan dengan menggunakan data-data berupa hadis yang dijadikan dasar hukum larangan berpoligami dari kitab-kitab hadis untuk kemudian dilakukan pelacakan biografi rawi sanad hadis dan analisis matan dengan maksud menemukan status hadist tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Takhrij Hadis bi al-lafdzi, yaitu penelusuran pertama melalui kata/lafal matan hadis baik dari permulaan, pertengahan dan atau akhiran. Kamus yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kamus al-
Mu’jam al-mufahras li alfadz al-hadisan-Nabawi yang disusun oleh A.j. Wensinck dan kawan-
kawannya sebanyak 8 jilid.
4. Pengumpulan data Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian mencakup sumber data primer dan sumber data sekunder.
a.
Sumber data primer diperoleh dari kitab-kitab hadis yang memuat masalah tentang poligami dan kitab yang memuat biografi para
rawi.
b.
Sumber data sekunder, ialah data yang diperoleh dari bahan-bahan yang ada hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer tersebut (Soemitro, 1990: 53). Dalam hal ini yang penulis gunakan menjadi sumber data sekunder adalah buku-buku dan informasi dari berbagai media mengenai poligami, seperti kitab-kitab fiqh, UUP, KHI dan media lainnya.
5. Langkah-langkah Penelitian Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a)
Menentukan hadis, dalam hal ini adalah hadis tentang larangan berpoligami. b) Mencari potongan hadis tersebut di dalam kamus hadis Mu’jam
Mufahras li alfadh al hadis Nabawi karya Wensinc dan Muhammad Fuad Abdul Baqi.
c) Petunjuk dari kamus hadis tersebut kemudian diteruskan dengan mencari di dalam kitab-kitab aslinya.
d) Setelah ditemukan hadis yang dimaksud dalam kitab-kitab maka dibuatlah bagan sanad.
e) Mengadakan penelitian / telaah otensitas sanad dengan memakai kitab-kitab yang berhubungan dengan Rijalul Hadis.
f) Menentukan kualitas para rawi hadis berdasarkan telaah sanad.
g) Menelaah matan hadis dari semua jalur periwayatan yang ada untuk mengetahui adakah perbedaan dan persamaan redaksi dalam penulisan matan hadis.
h) Telaah sanad menentukan shahih tidaknya matan hadis untuk menentukan bisa atau tidaknya hadis tersebut menjadi pegangan hukum. i)
Mencari, mempelajari, serta memahami sebab munculnya hadis tersebut agar dapat diketahui kepastian hukum mengenai masalah poligami (Zuhri, 2011: 149-160).
6. Analisa Data
Setelah semua data diperoleh, maka penulis menganalisa untuk mengetahui otensitas atau shahih tidaknya hadis yang digunakan sebagai landasan pendapat yang mengatakan bahwa poligami itu dilarang dengan cara menelaah sanad hadisnya dari berbagai jalur periwayatan yang ada. Setelah itu, penulis juga menelaah matan hadis dari berbagai jalur periwayatan yang ada, serta mencari perbedaan dan persamaan redaksi matan hadis antara jalur periwayatan satu dengan jalur periwayatan yang lainnya.
Selain itu, dengan data yang ada penulis telah berusaha mencari dan memahami sebab munculnya hadis tentang larangan poligami tersebut, bagaimana keadaan waktu itu dan apakah hadis tersebut bisa dijadikan pedoman dilarangnya poligami bagi umat Islam. Adapun prosedur penelitian yang penulis lakukan adalah sebagaimana dalam langkah-langkah penelitian yang telah tertera di atas.
Penelitian ini adalah penelitian dengan spesifikasi data kepustakaan dengan menggunkan metode analisa takhrij hadis, maka penulis harus menelaah hadis terkait dalam kitab-kitab hadis yang telah diakui oleh dunia Islam. Dalam penelitian ini, penulis juga memaparkan permasalahan penelitian ini diantaranya adalah poligami menurut fiqh Islam, bagaimana konsep pologami itu sendiri beserta hukumnya.
F.
Penegasan Istilah Supaya tidak terjadi kerancuan dan kesalahan penafsiran istilah yang digunakan serta agar terdapat kejelasan pengertian dalam skripsi ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan penjelasan dan penegasan istilah yaitu sebagai berikut:
1. Konsep : pengertian; pendapat atau paham; rancangan
(cita-cita dsb) yang telah ada dalam pikiran (Purwadharminta, 2006: 611)
2. Poligami : mengawini beberapa lawan jenis dalam waktu yang sama (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988: 693).
3. Hukum Islam : Hukum berarti peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untk orang banyak (Purwadharminta, 1985: 363), sedangkan Islam adalah Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad (Purwadharminta, 2006: 454). Adapun Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan njadmei bagian dari agama islam (Ali, 1998: 37).
4. Hadis : Menurut bahasa artinya adalah yang baru, berita, pesan keagamaan, pembicaraan. Dalam istilah
al-hadist berarti pembicaraan yang dirwayatkan
dari Nabi SAW, segala sesuatu yang berupa berita yang dikatakan berasal dari Nabi SAW, baik berupa ucapan, tindakan atau taqrir, atau pembiaran Nabi SAW (Zuhri, 2003: 1).
5. Sanad : Menurut bahasa artinya bagian tanah yang tinggi, atau puncak bukit, sandaran, tempat bersandar yang menjadi sandaran. Sedangkan arti sanad yang berkembang dalam ilmu hadis yaitu jalan yang menyampaikan kepada matan hadis. Kemudian istilah sanad yang masyhur dalam ilmu hadis yaitu orang-orang yang dilalui berita hadis dari sumber yang pertama sampai dengan penerima hadis yang terakhir (Zuhri, 2003: 10).
6. Matan : Menurut bahasa artinya sesuatu yang tampak.
Sedangkan menurut istilah dalam ilmu hadis, matan ialah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang lain. Sebagaimana yang dikatakan oleh imam Al- Suyuti yang dikutip oleh Prof. Dr. Muh. Zuhri hadis yaitu “lafadz-lafadz hadis yang membentuk pengertian atau makna” (Zuhri, 2003: 149-150).
7. Takhrij : Menurut bahasa yaitu mengeluarkan, melatih, meneliti, menghadapkan (Zuhri, 2003: 149-150).
Sedangkan menurut istilah berarti mengeluarkan hadis dalam arti menelusuri hadis-hadis dalam kitab-kitab hadis yang membicarakan masalah terkait. Pada kegiatan inilah dilakukan penelusuran hadis dalam berbagai kitab sumber asli dari hadis yang bersangkutan dikemukakan lengkap dengan matan beserta sanadnya.
G.
Tinjauan Pustaka Penelitian/skripsi yang membahas tentang poligami bukanlah penulis yang satu-satunya dan pertama meneliti, telah banyak penelitian terdahulu yang membahas tentang poligami. Walaupun demikian skripsi ini bukanlah suatu duplikat dari penelitian/skripsi lain atau penelitian yang sama dengan lainnya, karena penulis lebih menitik beratkan pada subtansi takhrijnya.
Untuk mendukung penelaahan yang komprehensif penulis menelusuri hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan topik yang dikaji berupa skripsi dan karya ilmiah, diantaranya:
Pertama , artikel dari Jamilah, Minda Sari Nur. 2012. Poligami Dalam tinjauan Sejarah . Dalam artikelnya menunjukkan bahwa: 1. Tidak
benar jika dikatakan bahwa Islamlah yang mula-mula membawa sistem poligami. Karena faktanya praktek poligami telah ada dan dipraktekkan oleh kaum-kaum terdahulu jauh sebelum adanya agama Islam, bahkan sudah menjadi budaya yang lebih parah bagi mereka kaum non-Islam. 2.
Islam memperbolehkan poligami, meletakkan sebuah sistem berpoligami yang berkeadilan, bermoral dan manusiawi. 3. Untuk konteks kekinian,poligami pada dasarnya pelanggaran terhadap integritas dalam institusi perkawinan, karena institusi perkawinan pada dasarnya dibangun oleh dua orang yang ingin membina kehidupan bersama dimulai dengan niat yang tulus, cinta dan adanya janji sakral yang harus dihormati.
Kedua , Penelitian dari Wartini, Atik. 2013. Poligami: Dari Fiqh
Hingga Perundang-undangan . Hasil dari penelitian tersebut adalah 1.
Perbedaan posisi status poligami dalam perspektif Undang-Undang baik itu di Indonesia, Malaysia, Negara-negara yang mayoritas Islam di Asia maupun Afrika. 2. Poligami dalam tinjauan fiqh boleh jika memenuhi dua persyaratan yaitu mampu dalam segi materi dan adil selain itu ada sebab- sebab tertentu yang diperbolehkan poligami, yaitu sesab khusus dan umum yang secara garis besarnya mengacu pada dhorurat, hajat dan kemaslahatan.
Ketiga Nizar, Muhammad. 2008. Variasi Alasan Suami
Mengajukan Izin Poligami (Studi Putusan Di PA Sleman Tahun 2007).
Skripsi tersebut menerangkan bahwa ada beberapa alasan yang menjadikan suami mengajukan izin poligami, beberapa alasan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni alasan-alasan yang tidak terdapat dalam Undang-undang dan alasan-alasan yang terdapat dalam Undang-undang. Pertimbangan hakim yang digunakan adalah pemenuhan terhadap syarat baik kumulatif maupun alternatif. skripsi dari Hasan, M. Targhibul. 2012. Permohonan Ijin
Keempat,
Poligami (Studi Penetapan Pengadilan Agama Salatiga No.
0525/pdt.G/2010/PA.SAL). Dalam skripsi tersebut menerangkan bahwa
dalam memutuskan ijin poligami dalam putusan tersebut ternyata hakim menggunakan kompilasi hukum Islam (KHI). Karena dalam penerapan KHI tersebut baik dalam persidangannya sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974.
Kelima, skripsi dari Nugroho, Bibi. 2006. Kriteria Keadilan
Poligami (Studi Analisis tentang Putusan Pengadilan Agama di Salatiga) .
Dalam skripsi tersebut menyebutkan bahwa kriterian keadilan poligami dalam Alqur’an lebih ditekankan pada pembolehan dengan syarat sang suami bias adil terhadap istru-istrinya kelak. Kemudian dalam Undang- undang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, kriteria keadilan poligami lebih ditekankan pada pembolehan jika ada izin dari Pengadilan Agama, ada persetujuan dari istri dan ada jaminan dapat memenuhi kebutuhan istri-istri beserta anak-anaknya kelak dengan kepastian bias berlaku adil.
Dari berbagai tinjauan pustaka yang penulis utarakan, tentu berbeda dengan skripsi yang penulis bahas. Dalam skripsi penulis, dijelaskan bagaimana konsep poligami, dilarang atau dibolehkan menurut fiqh Islam. Namun penulis lebih menekankan kepada bagian takhrij hadis larangan poligami, bagaimana sebab munculnya hadis larangan poligami, serta bagaimana status hukum yang terkandung dalam hadis larangan poligami, apakah shahih dan patut untuk dijadikan pedoman, ataukah sebaliknya. Selain itu dijelaskan pula kredibilitas para sanad dari hadis tentang larangan poligami. Dengan demikian, penulis yakin bahwa belum ada penelitian dan/ pembahasan yang sama seperti penulis. H.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penjelasan skripsi tentang telaah hadis larangan poligami ini perlu adanya sistematika penulisan yang jelas.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi dan tugas akhir yang telah ditetapkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga tahun 2008. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan, pengumpulan data, langkah- langkah penelitian, analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka yang menguraikan tentang telaah hadis yang meliputi studi sanad dan studi matan serta membahas masalah konsep poligami dalam perspektif fiqh Islam, kebolehan atau larangan poligami.
BAB III Telaah matan hadis, pembahasan pada bab ini meliputi kompilasi dan arti matan hadis, kritik matan, asbab al wurud, kandungan hukum dan kesimpulan dari keseluruhan pada bab ketiga ini.
BAB IV Pelaksanaan takhrij hadis, yang merupakan inti dari skripsi ini. Pembahasan dalam bab ini yaitu tentang rangkaian sanad dan , kajian kuantitas sanad, kajian kualitas sanad, dan kesimpulan dari
tabaqat keseluruhan pada bab keempat ini.