BAB III - PEMIDANAAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA (Studi Kasus Putusan Nomor 162/Pid.B/2013/PN.PMS) Repository - UNAIR REPOSITORY

BAB III Ratio Decidendi Pemidanaan Terhadap Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga dalam Putusan Nomor 162/Pid.B/2013/PN.PMS

3.1 Kasus Posisi Perkara Pengadilan Negeri Pematangsiantar No. 162/Pid.B/2013/PN.PMS.

  dilakukan oleh Rinaldy Sinaga dan Doni Yoga Simangunsong bersama-sama dengan Ruben Benito Siahaan, yang dalam hal ini perkara Ruben Benito Siahaan diajukan dalam berkas perkara yang terpisah. Pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 sekira pukul 19.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Maret tahun 2013, bertempat di Jl.Medan Area Kel.Proklamasi Kec.Siantar Barat Kota Pematang Siantar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Pematang Siantar, ketiganya mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :

  Bahwa pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 sekira pukul 09.30 WIB Ruben Benito Siahaan (Diajukan dalam berkas terpisah) bersama dengan Rinaldy Sinaga dan Doni Yoga Simangunsong berangkat dari Jl. Diponegoro Kota Pematang Siantar menuju rumah korban Rima Novia Panjaitan. Setelah sampai disimpang rumah korban lalu Ruben Benito Siahaan menyuruh Doni Yoga Simangunsong dengan mengatakan “udah kau masuk kedalam, kalau ditanya

  40 bilang aja kau mandi atau mau makan” lalu Doni Yoga Simangunsong menjawab “iya”. Selanjutnya Doni Yoga Simangunsong masuk kedalam rumah sedangkan Rinaldy Sinaga dengan Ruben Benito Siahaan menunggu diluar rumah. Setelah Doni Yoga Simangunsong masuk ke dalam rumah dimana pintu rumah tidak terkunci lalu Doni Yoga Simangunsong naik kelantai 2 rumah dan bertemu dengan 2 (dua) orang perempuan anak kost dirumah tersebut. Doni Yoga Simangunsong bertanya kepada mereka dengan mengatakan “mana abang itu kak (maksud terdakwa anak pemilik rumah) lalu salah seorang dari mereka menjawab “masih sekolah”. Selanjutnya Doni Yoga Simangunsong mengambil handuk disamping pintu lantai 2 dan Doni Yoga Simangunsong turun kelantai 1 untuk mandi setelah selesai mandi Doni Yoga Simangunsong naik kelantai 2 untuk mengambil kaos dan celana. Kemudian Doni Yoga Simangunsong turun kelantai

  II untuk memakai baju lalu Doni Yoga Simangunsong melihat ada sepasang sepatu Merk Adidas warna putih lalu Doni Yoga Simangunsong memakai sepatu tersebut dan naik kelantai 2.

  Bahwa pada saat dilantai 2, Doni Yoga Simangunsong melihat ada tas warna cokelat terletak disamping kursi sofa. Terdakwa lalu mengambil tas tersebut dan memasukkan laptop kedalam tas tersebut lalu terdakwa duduk disamping meja dimana diatas meja ada terletak 1 (satu) buah HP Merk BlackBerry warna hitam dimana pada saat itu kedua anak kost tersebut juga duduk nonton tv dengan posisi Doni Yoga Simangunsong berada dibelakang.

  Kemudian ketika kedua orang anak kost tersebut sedang asyik menonton lalu Doni Yoga Simangunsong mengambil HP tersebut dan memasukkan kedalam saku celana kemudian Doni Yoga Simangunsong mengambil tas yang berisi laptop tersebut dan menyandangnya turun kelantai 1 dan keluar dari rumah bertemu dengan terdakwa I Rinaldy Sinaga dan Ruben Benito Siahaan dengan membawa barang hasil curian berupa 1 (satu) buah HP Merk Blackberry Gemini warna hitam type 8520, 1 (satu) unit Labtop Merk Acer type 4620Z4A1G16Mi warna hitam, sepasang sepatu Merk Adidas warna putih, 1 (satu) potong kaos obolong warna hijau kuning Merk Afro, 1 (satu) buah celana panjang jeans kuncup warna hitam 1 (satu) buah tas warna cokelat. Selanjutnya para terdakwa bersama dengan Ruben Benito Siahaan pergi kearah Jl BDB lorong 22 Kota Pematang Siantar dengan menaiki mopen dengan membawa barang-barang tersebut. Bahwa 1 (satu) HP Merk Blackberry tersebut telah dijual oleh Ruben Benito Siahaan dan terdakwa I Rinaldy Sinaga kepada orang yang tidak dikenal di Jl. Pisang Kota Pematang Siantar seharga Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) dan Laptop dijual Rinaldy Sinaga, Doni Yoga Simangunsong dan Ruben Benito Siahaan seharga Rp. 350.000,-(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dan 1 (satu) celana jeans kuncup dijual Rinaldy Sinaga dan Ruben Benito Siahaan seharga Rp.

  20.000,- (dua puluh ribu rupiah). Bahwa akibat perbuatan para terdakwa saksi korban Rima Novia Panjaitan mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp.

  10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) atau sekurang-kurangnya lebih dari Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah).

3.2 Dakwaan Penuntut Umum

  Perbuatan terdakwa-terdakwa diatur dan diancam melanggar pasal 363 ayat (1) ke-4e KUHP jo. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

  3.3 Tuntutan Penuntut Umum

  1. Menyatakan terdakwa I Rinaldy Sinaga dan terdakwa II Doni Yoga Simangunsong telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah m elakukan tindak pidana “Pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh dua orang bersama- sama atau lebih “sebagaimana dimaksud dalam dakwaan pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP jo Pasal 4 UU No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak ;

  2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I Rinaldy Sinaga dan terdakwa II Doni Yoga Simangunsong dengan pidana penjara masing-masing selama 3 (tiga) bulan dikurangkan dengan masa penahanan yang telah dijalani para terdakwa ;

  3. Menyatakan barang bukti berupa :

  • Sepasang sepatu Merk Adidas warna putih
  • 1 (satu) potong kaos oblong warna hijau kuning Merk Afro Dipergunakan dalam perkara lain.

  4. Menetapkan agar para terdakwa membayar biaya perkara masing-masing sebesar Rp. 1.000,- ( seribu rupiah ) ;

  3.4 Putusan

3.4.1 Putusan Pengadilan Negeri Pematang Siantar Nomor 162/Pid.B/2013/PN.PMS.

  M E N G A D I L I :

  1. Menyatakan terdakwa 1. RINALDY SINAGA dan terdakwa II.DONI YOGA SIMANGUNSONG terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pencurian Dengan Pemberatan yang dilakukan oleh dua orang bersama- sama atau lebih” ;

  2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa 1. RINALDY SINAGA dan terdakwa

  II.DONI YOGA SIMANGUNSONG oleh karena itu dengan pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) bulan dan 6 (enam) hari;

  3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa-terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

  4. Memerintahkan supaya terdakwa-terdakwa segera dikeluarkan dari rumah tahanan ;

  5. Menetapkan barang bukti berupa :

  • Sepasang sepatu Merk Adidas warna putih • 1 (satu) potong kaos oblong warna hijau kuning Merk Afro. Digunakan dalam perkara lain ;

  6. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa-terdakwa sebesar Rp. 1.000.- (seribu rupiah); 3.4.2 Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 320/PID/2013/PT-MDN.

  1. Menerima permintaan banding dari para Terdakwa tersebut ;

  2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tanggal 05 Juni 2013, No. 162/Pid.B/2013/PN-Pms, yang dimintakan banding tersebut ; 3. Membebankan kepada para Terdakwa untuk membayar biaya.

3.5 Analisa

3.5.1 Putusan Pemidanaan dan Berkekuatan Hukum Tetap

  Berdasarkan data dari Sistem Informasi Penelurusan Perkara Pengadilan

56 Negeri Klas I B Pematang Siantar , banding merupakan upaya hukum terakhir

  yang dilakukan oleh Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga. Baik Pembanding, yaitu Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga maupun Terbanding yaitu Penuntut Umum telah menerima pemberitahuan hasil putusan Pengadilan Tinggi Medan pada tanggal 17 Desember 2013. Setelahnya, tidak ada upaya hukum kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi Medan.

  Menurut Pasal 40 Undang-Undang Pengadilan Anak, disebutkan bahwa hukum acara yang berlaku diterapkan pula dalam acara pengadilan anak, kecuali ditentukan lain. Maka, aturan dalam KUHAP berlaku seluruhnya untuk Undang- Undang Pengadilan Anak kecuali ditentukan lain oleh undang-undang itu sendiri. 56

   kata kunci: pencurian, diakses tanggal 5 Desember 2014. Dalam hal ini, Undang-Undang Pengadilan Anak tidak mengatur tentang batasan waktu untuk permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan tinggi sehingga ketentuan KUHAP berlaku untuk itu.

  Pasal 245 ayat (1) KUHAP bahwa permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah putusan pengadilan yang dimintakan kasasi itu diberitahukan kepada terdakwa. Kemudian dalam Pasal 246 ayat (1) KUHAP disebutkan bahwa apabila tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 245 ayat (1) telah lewat tanpa diajukan permohonan kasasi oleh yang bersangkutan, maka yang bersangkutan dianggap menerima putusan. Pasal 246 ayat (2) disebutkan bahwa apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemohon terlambat mengajukan permohonan kasasi maka hak untuk itu gugur.

  Ditinjau dari segi yuridis, penerimaan terdakwa atas putusan hukuman pidana yang dijatuhkan maka dengan sendirinya putusan tersebut telah

  57

  berkekuatan hukum tetap dan langsung dapat dieksekusi. Kecuali jika penuntut umum tidak dapat menerimanya serta mengajukan permintaan banding atau kasasi

  58

  terhadap putusan tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam hal sebagaimana Pasal 246 ayat (1) dan ayat (2) yaitu para pihak yang bersangkutan tidak mengajukan permohonan kasasi dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari,

  57 58 M. Yahya Harahap, op.cit, 2012, h. 381.

  Ibid. maka dianggap menerima putusan banding dan hak untuk mengajukan kasasi menjadi gugur sehingga putusan menjadi berkekuatan hukum tetap.

  Jenis putusan yang terdapat dalam kasus adalah putusan pemidanaan. Bentuk putusan pemidanaan diatur dalam Pasal 193 KUHAP. Pemidanaan berarti terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan ancaman yang ditentukan dalam

  59 pasal tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa.

  Berdasarkan Pasal 193 ayat (2) huruf b KUHAP bahwa pengadilan dapat memilih salah satu alternatif, yaitu:

  1. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan. Dalam hal ini pengadilan memerintahkan atau menetapkan terdakwa yang ditahan supaya tetap berada dalam tahanan. Jadi ketika pengadilan menjatuhkan putusan pemidanaan terhadap terdakwa yang kebetulan sedang ditahan pada saat putusan dijatuhkan atau diucapkan, maka muncul perintah untuk menempatkan

  60 terdakwa tetap berada di dalam tahanan.

  2. Memerintahkan pembebasan terdakwa dari tahanan.

  Ketentuan Pasal 193 ayat (2) huruf b memberi kemungkinan kepada pengadilan untuk memerintahka pembebasan terdakwa dari tahanan sekalipun

  61

  terdakwa yang ditahan dijatuhi putusan pemidanaan. Akan tetapi, dalam hal pembebasan terdakwa undang-undang sendiri memberikan batasan yaitu 59 60 Ibid, h. 354 61 Ibid, h.356.

  Ibid.

  62 sepanjang perintah pembebasan memiliki alasan yang benar-benar masuk akal.

  Dalam kasus, putusan pemidanaan terhadap Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga memiliki keterangan bahwa terdakwa dibebaskan/dikeluarkan dari tahanan. Menurut M. Yahya Harahap yang ditulis dalam bukunya Pembahasan, Permasalahan, dan Penerapan KUHAP bahwa hal ini logis dilakukan karena putusan pemidanaan yang dijatuhkan kepada Doni dan Rinaldy sama dengan masa penahanan yang mereka jalani yaitu 2 (dua) bulan dan 6 (enam) hari. Putusan pemidanaan dengan perintah pembebasan terhadap terdakwa juga dilakukan jika masa tahanan telah melebihi lamanya pidana yang dijatuhkan terhadap

  63 terdakwa.

  Pemidanaan terhadap terdakwa dengan perintah pembebasan terdakwa dari tahanan juga dapat dilakukan ketika masa pidana lebih lama daripada masa

  64

  penahanan jika terdakwa benar-benar dalam keadaan sakit. Hal ini merupakan wewenang dari hakim untuk membebaskan terdakwa dari tahanan jika benar adanya alasan yang cukup dan wajar bahwa pembebasan benar-benar

  65 diperlukan.

3.5.2 Ratio Decidendi dalam Putusan Nomor 162/Pid.B/2013/PN.PMS

  Alasan dari adanya pemidanaan terhadap Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga disebutkan dalam pertimbangan-pertimbangan hakim dalam putusan. Hakim tunggal pada tingkat pertama menyatakan bahwa seluruh unsur- 62 63 Ibid. 64 Ibid. 65 Ibid.

  Ibid. unsur dalam Pasal 363 ayat (1) angka 4 KUHP telah terpenuhi. Begitu pula unsur anak-anak yang terpenuhi sehingga diberlakukan Undang-Undang Pengadilan Anak.

  Putusan Pengadilan Tinggi Medan yang menguatkan Putusan Pengadilan Pematangsiantar disebutkan bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya yang menyatakan bahwa terdakwa terbukti dengan sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana di dakwakan kepada para Terdakwa, dan pertimbangan Hakim Tingkat Pertama dalam pertimbangan hukumnya telah menguraikan dengan tepat dan benar semua keadaan serta alasan-alasan yang menjadi dasar dalam putusannya.

  Pasal 363 ayat (1) KUHP merupakan tindak pidana pencurian dengan unsur- unsur yang memberatkan. Dalam hal ini, Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga telah terbukti melakukan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 363 ayat (1) angka 4, yaitu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama.

  Kata pencurian di dalam rumusan tindak pidana pencurian biasa memiliki arti yang sama seperti dalam Pasal 363 KUHP yang mempunyai unsur-unsur

  66

  yaitu:

  a. unsur subyektif : dengan maksud untuk menguasai secara melawan hukum; 66 P.A.F Lamintang, Theo Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h.36. b. unsur-unsur obyektif : 1. Barangsiapa; 2. Mengambil; 3. Sebuah benda; 4. Yang sebagian atau seluruhnya merupakan kepunyaan orang lain.

  Sedangkan unsur yang memberatkan pidana pada tindak pidana yang diatur dalam Pasal 363 ayat (1) angka 4 adalah karena tindak pidana pencurian telah dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama.

  67 Unsur barang siapa dipandang terbukti telah dipenuhi oleh pelaku, jika:

  a. pelaku merupakan orang yang melakukan sendiri perbuatan mengambil barang milik orang lain; b. pelaku merupakan orang yang dapat diminta pertanggungjawabannya menurut hukum pidana; c. pelaku tidak mempunyai kesalahpahaman mengenai salah satu unsur tindak pidana pencurian; d. tidak ada satu pun dasar yang membuat pelaku tidak dapat dituntut; e. tidak ada satu pun dasar yang membuat pelaku tidak dapat dipidana.

  Mengenai batas usia anak yang dapat dimintai pertanggung jawaban dalam unsur barang siapa, terjadinya pencurian adalah ketika masih berlakunya Undang- Undang Pengadilan Anak sehingga mengenai batasan usia seorang anak yang dapat dipidana dan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya adalah 12 (dua belas) tahun sampai 18 (delapan belas) tahun. Terhadap Rinaldy Sinaga yang sudah berusia 16 (enam belas) tahun dapat dimintai pertanggung jawaban sehingga dapat dipidana.

  Lain halnya dengan Doni Yoga Simangunsong yang terhadap identitasnya ada perbedaan dalam hal tanggal kelahiran dan umur. Dalam identitas perkara 67 Ibid, h.39. diterangkan bahwa Doni Yoga Simangunsong lahir pada tanggal 28 Desember 2001 dan ketika melakukan perbuatan pencurian sebagaimana dimaksud, Doni Yoga Simangunsong masih berumur 11 tahun. Sedangkan dalam butir ke 06 Berita Acara Pemeriksaan Tersangka Doni Yoga Simangunsong diterangkan tanpa ada paksaan dan didampingi pengacaranya Herman Rumaorbo, S.H. bahwa Doni Yoga Simangunsong menceritakan riwayat hidupnya dan Doni Yoga Simangunsong lahir di Toba tanggal 31 Desember 2000. Keterangan dalam berita acara pemeriksaan tersebut dibenarkan oleh Doni Yoga Simangunsong serta ditanda tangani oleh Doni dan pengacaranya. Sehingga hakim tunggal pada tingkat pertama menyimpulkan bahwa ketika pidana dilakukan, umur Doni sudah 12 (dua belas) tahun lebih 3 (tiga) bulan.

  Hakim tunggal pada tingkat pertama dalam hal ini menggunakan berita acara pemeriksaan tersangka sebagai salah satu bukti di dalam persidangan dan dijadikan sebagai pertimbangan hakim.

  Berita Acara dalam KUHAP diatur dalam Pasal 75, yang dalam ayat (1) disebutkan bahwa pemeriksaan tersangka masuk ke dalam berita acara. Dalam ayat (2) disebutkan bahwa berita acara dibuat oleh pejabat yang bersangkutan dalam melakukan tindakan tersebut pada ayat (1) dan dibuat alas kekuatan sumpah jabatan. Ayat (3) disebutkan bahwa berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat tersebut pada ayat (2) ditandatangani pula oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut pada ayat (1).

  Berita acara pemeriksaan tersangka merupakan salah satu alat bukti surat yang dimaksudkan dalam Pasal 184 ayat (1). Seperti yang disebutkan dalam Pasal 187 bahwa surat sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah: a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu; b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukan bagi pembuktian sesuatu hal atau keadaan tertentu; c. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi padanya;

  d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lainnya.

  Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan sesuai dengan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa, bahwa terjadi pencurian yang dilakukan oleh Doni Yoga Simangunsong, Rinaldy Sinaga, dan Ruben Benito Siahaan terhadap barang milik Rima Novia Panjaitan dan kedua orang tua Rima Novia Panjaitan juga Hermawati Lubis. Sehingga unsur mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum dalam pidana pencurian telah terbukti dari adanya pernyataan dari pelaku yang dalam hal ini perbuatan dilakukan sifatnya

  68 melawan hukum karena pelaku bukan pemilik dari barang curian.

  Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga dalam pernyataannya yang dijadikan sebagai bukti dalam persidangan disebutkan bahwa keduanya mengaku telah melakukan perbuatan pencurian milik Rima Novia Panjaitan dan saksi Maringan Panjaitan dan Doni serta Rinaldy mengambil tanpa izin dari pemiliknya, yaitu Rima Novia Panjaitan dan Maringan Panjaitan. Dalam hal ini hakim menggunakan keterangan saksi dan keterangan terdakwa sebagai bukti dalam persidangan.

  Mengenai keterangan saksi diatur dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP disebutkan keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

  Dari penegasan Pasal 1 angka 27 KUHAP dihubungkan dengan bunyi

  69

  penjelasan Pasal 185 ayat (1) dapat diterangkan bahwa:

  a. Setiap keterangan saksi di luar apa yang didengarnya sendiri dalam peristiwa pidana yang terjadi atau di luar yang dilihat atau 68 dialaminya dalam peristiwa pidana yang terjadi, keterangan yang 69 Ibid, h.38.

  M. Yahya Harahap, op.cit, 2012, h. 287. diberikan diluar pendengaran, penglihatan, atau pengalaman sendiri mengenai suatu peristiwa pidana yang terjadi, tidak dapat dijadikan dan dinilai sebagai alat bukti.

  b. Keterangan saksi yang diperoleh dari hasil mendengarkan orang lain, tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti.

  c. Pendapat atau rekaan yang diperoleh saksi bukan merupakan keterangan saksi.

  Hakim dalam persidangan menggunakan keterangan saksi:

  a. Ruben Benito Siahaan sebagai salah satu pelaku (yang diajukan dalam dakwaan dan sidang yang berbeda karena sudah dewasa) tindak pidana pencurian yang dilakukan bersama Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga.

  b. Hermawati Lubis sebagai korban yang mengalami, melihat, dan mendengar terjadinya pencurian dengan dicurinya HP milik Hermawati Lubis.

  c. Rima Novia Panjaitan dan Maringan Panjaitan sebagai korban pemilik barang-barang yang dicuri oleh Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga, yang mengalami kejadian.

  d. Retno Wulandari adalah salah satu anak kos yang mengetahui adanya pencurian di rumah Rima Novia Panjaitan dan Maringan Panjaitan.

  Keterangan-keterangan yang diberikan saksi-saksi selama persidangan berhubungan satu dengan yang lain dan pada dasarnya menyatakan bahwa terjadi pencurian di rumah milik Rima Novia Panjaitan dan Maringan Panjaitan. Berdasarkan Pasal 185 ayat (4) KUHAP disebutkan bahwa keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu. Maka keterangan saksi-saksi diatas dapat dijadikan alat bukti yang sah.

  Ruben Benito Siahaan adalah saksi mahkota yang dalam hal ini merupakan terdakwa dalam kasus pencurian yang sama namun dalam pengadilan yang terpisah. Pada dasarnya, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung 1174K/Pid/1994 dan 1592 K/Pid/1994, saksi mahkota tidak dapat diajukan karena penggunaan saksi mahkota adalah bertentangan dengan KUHAP yang menjunjung tinggi HAM.

  Namun, menurut M. Sofyan Lubis, penggunaan saksi mahkota dibenarkan

  70

  didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu yaitu: 1. dalam perkara delik penyertaan; 2. terdapat kekurangan alat bukti; dan 70 3. Diperiksa dengan mekanisme pemisahan (splitsing).

  M. Sofyan Lubis, Saksi Mahkota dalam Pembuktian Pidana, dikunjungi pada tanggal 24 Januari 2014 Pendapat tersebut didasarkan pada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 1986 K/Pid/1989 tanggal 21 Maret 1990 yang disimpulkan bahwa Mahkamah Agung tidak melarang apabila Penuntut Umum mengajukan saksi mahkota dengan syarat bahwa saksi ini dalam kedudukannya sebagai terdakwa tidak termasuk dalam satu berkas perkara dengan terdakwa yang diberikan

  71

  kesaksian. Dalam Yurisprudensi tersebut juga ditekankan definisi saksi mahkota adalah teman terdakwa yang melakukan tindak pidana bersama-sama diajukan sebagai saksi untuk membuktikan dakwaan penuntut umum, yang perkaranya

  72 dipisah karena kurangnya alat bukti.

  Dalam persidangan ditemukan fakta bahwa perbuatan memang benar dilakukan oleh Doni Yoga Simangunsong, Rinaldy Sinaga, dan Ruben Benito Siahaan. Berdasarkan keterangan terdakwa yang menerangkan bahwa Rinaldy Sinaga dan Doni Yoga Simangunsong secara bersama-sama dengan Ruben Benito Siahaan mengambil barang-barang dengan cara melawan hukum. Dengan adanya 3 (tiga) orang yang melakukan perbuatan pencurian maka unsur pemberat dari

  Pasal 363 ayat (1) angka 4 yaitu unsur dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan bersekutu telah terpenuhi dan terbukti dilakukan oleh para terdakwa. Mengenai keterangan terdakwa, diatur dalam Pasal 189 KUHAP disebutkan dalam ayat (1) keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan dalam sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri. Dalam hal ini, keterangan Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga 71 72 Ibid.

  Ibid. sebagai terdakwa dapat digunakan sebagai alat bukti dalam persidangan sebagaimana kriteria dalam Pasal 189 KUHAP.

  Mengingat bahwa pelaku masih anak-anak yang dikategorikan berumur dibahwa 18 tahun sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pengadilan Anak, maka dapat dinyatakan bahwa Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga adalah anak-anak. Dengan terpenuhinya unsur anak-anak, maka terhadap Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga, hukum acara yang diterapkan adalah Undang-Undang Pengadilan Anak. Undang-Undang Pengadilan Anak juga diterapkan karena tindak pidana terjadi ketika masih berlaku Undang-Undang Pengadilan Anak.

  Hakim tunggal pada tingkat pertama dalam pertimbangannya meyakini dan menyimpulkan bahwa berdasarkan keterangan-keterangan saksi dan terdakwa serta telah terpenuhinya unsur-unsur pidana. Dengan terpenuhinya unsur-unsur pidana, adanya dua minimum alat bukti dan keyakinan hakim bahwa telah terjadi tindak pidana, maka pemidanaan terhadap Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga dilakukan. Berdasarkan Pasal 193 ayat (1) KUHAP disebutkan apabila pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana.

  Penjatuhan pidana selama 2 (dua) bulan 6 (enam) hari yang berarti masa tahanan sama dengan masa pidana sehingga dalam hal ini Doni dan Rinaldy dapat langsung keluar dari tahanan. Hal ini dilakukan oleh hakim tunggal pada tingkat pertama dengan pertimbangan bahwa dipersidangan Doni dan Rinaldy mengakui kesalahannya dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Pertimbangan lainnya adalah bahwa Doni dan Rinaldy merupakan anak-anak yang masih bisa dibina dan kedua terdakwa masih berkeinginan untuk melanjutkan sekolahnya.

  Penjatuhan pidana selama 2 (dua) bulan 6 (enam) hari didasarkan pada ketentuan Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Pengadilan Anak disebutkan bahwa pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal adalah ½ (satu per dua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. Pidana maksimum yang ditentukan oleh Pasal 363 ayat (1) KUHP adalah 7 (tujuh) tahun. Sehingga pidana yang dapat dijatuhkan kepada Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Pengadilan Anak, yaitu kurang dari 3,5 tahun.

  Pemotongan masa pidana dengan masa tahanan dilakukan dengan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (4) KUHAP yang disebutkan masa penangkapan atau masa penahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Kemudian dalam Pasal 193 ayat (2) huruf b KUHAP disebutkan dalam hal terdakwa ditahan, pengadilan daam menjatuhkan putusannya dapat menetapkan terdakwa tetap ada dalam tahanan atau membebaskannya, apabila terdapat alasan cukup untuk itu. Dengan habisnya masa pidana yang telah dikurangi seluruhnya dengan masa penahanan, Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga dikeluarkan dari rumah tahanan.

  Kemudian hakim tunggal pada tingkat pertama juga menjadikan hasil laporan dari Lembaga Permasyarakatan Klas II A Pematang Siantar sebagai pertimbangannya yang didalamnya menerangkan bahwa Doni dan Rinaldy masih berusia muda yang perlu bimbingan dari orang tua masing-masing dan keduanya melakukan perbuatan tersebut karena pengaruh dari teman dan lingkungan. Alasan ini digunakan oleh hakim tunggal pada tingkat pertama untuk meringankan hukuman Doni dan Rinaldy.

  Dasar adanya laporan penelitian kemasyarakatan sebagaimana dalam pertimbangan diatas diatur dalam Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang Pengadilan Anak. Disebutkan bahwa putusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan. Maka dalam hal ini hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan sebagai salah satu hal untuk menentukan sanksi atau tindakan.

  Hakim tunggal pada tingkat pertama juga memberikan petimbangannya tentang hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan.

  Hal-hal yang memberatkan :

  1. Perbuatan para terdakwa meresahkan masyarakat;

  2. Para terdakwa telah menikmati hasil curiannya;

  3. Perbuatan para terdakwa terlalu nekat seperti perbuatan orang dewasa. Hal-hal yang meringankan :

  1. Para terdakwa mengakui terus terang dan menyesali perbuatannya;

  2. Para terdakwa besikap sopan di persidangan;

  3. Para terdakwa masih usia anak-anak dan perlu binaan dari orang tuanya;

  4. Para terdakwa berkeinginan melanjutkan sekolahnya;

  5. Para terdakwa belum pernah dipidana. Pertimbangan hakim terhadap hal-hal yang memberatkan dan meringankan merupakan salah satu bentuk pertimbangan non-yuridis yang bersifat sosiologis, kriminologis, dan psikologis.

73 Kondisi kedua terdakwa yang masih dibawah

  umur dan melihat latar belakang serta keadaan Doni Yoga Simangunsong dan Rinaldy Sinaga menjadi hal-hal yang dipertimbangkan oleh hakim guna masa depan anak. Juga keinginan kedua terdakwa untuk melanjutkan sekolah sehingga menjadi lebih baik kedepannya.

73 Made Agus Indra Diandika, I Ketut Sundatra, Dasar Pertimbangan Hakim Dalam

  Menjatuhkan Pidana Penjara Terhadap Anak , Bagian Hukum Pidana Fakutas Hukum Universitas Udayana, Bali, 2013.

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN ( Putusan Nomor : 112/Pid.B/Sus /2011/PN.Mkd)

0 4 16

ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN (Putusan Nomor : 112/Pid.B/Sus /2011/PN.Mkd)

0 4 15

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PEMIDANAAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Putusan Nomor 417/Pid.B/2011/PN.Mkt)

1 4 18

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PEMIDANAAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Putusan Nomor 417/Pid.B/2011/PN.Mkt)

0 4 9

ENERAPAN PIDANA PENJARA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA ANAK DITINJAU DARI PERSPEKTIF TUJUAN PEMIDANAAN

0 2 20

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN (Studi Kasus Perkara Nomor 137/Pid.B/2014/PN.BU)

0 4 53

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAMMENJATUHKAN PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Putusan Nomor 1303K/PID.SUS/2011)

0 0 15

BAB III ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TERKAIT PENERAPAN PIDANA BERSYARAT TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan Nomor 227Pid.Sus2013PN.Bi) A. Posisi Kasus - Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat T

0 0 42

BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang - PEMIDANAAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA (Studi Kasus Putusan Nomor 162/Pid.B/2013/PN.PMS) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 9

BAB II 2.1 Anak Pelaku Tindak Pidana - PEMIDANAAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA (Studi Kasus Putusan Nomor 162/Pid.B/2013/PN.PMS) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 30