HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN GUGUS IV PERAMPUAN KECAMATAN LABUAPI LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Repository UNRAM

  HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN GUGUS IV PERAMPUAN KECAMATAN LABUAPI LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi

  Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh :

  Ni Ketut Sri Shanti Dewi NIM. E1E213133 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

  2017

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. : NI KETUT SRI SHANTI DEWI

  NAMA 2. : E1E213133

  NIM 3. : Jl. Kelapa Tiga No. 12, Gerisak Kekalik Jaya

  Alamat Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN

  Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” adalah asli dan bukan plagiat.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila kelak di kemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar, saya bersedia diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan menerima segala konsekwensinya termasuk pencabutan gelar sebagai sarjana pendidikan.

  Mataram, Juli 2017 Yang membuat pernyataan NI KT SRI SHANTI D NIM. E1E213133

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTTO : “Tidak ada biografi orang sukses yang tipis, bersemangatlah”

  PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan untuk :

  Kedua orang tuaku tercinta (I Nengah Sudarka, S.Pd dan Ni Ketut Ariani)

  • Kakakku tersayang (I Made Bagus Armika Jaya)

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunianya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” dapat terselesaikan.

  Penulisan skripsi ini adalah sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi S1 PGSD pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, yang tidak mungkin terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  Skripsi ini terdiri dari lima BAB, yang dimana BAB I sampai BAB

  III merupakan proposal penelitian yang dirancang untuk melakukan sebuah penelitian, sedangkan BAB IV sampai BAB V merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

  BAB I merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel. BAB II merupakan kajian teori yang berisi tentang deskriptor teori tentang Variabel X (Tingkat Pendidikan Ibu) dan Variabel Y (Prestasi Belajar). BAB III merupakan bagian dari Metode Penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV merupakan pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari hasil uji analisis data dan pembahasan dari hasil analisis data penelitian. BAB V merupakan bagian penutup dari skripsi ini, terdapat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk penelitian yang lebih baik kedepannya.

  Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca.

  Mataram, Juli 2017 Penyusun NI KT SRI SHANTI D NIM. E1E213133 UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada: 1.

  Dr. H. Wildan, M.Pd Dekan FKIP Universitas Mataram yang telah memberikan kemudahan dalam mengurus administrasi penulisan skripsi ini.

  2. Ida Ermiana, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang selalu mendukung dan memudahkan mahasiswa untuk urusan Administrasi.

  3. Mohammad Irawan Zain, M.Pd Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Nurul Hikmah, S.Pd., M.Sc Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Dr. Darmiany, M.Pd Dosen Penguji yang telah bersedia menyempurnakan penyusunan skripsi ini.

  6. Drs. L. M. Tauhid, M.Pd Dosen Statistik yang telah bersedia memberikan bimbingan dalam menyempurnakan penyusunan skripsi ini.

  7. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang telah banyak memberikan ilmu kepada peneliti.

  8. Kepala Sekolah di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat (SDN 1 Kuranji, SDN 2 Kuranji, SDN 1 Perampuan, SDN

  2 Perampuan, SDN 1 Karang Bongkot, SDN 2 Karang Bongkot, dan SDN

  3 Karang Bongkot) yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  9. Bapak/ Ibu guru wali kelas IV di di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat (SDN 1 Kuranji, SDN 2 Kuranji, SDN 1 Perampuan, SDN 2 Perampuan, SDN 1 Karang Bongkot, SDN 2 Karang Bongkot, dan SDN 3 Karang Bongkot) yang telah memberikan izin serta bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

  10. Kepala Sekolah dan seluruh guru-guru SDN 11 Ampenan Lokasi PPL yang selalu memberi doa dan dukungan.

  11. Sahabat-sahabat seperjuangan (Naniq, Wati, Rina, Rety, dhea, Hana, Yuni, Astri, Nana, Dian, Fani, Tari, Indah, Dewi) yang selalu memberi semangat untuk bersama-bersama mengejar gelar sarjana.

  12. I Gusti Ngurah Bagus Wirayuda yang selalu menemani dan memberi semangat untuk mengejar gelar sarjana.

  13. Dayu Santi yang telah membantu dalam mengolah data penelitian.

  14. Kepada keluarga besar yang selalu mendoakan kelancaran skripsi ini.

  15. Teman-teman PPL (Dian, Rosma, Zainal, Via, Tika) yang selalu mendukung untuk terselesaikannya skripsi ini.

  16. Kepada sahabat-sahabatku PGSD C Sore angkatan 2013 yang selalu memberikan dukungan.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL. ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ......... ii HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI. .......... iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v KATA PENGANTAR ............................................................................. vi UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR TABEL ................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii ABSTRAK ............................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5 C. Batasan Masalah............................................................................ 5 D. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7 G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori .............................................................................. 9

  1) Prestasi Belajar ........................................................................ 9

  2) Tingkat Pendidikan Ibu ......................................................... 18

  3) Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi

  Belajar ................................................................................... 24 B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 26 C.

  Kerangka Berpikir ...................................................................... 27 D.

  Hpotesis Penelitian ..................................................................... 28

  BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ................................................................. 29 B. Populasi dan Sampel .................................................................. 31 C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33 D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35 E. Teknik Analisis Data .................................................................. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... 39

  1. Hasil Pengumpulan data .......................................................... 39 1) Tingkat Pendidikan Ibu ...................................................... 39 2) Prestasi Belajar ................................................................. 40 2.

  Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 41 3. Pembahasan ................................................................................ 46

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ..................................................................................... 51 B. Saran ........................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 54 LAMPIRAN ........................................................................................... 56

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel................................................... 33Tabel 4.1 Data Uji Hipotesis ................................................................... 42Tabel 4.2 Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 42Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan SPSS ................................. 44

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Data Sekolah Dasar Negeri Gugus IV Perampuan .............. 57 Lampiran 2 Jumlah Populasi Siswa Kelas IV ......................................... 61 Lampiran 3 Menghitung Sampel Siswa Kelas IV ................................... 62 Lampiran 4 Jumlah Sampel Siswa Kelas IV ........................................... 65 Lampiran 5 Jumlah Populasi Tingkat Pendidikan Ibu ........................... 66 Lampiran 6 Menghitung Sampel Tingkat Pendidikan Ibu ..................... 67 Lampiran 7 Jumlah Sampel Tingkat Pendidikan Ibu .............................. 73 Lampiran 8 Data Nilai Ulangan Harian Siswa ........................................ 74 Lampiran 9 Data Penelitian ..................................................................... 75 Lampiran 10 Tabel Data Penelitian ........................................................ 79 Lampiran 11 Tabel Hasil Hitung Manual .............................................. 80 Lampiran 12 Output Hasil Hitung SPSS ................................................ 82 Lampiran 13 Angket Pengumpulan Data ............................................... 84 Lampiran 14 Pedoman Wawancara ........................................................ 85 Lampiran 15 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat .......................................... 91 Lampiran 16 Dokumentasi Wawancara ................................................. 92 Lampiran 17 Surat Keterangan Observasi ............................................. 95 Lampiran 18 Surat Izin Penelitian ........................................................ 102 Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian ........................................... 103 Lampiran 20 Kartu Konsul .................................................................. 111

  

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN GUGUS IV

KECAMATAN LABUAPI LOMBOK BARAT TAHUN

  

PELAJARAN 2016/2017

Ni Ketut Sri Shanti Dewi NIM. E1E213133 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu Siswa, Gambaran Prestasi Belajar Siswa, dan Korelasi antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian

  ini didasari dari permasalahan bahwa diduga tingkat pendidikan ibu berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 orang yang diambil secara random sampling pada siswa kelas IV di SDN Gugus IV Kecamatan Labuapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata tingkat pendidikan ibu siswa adalah sekolah dasar 44% (paling banyak), diantaranya 18,7% tidak sekolah, 14% memiliki tingkat pendidikan SMP, 14,6% memiliki tingkat pendidikan SMA, dan 8,7% memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi. Sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 43,33% (cukup baik), diantaranya 8,6% memiliki prestasi belajar kurang baik, 46,7% memiliki prestasi belajar cukup baik, 40,7% memiliki prestasi belajar baik, dan 4% memiliki prestasi belajar sangat baik. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi > yaitu 46,68 > 21,026. Jadi tingkat pendidikan ibu dan prestasi belajar siswa berkorelasi secara positif dan signifikan.

  Kata Kunci: Tingkat Pendidikan Ibu, Prestasi Belajar Siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk

  meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.

  Meningkat maupun berkembangnya potensi peserta didik dapat dilihat melalui prestasi.

  Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan. Hasil dari tes dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani, 2011 : 138-139). Prestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (Hamdani, 2011 : 141). Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan tentang tri pusat pendidikan meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat yang mempunyai pengaruh dan tanggung jawab yang sama dalam pendidikan meskipun masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri (Surya, 2007 : 1.26).

  Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik (Hasbullah, 1999 : 33). Hal tersebut menjadikan keluarga sebagai penentu keberhasilan belajar anak dan memberikan sumbangsih yang besar terhadap fondasi awal anak dalam menjalani pendidikan. Dalam keluarga ayah dan ibu memiliki kedudukan yang sama, kedudukannya adalah sama- sama sebagai orang tua. Akan tetapi peran ibu sebagai lambang kasih sayang membuat anak lebih dekat kepada ibu, dibandingkan kepada ayah yang memiliki peran sebagai sumber kekuasaan dan hakim (Abdullah, 2011 : 194). Ibu adalah lingkungan pertama tempat anak bersosialisasi dari anak lahir hingga dewasa menjadikan ibu sebagai sumber pendidikan bagi anak-anaknya.

  Setiap orang membutuhkan ilmu sebagai bekal untuk menjalankan setiap kegiatannya. Dengan ilmu yang dimiliki seorang ibu dan kebiasaan meniru pada anak, ibu akan mampu menjadi tauladan baik, memberi wacana berperilaku, budi pekerti, dan adat kebiasaan sehari-hari yang baik dalam kehidupan anak. Melalui pribadi anak yang terbina dan terdidik, ibu mampu menciptakan anak menjadi pribadi yang berhasil dalam memperoleh prestasi belajar di sekolah.

  Seorang ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan menyadari pentingnya pendidikan, sehingga akan lebih memperhatikan pendidikan anaknya. Sedangkan seorang ibu yang telah merasa sukses dengan hasil yang dicapainya tanpa bekal ilmu yang diperoleh melalui pendidikan, akan cenderung mengabaikan pendidikan bagi anaknya karena kurang menyadari pentingnya pendidikan. Sehingga perbedaan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing ibu siswa berpengaruh pada perolehan prestasi belajar oleh masing-masing siswa.

  Seorang ibu perlu mengenyam pendidikan yang tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan itu merupakan hak dasar setiap manusia.

  Seorang ibu bagi keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak- anaknya. Seorang ibu dengan memiliki pengetahuan yang luas, tingkat pendidikan bagus, dan keshalehan yang tinggi tentu akan berbeda cara memberikan pendidikan kepada anak dibandingkan dengan seorang perempuan lain yang tidak mengenyam pendidikan. Sehingga pendidikan wajib diperoleh setiap wanita yang akan menjadi ibu dalam kehidupan keluarganya (Azis, 2015 : 39).

  Namun kini salah satu kesalah pahaman dari para orang tua dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah (Hasbullah, 1999 : 21). Banyak ibu yang cenderung beranggapan bahwa prestasi anaknya di tingkat sekolah dasar tidak terlalu penting, sehingga ibu jarang memperhatikan bahkan membimbing anak- anaknya untuk belajar di rumah. Padahal dalam kenyataannya materi dasar yang dipelajari ketika sekolah dasar akan tetap memberikan sumbangsih yang besar terhadap materi-materi lanjutan pada tingkatan SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

  Melalui observasi pada tanggal 13 Desember 2016 di SDN gugus

  IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat peneliti mendapatkan data latar belakang pendidikan ibu siswa sebagai berikut ; tidak sekolah sebanyak 18,5%, SD sebanyak 46,3%, SMP sebanyak 14,5%, SMA sebanyak 14,5%, dan sebanyak 6,2% yang memiliki tingkat pendidikan akhir perguruan tinggi. Dari data tersebut terlihat bahwa pendidikan akhir ibu yang terbanyak adalah pada tingkat sekolah dasar yaitu sebesar 46,3%, sedangkan tingkat pendidikan akhir ibu yang paling sedikit adalah pada tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebesar 6,2%. Kemudian melalui obesrvasi pada tanggal 27 April 2017 di SDN gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat peneliti melihat sebagian besar murid- murid asik bermain ketika guru sedang mengajar di depan kelas, begitu pula pada saat jam istirahat sebagian besar murid-murid terlihat hanya asik bermain tidak ada terjadi diskusi antar siswa membahas tentang pelajaran.

  Hal ini juga diperkuat dengan data yang peneliti peroleh yaitu sebanyak

  37,4% siswa memiliki prestasi yang rendah dan mendapat nilai dibawah KKM 70.

  Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mencari hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar siswa, dan mengadakan penelitian yang berjudul, “Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017”.

  B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut “Adanya perbedaan tingkat pendidikan ibu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa”.

  C. Batasan Masalah

  Agar pelaksanaan penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup penelitian ini perlu ditegaskan. Sesuai dengan judul yang penulis angkat, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah tentang tingkat pendidikan ibu dan prestasi belajar siswa. Tingkat pendidikan ibu yang dimaksud adalah tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

  Sedangkan prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah prestasi belajar yang berhasil dicapai siswa selama belajar di sekolah ketika duduk di kelas IV semester gasal pada mata pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Nilai pada lima mata pelajaran tersebut akan diakumulasikan dan dicari rata-ratanya.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang ada, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana Tingkat Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV

  Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimana Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi

  Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017? E.

   Tujuan Penelitian

  Dari rumusan permasalahan yang ada diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui :

  1. Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 2. Tingkat Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan

  Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar

  Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017

F. Manfaat Penelitian

  Informasi yang diperoleh dari kajian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis diantaranya :

  1. Teoritis

  a) Pengembangan Konsep Keilmuan

  Artinya penelitian ini dapat menemukan konsep adanya hubungan yang signifikan atau tidak antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar.

  b) Penerapan Metodologi

  Artinya penelitian ini dapat mengarah pada pengembangan konsep analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

  2. Praktis

  a) Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bahan pembanding bagi penelitian berikutnya.

  b) Memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar siswa.

G. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi.

  Variabel penelitian juga merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal terbukti kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu Variabel bebas (x) yaitu tingkat pendidikan ibu dan Variabel terikat (y) yaitu prestasi belajar siswa.

  1. Tingkat pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan menurut jenjang pendidikan yang telah ditempuh, melalui pendidikan formal di sekolah berjenjang dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi yaitu dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Tingkat Pendidikan Ibu yang peneliti teliti meliputi Tidak Sekolah, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

  2. Prestasi belajar adalah prestasi yang berhasil dicapai siswa kelas IV pada semester gasal tahun 2016 yang telah terkaper pada rapot siswa, data yang peneliti gunakan yaitu nilai rapot siswa pada mata pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Nilai tersebut akan diakumulasikan dan dicari rata-ratanya dari masing-masing rapot siswa kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Dari kedua variabel tersebut kemudian dicari ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu

  kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan ketrampilan (Gagne, 1985 : 40). Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 1996 : 162).

  Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan.

  Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

  Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani, 2011 : 138-139).

  Kemampuan berprestasi merupakan sesuatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar.

  Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas- tugas belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik, karena kemampuan berprestasi itu dipengaruhi oleh beberapa aspek, antara lain : 1.

  Penerimaan, dalam proses penerimaan ini bagaimana siswa- siswa itu bisa menerima atau menyerap materi-materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

  2. Pengaktifan, dalam proses belajar mengajar biasanya kemampuan dari masing-masing siswa itu berbeda-beda, sehingga tidak semuanya siswa tersebut bisa aktif dalam proses belajar mengajar, dalam proses pengaktifan itu sudah bisa terlihat apakah siswa itu berprestasi atau tidak.

  3. Pra pengolahan, disini sebelum guru itu memberikan materi, mereka sudah bisa memikirkan apakah materi tersebut bisa diterima atau diolah pemikiran peserta didik atau tidak.

  4. Pengolahan, dalam proses ini sudah terlihat siswa itu bisa atau tidak dalam menerima atau mengolah materi-materi yang disampaikan, hal ini bisa dibuktikan dengan cara evaluasi yang akhirnya nanti akan terlihat pada prestasi peserta didik.

  5. Penyimpulan, proses penyimpulan inilah kita bisa mengatakan mana siswa yang berprestasi dan mana yang tidak berprestasi.

  Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung bermacam- macam faktor. Adapun faktor-faktor itu digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (Intern) dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani, 2011 : 139-144).

  1. Faktor internal Faktor intern adalah faktor yang yang berasal dari siswa.

  Faktor ini antara lain sebagai berikut. :

  a) Kecerdasan

  Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi- rendahnya intelengensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai dengan kemajuan- kemajuan yang berbeda antara satu anak dan anak yang lainnya sehingga pada anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi daripada dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

  Dari pendapat diatas, jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi anak dalam usaha belajar. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk merekasi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan hanya persoalan kualitas otak, melainkan juga kualitas organ- organ tubuh lainnya.

  Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, maka semakin tinggi juga peluang untuk memperoleh prestasi yang tinggi.

  b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

  Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sagat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

  Uzer dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.

  c) Sikap

  Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan.

  Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya. Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.

  d) Minat

  Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang, dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.

  Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan.

  Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolahnya, siswa diharapkan dapat mmengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

  Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi hasil belajarnya.

  Apabila seseorang mempunnyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

  e) Bakat

  Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti yang berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

  Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.

  f) Motivasi

  Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.

  Kuatnya motivasi belajar turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

  Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula, dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

  Dengan adanya dorongan dalam diri siswa, akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran untuk membangkitkan motivasi kepada mereka supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

2. Faktor Eksternal

  Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sisoal dan lingkungan nonsosial.

  Lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal dan waktu belajar.

  a) Keadaan keluarga

  Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

  Sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu penddikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

  Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerja sama yang perlu ditingkatkan, ketika orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar. b) Keadaan sekolah

  Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

  c) Lingkungan masyarakat

  Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

  Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal disuatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, yaitu (Hamdani, 2011 : 146) : a.

  Norma skala angka dari 0 – 10; b. Norma skala angka dari 0 – 100.

  Angka terendah menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (passing grade) skala 0

  • – 10 adalah 5,5 sedangkan untuk skala 0
  • – 100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya, jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.

  Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot setiap bidang studi setelah mengalamai proses belajar mengajar.

2. Tingkat Pendidikan Ibu

  Tingkat pendidikan atau jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang akan dikembangkan (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 Ayat (8)). Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni disebutkan mengenai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pada pasal 14 jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah (Pasal 17 Ayat (1)).

  Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Pasal 17 Ayat (2)).

  Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar (Pasal 18 Ayat (1)). Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (Pasal 18 Ayat (2)). Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Pasal 18 Ayat (3)).

  Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesiallis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (Pasal 19 Ayat (1)). Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka (Pasal 19 Ayat (2)) (Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003).

  Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik (Hasbullah, 1999 : 33): 1.

  Fungsi pendidikan keluarga : a.

  Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.

  b.

  Menjamin kehidupan emosional anak.

  c.

  Menanamkan dasar pendidikan moral.

  d.

  Memberikan dasar pendidikan sosial.

  e.

  Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

  2. Aspek keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak (Surya, 2007 : 6.10): a.

  Jumlah anak dalam keluarga Jumlah anak dalam keluarga ditemukan oleh para pakar punya pengaruh dalam perkembangan anak. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa jumlah anak berpengaruh pada pencapaian akademik. Makin besar jumlah anak dalam satu keluarga, makin rendah pencapaian akademik dari anak-anak tersebut. Hal ini dapat kita pahami karena dengan jumlah anak yang besar, perhatian orang tua harus terbagi. b.

  Nomor kelahiran Anak pertama dalam keluarga menunjukkan perkembangan kemampuan akademik dan fisik, sebagaimana yang ditemukan oleh Belmont dan Marolla. Namun demikian, ada juga yang menemukan bahwa urutan kelahiran tidak punya pengaruh dalam perkembangan anak.

  c.

  Perubahan struktur keluarga Perubahan struktur keluarga, misalnya adanya perceraian, adanya bapak/ibu tiri juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. hal ini dapat kita pahami karena perubahan keluarga, lebih-lebih yang berupa perceraian akan mengakibatkan munculnya masalah dalam keluarga.

  d.

  Latar belakang pendidikan orang tua Latar belakang pendidikan orang tua mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam perkembangan bahasa. Hal ini dapat kita pahami karena anak belajar bahasa dari orang yang selalu dekat dengannya, apakah itu ibunya atau pengasuhnya.

  Jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai anak sangat tergantung dari jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai orang-orang yang dekat dengannya.

  e.

  Status sosial ekonomi Para pakar di negeri barat menemukan bahwa ada hubungan langsung antara kecerdasan dan status sosial ekonomi.

  Anak yang berasal dari tingkat status sosial ekonomi yang berbeda-beda dapat ditandai dari jenis mainan dan bahasa yang mereka gunakan. Secara logika kita dapat memahami hal ini karena anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi akan mendapatkan segala kebutuhannya sehingga jika ia tergolong berkemampuan normal saja, ia akan mampu belajar dengan baik. Bandingkan dengan anak yang harus membantu orang tua mencari nafkah. Kesempatan untuk belajar dan menikmati mainan atau kebutuhan lain akan sangat terbatas.

  Ibu sama hal nya orang tua yang merupakan pendidik pertama, utama dan kodrati. Dialah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian seorang anak (Hasbullah, 1999 : 21).

  1. Orang tua berperan untuk membantu anak agar dapat berhasil dalam mencapai penyesuaian kehidupan dewasa yang meliputi penyesuaian berikut ini (Surya, 2007 : 2.8): a.

  Personal, yaitu penyesuaian untuk menjadi orang dewasa dengan pribadi mandiri.

  b.

  Sosial, yaitu penyesuaian dengan tuntutan kehidupan interaksi sosial.

  c.

  Edukasional, yaitu tuntutan pendidikan yang diperlukan untuk mencapai kehidupan dewasa yang bahagia. d.

  Vokasional, yaitu penyesuaian dengan tuntutan pekerjaan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan.

  e.

  Marital, yaitu penyesuaian dengan tuntutan persiapan dan kehidupan pernikahan dengan berbagai aspek-aspeknya.

  f.

  Moral dan spiritual, yaitu penyesuaian terhadap tugas-tugas kehidupan moral dan agama.

  2. Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain, adalah (Hasbullah, 1999 : 89) : a.

  Memelihara dan membesarkannya, tanggungjawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena si anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

  b.

  Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

  c.

  Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak, sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain.

  d.

  Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim.

  Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pengertian tingkat pendidikan ibu adalah jenjang ataupun tahap pendidikan formal yang ditempuh ibu (pendidikan dasar (SD/MI, SMP/MTs), pendidikan menengah (SMA/MA, SMK/MAK), dan pendidikan tinggi), dalam usahanya meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi dalam diri, yaitu mengatur keuangan, mendidik anak, dan memanage seluruh aktivitas rumah tangga.

3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa

  Keberhasilan belajar yang dicapai anak di sekolah tidak dapat dilepaskan dari peran pendidikan dalam keluarga yaitu ayah dan ibu siswa (Surya, 2007 : 1.26). Seorang ibu bagi keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya (Azis, 2015 : 39). Asuhan dan pendidikan yang didapatkan anak dalam keluarga akan berperan sebagai fondasi utama bagi pendidikan-pendidikan selanjutnya.

  Fondasi utama tersebut akan mempengaruhi minat anak sebagai siswa dalam belajar di sekolah, dan melahirkan anak yang berprestasi sebagai wujud tolak ukur hasil belajar yang telah ia peroleh.

  Menurut Surya (2007 : 6.10) mengemukakan beberapa aspek keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak, dan salah satu aspek tersebut adalah latar belakang pendidikan orang tua mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam perkembangan bahasa. Hal ini dapat kita pahami karena anak belajar bahasa dari orang yang selalu dekat dengannya, apakah itu ibunya atau pengasuhnya. Jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai anak sangat tergantung dari jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai orang-orang yang dekat dengannya.