HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI GAMBAR ORANG DENGAN FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN 16 PF

  HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI GAMBAR ORANG DENGAN FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN 16 PF

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Reni Nurhayati

  NIM : 079114049 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI GAMBAR ORANG DENGAN FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN 16 PF

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Reni Nurhayati

  NIM : 079114049 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  HALAMAN MOTTO

  

“ Ji k a k i t a i n g i n m e r a i h se su a t u , m a k a k o n e k si k a n

m i n d se t k i t a d e n g a n k e su n g g u h a n k i t a , se r t a

l a n c a r k a n l a h d e n g a n d o a ”

  HALAMAN PERSEMBAHAN Tulisan ini kupersembahkan untuk :

   Allah S.W.T. yang selalu memberiku petunjuk hidup.  Kedua orangtuaku yang sangat kusayangi dan kucintai  Kedua adikku yang sangat kusayangi  Seseorang yang selalu mencintaiku  Seluruh keluarga  Seluruh sahabat-sahabatku

  HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI GAMBAR ORANG DENGAN FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN 16 PF

  

Reni Nurhayati

  ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat validasi Draw-A-Person (DAP) menggunakan 16 PF

sebagai prediktornya. Data yang digunakan merupakan orang yang sama-sama mengikuti tes seleksi

kerja, seabanyak 200 orang. Peneliti mengambil data tersebut dari Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi

Psikologi (P2TKP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menganalisis data dengan

menggunakan dua tahap, yaitu analisis faktor dan analisis regresi. Tahap awal peneliti menentukan

berapa banyak faktor yang dapat diekstrak pada dimensi Draw-A-Person (DAP) dengan menggunakan

analisis faktor. Sebelum mempertimbangkan reliabilitas, dari hasil analisis faktor didapatkan 10 faktor

yang dapat diekstrak sedangkan setelah mempertimbangkan reliabilitas didapatkan 8 faktor.

Selanjutnya Faktor 16 PF dihubungan dengan 10 faktor dan 8 faktor DAP dengan menggunakan

analisis regresi. Pada faktor DAP yang belum mempertimbangkan reliabilitas, analisis regresi

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Faktor Q3 dengan Faktor IX (b = 0,072 , p =

0,005) dan Faktor Q4 dengan Faktor I (b = - 0,054 , p = 0,000). Sedangkan untuk Faktor DAP yang

sudah mempertimbangkan reliabilitas, analisis regresi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara Faktor Q3 dengan Faktor VII (b = 0,069, p = 0,006) dan Faktor Q4 dengan Faktor I (b = -

0,061, p = 0,001).

  Kata Kunci : Faktor Draw-A-Person (DAP), Faktor 16 PF, Analisis Faktor, Analisis Regresi

  

CORRELATION BETWEEN EKSPRESION PICTURE OF PEOPLE

WITH PERSONALITY FACTORS OF 16 PF

Reni Nurhayati

ABSTRACT

  The purpose of this research was to investigate validation of Draw-A-Person (DAP) using 16

PF as the criterion. Data were 200 individuals that altendiy employee selection. Researcher took data

from Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP) Sanata Dharma University

Yogyakarta. Analyses were conducted in two phase. They were factor analysis and regression

analysis. First, there were ten (10) Factors extracted in Factor Analysis phase before looked reliable,

but after looked reliable were find eight (8) Factors. Second, Factors of 16 PF were each regressed

on 10 Factors and 8 Factors of DAP using regression technique. Regression analysis on 10 Factors

indicated that there were significant correlation between Factor of Q3 with Factor of IX (b = 0,072 ,

p = 0,005) and between Factor of Q4 with Factor of I (b = - 0,054 , p = 0,000). And then, regression

analysis on 8 Factors indicated that there were significant correlation between Factor of Q3 with

Factor of VII (b = 0,069, p=0,006) and Factor of Q4 with Factor of I (b = -0,061, p=0,001).

  Key Word : Draw-A-Person’s Factors, 16 PF’s Factors, Factor Analysis, Regression Analysis

KATA PENGANTAR

  Puji dan Syukur kepada Allah S.W.T. atas curahan rahmat dan kasih sayangNya yang diberikan sehingga penilitian dan penyusunan skripsi dengan judul: “ Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dengan Faktor-Faktor Kepribadian 16 PF” dapat diselesaikan.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan lain dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui keterkaitan Faktor 16PF dengan dimensi Draw A-Person (DAP).

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memotivasi dan memberi saran hingga selesainya skripsi ini, terutama kepada:

  1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Agung Santoso, S. Psi, M. A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan waktu, saran, bimbingan, kesabaran, kepercayaan, semangat dan keramahannya kepada saya untuk mengerjakan penelitian ini. Senang rasanya, akhirnya saya bisa merealisasikan sebagian kecil mimpi bapak.

  3. Ibu Titik Kristiyani, M. Psi. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas juga mengucapkan terimaksih karena ibu telah bersedia mempercayakan kepada saya untuk menjadi koordinator “KERANG”.

  4. Bapak Heri Widodo, M. Psi. selaku Pemimpin P2TKP yang memberikan izin untuk pengambilan data di P2TKP, memberikan dukungan dalam pengerjaan skripsi dan motivasi yang membuat saya yakin, “Bahwa dengan SEMANGAT dan KEYAKINAN, kita bisa merealisasikan hal yang diragukan oleh orang lain”.

  5. Ibu MM. Nimas Eki S., S. Psi., Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing akademik.

  Terimaksih untuk saran dan konsultasi untuk kemajuan akademis saya.

  6. Terimakasih kepada Ibu A. Tanti Arini, S. Psi., M. Si. untuk konsultasi dan sharingnya mengenai alat-alat tes.

  7. Para Psikolog : Ibu Agnes Indar E,, S. Psi., Psi., M. Si. dan Mbak Tya yang telah meluangkan waktu untuk mensupport, konsultasi dan membantu menjawab skala penelitian ini.

  8. Semua dosen pengampu di Fakultas Psikologi yang telah memebrikan banyak ilmu. Semoga semain berkualitas dan total dalam membimbing mahasiswanya.

  9. Ibu Dra. Rr. Tri Siti Nurhayati, ibu tercinta dan tersayang yang selalu memberikan doa, perhatian, dukungan, motivasi, dan cintanya, sehingga penulis memiliki motivasi dan kekuatan yang kuat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih bu, kedisiplinan yang ibu ajarkan sangat bermanfaat bagi

  10. Bapak Kol. Kes. Drs. Sudarmadi, bapak tersayang dan tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan spiritual, motivasi serta “insight” yang mampu memberikan kekuatan dan energi bagi penulis untuk dapat menyelesaiakan berbagai macam tugas dengan baik, totalitas, dan sungguh-sungguh.

  11. Kedua adikku, Devi Damayanti dan Avianti Nurwidarmadi yang selalu memberikan kesegaran ketika kepenatan datang menghadang dengan kekonyolan dan kelucuan kalian, terimaksih juga untuk doa dan dukungannya ya. You are my the best sisters.

  12. Abang Rama yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, doa,

  insight dan kesabarannya untuk selalu memberikan masukan yang baik dan

  memberiku kesempatan untuk bertumbuh dewasa. Bang terimkasih banyak untuk sharing skripsi de ya.

  13. Sahabatku Valentina W.U., Wini Kis A., Adelbertus, Rangga, I Putu Ardika Yana, Adit terimaksih untuk dukungan, petualangan seru selama masa kuliah, serta masa sedih dan suka sebagai mahasiswa. Teman-teman angkatan 2007 yang akan selalu kuingat.

  14. Teman-teman ANATEMA, terimakasih untuk dukungan dan kepercayaan kalian.

  15. Mas Gandung, Bu Nani, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Doni atas keramahan dan semua bantuannya selama ini di bidang Fakultas psikologi. kekompakan di masa KKN sampai saat ini, kalian memberikanku insight indah untuk tetap tegar.

  17. Teman-teman P2TKP yang memberikan support dan memberikan indahnya kekompakan dan kedekatan kita semua.

  18. Semua teman-teman asistenku 2009, terimaksih karena kalian telah meluangkan waktu untuk membantu mbak memasukkan data. Tanpa kalian, mbak bakalan lebih lama nich masukin data.

  19. Teman-teman “KERANG” terimakasih untuk pengertian dan dukungan kalian.

  20. Sermadakar Legowo dan Sermadakar Ari terimaksih untuk dukungan dan kekocakan kalian.

  21. Seluruh Crew RAKA (RADIO KARBOL) Fm AAU, terimakasih untuk pengertian kalian semua.

  Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala bentuk saran dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Atas segala perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................. vii ABSTRACT ................................................................................................... viii HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

  A. LATAR BELAKANG ..................................................................

  23 1. Sejarah 16 PF .........................................................................

  44 B. Variabel Penelitian .......................................................................

  44 A. Jenis Penelitian .............................................................................

  43 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................

  42 D. Pertanyaan penelitian ....................................................................

  39 C. Hubungan Antara Dimensi DAP dengan Faktor 16 PF ..................

  27 4. Cara Interpretasi 16 PF ..........................................................

  25 3. Faktor-Faktor dalam 16 PF ....................................................

  23 2. Prosedur 16 PF.......................................................................

  22 B. The Sixteen Personality Factor Questionnaire (16 PF ....................

  1 B. PERUMUSAN MASALAH ........................................................

  9 4. Kelebihan dan Kelemahan Draw-A-Person ............................

  8 3. Cara Interpretasi Draw-A-Person ...........................................

  7 2. Prosedur Draw-A-Person Test ................................................

  7 1. Sejarah Draw-A-Person Test ..................................................

  7 A. Draw-A-Person (Menggambar Orang) ..........................................

  6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

  5 D. MANFAAT PENELITIAN ...........................................................

  5 C. TUJUAN PENELITIAN ...............................................................

  44

  2. The Sixteen Personality Factor Questionnaire (16 PF .............

  48 D. Subjek Penelitian ..........................................................................

  49 E. Metode Pengumpulan Data ...........................................................

  50 F. Metode Analisa Data ....................................................................

  51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................

  52 A. Orientasi Kancah ..........................................................................

  52 B. Prosedur dan Pelaksanaan penelitian .............................................

  52 C. Hasil Analisis Data dan Interpretasi ..............................................

  54 1. Analisis Sebelum Mempertimbangkan Reliabilitas ...................

  54 2. Analisis Setelah Mempertimbangkan Reliabilitas .....................

  69 D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................

  85 1. Reliabilitas Jawaban Dua Psikolog ...........................................

  85 2. Analisis Faktor .........................................................................

  86 3. Hasil Regresi ............................................................................

  89 E. Kelemahan Penelitian ...................................................................

  96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

  99 A. Kesimpulan ..................................................................................

  99 B. Saran ............................................................................................ 100 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101 LAMPIRAN ................................................................................................... 103

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nilai KMO MSA .............................................................................

  55 Tabel 4.2 Faktor Draw-A-Person (DAP ..........................................................

  60 Tabel 4.3 Nilai Korelasi Dimensi DAP pada Dua Psikolog .............................

  69 Tabel 4.4 Nilai KMO MSA .............................................................................

  72 Tabel 4.5 Faktor Draw-A-Person ....................................................................

  77 Tabel 4.6 Dimensi dengan Reliabilitas Kurang Baik .......................................

  86 Tabel 4.7 Perbedaan Sebelum dan Sesudah Mempertimbangkan Reliabiltas ...

  94

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Scree Plot ...........................................................................

  56 Gambar 4.2 Hasil Scree Plot ...........................................................................

  74

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tes Grafis merupakan salah satu tes proyektif yang sampai saat ini masih

  sering digunakan di. Indonesia. Tes Grafis masih menjadi salah satu alat tes andalan psikolog-psikolog di Indonesia untuk kepentingan asesmen, baik di bidang industri dan organisasi, pendidikan, maupun klinis. Di bidang industri dan organisasi serta klinis, Tes Grafis merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengetahui gambaran diri seseorang. Di bidang pendidikan, Tes Grafis ini digunakan untuk membantu dalam pelaksanaan bimbingan karir dan membantu anak didik dalam pemilihan bidang studi yang saat ini mulai dilihat dari faktor kepribadiannya. Walaupun penggunaan Tes Grafis ini tergolong tinggi, ternyata tes ini masih menjadi bahan pembicaraan beberapa psikolog mengenai validitasnya. sehingga dikhawatirkan, tes ini sudah tidak dapat untuk digunakan mengukur kepribadian seseorang (Etikawati, komunikasi pribadi, 10 Mei 2010). Hal ini juga didukung oleh pendapat beberapa tokoh yang ditulis di dalam review jurnal yaitu Tes Grafis secara umum kurang valid dan kurang reliabel (Glyn V. Thomas & Richard P. Jolle, 1998).

  Tes Grafis yang peka terhadap kecenderungan kepribadian seseorang secara personal adalah DAP (Etikawati, komunikasi pribadi, 10 Mei 2010). BAUM misalnya, hanya mengungkap fungsi okupasi individu dan Tes HTP yang hanya mengungkap tentang pola keluarga individu. Dapat disimpulkan bahwa DAP memiliki kemampuan menyeluruh untuk melihat bagaimana subjek menghadapi stimulus yang ada di hadapannya dan di sekitarnya (Hooker & McAdams, 2003).

  Menurut Machover, DAP juga mampu mengungkap beberapa hal yang terkait dengan subjek secara spesifik, antara lain : umur, sekolah, ambisi, karakteristik kepribadian, kehidupan serta perilaku di dalam kehidupan keluarga pada subjek yang menggambar (Groth-Marnat, 1984). Melengkapi pernyataan Machover, Sidney Levy menambahi bahwa DAP juga dianggap mampu mengungkap simbol ekspresi atau ekspresi yang dituangkan subyek pada hasil gambarannya (Edwin&Bellak, 1950).

  Tes Grafis memiliki beberapa kelemahan yang dapat menggangu validitas penggunaannya. Kelemahan yang pertama adalah hasil Tes Grafis yang didapatkan sangat tergantung pada situasi psikologis testee. Misalnya Tes Grafis diberikan pada subjek yang sedang mengalami masalah, maka hasil tes yang dapat dibaca adalah bagian pola subjek sewaktu menghadapi masalah dan bukan merupakan pola kepribadian yang utuh pada subjek. Jika masalah yang kedua ini diinterpretasi oleh orang belum memiliki pengalaman dan belum memiliki jam terbang yang tinggi, pada saat itu saja tanpa memperhatikan kondisi subjek yang sesungguhnya (Etikawati, wawancara pribadi, 10 Mei 2010). Kelemahan yang kedua adalah tes ini bersifat subjektif, sehingga jika hasil tes ini diinterpretasi oleh orang yang belum banyak memiliki jam terbang dan belum banyak memiliki pengalaman dalam menginterpretasi Tes Grafis maka hasilnya akan menjadi kurang valid (Groth-Marnat , 1984).

  Berdasarkan kelemahan DAP yang kedua, maka peneliti akan melakukan penelitian untuk memberi alternatif metode skoring pada DAP. Alternatif ini diharapkan dapat mengisi obyektivitas penilaian untuk DAP. Penilaian ini dilakukan dengan cara menggunakan ekspresi gambar pada DAP untuk mengungkap traits / sifat pada seseorang (Hooker&McAdams, 2003). Ekspresi gambar tersebut didapat dari melihat dan menginterpretasi dimensi DAP. Dimensi pada DAP ini dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama adalah kelompok dimensi-dimensi berdasarkan Eksekusi, meliputi penempatan gambar, ukuran figur, tipe garis, hapusan yang ada pada gambar, dan shading pada gambar. Dimensi yang kedua adalah dimensi berdasarkan Fungsional, meliputi ukuran kepala, keadaan rambut, keadaan alis, keadaan mata, ukuran telinga, ukuran hidung, bentuk mulut, ukuran leher, ukuran lengan, ukuran tangan, bentuk jari tangan, ukuran kaki, dan keadaan jari kaki (Machover, 1965). beberapa dimensi. Faktor DAP ini selanjutnya dikorelasikan dengan faktor-faktor 16 PF. Hal ini bertujuan untuk mencari dimensi mana yang berkorelasi dengan faktor tertentu dari 16 PF. Dimensi yang berkorelasi tentu akan diinterpretasi sama seperti faktor 16 PF terkait.

  Alasan pertama peneliti menggunakan 16 PF (The Sixteen Personality Factor

  

Questionnaire ) pada penelitian ini karena mampu mengungkap sifat seseorang

  (Hooker&McAdams, 2003). Alasan kedua peneliti memilih 16 PF karena tes ini memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan yang pertama, 16 PF memiliki validitas konstruk yang tinggi. Salah satu contoh pembuktian ini adalah dengan adanya hubungan yang kuat dari hasil studi mengenai korelasi antara 16 PF yang dilakukan Boyle (1989) yang mempelajari hubungan korelasi 16 PF dengan skala Eysenck dan Comrey, Dancer dan Woods (2007) menghubungkan dengan FIRO-B , dan beberpa penelitian yang dilakukan oleh Carnivez dan Allen (2005), H.E.P. Cattel (1996), Conn dan Rieke (1994) serta Gerbing dan Tuley (1991) yang menghubungkan antara skala 16 PF dengan skala NEO-PI.

  Keunggulan yang kedua, 16 PF memiliki Factorial Validity yang baik. Satu hal yang penting mengenai sumber validitas 16 PF adalah adanya study factor-analytic mengenai sifat dasar dan umum pada bermacam-macam sampel orang. (e.g. Boyle, 1989; Carnivez and Allen, 2005; H.E.P. Cattell,1996). Salah satu buktinya adalah bahwa struktur faktor pada 16 PF dapat digunkan pada sampel orang yang berbeda gender (Boyle, 2004).

  Peneliti berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan ekspresi gambar orang dengan faktor-faktor kepribadian yang ada pada 16 PF.

  

B. RUMUSAN MASALAH

  Apakah dimensi-dimensi penilaian DAP mampu mengungkap traits / sifat seseorang pada faktor 16 PF?

  

C. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dimensi-dimensi penilaian DAP mampu mengungkap traits / sifat seseorang pada faktor 16 PF.

D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memperkaya ranah Tes Grafis pada umumnya dan

  Tes DAP pada khususnya, dengan memberikan kontribusi kegunaan 16 PF untuk kebijakan penggunaan Tes DAP dalam kegiatan pengetesan.

  2. Manfaat Praktis Apabila dimensi pada Tes DAP mampu mengungkap traits seseorang yang ada pada Faktor 16 PF, maka hal ini bisa menjadi salah satu alternatif yang digunakan untuk menilai atau membantu menginterpretasi DAP.

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.

DRAW-A-PERSON (MENGGAMBAR ORANG)

  1. Sejarah Draw-A-Person Test (Tes Menggambar Orang)

  Florence Goodenought di tahun 1920 (dalam The Draw-A-Person Catalogue for Interpretative Analysis . 1963) merupakan orang yang menemukan

  skala dasar intelegensi dengan menggunakan gambar yang dikenal dengan sebutan DAP (Draw-A-Person Test). Dia memperkenalkan bagaimana gambar dapat mencerminkan perkembangan intelektual pada anak-anak yang menggambar dan menunjukkan perkembangan skala yang digunakan untuk menskoring umur mental penggambar/subjek. Goodenought juga mencoba untuk mengembangkan dengan menggunakan gambar untuk mempelajari kepribadian seseorang. Beberapa ahli yang memiliki pengetahuan mengenai gambar proyektif, seperti Machover mencoba untuk mengembangkan penelitian

  Goodenought , yaitu dengan cara mengulang interpretasi dari hipothesis

  sebelumnya dengan menggunakan latar belakang teori dinamika kepribadian untuk menyelidiki subjek (Urban, 1968).

  2. Prosedur Draw-A-Person Test (Tes Menggambar Orang) Teknik administrasi yang digunakan Tes DAP yaitu dengan cara meminta subjek untuk menggambar orang. Subjek diberi kertas, yang diutamakan

  Machover adalah 8,5” X 11” , pensil HB, dan penghapus karet. Instruksi yang diberikan adalah “Gambarlah orang”. Selama proses menggambar tersebut tester melakukan observasi pada subjek tanpa mengganggu proses berlangsungnya tes. Hasil observasi kemudian dicatat Tester pada sehelai kertas. Hal yang perlu dicatat tester mencakup data pribadi subjek serta pertanyaan-pertanyaan subjek sebelum menggambar, urutan bagian-bagian tubuh yang digambar subjek, dan komentar-komentar yang secara spontan dilontarkan oleh subjek. Ketika subjek masih memiliki waktu tes untuk menghasilkan dua buah gambar, maka tester bertugas memberikan instruksi berikut “Sekarang gambarlah pria” atau “sekarang gambarlah wanita”. Hal ini berbeda apabila subjek hanya memiliki waktu sedikit untuk membuat satu gambar, maka alangkah baiknya subjek menggambar figur yang sesuai dengan jenis kelaminnya sendiri (Machover, 1987).

  Pengalaman tester (orang yang memberikan / menyajikan tes) dalam memberikan instruksi akan mempengaruhi subjek memahami perintah pelaksanaan tes yang disampaikan tester. Subjek juga bertugas menjelaskan menggunakan kalimat :”Tugas ini tidak ada hubungan dengan kemampuan menggambar. Saya tertarik pada cara anda berusaha menggambar orang”. Jika subjek menghilangkan suatu bagian penting dari tubuh gambarannya,, maka subjek dapat didorong untuk mencoba menggambar bagian tersebut setelah tester mencatat bagian-bagian yang tidak digambar tersebut. Hal ini bertujuan untuk melihat mengapa subjek tidak mau menggambar bagian tersebut (Machover, 1987).

  3. Cara Interpretasi Draw-A-Person Test (Tes Menggambar Orang) Konsep-konsep yang mendasari teknik-teknik analisis gambar DAP dikembangkan dengan cara meneliti ribuan gambar dalam konteks klinis.

  Metodenya menggunakan metode proyektif dari analisis kepribadian dan teori psikoanalisa. Secara garis besar, prinsip-prinsip pada analisis gambar dibuat berdasarkan penelitian mengenai tipe-tipe klinis. Dimana ciri-ciri grafis pada tipe klinis tertentu mendapat penekanan. Langkah pelaksanaanya dengan cara mengumpulkan gambar-gambar yang telah ada, kemudian dicatat secara terperinci meliputi data pribadi dan riwayat klinis serta digunakan untuk meneliti ciri-ciri grafis tertentu (Machover,1987). Prinsip dasar dalam menginterpretasi DAP adalah dengan memperhatikan dimensi-dimensi yang ada pada gambar subjek. Hal ini dikarenakan masing-masing dimensi DAP memiliki arti yang

  Figur yang digambar adalah orang yang bersangkutan dan kertas diibaratkan sebagai lingkungannya. Proses menggambar figur manusia untuk subjek, baik disadari maupun tidak disasari merupakan suatu masalah diproyeksikan diri ke dalam semua arti tubuh dan sikap yang ditampilkan dalam gambaran tubuh pada gambar subjek. Dengan kata lain, figur ini merupakan suatu gambaran pada individu yang menggambarnya (Machover, 1965).

  Interpretasi DAP menggunakan dimensi yang ada pada gambar subjek (Machover,1965). Berikut adalah interpretasi dimensi yang digunakan di dalam skala DAP yang dibuat oleh peneliti. Dimensi ada dua bagian, : a. Eksekusi Penentuan dimensi DAP dengan memperhatikan tata letak dan tata gambar pada gambar yang dibuat subjek di kertas.

  1.) Lokasi Gambar atau Penempatan Gambar Penempatan gambar yang terlalu ke kiri maknanya antara lain introvert, menekankan masa lalu, dikuasai emosi, dan tendensi impulsive. Penempatan gambar yang terlalu ke kanan maknanya antara lain ekstravert, orientasi ke masa depan, berusaha keras untuk sukses, dan orientasi dunia luar. Penempatan gambar

  2.) Ukuran Figur Ukuran figure yang kecil memiliki makna percaya diri yang kecil. ukuran figure yang besar memiliki makna percaya diri yang besar.

  3.) Kualitas Garis Kualitas garis yang kabur memiliki makna antara lain kurang berani tampil, cemas, depresi, dan tidak pasti. Kualitas garis yang jelas memiliki makna menentang kekuasaan, penuntut, dan dorongan bermusuhan yang dinampakkan. Kualitas garis tunggal memiliki makna memiliki rasa nyaman dan aman. Kualitas garis bertumpuk memiliki makna rasa cemas, tidak tetap, dan rasa tidak nyaman.

  Kualitas garis yang terputus-putus memiliki makna sifat yang takut / malu-malu. Kualitas garis yang menyambung memiliki makna sifat tegas dan sifat yang tidak terbatas.

  4.) Hapusan Semakin banyak hapusan pada gambar memiliki makna kurang memiliki rasa percaya diri, sebaliknya yaitu sedikitnya hapusan memiliki makna memiliki rasa percaya diri yang baik. 5.) Shading Shading yang berlebihan memiliki makna antara lain psikotis, tidak tetap, b. Fungsional Dimensi yang dipilih berdasarkan fungsional memiliki makna bahwa penentuan dimensi DAP itu dengan memperhatikan manfaat dan fungsi dari anggota tubuh yang berada pada gambar orang yang digambar oleh subjek. 1.) Kepala

  Gambar kepala agak besar memiliki makna antara lain intelegensi yang kurang, terlalu membanggakan intelek, ada kemungkinan gangguan organis, kurang masak dalam introspeksi atau fantasi, dan simtom-simtom somatic pada kepala. Gambar kepala terlalu besar memiliki makna tendensi aspirasi lebih besar dari kemampuan. Gambar kepala yang mengecil memiliki makna antara lain adanya kesadaran diri dan merasa malu.

  2.) Rambut Gambar rambut yang sangat kurang memiliki makna tendensi castrasi kompleks

  

(Levy) . Gambar rambut dilebihkan memiliki makna erotis protes atau

  kemungkinan ada konflik. Gambar rambut berantakan memiliki makna sifat kekacauan pada individu tersebut. Gambar rambut rapi memiliki makna sifat tertata pada individu tersebut. Gambar rambut berombak memiliki makna cara berpikir seseorang yang cenderung berputar-putar. Gambar rambut lurus memiliki gambar rambut yang ditutupi memiliki makna sifat introvert dan ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh seseorang.

  3.) Alis Gambar alis pendek memiliki makna kurang mampu melihat suatu hal dengan cermat dan seksama. Gambar alis panjang memiliki makna mampu melihat suatu hal dengan cermat dan seksama. Gambar alis berantakan memiliki makna kuang memiliki kesopanan. Gambar alis teratur memiliki makna kesopanan.

  4.) Mata Gambar mata tertutup memiliki makna antara lain keengganan memperhatikan sekitar, kemungkinan suka bertengkar, tendensi ketidak senangan, paranoid atau kompensasi dalam pergaulan karena merasa malu terhadap konflik yang dialami. Gambar mata terbuka memiliki makna keinginan untuk memperhatikan sekitar. Gambar mata besar memiliki makna antara lain unsure agresif, bermusuhan dan mengancam, atau bersemangat. Gambar mata kecil memiliki makna ingin mencampakkan dunia luar.

  5.) Telinga Gambar telinga tidak jelas memiliki makna keraguan atau kesadaran diri goncang.

  Gambar telinga jelas memiliki makna kapastian atau keyakinan. Gambar telinga daya kritik kurang atau peka terhadap kritik. Gambar telinga kecil memiliki makna antara lain penolakan terhadap kritik atau menolak pendapat orang lain.

  6.) Hidung Gambar hidung pendek memiliki makna kurangnya keinginan / hasrat akan kejantanan, sedangkan gambar hidung panjang memiliki makna sebaliknya.

  Gambar hidung yang besar memiliki makna memiliki sikap merendahkan atau memandang hina pada orang lain, gambar hidung yang kecil memiliki makna yang sebaliknya.

  7.) Mulut Gambar mulut yang tidak jelas memiliki makna antara lain penolakan terhadap kebutuhan afektif, depresi atau kontak verbal yang terganggu. Gambar mulut yang jelas memiliki makna kebutuhan tergantung. Gambar mulut yang tertutup memiliki makna antara lain menutup diri, menolak ketergantungan atau menekan permusuhan. Gambar mulut yang terbuka memiliki maknacenderung dependensi.

  8.) Leher Gambar leher yang tidak jelas memiliki makna ketidakmatangan atau kekurangan kontrol atas dorongan-dorongan. Gambar leher yang jelas memiliki makna adanya kesadaran akan dorongan-dorongan fisik. Gambar leher kecil memiliki makna penggabungan impuls yang baik. Gambar leher yang pendek memiliki makna antara lain sifat memanjakan dirir sendiri atau perwujudan dorongan yang tidak terkendali. Gambar leher yang panjang memiliki makna antara lain hysteria karena adanya hambatan di dalam menelan atau ada masalah di dalam mengontrol rasa marah.

  9.) Lengan Gambar lengan pendek memiliki makna ambisi kemauan lemah atau banyak mengharapkan bantuan. Gambar lengan panjang memiliki makna ambisius dan usaha untuk sukses atau mengaharapkan kasih sayang dan perhatian. Gambar lengan yang menjauhi tubuh memiliki makna tidak memiliki ketegangan, gambar lengan yang mendekati tubuh memiliki makna sebaliknya.

  10.) Tangan Gambar tangan yang kabur memiliki makna antara lain perasaan tidak pasti dalam kontak sosial, perasaan tidak mampu, atau permusuhan. Gambar tangan yang jelas memiliki makna agresi yang diarahkan keluar. Gambar tangan kecil memiliki makna kurang percaya diri di dalam produktifitas atau kontak sosial. Gambar tangan besar memiliki makna antara lain usaha yang kuat atau ingin memperbaiki hubungan sosial karena merasa tidak pasti.

  11.) Jari Tangan Gambar jari tangan yang pendek memiliki makna agresi yang overt. Gambar jari tangan yang panjang memiliki makna agresi yang covert atau regresi. Gambar jari tangan yang tumpul memiliki makna sifat yang mudah menyerang atau agresif yang kekanak-kanakan. Gambar jari tangan yang runcing memiliki makna agresi yang overt atau paranoid.

  12.) Kaki Gambar kaki kecil memiliki makna antara lain tertekan, control kaku terhadap seksualitas, atau ketergantungan pada orang lain. Gambar kaki besar memiliki makna kebutuhan yang besar akan rasa aman atau butuh banyak dorongan. Gambar kaki panjang memiliki makna antara lain berhubungan dengan seksualitas pria, mengharapkan kebebasan atau depresif.

  13.) Jari Kaki Gambar jari kaki yang jelas memiliki makna agresif, sedangkan gambar jari kaki yang tidak jelas memiliki makna sebaliknya.

  Dimensi yang disebutkan di atas merupakan sebagian besar dari dimensi yang digunakan untuk menginterpretasi DAP. Ada beberapa dimensi yang belum digunakan oleh peneliti, antara lain : a. Lokasi gambar Lokasi gambar di kanan atas memiliki makna memiliki pandangan negatif pada diri sendiri atau agresif. Lokasi gambar di bawaah sebelah kiri memiliki makna depresif.

  b. Kualitas garis Kualitas garis yang konsisten memiliki makna penyesuaian yang baik. Kualitas garis tipis memiliki makna ada hambatan berhubungan dengan lingkungan, dan biasanya Nampak schizoid. Garis seperti gergaji memiliki makna kecemasan, control motorik rendah atau kurang dapat mencapai keseimbangan. Coretan- coretan yang berfluktuasi memiliki makna merasa tegang. Coretan-coretan yang horizontal memiliki makna antara lain menekankan fantasi, sifat kewanita- wanitaan, atau merasa dirinya lemah.

  c. Kepala Kepala digambar akhir memiliki makna antara lain konflik dalam hubungan manusiawi atau mungkin ada kesulitan bicara. Gambar kepala aneh memiliki makna identifikasi feminism berhubungan dengan narsistik dan obsesif- kompulsif. Kepala yang bentuknya coret memiliki makna adanya kelainan organis. d. Rambut Rambut pada bagian tengah memiliki makna antara lain identifikasi feminism berhubungan dengan narsistik dan obsesif kompulsif. Penempatan rambut yang tidak tepat memiliki makna tekanan atau tuntutan kejantanan. Rambut jambang atau jenggot memiliki makna menggambarkan kekuatan atau kejantanan.

  e. Mata Diberi kaca mata memiliki makna kompensasi dalam pergaulan karena merasa malu terhadap konflik yang dialami. Mata juling memiliki makna pikiran kacau.

  Bulu mata yang panjang memiliki makna antara lain genit, suka membujuk, atau suka memamerkan diri.

  f. Hidung Hidung yang tampaknya cacat memiliki makna antara lain merasa ada ketegasan dari sifat kewanitaan atau merasakan kebutuhan akan menegaskan sifat kewanitaan. Lubang dan cuping hidung memiliki makna agresi yang primitif.

  g. Mulut dan Bibir Mulut mencibir memiliki makna menghina orang lain, atau agresif. Mulut bulat memiliki makna cenderung feminism. Mulut yang cekung lekuk memiliki makna ketidakmatangan psikoseksual atau butuh perhatian. Giginya kelihatan memiliki h. Telinga Telinga digambar akhir memiliki makna antara lain konflik dalam hubungan manusiawi atau mungkin ada kesulitan bicara. Gambar telinga kurang tekanan memiliki makna antara lain penolakan terhadap kritik, menolak pendapat orang lain, menghindari halusinasi pendengaran, atau lebih umum pada orang lanjut usia. i. Tubuh atau badan Menekankan pinggul memiliki makna dorongan-dorngan homoseksual.

  Penekanan pada pantat memiliki makna kecenderungan homoseksual. Puser memiliki makna ketergantungan. j. Leher Gambar leher satu dimensi memiliki makna kurang mampu mengontrol dorongan nafsu. Meghilangkan pangkal leher memiliki makna sering membiarkan dorongan-dorongan dengan konrtol yang tidak cermat. k. Pundak Pundak persegi memiliki makna kaku dan permusuhan. Pundak yang sisi tak seimbang dengan bagian lain memiliki makna antara lain ketidakseimbangan emosi, konflik pada seksualitas, atau kurang yakin pada kemampuan l. Lengan Lengan dilipat memiliki makna usaha Nampak kuat, ambivalensi, atau bermusuhan dengan seksualitas. Lengan seperti sayap memiliki makna lemah atau ada hambatan sosial. Lengan yang Nampak meraih memiliki makna melaksanakan in teraksi sosial. m. Tangan dan jari Tangan yang dekat genital memiliki makna perhatian pada seksual, atau menolak terhadap rangsangan seksual. Jari yang disertai kuku memiliki makna agresif dalam bentuk motorik, keahlian pekerjaan tangan lemah. Tangan yang disembunyikan memiliki makna kesukaran dalam hubungan interpersonal. n. Alat perlengkapan Senjata apai, pisau memiliki makna rasa bermusuhan, agresifitas. Yo-yo memiliki makna ketidakmatangan. o. Pakaian Pakaian yang detail dan terperinci memiliki makna kecenderungan homoseksual.

  Pakaian minim sekali memiliki makna pemujaan terhadap fisik, introvert, pemujaan terhadap perkembangan fisik. p. Perhiasan Perhiasan yang mencolok memiliki makna mencari perhatian, menunjukkan penyesuaian yang psikopatik. Dasi yang dikenakan memiliki makna sering dihubungkan dengan agresi seksual yang dimunculkan, hasrat kewanitaan. Saku baju atau celana memiliki makna ketergantungan terhadap sikap keibuan. Ikat pinggang memiliki makna control diri. Kancing baju memiliki makna ketergantungan maternal. Tongkat memilik makna merasa tidak mampu, dorongan kejantanan. q. Kaki Kaki yang dihilangkan memiliki makna perasaan tidak mampu, kurang aktif, tertekan. Gambar kaki secara symbol memiliki makna traumatis, control diri secara impulsive. Digambar bersilangan memiliki makna ambivalensi. Kaki ditonjolkan memakai sepatu memiliki makna tendensi infantil (bagi orang dewasa). Kaki digambar sangat teliti memiliki makna obsesif.

  Jika ditarik kesimpulan, maka dapat dikatakan bahwa dari banyaknya dimensi yang sudah ada, maka peneliti menggunakan 35 dimensi DAP. Keputusan peneliti mengambil jumlah ini dikarenakan keterbatasan peneliti dalam mengolah data. Hal ini membuat peneliti memilih dimensi yang dapat memiliki range jawaban dengan penilaian 1-7.

  4. Kelemahan dan Kelebihan Draw-A-Person Test (Tes Menggambar Orang) Kekurangan Draw-A-Person Test (Tes Menggambar Orang) diantaranya yang pertama, jika tes ini dipegang oleh interpreter yang kurang memiliki pengalaman serta jam terbang yang tinggi dalam menggunakan tes ini, maka hasil interpretasinya kurang valid. Hal ini dikarenakan hasil interpretasi yang didapatkan kurang sensitive dalam menangkap hal yang ada pada gambar tersebut. Kekurangan yang kedua adalah sangat tergantung pada situasi psikologis atau perasaan pada saat seseorang itu menggambar. (Etikawati, Komunikasi pribadi, 10 Mei 2010). DAP juga memiliki kekurangan yang lain, antara lain : administrasi dan instruksi dalam pemberian skor belum konsisten, masih lemahnya data statistika untuk mendukung observasi klinis pada DAP, norma untuk interpretasi masih belum jelas dan tidak sistematis, dan pemberian scoring masih kurang objektif (Groth-Marnath, 1984).

  Tes ini juga memiliki kelebihan diantaranya kelebihan yang pertama, tes ini dapat terhindar dari facking(pemberian data yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya) karena manusia itu akan cenderung menggambar gambaran sesuai bawaan kepribadian mereka masing-masing. Kepribadian antar individu itu berbeda satu dengan yang lain. Kelebihan yang kedua adalah jika gambar dipegang oleh interpreter yang sudah memiliki banyak pengalaman serta jam cukup sensitif dalam menginterpretasi gambar (Etikawati, Komunikasi pribadi, 10 Mei 2010).

B. THE SIXTEEN PERSONALITY FACTOR QUESTIONNAIRE (16 PF)

  The Sixteen Personality Factor Questionnaire (16 PF) yang meliputi rentang

  ukuran pada kepribadian orang normal dan menjadi efektif bila meiliki variasi dalam penempatannya agar bisa digunakan untuk assessmen pada keseluruhan kebutuhan seseorang. Ciri 16 PF yaitu tergantung pada usia, hal ini juga didukung pada penelitian dengan menggunakan analisis faktor yang fokus pada penemuan unsur struktur dasar pada kepribadian (Cattel, 1957, 1973). Selain cirri 16 PF, penemuan enam belas rentang ciri kepribadian pada orang normal merupakan pengembangan variasi pada faktor “Big Five” (Cattel,, 1957, 1970).

  a. Sejarah 16PF Kuesioner 16 PF ini dikembangkan dari perspektif yang unik yaitu pencarian ilmiah untuk mencoba menemukan elemen struktur dasar kepribadian. 16 PF merupakan skala kepribadian, dan yang diungkap adalah traits. Traits merupakan salah satu bentuk kepribadian yang lebih mengungkap kebiasaan seseorang yang bersifat konsisten dan perilaku seseorang saat menghadapi situasi-situasi yang ada di hasilnya dapat dilihat langsung oleh orang). Tahun 1905, ia menyaksikan hasil menakjubkan, dari munculnya listrik, telepon, mobil, pesawat terbang, dan obat- obatan. Ia ingin menerapkan metode ilmiah untuk area yang belum dipetakan pada kepribadian manusia. Hal ini bertujuan untuk menemukan elemen dasar kepribadian pada seseorang. Ia percaya bahwa karakteristik manusia seperti kreativitas, otoritarianisme, altruisme, atau keterampilan dalam memimpin orang lain dapat diprediksi dari karakter kepribadian dasar. Psikologi agar bisa maju sebagai ilmu, juga dibutuhkan teknik pengukuran dasar kepribadian. Dengan demikian, melalui faktor-analisis sebagai alat baru yang kuat untuk mengidentifikasi dimensi yang mendasari fenomena kompleks dari Cattell, dapat dipercayai bahwa dimensi dasar kepribadian dapat ditemukan dan kemudian diukur (Boyle,2004).

  Tujuan awal Cattell dalam penelitian ini adalah untuk menyelidiki aspek- aspek universal dari kepribadian. Cattell melakukan penelitiannya di Laboratorium

  

University of Illionis bersama peneliti dari berbagai negara yang kemudian

  melanjutkan penelitian mereka di luar negeri. Penelitian kerjasama ini merupakan

  

kolaboratif penelitian yang dilakukan dengan rekan-rekan di seluruh dunia, negara-

  negara tersebut: Jepang (Akira Ishikawa dan Bien Tsujioka), Jerman (Pawlik Kurt dan Schneewind Klaus), India (S. Kapoor), Afrika Selatan (Coulter Malcolm), (Frank Warburton Inggris, Anak Dennis), dan Swiss Karl (Delhees). Sejak publikasi pertamanya di tahun 1949, telah muncul revisi yang paling baru menjadi 16 PF edisi mengembangkan dan memperbaharui, konten item diperhalus dan pengumpulan norma, sampel baru yang besar. Kolam item termasuk item yang terbaik dari lima bentuk sebelumnya. Produk tersebut telah mengalami empat kali proses revisi, Proses ini dilakukan berulang-ulang dengan menggunakan sampel besar. Proses tersebut menghasilkan instrumen yang lebih pendek, item sederhana dengan bahasa diperbarui, format jawaban yang lebih standar, dan tidak bias budaya. Psikometri yang digunakan ditingkatkan dengan melaksanakan standarisasi yang berisi lebih dari 10.000 subjek (Boyle,2004).