HUBUNGAN ANTARA PERANAN ORANG TUA DENGAN

HUBUNGAN ANTARA PERANAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 MANADO SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh: WAHYUNINGSIH SUTRISNO NIM. 11.2.3.028 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikasi, tiruan, plagiasi, atau dibuatkan oleh orang lain, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenannya, batal demi hukum.

Manado, 22 September 2015 Penyusun

Wahyuningsih Sutrisno NIM: 11.2.3.028

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul, “Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado” yang disusun oleh Wahyuningsih Sutrisno, NIM: 11.2.3.028, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Manado, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Selasa 22 September 2015, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan beberapa perbaikan.

Manado, 29 September 2015 M

15 Dzulhijjah 1436 H

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Muhammad Idris, M.Ag (………………………) Sekertasis

: Drs. Ishak W. Talibo M.Pd.I (………………………) Munaqisy I : Drs. Kusnan M.Pd

(………………………) Munaqisy II : Ismail K. Usman M.Pd.I

(………………………) Pembimbing I : Drs. Ishak W. Talibo M.Pd.I

(………………………) Pembimbing II: Shinta Nento M.Pd

(………………………)

Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

Dr. Muhammad Idris, M.Ag NIP. 19710515 200212 1002

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado ” dapat diselesaikan. Penelitian ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Manado.

Dalam penulisan skripsi ini tidaklah sedikit hambatan yang dijumpai. Namun berkat Rahmat yang Maha Kuasa dan ketabahan hati penulis serta bimbingan dari semua pihak yang telah ikhlas membantu akhirnya penulis bisa merampungkan skripsi ini. Pada kesempatan ini izinkanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah berjasa dan ikut membantu demi selesainya skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti haturkan kepada yang terhormat:

1. Dr. Rukmina Gonibala, M.Si selaku Rektor IAIN Manado.

2. Dr. Yasin, M.Si, selaku Wakil Rektor I, Dr. Yusno Abdullah Otta, M.Ag, selaku Wakil Rektor II, dan Ibu Dr. Evra Wilya, M.Ag, selaku Wakil Rektor III.

3. Dr. Muh. Idris, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

4. Dr. S. Rahman, M.Pd.I, selaku Wakil Dekan I, Sahari, M.Pd.I, selaku Wakil Dekan II, dan Rizal. H. Arsyad, S.Ag.M.A, selaku Wakil Dekan III.

5. Drs. Ishak Talibo, M.Pd.I selaku ketua Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Feiby Ismail M.Pd selaku sekertaris Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan beserta seluruh staf dosen jurusan Tarbiyah yang telah membantu peneliti memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan hingga akhir studi.

6. Drs. Ishak Talibo, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I, dan Shinta Nento, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dari awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Seluruh staf akademik IAIN Manado yang telah banyak membantu dalam penyelesaian studi peneliti.

7. M Farhan selaku kepala perpustakaan IAIN Manado dan seluruh stafnya, terima kasih atas kemudahan fasilitas yang telah diberikan sehingga membantu dalam penyelesaian studi peneliti.

8. Dr. Deysie Lumowa M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Manado dan Ramli Makatungkang M.Ag selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, beserta staf dewan guru, staf tata usaha, serta siswa yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi instrumen penelitian.

9. Kedua Orang Tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Hj. Adnin Paputungan S,Pd.I, yang telah mengasuh dan mendidik dengan segala jerih payah dan kasih sayangnya hingga penulis dapat menempuh jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dengan baik. Terimakasih atas setiap doa yang tiada henti-hentinya dipanjatkan demi kesuksesan penulis serta dukungan baik moril maupun materil. Semoga segala jerih payah dan usaha yang diberikan menjadi amal soleh dan diterima Allah SWT., amin.

10. Kepada kakak dan adik tercinta, Agung Sucipto dan Tri Atmojo Sutrisno yang selama ini menjadi motivasi bagi peneliti.

11. Djunaidi Lababa dan Mardiansah Usman yang telah banyak memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di IAIN

12. Teman-teman Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2011 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu- persatu, khususnya Kelas PAI 1.

13. Teman-teman KKN IAIN Manado Angkatan I Posko 1 Desa Warisa Kampung Baru Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

14. Sahabatku Silvana Sondakh, Cera Ceria Makalalag, Mida Paputungan, Alfira Paputungan, Fildzah Dukalang, Kartika Muhsin, Arsita, Farha yang telah membantu penulis dalam berbagi pendapat yang berkaitan dengan penulisan skripsi serta anak kos pelangi Dila, Windy, Eka, Siska, Eda, Ana, Mentari, Novita, Tillah, Leni, Leti, Nuraini, Fitri, Sintia, Cindra, Ayu Cipit, iyah, Titin, Yuni, Sinta, Masnin, Dhisa, dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT, semuanya dikembalikan. Semoga amal yang mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih baik dan menjadi amal kebaikan di akhirat nanti.

Manado, 22 September 2015 penulis

Wahyuningsih Sutrisno 11.2.3.028

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 3. Dafatr Riwayat Hidup Lampiran 4. Profil Sekolah Lampiran 5. Angket Penelitian Lampiran 6. Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Kelas XI Variabel Y Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian Variabel X Lampiran 8. Perhitungan Uji Validitas Variabel X Lampiran 9. Penentuan Kategori Variabel X Lampiran 10. Tabel Penolong Uji Korelasi Lampiran 11. Tabel Interpretasi Korelasi Nilai r Lampiran 12. Rumus Interpolasi Linear Lampiran 13. Gambar Penelitian

ABSTRAK

Nama : Wahyuningsih Sutrisno Nim

: 11.2.3.028 Judul Skripsi : “Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado”

Skripsi ini meneliti tentang Hubungan Antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Penddikan Agama Islam (PAI) di SMA N 1 Manado.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 93 orang, kemudian dijadikan sampel 75 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan menggunakan Rumus Taro Yamane

Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa angket dan dokumentasi. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk variabel X peranan orang tua dan diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,200* > 0,05) sehingga data berdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene Test . Dari hasil perhitungan didapat Sig > 0,05 atau 0,130> 0,05 sehingga variabel bersifat homogen.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan perhitungan, maka uji korelasi pada penelitian ini adalah 0,552 yang memiliki tingkat hubungan yang cukup kuat, yang memberikan konstribusi terhadap prestasi belajar siwa sebesar 30,5%, artinya peranan orang tua berhubungan dengan prestasi belajar siswa sebesar 30,5% dan 69,5% berhubungan dengan faktor-faktor lain. Kemudian hasil pengujian signifikansi korelasi diperoleh nilai t hitung ≥ t tabel atau 5,657 ≥ 1,996, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Manado.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkaan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dan mempersiapkan dirinya

memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Kehidupan manusia mempunyai hubungan erat dengan proses pendidikan. 2 Selama manusia masih hidup maka pendidikan masih terus ada. Pendidikan

adalah pengalaman-pengalaman belajar terpogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung

seumur hidup. 3 Jadi komponen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan ada tiga unsur yaitu orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

1 Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional & PP No 32 Tahun 2013, Cet. I, h. 2.

2 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Cet. I; Jakarta: Bumi

Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari yang tidak berpendidikan.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan pertama dan utama yang di alami oleh anak yaitu dari keluarga. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan di dalam keluarga. Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun

sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. 4 Ini adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tahriim/66: 6

Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka...” 5 Firman Allah SWT di atas menunjukkan bahwa orang tua merupakan

pendidik yang paling pertama dan utama. Orang tualah yang bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan dan keselamatan anak di dunia maupun di akhirat kelak. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak-anaknya serta mendidiknya.

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya

4 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 177.

yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. 6 Kegiatan yang dilaksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian (evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar siswa yang dapat disebut pula dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh siswa setiap akhir semester dinyatakan dalam bentuk huruf atau angka sebagai nilai raport.

Prestasi baik yang diperoleh anak bukan hanya semata-mata hasil dari sekolah atau peran dari guru dan anak sebagai peserta didik. Melainkan ditunjang oleh peran orang tua. Salah satu dari peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar. Peranan orang tua memberikan perhatian terhadap anaknya memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan hanya dirinya saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian.

Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak mudah dalam menerima transfer ilmu pendidikannya selama menjalani proses belajar, di samping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Peranan orang tua khususnya dalam pendidikan anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.

Dalam hal ini Slameto menyatakan bahwa orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. 7

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa orang tua memiliki andil yang cukup besar terhadap keberhasilan pendidikan anak. Tapi, terkadang orang tua lupa terhadap tugasnya untuk mendidik dan memberi perhatian kepada anaknya. Bahkan orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga lupa untuk memperhatikan aktifitas belajar anak.

SMA Negeri 1 Manado merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di kota Manado. Hal ini terlihat dari berbagai prestasi yang diperoleh sekolah tersebut. Siswa-siswi yang belajar di SMA 1 Manado dikenal sebagai anak-anak yang memiliki prestasi yang baik, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Peneliti berkesimpulan bahwa prestasi yang dimiliki oleh siswa di SMA Negeri 1 Manado bukan semata-mata hasil dari sekolah atau peran dari guru dan anak sebagai peserta didik, melainkan ditunjang oleh peran orang tua. Akan tetapi pada saat peneliti melakukan observasi lapangan, ketika guru PAI memberikan tugas rumah/PR kepada siswa hanya ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas tersebut, bahkan ada siswa yang acuh tak acuh dengan tugas yang diberikan guru. Hal ini diduga karena kurangnya peranan orang tua terhadap aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan pendapat dan pengamatan sementara dari penulis, maka untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Manado, maka penulis tertarik dan hendak meneliti masalah tersebut dan mengangkat judul “Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar siswa kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

B. Batasan Masalah

Untuk memberikan pemahaman yang mendalam, peneliti memfokuskan dan membatasi ruang lingkup penelitian ini untuk mengkaji Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado ?

D. Hipotesis

Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis dalam bentuk kalimat:

H a : Terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

H o : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

2. Hipotesis dalam bentuk statistik:

H a :r ≠0

H o :r=0

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini:

1) Untuk mengetahui hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 1 Manado.

2. Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis

1) Sebagai konstribusi khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber referensih untuk diteliti pada penelitian selanjutnya.

b. Secara Praktis

1) Bagi orang tua yaitu sebagai bahan informasi akan pentingnya prestasi belajar anak sehingga dapat bertanggung jawab dan memberikan perhatian lebih terhadap belajar mereka.

2) Bagi siswa yaitu siswa mengetahui pentingnya pendidikan dan memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

3) Bagi pendidik yaitu sebagai bahan masukan yang berguna untuk kepentingan komunikasi dengan orang tua dan anak didik.

F. Pengertian Judul

Penelitian ini berjudul: Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

Dalam judul tersebut mengandung beberapa kata atau istilah yang tersusun dalam satu kalimat sehingga perlu dijelaskan pengertian dari masing-masing kata atau istilah tersebut agar dapat dipahami dan terhindar dari kesalahan penafsiran. Berikut ini merupakan pengertian dari kata atau istilah pada judul penelitian ini:

1. Hubungan Hubungan adalah “keadaan berhubung atau dihubungkan”. 8 Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya hubungan dari suatu variabel dengan variabel yang lain. Dalam hal ini adalah peranan orang tua dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa.

8 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984),

2. Peranan Orang Tua Peranan berasal dari kata peran. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Orang tua adalah ayah ibu kandung yang telah melahirkan, mengasuh, merawat dan bertanggung jawab atas pendidikan dan

memenuhi kebutuhan anaknya. 9 Dengan kata lain orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang biasa disebut ibu/bapak. Adapun peranan orang tua yang di maksud dalam penelitian ini adalah andil orang tua dalam proses pendidikan atau kegiatan belajar siswa yaitu berupa pemberian perhatian, nasihat, motivasi, bimbingan, pengawasan serta pemenuhan kebutuhan dan fasilitas belajar.

3. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau

huruf. 10 Adapun yang di maksud dalam penelitian ini adalah hasil atau capaian nilai yang didapat oleh siswa yang terdapat dalam nilai raport. Dengan demikian, maka yang dimaksud judul di atas adalah suatu penelitian yang membahas tentang peranan ayah dan ibu yang meliputi pemberian nasihat, motivasi, bimbingan, pengawasan, serta pemenuhan kebutuhan dan fasilitas belajar dan hubungannya terhadap nilai hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi setiap akhir semester yang diketahui lewat nilai raport.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Peranan Orang Tua

1. Pengertian Peranan Orang tua

Peranan berasal dari kata peran. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Menurut Soekanto peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Nasution menyatakan bahwa peranan adalah mencakup kewajiban hak

yang bertalian dengan kedudukan. 1 Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan

seseorang yang mencakup hak maupun kewajiban yang sesuai dengan kedudukannya. Setiap manusia yang menjadi bagian dari masyarakat senantiasa mempunyai status atau kedudukan yang akan menimbulkan suatu peran atau peranan. Jadi status merupakan posisi di dalam suatu sistem sosial. Peran adalah perilaku yang terkait dengan status tersebut. Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Peran merupakan pemeranan dari perangkat hak dan kewajiban. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.

1 Eko, Pengertian Peranan, tersedia di http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian- peranan.html, diakses pada tanggal 22 September 2014 pukul 14.58 WITA.

Orang tua adalah ayah dan ibu seorang anak melalui hubungan bilogis atau sosial. 2 Maksud dari hubungan bilogis yaitu anak berasal dari hubungan darah atau perkawinan, sedangkan sosial yaitu di adopsi. Adapun dalam penulisan skripsi ini yang dimaksud dengan orang tua itu adalah bapak dan ibu dari anak-anak hasil pernikahan (orang tua kandung).

Berdasarkan pengertian di atas sehingga penulis menyimpulkan peranan orang tua adalah suatu tindakan orang tua untuk memberikan motivasi, bimbingan, fasilitas belajar, serta perhatian yang cukup terhadap anak-anaknya untuk mencapai tahapan atau tujuan tertentu.

Di dalam keluarga, maka orang tua yang terdiri dari ayah, ibu atau orang yang diserahi tanggung jawab dalam suatu kelurga memegang peranan yang sangat penting terhadap pendidikan anak-anak. 3 Oleh karena itu, orang tualah yang merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena memang merekalah yang pertama dikenal oleh anak-anak sejak lahir.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tahriim/66:6

Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka...” 4

2 Wikipedia, Orang Tua, tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua diakses pada tanggal 22 September 2014 pukul 14.57 WITA.

3 Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Cet. I; Malang: UIN- Malang Press, 2007), h. 84.

4 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), h. 820.

Dengan demikian bentuk utama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan di dalam keluarga. 5 Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina, guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya.

Anak mengisap norma-norma pada anggota keluarga, baik ayah dan ibu. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak-anaknya serta mendidiknya, sejak anak-anak itu kecil, bahkan sejak anak itu masih dalam kandungan.

2. Peranan Ibu terhadap Pendidikan Anak dalam Keluarga

Di antara anggota keluarga, maka pengaruh ibu lah yang paling banyak karena sejak anak itu lahir sampai akan menginjak dewasa, anak dalam kehidupan sehari- harinya lebih berdekatan dengan ibu dibanding dengan lainnya. 6 Ibu yang memberi makan, minum, memelihara dan lain sebagainya. Jika seorang ibu berhasil menanamkan kasih sayang dan pendidikan yang baik maka akan terkesan bagi anak untuk selama-lamanya, karena pendidikan seorang ibu harus bersifat bijaksana. Oleh karena itu, ibu sering mendapat predikat sebagai pendidik bangsa. Penyair terkenal Hafez Ibrahim pernah menulis:

Ibu adalah suatu taman (berisi tanaman yang indah, bila dipelihara tanaman taman itu maka berdaunlah dengan daun yang sebagaimana mestinya. Ibu adalah seorang guru dari guru-guru yang utama yang memberikan bekas sepaanjang masa.

5 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 177.

6 Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Cet. I; Malang: UIN- Malang Press, 2007), h. 85.

Dengan demikian, betapa mulianya kedudukan kaum ibu, meskipun mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat baik sebagai pendidik maupun sebagai pengatur rumah tangga. Perkembangan watak anak tergantung pada besar kecil dan baik buruknya pengaruh yang ditanamkan oleh para ibu.

Adapun gambaran peranan seorang ibu sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya dalam pendidikan anak-anaknya dapat disimpulkan sebagai:

a. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang.

b. Pengasuh dan pemelihara.

c. Tempat mencurahkan isi hati.

d. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga.

e. Pembimbing hubungan pribadi.

f. Pendidik dalam segi-segi emosional. 7

Jadi peranan ibu nampak lebih berfungsi dalam pendidikan anak-anaknya. Bukan hanya sebagai pengatur rumah tangga dalam keluarga tetapi sebagai pengasuh dan pemelihara bagi keluarga terutama bagi anak.

3. Peranan Ayah terhadap Pendidikan Anak-Anak dalam Keluarga

Selain ibu yang berperan dalam pendidikan anak, peranan seorang ayah terhadap pendidikan anak-anaknya sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan tingkah laku mereka. Oleh karena itu, apa dan bagaimana tingkah laku yang dilakukan oleh seorang ayah akan berpengaruh pada tingkah laku anak-anak. Jika ayah memberikan keteladanan sebagai penolong dalam keluarga, maka akan terkesan

7 Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, ibid., h.86.

pula pada hati anak-anak akan keberhasilan didikan ayah terhadap anak-anaknya. 8

Namun tidak jarang dalam beberapa keluarga, terjadi kepincangan pendidikan yang dilakukan oleh seorang ayah. Ada ayah yang tidak memiliki waktu untuk mengurusi dan bergaul dengan anak-anak mereka, karena terlalu sibuk dengan urusan mencari nafkah keluarga, dan menganggap bahwa pendidikan anak-anak hanya menjadi tanggung jawab istri. Walaupun sebenarnya pendidikan anak-anak adalah menjadi tanggung jawab mereka berdua sebagai suami istri, pendidikan anak merupakan kebersamaan fungsi dan tanggung jawab dalam melaksanakan amanah Allah. Adapun gambaran fungsi dan tanggung jawab seorang ayah terhadap pendidikan anak- anaknya dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.

c. Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga.

d. Pelindung terhadap ancaman dari luar.

e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.

f. Pendidik dalam segi-segi rasional. 9

Fungsi dan tanggungjawab sebagaimana disebutkan tadi adalah menjadi milik ayah dan harus dilakukan oleh seorang ayah menurut pandangan Islam. Oleh karena itu, Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua. Kerjasama untuk mendidik anak antara suami dan istri sangat mutlak diperlukan. Bagi suami yang mempunyai

8 Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, ibid., h.86. 9 Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, ibid., h.87.

kelebihan ilmu dan keterampilan mendidik, harus mengajarkan kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya. Jelaslah dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa orang tualah yang berperan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.

4. Bentuk Peranan Orang Tua Terhadap Belajar Anak

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini. 10 Sehingga muncul istilah pendidikan seumur hidup yaitu proses pendidikan berlangsung setiap saat dari manusia itu lahir sampai meninggal dunia. Jadi selama manusia masih hidup, maka pendidikan masih tetap ada.

Setiap anak yang lahir, pasti memerlukan didikan dari orang tuanya. Oleh karena itu yang bertanggung jawab dalam pemberian asuhan, bimbingan, dan pendidikan adalah tugas orang tua. Untuk mengasuh, membimbing dan mendidik anak orang tua perlu memiliki pengetahuan dan pengalaman. Karena pengalaman dan pendidikan yang di peroleh dapat menjadi dasar orang tua untuk mendidik anaknya. Dengan kata lain pengalaman dan pengetahuan apa yang diperoleh oleh orang tua itulah yang diberikan kepada anaknya.

Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, mereka juga perlu dibekali teori-teori pendidikan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian tingkat dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan anak untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang tua maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental menghadapi

10 Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Cet.II; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 82.

perubahan dalam masyarakat. 11 Untuk dapat berubah demikian, tentu saja orang tua perlu meningkatkan ilmu dan keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. 12 Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut:

a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir hidup muslim. Tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab kepada Allah. 13

Dengan melihat uraian di atas, orang tua perlu meningkatkan ilmu dan keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, agar dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik seperti yang dijelaskan di atas yaitu

11 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Cet. VII; Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 64. 12 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Ibid., h. 64

13 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Cet. XI; Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013), h. 88-89.

memelihara dan membesarkannya, melindungi dan menjamin kesehatan, mendidik dengan ilmu dan keterampilan yang berguna bagi hidupnya serta memberikan anak pendidikan agama. Semua itu merupakan bentuk tanggung jawab dan yang perlu dibina oleh orang tua terhadap anak, tentunya untuk melaksanakan semua itu orang tua perlu meningkatkan ilmunya.

Selain dari penjelasan di atas, bentuk tanggung jawab orang tua dalam membina anak antara lain membantu kesulitan belajar anaknya, mengontrol hasil belajar anaknya, memberi saran dan petunjuk dalam belajar, mengetahui apa yang dipelajari anak, dan sebagainya. Semua hal itu merupakan bentuk peranan orang tua dalam proses pendidikan. Peranan orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah peranan orang tua terhadap aktifitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan. Bentuk peranan orang tua terhadap belajar anak selain yang disebutkan di atas dapat berupa pemberian bimbingan dan nasehat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.

Dengan peranan orang tua terhadap aktifitas belajar anak sehingga ia termotivasi untuk belajar dan hasilnya akan terlihat pada prestasi belajarnya.

a. Pemberian bimbingan dan nasihat

1) Pemberian bimbingan belajar Kata nomina “bimbingan” berasal dari kata verba “bimbing” yang artinya “tuntun”, “asuh” atau “pimpin”. Jadi, bimbingan secara sederhana dapat diartikan sebagai tuntunan atau pimpinan. 14 Selain itu dalam kamus besar Bahasa Indonesia

14 Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, (Cet. I; Jakarta: PT Raja 14 Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, (Cet. I; Jakarta: PT Raja

Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan di atas, jika dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, maka definisi bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapinya.

Hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam bimbingan belajar kepada anak adalah pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya. Orang tua memberikan bantuan kepada anak untuk menyelesaikan masalah belajar yang dihadapinya, seperti membantu untuk mengerjakan tugas, atau dapat menjadi pendengar yang aktif ketika anak sedang mengalami masalah. Tujuannya, agar di samping mereka terhindar dari kesulitan belajar, mereka juga lebih efisien dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.

2) Memberikan Nasehat

15 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Cet. VII; Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 20012), h. 193.

Bentuk lain dari peranan orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik. Nasehat yang diberikan orang tua dapat juga berupa mengendalikan stres yang berkaitan dengan sekolah. Betapa pentingnya nasihat orang tua kepada anaknya, sehingga Al-Qur’an memberikan contoh, seperti yang terdapat dalam Q.S Luqman/31:13 Allah berfirman:

Terjemahnya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar". 16 Nasehat yang diberikan orang tua memberikan pengaruh secara psikologis

kepada anak sehingga ia termotivasi untuk belajar dan berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Apapun yang akan dilakukan oleh anak selalu teringat oleh dirinya akan nasehat dari orang tuanya. Dengan nasehat itu juga orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Pengawasan terhadap belajar anak Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya. Terkadang ketika anak telah memasuki ke jenjang pendidikan SMA orang tua sudah jarang memberikan

16 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op.cit., h. 581.

pengawasan kepada anak, hal ini disebabkan orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan atau orang tua menganggap anak sudah mampu mengurusi dirinya sendiri termasuk dalam hal belajar. Meskipun anak sudah masuk ke jenjang pendidikan SMA orang tua perlu memberikan pengawasan kepada anak, tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengawasi pendidikan anak dapat dipahami sebagai upaya komunikasi orang tua berupa memberi pertanyaan, memberi perintah/larangan, mendengarkan jawaban, yang di maksudkan sebagai penguat disiplin belajar sehingga pendidikan anak tidak terbengkalai. Perhatian dan pengawasan tersebut meliputi: rutinitas kegiatan anak dirumah, pemanfaatan waktu senggang anak, kedisiplinan waktu belajar anak, gangguan atau hambatan yang dialami anak, pergaulan anak dengan teman-temannya, serta prestasi belajar anak.

Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua dapat menyebabkan anak bersikap acuh tak acuh, tidak mempunyai kemauan minat belajar. Yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan belajar dan tidak tercapainya prestasi belajar yang baik. Sebaliknya dengan adanya perhatian dan pengawasan dari orang tua akan tercapai kesuksesan dalam belajar.

c. Pemberian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata latin movvers yang artinya menggerakan. 17

Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian

suatu tujuan. 18 Mc. Donald mengatakan bahwa, motivasi adalah perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. 19 Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa motivasi adalah rangsangan atau dorongan daya yang membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Berkaitan dengan masalah belajar, yang memotivasi anak untuk giat belajar bukan hanya tanggung jawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk giat belajar. Peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak dalam hal belajar dapat berupa meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stres yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan- kegiatan sekolah dan memberi penghargaan terhadap prestasi belajar anak dengan memberi hadiah maupun kata-kata pujian.

17 Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Cet. 1; Malang: UIN Malang Press, 2009), h. 12.

18 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Cet. VII; Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 101. 19 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Cet. III; Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 148.

Motivasi orang tua kepada anaknya sangat penting dalam rangka meningkatkan minat dan rangsangan anak untuk belajar. Motivasi ini dapat diberikan melalui 3 bentuk yaitu: motivasi belajar yang bersifat tidak langsung, motivasi untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi, serta motivasi untuk memperbaiki prestasi. Motivasi belajar yang bersifat tidak langsung dapat dilakukan dengan cara: memberikan semangat kepada anak ketika anak mengalami kebosanan dalam belajar. Motivasi belajar untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi anak dapat dilakukan dengan cara memberikan pujian dan hadiah ketika prestasi anak meningkat. Sedangkan motivasi belajar untuk memperbaiki prestasi belajar anak dapat dilakukan dengan cara membimbing dan menasihati anak agar mau memperbaiki prestasi belajarnya. Selain itu menghargai prestasi anak memacu anak untuk giat dalam berprestasi dan bagi anak yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli anak yang berprestasi.

d. Pemenuhan kebutuhan belajar Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak, kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam, buku-buku, alat-alat belajar, laptop dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Penyediaan fasilitas belajar anak yang dilakukan oleh orang tua cukup berperan dalam menunjang keberhasilan anak.

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua mempunyai tugas yang sangat penting dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak mereka. Orang tua berperan amat penting meningkatkan prestasi belajar anak. Orang Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua mempunyai tugas yang sangat penting dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak mereka. Orang tua berperan amat penting meningkatkan prestasi belajar anak. Orang

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). 20 Begitu juga pengertian prestasi di

dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah hasil yang diperoleh dari sesuatu yang dilakukan, dan sebagainya. 21 Menurut Qohar prestasi adalah hasil dari

suatu kegiatan yang dikerjakan diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang dikerjakan baik secara individu maupun kelompok.

Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia dan merupakan aktifitas yang terjadi secara terus menerus. Suryabrata, Masrun, dan Martianah mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk

melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. 22 Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

20 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), h. 895.

21 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indoensia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991), h.1190.

22 Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 4.

memperoleh sebuah perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman-pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang baik secara lahiriah maupun batiniah yang dilakukan secara terus menerus.

Berdasarkan pengertian di atas sehingga dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut, maka diperlukan pengukuran dan penilaian

hasil belajar. 23 Prestasi belajar lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan nilai ujian yang diperoleh, berupa nilai raport atau IP (indeks prestasi). Pengukuran dan penilaian hasil belajar biasa disebut evaluasi. Penilaian atau evaluasi pencapaian prestasi belajar peserta didik adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban setiap pendidik.

Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja dipandang

perlu dilakukan selanjutnya. 24 Adapun bagi peserta didik, evaluasi pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memperbaiki, meningkatkan dan

23 M. Nur dan Ghufron Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik, op.cit., h. 9.

24 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Cet. XII; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 11.

mempertahankan prestasinya. Evaluasi hasi belajar itu misalnya, akan menghasilkan nilai-nilai hasil belajar untuk masing-masing individu siswa/mahasiswa.

Ada siswa yang nilainya jelek (prestasinya rendah), karena itu siswa tersebut terdorong untuk memperbaikinya, agar untuk waktu-waktu yang akan datang nilai hasil belajarnya tidak sejelek sekarang. Ada siswa yang nilainya tidak jelek, tetapi belum dapat dikatakan baik atau memuaskan, karena itu siswa tersebut akan memperoleh dorongan untuk meningkatkan prestasi belajarnya pada masa-masa yang akan datang. Ada pula siswa yang nilainya baik (prestasi belajarnya tinggi) dengan nilai yang sudah baik itu, siswa yang bersangkutan akan termovasi untuk dapat mempertahankan prestasi yang tinggi itu, agar tidak mengalami penurunan pada

masa-masa yang akan datang. 25 Dengan demikian, setiap orang tua menginginkan anaknya memiliki prestasi belajar yang baik. Kesadaran untuk mencerdaskan anak, tentulah dimiliki oleh setiap orang tua yang bijak. Banyak orang tua yang berpendapat bahwa tugas mencerdaskan, mendidik anak adalah tugasnya para guru

dan institusi pendidikan. 26 Sementara mereka sendiri asyik dengan profesinya sendiri. Implikasi dari pendapat semacam ini adalah munculnya kertidakpedulian orang tua terhadap perkembangan spiritual, inteletual dan moral anaknya sendiri. Ketika anaknya gagal memenuhi harapannya, pihak pertama yang ditudingnya adalah guru dan institusi pendidikan. Bagaimanapun guru, sekolah dan institusi pendidikan lainnya, hanyalah pihak yang membantu mencerdaskan anak. Tugas utama mencerdaskan dan mendidik anak, tetaplah ada pada orang tua itu sendiri. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak memiliki peranan yang sangat besar

25 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Ibid., h. 12. 26 Suharsono, Mencerdaskan Anak, (Cet. II; Jakarta: Inisiasi Press, 2001), h. 2.

dalam proses pendidikan. Oleh karena itu orang tua harus memberikan perhatian, bimbingan, maupun pengawasan kepada anak sebagai bentuk peranan dan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak. Dengan peranan orang tua tersebut sehingga secara tidak langsung memberikan pengaruh secara psikologis terhadap kegiatan belajar anak. Dan hal tersebut membuat anak giat untuk belajar dan termotivasi untuk memiliki prestasi yang baik.

2. Faktor yang mempengruhi prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh peserta didik selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri

individu. 27 Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan) dan faktor kelelahan. 28 Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah), dan faktor