PENENTUAN BEBAN KERJA BERDASARKAN JUMLAH ASUPAN KALORI DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PADA STASIUN PENYORTIRAN BUAH KELAPA SAWIT (Study Khasus di PT. Karya Tanah Subur (KTS)Aceh Barat) - Repository utu

  TUGAS AKHIR

  

PENENTUAN BEBAN KERJA BERDASARKAN JUMLAH ASUPAN

KALORI DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PADA

STASIUN PENYORTIRAN BUAH KELAPA SAWIT

(Study Khasus di PT. Karya Tanah Subur (KTS)Aceh Barat)

  Oleh MUZAWIR

  08C10207035 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Tingkat kesehatan karyawan dan kenyamanan kerja dapat mencerminkan keseriusan suatu perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

  Ditinjau dari sisi ergonomi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang dikeluarkan harus seimbang dengan energi yang dimiliki (dikonsumsi).

  Asupan kalori bagi tenaga kerja ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mengupayakan daya kerja yang optimal, untuk itu kebutuhan harus sesuai dengan beban kerjanya. Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi pekerja. Bila kekurangan gizi pada makanan yang dikomsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat, kurang bersemangat, kurang motivasi, beraksi lamban dan apatis, karena itu mendapatkan asupan gizi cukup yang sesuai dengan jenis dan beban kerja yang dilakukan, (Sudiarti, 2010).

  Pekerja yang bekerja dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan asupan makanan dan waktu istirahat yang berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan. Menurut penelitian sebelumnya di mana Ada

  (

  hubungan signifikan antara beban kerja dengan status gizi pekerja, Surita Ginting,

  2 Apabila asupan makanan dan lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang tidak optimal. Hal ini dapat dilihat pada penelitian sebelumnya di mana

  

Cardiovascular Load pekerja rata-rata 33,24 % yang termasuk dalam katagori 30

% - 60 % dengan beban kerja diperlukan perbaikan (Yulanda, 2011).

  Hal ini juga perlu di perhatikan pada PT. Karya Tanah Subur merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan Fresh Fruit Bunch (FFB) atau tandan buah segar menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Dimana dalam memproduksi ini semua banyak memerlukan tenaga manusia salah satunya pada bagian sortasi buah yaitu sangat mengutamakan tenaga pekerja dalam menyortir buah, dengan demikian peranan pekerja pada bagian sortasi buah ini menjadi salah satu dalam menentukan kualitas Crude Palm Oil (CPO).

  Sehingga perlu diperhatikan beban kerja pekerja agar tidak melebihi standar Cardiovascular Load (CLV) diatas 30 %.

  Adapun di pabrik ini pekerja melakukan pekerjaan dalam waktu yang sangat panjang yaitu selama 9 jam dengan waktu istirahat 2 jam dan menggunakan 2 (dua) Shift, dan memiliki jam lembur yang cukup panjang dari jam 01:00 sampai 07:00 pagi.

  Keadaan seperti ini akan menimbulkan kelelahan hal ini merujuk pada pekerja manual di sektor industri yang menggunakan waktu kerja 8 jam sehari, seorang tenaga kerja itu dapat bekerja tampa kelelahan dan waktu istirahat singkat serta sering sangat bermanfaat untuk kebugaran tubuh pekerja, (Herrianto, 2010).

  3 Hubungan antara waktu bekerja dan istirahat menentukan efisiensi dan produktivitas kerja. Pada suatu penelitian terhadap pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sudah 4 jam bekerja, (Suma’mur , 2009). Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah, untuk hal ini istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus- menerus sangat penting artinya.

  Istirahat pendek sering dilakukan juga lebih baik dari pada melakukan istirahat satu kali dalam waktu yang panjang (Sedamayanti, 1996). Sejalan dengan penelitian ini menurut Tarwaka lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan, (Tarwaka, 2004).

  Merujuk dari hal diatas peneliti merencanakan melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Jumlah Kalori Yang di Komsumsi Untuk

  

Menetukan Beban Kerja Karyawan pada Stasiun Penyortiran Buah Kelapa

Sawit di PT. Karya Tanah Subur (KTS).

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka ada beberapa rumusan masalah dalam penelitian adalah:

  1. Apakah asupan makanan pekerja sudah mencukupi jumlah kalori yang dibutuhkan?

  2. Apakah jadwal kerja pekerja sudah sesuai dengan beban kerja pekerja?

  4

  1.3. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Menentukan beban kerja berdasarkan klasifikasi beban kerja (%CVL) pada pekerja.

  2. Menentukan jumlah kandungan kalori pada asupan makanan pekerja.

  3. Menentukan jadwal kerja pekerja yang disuaikan dengan waktu istirahat yang di butuhkan pekerja pada bagian penyortiran buah.

  1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

  1.4.1. Batasan Masalah

  Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Penilaian jumlah kalori adalah dari makanan yang dikonsumsi pekerja setiap harinya.

  2. Metode penentuan kebutuhan kalori menggunakan analisa denyut jantung sebagai penentu berat atau ringannya faal kerja.

  3. Pengamatan dilakukan mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WIB.

  4. Pekerja yang diamati adalah pekerja dengan tingkat kemampuan dan keterampilan rata-rata dalam menyelesaikan pekerjaannya.

  1.4.2. Asumsi

  Asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Kondisi fisik dan mental pekerja serta kondisi kerja dianggap dalam keadaan baik.

  2. Proses produksi ataupun aktivitas-aktivitas yang dilakukan pekerja yang

  5

  3. Data yang diperoleh dari perusahaan yang berhubungan dengan penelitian diangap benar.

  4. Fasilitas – fasilitas yang mendukung jalannya produksi dapat bekerja dan berjalan dengan baik.

  1.5. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menganalisa penggunaan “energi kerja” dan peningkatan kesehatan kerja serta untuk pengaturan jadwal kerja dan periode istirahat pekerja.

  2. Bagi Mahasiswa Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang didapat di perguruan tinggi kedalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

  3. Bagi Departemen Teknik Industri Penelitian bermanfaat sebagai tambahan referensi yang dapat memperkaya laporan-laporan penelitian Teknik Industri serta dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

  1.6. Sistematika Penulisan Laporan

  Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

  6 BAB I: Pendahuluan, diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

  

BAB II: Landasan Teori, memuat penjelasan tentang konsep dan dasar

  untuk memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan masalah, antara lain konsep ergonomi, beban kerja, perhitungan konsumsi kalori, perhitungan kalori yang dibutuhkan pekerja dan penentuan waktu istirahat dengan menggunakan metode pendekatan fisiologis.

  

BAB III: Metodologi Penelitian, menguraikan metode-metode yang dipakai

  untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi: metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan tahapan penelitian secara lengkap.

  

BAB V: Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data penelitian

  meliputi: denyut nadi, asupan makanan, berat badan dan umur, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode fisiologis.

  

BAB VI: Analisis Pemecahan Masalah, memuat analisa terhadap hasil

  pengolahan data dan pemecahan dilakukan terhadap masalah yang dikaji.

  

BAB VII: Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang dapat diambil dari

  hasil penelitian serta saran yang perlu bagi perusahaan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Ergonomi

  Ergonomi adalah ilmu seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik, (Tarwaka, dkk, 2004).

  Menurut Eko Nurmianto (1996) definisi ergonomi adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk.

  Peranan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain. Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem rangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk peragaan visual (visual display unit station).

  8

  2.2. Tujuan Ergonomi

  Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk (2004) adalah:

  1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

  2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

  3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi.

  2.3. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi

  Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya, (Tarwaka, dkk, 2004). Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.

  Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan(overload). Karena keduanya, baik underload

  9 Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas tersebut dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi

  (Sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004)

  a. Kemampuan Kerja (Work Capacity) Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:

  1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan.

  2. Physicological Capacity (Kemampuan Fisiologis); meliputi kemampuan dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera.

  3. i (Kemampuan Biomekanik) berkaitan dengan

  Biomechanical Capacity kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang.

  b. Tuntutan Tugas (Task Demand) Tuntutan tugas pekerjaan /aktivitas tergantung pada:

  1. Task and Material Characteristic (Karakteristik tugas dan Material): ditentukan

  10

  2. Organization Characteristic: berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen.

  3. i Environmental Characteristic : berkaitan dengan teman setugas, kondisi lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosial-budaya.

  c. i Performansi (Performance) Permormansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila:

  1. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih besar dari pada Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress, kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.

  2. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih rendah dari pada Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.

  3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan dinamis (Task Demand = Work Capacity) sehingga tercapai kondisi lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.

2.4. Kerja Fisik dan Aktivitas Kerja Manusia

  Secara umum yang dimaksud dengan kerja fisik (physical work) adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power), kerja fisik seringkali juga disebut sebagai manual operation dimana performance kerja sepenuhnya akan tergantung manusia baik yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) maupun pengendali kerja (control),

  11 ataupun kerja kasar, dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.Dalam hal kerja fisik ini maka konsumsi energi (energi consumption) merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai sebagai penentu berat ringannya kerja fisik tersebut.

  Untuk menentukan berat ringannya aktivitas kerja manusia perlu dilakukan pengukuran aktivitas kerja fisik yaitu mengukur berapa besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.

  Dalam pencarian metode pengukuran mengenai keseluruhan kegiatan yang dialami pekerja selama pelaksanaannya dan penyebaran informasi-informasinya ke dalam bentuk angka-angka, diperlukan pendekatan secara ilmiah dan secara teknik.

  Sebagaimana diketahui secara umum, kerja manusia ada yang bersifat mental dan ada yang bersifat fisik, dan masing-masingnya mempunyai tingkat intensitas yang berbeda-beda.

  Tingkat intensitas yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian tenaga yang berlebihan, dan sebaliknya tingkatintensitas yang terlampau rendah memungkinkan timbulnya rasa jenuh dan bosan. Pada tingkat intensitas yang optimum ada di antara kedua batas ekstrim tersebut dan tentunya tidak sama untuk setiap individu. Berdasarkan perbedaan tingkat intensitas tersebut, usaha-usaha ergonomi harus diarahkan pada pencapaian tingkat intensitas yang optimum ini.

  Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia penentuanya biasanya berdasarkan pada kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha dalam

  12 memiliki tingkat kesulitan tertentu karena terjadinya perubahan fisik yang keadaannya normal menjadi keadaan fisik yang aktif. Perubahan ini akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang digunakan, temperatur atau suhu badan, banyaknya keringat yang dikeluarkan dan komposisi kimia yang terkandung dalam urine darah.

  Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan lingkungan, atau tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan tersebut tersebut memiliki pengaruh yang sama. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, akan sulit ditentukan apakah akibat kerja, akibat rasa takut atau akibat temperatur ruangan yang terlalu panas. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria Fisiologis dapat digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerjanya harus dalam keadaan normal.

  Pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan dan daya tahan tubuh pada hakekatnya tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif lainnya, seperti besarnya tenaga yang dikeluarkan, kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja, kebiasaan olah raga, jenis kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak posisi beban dan arah gerakan dari anggota tubuh, dan lain-lain.

  Besarnya penggunaan tenaga saat melakukan aktivitas tertentu akan berpengaruh pada kekuatan daya tahan tubuh untuk menangani pekerjaan tersebut.

  13 makin rendah dan sebaliknya. Bakuan internasional menetapkan bahwa seseorang membutuhkan 2400 kkal setiap harinya untuk kebutuhan kerja internal tubuh dan kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan di rumah, di perjalanan dan sebagainya.Ini berarti energi yang tersisa untuk bekerja hanya 2400 kkal, bila dimasukkan kalorinya 4800 kkal. Bila pekerjaannya menghabiskan lebih dari ini, keadaannya akan bertambah buruk bila masukan kalorinya kurang dari 4800 kkal. Karena itu, tiga hal yang harus diperhatikan dalam merancang sistem kerja, yaitu :

  1. Sistem kerjanya tidak membutuhkan energi tubuh lebih dari 2400 kkal.

  2. Bila harus melebihinya, mesti ada makanan tambahan yang diberikan pada pekerja.

  3. Walaupun tidak melebihi 2400 kkal, untuk berapapun energi kerja yang diperlukan hendaknya diperhatikan masukan kalori sehari-hari pekerja, agar kebutuhan 2400 kkal untuk aktivitas kerja tetap terpenuhi secara minimal.

2.5. Beban Kerja

  Beban kerja adalah banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, (Anggara, 2006). Secara ergonomis fisiologis ada 3 jenis beban kerja, yaitu pertama, beban kerja fisik energetis yaitu beban kerja yang ditimbulkan oleh kerja fisik atau otot, beban kerja fisik energetis dibedakan menjadi beban kerja statis dan beban kerja dinamis. Kedua, beban kerja perseptif yaitu beban kerja yang ditimbulkan oleh kerja mental (otak) dan kerja pancaindera terutama penglihatan dan pendengaran, keterlibatan kontraksi otot dan dengan sendirinya sumber energi atau kalori yang mendukungnya relatif kecil.

  14 Ketiga, beban kerja biomekanik yaitu beban kerja yang disebabkan terutama oleh kerja statis dan kerja dinamis yang berhubungan dengan sikap (posisi) tubuh atau bagian tubuh serta berat badan pada waktu kerja yang kurang tepat.

  Faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain:

  a. Jenis kelamin, laki-laki lebih kuat dibandingkan wanita karena ukuran otot lebih besar.

  b. Usia, usia yang lebih muda tentu memiliki tenaga yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih tua.

  c. Kondisi tubuh, seseorang yang kondisi fisiknya pulih dari penyakit maka tenaganya jauh berbeda, begitu juga dengan wanita hamil.

  d. Kegiatan atau aktifitas pekerjaan, semakin besar otot yang digunakan maka semakin banyak kerja, maka semakin lama akan mempengaruhi beban kerja selanjutnya. Analisis beban kerja adalah suatu analisis mengenai banyaknya pekerja yang harus dipekerjakan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan tertentu. Dengan demikian diketahuinya beban kerja maka akan dapat diketahui seberapa besar beban yang harus ditanggung oleh pekerja, dan apakah terjadi kelebihan tenaga kerja atau sebaliknya adanya kekurangan tenaga kerja. Data rata-rata waktu operasi yang diperoleh dari pengukuran waktu kerja pada setiap stasiun kerja untuk operator yang di cermati digunakan sebagai data untuk menentukan waktu baku per unit output dari tiap tahapan proses.

  15

2.6. Penilaian Beban Kerja Fisik

  Metode penilaian beban kerja tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja (Tarwaka, dkk 2004). Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut , (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

  = × 60 …..…………(2.1) Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, efisien dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

  Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:

  1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.

  2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja.

  3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja.

  Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban

  16 Cardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

  % = × 100 ………………………………………………..(2.2) Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah: (220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan

  Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. <30 % maka tidak terjadi kelelahan 2. 30 % - < 60 % maka diperlukan perbaikan 3. 60 % - < 80 % maka kerja dalam waktu singkat 4. 80 % - < 100 % maka diperlukan tindakan segera 5. > 100 % maka tidak diperbolehkan beraktivitas

  Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan Metode Brouha. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti bekerja.

  Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolue denyut nadi pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran (individual fitness) dan pemaparan lingkungan panas.Jika pemulihan nadi tidak segera tercapai maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik.Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel

  17 keseluruhan dari variabel bebas task (tugas), organisasi kerja dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban kerja tambahan.

  2.7. Kelelahan Kerja

  Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiapindividu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, dkk, 2004).

  Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton), intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status kesehatan, dan gizi, (Grandjean, 1993).

  Pada kelelahan umum (general fatigue), gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut.Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa mengantuk.

  2.8. Pemulihan Energi Saat Istirahat

  Irama antara konsumsi energi dan pergantian antara bekerja dan pemulihannya berguna bagi semua fungsi tubuh.Ia diperlukan bagi keseluruhan orang maupun jantung atau otot. Waktu istirahat merupakan kebutuhan fisiologis

  18 Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi kerja fisik, tetapi juga oleh jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf. Istirahat juga dibutuhkan untuk mempertahankan ketangkasan digital, ketajaman indera serta ketekunan konsentrasi mental.

  Menurut Suma’mur (2009) menyatakan bahwa bekerja adalah anabolisme yakni mengurangi atau menggunakan bagian-bagian yang telah dibangun sebelumny. Dalam keadaan demikian, sistem syaraf utama yang berfungsi adalah komponen simpatis. Maka pada kondisi seperti itu, aktivitas tidak dapat dilakukan terus-menerus, melainkan harus diselingi istirahat untuk memberi kesempatan tubuhmelakukan pemulihan.Pada saat istirahat tersebut, maka tubuh mempunyai kesempatan membangun kembali tenaga yang telah digunakan (katabolisme).

  Setiap fungsi tubuh manusia dapat dilihat sebagai keseimbangan ritmis antara kebutuhan energi dengan penggantian kembali sejumlah energi yang telah digunakan atau istirahat, (Grandjean, 1993). Kedua proses tersebut merupakan

  bagian integral dari kerja otot, kerja jantung dan keseluruhan fungsi biologis tubuh. Dengan demikian jelas bahwa untuk memelihara performansi dan efisiensi kerja, waktu istirahat harus diberikan secukupnya, baik antara waktu kerja maupun di luar jam kerja (istirahat pada malam hari).

  Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu-waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat tersebut secara umum

  19

  a. Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.

  b. Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran.

  c. Memberikan kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial.

  2.9. Penentuan Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat Dengan Pendekatan Fisiologis

  Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis (Theresia, 2006 ) sebagai berikut:

  = 1.80411 – 0.0229038 + 4,71733 × 10 ……………..(2.3) Dimana: E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)

  Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Theresia, 2006) sbb:

  ( )

  = ……………………………………………………….. .(2.4)

  ,

  Keterangan : RT = Istirahat yang dibutuhkan (menit) T = Durasi waktu kerja (menit) K = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja (kkal/menit) S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (S= 4 Kkal/menit untuk wanita dan S= 5 Kkal/menit untuk laki-laki)

  2.10. Kebutuhan Kalori untuk Aktivitas Fisik

  Kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk mengukur nilai energi

  20 diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunya ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktifitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.

  Berikut ini adalah sebagai contoh pengelompokan jenis pekerjaan untuk menentukan kebutuhan akan kalori pada saat beraktifitas:

  1. Pekerjaan Ringan, seperti : menulis, mengetik, pegawai kantor, menjaga toko, guru, dokter, pengacara, arsitek, dll

  2. Pekerjaan Sedang, seperti : pekerja industri sedang, nelayan, pekerja perkebunan, petani, dll.

  3. Pekerjaan Berat, seperti : buruh tani, buruh angkut, pekerja tambang dan baja, penebang pohon, penarik becak, kuli, tukang kayu, atlit, dll.

2.11. Gizi Kerja

  Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu (Almatsier, 2004). Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan.

  Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu:

  1. Memberi energi Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh

  21

  2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh.Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.

3. Mengatur proses tubuh Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh.

  Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot.

2.12. Pengujian Data

  Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah diambil oleh peneliti layak/dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Artinya data yang diambil benar-benar sudah merata atau tidak terdapat data yang ekstrim dan jumlah data tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengujian data ini terdapat dua pengujian yaitu yang pertama Uji Keseragaman Data dan kedua adalah Uji Kecukupan Data.

2.12.1. Uji Keseragaman Data

  Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan

  22 cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali.

  Perhitungan uji keseragaman data, tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan tingkat ketelitian yang digunakan 5%. Dimana apabila tingkat kepercayaan ;

  95% = k = 2 Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol, di mana :

  ................................................................(2.5) Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka Data Seragam Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka Data Tidak Seragam

  Keterangan: = Nilai rata-rata penganmatan = Jumlah pengamatan yang dilakukan = Nilai data dikurangi nilai rata-rata

  Dipangkat dua bagi jumlah data

2.13.1 Uji kecukupan Data

  Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan

  23 Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : ...................................................(2.6)

  Keterangan: N’ = Jumlah minimum data N = Jumlah pengamatan yang dilakukan X = Data pengamatan Dimana : Jika N’ < N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi

  Jika N’ > N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1. Jenis Penelitian

  Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (Deskriptif Research), yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliputi proses pengumpulan, penyajian, dan pengolahan data, serta analisis pemecahan masalah.

  3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

  Tempat penelitian dilaksanakan PT. Karya Tanah Subur (KTS) yang terletak di kabupaten Aceh Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi direncanakan 6 (enam) bulan, time line penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1. Time Line Penelitian

  BULAN AKTIFITAS Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Studi Pustaka -

  • - - - - Penyusunan
  • - - -
  • >- Proposal Pengumpulan
  • - - - - - data dan Penyusunan - Laporan - - -

  25

  3.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu rancangan pikiran dalam melakukan penelitian yang teratur dan terarah. Kerangka konseptual menguraikan konsep berpikir sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah dengan bentuk diagram yang memperhatikan hubungan antarvariabel keputusan untuk dapat dianalisis.

  Adapun kerangka konsep untuk rancangan penelitian ini ditunjukkan pada

gambar 3.1 berikut:Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

  Sumber : Data Sekunder, 2013)

  3.4. Tahapan Penelitian

  3.4.1. Identifikasi Masalah, Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang dilakukan.

  Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan pekerja sesuai dengan beban kerjanya dan jam kerja yang terlalu panjang. Dari permasalahan ini kemudian ditetapkan apa yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian secara umum ataupun secara khusus.

  3.4.2. Studi Pendahuluan

  Untuk memecahkan masalah yang ada sampai kepada tahap menganalisa dan mengambil keputusan diperlukan studi pendahuluan berupa literaturm atupun

  26

3.4.3. Pengumpulan Data

  Data-data dalam penelitian dikumpulkan dengan cara: 1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.

  2. Melakukan wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan informasi yang diperlukan.

  3. Mengulas buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

  Data yang dibutuhkan dalam laporan tugas sarjana ini terdiri atas data primer dan data sekunder, yaitu :

  1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian yaitu data-data waktu proses.

  Data primer initerdiri dari : 1. Data asupan makanan pekerja.

  Data asupan makanan pekerja diperoleh dari hasil pengamatan terhadap makanan yang di konsumsi oleh masing-masing pekerja setiap harinya.

  2. Data denyut nadi pekerja.

  Pengambilan atau pengukuran denyut nadi pekerja dengan menggunakan instrument stetoscop yang diletakkan pada pergelangan tangan pekerja untuk menghitung denyut nadi masing-masing pekerja.

  27 berdenyut 10 kali. Pengukuran ini dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1 jam.

  3. Data berat badan pekerja.

  Data berat badan pekerja di peroleh dari hasil penimbangan berat badan masing-masing pekerja.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  a. Stopwatch untuk mengukur denyut nadi pekerja saat istirahat dan ketika bekerja di lapangan yang akan di analisis dan di evaluasi serta mencatat data yang dibutuhkan dengan menggunakan alat tulis.

  b. Timbangan berat badan.

  2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan atau karyawan untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder berupa daftar kalori tiap makan sesuai dengan standar yang di keluarkan oleh Ikatan Gizi Indonesia pada tahun 2004, pencatatan historis perusahaan, proses produksi, umur, jam kerja pekerja dan jam istirahat yang diterapkan oleh perusahaan.

3.4.4. Pengolahan Data

  Adapun pengolahan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Menghitung denyut nadi pekerja 2. Menghitunguji kecukupan data.

  28 4. Menghitung beban kerja dengan metode tidak langsung.

  5. Menghitung jumlah kalori yang terkandung dalam makanan.

  6. Menghitung jumlah energi yang dikeluarkan pekerja.

  7. Menghitung waktu istrihat yang diperlukan

3.5. Tahapan Penelitian

  Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka peneliti melakukan serangkaian kegiatan dalam penelitian ini, untuk memperjelas maka dapat dilihat flowchart (langkah/tahapan penyelesaian Penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini :

  

Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan

  

Data

Primer Sekunder

  1. Data Denyut Nadi

  1. Data Jam Kerja Karyawan

  2. Data Umur Pekerja

  2. Data Menu Makanan Pekerja

  3. Data Berat Badan Perkerja

A

  29 A

  

Pengolahan

Data

Uji Kecukupan

Data

  Tidak Cukup...? Tambah Ya

Uji Keseragaman

  

Data

Tidak Data Ektrim di Seragam...?

  Buang Ya

Pengukuran Kandungan

Kalori Makanan Pekerja

  

Pengukuran Jumlah Kalori

Yang di Keluarkan Pekerja

Penilaian Beban Kerja

Analisis Pemecahan

  

Masalah

Usulan Menu Makanan Usulan Jadwal Kerja Pekerja

  

Kesimpulan

Gambar 3.2. flowchart Diagram Prosedur Penelitian

  30

  3.6. Analisis Pemecahan Masalah

  Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data yang meliputi:

  1. Menganalisis beban kerja dengan menilai beban kerja secara tidak langsung melalui beban kardiovaskuler diperoleh hasil dengan ketegori diperlukannya perbaikan terhadap jadwal kerja karyawan dan menu makanan pekerja.

  2. Membandingkan jumlah kalori yang dikeluarkan dengan jumlah kalori yang terkandung dalam makanan dimana kalori yang terkandung dalam makanan lebih kecil dari kalori yang dikeluarkan.

  3.7. Kesimpulan dan Saran

  Pada tahap ini dibuat kesimpulan yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang dibuat berisi nilai-nilai yang dihasilkan dari pengumpulan, pengolahan dan analisis yang dilakukan. Kemudian dibuat saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi pihak perusahaan ataupun bagi peneliti selanjutnya.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOALAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Data Denyut Nadi Pekerja

  Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dilihat pada persamaan 2.1.

  Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

  Pengumpulan data denyut nadi dengan metode 10 denyut pada tanggal 02 s/d 07 September 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.3.

Tabel 4.1. Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja 1 JAM HARI

  07.00

  08.00

  09.00

  10.00

  10.30

  

11.00

  12.00

  13.00

  14.00

  15.00

  16.00

  17.00 DETIK

Senin 8,54 7,11 5,98 5,56 5,04 7,90 7,54 6,09 5,54 5,34 5,21 5,01

Selasa 8,66 7,14 5,76 5,43 5,23 8,10 7,88 6,42 5,12 5,00 4,98 4,86

  

Rabu 8,78 6,88 5,72 5,55 5,11 8,14 7,32 5,98 5,14 5,03 4,91 4,86

Kamis 8,76 6,79 5,87 5,21 5,16 8,00 7,22 5,91 5,56 5,21 5,02 4,99

Sabtu 8,91 7,04 6,01 5,85 5,34 8,55 7,45 6,11 5,85 5,56 5,41 5,32

(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

Tabel 4.2. Denyut Nadi Pekerja 2 HARI JAM

  74 88 101 108

  10.30

  11.00

  12.00

  13.00

  14.00

  15.00

  16.00

  17.00 Senin

  68

  71

  09.00

  77 88 111 113 114 122 Selasa 69 75 102 103 115

  75

  76 92 102 110 115 120 Rabu 72 83 101 110 113

  75 81 100 105 115 117 122 Kamis 75 77 112 114 116

  76 78 102 108 115 118 120 Sabtu 72 84 102 109 112

  83

  84 95 103 115 116 120 (Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

  Ketentuan kerja pada PT. Karya Tanah Subur pada bagian penyortiran buah adalah sebagai berikut :

  1. Waktu Kerja Pukul 07.00-17.00

  2. Waktu Istirahat 1 jam Waktu istirahat di berikan kepada pekerja sudah termasuk waktu makan dan shalat.

  10.00

  08.00

  07.00

  16.00

  08.00

  09.00

  10.00

  10.30

  11.00

  12.00

  13.00

  14.00

  15.00

  17.00 Senin

  07.00

  75 76 102 108 112

  75

  80 99 113 115 117 120 Selasa 72 76 102 107 115

  75

  76 89 106 110 120 123 Rabu 76 87 105 107 110

  77 81 100 106 115 117 121 Kamis 72 77 110 112 115

  74 83 102 108 115 120 120 Sabtu 76 79 103 117 112

  77

  82 88 108 115 111 113 (Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

Tabel 4.3. Denyut Nadi Pekerja 3 HARI JAM

4.1.2. Data Jadwal Kerja Karyawan

  4.1.3. Data Umur Pekerja

  Data berat badan pekerja diperoleh dari hasil penimbangan badan masing- masing pekerja pada bagian penyortiran buah. Data umur dan berat badan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Umur Pekerja

  Umur Pekerja (Tahun) Pekerja 1

  27 Pekerja 2

  37 Pekerja 3

  53 (Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

  4.1.4. Data Asupan Makanan Pekerja

  Asupan makanan masing-masing pekerja (makan pagi, siang dan malam) dicatat setiap harinya selama melakukan penelitian. Pekerja mengkonsumsi makanan yang dibawa dari rumah masing-masing. Jadi setiap pekerja memakan menu yang berbeda setiap harinya sesuai dengan tingkat ekonomi masing-masing.

  Data menu makanan masing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 4.5. sampai dengan Tabel 4.7.

Tabel 4.5. Asupan Makanan Pekerja 1 Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

  Nasi putih Nasi putih Nasi putih Udang sambal Ikan tongkol Talur asin rebus

  Senin 02/9/2013

  Ikan teri Telur dadar Gulai cumi

Tabel 4.5. Asupan Makanan Pekerja 1 (Lanjutan) Menu Makan Menu Makan Menu Makan

  Hari Pagi Siang Malam

  Nasi putih Nasi putih Nasi putih Sambal goreng Gulai bayam

  Telur dadar hati ayam rebus Selasa Gulai bayam

  Ikan lele goreng 03/9/2013 rebus

  Kopi (cangkir) Pepaya Pisang Kuku bima

  Kuku bima (saset) (saset)