Pengembangan Kompetensi Fasilitator dan Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat di Era MEA"

PROSIDING

Seminar Nasional 2016

Pengembangan Kompetensi Fasilitator dan Kelembagaan
Pemberdayaan Masyarakat di Era MEA"
30 November 2016

Pr o g r am St udi M ag i st er d an Dokt or Penyul uhan Pem b an g u n an / Pem b er d ay aan M asy ar ak at ,
Pascasar j ana Univer sit as Seb el as M ar et Sur ak ar t a

PROSIDING
"Pengembangan Kompetensi Fasilitator dan Kelembagaan
Pemberdayaan Masyarakat di Era MEA"

ISBN

.-978-602-61351-0-0

E I S B N : 978-602-61351-1-7
Cover Design :

Ginanjar Rahmawan

Lay Out :
Sri Mulyani
Adhianty Nurjanah
L V . Ratna Devi
Editors:
Dr. Supriyandi
Dr. Endang Sutisna Sulaeman
Dr. Sarah Rum Handayani
Dr. Mulyanto
Suwarno Widodo, M S i
Diterbitkan oleh:
Pr o g r am St udi M ag i st er d an Dokt or Pen yu l u h an Pem b an g u n an / Pem b er d ay aan M asy ar ak at ,
Pascasar j an a Uni ver si t as Seb ei as M ar et Su r ak ar t a

H a k cipta.
Reproduksi dalam bentuk apapun dari setiap bagian dari publikasi kami adalah pelanggaran
hukum hak cipta dan dilarang. Isi di luar tanggung jawab penerbit.


DAFTARISI

Kata Pengantar
Sambutan Ketua Panitia

.:

KEYNOTE SPEACH
Peningkatan Kualitas S D M Perguruan Tinggi dalam mendukung kualifikasi Kompetensi
Nasional Indonesia
Prof. Dr. John Hendri, M.Si., Ph.D (Sekretaris (Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Pendidikan Tingi)

PEMAKAAH UTAMA
Menyiapkan Dan Mengelola Tenaga Pemberdayaan Masyarakat Yang Profesional Dan
Tersertifikasi Dalam Menghadapi M E A
Dr. Prabawa Eka Soesanta, S.Sos.;M.Si (Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan
Kebangsaan, Kementrain Dalam Negeri)
Urgensi Asosiasi Profesi Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Pembangunan
Nasional

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S (Ketua Perhimpunan A h l i Penyuluhan Pembangunan
Indonesia)
Peran Perguruan Tinggi Dalam Menghasilkan Tenaga Profesional Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Menghadapi M E A
Dr. Sapja Anantanyu, S.P., M s i (Kepala Program Studi S3 Penyuluhan Pembangunan/
Pemberdayaan Masyarakat)

P E M A K A L A H PENUNJANG
Kelompok: Penyuluhan Pertanian Dalam Arti Luas
1.

Faktor - Faktor Yang Menipengaruhi Tingkat PenerapanTeknologi Pertanian Padi
Organik(Studi Kasus D i Kelompok Tani Madya,, Dusun Jayan, Desa Kebbnagung,
Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Aris Slamet Widodo, hklardi Rival Chandra Saputra

2.

Masa Depan Penyuluh Wanita Dalam Pembangunan Pertanian D i Indonesia
Kadhung Prayoga


3.

Pemberdayaan Masyarakat Model Ambul (Dalam Perspektif Kearifan Lokal)
T r i Prajawahyudo

4.

Strategi Adaptasi Petani Terhadap Perkembangart Teknologi Informasi di Era M E A
UgikRomadi

5.

6.

7.

8.

Eksplorasi Topik Iptek Yang Diperlukan Oleh Petani Karet Rakyat D i Kalimantan

Barat (Studi Kasus Petani Karet Rakyat di Kabupaten Bengkayang)
Akbmad Rouf dkn Budi Setyawan



84

Teknologi Mesin Pengering Guna Meningkatkan Kualitas Produksi B i j i Kakao
D i Kabupaten Gunung Kidul
Agus Nugroho Setiawan, Susanawati & Totok Suwanda

95

Kajian Model Pertanian Perdesaaan Melalui Penerapan Inovasi Teknologi Adaptif
di Aceh
Basri A . Bakar, Abdul Azis
Analisis Kebutuhan Informasi Petani Dan Penggunaan Media biformasi Dalam
Penyuluhan D i Kabupaten Bogor
/Ulna riiuaiiya,utnaSCA
/ u u a n a


9.

103

u ,

a

n

n C t S t !

tnliUSC
i CUSUi nSSt Ut l

,

Kinerja Lumbung Pangan D i Dusun Botokan Desa Argosari Kecamatan Sedayu
Kabupaten Bantul

Retno Wulandari, Francy Risvansuna, Ikhtimah Tri Astuti

i

1 0

125

Kelompok : Promosi Kesehatan Masyarakat
1.
2.

3.

4.

5.
6.

Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi

Rahesli Humsona, Tetri Widiyani, Sri Yuliani

131

Upaya menurunkan kematian ibu hamil melalui pemberdayaan pedagang sayur di
wilayah kerja puskesmas Sempu kabupaten Banyuwangi
Jayanti Dian Eka Sari
;

139

Kecemasan Ibu Dalam Perkembangan Kehamilan (Studi Eksplorasi Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Kembaran I I Banyumas)
Wilis Dwi Pangesti
.

146

Analisis proses pembinaan pengguna narkoba di yayasan laras Kota Samarinda
tahun 2016

Rosdiana

153

Model Diseminasi Program Berhenti Merokok Pada Perokok Remaja
Endang Sutisna Sulaeman

158

Pelaksanaan Promosi Kesehatan Lingkungan Pada Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) D i Kota Malang
Misbahul Subhi

167

Kelompok: Corporate Social Responsibility
1.

2.


3.

Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui Program CSR Bank Sampah Mandiri
PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant
Adhianty Nuijanah, Ravik Karsidi, Widodo Muktiyo, Sri Kusumo Habsari

175

Model Pemberdayaan Pondok Pesantren dalam Pengembangan Budaya
Kewirausahaan
Slamet Widodo

182

Program Corporate Social Responsibility PT Perkebunan Nusantara DC
Batujamus, Kerjo, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Paksi Mei'Penggalih

191


Kelompok : Pemberdayaan Usaha M i k r o Kecil Dan Menengah
1.

Kompetensi Remaja Dalam Mengelola U M K M Melalui Periklanan D i Media
Sosial
Joko Suryono, Nuryani T r i Rahayu

198

2.

Pemberdayaan Perempuan Tani Pada Sistem Pertanian Bioindustri Berbasis Gambir utsronmigcbaUE
( Uncaria gambir) D i Sumatera Barat Dalam Perspektif Gender
Harmi Andrianyta, Dani Medionovianto, dan Hari Hermawan....
.
207

3.

Kebijakan Pajak Yang Bijak Untuk U K M Indonesiadi Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Agus Suharsono, Khusnaini

216

Stratcgi Pcmbcrdayaaii r cUmi Dalani Fciigclolaiui Usahaiani Fadi D i Kabupaten
Cianjur Dan Karawang, Jawa Barat
D w i Sadono

226

Fasilitasi Inisiasi Bisnis Puding Hias Untuk Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Kauman, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta
Inayati, Sperisa Distantina, Fadilah

240

Komunikasi Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat D i Kabupaten Bahtul
Titi Antin, Hermin Indah Wahyuni, Partini

246

Evaluasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) D i Pulau Madura
Ilisannudin
'.
'.

253

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Produktivitas Home Industri
Bata Merah
Waluyo Sukatiman, Ida Nugroho Saputro

260

Pemberdayaan petemak potong melalui formulasi ransum berbasis limbah
pertanian di Kecamatan Nguntoronadi, kabupaten Wonogiri
Suwarto, Shanti Emawati, Endang T r i Rahayu

266

4.

5.

6.

7.
8.

9.

10. Strategi Pengembangan U M K M Kharisma Jaya Food Sebagai Produsen Keripik
Talas Merk Kharisma
Kharisma Nur Khakiki, Reza Safitri

273

11. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Ecotourism (Studi di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten
Banyuwangi)
Eko Setiawan

284

12. Implementasi Pengembangan Pariwisata D i Pulau-Pulau Kecil Terhadap
Masyarakat Pesisir Desa Lihunu, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa
Utara, Provinsi Sulawesi Utara Prima Farid Budianto, Edi Susilo, Erlinda Indrayani

290

13. Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Bagi
Aktualisasi Perempuan D i Perkotaan (Studi Kasus K W T Wanita Sejahtera,
Muja-Muja, Umbulharjo, Yogyakarta)
SitiNurlaela....

299

14. I b M Pengrajin Shuttlecock D i Klaster Cock Surakarta
Bambahg Sulistyono, Bekti Wahyu Utami, Indri Yanuigsih

307

Kelompok: Pendidikan L u a r Sekolah
1

Peran Pendidikan Luar Sekolah Terhadap Peningkatan Ketrampilan Pemuda Putus
Sekolah D i Kabupaten Jember Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
N o v i Haryati

314

2.

Inovasi Pembelajaran Penyuluhan di Perguruan Tinggi dalam Merespon Masyarakat
Ekonomi A S E A N
;
Siti Amanah......
323

3.

Diagram Jalur Efektivitas Pelatihan Padi di kabupaten Kulon Progo
Sujono

332

Penguatan Kapasitas Forum Anak Surakarta dalam pengambilan keputusan untuk
mendukung partisipasi aktif anak dalam Musyawarah Perencanaan nembangnnan
Sri Yuliani, Rahesli Humsona, Sudaryanti

339

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Penyuluh Pertanian Dalam
Pengembangan D i r i Melalui Pendidikan(Kasus Mahasiswa STPP Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian D i Yogyakarta).
Ina Fitria Ismarlin, Eny Lestari, Sapja Anantanyu

347

Implementasi Program Decentralized Basic Education D i Kabupaten Jepara
(Studi Kasus S D N Sukodono 03 Tahunandan SDN Dorang 2 Nalumsari Kabupaten
Jepara)
Ahmad Mardiyanto Prasetyo, Sapja Anantanyu, Eny Lestari

359

Faktpr-faktor yang mempengaruhi keberlangsungan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat ( P K B M ) (Studi Kasus Pada Pkbm Nurul Jadid, Desa Banjaranyar,
Kecamatan Tanjung Anom, Kabupaten Nganjuk)
Jalil, Ravik Karsidi, Zaini Rohmad

368

Proses Sosialisasi Dan Persepsi Orang Tua (Nelayan) Dalam Memberikan
Kesempatan Pendidikan Bagi Anak D i Kelurahan Karangsai Kabupaten Tuban
JawaTimur
Muhammad Alhajj Dzulfikri

382

4.

5.

6.

7.

8.

Kelompok : Pengembangan S D M Fasilitator Pemberdayaan
1.

2.

3.
4.

5.

Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Anggota Gabungan Kelompok Tani
Torong Makmur Batu-Malang
M o h Sazali Harun

389

Efektivitas Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada Program
Penyuluhan Pertanian di Sejumlah UPT PPP di Kabupaten Bandung)
Dika Supyandi, Yayat Sukayat, Rani Andriani

397

Pola Adaptasi Kehidupan Sosial Budaya Komunitas Masyarakat Adat Mone
La Ode Topo Jers, Sitti Hermina

407

Manajemen Sumberdaya Komimikasi Dalam Peningkatan Kinerja Pendampingan
Program Simantri D i Provinsi Bali

I Dewa Putu Oka Suardi

416

Model Pemberdayaan Petani Berbasis Kawasan Dalam Mewujudkan Desa Industri
Pertanian Mandiri D i Era M E A
WahyuWindari

425

6.

7.
8.

9.

Pengembangan Kompetensi Fasilitator dalam Pemanfaatan Limbah Temak
menjadi Biogas(Kasus Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembarig, Kabupaten
Bandung Barat)
Nurul D w i Novikarumsari, Siti Amanah, Basita Ginting Sugihen

j
432

Urgensi Penyuluhan Pertanian Untuk Peningkatan Mutu S D M Pemuda Pedesaan
MuksinutnaSCA
:-.
A

439

Pendampingan Teknologi dan Supervisi pelaksanaan pengembangan usaha
agribisnis perdesaan (PUAP) di Provinsi Aceh
Abdul Azis, Basri A . Bakar, Yufhiati dan Dam as us

448

Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Emy Fanda, Z,aini Kohmat, Drajat T r i Kartono

457

Kelompok: Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat
1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.

Sistem Komunikasi Pemerintah dan Kompleksitas Diversifikasi Usaha dalam
Budidaya Kambing PE di Purworejo
Tatag Handaka, Hermin Indah Wahyuni, Endang Sulastri, Paulus Wiryono

'..

465

Peranan Kelembagaan dalam Menentukan Kualitas Sertifikasi SDM Bidang
Pariwisata
Riyono Gede Trisoko

473

Peran Organisasi Petani Dalam Pemberdayaan Swadaya: Kolegial Atau
Transaksional (Studi Komparasi Kelompok Tani di Tiga Lokasi di Jawa Barat)
Yayat Sukayat, Dika Supyandi, Achmad Choibar Tridakusumah...

479

Pengembangan Potensi Kelembagaan Sektor Agribisnis Pertanian D i Kabupaten
Jepara
Ikbsan Gunawan, Hamdi Sari Maryoni
,

489

Penguatan Kelembagaan Pertanian Sebagai Langkah Pencegahan Migrasi Buruh
Widi Artini

503

Pengembangan Pasar Lelang Sebagai Unit Pengolahan Dan Pemasaran Bokar
(UPPB) D i Kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau
Y u l f i t a ' A i n i , Eksa Rusdiyana

509

Kefektifan Program Desa Wisata Kebangsaan Wonorejo Kecamatan Banyuputih
Kabupaten Situbondo dalam Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat Melalui
Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Baluran
A r i f Pratiwi, Sapja Anantanyu, Kusnandar
:

517

Faktor-Faktor Yang Befhubungan Dengan Kemandirian Petani Dalam pengelolaan
Hutan Rakyat D i Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Eli Sugianto, Kusnandar, Sapja Anantanyu
,
:

527

Kompetensi dan Kinerja Penyuluh Pertanian PNS dan Swadaya
(Kasus di Kabupaten Kampar dan Kota Pekaiibaru, Provinsi Riau)
Marliati Ahmad
.-.

535

10. Manajemen Tenaga Kerja Pada " U D Sami Makmur" Kabupaten Sidoarjo
Nurul Muthoharoh, Muhammad Alhajj Dzulfikri

546

t

11. Pelaksanaan Peran Ganda Perempuan (SUidi Kasus Pada Karyawati di Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta)
Demi W i d i Kurnihwati, Sapja Anantanyu, Suwarto.

552

12. Dinamika Organisasi Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes) Bontoa (Studi Kasus
D i Desa Tupabiring, Kecamatan Bontoa, Kab. Maros, Prov. Sulsel)
Muh. Hatta Jamil, Eymal B Denimalino, Muh. BchsanAzis, A . Nixia Tenriawara,
R u s l i M . Rukka
r.

561

SEMINAR NASIONAL 2016
Surakarta 30 November 2016

N^tr' ,

INOVASI PEMBELAJARAN PENYULUHAN DI PERGURUAN
TINGGI DALAM MERESPON MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Siti Amanah
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor
Korespondensi penulis:Siti Amanah, Siti_amanah@apps.ipb.ac.id

Abstract
Agreement of ASEAN country leaders to create an ASEAN Economic Community (AEC) needs precise
concrete actions. There are three pillars of higher education in Indonesia: education, research and community
services. Besides of that three pillars, a university should contribute to science development as well as to
social improvement. Extension as a discipline is expected to respond challenges that community face through
curriculum development and updating learning content On the other hand, the agricultural small producers
have the problems from lands, appropriate technology, financial support, market, to management. So, from
learning perspectives, there is an urgent need to analyze the situation fioni where the learners develop
knowledge and experiences including approach, context, content, method, and media used to learn and
practice extension-education. The paper discusses innovative and appropriate learning on extension
education. Curriculum development, learner-centered approach, mixed methods, and enriched learning of
extension-education in ASEAN context are main elements to develop competent graduates in the era of AEC.
Keywords: «xutsrponmlkihgedcaR
xtenslon-education,
curriculum,

learner-centered

a pprcach,

co

m petent

zywvutsrponmlkjihgfedcbaTSPMKJGFE
AEC

graduates,

1. Pendahuluaa
Kesepakatan pemimpin 10 negara anggola ASEAN pada 2007 mengenai Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) bertujuan meningkatkan perekonomian kawasan melalui
pemerataan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Empat penciri
M E A : (i). ASEAN sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi; (ii). Kawasan
ekonomi berdaya saing tinggi; (iii). Pertumbuhan ekonomi yang merata; dan (iv) Integrasi
ke perekonomian global (Alisjahbana, 2015). Populasi penduduk di Asia Tenggara yang
berkisar 622 juta jiwa (ASEAN, 2015) dan sekitar 25C juta bermukim di Indonesia
merupakan peluang bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri.
Perguruan Tinggi dapat berperan aktif mempersiapkan sumber daya manusia yang
dibutuhkan di era MEA.
Pendidikan penyuluhan sangat diperlukan dalam menyiapkan lulusan yang kompeten.
D i sisi lain, substansi bahasan penyuluhan di perguruan tinggi dalam dua dekade umumnya
terdiri atas pokok bahasan (PB) berikut: (i) pengertian dan prinsip penyuluhan, (ii) Sejarah
penyuluhan, (iii) Unsur dan metode penyuluhan, (iv) kelembagaan penyuluhan, (v)
komunikasi, difusi, dan adopsi inovasi, (vi) pendidikan orang dewasa, dan (vii)
perencanaan dan evaluasi program. Belum banyak perubahan dalam substansi bahasan
penyuluhan, begitupula dalam latihan dalam pembelajaran belum sepenuhnya
mempertimbangkan realita. Akibatnya, terdapat kesenjangan antara aspek hal yang
"(Pengembangan Eompetmsi'Tasidtatordan EfkmSagaan (PetzSerdayojii (MasyamEgi diem MFJt'

| 323

SEMINAR NASIONAL 2016
Surakarta 30 November 2016

dipelajari dengan kenyataan. Diperlukan inovasi pembelajaran penyuluhan yang dapat
mempertautkan teori dengan aspek praktis dalam merespon MEA. Atas dasar itu, makalah
ini membahas inovasi pembelajaran penyuluhan di era M E A dalam meningkatkan mutu
dan daya saing untuk kesejahteraan masyarakat.
2.zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Tinjauan Pustaka
a. Teori Belajar dan Orientasi Pembelajaran
Setiap teori belajar mempunyai orientasi tersendiri seperti tampak pada Tabel 1.
Terdapat empat orientasi, yaitu teori belajar yang berfokus kepada perilaku, kepada aspek
kognitif, kepada aspek humanistik, dan kepada aspek sosial dan situasional. Ada teori
belajar yang berfokus kepada individu, maka orientasi pembelajaran perlu berfokus kepada
perubahan perilaku, pengembangan pengetahuan atau aktualisasi diri. Ketika pembelajaran
memerlukan adanya interaksi atau dukungan sosial, maka orientasi belajar tidak cukup
p'ada perubahan perilaku untuk membangun kapasitas, namun harus lebih komprehensif
lagi, yakni sampai perubahan yang melibatkan masyarakat, seperti peningkatan partisipasi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Jonassen (2000) yang menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan proses yang kompleks, bukan sekedar hubungan stimulus-respon dalam
psikologi perilaku atau proses pengolahan informasi dalam psikologi kognitif.
Pembelajaran memerlukan kemauan kuat untuk belajar, dilakukan secara sadar, aktif, ada
mediasi sosial, sehingga terjadi kegiatan yang timbal baiik antara minat, aksi dan refleksi.
Tabel 1. Perbandingan pembelajaran menurut empat orientasi teori belajar
Aspek

Orientasi Teori Belajar
Perilaku

Kognitif

Humanis

Sosial dan
situasional

Thorndike,
Pavlov, Watson,
Guthrie, Hull,
Tolman, Skinner

Koffka,
Kohler, Lewin, Piaget,
Ausubel, Bruner,
Gagne

Maslow, Rogers

Bandura, Lave
and Wenger,
Salomon

Pandangan
terhadap
proses
belajar

Perubahan
perilaku

Perubahan proses
mental seperti
pencerahan,
pengolahan informasi,
memori dan persepsi

Aksi individu
dalam
memenuhi
kebutuhan

Interaksi,
observasi
dalam konteks
sosial

Lokus
pembelajaran

Stimuli dari
lingkungan
eksternal

Pembentukan struktur
dari aspek kognitif
internal

Kebutuhan
kognitif dan
afektif

Relasi di
antara orang
dan
lingkungannya

Tujuan
pendidikan

Menghasilkan
perubahan
perilaku ke

Mengembangkan
kapasitas dan
keterampilan untuk
belajar lebih baik

Aktualisasi diri
dan
kemandirian/oto

Partisipasi
penuh
masyarakat
dalam aksi
nyata dan
pendayagunaan
sumberdaya

Teori belajar

arah yang
diinginkan

"(Pmgentihtigan T&mpeteiui Fasidtator dan EfCemSagaan FetnSerdayaan'Masyarakatdi era*M£&
"
1324

SEMINAR NASIONAL 2016
Surakarta30 November 2016

Aspek

Peran
pendidik

Orientasi Teori Belajar
Perilaku

Kognitif

Humanis

Merancang
lingkungan
pembelajaran agar
terjadi respon
perilaku yang
diharapkan

Aktivitas belajar
disusun secara
berstruktur

Pengembangan
fasilitasi dari
keseluruhan
orang

Tujuan
Pengembangan aspek
pendidikan
kognitif.
berbasis
Pengembangan
kompetensi
wawasan dan
Pengembangan
pengetahuan
keterampilan dan
Pembelajaran cara
pelatihan
belajar yang baik
Sumber: Merriam and Caffareila 1991: 138

Manifestasi
dalafn
pembelajaran
orang
dewasa

Pembelajaran
orang dewasa,
belajar sesuai
kebutuhan
individu
(mandiri)

Sosial dan
situasional
Mendukung
terwujudnya
masyarakat
yang dapat
berdialog
sehingga
tumbuh
partisipasi
Partisipasi
sosial, dialog,
dan
pengembangan
kerjasama

b. Inovasi Pembelajaran
Inovasi pembelajaran menurut Cook (2015) adalah upaya menciptakan sistem baru
dalam pembelajaran, warga belajar dan pengajar terlibat secara aktif, mereformulasi luaran
pembelajaran disertai cara baru untuk mengukur kemajuan dan kemampuan warga belajar.
Pembelajaran tersebut dirancang untuk memfasilitasi orang dewasa dalam belajar baik
secara individu maupun sosial untuk mengembangkan kemampuan berkolaborasi, dan
menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. Warga belajar terlibat aktif sebagai mitra
dalam perencanaan belajamya. Bahan belajar yang dapat diakses dengan mudah.
Pemyataan Cook mengenai inovasi pembelajaran pada prinsipnya merupakan
gambaran dari penyuluhan yang ideal. Dalam hal ini penyuluh PNS, penyuluh swadaya,
penyuluh swasta memiliki peran penting dalam memfasilitasi pembelajaran. Kompetensi
penyuluh tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan formal dan non formal, agar
dapat memastikan warga belajar/petani mendapat pembelajaran yang diperlukan untuk
meningkatkan performa usaha. Hasil penelitian Marliatitiea
e t ai. (2003) menunjukkan bahwa
kinerja penyuluh dapat ditingkatkan melalui pengembangan kompetensi dalam komunikasi
terutama dalam menjalin relasi dan penggunaan media komunikasi, mengorganisasikan
kegiatan belajar petani, dan membangun interaksi sosial yakni diterirna di masyarakat dan
mengatasi konfiik.
Beberapa inovasi pembelajaran di perguruan tinggi telah berkembang, seperti
pembelajaran dengan projek bersama dan penyelesaian masalah (Donnelly
dan
Fitzmaurice, 2005), penggunaan
game dalam pembelajaran komputer (Ebner dan
Holzinger, 2007), e-learning (Darmayanti et al. 2007) untuk memfasilitasi warga belajar,
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran (Haryoko, 2009), pembelajaran
melalui magang/internship atau kuliah kerja praktik diterapkan luas di berbagai universitas
dalam dan luar negeri. Penggunaan beragam pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan
efektivitas belajar.

"(Pettgmdaugan Epmpcteitsi FasiBtator dan EfktuSagaan FemSerdayaau Masyara^ft di era

*

\ 325

SEMINAR NASIONAL 2016
Surakarta 30 November 2016

V
'

«

3.zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Metodologi
Penulisan makalah didasarkan pada analisis deksriptif mengenai pendekatan
pembelajaran. Aspek spesifik yang menjadi fokus pembahasan adalah kebutuhan tenaga
terdidik dan atau terampil, produk dan jasa yang bermutu di era M E A . Data dikumpulkan
melalui telaah pustaka, pengumpulan informasi dari laman universitas yang memiliki
program studi atau mata kuliah penyuluhan (IPB, U G M , UNS, U N A N D , U B , , U T ,
U N I L A dan UNPATI), hasil penelitian mengenai inovasi pembelajaran, dan pengalaman
empirik dalam pembelajaran penyuluhan.
Perbandingan inovasi pembelajaran dilihat dari segi pendekatan belajar, peran
pembelajar - jjengajar, proses, dan luaran. Proses dan luaran pembelajaran dianalisis dari
pola hubungan para pihak dalam pembelajaran, pengalaman belajar warga belajar, dan
hasil belajar. Selanjutnya, hasil analisis menjadi bahan untuk perumusan inovasi
pembelajaran penyuluhan di era MEA.
4. Hasil Dan Pembahasan
a. Materi dan Metode Pembelajaran Penyuluhan
Pokok bahasan pembelajaran penyuluhan umumnya terdiri atas tujuh sampai dengan
delapan pokok bahasan (Gambar 1). Materi mengenai pengertian penyuluhan, komunikasi,
difusi-adopsi, kelembagaan, dan perencanaan-evaluasi penyuluhan selalu ada. Materi
pendidikan orang dewasa dan etika penyuluhan tidak selalu ada. Metode pembelajaran
bervariasi: veramah, diskusi, analisis kasus, kerja kelompok, dan turun lapang.

Perencanaan dan Evaluasi Program
Kelembagaan Penyuluhan
Difroi dan AdopM
Pendidikan orang dewasa
Komunikasi dalam Penyuluhan
Materi dan Metode Penyuluhan

5"

Teori-teori dan konsep terkait
Sejarah dan Fungsi Penyululian
Pengertian Penyuluhan
0

i Turun Lapang

10

• Kerja kelompok

20

30

40

a Analisis Kasus

50

60

a Diskusi

70

80

90

PCeramah

Gambar 1. Pokok Bahasan Pembelajaran dan Ragam Metode Pembelajaran Penyuluhan
Pemilihan metode pembelajaran ditentukan oleh latar belakang warga belajar, tujuan
pembelajaran, tingkat kerumitan materi, dan kemampuan pendidik. Dari kelima metode
pembelajaran penyuluhan, ceramah dan diskusi dominan digunakan dalam pengembangan
aspek kognitif (pengertian dan pendalaman konsep). Analisis kasus dan kerja kelompok
diterapkan untuk mengembangkan kemampuan analitik, 326ocial326ive dan bekerjasama.
"Fengembangan Epinpctensi Fadditator dan EekmSagaan FemBertfayaait'Masyarakatdi era

'MFJl'

\ 326

SEMINAR NASIONAL 2016
Surakarta 30 November 2016

agaan FemSerdayaatt Masyarakat di era :M£3 "

| 329

SEMINAR NASIONAL 2016
Surakarta 30 November 2016

yang dihadapi petani. Aknmulasi pengetahuan dan pengalaman belajar ini memperkuat
pondasi keilmuan penyuluhan yang sangat diperlukan untuk melakukan transformasi sosial
bersama petani, terutama dalam menghasilkan produk yang kompetitif, dan jasa yang
prima. Faktor eksternal seperti dukungan lembaga baik perguruan tinggi maupun
Kementerian/Lembaga, SKPD terkait, Organisasi Kemasyarakatan dan Swasta diperlukan
untuk pengembangan lebih lanjut.
5.zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Respon terhadap M E A diperlukan dalam reformulasi pembelajaran penyuluhan di
perguruan tinggi. Modal manusia yang kompeten merupakan kebutuhan utama, selain
produk pertanian yang berkualitas. Dari sisi penyiapan lulusan yang mampu memfasilitasi
perubahan, pengembangan kurikulum, pemutakhiran materi pembelajaran yang sudah
mengintegrasikan isu-isu terkini di bidang pertanian di lingkup ASEAN dan global
diperlukan dalam pembelajaran penyuluhan. Metode pembelajaran perlu lebih bervariasi
disertai dukungan media yang relevan. Pengalaman empirik yang dimiliki warga belajar
merupakan akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang dapat meningkatkan kesiapan
dalam menghadapi tantangan masa depan. Peran pengajar dalam pembelajaran merespon
MEA adalah lebih banyak sebagai fasilitator dan memberikan arahan bilamana diperlukan,
dengan tetap mempertimbangkan adanya perbedaan individu dalam belajar, dan
membangun kolaborasi antar warga belajar.
Saran
Perguruan tinggi melalui program studi penyuluhan/komunikasi pembangunan perlu
melakukan review atas kurikulum yang dimiliki dan menyandingkannya dengan kebutuhan
pengguna lulusan. Pembelajaran yang lebih berpusat kepada warga belajar akan
memberikan pengalaman belajar yang diperlukan bagi diri dan lingkungan di masa depan.
Pemahaman akan konteks realita lapangan (petani, usaha yang diiakukan, persoalan
yang dihadapi dalam konteks M E A dan alternatif solusi) akan didapat ketika materi,
metode, dan media pembelajaran disusun dengan cermat. Diperlukantsrponljihgedcba
proje c t
b a s e d
learning
sebagai strategi pembelajaran, sekaligus merupakan ajang berlatih sebelum terjun
ke masyarakat

Daftai Pustaka
Alisjahbana, Armida S. 2014, Arab Kebijakan dan Program di Bidang Kependudukan,
Ketenagakeijaan dan Sumber Daya Manusia Meghadapai Globalisasi Khususnya Masyarakat
Ekonomi A S E A N . Makalah Pembicara Kunci Seminar Nasional Tantangan Kependudukan,
Ketenagakerjaan, dan S D M Indonesia Menghadapi Globalisasi Khususnya Masyarakat
Ekonomi A S E A N . Jakarta, 24 Maret 2014.
Amanah. S. 1996. A Learner-centered Approaches to Improve Teaching and Learning at a
Polytechnic in Indonesia. Sydney: University of Western Sydney-Hawkesbury.
Cook, 2015. What is Learning Innovation?
University of Kentucky: Office of Continuous
Improvement and Support Division of Innovation and Partner Engagement.
Darmayanti Tri, Made Yudhi Setiani, Boedhi Oetojo , 2007. E-Learning pada Pendidikan Jarak
Jauh: Konsep yang Mengubah Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 8 (2): 99-113
"FengeniBangan 1&wpcunsi EasiStaior dan •Kekmvagam 'FemSer&yam Masyarakat di era MEM '

[330

SEMINAR NASIONAL 2016
Surakarta 30 November 2016

Donnelly, R. danyvutsronmlkjihgedcbaUSPMLD
M . Fitzmaurice 2005. Collaborative Project-based Learning and Problem based
Learning in Higher Education: a Consideration of Tutor and Student Role in Learner-Focused
Strategies. Dublin: Dublin Institute of Technology.
Harder, Amy, D. dan Mashburn, M. Benge. 2009. A n Assessment of Extension Education
Curriculum at Land Grant Universities. Journal of Agricultural Education. 50 (3): 22-32
Haryoko, S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual sebagai Alternatif Optimalisasi
Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @Elektro 5(1): 1-10.
Jonassen, David 2000. Learning: as Activity. The Meaning of Learning Project Learning
Development Institute Presidential Session at A E C T Denver October 25-28, 2000. Missouri:
University of Missouri.
Marliati, Sumardjo, P.S. Asngari, P.Tjitropranoto dan A. Saefuddin, 2008. Faktor-Faktor Penentu
Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan Petani (Kasus di Kabupaten
Kampar Provinsi Riau). Jurnal Penyuluhan. 4(2):92-99.
Merriam, S. and Caffarella. 1991.
Francisco: Jossey-Bass.

Learning in Adulthood. A Comprehensive Guide. San

Website:
http://asean.org/asean-economic-commimity/ (ASEAN 2015)
Peraturan Menteri:
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

"Feagem'oatigan Epmpcunsi•FasiGlator dan EekmGagaan