BAB 3 Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara - DOCRPIJM e05820c830 BAB IIIBab 3 Arahan Strategis Nasional

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

BAB 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten
Kutai Kartanegara
3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Sebagai dasar utama pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara perlu mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang tertuang Peraturan Pemerintah No. 26
Tahun 2008. Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Kalimantan Timur mempunyai fungsi dan kedudukan dalam konteks nasional. Pengembangan
fungsi dan kedudukan Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan untuk mendukung tujuan
pembangunan nasional bidang tata ruang yaitu untuk mendukung keselarasan dan
keharmonisan pemanfaatan ruang guna mencapai ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan
Dalam RTRWN salah satu upaya yang akan dilakukan pemerintah adalah mengembangkan
kebijakan struktur ruang wilayah yaitu dengan meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan
pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki serta meningkatkan kualitas
dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber
daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional. Untuk mengimplementasikan
kebijakan tersebut ditempuh berbagai macam strategi pengembangan. Terkait wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara dengan ibukota kabupatennya Kota Tenggarong diarahkan untuk
menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) bersama Kota Balikpapan, Samarinda, dan Bontang. Pada
kota-kota tersebut (Balikpapan, Tenggarong, Samarinda, dan Bontang) akan dijadikan Kawasan
Metropolitan melalui strategi Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat
Pertumbuhan. Kawasan Metropolitan yang akan dikembangkan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang
terintegrasi. Kawasan Metropolitan yang meliputi 4 (empat) kota tersebut sekaligus menjadi
Kawasan Andalan dengan sektor unggulan industri, perkebunan, pertambangan, kehutan,
perikanan, dan pariwisata. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan Kawasan Metropolitan dan
menunjang berkembangnya berbagai sektor unggulan maka akan dibangun jalan tol yang
menghubungkan Kota Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, dan Bontang.
Selain pengembangan Kawasan Andalan Balikpapan-Samarinda-Tenggarong-Bontang, dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTWN) juga dikembagkan Kawasan Andalan Laut. Di
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki wilayah pesisir dan laut dijadikan pula
menjadi salah satu Kawasan Andalan Laut yang di dalamnya terdapat Taman Nasional Laut. Pada
Kawasan Andalan laut ini diharapkan akan menjadi pendukung berjalannya fungsi ekonomi
namun juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan.
Selain aspek struktur ruang, pengembangan tata ruang juga berkaitan dengan pengembangan
pola ruang. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang sebagaimana arahan dalam

RTRWN meliputi:
a.
b.
c.

kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;
kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya; dan
kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

21

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Kebijakan pengembangan kawasan lindung diarahkan dalam upaya pemeliharaan dan
perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta pencegahan dampak negatif kegiatan
manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Selanjutnya, kebijakan

pengembangan kawasan budidaya terutama ditujukan untuk perwujudan dan peningkatan
keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budidaya serta pengendalian perkembangan
kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Dalam upaya mendukung kebijakan perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antarkegiatan budidaya dilakukan melalui strategi sebagai berikut :
a.

b.

c.
d.
e.
f.

menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional untuk
pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalambumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan
ruang wilayah;
mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana
secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian

kawasan dan wilayah sekitarnya;
mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan
keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan untuk
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk
meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; dan
mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi
tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia,
dan/atau landas kontinen untuk meningkatkan perekonomian nasional.

Selanjutnya untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan dilakukan dengan strategi :
a.
b.
c.
d.

e.


membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana
untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan mengoptimalkan
pemanfaaatan ruang secara vertikal dan kompak;
mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar dan
metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana
kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.
mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan pulaupulau kecil.

3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional
Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf c dalam PP No. 26 Tahun 2008 diarahkan untuk :
a. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018


22

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

b.
c.

d.
e.
f.
g.

kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya
nasional;
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;
pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian
nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalamperekonomian
internasional;

pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa;
pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan
dunia, cagar biosfer, dan ramsar; dan
pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat
perkembangan antar kawasan.

Khusus berkaitan dengan pengembangan ekonomi regional, dalam RTWN juga telah ditetapkan
Kawasan Strategis Ekonomi. Salah satu Kawasan Strategis Ekonomi yang akan dikembangkan
adalah Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan
Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu tersebut
menyangkut 2 (dua) wilayah yang merupakan bagian dari Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu
Muara Jawa dan Sanga-Sanga. Arah pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu Samarinda,
Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur terutama ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pengembangan berbagai ekonomi unggulan kawasan. Adapun kawasan
strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang ada di
Kabupaten Kutai Kartanegara adalah Kawasan Heart of Borneo.

3.3 Arahan RTRW Pulau Kalimantan

Pengembangan Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan tertuang dalam Peraturan Presiden
Republik Nomor 3 Tahun 2012. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, .peran dan fungsi
Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan adalah sebagai perangkat operasional dari RTRWN serta
alat koordinasi dan sinkronisasi program pembangunan wilayah Pulau Kalimantan. Adapun
secara secara lebih khusus Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan berfungsi sebagai pedoman
untuk :
a. penyusunan rencana pembangunan di Pulau Kalimantan;
b. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah
provinsi dan kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor di Pulau Kalimantan;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Pulau Kalimantan;
d. penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Pulau Kalimantan; dan
e. penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Pulau Kalimantan.
Dalam perencanaan tata ruang Pulau Kalimantan, telah dirumuskan tujuan, kebijkan, dan
strategi penataan ruang. Adapun penataan ruang Pulau Kalimantan bertujuan untuk
mewujudkan:
a. kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasan berfungsi lindung
yang bervegetasi hutan tropis basah paling sedikit 45% (empat puluh lima persen) dari
luas Pulau Kalimantan sebagai Paru-Paru Dunia;
b. kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk ketenagalistrikan;
c. pusat pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di Pulau Kalimantan;

d. pusat perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan secara berkelanjutan;

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

23

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

e. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang
berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek
kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan
kelestarian lingkungan hidup;
f. pusat pengembangan kawasan perkotaan nasional yang berbasis pada air;
g. kawasan ekowisata berbasis hutan tropis basah dan wisata budaya Kalimantan;
h. jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan
i. antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah; dan
j. swasembada pangan dan lumbung pangan nasional.
Dari berbagai tujuan tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan dalam berbagai kebijakan sebagai

berikut :
(1) Kebijakan untuk mewujudkan kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan
kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tropis basah paling sedikit 45% (empat
puluh lima persen) dari luas Pulau Kalimantan sebagai Paru-paru Dunia meliputi:
a. pelestarian kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa
endemik kawasan;
b. pengembangan koridor ekosistem antarkawasan konservasi;
c. pemantapan kawasan berfungsi lindung dan rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang
terdegradasi; dan
d. pengendalian kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi
lindung.
(2) Kebijakan untuk mewujudkan kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk
ketenagalistrikan meliputi:
a. pengembangan energi baru dan terbarukan; dan
b. pengembangan interkoneksi jaringan transmisi tenaga listrik.
(3) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas
bumi di Pulau Kalimantan meliputi:
a. pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan
industri jasa hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi; dan
b. pengembangan kawasan pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi

dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
(4) Kebijakan untuk mewujudkan pusat perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan secara
berkelanjutan meliputi:
a. pengembangan sentra-sentra perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan; dan
b. pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan
industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan.
(5) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu
gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikan
keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan
masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup meliputi:

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

24

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

a. percepatan pengembangan kawasan perbatasan negara dengan pendekatan
pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian
lingkungan hidup; dan
b. pemertahanan eksistensi 4 (empat) pulau kecil terluar yang meliputi Pulau Sebatik,
Pulau Gosong Makassar, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit sebagai titik-titik garis
pangkal kepulauan Indonesia.
(6) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pengembangan kawasan perkotaan nasional yang
berbasis pada air meliputi:
a. pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai kota tepi air (waterfront city); dan
b. pengembangan prasarana dan sarana perkotaan berbasis mitigasi bencana banjir.
(7) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan ekowisata berbasis hutan tropis basah dan wisata
budaya Kalimantan meliputi:
a. pengembangan kawasan ekowisata berbasis ekosistem kehidupan orang utan,
bekantan, meranti, anggrek, serta satwa dan tumbuhan endemik kawasan lainnya; dan
b. pengembangan kawasan wisata berbasis budaya Kalimantan.
(8) Kebijakan untuk mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan
keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah
dilakukan dengan pengembangan jaringan transportasi antarmoda yang terpadu dan efisien
untuk menghubungkan kawasan produksi komoditas unggulan menuju bandar udara
dan/atau pelabuhan, dan antarkawasan perkotaan, serta membuka keterisolasian wilayah.
(9) Kebijakan untuk mewujudkan swasembada pangan dan lumbung pangan nasional meliputi:
a. pelestarian dan pengembangan kawasan peruntukan pertanian sawah beririgasi, rawa
pasang surut, dan sawah non irigasi, termasuk yang merupakan lahan pertanian pangan
berkelanjutan;
b. pengembangan jaringan prasarana sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan lahan
pertanian; dan
c. pengembangan sentra pertanian tanaman pangan dan sentra perikanan yang didukung
dengan industri pengolahan dan industri jasa untuk mewujudkan ketahanan pangan
nasional.
(10) Dalam rangka melaksanakan kebijakan dan strategi penataan ruang Pulau Kalimantan,
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
terhadap penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan

3.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Pada dasarnya Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang harus dijadikan pedoman dalam
penataan ruang di bawahnya adalah RTRW Provinsi Kalimantan yang terbaru mengingat RTRW
Provinsi Kalimantan sampai saat ini yang dapat digunakan mengacu pada Revisi RTRW Provinsi
yang sudah cukup lama yaitu RTRW Provinsi Kalimantan Timur tahun 2004 - 2019. Dalam
rentang waktu tersebut dapat dipastikan banyak sekali perubahan-perubahan terkait kemajuan
pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur, termasuk diantaranya adalah pemekaran Provinsi

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

25

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Kalimantan Utara (sesuai UU No. 47 th. 1999 dan No. 7 th. 2002) yang sebelumnya merupakan
bagian dari Provinsi Kalimantan Timur, serta sebagian besar program penataan ruang wilayah
provinsi Kalimantan Timur yang sudah dilaksanakan dan perlu diperbaharui kembali.
Berdasarkan alasan tersebut di atas maka dalam penyusunan RDTR Kecamatan Loa Janan tahun
2014 ini, perencanaan lebih difokuskan dengan pedoman kebijakan penataan ruang daerah yang
terbaru yaitu berpijak pada RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012 – 2032 dengan tidak
mengurangi garis besar perencanaan yang telah ada dalam RTRW Provinsi Kalimantan Utara
tahun 2004 – 2009 yang tetap menjadi panduan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Loa Janan
ini.
Arahan kebijakan pengembangan Kabupaten Kutai Kartanegara menurut dokumen Revisi RTRW
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2004 mencakup:
1. Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang Provinsi Kalimantan Timur, maka hirarki

fungsional wilayah provinsi akan lebih bersifat horizontal. Konsep tersebut diwujudkan
dalam empat hirarki pusat pelayanan, untuk Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri termasuk
dalam pusat pelayanan orde III dan orde IV yaitu:


Pusat Pelayanan Orde III, yaitu pusat-pusat yang melayani kabupaten atau beberapa
kecamatan. Pusat pelayanan orde III di Kabupaten Kutai Kartanegara terutama
dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang yang lebih efisien. Pusat pelayanan
orde III tersebut di Kecamatan Tenggarong.



Pusat Pelayanan Orde IV, yaitu pusat-pusat mandiri yang dikembangkan untuk melayani
satu atau beberapa kecamatan. Pusat pelayanan orde IV dikembangkan untuk
membentuk satuan ruang kegiatan dan pelayanan yang efektif sesuai dengan
kemampuan dan potensi setempat (lokal) yang ada. Pusat pelayanan orde IV meliputi
Sebulu, Kota Bangun, Loa Kulu dan Marang Kayu. Karena sifat pusat yang dikembangkan
untuk mengakomodasikan potensi setempat, maka pusat-pusat lainnya yang mampu
berkembang secara mandiri diluar yang disebutkan di atas dapat berfungsi sebagai
pusat Orde IV.

2. Berdasarkan pertimbangan pertama, maka arahan jaringan transportasi yang membentuk

struktur ruang wilayah sebagai berikut:


Jalan Arteri Primer sebagai jalur lintas nasional dan regional antar wilayah meliputi jalur
utama Poros Utara yang menghubungkan Samarinda-Muara Badak-Bontang-SangattaTanjung Redeb-Tanjung Selor dan Sangatta-Sangkurillang



Jalan Kolektor Primer sebagai jalur lintas regional meliputi :







Poros tengah yang menghubungkan Samarinda – Sebulu – Muara Kaman;
Samarinda – Sanga-sanga – Muara Jawa – Samboja
Samarinda – Anggana
Samarinda – Tenggarong – Kota Bangun – Melak
Samarinda – Samboja – Petung – Kuaro

Jalan Kolektor Primer

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

26

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Selain itu, terbentuknya struktur tata ruang provinsi Kalimantan timur didukung pula oleh
jaringan transportasi sungai, laut dan udara secara terpadu melalui beberapa Transhipment
Point sesuai dengan lokasi dan fungsi masing-masing prasarana.
Tabel 3-1
Rencana Dermaga Sungai dan Penyeberangan di Provinsi Kalimantan Timur
No.
1.

2.

Kabupaten/Kota
Samarinda

Kutai Kartanegara

Dermaga
Mahakam Hilir
Mahakam Hulu
Harapan Baru
Samarinda Seberang
Loa Janan
Melayu
Tepian Pandan
Muara Kaman
Muara Muntai
Handil II
Sungai Meriam
Kota Bangun

Sungai
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Mahakam

Sumber: Revisi RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2004 - 2019

3. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung

Tabel 3-2
Rencana Kawasan Lindung Provinsi Kalimantan Timur
No.

Jenis Kawasan

Lokasi

A
1.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Di bawahnya
Kawasan hutan lindung
Terdapat di bagian Barat, tengah, dan
kawasan pantai Provinsi Kalimantan Timur
dengan arah penyebaran Utara - Selatan

2.

Kawasan bergambut

Terdapat di bagian Utara dan tengah Provinsi
Kalimantan Timur

3.

Kawasan resapan air
tanah

Formasi Kampungbaru di bagian Timur,
penyebaran sejajar pantai

B
1.
a.

Kawasan Suaka Alam Dan Cagar Budaya
Suaka alam
Cagar alam
Teluk Adang, Teluk Apar, Long Pujungan,
Kerayan, Muara Kaman

b.
c.

Suaka margasatwa
Hutan wisata alam

Pulau Sangalaki dan Pulau Derawan
Tanah Merah dan Tahura Bukit Soeharto

d.

Perlindungan plasma
nutfah
Daerah pengungsian
satwa
Suaka alam laut

Kersik Luwai

Ekosistem dasar
perairan dan ekosistem
muara sungai, pesisir,
dan laut

Pulau Sebatik, Pulau Nunukan, muara sungaisungai di Utara, muara Sungai Mahakam,
Teluk Balikpapan, Tanjung Jumelai, Teluk
Adang, Teluk Apar

e.
2.
a.

Gugus pulau Derawan

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

Fungsi Perlindungan

Konservasi air dan tanah
terhadap erosi, penurunan
kesuburan tanah, dan tata
air tanah
Retensi aliran permukaan
Ekosistem hutan ramin,
gelutung, dan mamalia
Resapan air tanah untuk
mempertahankan kualitas
dan kuantitas cadangan air
tanah

Keseimbangan ekosistem
hutan hujan tropis
Perlindungan spesies penyu
Ekosistem hutan hujan tropis
dan wisata alam
Konservasi anggrek hutan
dan jasad renik
Perlindungan spesies penyu

Perlindungan ekosistem
biota demersal, estuarin,
dan laut

27

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

No.

Jenis Kawasan

Lokasi

b.

Gugusan karang

3.

Kawasan pantai
berhutan mangrove

4.

C

Taman nasional, taman
hutan raya dan taman
wisata alam
Cagar budaya dan
Tenggarong, Pasir Belengkong, HP Batakan,
sejarah
HP BLP Kidang, dan HP Wana Riset
Hutan pendidikan dan
Tenggarong, Pasir Belengkong, HP Batakan,
ilmu pengetahuan
HP BLP Kidang, dan HP Wana Riset
Kawasan Perlindungan Setempat

1.

Sempadan pantai

Sepanjang pantai Timur Kalimantan Timur

2.

Sempadan sungai

Sepanjang tepi sungai di Provinsi Kalimantan
Timur

3.

Sekitar danau

Danau Jempang, Danau Tempatung, Danau
Melintang, Danau Semayang, Danau Siran,
Danau Maau, dan Danau Wis

4.
D
1.

Sekitar mata air
Terdapat setempat-setempat
Kawasan Rawan Bencana
Banjir
Penajam, Balikpapan, Samarinda, Kutai Barat,
Kutai Kartanegara
Bencana geologi dan
Sesar dan patahan di Bagian Utara Provinsi
gerakan tanah
Kalimantan Timur
Batusopang, Waru, Tahura Soeharto, Loa Kulu
Sedimentasi
Penajam, Balikpapan, Teluk Adang

5.
6.

2.

3.

Pulau Panjang, Pulau Derawan, Pulau
Samama, Pulau Kakaban, Pulau Maratua,
Pulau Malulungan, Pulau Sangalaki, Pulau
Karang Besar, Pulau Birah-birahan, Pulau
Miang Besar, Pulau Miang Kecil, pulau karang
di perairan laut Bontang, Tanjung Santan,
Balikpapan, Tanjung Jumelai, Teluk Apar dan
Tanjung Aru
Sepanjang pantai Timur dan muara sungai
Kalimantan Timur, yaitu muara Sungai
Mahakam, Sungai Sesayap, Sungai Sebatik,
Sungai Sambaliung, Sungai Kelay, dan Sungai
Sebuku; Teluk Balikpapan; Tanjung Jumelai;
Teluk Adang; Teluk Apar
Taman Nasional Kutai, Taman Nasional Kayan
Mentarang, Tahura Bukit Soeharto

Fungsi Perlindungan
Ekosistem terumbu karang
sebagai tempat mencari
makan, berkembang biak,
dan tempat bertelur biota
laut

Perlindungan ekosistem
mangrove sebagai pemecah
gelombang, pencegahan
abrasi dan akresi,
pencegahan intrusi air laut,
mempertahankan mudflat
Ekosistem hutan hujan tropis
dan spesies endemik
Pengembangan ilmu
pengetahuan
Pengembangan ilmu
pengetahuan
Pencegahan abrasi, akresi,
dan perubahan garis pantai
Kualitas air, aliran sungai,
dan kehidupan biota
perairan sungai (pesut)
Kualitas air, kuantitas air
danau, kehidupan biota
perairan danau, ekosistem
danau
Kualitas dan kuantitas air
Perlindungan permukiman
dan kegiatan masyarakat
Perlindungan permukiman,
prasarana wilayah, dan
kegiatan masyarakat
Perlindungan permukiman,
pelayaran, dan biota pantai

Sumber: Revisi RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2004 - 2019

4. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan, yakni sebagai berikut:

Tabel 3-3
Rencana Prasarana Wilayah Untuk Perkotaan Di Provinsi Kalimantan Timur Untuk
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kota/Permukiman
Tenggarong

Orde
III

Fungsi
PKL

Prasarana Dan Sarana Wilayah Yang Disediakan
Permukiman perkotaan dengan intensitas rendah-sedang
dan fasilitas (listrik, air bersih, telekomunikasi, dll).
Fasilitas kesehatan: puskesmas, rumah sakit (skala
kabupaten/kota), pelayanan medis umum, rumah bersalin &
apotik.
Fasilitas pendidikan: SD, SMP, SMU
Fasilitas jasa keuangan dan perbankan: koperasi, pelayanan
kredit, bank nasional

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

28

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Kota/Permukiman

Kota Bangun
Sebulu
Marang Kayu

Orde

IV

Fungsi

Kawasan
Permukiman

Prasarana Dan Sarana Wilayah Yang Disediakan
Fasilitas jasa pariwisata: hotel (bintang dan melati), restoran,
saran hiburan rakyat.
Fasilitas perdagangan : pasar induk, pasar permanent, took
kelontong.
Fasilitas industri: fasilitas pemrosesan, distribusi dan
transportasi.
Permukiman perkotaan dengan intensitas rendah dan
fasilitasnya (listrik, air bersih, telekomunikasi, dll).
Fasilitas kesehatan: puskesmas, rumah sakit (skala kota),
pelayanan medis umum & apotik.
Fasilitas pendidikan: SD, SMP, SMU
Fasilitas jasa keuangan dan perbankan: koperasi, pelayanan
kredit, bank nasional
Fasilitas jasa pariwisata: hotel (bintang dan melati), restoran,
saran hiburan rakyat.
Fasilitas perdagangan : pasar induk.
Fasilitas industri: fasilitas pemrosesan, distribusi dan
transportasi.

Sumber : Revisi RTRW Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2004

5. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Tertentu, mencakup:


Kawasan Andalan, yaitu:



Kawasan Samarinda – Loa Janan – Tenggarong (SALOTE)
Kawasan Samarinda – Sanga-sanga – Muara Jawa – Balikpapan (SASAMBA)

Kawasan Pesisir Pulau dan Kelautan, Kebijaksanaan dan strategi pengembangan di Kawasan
Delta Mahakam merupakan WPT I (Wilayah Pantai/Pesisir) meliputi enam Kecamatan, yaitu
Kecamatan Samboja, Muara Jawa, Sanga-Sanga, Angana, Muara Badak dan Marang Kayu.

3.5 Arahan RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara
Arahan kebijakan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara 2012 - 2032 adalah sebagai berikut:
Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang

Penataan ruang Kabupaten Kutai Kartanegara bertujuan untuk mewujudkan kabupaten sebagai
pusat pertumbuhan dan kawasan andalan dengan menata pemanfaatan potensi pertambangan
dan migas serta mengembangkan sektor unggulan pertanian dan pariwisata menuju
terwujudnya masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera.
Dalam rangka mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kartanegara tersebut, maka
dirumusan kebijakan penataan ruang sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan andalan;
pengembangan dan optimalisasi kawasan peruntukan pertanian;
pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan;
pengembangan pusat kegiatan yang terkendali dan memperhatikan kelestarian
lingkungan;
peningkatan pengelolaan kawasan lindung;
pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam;
pengembangan dan optimalisasi kawasan strategis sesuai penetapannya; dan
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

29

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang dijabarkan secara lebih
operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut
:
a)

Pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan andalan dengan strategi
meliputi:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

b)

Pengembangan dan optimalisasi kawasan peruntukan pertanian dengan strategi meliputi:
(1)
(2)
(3)
(4)

c)

(2)
(3)
(4)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

terkendali dan berwawasan lingkungan dengan

mendorong pengembangan pusat kegiatan kawasan perkotaan dan perdesaan
sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;
meningkatkan sistem prasarana transportasi kawasan perkotaan dan perdesaan;
menyediakan sistem prasarana air bersih kawasan perkotaan dan perdesaan;
mempertahankan dan meningkatkan jaringan irigasi untuk ketahanan pangan;
meningkatkan ketersediaan energi dan jaringan telekomunikasi; dan
meningkatkan ketersediaan sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

Peningkatan pengelolaan kawasan lindung dengan strategi meliputi:
(1)
(2)
(3)
(4)

f)

mengembangkan dan meningkatkan daya tarik wisata sesuai potensinya dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan;
mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata;
mengendalikan pengembangan lahan terbangun pada kawasan pariwisata; dan
mengembangkan pariwisata dengan keterlibatan masyarakat.

Pengembangan pusat kegiatan yang
strategi meliputi:
(1)

e)

mengembangkan kawasan peruntukan pertanian;
meningkatkan produktivitas, diversifikasi, dan pengolahan hasil pertanian;
mengembangkan dan mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan
mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian.

Pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan dengan strategi meliputi:
(1)

d)

memantapkan kedudukan Kabupaten sebagai kawasan andalan;
memantapkan fungsi Kabupaten sebagai pusat pengembangan pertanian, dan
pariwisata;
menetapkan lokasi pusat pengembangan kegiatan;
meningkatkan sarana dan prasarana jaringan jalan dari produsen ke daerah
pemasaran, perkotaan ke perdesaan serta antar kota dan antar desa; dan
meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan kegiatan.

memulihkan secara bertahap kawasan lindung yang telah berubah fungsi;
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan;
mempertahankan permukiman perkotaan dan perdesaan sesuai daya dukung dan
daya tampung lingkungan; dan
Membatasi kegiatan budidaya yang dapat menganggu fungsi kawasan lindung.

Pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam dengan strategi meliputi:

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

30

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
g)

Pengembangan dan optimalisasi kawasan strategis sesuai penetapannya dengan strategi
meliputi:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

h)

meningkatkan prasarana jaringan transportasi;
mengembangkan perekonomian pada kawasan budidaya wilayah tertinggal;
meningkatkan akses kawasan budidaya ke jaringan jalan arteri dan jalan kolektor;
mengembangkan sarana dan jaringan prasarana wilayah pendukung; dan
meningkatkan produktivitas dan komoditas unggulan.

menetapkan kawasan strategis sesuai dengan nilai strategis dan kekhususannya;
mengembangkan hasil produksi pada kawasan sentra ekonomi unggulan dan sarana
prasarana pendukung perekonomian;
membatasi alih fungsi lahan kawasan strategis pada sentra unggulan berbasis potensi
pertanian;
melindungi dan melestarikan kawasan dalam mempertahankan karakteristik nilai
sosial dan budaya kawasan; dan
memanfaatkan kawasan bagi kegiatan dengan nilai ekonomi dan meningkatkan
identitas sosial budaya kawasan.

Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara dengan strategi
meliputi:
(1)
(2)

(3)

(4)

mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;
mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar kawasan
strategis dengan fungsi pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan
peruntukannya;
mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan sebagai zona
penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya
terbangun; dan
turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.

3.5.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah
Untuk mewujudkan penataan ruang wilayah perlu dikembangkan rencana struktur ruang yang
merupakan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis
memiliki hubungan fungsional. Dengan mengacu pada RTRWN dan RTRW Provinsi Kalimantan
Timur serta dengan mempertimbangkan arah perkembangan yang terjadi, dirumuskan rencana
struktur ruang Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai berikut.
1)
2)

3)

PKN berupa Kawasan Perkotaan Balikpapan – Tenggarong – Samarinda – Bontang;
PKL meliputi:
a) Perkotaan Kota Bangun;
b) Perkotaan Muara Badak;
c) Perkotaan Muara Jawa;
d) Perkotaan Kembang Janggut;
e) Perkotaan Samboja; dan
f) Perkotaan Tenggarong Seberang.
PPK meliputi:
a) Perkotaan Sanga – Sanga;
b) Perkotaan Loa Janan;

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

31

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)

Perkotaan Loa Kulu;
Perkotaan Muara Muntai;
Perkotaan Muara Wis;
Perkotaan Sebulu;
Perkotaan Anggana;
Perkotaan Marang Kayu;
Perkotaan Muara Kaman;
Perkotaan Kenohan;dan
Perkotaan Tabang.

Secara lebih mendetail, rencana pengembangan strukrur ruang khususnya yang berkaitan
dengan pengembangan sistem perkotaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3-4
Sistem dan Fungsi Perkotaan di Kabupaten Kutai Kartanegara
No.
1.

Pusat Kegiatan
PKN

Lokasi
Perkotaan Balikpapan –
Tenggarong – Samarinda –
Bontang

-

2.

PKL

Kota Bangun

-

Muara Badak

-

Muara Jawa

-

Kembang Janggut

-

Samboja

-

Tenggarong Seberang

-

3.

PPK

Sanga-sanga
Loa Janan
Loa Kulu
Muara Muntai
Muara Wis
Sebulu
Anggana
Marang Kayu
Muara Kaman

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

-

Fungsi
Pusat pengolahan migas
usat pengolahan batubara
usat pemerintahan kabupaten
Pusat perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi barang
regional
Pusat pengembangan perkebunan
sawit dan pengolahan hasil sawit
Sebagai pusat pendukung kegiatan
PKN Tenggarong
Sebagai pusat pendukung kegiatan
PKSN Samarinda
Sebagai pusat pendukung kegiatan
PKSN Samarinda dan PKN
Balikpapan
Sebagai pusat pendukung kegiatan
PKSN Long Pahangai
Pusat pelayanan perkotaan
Pusat transportasi regional dan
lokal
Pusat pengembangan pertanian
Pusat pelayanan pariwisata, dan
Pusat pelayanan industri dan jasa
perdagangan terbatas
Pusat pelayanan perkotaan
Pusat transportasi regional dan
lokal
Pusat pengembangan pertanian
Pusat pelayanan pariwisata, dan
Pusat pelayanan industri dan jasa
perdagangan terbatas
Pusat pelayanan perkotaan
Pusat transportasi antar kecamatan
dan/atau lokal kecamatan
Pusat produksi dan pengolahan
hasil pertanian
Pusat kegiatan perikanan
Pusat pengembangan industri, dan
Pusat pelayanan jasa dan
perdagangan lokal

32

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

No.

Pusat Kegiatan

Lokasi

Fungsi

Kenohan
Tabang
Sumber: RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara 2012 -2032

Bagian lain dari upaya pengembangan struktur ruang wilayah adalah dengan menyusun rencana
pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah. Rencana sistem jaringan prasarana wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara, terdiri atas:
1.

2.

Rencana sistem prasarana utama terdiri atas:
a. rencana jaringan transportasi darat;
b. rencana jaringan perkeretaapian;
c. rencana jaringan transportasi laut;dan
d. rencana jaringan transportasi udara
rencana pengembangan prasarana lainnya, meliputi :
a. rencana jaringan energi;
b. rencana jaringan telekomunikasi;
c. rencana jaringan sumber daya air; dan
d. rencana jaringan prasarana lingkungan.

3.5.2 Rencana Sistem Prasarana Utama
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa rencana sistem jaringan prasarana utama di
Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri rencana jaringan transportasi darat, rencana jaringan
perkeretaapian, rencana jaringan transportasi laut, dan rencana jaringan transportasi udara.
3.5.2.1

Rencana Jaringan Transportasi Darat

Dalam merencanakan sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Kutai Kartanegara, ada
tiga bagian yang direncanakan yaitu
a.
b.

jaringan lalu lintas dan angkutan jalan; dan
jaringan sungai, danau, dan penyeberangan.

Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri dari:
1.
2.
3.
A.

jaringan jalan dan jembatan;
jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan; dan
jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan

Rencana Jaringan Jalan dan Jembatan
Rencana jaringan jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi:
Jaringan Jalan Bebas Hambatan
Rencana jaringan jalan bebas hambatan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi:
1. Pembangunan jalan bebas hambatan Balikpapan – Samarinda – Bontang – Sangatta;

Jaringan Jalan Arteri Primer

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

33

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Jaringan jalan arteri adalah jaringan jalan yang merupakan kewenangan nasional, ini berarti
dalam pemeliharaannya bersumber pada dana APBN. Jaringan jalan arteri yang ada di
Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai dengan Kepmen PU No. 630 Tahun 2009 adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

ruas Jalan Batas Kota Balikpapan – Simpang Samboja km 38 BPN;
ruas Jalan Loa Janan - Batas Kota Samarinda;
ruas Jalan Loa Janan – Batas Kota Tenggarong;
ruas Jalan Batas Kota Tenggarong – Simpang 3 Senoni;
ruas Jalan Simpang 3 Senoni – Kota Bangun; dan
ruas Jalan Kota Bangun – Gusig.

Jaringan Jalan Kolektor Primer
Untuk jalan kolektor di Kabupaten Kutai Kartanegara dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu
kolektor primer I dan kolektor primer II. Jalan kolektor primer I adalah jaringan jalan yang
merupakan kewenangan nasional, sedangkan untuk jalan kolektor primer II merupakan
jaringan jalan dengan kewenangan provinsi. Adapun jalan kolektor I yang ada di Kabupaten
Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Jalan Sudirman (Tenggarong);
Jalan Wolter Monginsidi (Tenggarong);
Jalan Akhmad Muksin (Tenggarong);
Jalan Diponegoro (Tenggarong);
Jalan Sangaji (Tenggarong);

Sedangkan untuk jalan kolektor II, dalam pengembangannya dilakukan dengan kegiatan
pengoptimalan dan peningkatan jalan dengan ruas jalan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Ruas Jalan Bts. Balikpapan –Simp. Samboja;
Ruas Jalan Semboja (Balikpapan);
Ruas Jalan Samarinda –Sanga-Sanga;
Ruas Jalan Sanga-Sanga– Dondang (Bentuas);
Ruas Jalan Samarinda – Anggana;
Ruas Jalan Samarinda –Simp. Ambalut;
Ruas Jalan Simp. Ambalut –Sebulu;
Ruas Jalan Arah Simp. Ambalut (Samarinda);
Ruas Jalan Sebulu – Muara Bengkal; dan
Ruas Jalan Simp Samboja-Simp Muara Jawa.

Jaringan Jalan Lokal
Jaringan jalan lokal merupakan jaringan jalan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara
yang telah ditetapkan fungsinya oleh Bupati. Jalan lokal yang ada di Kabupaten Kutai
Kartanegara ini adalah jalan kota, jalan lingkungan dan juga jalan desa dengan jumlah
keseluruhan sebanyak 637 ruas jalan.

Pembangunan Jalan Baru
LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

34

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Selain kegiatan pemeliharaan, peningkatan, dan optimalisasi jaringan jalan, terdapat juga
kegiatan pembangunan jalan baru untuk masa yang akan datang. Jaringan jalan yang akan
dibangun di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jjalan Kecamatan Tabang – Kecamatan Kembang Janggut – Kecamatan Kenohan –
Kecamatan Kota Bangun;
Jalan Kecamatan Kota Bangun – Kecamatan Muara Kaman – Kecamatan Sebulu;
Jalan Kecamatan Muara Badak – Kecamatan Tenggarong Seberang dan/atau
Kecamatan Sebulu;
Jalan Kecamatan Muara Muntai – Kecamatan Muara Wis – Kecamatan Kota Bangun;
Jalan lingkar Kota Tenggarong;
Jalan pendekat Jembatan Loa Kulu – Kota Samarinda (Loa Bahu);
Jalan penghubung Kota Tenggarong menuju jalan bebas hambatan (free way) Kaltim;
dan
Rencana jalan dan jembatan menghubungkan Kecamatan Anggana – Kecamatan
Sanga-sanga.

Selain pembangunan jalan baru, terdapat juga optimalisasi jalan baru yang berupa jalan
strategis nasional yang menghubungkan Sp. Samboja – Sei Sepaku.
Peningkatan Jalan:
1.
2.
3.

Peningkatan jalan jalur II ruas Ahmad Dahlan – Mangkurawang (Kecamatan
Tenggarong);
Peningkatan jalan lingkar luar ruas Mangkurawang (Kecamatan Tenggarong) – Rantau
Hempang (Kecamatan Muara Kaman);
Peningkatan jalan Mangkurawang (Kecamatan Tenggarong) –Sebulu Seberang
(Kecamatan Sebulu).

Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung
Selain rencana pengembangan jaringan jalan, perlu juga diperhatikan mengenai sarana dan
prasarana pendukung jaringan jalan. Adapun sarana dan prasarana yang akan
dikembangkan sebagai pendukung jaringan jalan adalah:
1. penyediaan rambu lalu lintas.
2. pembuatan trotoar bagi pejalan kaki,
3. dan sebagainya
Jembatan
Rencana optimalisasi, pembangunan, dan rencana pembangunan jembatan kabupaten
meliputi:
1.
2.
3.
4.

pembangunan Jembatan loa kulu menghubungkan kecamatan Loa Kulumenuju kota
Samarinda;
pembangunan kembali Jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan Kecamatan
Tenggarong dan Tenggarong Seberang
pembangunan Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Anggana dan SangaSanga;
pembangunan Jembatan yang mengubungkan Kecamatan Tenggarong dan Pulau
Kumala;

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

35

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

pembangunan Jembatan Sebulu menghubungkan Kecamatan Sebulu – Kecamatan
Tenggarong;
6. pembangunan Jembatan Muara Kaman menghubungkan Kecamatan Tenggarong –
Kecamatan Muara Kaman;
7. pembangunan Jembatan Mahakam IV berada di kecamatan Muara Muntai;
8. pembangunan Jembatan Belayan berada di Kecamatan Kembang Janggut;
9. optimalisasi Jembatan Tabang menghubungkan Kecamatan Tabang;
10. optimalisasi Jembatan Mahakam III atau Jembatan Kutai Kartanegara II atau
Martadipura menghubungkan Kota Bangun – Kembang Janggut – Tabang – Kahala –
Muara Kaman – Tenggarong; dan
11. optimalisasi Jembatan Pela berada di Kecamatan Kota Bangun.
5.

B.

Rencana Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara
berupa peningkatan, optimalisasi, dan pembangunan terminal penumpang dan barang.
Untuk terminal penumpang, rencana pengembangan yang akan dilakukan berupa:
a.
b.

c.

d.

C.

pengembangan terminal penumpang Tipe A di Kecamatan Tenggarong;
optimalisasi terminal penumpang tipe C meliputi:
1) Terminal Marang Kayu di Kecamatan Marang Kayu
2) Terminal Tangga Arung berada di Kecamatan Tenggarong;
3) Terminal Kota Bangun berada di Kecamatan Kota Bangun;
4) Terminal Muara Jawa berada di Kecamatan Muara Jawa; dan
5) Terminal Muara Badak berada di Kecamatan Muara Badak.
pembangunan terminal penumpang tipe C meliputi:
1) Kecamatan Tenggarong Seberang;
2) Kecamatan Loa Janan;
3) Kecamatan Samboja;
4) Kecamatan Muara Kaman;
5) Kecamatan Anggana; dan
6) Kecamatan Muara Badak.
pembangunan terminal barang meliputi:
1) Kecamatan Samboja;
2) Kecamatan Muara Jawa;
3) Kecamatan Sanga – Sanga;
4) Kecamatan Tenggarong Seberang;
5) Kecamatan Sebulu; dan
6) Kecamatan Kota Bangun.

Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa peningkatan sarana dan
prasarana angkutan baik angkutan penumpang maupun angkutan barang. Pada
operasionalisasinya, jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Kutai
Kartanegara meliputi : jaringan trayek angkutan dan sarana angkutan.

1.

angkutan penumpang meliputi:

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

36

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

a.

pengembangan sarana dan prasarana angkutan penumpang dalam wilayah
Kabupaten berupa pelayanan trayek angkutan kota meliputi:
1) dalam Kota Tenggarong;
2) dalam Kecamatan Muara Badak;
3) dalam Kecamatan Muara Jawa;
4) Tenggarong – Kota Bangun;
5) Loa Duri – Km. 42;
6) Loa Janan Ulu – Samboja;
7) Tenggarong – Loa Kulu;
8) Tenggarong – Jahab;
9) Tenggarong – Sebulu Seberang;
10) Tenggarong – Pondok Labuh;
11) Tenggarong – Jonggon; dan
12) Tenggarong – Loa Tebu.
b. peningkatan sarana dan prasarana angkutan penumpang antar wilayah meliputi:
1) pelayanan trayek angkutan bus antar Kabupaten dalam provinsi (AKDP)
armada bus berupa Samarinda – Kota Bangun;
2) pelayanan trayek angkutan bus antar Kabupaten dalam provinsi (AKDP)
armada mobil penumpang umum meliputi:
a) Samarinda – Tenggarong;
b) Samarinda – Sebulu;
c) Samarinda – Muara Kaman; dan
d) Samarinda – Muara Jawa.
3) Pelayanan trayek angkutan perintis meliputi:
a)
Samarinda – Muara Muntai; dan
b) Samarinda – Muara Aloh.
2. angkutan barang meliputi:
a) pengembangan sarana dan prasarana angkutan peti kemas;
b) pengembangan pelayanan trayek angkutan barang peti kemas meliputi:
1) Jalan Wolter Monginsidi – Jalan KH. Achmad Muchsin – Jalan Jend. Sudirman –
Jalan Diponogoro – Jalan Senopati – Jalan AM. Sangaji – Pelabuhan.
2) Jalan Wolter Monginsidi – Jalan KH. Achmad Muchsin – Jalan Imam Bonjol –
Jalan Danau Aji – Kawasan Bisnis.
a. pengembangan sarana dan prasarana angkutan barang non peti kemas; dan
b. pengembangan pelayanan trayek angkutan barang non peti kemas meliputi:
1) Jalan Pahlawan – Bukit Biru – Jalan Pesut – Jalan Alimudin – Jalan Gn.
Kombeng – Jalan Gn. Meratus – Jalan Danau Murung – Pasar Tangga Arung;
2) Jalan Pahlawan – Bukit Biru – Jalan Pesut – Jalan Alimudin – Jalan Gn.
Kombeng – Jalan Gn. Belah – Jalan Long Bangun – Jalan Long Iram – Jalan
Sukma – Jalan Pelabuhan; dan
3) rencana jalan lingkar Kota Tenggarong.

D.

Rencana Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
Rencana pengembangan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan di
Kabupaten Kutai Kartanegara diwujudkan melalui pengembangan angkutan sungai, danau
dan penyeberangan untuk menunjang kegiatan penduduk terutama yang belum terjangkau
oleh transportasi darat.

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

37

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

Rencana pengembangan sistem transportasi sungai, danau dan penyeberangan di
Kabupaten Kutai Kartanegara, adalah sebagai berikut:
1.

Pengembangan prasarana pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan baik itu
pelabuhan penumpang dan barang meliputi:
a. optimalisasi pelabuhan meliputi:
1) Pelabuhan Muara Jawa atau Handil berada di Kecamatan Muara Jawa;
2) Pelabuhan Meriam Anggana berada di Kecamatan Anggana;
3) Pelabuhan Aji Imbut berada di Kecamatan Tenggarong Seberang;
4) Pelabuhan Melayu atau Kumala berada di Kecamatan Tenggarong;
5) Pelabuhan Sukmawira berada di Kecamatan Tenggarong;
6) Pelabuhan Sebulu Moderen berada di Kecamatan Sebulu;
7) Pelabuhan Muara Kaman berada di Kecamatan Muara Kaman;
8) Pelabuhan Kota Bangun berada di Kecamatan Kota Bangun;
9) Pelabuhan Muara Muntai berada di Kecamatan Muara Muntai;
10) Pelabuhan Rimba Ayu berada di Kecamatan Kota Bangun;
11) Pelabuhan Kembang Janggut berada di Kecamatan Kembang Janggut;
12) Pelabuhan Tuana Tuha berada di Tuana Tuha;
13) Pelabuhan Perjiwa berada di Kecamatan Tenggarong;
14) Pelabuhan Pasar Seni berada di Kecamatan Tenggarong;
15) Pelabuhan Muara Wis berada di Kecamatan Muara Wis;
16) Pelabuhan Kenohan berada di Kecamatan Kenohan;
17) Pelabuhan Muara Kembang berada di Kecamatan Muara Jawa; dan
18) Pelabuhan Teluk Dalam berada di Teluk Dalam.
b. rencana pembangunan pelabuhan meliputi:
1) Pelabuhan Penyeberangan Sebulu berada di Kecamatan Sebulu;
2) Pelabuhan Kayu Batu berada di Kecamatan Muara Wis;
3) Pelabuhan Penyeberangan Muara Muntai berada di Kecamatan Muara
Muntai;
4) Pelabuhan Tabang berada di Kecamatan Tabang;
5) Pelabuhan Sepatin berada di Kecamatan Anggana;
6) Pelabuhan Desa Umaq Tukung, Dian, dan Ritan Baru berada di Kecamatan
Tabang;
7) Pelabuhan Penyeberangan Anggana – Sanga-Sanga;
8) Pelabuhan Muara Aloh berada di Muara Aloh;
9) Pelabuhan Desa Jantur berada di Desa Jantur;
10) Pelabuhan Loa Lepu berada di Kecamatan Loa Kulu; dan
11) Pelabuhan Alih Muat berada di Kecamatan Kota Bangun.

2.

Pengembangan pelayanan trayek berupa pengembangan lintas Kabupaten meliputi:
a. Samarinda – Muara Muntai dan Panyinggahan;
b. Samarinda – Jantur, Tg. Jone;
c. Samarinda – Muara Lawa, Damai;
d. Samarinda – Melak, Long Iram;
e. Samarinda – Data Bilang, Long Bangun;
f. Samarinda – Kembang Janggung, Tabang;
g. Samarinda – Long Tesak;
h. Samarinda – Muara Ancalong, Wahau;
i.
Tenggarong – Muara Kaman, Muara Siran;
j.
Tenggarong – Penyinggahan;
k. Tenggarong – Pulau Kumala;

LAPORAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2014 - 2018

38

Bab 3
Arahan Strategis Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara

l.
m.
n.
o.
p.
q.
3.5.2.2

Kota Bangun – Muara Muntai, Penyinggahan;
Kota Bangun – Semayan, Melintang;
Kota Bangun – Muara Wis;
Kota Bangun – Kahala;
Kota Bangun – Pela; dan
Kota Bangun – Muara Siran.

Rencana Jaringan Perkeretaapian

Kereta Api merupakan salah satu alternatif transportasi darat yang ada di Kabupaten Kutai
Kartanegara. Rencana jaringan perkeretaapian di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari
pengembangan prasarana kereta api dan pelayanan kereta api.
Pengembangan prasarana kereta api meliputi:
a.

b.
c.
d.

peningkatan stasiun kereta api meliputi:
1) Kecamatan Tenggarong berupa stasiun kereta api besar;
2) Kecamatan Kota Bangun berupa stasiun kereta api kecil;
peningkatan jalur kereta api Samarinda – Tenggarong – Kota Bangun;
pembangunan jalur kereta api Tabang – Tutung; dan
pengembangan jalur kereta api khusus pertambangan Kawasan Tabang-Kembang
Janggut – Muara Kaman – Sebulu – Tenggarong – Samarinda – Pelabuhan Laut atau
Muara Badak (Samboja/Marangkayu)

Peningkatan pelayanan kereta api meliputi:
a) peningkatan akses terhadap layanan kereta api; dan
b) jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpang.
3.5.2.3

Rencana Jaringan Transportasi Laut

Rencana pengembangan jaringan transportasi laut di Kabupaten Kutai Kartanegara pada daerah
bagian Timur yang berbatasan dengan wilayah laut. Dalam pengembangan transportasi laut ini,
dilakukan dengan pengembangan prasarana pelabuhan laut dan terminal khusus.
Untuk pengembangan prasarana laut dengan kegiatan o