Fatihah Rizqi BAB II

  BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan

  1. Pengertian Kehamilan Menurut Prawirohardjo (2009; h.213) kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari.

  Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terkahir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Saifuddin, 2006; h.89)

  Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah penyatuan spermatozoa dan ovum atau hasil konsepsi yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terkahir yang diakhiri dengan keluarnya hasil konsepsi atau janin.

  2. Tanda dan Gejala Kehamilan Marmi (2011; h.101) menyatakan tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Tanda tidak pasti kehamilan

  1) Amenorea (tidak dapat haid)

  Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT –3 (bulan +7) (Prawirohardjo, 2010; h.89).

  

9 Mual dan Muntah

  2)

  Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama

  . Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness” (Prawirohardjo, 2010; h.89).

  Mengidam (ingin makanan khusus)

  3)

  Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan (Prawirohardjo, 2010; h.89).

  4) Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.

  Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu (Prawirohardjo, 2010).

  5) Anoreksia (tidak ada selera makan)

  Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi (Prawirohardjo, 2010; h.90).

  6) Mamae menjadi tegang dan membesar.

  Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara (Prawirohardjo, 2010; h.90).

  7) Sering Miksi

  Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin (Prawirohardjo, 2010; h.91).

  8) Konstipasi atau obstipasi

  Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (Prawirohardjo, 2010, h;91). Pigmentasi (perubahan warna kulit)

  9)

  Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah (Prawirohardjo, 2010; h.91).

  b. Tanda kemungkinan kehamilan Perut membesar

  1)

  Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut (Marmi, 2011; h.104). Uterus membesar

  2)

  Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin lama makin bundar (Marmi, 2011; h.104).

  3) Tanda Hegar

  Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak (Marmi, 2011; h.104).

  4) Tanda Chadwick

  Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen (Marmi, 2011; h.104).

  5) Tanda Piscaseck

  Uterus mengalami pembesaran, kadang

  • –kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran (Marmi, 2011; h.104). Tanda

  6) Braxton-Hicks

  Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda

  Braxton-Hicks tidak ditemukan (Marmi, 2011; h.104). Teraba ballotemen

  7)

  Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya janin di dalam uterus (Marmi, 2011; h,104). Reaksi kehamilan positif

  8)

  Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya

  human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air

  kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin (Marmi, 2011; h.104).

  c. Tanda pasti kehamilan 1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.

  2) Denyut jantung janin 3) Didengar dengan stetoskop-monoral

  Laennec

  4) Dicatat dan didengar dengan alat

  doppler

  5) Dicatat dengan foto elektro kardiogram

  7) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen (Marmi, 2011; h.105)

  3. Perubahan anatomi dan fisiologi Anatomi adalah ilmu tentang setruktur tubuh dan hubungan antar bagianya, sebagian besar didasarkan pada potongan tempat nama tersebut diperoleh dari 2 potongan tubuh yang terorganisasi (Dorland, 2010 h.103).

  Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua dari perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Pemahaman tentang perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan merupakan salah satu tujuan utama dari ilmu kebidanan. Hampir tidak mungkin dapat mengerti proses penyakit yang terjadi selama kehamilan dan masa nifas tanpa disertai pemahaman mengenai perubahan anatomi dan fisiologi ini (Prawirohardjo, 2010 h.78). Dibawah ini perubahan anatomi dan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil yaitu: H. Sistem Reproduksi

  1) Uterus

  a)

  Ukuran, pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hamil ini memungkinkan adekuatnya akomondasinya pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagenya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam tabel berikut ini (Sulistyawati, 2009 h.35).

Tabel 2.1 TFU Menurut Penambahan Per 3 Jari Usia Kehamilan

  (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU) 12 3 jari diatas simfisis

  

16 Pertengahan pusat-simfisis

20 3 jari dibawah pusat

  24 Setinggi pusat 28 3 jari diatas pusat

  32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px) 36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)

  Sumber : Sulistyawati (2009 h.35)

  b) Berat, berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir bulan.

Tabel 2.2 Uterus Berdasarkan Usia Bentuk Kehamilan Usia

  Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus Bulan pertama Seperti buah alpukat.

  Isthmus rahim menjadi hipertropi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak, keadaan ini yang disebut tanda hegar. 2 bulan Sebesar telor bebek. 3 bulan Sebesar telor angsa. 4 bulan Berbentuk bulat. 5 bulan Rahim teraba seperti cairan ketuban, rahim terasa tipis, itulah sebapnya mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding perut. c) Posisi rahim dalam kehamilan.

  (1) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi. (2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis. (3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesaranya dapat mencapai batas hati. (4) Pada ibu hamil, rahim biasanya

  mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.

  (5) Vaskularisasi, arteri uterina dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang dan bertambah. (6) Serviks uteri, bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut dengan tanda

  goodle. Kelenjar endoservikal membesar dan

  banyak mengeluarkan cairan muskus, oleh karena pertambahann dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid, dan ini disebut tanda Chadwick (Sulistyawati, 2009 h.36). 2) Ovarium

  Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berrperan sebagai penghasilan progesterone dalam jumlah yang reltif minimal. Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin dan

  insulin like growth factor I dan II, disekresikan oleh korpus

  luteum, desidua, plasenta, dan hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses remodeling, Jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai efek pada perubahan stuktur biokimia serviks, dan kontraksi miometrium yang akan berimplikasi pada kehamilan preterem (Prawirohardjo, 2010 h.90). 3) Vagina dan perineum.

  Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perenium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda

Chadwick. Perubahan

  ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jarinan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos. Dinding vagina mengalami banyak perubuhan yang merupakan persiapan untuk mengalami pereganggan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperrti paku sepatu (Prawirohardjo, 2010 h.90)

  I. Sistem kardiovaskular.

  Pada minggu ke-5

  cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik.

  Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan

  preload. Performa ventrikel selama kehamilan

  dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan perubahan pada aloran pulsasi arterial. Kapasitas vaskular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer (Prawirohardjo, 2010 h.91)

  J. Sistem Urinaria Selama kehamilan, ginjal berkerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah keginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal, aktifitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring atau tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung (Sulistyawati, 2009 h.40).

  K. Sistem Gastrointestinal Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.

  Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dadda dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada didalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali kekrongkongan. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membalik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit (Sulistyawati, 2009 h.40). L. Sistem Metabolisme

  Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin, dan berpusat saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal “cepat merasakan lapar “ yang mungkin berbahaya bagi janin (Sulistyawati, 2009 h.41).

  Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan masa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari. Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolestrol sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha, dan lengan. Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut: 1) Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram. 2) Fosfor, Dibutuhkan rata-rata 2 gram / hari. 3) Air, Wanita hamil cenderung mengalami retensi air. M. Perubahan sistem Muskuloskeletal

  Estrogen dan Progesteron member efek maksimal pada relaksasi otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuanya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran ligament pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen. Simpisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba, diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang. Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat meningkatnya pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen (Sulistyawati, 2009 h.42). N. Perubahan pada kulit Topeng kehamilan (

  cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.

  Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling putting susu, sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu

  spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi

  gambaran seperti laba-laba) biasa muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang.

  Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering kali tampak di tungkai bawah. Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan serabut elastik di bawah kulit, sehingga menimbulkan

  striae gravidarum atu striae lividae.

  Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan gemili, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada

  linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut sebagai Lenea nigra. Adanya vaso dilatasi kulit menyebabkan ibu mudah

  berkeringat (Sulistyawati, 2009 h.42). O. Perubahan pada payudara

  Payudara sebagai organ target untuk proses laktassi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut. 1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat. 2) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli. 3) Bayangan vena-vena lebih membiru. 4) Hiperpigmentasi pada areola dan putting susu. 5) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning (Sulistyawati, 2009; h. 42). P. Perubahan pada sistem endokrin.

  Selama siklus menstruasi normal, Hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH. Follicel stimulating hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpindah kepermukaan ovarium di mana ia dilepaskan. Folikel yang kosong dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi progesteron. Progesteron dan estrogen merangsang proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi. Plansenta, yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesterone (Sulistyawati, 2009 h.42). Q. Perubahan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan berat badan.

  Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra uteri (

  Intra-Uterin growth retardation-IUGR). Disarankan untuk ibu primigravida untuk tidak

  menaikan berat badan’ya lebih dari 1 kg per bulan. Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan 4 kg pada kehamilan trimester I, 0,5 kg per minggu pada kehamilan trimester II sampai III, totalnya 15-16 kg (Sulistyawati, 2009 h.43). R. Perubahan sistem pernafasan.

  Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon progesterone menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah (Sulistyawati, 2009 h.44) d) Proses Kehamilan Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa

   dan ovum, konsepsi dan

  pertumbuhan

  zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

  plasenta, dan tumbuhkembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010 h.75).

  a. Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung

  20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh

  (Fillicle Stimulating Hormone) FSH, folikel primer mengalami perubahan

  menjadi

  folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.

  Desakan

  folikel de Graaf ke permukaan ovarium meyebabkan

  penipisan dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan

  folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat

  mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh (

  Luteinizing Hormone) LH yang semakin

  besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi (Manuaba, 2010 h.75).

  b. Spermatozoa Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel

  interstitial Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis.

  Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperm yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak) (Manuaba, 2010 h.76). c. Konsepsi Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini:

  1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persendian nutrisi. 2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitelus. 3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona peludisa. 4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba. 5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

  Spermatozoa menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjasi proses kapasitasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik. Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot (Manuaba, 2010 h.77-79). 6) Proses Nidasi atau Implantasi

  Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma, “vitelus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan beremu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.

  Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi (Manuaba, 2010 h.79-80).

  d. Pembentukan Plasenta Nidasi atau implantasi terjadi pada sebagian fundus uteri didinding depan atau di belakang. Pada blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak merata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam dalam endometrium sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadipembentukan plasenta yan berasal dari primer vili korealis.

  Nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan “yolk sac” (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embrional plate) terbentuk di antara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong

  yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsure ectoderm, entoderm dan

  mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.

  Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa dan sum-sum tulang. Pada minggu kedua sampai minggu ketiga, terbentuk bakal jantug dengan pembuluhdarahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat didteksi pada minggu ke 6 sampai minggu ke 8 dengan menggunakan ultrasonografi atau system Doppler (Manuaba, 2010 h.82-83).

  e) Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester I, II, dan III Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I, II, dan III menurut

  Marmi (2011 h.130) adalah: a.

  Nause (Mual)

  Tindakan untuk meredakan

  morning sickness dapat berupa:

  f. Makan dengan porsi kecil, sering bahkan setiap 2 jam, karena hal ini lebih mudah dipertahankan daripada makan porsi besar tiga kali sehari.

  g. Hindari makanan yang beraoma kuat atau menyengat.

  h. Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat tidurdi pagi hari. i. Istirahat.

  b. Keletihan Keletihan dialami pada trimester pertama, namun penyebabnya belum diketahui. Metode yang dapat dilakukan untuk meredakan rasa letih tersebut adalah:

  F. Meyakinkan pada ibu hamil bahwa keletihan merupakan suatu hal yang normal dan akan hilang secara spontan pada kehamilan masuk trimester kedua.

  G. Sering beristirahat siang hari jika waktu memungkinkan.

  H. Latihan tingan dan nutrisi yang baik dan mencukupi kebutuhan ibu hamil.

  I. Nyeri Punggung Bagian Atas (Non Patologis) Nyeri punggung yang dimaksud merupakan suatu kondisi yang normal terjadi pada trimester pertama. Hal tersebut diakibatkan karena meningkatnya ukuran payudara yang membuat payudara menjadi berat. Metode untuk mengutangi rasa nyeri ini adalah:

  a) Berlatih dengan mengangkat panggul, hindari ketidaknyamanan karena pekerjaan, sepatu dengan hak tinggi, mengangkat bebean berat dan keletihan.

  b) Gunakan kasur yang keras untuk tidur.

  c) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung. c. Sakit punggung bagian bawah Terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Cara meringankan adalah:

  1) Hindari sepatu atau sandal berhak tinggi. 2) Gunakan kasur yang keras untuk tidur. 3) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi lambat.

  d.

Leukorea (Keputihan) Leukorea merupakan sekresi vagina dalam jumah besar

  dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai dari trimester pertama, sebagai bentuk dari hiperplasi mukosa vagina. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan adalah: 1) Memperhatikan kebersihan tubuh pada area genital. 2) Membersihkan area genital dari arah depan kebelakang. 3) Mengganti celana dalam secara rutin. 4) Tidak menggunakan semprot untuk menjaga area genitala.

  e. Sering berkemih Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester pertama, dimungkinkan karena terjadinya peningkatan berat pada rahim sehingga membuat istmus menjadi lunak (tanda

  hegar), hal ini

  menyebabkan posisi rahim menjadi antefleksi sehingga menekan kandung kemih secara langsung. Sedangkan pada trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Lightening menyebabkan bagian terendah janin menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung lemih. Metode untuk mengatasi masalah ini adalah: 1) Banyak minum pada siang hari. 2) Membatasi minuman yang mengandung bahan cafein (teh, kopi, cola) f. Edema dependen Terjadi pada trimester II dan III. Cara meringankan atau mencegah adalah:

  1) Hindari posisi berbaring terlentang. 2) Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirhat dengan berbaring ke kiri, dengan kaki agak ditinggikan.

  3) Perubahan dan Adaptasi Psikologis Masa Kehamilan Trimester I, II, dan III Perubahan dan adaptasi psikologis masa kehamilan trimester

  I, II, dan III menurut Romauli (2011 h.89) sebagai berikut:

  a. Trimester I (Penyesuaian) 1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

  2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. 3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakan ia benar- benar hamil. Hal ini dilakukan hanya sekedar untuk meyakinkan dirinya. 4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.

  5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin dirahasiakannya. 6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada setiap wanita, tetapi

kebanyakan akan mengalami penurunan.

  b. Trimester II (Kesehatan yang baik) 1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon tinggi.

  2) Ibu sudah bisa menerimanya. 3) Merasakan gerakan anak.

  4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. 5) Libido meningkat. 6) Menuntut perhatian dan cinta. 7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

  c. Trimester III (Penantian dengan penuh kewaspadaan) 1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan menarik.

  2) Merasa tidak mrnyrnangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu. 3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya. 4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran. 5) Standar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

  Marmi (2011 h.153) mengatakan bahwa terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti berikut: a. Standar 3: Identifikasi ibu hamil

  Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. Hasil yang diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini adalah. 1) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan, 2) Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan. 3) Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu. c. Standar 5: Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya

  b. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal.

  Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.

Tabel 2.3 Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal Kunjungan Waktu Alasan

  Trimester I Sebelum 14 minggu

a.

  Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.

  b. Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya) c. Membangun hubungan saling percaya

  d. Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.

  e. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).

  Trimester II

  14

  • – 28 minggu Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria) Trimester III

  a. 28

  • – 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kehamilan

    ganda.

  b. Setelah 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan

di RS.

  Kebijakan ini adalah jumlah minimal yang ditetapkan. Semakin sering ibu hamil melakukan kunjungan akan semakin baik untuk pemantauan kehamilan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kunjungan yang ideal adalah : 1) Awal kehamilan

  • – 28 mg : 1 x 1 bulan 2) 28 minggu
  • – 36 minggu : 1 x 2 minggu 3) 36 minggu
  • – lahir : 1 x 1 minggu Dalam kunjungan, pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan risiko tinggi, imunisasi, nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan, dan tindakan tepat untuk merujuk.
kepala janin ke dalam ronggga panggul, unuk mencari kelainan serta rujukan tepat waktu.

  Tujuannya adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian terbawah janin. Hasil yang diharapkan :

  1) Perkiraan usia kehamilan lebih baik 2) Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan 3) Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan 4) Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan d. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan

  Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari (Tablet mengandung FeSO 320 mg = zat besi 60 mg dan asam folat 500 µg),

  4

  kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin stelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.

  Tablet zat sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia. Selain anemia, seorang bidan juga dapat memberi obat-obatan bagi ibu hamil seperti medikasi berbagai jenis obat secara rutin (zat besi, calcium, multivitamin dan mineral) dan obat khusus (anti parasit cacing dan e. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan.

  Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilandan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

  f. Standar 8: Persiapan Persalinan.

  Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

  f) Asuhan kebidanan pada ibu hamil.

  1. Kebutuhan Nutrisi Pada saat hamil ibu harus mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi bermutu tinggi hingga 300 kalori perhari, seharusnya mengkonsumsi dengan menu seimbang meliputi kalori, protein, mineral dan vitamin, Pada trimester tiga nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi (Romauli, 2011 h.134).

  2. Tanda bahaya pada kehamilan pada masa kehamilan muda Ibu untuk mencari pertolongan segera jika mendapati tanda berikut:

  1) Perdarahan pervaginam.

  Perdarahan pervaginan menurut Romauli (2011, h;200) pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.

  a) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengskhiri kehamilan tersebut. Terminonologi untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage (Saifudin, 2009 h; 145). Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus provokatus (Saifuddin, 2009 h;145) Jenis abortus ada abortus imminens, insipiens, abortus incomplitus, abortus kompletus, abortus tertuna (missed abortion), abortus habitualis, abortus febritis (Romauli, 2011 h;201) b) Kehamilan mola

  Disebut kehamilan mola/anggur yaitu adanya jonjon korion (chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan (Romauli, 2011 h;205).

  c) Kehamilan ektopik Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada di dalam endometrium uterus.

  Keadaan ini akan meningkat menjadi kehamilan dengan hasil ektopik terganggu (KET) pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian KET terjadi pada kehamilan yang terletak di tuba (Romauli, 2011 h;207)

  2) Hipertensi Gravidarum

  a) Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 miggu pasca salin (Kusmiyati, 2010 h;160).

  Pencegahan menurut Saifuddin (2009, h;210) :

  1. Pembatasan kalori, cairan, dan diet rendah garam

  2. Deteksi dini dan penanganan cepat-tepat. Kasus harus ditindaklanjuti secara reguler dan diberi penerangan yang jelas bilamana harus kembali ke pelayanan kesehatan.

  3. Pemasukan cairan terlalu banyak dapat menyebabkan edema paru b) superimpossed preeclamsia adalah hipertensi kronik dengan eklamsia

  3) Nyeri abdomen yang hebat.

  Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang (Kusmiyati, 2010 h;161). Hal ini mungkin gejala utama kehamilan ektopik atau abortus.

  a) Kista ovarium

  b) Apenditis

  c) Sistitis

  d) Pielobefritis akut

  c. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan lanjut 1) Perdarahan pervaginan

  Perdarahan antepartum/perdarahan menurut Kusmiyati (2010, h;163) pada kehamilan lanut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Jenis perdarahan antepartum :

  a) Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum.

  b) Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. 2) Sakit kepala yang hebat

  Sakit kepala merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat (Kusmiyati, 2010 h;165). 3) Penglihatan kabur 4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan 5) Keluar cairan pervaginan 6) Gerakan janin tidak terasa

  1. Pengertian persalinan

  a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. (Hidayat, 2010 h.1) b. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37

  • – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2010 h.120).

  c. Persalinan adalah proses pengeluran hasil konsepsi janin plasenta yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri (Manuaba, 2010 h.147). Dari definisi diatas maka persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi atau janin cukup bulan (37-40 minggu) dengan adanya pembukaan serviks dan janin turun ke dalah jalan lahir dengan presentasi belakang kepala dan lahir spontan tanpa bantuan atau dengan kekuatan sendiri.

  2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang kompleks teori yang turut memberikan andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain: teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan nutrisi hal inilah yang diduga memberikan pengaruh sehingga partus dimulai (Rukiyah, 2009 h.119).

  a. Penurunan kadar progesteron Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan, terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.

  b. Teori Oxcytocin Pada akhir kehamilan kadar oxcytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. c. Peregangan otot-otot Dengan majunya kehamilan, maka terenganglah otot-otot rahim. Sehingga timbulah kontraksi untuk mengeluarkan janin.

  d. Pengaruh janin Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memgang peranan penting oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering lebih lama.

  e. Teori Prostaglandin Kadar protagladin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.

  Secara mikroskopis perubahan biokimia dalam tubuh wanita hamil sangat menentukan seperti perubahan Hormon Estrogen dan Progesteron. Seperti kita ketahui bahwa estrogen merupakan penenang bagi otot-otot uterus, menurunya hormon ini terjadi kira-kira 12 jam sebelum partus dimulai (Rukiyah, 2009 h.119).

  Kadar prostaglandin cenderung meningkat ini terjadi mulai kehamilan usia 15 minggu hingga aterm, pada saat partus berlangsung, plasenta yang mulai menjadi tua seiring dengan tuanya usia kehamilan. Keadaan uterus terus membesar dan menegang mengakibatkan terjadinya ishkemik otot-otot uterus hal ini juga yang diduga menjadi penyebab terjadinya gangguan sirkulasi utero-plasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi (Rukiyah, 2009 h.120).

  Faktor lain yang berpengaruh adalah berkurangnya jumlah nutrisi, hal ini pertama kali dikemukakan oleh hipokrates: bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan adalah tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak dibelakang servik, bila ganglion ini tertekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan (Rukiyah, 2009 h.120).

  3. Jenis-Jenis Persalinan Jenis persalinan menurut Prawirohardjo (2009 h.155), jenis-jenis persalinan antara lain: a. Persalinan Normal

  Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin.

  Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiganya harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat memasuki ruang panggul, posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan kepala janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan selanjutnya. Setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.

  b. Ekstrasi vakum Ekstrasi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstrasi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya. Alat ini dinamakan

  ekstraktor vakum atau ventouse. Persalinan dengan

  vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun keduanya. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu sudah kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan segera untuk mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum.