BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Kehamilan 1. Definisi - Wita Rizqi Amrillah BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Kehamilan

  1. Definisi Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

  Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2009; h.89).

  Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di definisikan sebagai

   fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo,

  2014).

  Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan

  (lunar months). Kehamilan dibagi atas triwulan (trimester): I

  antara minggu 0

  • – 12, II antara minggu 12 – 28, dan III antara minggu

  28 – 40 (Mochtar, 2012; h.35).

  Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan yaitu dimulai dari pembuahan atau penyatuan sel telur (

  ovum) dan

  sperma sampai lahirnya janin yang berlangsung dalam waktu 280 hari atau 40 minggu.

  2. Proses kehamilan a.

  Ovulasi

  Adalah proses pelepasan

  ovum yang dipengaruhi oleh sistem

  hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung

  10

  20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah

  ovum yang dapat mengikuti

  proses pematangan dan terjadi

  ovulasi. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal → oogonium → folikel primer

  → proses pematangan pertama. Pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi

  folikel de Graaf yang menuju ke

  permukaan disertai pembentukan cairan

  ovarium folikel

  menyebabkan penipisan, dan selama itu

  ovarium mengeluarkan

  hormon esterogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba ke

  

ovarium. Pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang

  mendadak, terjadi proses pelepasan

  ovum yang disebut ovulasi (Manuaba, 2010; h.75).

  b.

  Spermatozoa

  Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta

   spermatozoa setiap cc. Bentuknya seperti cebong yaitu memilki kepala, leher dan ekor.

  Sebagian besar

  spermatozoa mengalami kematian dan hanya

  beberapa ratus yang dapat mencapai

  tuba fallopi yang dapat hidup selama tiga hari (Manuaba, 2010; h.75).

  c.

   Konsepsi

  Pertemuan inti

  ovum dengan inti spermatozoa disebut

  konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Konsepsi terjadi pada

  pars ampularis tuba, tempat paling luas yang dindingnya

  penuh

   jonjot dan tertutup sel yang mempunyai sillia (Manuaba, 2010; h.77-78). d.

  Nidasi atau Implantasi

  Setelah pertemua kedua inti

  ovum dan spermatozoa,

  terbentuk

  zigot yang dalam beberapa jam mampu membelah

  dirinya menjadi dua dan seterusnya. Hasil konsepsi terus berjalan menuju

  uterus. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula

  terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung,

  blastula dengan vili

korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan

Nidasi (Manuaba, 2010; h.80-82).

  e. Pembentukan plasenta

  Nidasi atau Implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di

  dinding depan atau belakang. Mendorong sel

  blastula mengadakan

diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom

  membentuk

  “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur)

  sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Awalnya

  yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama

  dengan hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. Pada minggu kedua dan ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembulu darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Vili korealis menghancurkan

  desidua sampai pembuluh darah, sehingga sejak saat itu embrio mendapat nutrisi dari darah ibu secara langsung.

  Bagian

  desidua yang dihancurkan membagi plasenta menjadi

  sekitar 15 sampai 20

  kotiledon maternal dan sekitar 200 kotiledon fetus (Manuaba, 2010; h.82-85).

3. Tanda – Tanda Kehamilan

  Tanda kemungkinan kehamilan :

  a. Amenorea (terlambat haid). Konsepsi dan Nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.

  b. Mual dan muntah ( emesis). Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.

  c. Ngidam. Yaitu menginginkan makanan tertentu.

  d.

  Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah

  kepala (sentral) menyebabkan

   iskemia susunan saraf pusat dan

  menimbukan

   sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

  e. Payudara tegang. Pengaruh esterogen-progesteron dan

  somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

  f. Sering

  miksi. Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

  g. Konstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.

  h.

  Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi,

  dinding perut dan sekitar payudara. i.

  Epulis atau hipertrofi gusi.

  j. Varises. Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah.

  Tanda tidak pasti hamil : a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.

  b. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda

  Hegar, tanda Chadwicks, piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballotement.

  c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif Tanda pasti hamil : a. Gerakan janin dalam Rahim.

b. Terlihat / teraba gerakan janin dan teraba bagian – bagian janin.

  c. Adanya denyut jantung janin (Manuaba, 2010; h.107-109).

4. Perubahan Fisiologis Kehamilan

  a)

  Selama beberapa minggu pertama,

  uterus mempertahankan

  bentuknya yang mirip buah pir, tetapi seiring dengan kemajuan kehamilan, korpus dan fundus mengambil bentuk lebih membulat, dan menjadi hampir sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam ukuran panjangnya daripada lebarnya dan mengambil bentuk ovoid.

  Uterus yang terus membesar ini kemudian berkontak dengan

  dinding anterior

   abdomen, menggeser usus ke lateral dan

  superior, dan terus tumbuh sehingga akhirnya mencapai hati (Williams, 2012; h.113).

  a. Saluran reproduksi

  Uterus

Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.

  Umur kehamilan (minggu) Ukuran (cm) 22 -28

  

24

  • – 25 28 26,7 30 29,5
  • – 30 32 29,5
  • – 30

  34

  31

  36

  32

  38

  33 40 37,7 Sumber : Mochtar, 2012; h.41

  Dengan mengetahui tinggi fundus uteri dapat menentukan taksiran berat badan janin dengan menggunakan

   rumus

  Johnson

  • – Tausak: BB = (mD-12) x 155. Keterangan: mD adalah tinggi

  fundus uteri, BB adalah berat badan janin (Mochtar, 2012; h.41).

Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus uteri.

  Akhir bulan Besar uterus Tinggi fundus uteri

  1 Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)

  2 Telur bebek Di belakang simfisis

  3 Telur angsa

  1

  • – 2 jari di atas simfisis
  • – Pertengahan simfisis

  4 Kepala bayi pusat

  5 Kepala dewasa

  2

  • – 3 jari di bawah pusat

  6 Kepala dewasa Kira

  • – kira setinggi pusat

  7 Kepala dewasa

  2

  • – 3 jari di atas pusat
  • – Pertengahan pusat

  8 Kepala dewasa prosesus xiphoideus 3 jari dibawah Px atau

  9 Kepala dewasa sampai setinggi Px Sama dengan kehamilan 8 bulan, tetapi melebar ke

  10 Kepala dewasa samping Sumber : Mochtar, 2012; h.42.

  b)

  Serviks

  Satu bulan setelah

   konsepsi, serviks sudah mulai mengalami

  perlunakan dan sianosis mencolok. Terjadi karena peningaktan

  

vaskularitas dan edema serviks keseluruhan, disertai oleh

hipertrofi dan hiperplasia kelenjar serviks (Williams, 2012;

  h.114). c)

  Ovarium

  ovulasi berhenti dan pematangan folikel folikel baru ditunda. Biasanya hanya satu korpus luteum yang

  • Selama kehamilan,

  ditemukan pada wanita hamil (Williams, 2012; h.114).

  d) Tuba uterina Otot

  • – otot tuba uterina hanya sedikit mengalami hipertrofi selama kehamilan. Namun,

  epitel vulva tuba menjadi agak mendatar (Williams, 2012; h.115).

  e) Vagina dan

  Perineum

  Terjadi peningkatan

  vaskularitas dan hiperemia di kulit dan

  otot perineum dan vulva, disertai perlunakan jaringan ikat dibawahnya, menyebabkan warna vagina menjadi keunguan (

  tanda Chadwick). Ketebalan vulva, melonggarnya jaringan ikat,

  dan

  hipertrofi sel otot polos sehingga terbentuk gambaran

  berpaku - paku halus. Sekresi vagina meningkat berupa cairan putih agak kental. pH berkisar 3,5 sampai 6. Disebabkan oleh peningkatan produksi asam laktat dari glikogen

   di epirel vagina

  oleh kerja lactobacillus acidophilus (Williams, 2012; h.116).

  b. Kulit Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Alur

  • – alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen, payudara dan paha. Disebut

  striae

gravidarum atau stretch marks. Osman, dkk (2007) melaporkan

  bahwa 48% mengalami

  striae gravidarum di perut, 25% di

  payudara dan 25% di paha. Otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang mengenainya akibat dari itu otot

  rektus

  terpisah di garis tengah, menciptakan suatu

  diastasis rekti dengan derajat bervariasi. Hiperpigmentasi, garis tengah pada abdomen

  • linea alba atau linea nigra (hitam kecoklatan). Muncul bercak

  bercak kecoklatan dengan berbagai ukuran di wajah dan leher atau

  

cloasma gravidarum. Pigmentasi di aerola dan kulit genital juga

  dapat bertambah. Perubahan

  • – perubahan ini akan menghilang atau berkurang setelah persalinan (Williams, 2012; h.116).

  c. Payudara Pada minggu

  • – minggu awal kehamilan sering merasakan nyeri payudara. Setelah bulan kedua membesar dan memperlihatkan vena
  • – vena halus di bawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, bewarna lebih gelap dan lebih tegak. Beberapa bulan pertama pemijatan puting akan mengeluarkan cairan kuning kental

  kolostrum. Pada aerola lebih lebar dan lebih gelap, tersebar

  sejumlah tonjolan kecil kelenjar

  montgomery. Ukuran payudara

  yang berubah membesar tidak berkaitan dengan volume air susu yang dihasilkan (Williams, 2012; h.116).

  d. Perubahan Metabolik 1) Penambahan berat badan

  Disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara dan peningkatan volume darah serta cairan

  ekstrasel ekstravaskular.

  Hytten (1991) melaporkan bahwa penambahan berat badan selama kehamilan adalah sekitar 12,5 kg (Williams, 2012; h.117). 2) Metabolisme air 3) Metabolisme protein

  4) Metabolisme karbohidrat 5) Metabolisme lemak 6) Metabolisme elektrolit dan mineral (Williams, 2012; h.119).

  e. Perubahan Hematologis Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan, hipervolemia yang telah lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45% di atas volume darah tak hamil. Mulai meningkat pada trimester pertama minggu ke 12 (Williams, 2012; h.119).

  f. Sistem kardiovaskular Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama kehamilan. Berkurangnya

  resistensi vaskular

sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung. Dalam posisi

  terlentang, tekanan

  vena femoralis terus meningkat, dari sekitar 8

  mmHg menjadi 24 mmHg menjelang aterm membuktikan mengalami hambatan kecuali pada posisi berbaring lateral (Williams, 2012; h.123).

  g. Saluran pernapasan Diafragma terangkat sekitar 4 cm selama kehamilan. Pergerakkannya pun lebih besar dibandingkan tak hamil. Jumlah oksigen yang diperlukan meningkat (Williams, 2012; h.127).

  h. Sistem kemih Ukuran ginjal sedikit meningkat.

  Clearance kreatinin pada

  kehamilan rerata sekitar 30% lebih tinggi daripada nilai 100 sampai 115 ml/mnt pada wanita tak hamil (Williams, 2012; h.129). i. Saluran pencernaan Lambung dan usus tergeser oleh uterus yang terus membesar.

  Pada wanita hamil tekanan

   intraesofagus berkurang dan tekanan intralambung meningkat. Peristaltik esofagus menurun (Ulmsten dan Sundstrom, 1978).

  Gusi mengalami

  hiperemia dan melunak selama kehamilan dan dapat berdarah setelah trauma ringan.

  Haemoroid terjadi

  disebabkan konstipasi dan peningkatan tekanan di vena

  • – vena dibawah uterus yang membesar (Williams, 2012; h.131).

5. Perubahan Psikologis Kehamilan

  Semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Merasa sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri dan pada bayinya. Tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan cenderung menuntut (Varney, 2007; h.501).

  Trimester pertama adalah periode penyesuaian atau penerimaan terhadap kenyataan. 80% mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Waktu dimana terjadi penurunan libido tapi tidak menentukan bahwa wanita hamil tirmester pertama tidak ada hasrat hubungan seksual (Varney, 2007., h.501).

  Trimester kedua merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, sudah dapat menerima kehamilan, mempersiapkan peran baru. Mengalami kemajuan untuk berhubungan seksual. Hilang rasa menuntut kasih sayang namun mencari kasih sayang dari orang terdekatnya (Varney, 2007; h.502).

  Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Wanita mulai menyadari bayi sebagai makhluk terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Fokusnya hanya tentang kelahiran dan bayinya dengan rasa waspada. Merasakan ketidaknyamanan fisik (Varney, 2007; h.503).

6. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan a.

  Nausea Nausea, dengan atau tanpa di sertai muntah-muntah,

  ditafsirkan sebagai

  morning sickness, tetapi paling sering terjadi

  pada siang atau sore hari atau bahkan sepanjang hari (Varney, 2007; h.536-537).

  b.

  Ptialisme (Salivasi Berlebihan) Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat

  disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan (Varney, 2007; h.537).

  c. Keletihan Keletihan dialami pada trimester pertama, namun alasannya belum diketahui. Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan hal ini terjadi masih belum jelas. Untungnya, keletihan merupakan ketidaknyamanan yang terbatas dan biasanya hilang pada akhir trimester pertama (Varney, 2007; h.537).

  d. Nyeri punggung bagian atas (Nonpatologis) Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat. Pembesaran ini dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat (Varney, 2007; h.538).

  Metode untuk mengurangi nyeri ini ialah dengan menggunakan bra yang berukuran sesuai ukuran payudara.

  Dengan mengurangi mobilitas payudara, bra penyokong yang berukuran tepat juga mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri tekan pada payudara yang timbul karena pembesaran payudara (Varney, 2007; h.538).

  e.

  Leukorea Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan

  konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama. Upaya untuk mengatasi

  leukorea adalah dengan memperhatikan

  kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti panty berbahan katun dengan sering (Varney, 2007; h.538).

  f. Peningkatan Frekuensi Berkemih Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada

  fundus uterus. Peningkatan berat pada

fundus uterus ini membuat istmu menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan

   antefleksi pada uterus yang membesar. Hal ini

  menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita

  

primigravida setelah lightening terjadi. Efek lightening adalah

  bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsunng pada kandung kemih. Tekanan ini menyebabkan wanita merasa perlu berkemih (Varney, 2007; h.538).

  g. Nyeri Ulu Hati Nyeri ulu hati, ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester kedua dan bertahan hingga trimester ketiga adalah kata lain untuk

  regurgitasi atau refluks isi lambung yang asam

  menuju

   esophagus bagian bawah akibat peristaltis balikan. Isi

  lambung bersifat asam karena sifat asam hidroklorida ini menyebabkan materi tersebut membakar tenggorok dan teraba tidak enak (Varney, 2007; h.538).

  h.

  Flatulen

  Peningkatan flatulen diduga akibat penurunan mortilitas

  

gastrointestinal. Hal ini kemungkinan merupakan akibat efek

  peningkatan

  progesteron yang merelaksasi otot halus dan akibat

  pergeseran serta tekanan pada usus halus karena pembesaran uterus (Varney, 2007; h.539). i. Konstipasi

  Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki masalah ini pada trimester kedua atau ketiga. Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan

  peristaltis yang disebabkan

  relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone (Varney, 2007; h.539). j. Hemoroid

  Hemoroid

   sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid.

  progesterone juga menyebabkan hemoroid. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar (Varney, 2007; h.539). k. Kram Tungkai

  Dasar fisiologis untuk kram kaki belum diketahui dengan pasti. Selama beberapa tahun, kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam tubuh. Salah satu dugaaan lainnya adalah bahwa

  uterus yang

  membesar memberi tekanan baik pada pembuluh darah panggul, sehingga mengganggu sirkulasi, atau pada saraf sementara saraf ini melewati

  foramen obturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah (Varney, 2007; h.540).

  l. Edema Dependen Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkaatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi telentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah (Varney, 2007; h.540). m.

  Varises Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan

  peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini diakibatkan penekanan

  uterus yang membesar pada

  vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring. Pakaian yang ketat menghambat aliran vena balik dari ekstremitas bagian bawah, atau posisi berdiri yang lama memperberat masalah tersebut (Varney, 2007; h.540). n.

  Dispareunia

  Perubahan fisiologis menjadi penyebab, seperti kongesti vagina/panggul akibat gangguan sirkulasi yang dikarenakan tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian presentasi. Masalah-masalah fisik kemungkinan disebabkan abdomen yang membesar atau dijumpai pada tahap akhir kehamilan saat bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati (Varney, 2007; h.540-541). o.

  Nokturia

  Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi

  lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena kava inferior. Bila wanita berbaring dalam posisi ini pada saat tidur dimalam hari, akibatnya adalah pola diurnal kebalikan sehingga terjadi peningkatan keluaran urine pada saat ini (Varney, 2007; h.541). p. Insomnia

  Insomnia, baik pada wanita yang mengandung maupun tidak,

  dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu acara untuk keesokan hari. Wanita hamil, bagaimanapun, memiliki tambahan alasan fisik sebagai penyebab

  insomnia. Hal ini meliputi

  ketidaknyamanan akibat

  uterus yang membesar, ketidaknyamanan

  lain selama kehamilan, dan pergerakan janin., terutama jika janin tersebut aktif (Varney, 2007; h.541). q. Nyeri pada

  Ligamentum Teres Uteri Ligamentum terdiri atas sejumlah besar otot polos yang

  merupakan lanjutan otot polos

  uterus. Jaringan otot ini

  memudahkan

  ligamentum latum untuk hipertrofi selama kehamilan

  berlangsung dan, yang terpenting, meregang seiring pembesaran

  

uterus. Ligamentum teres uteri secara anatomis memiliki

  kemampuan memanjang saat terus meninggi dan masuk ke dalam

  

abdomen. Nyeri pada ligamentum teres uteri diduga terjadi akibat

  peregangan dan kemungkinan akibat penekanan berat

  uterus yang

  meningkat pesat pada ligament (Varney, 2007; h.541-542). r. Nyeri Punggung Bawah

  Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada

  area lumbosacral. Nyeri punggung bawah biasanya

  akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat

  uterus yang membesar (Varney, 2007; h.542).

  s. Hiperventilasi dan Sesak Nafas Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan di duga memengaruhi langsung pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan kadar oksigen menguntungkan janin.

  Hiperventilasi akan menurunkan kadar karbondioksida (Varney, 2007; h.543).

  Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester ketiga. Selama periode ini,

  uterus telah mengalami

  pembesaran hingga terjadi penekanan diafragma. Selain itu, diafragma akan mengalami

  elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan (Varney, 2007; h.543).

  t. Kesemutan dan Baal pada Jari Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat bagian depannya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari (Varney, 2007; h.543). u. Sindrom Hipotensi Telentang Sindrom hipotensi telentang menyebabkan wanita merasa seperti ingin pingsan dan ia menjadi tidak sadarkan diri bila masalah tidak segera ditangani. Sindrom hipotensi telentang terjadi saat wanita berbaring pada posisi telentang (seperti saat sedang tidur atau berada diatas meja pemeriksaan) karena berat total uterus yang membesar berikut isinya menekan vena kava inferior dan pembuluh darah lainnya pada sistem vena. Aliran vena balik dari bagian bawah tubuh dihambat, yang akhirnya mengakibatkan jumlah darah yang mengisi jantung berkurang dan kemudian akan menurunkan curah jantung. Sindrom hipotensi telentang dapat segera diatasi dengan meminta wanita tersebut berbaring ke samping atau duduk (Varney, 2007; h.544).

7. Tanda Bahaya Kehamilan

  Pada umumnya 80

  • – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10
  • – 12 % kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis.

  a. Pendarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Disebabkan oleh kelainan

  kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan

  pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran

  uterus yang di atas normal pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa.

  Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnnya disebabkan oleh

  plasenta previa. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh

  solusio plasenta

  (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum.

  b. Preeklampsia. Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan paningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Gejala lainnya yaitu:

  hiperrefleksia (irritabilitas susunan saraf pusat), sakit

  kepala atau

  cepalgia, gangguan penglihatan seperti pandangan

  kabur, nyeri

  epigastrik, oliguria, tekanan darah naik, sistolik (20-30

  mmHg) dan diastolik

   (10-20 mmHg) diatas normal. Proteinuria, edema menyeluruh.

  c. Nyeri hebat di daerah

  abdominopelvikum. Bila terjadi pada

  kehamilan trimester dua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda

  • – tanda seperti tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan, bagian
  • – bagian janin sulit diraba, uterus tegang dan nyeri, janin mati di dalam rahim bisa jadi itu tanda dari

  solusio plasenta.

  d. Dan gejala lain yang harus diwaspadai yaitu muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan,

  disuria, menggigil atau

  demam, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya (Prawirohardjo, 2010; h. 281-284).

8. Komplikasi Dalam Kehamilan a.

  Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan

  pada wanita hamil karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

  b.

  Toksemia Gravidarum adalah kumpulan gejala

  • – gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi,

  Proteinuria,

  • – kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (kejang
  • – kejang / konvulsi dan koma). Istilah lain pre- eklampsia dan eklampsia.
  • – 1000 gram.

  klinik patologis yaitu:

  vili), tumor plasenta (kista plasenta, fibromata, miksfibromata, hemangioma dan korioangioma), plasentitis dan korio-amnionitis (infeksi plasenta, korion, dan amnion yang disebakan oleh pemeriksaan dalam yang

  kalsifikasi plasenta (bila plasenta menjadi tua, timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas desidua basalis / tempat sekitar tertanamnya

  maternal maupun pada permukaan fetal plasenta),

  berukuran kecil sampai beberapa cm persegi baik pada permukaan

  : Infark plasenta (jaringan putih keras

  1) Penyakit plasenta

   Plasenta dan Tali Pusat

  f. Penyakit dan Kelainan

  Mola hidatidosa, Mola invasif, Choriocarcinoma, dan Plasenta site throphoblastic tumor.

  trofoblas placenta dibagi atas empat bentuk

  kelainan pertumbuhan

   trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari

  e. Penyakit

  dengan hasil konsepsi berImplantasi diluar endometrium rahim.

   Ektopik) adalah kehamilan

  d. Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan

  konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Beratnya terletak antara 400

  

Abortus (keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran hasil

  c.

  Edema) yang kadang

  berulang

  • –ulang), insufisiensi plasenta (ketidaksanggupan plasenta mencukupi kebutuhan oksigenasi, zat
  • – zat makanan, ekskresi dan hormon bagi janin).

  2) Kelainan dan penyakit tali pusat: kelainan

  insersi tali pusat

  (umumnya berinsersi pada permukaan fetal di bagian tengah namun ini tidak pada tempat umumnya), kelainan panjang tali pusat dan kelaianan lainnya (normalnya 55 cm, terpendek 2-3 cm dan terpanjang 200 cm, lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat, varises tali pusat, dan edema tali pusat).

  g. Air Ketuban (

  Liquor Amnii / Amniotic Fluid) dan Kelainannya: oligo hidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil dari ½

  liter),

  hidramnion (jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal,

  biasanya kalau lebih dari 2 liter), ketuban pecah dini (pecahnya ketuban pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan

  multipara kurang dari 5 cm).

  h. Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Mochtar, 2012; h.139).

9. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

  Asuhan

  antenatal adalah upaya preventif program pelayanan

  kesehatan

  obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama

  kehamilan (Prawirohardjo, 2010; h.278).

a. Kunjungan berkala asuhan antenatal

  Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan

  antenatal sekurang - kurangnya empat kali

  selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu: 1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

  2) Pengukuran tekanan darah. 3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).

4) Pengukuran tinggi puncak rahim ( fundus uteri).

  5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi. 6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. 7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). 8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana). 9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya). 10) Tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2015; h.105 & 106).

  b. Menilai kesejahteraan janin Melakukan berbagai pemeriksaan yaitu: pengukuran tinggi

  

fundus uteri, gerakan janin, denyut jantung janin, ultrasonografi, besar janin, letak dan posisi janin, dan penilaian luas panggul. c. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil Beberapa informasi penting adalah sebagai berikut: 1) Nutrisi yang adekuat: setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah protein 85 gram, kalsium 1,5 gram, zat besi 30 mg, dan asam folat 400 mikrogram. 2) Perawatan payudara: pengurutan secara hati

  • – hati payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka

  duktus dan sinus laktiferus. Basuhan lembut setiap hari, pembersihan puting

  susu dengan gliserin dan alkohol dan sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai.

  3) Perawatan gigi: dua kali pemeriksaan gigi selama masa kehamilan, dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan. 4) Kebersihan tubuh dan pakaian: gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian longgar, bersih serta nyaman, hidari memakai sepatu ber hak tinggi, alas kaki yang keras dan korset pada perut ibu.

  5) Melakukan gerakan ringan dan istirahat yang cukup (Prawirohardjo, 2010; h.285).

B. Persalinan

1. Definisi

  Persalinan adalah proses pengeluaran hasi konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Manuaba, 2010. h.164).

  • uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2012; h.69).

2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

  c. Teori

  Sedangkan faktor

  uterus.

  digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi

  servikale (pleksus Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut

  d. Teori iritasi mekanik: di belakang serviks, terletak ganglion

   iskemia otot

  menyebabkan

  distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan menegang

  kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim.

   sehingga terjadi

  turunnya kadar esterogen dan progesteron

   akan menyebabkan

  b. Teori plasenta menjadi tua: penuaan plasenta

  a. Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar hormon esterogen dan progesteron.

  jalan lahir atau jalan lain (dengan bantuan) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan.

   dari dalam rahim melalui

  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin dan plasenta

  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

  • – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

e. Induksi partus: gagang laminaria, amniotomi, tetesan oksitosin.

  • – faktor yang berperan dalam persalinan adalah:

  1) Kekuatan mendorong janin keluar

  uterus)

  b) Kontraksi otot dinding perut

  c) Kontraksi diafragma, dan

d) Ligmentous action, terutama lighrotundum

  2) Faktor janin 3) Faktor jalan lahir Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada

  uterus, serviks, vagina dan dasar panggul (Mochtar, 2012; h,70).

  a. Tanda-tanda permulaan persalinan yaitu: 1)

  Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun

  memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigravida. Pada multipara hal tersebut tidak begitu jelas.

  a) His (kontraksi

3. Tanda – Tanda Persalinan

2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

   uterus disebut “false labor pains”.

  5) serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya betambah, mungkin bercampur darah (

  bloody show) (Mochtar, 2012; h.70).

  b. Tanda-tanda inpartu 1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.

  4) Perasaan nyeri diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi - kontraksi lemah

  polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

  3) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (

  2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karna robekan-robekan kecil pada serviks.

  3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan (Mochtar, 2012; h.70).

4. Tahapan Persalinan (Kala)

  a. Kala I waktu untuk pembukaan

  serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.

  Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (

  bloody show) karena serviks mulai membuka

  (

  dilatasi) dan mendatar (effecement). Dibagi atas 2 fase:

  1) Fase laten: pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7

  • – 8 jam. 2) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase. Yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm, dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

  b. Kala II (kala pengeluaran janin), sewaktu

  uterus dengan kekuatan

  his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir. Pada kala ini, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira

  • – kira 2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot
  • – otot dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka, daan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.

  c. Kala III (kala pengeluaran uri) waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar . Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5

  • – 10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau

  fundus uteri. Proses biasanya

  berlangsung 5

  • – 30 menit setelah lahir, pengeluaran darah kira – kira 100 – 200 cc.

  Mekanisme pelepasan uri yaitu pelepasan akan berlangsung secara bertahap. Pengumpulan darah di belakang uri akan membantu proses pelepasan. Jika pelepasan sudah lengkap, kontraksi rahim akan mendorong uri yang sudah lepas dan dilahirkan. Kontraksi rahim akan mengurangi area uri karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa sentimeter. Kontraksi-kontraksi tersebut akan menyebabkan bagian uri yang longgar dan lemah pada dinding rahim terlepas, mula-mula terlepas sebagian, kemudian seluruhnya, dan terdapat bebas dalam kavum uteri (Mochtar, 2012; h.79).

  d. Kala IV mulai dari lahirnya uri, selama 1

  • – 2 jam. Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya pendarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi sebagai berikut:

Tabel 2.3 Lamanya persalinan pada primi dan multi

  Primi Multi

Kala I 13 jam 7 jam

Kala II 1 jam ½ jam

Kala III ½ jam ¼ jam

  

Lama Persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam

Sumber: Mochtar, 2012; h.73.

5. Mekanisme Persalinan

  Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis

   ibu. Gerakan ini diperlukan