BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Dina Octaviani Putri BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan

  prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok yang rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum.Sehingga penilaian terhadap status kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan anak, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dapat dilihat dari jumlah setiap 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

  Angka kematian ibu tidak lepas dari banyaknya kejadian komplikasi mulai dari kehamilan, persalinan, nifas.Komplikasi yang muncul diantaranyakarena 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).SDKI (Survei Demogravi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2015 menunjukkan penurunan AKI di Indonesia yakni 305 dari angka 359 di tahun sebelumnya kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015;h.104). Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun yang di pengaruhi oleh kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.Apabila angka kematian bayi (AKB) di suatu wilayah tinggi, dapat dikatakan status kesehatan di wilayah tersebut rendah.

  1 Menurut Kementrian RI 2015 menunjukkan AKB di Indonesia sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target SDGs 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target SDGs 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015;h.125).

  Jumlah kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015;h.16).Selain Angka Kematian Ibu (AKI) yang menjadi permasalahan, terdapat indicator lain yang menjadi permasalahn kesehatan di Jawa Tengahyaitu angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Pada tahun 2015 Angka Kematian Neonatal (AKN) di Jawa Tengah sebesar 7,2 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup, terjadi penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu 10,08 per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 11,64 per 1.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan dibandingkan AKABA tahun 2014 yaitu 11,54 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015;h.14).

  Pada Kabupaten Banyumas Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi permasalahan kesehatan yang perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah maupun dari tenaga kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114.73 per 100.000 kelahiran hidup, meskipun AKI pada tahun 2014 mengalami pemenurun dibading tahun 2013 yakni 124,13 per 100.000 kelahiran hidup tetapi AKI di Kabupaten banyumas belum memenuhi target yang ditentukan yakni 60 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI di Kabupaten Banyumas melebihi target yang telah di tentukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa program Kesehatan Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas belum berjalan optimal. Berbeda dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi justru Angka Kematian Bayi (AKB)di Kabupaten Banyumas tahun 2014 telah mencapai angka keberhasilan sesuai target SDGs pada tahun 2014 yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup, sedangka Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Banyumas tahun 2014 mencapai 10,3 per 1.000 kelahiran hidup yang mengalami penurunan dibanding tahun 2013 Angka Kematian Balita sebesar 13,33 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Banyumas, 2014;h.9)

  Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi kematian ibu maupun bayi serta target di tingkat daerah yang belum tercapai maka pemerintah mengeluarkan Program EMAS untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal dengan cara : 1) meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300 Puskesmas/Balkesmas PONED); dan 2) memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Profil Kesehatan Indonesia, 2015;h.105).

  Dari program yang di keluarkan oleh pemerintah, belum terdapat asuhan kebidanan komprehensif sebagai upaya menurunkan AKI dan AKB. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan lainnya hanya beda pada fasilitasnya. Asuhan kebidanan komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan bekesinambungan diantaranya yaitu asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara yang berfungsi untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia tahun 2016 (Prawiroharjo, 2010;h.63). Bidan memiliki peran penting dalam dalam melaksanakan asuhan komprehensif yang mandiri, kolaborasi, maupun melakukan rujukan yang tepat.Oleh karena itu bidan dituntut untuk mampu mendeteksi dini adanya tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan pertolongan kegawatdaruratan. Dengan demikian saya tertarik untuk membantu mendeteksi dini adanya resiko komplikasi yang mengarah pada kegawatdaruratan baik kepada ibu maupun bayi dengan melakukan asuhan kebidanan komprehensif ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan masa antara untuk menurunkan AKI dan AKB di Banyumas dengan mengambil kasus di Puskesmas I Kembaran. Diharapkan dengan asuhan komprehensif ini dapat membantu menurunkan AKI dan AKB di Banyumas dengan mendeteksi dini adanya komplikasi.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana Pada Ny.S Usia 23 Tahun G1P0A0 di Puskesmas I Kembaran “

  C. Tujuan

  1. Tujuan Umum Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif kehamilan trimester II, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal, dan keluarga berencana pada Ny.S usia 23 tahun G1P0A0 di Puskesmas I Kembaran secara komprehensif berdasarkan manajemen 7 langkah Varney sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan trimester II pada Ny.S usia 23 tahun G1P0A0 mulai dari data dasar pengkajian subjektif objektif, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, menentukan rencana tindakan, melakukan evaluasi dan pendokumentasian.

  b. Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.S mulai dari pengkajian subjektif objektif, menentukan diagnose, menentukan tindakan segera, menentukan rencana tindakan, melakukan evaluasi dan pendokumentasian.

  c. Mampu melakukan asuhan Bayi Baru Lahir pada bayi Ny.S mulai dari pengkajian data subjektif dan objektif, menetukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan tindakan, melakukan evaluasi dan pendokumentasian. d. Mampu melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny.S usia 23 tahun P1A0 mulai dari pengkajian data subjektif dan objektif, mampu menentukan diagnose, menentukan asuhan tindakan segera,, merencanakan tindakan dan pendokumentasian.

  e. Mampu melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana (KB) pada Ny.S usia 23 tahun mulai dari pengambilan data subjektif dan objektif, menentukan diagnose, melakukan tindakan segera, menyusun rencana tindakan, melakukan evaluasi dan pendokumentasian.

  D. Ruang Lingkup

  1. Sasaran Pada ibu hamil trimester II dengan umur kehahamilan sebelum 28 minggu sampai trimester III, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas sampai dengan perencanaan penggunaan kontrasepsi (KB).

  2. Tempat Pengambilan kasus ini dilaksanakan di Pusmesmas I Kembaran Desa bantarwuni, Kecamatan Kembaran dan Kabupaten Banyumas.

  3. Waktu Pengambilan Kasus : Januari 2017 Penyusunan laporan : Januari – Mei 2017.

  E. Manfaat

  1. Teoritis Proposal ini di harapkan bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dapat selama di bangku kuliah serta dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan secara asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi naru lahir, dan masa antara.

  2. Praktis Diharapkan studi kasuus ini dapat digunakan sebagai arahan pertimbangan dalam melaksanakan asuhan komprehensif dan hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara.

F. Pengumpulan Data

  1. Pengumpulan Data Primer

  a. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode anamnesis dan pemeriksaan fisik, sehingga memberikan hasil secara langsung b. Observasi dan pengamatan

  Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada responden untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan di teliti

  c. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik di lakukan untuk mengetahui adanya kondisi yang tidak normal dari klien, yang terdiri dari pemeriksaan inspeksi, perkusi dan uskultasi 1) Inspeksi 2) Palpasi 3) Perkusi 4) Auskultrasi 5) Pemeriksaan penunjang

  Merupakan gambaran real time pada layar utrasonik yang di hasilkan oleh gelombang suara yang di pentulkan kembali dari organ, cairan dan jaringan yang berhadapan dengan janiin di dalam uterus sehingga dapat mengutahui usia gestasi, perkembangan janin, dan deteksi abnomalitas pada janin dan plasenta (Williams, 2012;h.132).

  2. Pengumpulan Data Sekunder Menurut Sistyawati (2010;h.109) menyebutkan bahwa data sekunder yaitu :Penulis mendapatkan data berbentuk dokumen seperti data status buku KIA pasien, register pasien dan buku laporan persalinan.

  3. Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan kasus, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang berisi asuhan komprehensif dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan masa antara.

  BAB III Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan masa antara secara sistematika dengan metode 7 langkah Varney.

  BAB IV Berisi tentang penjelasan masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan dilapangan yang berkaitan dengan asuhan komprehensif kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara.

  BAB V Berisi tentang kesimpulan dan saran.Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan asuhan komprehensif kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara.Sedangkan saran merupakan alternative pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.