Indonesia Usulkan Nominasi untuk Ingatan Kolektif Dunia

BAHASA DAN SUSASTRA
D LAM GUNTINGAN
L-_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _. _.._ __

NO M OR 0 05

MEl 200 7

--

..- ..
~-

r-----------.--------------------------------------------PERPUSTAKAAN PUSAT BAHASA, DEPAHTE1\-IEN l'ENDlDlKAN NASIONAL
JlIialn )}aksina[lIlli Harllt IV
Jak:lrt:1 132211, Telcpon 41196558, 4706287, 470(;288

/
DAFTARISI
MEI 2007
BAHASA


BAHASA DAERAH

Selamatkan Keberadaan Bahasa-bahasa Daerah
BAHASA DAERAH(PUNAH)

'

Bahasa Daerah di Ambang Kepunahan

2

Indonesia Hadapi Ancaman Kepunahan Bahasa Daerah

5

Bahasa Daerah di Indonesia terancam Punah

Meratapi Kepunahan Bahasa Daerah


BAHASA DAERAH-SEJARAH DAN KRITIK

Hindari Warisan Budaya dari Kepunahan

4

6
8

BAHASA IBU

Indonesia Usulkan Nominasi untuk Ingatan Kolektif Dunia

10

BAHASA INDONESIA-AKRONIM

Duren

^^


BAHASA INDONESIA DALAM SENI(LAGU)

Cinta Bahasa Indonesia
BAHASA INDONESIAO-DEIKSIS

Menimbang Kata

1^

14

Murtad

BAHASA INDONESIA-GAY A BAHASA

Maling Republik atau Repubiik Maling?

17


BAHASA INDONESIA-GENDER

Masih Perlukah Pembeda Gender?
BAHASA INDONESIA-ISTILAH DAN UNGKAPAN

Mempersoalkan Pelaku 'Illegal Fishing'

Secara Gue Gaul Gitu Loh!

19

20

22

BAHASA INDONESIA-MORFOLOGI

Jenis Kelamin Kata

^4


Menemui Mayat
BAHASA INDONESIA-PELAJARAN

Meningkat, Minat Belajar Bahasa Indonesia

28

^

Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah
BAHASA INDONESIA-PENGAJARAN UNTUK PENUTUR ASING

Tes Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
BAHASA INDONESIA-RAGAM

Indonesia Bangsa yang Santun dalam Tradisi Berbahasa

29
21


22

BAHASA INDONESIA-RUU

Kuasa dan Identitas di Balik Bahasa
BAHASA INDONESIA-SEJARAH DAN KRITIK

Mau Diapakan Bahasa Indonesia?

BAHASA INDONESIA-TEMU ILMIAH

Penggunaan Bahasa Gaul Semakin Marak

^

23

25


29

BAHASA INDONESIA-UNSUR SERAPAN
Dari Golkarisasi hingga Pelitisasi

Paradigmatis Selebritas
BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING
Gusrizal Promosikan Pariwisata

BAHASA INGGRIS-PENGAJARAN

TOEIC, Standar Kemampuan Bahasa Inggris di Seluruh Dunia
BAHASA JAWA

Tiap Jumat SMPN 9 Gunakan Bahasa Jawa
BAHASA JAWA-PENGARUH BAHASA INDONESIA

Di Rantau, Bahasa Cenderung Terpinggirkan

46


48
49

BAHASA-KAJIAN DAN PENELITIAN

Bayi Bisa Bedakan Bahasa
BAHASA SASAK

Bahasa Sasak Blsa Jadi 'Linguafranca' di NTB

BAHASA UNIVERSAL

Bahasa, Pintu Gerbang Dunia Internasionai

52

53

BUTA HURUF


11 Juta Anak Indonesia Masih Buta Aksara

13 Juta Orang Masih Buta Huruf
ISTILAH DAN UNGKAPAN

54

56

Ganti Rugi(Ta'widh)I
Line Facility (At-Tashilat) I
Istilah (Status Sekolah)
MEMBACA

Meningkatkan Minat Baca dengan GraWidya
Minat Baca Orang Yogya Sangat Tinggi
'Hypertext' dan Minat Baca Anak
Publik Masih Enggan Membaca Buku


60
62
63
64

KESUSASTRAAN

DONGENG-TEMU ILMIAH

Kongres Dongeng Nusantara

KESUSASTRAAN ACEH

Karya dan Sosok Pejuang Sastra Aceh
KESUSASTRAAN ACEH-PUISI

Sajak Aceh, Syair Sejarah Aceh

67
68

69

KESUSASTRAAN-BUDAYA-SEJARAH DAN KRITIK

Menuju Komunitas Sastra-Budaya Nusantara

72

KESUSASTRAAN INDONESIA

Sastra Indonesia Harus Melahirkan Ide-ide Dunia

75

KESUSASTRAAN INDONESIA-APRESIASI

Gus tf Sakai di 'Apresiasi Reboan' FIB UI

77

KESUSASTRAAN INDONESIA-BIOGRAFI

Merindukan Chairil

78

Sukses

79

Mogol Sekolah Jadi Wartawan dan Penulis Kampiun, Manusia Internasional yang
KESUSASTRAAN INDONESIA-DRAMA

Festival Seni Surabaya Angkat Tema Sastra
Manajemen Harus Profesional: Teater tidak Berkembang
Tcater Tak sekadar Hiburan

Wacana: Gaya Hidup 'delete' Kritik Seni 'enter' Promotor Seni

SI
82
S4

85

KESUSASTRAAN INDONESIA-FIKSI

Memaknai Cerpen AA Navis: Pertemuan yang Membawa Bencana
Menjenguk Tuhan lewat Orang Kecil
KESUSASTRAAN INDONESIA-KAJIAN DAN PENELITIAN

87
89

Asrul sani: Puisi Gigantis dan Cerpen Rumah
KESUSASTRAANINDONESIA-PENGAJARAN

Menunggu 'Godot' Pengajaran Sastra Indonesia

99

KESUSASTRAAN INDONESIA-PUISI
Buku Puisi Aurelia Tiara

Iman Budhi Santosa Baca Puisi Jcjak Tapak 21.550: 27 Mei di TBY
Kelana Pustaka

102
^

Pentas Sastra Ruang Gelap
KESUSASTRAAN INDONESIA-SEJARAH DAN KRITIK

Cerpen-cerpen Kematian Penulis Perempuan
Penting dan Perlunya Kritik Sastra

106
109

Sejarah Terbelah, Sastra Jadi Perekatnya

112

Sastra Indonesia Saatnya Lahirkan Ide Mendunia

111

Risiko Kritik(us)
KESUSASTRAAN INDONESIA-STUDI DAN PENGAJARAN

Bahasa dan Sastra Indonesia Masih Banyak Peminat

118

KESUSASTRAAN INDONESIA-TEMU ILMIAH

Diskusi Bencana dan Karya Seni

121

Temu Komunitas Sastra se-Nusantara

122

Senarai: Diskusi Novel The Remains of The Day

127

Masyarakat Belum 'Melek' Sastra
Proses Kreatif Sastra Bisa Dipelajari

124
125

KESUSASTRAAN JAWA-SEJARAH DAN KRITIK

Calon Penyair Cepat Menyerah

128

KESUSASTRAAN KEAGAMAAN

Moral Agama dalam Bersastra

129

KESUSASTRAAN SUNDA

Karena Ajip Rosidi

131

KESUSASTRAAN-TEKNIK

Mengail Ide di Persimpangan
KOMIK,BACAAN

Komik, hingga Dunia Pancaroba
Mencintai Komik Wayang
Membuat Arjuna yang Keren

134

136
139
143

MUSIK DAN SASTRA

Musikalisasi Puisi Komunitas Satu Jiwa

144

PUISI INDONESIA

Sajak-sajak Acep Zamzam Noor
Sajak-sajak Raudal Tanjung Banua
"Poetry": Karya Besar Marianne Moore

^45
149
155

TIMBANGAN BUKU

Pullman, Agama,dan Dongeng pascamodern
WAYANG GOLEK

Wayang Golek dan Pesona Sastrajingga

A

157
161

BAHASA DAERAH

LINGUISTIK

Selamatkan Keberadaan

6ali£^a-bahasa Daerah
MAKASSAR,KOMPAS - Gu-

dang komunitas penutur bahasa

Makassar, Tor^ja, Mandar, dan
bahasa senimpun dari kepimah-

partisipasi,** kata Amiruddin.

na menyelamatkan baha^ Bu^, Bugis, Makassar, Toraja, dan

Mandar di perantauanimt^ber-

an,Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan dan Balai Bahasa Ma

Kepala Pusat Bahasa Depdiknas DendySugono mengapresiasi

kan tersebut bakal men^adirkan

rah ikut memberi andil dalam

kassar akan menggelar Kongres ke^tdn tersebut sebagai bagian
Bahasa-bahasa Daerah Sulsel dari upaya memperkaya Idiaza22-25 Juli 2007. Kongres yang nah kebudayaan nasional "Babaru pertama kali diselen^ara- gaimanapun, bahasa-bahasa dae

peneliti bahasa dari mancanegara

pengembangan bahasa Indone

serta komunitas penutur bal^a sia," njar Dfendy,yang dalamjum-'

terkait di pefantauan.

Demikiahf dikemukakan Asis-

ten Sekretaris Provinsi Sulsel
Amiruddin Maula selaku wakil

ketua

imiurn

penydienggara

pa pers tersebut secara khusus

berbicara melalui telepon.
Gima memperluas cakupan
kongres,panitia memberi kesempatan guru bahasa daerah imtuk

kongres tersebut di Ms^sar,Se- ikut serta seeara gratis. Bahkan,

lasa (29/5). Hadir ketua panitia terkait dengan muatan lokal
pengarah Zainuddin Taha, yang pembekyaran bahasa daerah di
juga guru besar linguistik Um- sekolah, para guru dipersiMan
versitas Negeri Makassar, serta menyampaikan makalsdi.
wakil ketua penyelenggara.Zai
Sementara dari Palangkaraya
nuddin Hakim (Kepala Balai Ba dilaporkan, Balai Bahasa Kali
hasa Makassar)..
mantan Tengah saat ini tengah
Saat ini, sudah 12.peneliti ba mengusulkan sejumlah kosakata
hasa dari luar negeri menyatakan bahasa Dayak masuk dalam Kaslap tampiL Di antaranya H Ste- * musBesarBahasaIndonesia(KB-

inhouer dan !E Ulrich ]^tz 0%- ■ BO e^i terbaru nantL
duanya dari Jtelanda), Nordhofer

(Jeitnan), Alexander

Adelaar

^jauh ini, KBBI hanya men-

catat lima kosakata Day^ Lima

(Australia), Masao Yamaguchi kosakata tersebut adalah bdeas
(Jepang),Cai Jincheng-Gunawan lewu, betang, kahan, kayau, dan
(China), Kamsiah AMullah (Si- dw(^. "Kami •mengusuUcan lagi
ngapura), dan Abdul Latiff Qda- sekitar 500 kosakata Dayak ke
laysia)..
dalam KBBI," kata Pigi Santoso,
"Ditargetkan ada 50 makalah . Kepala Balai Bahasa Provinsi Ka-

yang dibahas.Kamijuga mengun- ' limanto Tengah.(CAS/NAB)

Kompas, 50 Mei 2007

BAHASA DAERAH (PUNAH)

di Ambang
[JAKARTA]Bahasa daerah berada

Disebutkan, ancaman kepunahaiTl

di ambang kepunahan dan kondlsi tei> ita teijadi akibat kiesalahan elite bang
sebut merupakan masalah serins sa ini yang lebih mengkhawatirkan

bangsa. Untuk mengantisipasl kepu

kondisi ekonomi, politik, dan keaman-

nahan bahasa,hams dilakukan revita- an dibandingkan dengan isu bahasa,
lisasi bahasa daei^ agar ek'sistensi - apalagi bahasa daerah. Arief mene-

baha^ itu dapat dipertahankan. ■
i^gkan,dalam perspektif kehidupan,
Peringatan itu disampaikan pakar bahasa mempunyai peran yang sangat
pendidikan dari Uiiiversitas Negeri penting dalam membantu umat manu

Jakarta (UNJ), Ari^Rachm^,sesaat sia untuk memenuhi kebutuhannya.

sebelum dia dikukuhkan sebagai'gum
Bahasa tidak hanya difdarkan sebesar dalam bidang pendidikan baha cara turun-temurun agar manusia dasa, di universitas tersebut, Selasa pat bertahan hidup."Namun lebih da
(22/5). Menumt Ari^, pemerintah per- ri itu, bahasa diajarkan agar generasi
lu menyusun sejumlah langkah guiia penemsnya mempunyai ciri, riilaipenyelamatan bahasa daerah, yakni, nilai dan kebijakan sesuai dengan bu-

perlu dilakukan suatu perencanaan daya masyars^t yang bersangkutan,
status bahasa, daya ungkap bahasa- sehingga mereka memiliki jati diri
bahasa daerah haius ditingkatl^ dan yang jelas," katanya.
dikembangkan melalui pemekaran
Prof
Arief RachmlEih dalam orakosa kata dan sbruktur.

Guna mendukung upaya penyela
matan bahasa daerah, terahg Arief,
perlu disusun beberapa langkah strategis, yakni melatih gum bahasa tentang
dasar ilmu bahasa, pengembangan
yang terus dilakukan dalam keaksara-

si ilmiahnya bertema "Kepunahan

Bahasa Daerah karena Kehadiran Ba

hasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Serta Upaya Penyelamatannya," mengemukakan, bahasa adalah refleksi

dan identitas yjmg paling kokoh dari
sebuah budaya. Bahasa menjadi alat

an dan kemampuan mendokumentasi- pengikat yang sangat kuat untuk

kan bahasa daerah, mendukung dan mempertahankan eksistensi suatu
mengembangkan kebijakan nasional, budaya masyarakat.

dan memperbaiki kondisi hidup dan
menghaigai hak asasi manusia untuk
memakai bahasa mereka sendiri.

Dikatakan, bahasa sangat berperan
dalam perkembangan globalisasi terytama di bidang ekonomi dan politik.

, Ini mendorong adanya komunikasi an-

tara masyarakat-masyarakat jrang berada di daerah pedalaman dan masyara*
kat yang berada di daen^ perkotaan.
Arief menerangkan, pertumbuhah
era globalisasi berakibat pada pembentukan maupun kekaburan identi-

tas'yang ditandai oleh kehadirw baha-

sa-bahasa dunia yang mendominasi
bahasa-bahasa daerah. "Kondlsi ini

mengundang perhatian bangsa ini un*

tuk mei\jaga perkemban^ yang berkelanjutan dan mempunyai kekokohan identitas yang kuat di masa yang
akan datang," katanya.

Hilangnya budaya menui\jukkan
hilangnya nilai-nilai yang ada Hflinm

suatu masyarakat dan tidak mustahil

men^hilangkan suatu masyarakat.

Arief memaparkan, berdasarkan

data dari buku Atlas of The World's
Uxr^uage in Darker ofDisappearing^
yang diterbitkan UNESCO menyebutkan, potensi kepunahan bahasa-bahasa
daerah teijadi sangat cepat Kepunahan
bahasa daerah dipetakan,ada 50 hahaga

^ Kalimantan, 1 dinyatakan punah, di
Sumatera, dari 13 bahasa 2 terancam

liunah dan 1 sudah punah.[W-12]

Suara Pembaruan, 23 Mei 2007

BAHASA DAERAH (PUNAH)'

CURU besAR



BabasaDaetdh
di Indonesia
Terancam

JAKARTA (Media): Kepunahan ba- ,daerah yang terancam punahV
Sed^gkan dari 110 bahasa yane
hasa, terutama bahasa daerah^ • adadiSulawesi,.36terancampunah
merupakahinas.alah seriussaatini.
dan Mtu bahasa daerah sudah pu
Sayangnya masyarakat kurang nah.
Demikianjuga dari 180 bahasa
peduli teibadap kondisi tersebut.
yang
ada di Maluku, 22 terancam
Arief Rachman mengatakan hal
dan 11 sudah punah.
itu dalam orasi ilmiah saat pengu- ptmah
Hal
sama
teijadi di Timor,Hores,"
kuhan dirinya %bagai guru besar Bma,dan Sumba.
Dari 50 bahasa,

dalam bidang pendidikan bahasa
di Universilas NegeriJakarta(UNJ)
di Jakarta, kemarin.

o diantaranya terancam punah.Se-

dan^diPapua dan Halmahera,

Lebih lamut, Arief mengatakan '

kita lebih knawatir atau takut de-

ngan kondisi ekdnomt,politik,dan
keamanan daripada isu bahasa,

apalagi bahasa daerah.

Menurut Ketua Harian Komisi

Nasional untuk UNESCO ini, dari

hasil penelitiannya ditemukan fak-

hahasa, 56 terancam puDatayangditullsFransRumbraUniversftas Cendrawasih

pada2006,menurutArieflebih me-

ng^tkan lari. Sebanyak 9 bahasa
diPapua telah punah,32segera pulainnya terancam pu-

ta mengejutkanbahwa bahasa dae-

^Saya yakin melalui upaya vane
senus
darisemua kalangan,terutaalami proses kepunahan.
I
ma
dan
dunia pendidikan, kepuDalam pemetaan yang dibuat I 5Janb^asa-bahasa daerah dapat
rali di hidonesia setiap saat nieng-

Arief untuk melihat potensi kepu

nahan bahasa daerah di Indonesia

ditunjukkan doigan kurang dari50

uj^ ®^au minimal dikurangi,"

Arief
masyarakat
bahasa di Kalimantan, satu di an- juga
ikutmengharapkan
beiperan menjaga
bahasa
taranya terancam punah.
daerah dan kepunahan.Salah satu
Demikian juga 13 bahasa di Su caranya membiasakan mengeunamatra, dua di antaranya terancam kan
bahasa daerah dalam percapunah dan satu sudah punah. Se- kapan.(Win/H-3)
baliknya di Jawa tidak ada bahasa

Media Indonesia, 25l Mei 2007

BAHASA DAERAH (PUNAH)

'^URU BESAR

Indonesia Hadapi Ancaman
Kepun^an Bahasa Daerah
JAKARTA, KOMPAS - Ke- 1^ Atlas of The World's La

punahan bahasa, terutama ba nguages in Darker of Disappe
hasa daerah,mei\|adi masalah se aring kaiya Stephen A Wurm
rins y^g juga perlu perhatian (2001)yang diteibitkan UNESCO
pemerintah dan masyarakat Se- menunjuk^ fenomena itu. Di
bab,proses ^punahan bahasa ini Sulawesi, misalnya, dan 110 ba
akan dilkuti deiigan kepunahan hasa daei^,36 bahasa terancam
budaya dan pada akhimya ke- punah dan satu sudah punah. Di
pmiahan masyarakat
Maluku,22 bahasa terancam pu
Padahal,bahasa adalah refleksi nah dan 11 sudah pimah dari 80
dan identitas yang paling kokoh bahasa daerah yang ada. Ancam- j
dari sebuah budaya. Untuk itu, an kepunahan cukup besar ada di I
upaya serins dalam menyelamat- Papua. Dari 271 bahasa yang ada !
kan bahasa-bahasa daerah perln di Sana,56 terancam punah.
!

dilaknkan sel^gga Indonesia

Dalam konteks Indonesia,kata ;

tetap menjadi iiegara yarig bhi- Arief, memang tidak ada bukti '

neka tetapi tetj|) berinn^d ffut.

yang dapat dikemukakan bahwa

an sebagai gnm besar bidangilmn
pendidikan bahasa Inggris- pada

dudukan bahasa daerah. Akan

Demikian disampaikan Arief kehadirw bahasa Indonesia
Rachman dalam orasi peiignknh- ataupun bahasa lainnya, seperti

Faknitas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta (FBSUNJ), Selasa (22/5). Sidang pe-

nguknhan tersebnt dipimpin
Rektor UNJ Bedjo Snjanto.
"Kondisi bahasa-bahasa dae

bahasa Inggris, menyisihkan ke-

tetapi, ada indikasi atau k^en-

derungan pemakaian bahasa In
donesia dan bahasa Inggris untuk
kepentingan tertentu—termasuk
dalam pendidikan formal—mem- :
buat kedudukan bahasa-bahasa

rah di selnmli diinia yang sangat daerah mepjadi lemah.
banyak ini temyata hanya di"Anak-an^ sekolah digiring
gnnakan oleh minoritas ma^- imtuk beran^apan bahwa ba
rakat dan tergeser oleh baha hasa Indonesia dan(bahasa)Ing
sa-bahasa yang dianggap lebih gris menjadi superior dibandinguniversal, seperti bahasa In^ris kp dengan bahasa ibunya. Kon
dan bahasa resmi negara ma- disi ini diperparah sikap orangtua
sing-masing. Indikasi ini mencerminkan bahwa bahasa-bahasa

daerah yang masnk dalam kategori bahasa mayoritas, tetapi
minoritas pemakaiannya, secara
perlahan akan mengalami kepu
nahan,"kata Ariefdalam orasinya
beijudul "Kepimahan Bahasa

di rumah. ymg juga tidak memakai bahasa ^er^ dalam berkomunikasi,"jelas Arief
Menurut Arief, perlu dibuat

program-program penyelamatan

bahasa daerah yang terancam pu
nah melalui kegiatan-kegiatan

• strategis. Bahasa daerah juga per
lu diteri peran yang berarti da
Indonesia dan Bahasa In^ris lam kehidupan modem, terma
serta Upaya Penyelamatannya". suk pemakaian bahasa lokal pada
Kepun^an bahasa daer^ di kehidupan sehari-hari, perdaIndonesia,seperti terbimpun da- gangan,dan pendidikan.(Ebo
Daerah karena K^hadiran Bahasa

Kotnpas, 23 Mei 2007

BAHASA DAERAH (PUNAH)

Meratapi Kepunahan
Bahasa Daerah
Pakar pendidlkan Arief Rachman
mengungkapkan keprihatinannya

terhadap nasib bahasa daerah. D!a

pun mencatat. mlnlmnya penggunaan

'bahasa ibu" itu di lingkungan keluarga
dan masyarakat, membuat bahasa daerah

di Indonesia dati waktu ke waktu mengalami proses kepunahan.

"Ironisnya. masih sedikit yang pedull

terhadap kondisi inl," ujar Arief, saat
pengukuhan dirinya sebagai guru besar
bidang pendidlkan bahasa Universitas

Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (22/5), dl
Gedung Teater Besar UNJ.
Mengutip buku Atlas of the Worlds

Languages in Danger ofDisappeting karya

Stephen A Wurm yang diterbitkan Unesco
tahun 2001, Arif menyebutkan, potensi
kepunahan bahasa^ahasa daerah terse-

butleijadi sangat cepat. "Kepunahan

bahasa daerah menjadi masaiah serius
dalam kehidupan manusia," timpai Arief.
Niiahniiai adat, kehalusan sikap, dan
tnateri budaya yang terkandung dalam
bahasa daerah, menurut Arief, akan turut
lenyap bersamaan dengan kepunahan

bahasa tersebut. Sehingga pada akhirnya,
kepunahan bahasa daerah berarti pula
kepunahan budaya.
Ketua Harlan KomisI Nasional untuk

Unesco ini melanjutkan, dl Kalimantan —

dari sekitar 50 bahasa daerah yang dlrnk
likinya — satu bahasa sudah dinyatakan
terancam punah. Di Sumatera, ada 13

bahasa daerah dengan dua bahasa teran
cam punah dan satu bahasa sudah punah:
Kepunahan bahasa daerah dl'

Sumatera, memang terindlkaslnya sangat
kuat. "Waktu kemarin saya ke Medan,

sudah nyaris tidak ada warga Medan yang
menggunakan bahasa .Mandalling dan

Karo," ungkap Arief. '
Kemudian di Sulawesi, dari 110 bahasa
yang ada, 36 terancam punah dan satu

sudah punah. Dl Maluku, dari 80 bahasa

yang ada 22 dl antaranya terancam punah

dan 11 sudah punah.

Arief Rachman

Di daerah Timor, Fores, Bima darf *■- ( .

S umba, dari 50 bahasa delapan terancam
punah. Angka yang iebih fantastis, adaiah
angka kepunahan bahasa di daerah

Papua dan Halmahera. "Dari 27r'bahasa

yang ada di sana, 56 bahasa S udah teran

cam punah,"tuturnya. '

V

. V

Arief membeberkan, data yahg'dltuiis

F rans R umbrawer dari Universitas

Cendrawasih (Papua) pada 2006, iebih •

mengejutkan iagi. Di Tanah Papua, sembl-

ian bahasa dinyatakan telah punah, 32

bahasa segera punah, dan 208 bahasa

teranc^fri punah.

Arief menilai, ancaman kepunahan larv
taran tidak lestarinya penggunaan bahasa

dalam percakapan dan pergauian sehari-

hari. Y ang menggunakan bahasa daerah
hanya mereka yang sudah tua dan tidak

pergi ke luar rumah. J adi bahasa daerah

ini tinggai menunggu kehilangannya
selring dengan usia para orang tua itu.
Padahal, bila kuantitas penggunaan

bahasa daerah sehari-hari terus dit-

—J-

"1

ingkatkan, maka Jurang kepunahan tersebut akan menjauh."Buktlnya di Jawa
tfdak ada bahasa daerah yangterancam

I

punah," ujar Arlef.
V

Bahasa gaul dan asing
Arief rnenuturkan. dalam penelitian

yang dilakukahnya di SMA Jakarta

^terungkap,72.5 persen bahasa daerah
^tidak lag! digunakan dalam komunlkasi di
dalam rumah. Inl karena banyak orangtua
sudah tidak merasa panting menggunakannya.

Hal tersebut diperparah dengan para
peiajar yang lebih memlllh menggunakan ,
bahasa gaul dalam percakapan seharlharl mereka darlpada nienggunakan
bahasa daerah."Sekallpun. mereka
bertemu dengan teman yang berbahasa

daerah yang ^ma,"sesal Arlef.

DI sisl lain, adanya desakan penggu-

naan bahasa Indonesia dan bahasa

.,
^'

. Inggris dalam kehldupan masyarakat yaqg;-:
tidak tertata balk serta hampfrsemua' '..fi

sekolah tidak mempunyal prognanii baha^;^

^ dabrah. menbuat bahasa daerph ^iklt J
demisedlklttergeserkedudukannya.
'
Karena Itu. lama^elamaan bisa menjadi

punah.

'^lef menglmbau.semua plhak
melakukan upaya serlus untuk menyela*
matkan bahasa daerah. DIa pun men*

yarankan untuk menciptakan suatu
sistem yang mampu menylnerglkan antara
bahasa daerah sebagal bahasa ibu.
bahasa Indonesia sebagal bahasa persatuan. serta bahasa Inggris sebagal
bahasa intemaslonal.

Upaya lain dapat ditempuh melalul Jalur
hukum atau perundangundangan. pendldlkan. keglatan soslal budaya. komu
nlkasi media, dan keglatan ekonoml."Sa*
ya yakin melalul upaya yang serlus darl
semua kalangan,terutama dalam dunia

pehdidlkan, kepunahan bahasa-bahasa
daprah dapat dihlndarl atau minimal

dikurangl." tandas Arief. ■ eh ismaii

Kompas, 24 Mei 2007

8

BAHASA DAERAH-SEJARAH DAN KRITIK

dari Kepunahan
[MEDAN] Warisan budaya bangsa Indonesia
yang sangat beraneka ra-

gam banyaknya harus da-

pat dlhindarkan dari kepu

nahan. Upaya pelestarian
budaya bangsa harus dila-

nar Intemasional AktualU
sasi Bahasa Dalam Fencer-

dasan Bangsa yang diadakan oleh Fakultas Sastra
USU beketja sama dengan
Program Sudi Linguistik
Pascasaijana USU, Nurha
yati menyatakan/tom-Aa/a

kukan sejak dini.
Demikian dikatakan
dosen Fakultas Sastra Uni-

jampi adalah rangkaian
kata-kata yang saling ber-

ti, salah satu warisan bu

bermakna sehingga tidak
ada yang diseliut sampiran
seperti halnyd'tantun.
Hata-hata Jampi juga

versitas Sumatera Utara,
Dra Nurhayati Harahap, M
Hum di Medan, Selasa
(29/5). Menurut Nurhaya
daya yang perlu dilestarikan itu, katanya adalah

hata-hata jampi yang terdapat di wilayah pemakaian bahasa di Kabupaten
TapMuli Selatan dan Man-

dailing Natal, Sumatera
Utara.

Dalam makalah yang
disampaikan pada Semi

hubungan dan semuanya

terdiri atas bait-bait yang
jumlah barisnya setiap
bait tidak tetap atau tidak

sama, yang hasil temuan

penelitian ini berkisar antara dua sampai enam baris. Rangkaian kata-kata-

nya dipilih sedemikian ru-

pa, sehingga ketika mengucapkannya diharapkan

ada daya magis di dalamnya, ujamya.

hata jampi sehingga akan
diingatkan dengan baik.
Dengan keadaan kini,

Nurhayati .menjelaskan, sekar^g ini hata-ha- katanya, bisa diperkirakan
ta jampi sudah mulai dilu-

bahwa dalam waktu yang
tidak terlalu lama lagi, hadah memasyarakatnya ta-hata jampi akan hilang,
pengobatan medis.
yang akan berakibat pupakan. Bisa jadi karena su

Hal itu menyebabkan

sedikitnya atau langkanya
pemakai bahasa Angkola
Mandailing sekarang ini

nahnya salah satu warisan
para pendahulu.

Demikian juga di berba-

gai perpustakaan yang di*
yang menguasai hata-hata kuiyungi, sepanjang penca*

Hata-hata jampijuga terdiri atas

bait-bait yang jumlah barisnya
setiap bait tidak tetap atau
tidak sama,yang hasil temuan

penelitian ini berkisarantara
dua sampai enam baris.
Rangkaian kata-katanya dipilih

sedemikian rupa,sehingga ketika
mengucapkannya diharapkan
ada daya magis di dalamnya.
Nurhavavi HARAHAP

jampi. Bahkan adanya ra- rian peneliti, tidak ada bugam kata ini dalam bahasa ku-buku di perpustakaan
Mandailing sudah jarang

yang menuliskan tentang

pemakainya yang menge* hata-hata jampi ini, termatahui. Ketika peneliti me- suk pada bagian deposit.

ngumpulkan data peneliti

an ini banyak yang bertanya, "seperti apa hata-hata
jampi itu?"

Sehubungan itu, kata
nya, selayaknyalah hata-

hata jampi ini mendapat

perhatian untuk diwacanakan dalam berbagai kesemnguasainya, tidak menu- patan yang mendukung da
runkannya dengan baik, lam konteks pembicaraan
dalam arti, yang mewarisi- bahasa dan sastra, khususnya mempunyai perhatian nya bahasa Angkola Man
yang besar terhadap hata- dailing.[U-5]

Kalaupun ada yang me-

SuarapPembaruan, 30 Mei 2007

10

BAHASA IBU

KERAGAMAN BUDAYA

Indonesia Usulkan Nomlnasi

untuk Ingatan Kolektif Dunia
JAKARTA, KOMPAS - Ke-

ragaman budaya bahasa lisan dan

tulis dl Indonesia layak di^jukan
sebagai nominasi ingatan kolektif
dunia atau memory of the world.
Di Indonesia dikenal tulisan pertama kali berhuruf pallawa pada
abad IV, kemudian hingga kini
masih bertahan 11 penulisan lokal

(435 bahasa),India (416 bahasa),

Kamerun(280 bahasa),Australia
(266 bahasa), Meksiko (248 ba
hasa), Brasil (244 bahasa), dan

Zaire (219 bahasa). Juml^ ba
hasa ibu ini dipengaruhi keter-

isolasian komunitas oleh alam.

Potehsi peng^juan keragaman
budaya di Indonesia sebagai

di Indonesia, dan ditemukan 742 ingatan kolektif dunia ini tidak
bahasa ibu. Dalam hal bahasa, hanya dari unsur tulisan dan baIndonesia hanya kalah diban- hasig tetepi dari pustaka ataupun
dingl^ Papua Niugini, yang me- tradisi lism yang ditemukan.
milild 867 bahasa ibu.
Pudentia MPSS, pakar budaya
"Jiunlah 742 babasa ibu di In
Melayu dari' Universitas Indo
donesia itu akan masih terus ber- nesia, p>ada kesempatan lokakart^b^, seii^ dengan peneli- ya itu mengutarakan tradisi lisan
tian linguistik yang kini masih Melajm Indonesia berupa Mak
terus beija^n," kata Bambang Yoi^juga mampu menjadi bagian
Kaswanti Puihyo, guru besar li potensi pengajuan ingatan ko
nguistik Universitas Atma Jaya lektif dimia. Mak Yong dikenal

Jakart^ dalam lokaka^ No

sebagai keseniw yang nien^minasi Indonesia untuk Ingatan bungkan unsur musil^ menyanyi,
Kolektif Dunia", Kamis (10/5).
tarian, dan dialog bahasa Melayu
Menurut. Bambang, ingatan yang kh^, berbeda dengan ba
kolektif dunia untuk keragaman hasa Melayu yang digun^n se-

budaya memiliki makna untuk

saling menghaigai Desakan ^obalisasi dan bahasa nasional;Saat

hari-hari.

Sementara fUolog Adiadiati Ikram memaparkan potensi ingat

ini berdampal^ antara hdn, pada an kolektifdunia dari adanya berkepunahan bahasa ibu tehsebut' bagai kitab kunb yang ditemukaii
Setelah Papua Niugini dan In beberapa abad sUam. Di antaradonesia,perin^tjiimlah bahasa nya kitab Negarakertagama,Pa- ^
ibu selanjutnya adrfah Nigeria- ftmaori, darijLa Galigo. OiAVf)

Kompas, 12 Mei 2007

11

BAHASA INDONESIA-AKRONIM

MHASA
JOS DANIEL PARERA

Duren

Sebagian
besar orang Indonesia bagian barat mengenal
duren dan menj^ai buah duren. Pada musim duren

tamp^ banyak ibu yang muda-muda mencicipi duren

di pinggir jalan. Sekaiang duren malah dapat diperoleh di
pasar swalayan yang besar. Ada duren aceh,ada duren

ban^ok.Akan tetapi, duren yang satu ini tidak dijual di
pinggir jalan, di pasar-pasar tradisional, atau di pasar swa

layan. Duren apa itu?

Di^n ini sangat digemari ibu-ibu dan malah oleh para
remaja put^ Nah,ini dia duren alias duda keren. Makin
bany^ teijadi perceraian para artis muda, makin bertambah

pula duren yang §atu ini Duren asli berbau kurang enak,

tetapi isinya sedap. Duren tidak asli alias manusia pasti

berbau hanim penuh wewangian dan isi kantpngnya sudah
pasti tebal(mudah-mudahan begitu). Akan tetapi, terdapat
duren tiga yang bukan duren berbiji tiga, melainkan duda

keren tiga anak

Dari Isegi bahasa,orang Indonesia cenderung menyenangi
kata berdua suku. Di samping duren, terdapat katajablai
0'arangidibela0»i7ede(percaya diri), curhat(mencursdikan isi
hatO,dan tentu saja masih banyak lagi. Mudah diingat,

gampang diucapk^ dan enak didengar.

Nama koran dan nuyalah yang berdua suku lebih di-

geir^i Kompas, Tempo,Matra,Kalam,Basis, Nova,dan

Gadis, Nama koran dan majalah yang lebih dari satu kata
akan dikenal dengan satu kata yang berdua suku: Media
(Indonesia),Sinqr Qlampan),Sindo dari Seputar Indonesia.
Rasanya orang Indonesia kuiang sreg mengucapkan yang
paiyang-panjang:Pembaruan,Republika,Suara Kdrya, atau
Penta Yudha;Kata irtformasi dijadikan iitfo, demonstrasi

dijadlkan demo,se/ehnhs'^'adikan seleb. Kecenderungan ini

tentu niemerlukan penelitian apakah kbnstatasi saya ini
berterima.

12

Nama presiden pun lebih disukai yang berdua suku: Bung

Kamo,Pak Harto,Pak Beje(BJ Habibie), Gus Dur,dan Ibu
Mega. Nama presiden SBY agak canggung dieja karena

kepai^jangan, malah nama wapres lebih dikenal dengan na
ma Pak JustdTatau Pak Kdlla. Nama ketua DPR RI pun lebih
disenangi yang berdua suku; Pak Mhor CTan^'ung) dan Pak

Agung CLaksono) daripada Pak Harmoko.

Nama oran^ nama tempat, nama apa s^ya yang berdua

suku akan lebih laku bagi penutur bahasa Indonesia. Singkatan dan akronim yang disukai pun cenderung berdua

suku. Oleh karena itu,^on pemimpin Indonesia harus

bersiap-siap dengan nama yang berdua suku. Itulah ciri khas
bahasa Indonesia, yakni bahasa dengan kosakata dasar alias

Natumame(kata orang Jerman)bei^ua suku. Termasuk

duren tadl Jadi, kemb^ ke alam.

JOS DA

EL PARERA

Kompas, 25 Mei 2007

Mun^i

BAHASA INDONESIA DALAM SENI (lAGU)

Cinta Bahasa Indonesia
GRUP musik Samsons kembali mencetak prestasi. Grup yang
bam merilis album terbarunya Penantian Hidup itu digaet jaringan
teleVisi Channel(VjAsia. Mereka didaulat untuk mengisi beberapa

program utama, dl antaranya Four the Record Double Shot
Singled Out, dan Local Vocal. .

Uniknya lagi, Samsons pun tidak perlu mengganti seluruh lagu
yang dibawakannya ke dalam bahasa Inggris. Cukup dengan ba
hasa Indonesia karena
Samsons bangga dengan ba
hasa Indonesia.
"Tidak ada kata-ka-

^ta yang bisa mempresenta-

p sikan kejadian luar biasa ini.

J adi, bisa dibilang tahun ini men-

jadi tahun kebemntungan kami.
i ini berkat daii Tuhan," kata Ir-

^ van Aulia Irsal, gitaris Sam-

J sons dalam wawancara khu-

1 sus dengan Media Indonesia,

p:

dl J akarta. Kamis (24/5).

I,

untuk merambah dunia

Itu sebuah langkah

B f internasional.Apalagial-

HQ bum baru S amsons ter'T ' ^

;ebut akan diedarkan

pula dl Hong Kong, S i-

^ ngapura, dan Malaysia.

! ^

i

"Kita memang punya

cita-citapentasdikancah

^ intemasional dengan lagu berbahasa Indone|& sia. Supaya bahasa In&

donesia bisa didengar

"^'■ME 01A® « ANUQHAH

Irvan Aulia Irsal

**orang asing," ujar gitaris
keiahlran 26 April 1983
itu. (E rl/H-3)

Medift Indonesia, 27 Mel 2007

BAHASA INDONESIA-DEIKSIS

Eko Endarmoko

Menimbang Kata
UNGKAPAN Nuansa Asri,
yang dipakai untuk menguatkan merek dagang oleh sebuah

kompleks perumahan, mungkin sekali meneladan pada

bentuk Nuansa Pagi, nama acara berita salah satu stasiun televisi swasta.

Kedua ungkapan ini terkesan puitis

tapi bermasalah. cnak di lelinga ta-

pi tidak mengantar pengertian yang
jelas. Sebab, miansa merujuk pada
perbodaanyang tipis.st'perli poruhahan berangsur-angs'ir dari golap ke

terang atau warna tua ke muda. Se-

jumlah kata pun bisa memiliki nuansa

beri wama pada unjuk rasa? Sejauh-

jauhnya, kata wama lazim dipakai da
lam arti suasana atau pengaruh. Misal-

nya dalam kalimat,"Keharuan mewar-

nai pertemuan keluarga yang lama terpencar akibat perang itu."

Memilih kata di dalam berbahasa,

dengan demikian, tidak semudah yang

kita sangka. Akan selalu tera.sakan sesuatu kata kurang persis mewakili sesuatu maksud. Namun juga, akan se

lalu ada godaan untuk bcrgaya-gaya
demi memikat khalayak,satu halyang
justm dapat mengakibatkan pe-

dikehendaki atau diinginkan".
Padahal, makna kata itu kita tahu

sangat kaya. la sebagai nomina ber-

saudara dengan acuan, arketipe, cermin, contoh, eksemplar, model, paradigma, pola, teladan, juga dengan
dambaan, idaman, impian. Dan seba
gai adjektiva, ia bukan hanya semakna dengan kamil, komplet, lengkap,
sempuma, tetapi Juga dengan abstrak,

hipotetis, teoritis, transendental,serta

paradigmatis, representatif.

Walhasil, kalaupun seseorang tidak
persis makna sebuah kata,

makna; wafat, meninggal, mati. kojor.
Oleh karenanya, kita mungkin hanya
dapat meraba-raba apa kiranya yang

dimaksud dengan Nuansa Asri dan
Nuansa Pagi.

Peneraan label Nuansa Asri pada

perumahan tadi mengantar penger

tian seolah-olah di sana ada blok yang

sangat asri, ada yang asri, ada yang

di-

kurang asri, ada juga blok yang tidak

asri, dan perbedaan keasrian blok-

blok itu berhubungan dengan harga

jual. Tetapi, jangan-jangan peneraan

label tersebut bermaksud mengatakan bahwa lingkungan perumahan

itu menyuguhkan suasana yang asri.
Lebih kabur adalah ungkapan Nuan

sa Pagi. Sebenarnya, yang bisa punya

nuansa adalah wama langit pada pagi
hari, bukan pagi sebagai satuan waktu. Mungkin frase ini juga mengan-

dung maksud suasana pagi hari, yang
dalam konteks itu, diisi aneka berita.

Pemakaian kata nuansa yang rada

ganjil dalam kedua contoh itu menunjukkan ketidakcermatan memilih

kata, sebuah gejala kebahasaan yang

kian lumrah kita temukan di mana-

mana.Kalimat berita "Hujan lebat me-

asing, dalam kamus bahasa

Indonesia. Kata ideal, umpamanya. Kamus Besar Bahasa Indone-

sia—.sejak 1988 hingga 2005 sudah di-

cetak 17 kali dan diperbaiki dua kali—,

hanya menerangkannya sebagai ad-i
jektiva begini: "sangat sesuai dng yg
dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki". Ini agak mirip dengan penjelasan Kamus Badudu-Zain (1994): "memuaskan karena

cocok dengan keinginan". Sedangkan

kan terletak pada banyaknya lema melainkan pada bobot

informasi yang ia sajikan.

Bila benar kebiasaan tidak cermat

berbahasa kian meluas maka soal-

nya bukan karena orang malas mem-

buka-buka kamus atau sebaliknya,

karena kamus kita tidak memadai.

Saya curiga,jangan-jangan benar kita
tergolong bangsa yang mudah takjub,
mudah pula melupakan akal dan na-

wamai unjuk rasa korban lumpur La-

lar. Gampang terpesona pada kata inkamus Poerwadarminta (1976) meru- dah, pada bentuk, pada sesuatu Jang

lain. Bagaimana bisa hujan lebat mem-

atau diangan-angankan,sesuai dng yg

pindo di J^arta hari ini"adalah contoh

muskannya sebagai "yg dicita-citakan

lahiriah.

Qi Mintki,

Tempo, No. 010/XXXVI

ukntiris nUsiJnlMiitrmUm.

BAHASA INDONESIA-DEIKSIS
BAIMSA
SAMSUOIN BERLIAN

Murtad

Murtad!
Dakwaan sungguh dahsyat. Idbatl Tuntutan
tanpa debat Pilih satu mati, pilih lain hidup. Tiada
kompromL Murtad atau tobat. Neraka atau surea.

Tanpa jal^ tengah. Tiada jembatan di antaranya. Begitulah

ag^a-agama eksklusif asal Timur Tengah bikin garis pembelah kemanusiaan.

'

Berabad-abad garis ini membagi manusia dalam kelom-

pok-kelompok yang kadang hidup berdampingan dalam keadaan kurang lebih damai,lebih sering dalam permusuhan
dan pertentangam Yang jelas, selalu dalam kesadaran dikotomi orang dalam-orang luar, kami-kamu. Baik murtad

maupun tobat berarti berputar balik, Mengapa yang satu
msebut murtad yang Iain tobat tidak bergantung pada tin-

dakan orang yang berputar balik itu, melainkan pada orang

yang menilai. Kalau orang yang sebelumnya beijalan bersama saya berbalik arah membelakangi saya, dia saya sebut
murtad, benibah jadi kamu. Kalau dia yang sebelumnya

beijalan bertentangan dengan saya berputar ke arah yang
Acuan addah aku. Karena agamaku itulah yang benar, orang
Mya tuju, dia saya sebut tobat, masuk jadi kelompok kami.

yang meninggalkan agamaku murtad, yang masuk agamaku

tobat Murtad akibat sesat dihasut Tobat akibat sadar tawakal. Si murtad durhaka jahat Si tobat saleh taat

Tobat punya makna lebih luas daripada sebagai antonim
murtad. Karena berbalik kepada agamaku yang benar itu
baik adanya, tobat pun bisa berarti berbalik dari perbuatan

jahat ke kelakuan baik, insaf.

Murtad pun bisa dipakai bukan dalam rangka agama.
Orang bisa murtad terhadap tradisi, kebiasaan, adat Yang
menarik, biasanya kata ini baru dipakai bila orang yang
dianggap murtad tak melakukan hal yang merugikan atau

menyusahkan orang lain. Seorang perampas nyawa atau
harta, murtad atau tidak, akan disebut pembunuh atau
perampok, lantas beriandaskan itu dihukum, Justru orang
yang tak melakukan kejahatan atau menghasut orang ber«
buat jahat, tapi dianggap berkhianat terhadap keyaldnan

kelompok, diberi cap murtad, agar ada alasan menyakitinya,

dismgkirkan dari pergaulan sampai dari muka bumi.

Orang murtad biasanya tak dianggap berpindah agama
karena pilihannya sendiri sebagai orang dewasa mandiri,
melainkan menjadi korban pemurtadan. Konsep pemurtadan sangat defensif dan khas. Bahasa Inggris, misalnya tak
mengenal bentu'can apostasy (dari kata Yunani/iatin ap'ostasia: hal menyinglp) dengan makna ini. Ada apostatizing
yang kadang dipakai untuk meneijemahkan pemurtadan. Ini
tidak tepat sebab apostatizing mengacu pada tindakan menyingkirkan atau memurtadkan diri sendiri. bukan memur-

Jtadkan orang Iain.

16

Yangjsiasaja& perdebatan: bolehkah menyebarkan agamaH

kepaidfa orang lain? Pada dasamyajawaban ideal:l^au go-

longan saya man mempertobatto orang lain, boleh; kalau

golongan lain ingin meraUrtadkan an^ota kelbmpok saya,

larahg.

'

Tersaraar di sini adalah perjtanyaan yang lebfli prinsip
mengenai hak asasi orang—jnehgapa orang seorang yang

merdeka,waras, dan mandiii tak boleb murtad atau tobat

menunit kehendak dan pilihan %ndM? Mengapa k^rakinan

iman seorang dewasa yang berakal budi hams dikontrol

orangtuanya, komnnitasnya,bahkan sampai dengan taruhan
nyawa?

SAMSUDIN BERLIAN

Pengamat Bahasa

Kompas, 18 Mei 2007

BAHASA INDONESIA-GAYA BAHASA

BAILASA
SUNARYONO BASUKI KS

Maling Repuhlik atau
Repuhlik Maling?

Kebetulan saya mengunjungi internet, iseng-iseng

membuka Google, dan minta cari Maling Republik

yang merupakan novel saya terbitan Mizan dua tahun

laliL Info yang keluar cukup banyak, termasuk kutipan pi-

dato para politisi yang menganjurkan kader mereka untuk

tak menjadi "maling republik". Saya tak punya kecurigaan
bahwa istilah yang mereka pakai itu meminjam judul novel

saya.

Saya juga membaca sejumlah resensi terhadap novel yang
bercerita dari masa peijuangan kemerdekaan sampai masa
Orde Bam itu. Rata-rata mereka mengatakan, novel tersebut
layak dibaca Namun, ada yang mengejutkan saya, yakni
komentar seorang "kolumnis" yang menulis di situsnya sendiri yang bercerita mengapa ia tak membaca novel itu.

Rupanya dia pergi ke toko buku dan selintas melihat sebuah

novel beijudul Maling Republik. Timbul pertanyaan dalam
benaknya: kenapa tak Republik Maling saja? Mungkin dia

suka menonton acara TV bertajuk "Republik HEM".
Prof Sutan Takdir Alisjahbana berpendidikan formal hu-

kum, memperoleh gelar Mr. Toh dia lebih dikenal'sebagai
ahli bahasa. Tulisannya tentang bahasa tak hanya dimuat di
media dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Takdir mengemukakan hukum DM dalam struktur frasa bahasa Indonesia,
yaitu Diterangkan dan Menerangkan, yang berbeda dengan

struktur frasa bahasa Inggris yang mengilmti hukum MD.

Karena terlalu terpengaruh oleh bahasa asing, banyak
orang terjebak dalam kesalahan-kesalahan umum. Mega Pro
mo sehamsnya Promo Mega sebab Mega Promo mestinya

mempromosikan Mega atau Bu Mega. Termasuk i dalam

kesalahan umum ini, nama kepangkatan dalam militer yang
dite^emahkan dari bahasa berhukinn MD. Coba simak: ma
yorjenderal dan letnanjenderal yang mestinyajenderal ma}x>r
jenderal letnan. KepoUsian punya istilah lebih rapi,

misalnya komisaris besar. Namun,l^au nama-nama pangkat

itu diubah, yang bingung adalah rakyaL Sudah telanjur salah!

Di Jakarta ada permiddman yang4ibangun dekat bandara
yang diberi nama Pantai Indah Kapuk. Saat permukiman itu
sedang dibangun. kita bisa melihat deretan pohon palem
yang belum menjadi. Sekarang kawasan itu benar-benar

indah. Aneh juga menyimak konstniksi frasa ini. Nama

wilayah itu Pantai Kapuk, tentu saja bukan Kapuk Pantai

karena benar-benar \^ayah pantai yang bemama kapuk.

J.ii;knya, kita se

jelas salah, dan bisa diganti dengan

benamya memanfaail:un kedinamis-

Parahnya lagi, pemakaian kata itu
kadang juga tak terdeteksi sebagai se-

bsihasa itu sebagai salah satu sumber ;

karena atau mengingat.

an anak muda dalam menciptakan

buah kesalahan. Dalam versi ini,kata

bahasa baku. Meski bahasa gaul me-

"secara" biasanya muncul sebagai kemubaziran. Misalnya, satu majalah
anak muda mengulas jenis musik se-

penambahan kata dan perkembangan

miUki dunianya sendiri,tak ada salah-

nya mencomot kata baru dari mere
ka, apalagi jika tidak dimiliki bahasa

baku.Dan ketika itu terjadi,kata kata
bermula dari punk dan hardcore^ itu tak perlu ditulis miring atau diberi
punk" Mestinya kalimat itu bisa ditu-' tanda "Cak."(cakapan)dalam kamus.
lis:"Akar musik emo adalah punk dam^ Toh,pada mulanya,semua kata adalah
hardcorepunk," atau:"Musik emo ber-i} kata cakapan.
Misalnya,jayus atau garing, karena
akar pada punk dan hardcore punk" ■
Contoh lain ada dalam sebuah lem- agak susah mencari kata yang berar
baran anak muda: "Padahal, secara ti gagal melucu dalam bahasa baku. ,
jarak tempuh, rumah Anda yang le- Meski garing berasal dari bahasa Jawa
bih jauh dari rumah sahabat Anda." dan berarti kering, tapi tetap saja aiti
Seharusnya kalimat itu bisa lebih "obrolannya kering," dan "obrolannya
singkat: "Padahal, rumah Anda yang garing," tidak sama. Pun kata dugem
buuh band: "Secara akar musik emo

lebih jauh dari rumah sahabat Anda."

Tentu saja, masih banyak kata yang

popular dalam pergaulan kaum muda.

yang tidak bisa diganti dengan kongko

atau disko. Nuansanya lebih luas.

Tentu saja tidak semua bisa diang-

Tak selamanya memiliki pola khasse-

kut.Harusada seleksi ketat.Kata-kato

dicomot dari sumber yang susah dilacak. Misalnya,kata tajir untuk kata
kaya.Tajirsebenamya berasaldariba
hasa Arab yang berarti pedagang.Ada
jayus yang berarti kegagalan dalam

ambil. Juga kata-kata yang ada di ba
hasa baku tapi dipakai untuk maksud

perti bahasa prokem, kadang malah

yang dibolak-baliksebaiknya tidak diyang menyimpang,seperti pemakaian

"secara" yang acak-adul tadi.
Sebenamya banyak kata bahasa ga

melucu. Konon,itu dicomot dari nama ul yang bisa dimanfaatkan. Masalah.nya, apakah kita cukup terbuka meseseorang yang sering gagal mducu.
nerimanya?Maklum,selamainikitale
Selama ini bahasa anak muda cuma
dianggap bahasa cakapan temporer

yang tidak baku dan harus ditul^ mi

ring. Bahasa itu dianggap seperti tren
pakaian anak muda yang terus berganti bersama musim atau sebagaisatu

bih suka memberi tiket masuk kepada
kata-kata dari bahasa Inggris (hanya

mengganti akhiran "ty" dengan "tas")
ketimbang bahasa anak muda peraberontakini.

Tempo, 27 Mei 200?

No. 013/XXXVI

')Wartawan

24

bahasa indonesia-morpologi

I/
S --

Binhad Nurrohmad

Jenis Kelamin Kata
D
ALAM sebuah seminar bertopik
"Sastrawan Perempuan", saya



pernah

melontarkan

lelucon

yang membuat peserta seminar

kaget dan sekaligus terbahak. Lelucon
itu berupa pernyataan bahwa "semua
sastrawan perempuan adalah waria".

Bagaimanakah penjelasannya? Jika

"sastrawan" adalah pujangga berje-

nis kelamin laki (sebab sufiks "wan"

lazim berarti maskulin) dan "perem
puan" adalah manusia yang punya
vagina, bisa haid, dan bisa bunting;
maka bukankah "sastrawan perem

puan" berarti pujangga berjenis kela
min laki yang punya vagina dan bisa

bunting?

Menurut Kamus Besar Bahasa In

donesia (Balai Pustaka, 2001), entri
kata "sastrawan" berarti 1 ahli sastra;
2 pujangga, pengarang prosa dan puisi; dan 3 (orang) pandai-pandai; cerdik cendekia. Entri kata "sastrawan"

di kamus ini tak menerangkan bahwa

sufiks "wan" dari kata "sastrawan"
menunjuk jenis kelamin tertentu.

Tapi, menurut kamus yang sama,

entri kata "wan" berarti tuan. Dan

masih menurut kamus yang sama,en
tri kata "wan (-man, -wati)" berarti

sufiks pembentuk nomina 1 orang yg

ahli dl bidang: ilmuwan; budayawan;
seniman;2orangygbergerakdl:kaiyawati, wartawan; 3 orang yg memiliki

barang atau sifat khusus; dermawan;
hartawan; rupawan; bangsawan. Juga
masih menurut kamus yang sama, en

tri kata "karyawati" berarti karyawan wanita; pegawai wanita; pekerja

wanita.

Jika kata "wan" berarti "tuan"(bermakna maskulin), mengapa selama
ini tak muncul kata bermakna femi-

nin seperti "ilmuwati", "budayawati",

"dermawati", "hartawati" "rupawati"|
maupun "bangsawati"?

Tapi ada sejumlah kata yang khusus
menunjuk jenis kelamin perempuan

contohnya "lonte", "lacur", dan "sun-

dal" vang artinya perempuan yan
berkelakuan negatif (jalang, luca:
buruk, bejat, kotor, liar, mesum) da

menjadi masaiah, tapi kata "dia" mau

pun "kau" dalam komunikasi tulisan

bisa mengaburkan jenis kelamin orang

menakutkan. Dalam bahasa sehari

yang dimaksudkan. Dalam Bahasa

puan sundal", "pelacur", dan "sun

an", maupun "kowe" juga tak menun

hari kerap muncul kata-kata "perem

Jawa, kata "sampeyan "panjeneng-

dal bolong". Padanan kata "perem
puan' pun, misalnya "betina", ber

juk jenis kelamin tertentu orang yang

dah, sedangkan padanan kata "laki'

Juga ada sejumlah baha.sa yang pu
nya kode bahasa yang menunjuk je
nis kelamin orang dari nama yang di-

makna negatif dan bermartabat ren

dimaksudkan.

misalnya "jantan", bermakna posi
tif dan bermartabat tinggi. Juga adi
istilah WTS (wanita tunasusila) dai

sandangnya. Contoh, dalam Bahasa

(pria tunasusila) dan "kakek sihir". Is

"Hasan" yang menunjuk orang berje
nis kelamin laki (muzakar) maupun

"nenek sihir", tapi tak ada istilah PTE

tilah formalPSK(pekerja seks ko-

mersial) pun seakai

sejumlah

bahasa yang punya
kata

khusus un-

tuk menunjuk jen
is kelamin terten-

tu. Bahasa Inggris
mengenal kata "he'

untuk menyebut "d

yang berjenis kelai
laki" dan "she" unti

ig berjenis kelamin

Tapi ada
sejumlah kata

ini bentuk bias jende
Ada

nama "Aminah","Hamidah", dan

lah" yang menunjuk

menunjuk jenis kel;
perempuan.
Apal<

atau
diskriminasi
Bahasa Indonesia?

Arab ada nama "Amin","Hamid",dan

rempuan (muanas)—
lerhatikan

. yang khusus menunjuk

jenis kelamin perempuan,
contohnya "lonte","lacur",
dan "sundal" yang artinya
perempuan berkelakuan
negatif

nyebut "dia yang berjenis kela

min perempuan".Dalam Bahasa Arab,
kata "huwa" berarti "dia yang berjenis
kelamin laki" dan kata "hiya" berar
ti "dia yang berjenis kelamin perem
puan' serta kata "anta" untuk menye
but "kau yang berjenis kelamin laki"
dan kata "anti" untuk menyebut "kau
yang berjenis kelamin perempuan".
Tapi dalam Bahasa Indonesia, kata
"dia' bisa menunjuk orang ketiga
tunggal berjenis kelamin laki maupun perempuan dan kata "kau" bisa

menunjuk orang pei-tama tunggal ber
jenis kelamin laki maupun perem
puan. Dalam obrolan tatap muka

tambah-

an "ah" cli belakang
nama "Amin", "Hu
mid", dan "Hasan".
Dalam
Baha

sa Arab juga ada
nama-nama

ter

tentu yang identik

dengan perempuan

Laila, Aisyah. Fati-

ih) atau idontik de1 laki (Akbar. Umar.
ouiaiman) dan dalam Ba

hasa Jawa pun ada nama-nama

tertentu yang identik dengan perem

puan (Laksmi, Ayu, Rukmi)atau iden

tik dengan laki(Bambang, Adi. Seno).
tapi tak sedikit perempuan maupun

laki menyandang nama "Si-i". "Hesti".

dan "Edi" yang bagi orang Jawa bisa
menunjuk seorang perempuan mau

pun laki sehingga orang bisa keliru
menandai jenis kelamin yang menyan

dang nama-nama ini.
Ternyata, sebuah kata bisa tak

menunj