Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia TW II 2018
KATA PENGANTAR
Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang didasarkan pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh Kementerian/Lembaga, instansi internasional, maupun hasil dari diskusi terbatas perkembangan
dengan beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.
Publikasi triwulan II tahun 2018 ini memberikan gambaran dan analisa mengenai perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan II tahun 2018. Dari sisi perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II tahun 2018 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, perkembangan investasi dan kerja sama internasional, industri dalam negeri, serta perekonomian daerah.
Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang membangun dari pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan dan penerbitan publikasi ini dapat tercapai.
Jakarta, September 2018
Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS
Ringkasan Eksekutif
Pada tahun 2018, perekonomian global diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi dari realisasi tahun 2017, yaitu mencapai 3,9 persen (YoY). Hal ini didorong oleh harga komoditas internasional yang masih mengalami peningkatan terutama untuk komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan.
Pada triwulan II tahun 2018, perekonomian Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh 2,8 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,7 persen (YoY) dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,7 persen (YoY). Jepang tumbuh hampir sama dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang membaik dan penguatan investasi yang sejalan dengan peningkatan permintaan mesin.
Sementara itu, Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY), sedikit lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekspor dan investasi akibat isu perang dagang dengan AS yang semakin menguat yang menyebabkan penurunan produksi industri. Kawasan Eropa tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY) yang disebabkan oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing-masing tumbuh 2,7 persen (YoY) dan 1,7 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.
Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian global meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat, meningkatnya konsumsi pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa. Secara regional, dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II tahun 2018 mengalami defisit sebesar USD4,3 miliar, menurun dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yang mengalami surplus sebesar USD0,7 miliar maupun triwulan I tahun 2018 yang defisit sebesar USD3,9 miliar. Defisit NPI pada triwulan II tahun 2018 yang lebih tinggi tersebut terutama dipengaruhi oleh defisit neraca transaksi berjalan yang lebih tinggi serta surplus transaksi modal dan finansial yang masih rendah. Dari sisi neraca perdagangan, nilai total ekspor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai
USD 88.018,5 juta atau meningkat 10,0 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, total impor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp833,4 triliun atau 44,0 persen dari target APBN 2018. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kinerja positif baik dari sisi penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sementara itu, realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai Rp944,0 triliun atau 42,5 persen dari target APBN. Realisasi tersebut sedikit menurun dari realisasi pada periode yang sama di tahun 2017, yaitu sebesar 42,9 persen dari target APBN. Hal tersebut disebabkan oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni 2018 yang menurun menjadi 50,3 persen terhadap target APBN, lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang mencapai 51,6 persen.
Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan II tahun 2018 mencapai Rp80,6 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan II tahun 2017 atau tumbuh sebesar 32,1 persen (YoY). Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan II tahun 2018 terkontraksi sebesar 13,5 persen (YoY). Kenaikan realisasi PMA terjadi di sektor tersier dengan pertumbuhan sebesar 8,9 persen (YoY), sedangkan sektor primer dan sekunder mengalami penurunan dengan pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 5,8 persen (YoY) dan 33,7 persen (YoY).
Produksi mobil pada triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Kenaikan produksi tersebut didorong oleh kenaikan produksi truk lebih besar dari 24 ton (79,0 persen) dan bus 5-24 ton (49,5 persen). Sementara itu, penjualan motor kembali tumbuh positif pada triwulan II tahun 2018, melanjutkan tren pertumbuhan positif sejak triwulan I tahun 2018. Penjualan tersebut mencapai 1,6 juta atau tumbuh sebesar 19,0 persen, pertumbuhan tertinggi sejak penurunan penjualan motor akhir tahun 2014. Peningkatan penjualan ini dapat menjadi indikasi perbaikan daya beli masyarakat menengah sejalan dengan kenaikan harga komoditas meskipun tren ini masih perlu diamati keberlanjutannya.
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA
Perkiraan pertumbuhan ekonomi global masih sama
Perkiraan pertumbuhan
ekonomi global tahun 2018
dengan perkiraan pada bulan April 2018 yakni
yakni sebesar 3,9 persen.
sebesar 3,9 persen. Namun demikian, pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata yang disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan. Hal ini juga mempengaruhi proyeksi pertumbuhan negara- negara berkembang yang semakin tidak merata. Negara berkembang diproyeksi mampu tumbuh 4,9 persen pada tahun 2018 dan 5,1 persen pada tahun 2019.
Harga komoditas internasional juga masih
Harga komoditas internasional juga masih
mengalami peningkatan. Tren peningkatan ini terus
mengalami peningkatan
berlanjut terutama untuk komoditas energi dan
terutama untuk komoditas
pangan pertanian. Harga minyak dunia masih
energi dan pangan pertanian.
mengalami peningkatan didorong oleh peningkatan permintaan dan perjanjian pembatasan produksi oleh negara-negara produsen minyak. Harga komoditas pertanian seperti kakao dan kopi juga mengalami
Untuk kelompok komoditas logam dan mineral, nikel mengalami peningkatan yang paling tinggi sepanjang triwulan II tahun 2018 karena peningkatan permintaan.
peningkatan.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada
Pertumbuhan ekonomi AS
pada triwulan II tahun 2018
triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh 2,8 persen
mampu tumbuh 2,8 persen
(YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang
(YoY).
tumbuh 5,7 persen terutama ekspor barang yang
tumbuh 7,2 persen (YoY). Konsumsi masyarakat juga mampu tumbuh lebih tinggi mencapai 2,7 persen (YoY), didukung oleh konsumsi barang tahan lama yang tumbuh 6,8 persen (YoY).
Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2018 di Beberapa Negara (YoY)
IV I II 2016
I II III
IV I II III
2018 Amerika Serikat
Uni Eropa
Tiongkok
Jepang Singapura
Sumber: BEA, ECB, NBC, SingStat, Statistics Japan (diolah) Ekonomi kawasan Eropa
Ekonomi kawasan Eropa tumbuh 2,2 persen (YoY)
tumbuh 2,2 persen (YoY) pada
pada triwulan II tahun 2018, melambat dari triwulan
triwulan II tahun 2018.
I tahun 2018, yang didorong oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing- masing tumbuh 2,7 persen dan 1,7 persen pada triwulan II tahun 2018. Selain itu, inflasi yang mengalami tren meningkat menahan pengeluaran konsumsi masyarakat.
Tiongkok pada triwulan II
Pertumbuhan Tiongkok pada triwulan II tahun 2018
tahun 2018 tumbuh 6,7
tumbuh 6,7 persen (YoY). Pertumbuhan ini sedikit
persen (YoY).
lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017. Hal ini didorong oleh perlambatan ekspor dan investasi, karena isu perang dagang dengan AS yang semakin menguat yang kemudian menyebabkan penurunan produksi industri. Selain itu, isu risiko keuangan juga menjadi salah satu yang menahan laju pertumbuhan ekonomi
yang tercermin dari pertumbuhan kredit yang melambat.
Tiongkok,
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan II
Jepang pada triwulan II
tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 1,0 persen
tahun 2018 mampu
(YoY), hampir sama dengan triwulan I tahun 2018
tumbuh sebesar 1,0 persen
namun lebih rendah bila dibandingkan dengan
(YoY).
pertumbuhan triwulan yang sama pada tahun 2017. Pertumbuhan Jepang didorong oleh konsumsi pertumbuhan triwulan yang sama pada tahun 2017. Pertumbuhan Jepang didorong oleh konsumsi
Tingkat Pengangguran Mayoritas tingkat pengangguran beberapa negara di
Tingkat pengangguran Brazil pada triwulan II tahun
dunia mengalami penurunan sepanjang periode
2018 sebesar 12,4 persen
triwulan II tahun 2018. Tingkat pengangguran Brazil
mengalami penurunan
pada triwulan II tahun 2018 sebesar 12,4 persen
dibandingkan triwulan I
mengalami penurunan dibandingkan triwulan I
tahun 2018.
tahun 2018. Jumlah orang bekerja pada triwulan II tahun 2018 meningkat mencapai 91 juta orang dengan jumlah pengangguran yang menurun dari 13,8 juta orang pada triwulan II tahun 2017 menjadi 13,2 juta pada triwulan II tahun 2018. Namun demikian, pekerja sektor informal meningkat.
Pasar tenaga kerja AS juga
Pasar tenaga kerja AS juga mengalami penguatan
mengalami penguatan pada
pada triwulan II tahun 2018. Hal ini menyebabkan
triwulan II tahun 2018.
penurunan tingkat pengangguran pada triwulan II
tahun 2018 menjadi sebesar 3,9 persen. Tingkat pengangguran ini menurun 0,1 persen dari 4,0
persen pada triwulan I tahun 2018. Hal ini didorong oleh aktivitas manufaktur seiring dengan permintaan yang meningkat untuk industri manufaktur.
Tingkat pengangguran Jepang pada triwulan II tahun
Tingkat pengangguran
2018 cenderung mengalami penurunan seiring
Jepang pada triwulan II tahun 2018 cenderung
dengan penambahan jumlah pekerja oleh
mengalami penurunan.
perusahaan. Selain itu, faktor upah yang meningkat juga menjadi salah satu penyebab jumlah orang yang bekerja meningkat. Namun demikian, kondisi penuaan penduduk masih menjadi tantangan pasar
tenaga kerja dimana rasio jumlah pekerjaan terhadap pelamar pekerjaan di Jepang sebesar 1,62, tenaga kerja dimana rasio jumlah pekerjaan terhadap pelamar pekerjaan di Jepang sebesar 1,62,
Tingkat pengangguran
Tingkat pengangguran di Singapura pada triwulan II
Singapura mencapai 2,1
tahun 2018 mengalami peningkatan 0,1 persen
persen pada triwulan II
dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018. Tingkat
tahun 2018.
pengangguran Singapura mencapai 2,1 persen pada triwulan II tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh masih terus berlanjutnya peningkatan jumlah angkatan kerja. Pengurangan tenaga kerja pada sektor manufaktur juga mengalami peningkatan semenjak triwulan I tahun 2018.
Gambar 2. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018
IV I II 2016
Euro Area China
United Kingdom
Australia Singapore
Japan
United States
Sumber: Bloomberg (diolah) Inflasi Dunia
Inflasi Brazil pada triwulan II tahun 2018 mengalami
Pada bulan Juni 2018, inflasi Brazil mencapai 4,4 persen.
peningkatan. Pada bulan Juni 2018, inflasi Brazil mencapai 4,4 persen. Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak bulan Maret 2017. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga pada makanan dan bahan bakar karena adanya pemogokan yang dilakukan oleh pengemudi truk. Namun demikian, inflasi ini masih dalam rentang target sebesar 3,0-6,0 persen.
Inflasi India meningkat
Inflasi India juga mulai mengalami peningkatan. Hal
mencapai 5,8 persen pada
ini didorong oleh meningkatnya harga-harga
bulan Juni 2018.
makanan dan minuman. Selain itu, harga-harga untuk pakaian dan alas kaki, bahan bakar, dan listrik juga mengalami peningkatan. Inflasi inti juga mengalami peningkatan dari bulan Mei 2018 sebesar 6,3 persen menjadi 6,6 persen pada bulan Juni 2018. Inflasi India meningkat mencapai 5,8 persen pada bulan Juni 2018 dari bulan Mei sebesar 4,4 persen.
Inflasi Tiongkok pada bulan
Inflasi Tiongkok juga mengalami peningkatan 0,1
Juni 2018 mencapai 1,9
persen pada bulan Juni 2018 dibandingkan bulan
persen meningkat dari
Mei 2018. Inflasi ini didorong oleh peningkatan
bulan Mei 2018
harga komoditas terutama minyak dan juga dipengaruhi oleh efek pada periode yang sama
tahun sebelumnya yang rendah (low base effect). Inflasi Tiongkok pada bulan Juni 2018 mencapai 1,9 persen.
Inflasi Singapura mengalami
Inflasi Singapura mengalami peningkatan mencapai
peningkatan didorong oleh
0,6 persen pada bulan Juni 2018. Hal ini didorong
peningkatan yang tinggi
oleh peningkatan yang tinggi pada harga makanan
pada harga makanan dan
dan jasa. Harga makanan meningkat 1,5 persen pada
jasa.
bulan Juni dari sebelumnya pada bulan Mei 2018 sebesar 1,3 persen yang didorong oleh peningkatan harga makanan mentah. Inflasi jasa disebabkan oleh menguatnya pengeluaran untuk liburan dan biaya jasa telekomunikasi. Inflasi jasa meningkat mencapai 1,7 persen dari sebelumnya bulan Mei 2018 sebesar 1,6 persen.
Inflasi Filipina dan Vietnam
Inflasi Filipina juga mengalami peningkatan pada
juga mengalami
triwulan II tahun 2018 mencapai 5,2 persen pada
peningkatan masing-masing
bulan Juni 2018. Hal ini didorong oleh peningkatan
5,2 persen dan 4,7 persen
harga-harga seperti perumahan, air, listrik, gas, dan
pada bulan Juni 2018.
bahan bakar. Selain itu, peningkatan terjadi pada harga bahan makanan seperti beras, jagung, roti, daging, dan sayuran. Inflasi Vietnam juga meningkat bahan bakar. Selain itu, peningkatan terjadi pada harga bahan makanan seperti beras, jagung, roti, daging, dan sayuran. Inflasi Vietnam juga meningkat
Tabel 1. Tingkat Inflasi Global Triwulan II Tahun 2018 (% YoY)
Negara Maju
Kawasan Euro
Amerika Serikat
Sumber: Bloomberg, data
Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral Tiongkok memutuskan untuk tidak
Suku bunga acuan Bank Sentral Tiongkok sepanjang
mengubah suku bunga acuan sepanjang triwulan II
triwulan II tahun 2018 tidak
tahun 2018. People’s Bank of China (PBoC) menahan
berubah.
tingkat suku bunga pada tingkat 2,55 persen. PBoC memilih untuk mempertahankan untuk menjaga kebijakan moneter netral seiring dengan upaya mempertahankan pertumbuhan yang seimbang dan mencegah risiko. Bank Sentral memilih untuk meningkatkan likuiditas ke dalam sistem keuangan melalui operasi pasar terbuka.
The Reserve Bank of India
The Reserve Bank of India (RBI) meningkatkan suku
(RBI) meningkatkan suku
bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Juni
bunga acuan sebesar 25
2018. Hal ini didorong oleh laju inflasi di India yang
basis poin pada bulan Juni
meningkat dan ekonomi yang terus tumbuh. Ini
merupakan pertama kali RBI menaikkan kembali suku bunga acuannya semenjak tahun 2014.
The Fed mengumumkan kenaikan tingkat suku
The Fed menaikkan tingkat
suku bunga acuan sebesar 25
bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi antara
basis poin menjadi antara
1,75-2,00. Tingkat inflasi merupakan salah satu
1,75-2,00.
pendorong The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuan. Tingkat inflasi di AS masih dibawah target The Fed sebesar 2,0 persen.
Bank sentral Filipina
Bank sentral Filipina menaikkan tingkat suku bunga
menaikkan tingkat suku
acuan pada bulan Juni 2018. Peningkatan suku
bunga acuan sebanyak
bunga sepanjang triwulan II tahun 2018 dilakukan
dua kali sepanjang
sebanyak dua kali pada bulan Mei dari 3,0 persen
triwulan II tahun 2018.
menjadi 3,25 persen. Bulan Juni 2018, suku bunga dinaikkan kembali menjadi 3,5 persen. Kenaikan ini didorong oleh depresiasi nilai tukar peso terhadap dolar AS, dan harga komoditas yang meningkat terutama harga minyak.
Bank Sentral Malaysia
memilih untuk
masih mempertahankan
mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat
tingkat suku bunga 3,25
3,25 persen. Bank sentral Malaysia melihat bahwa
persen sedangkan Bank
pertumbuhan Malaysia masih terus menguat dan
Indonesia meningkatkan suku bunga dari 4,75 pada
inflasi masih terjaga stabil. Sementara itu, Bank
bulan mei 2018 menjadi
Indonesia menaikkan suku bunga acuan sepanjang
5,25 pada bulan Juni 2018.
periode triwulan II tahun 2018 dalam rangka menjaga daya saing pasar keuangan domestik, mengantisipasi
ketidakpastian global yang meningkat, dan menyeimbangkan suku bunga terhadap negara lain. Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen pada bulan Mei 2018 dan menjadi 5,25 persen pada bulan Juni 2018.
Tabel 2. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara, Tahun 2018 (persen)
Juni BRIC
Negara Maju
Kawasan Euro
0,00 Amerika Serikat
1,75-2,00 Inggris
-0,1 Sumber: Bloomberg
Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami
depresiasi sepanjang triwulan II tahun 2018, sebagai
depresiasi sepanjang
akibat dari peningkatan suku bunga acuan The Fed
periode triwulan II tahun
untuk yang kedua kalinya sepanjang tahun 2018.
Peningkatan harga minyak dunia juga menyentuh angka tertinggi selama 3 tahun terakhir. Peningkatan harga minyak dunia memberikan dampak tekanan terhadap rupiah, mengingat posisi Indonesia sebagai net importir minyak.
Rubel Rusia juga
Rubel Rusia juga mengalami pelemahan terhadap
mengalami pelemahan
dolar AS sepanjang triwulan II tahun 2018. Hal ini
terhadap dolar AS
didorong oleh harga minyak yang mulai menurun
sepanjang triwulan II tahun 2018.
pada bulan Juni 2018. Selain itu, sanksi baru yang diberikan oleh AS terhadap Rusia juga menjadi faktor pendorong pelemahan rubel terhadap dolar AS seiring banyaknya aliran modal keluar dari Rusia.
Rupee India juga mengalami pelemahan pada bulan
Rupee India juga
Juli 2018. Jika sebelumnya rupee masih mampu
mengalami pelemahan pada bulan Juli 2018.
terapresiasi terhadap dolar AS pada bulan Mei dan Juni 2018. Hal ini sebagai dampak dari sentimen negatif terhadap pertumbuhan global. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia dan impor minyak dunia India yang meningkat, perang dagang antara Tiongkok dan AS, dan aliran modal keluar yang meningkat juga menjadi faktor pelemahan rupee India.
Lira Turki menjadi salah satu mata uang yang
Lira Turki juga salah satu mata uang yang
terdepresiasi paling besar sepanjang triwulan II
terdepresiasi paling besar
tahun 2018. Hal ini sebagai dampak dari suku bunga
sepanjang triwulan II tahun
acuan yang tidak berubah dan tren inflasi yang terus
2018.
meningkat. Faktor geopolitik juga menjadi salah satu faktor dimana AS memberikan sanksi kepada dua perdana menteri Turki terkait penahanan pendeta.
Gambar 3. Apresiasi dan Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD per akhir April-Juli 2018 (%
YtD)
Peso Kolombia
Peso Chili
Sol Peru
Taiwan Dollar
Kyat Myanmar
-7,07 -5,58
Peso Filipina
Won Korea Selatan
Rand Afrika Selatan
-23,28 -22,16 -13,26
Lira Turki
Poundsterling Inggris
Yen Jepang
Yuan China
Rupee India
-1,40 -2,29 -1,98
Rubel Rusia
-16,04 -12,59
Real Brazil
Baht Thailand
Dollar Singapura
Ringgit Malaysia
Rupiah Indonesia
Sumber: Bloomberg
Perkembangan Harga Komoditas Di Pasar Internasional Harga komoditas masih melanjutkan tren yang
Harga komoditas masih dalam tren meningkat
meningkat sepanjang triwulan II tahun 2018
sepanjang triwulan II
terutama harga komoditas energi dan pangan
tahun 2018 terutama
pertanian. Berdasarkan data Pink Sheet Bank Dunia,
harga komoditas energi
pada triwulan II tahun 2018, peningkatan terjadi dan pangan pertanian. pada komoditas batu bara Australia (25,5 persen,
(YoY)), minyak mentah WTI (36,8 persen, (YoY)). Komoditas pertanian seperti kakao dan kopi robusta masing-masing meningkat 32,1 persen (YoY) dan 32,3 persen (YoY). Harga logam dan mineral seperti tembaga juga meningkat 21,2 persen (YoY) dan nikel meningkat 50,8 persen.
Harga batu bara masih
Harga batu bara masih mengalami tren yang terus
mengalami tren yang
meningkat pada triwulan II tahun 2018. Pada
terus meningkat pada
periode ini, harga batu bara Australia mencapai triwulan II tahun 2018. harga tertinggi pada bulan Mei 2018 mencapai
USD105,4. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan di Tiongkok dan Asia Utara. Peningkatan ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang lebih panas daripada biasanya sehingga permintaan untuk mesin pendingin dan industri meningkat.
Harga logam dan mineral juga mengalami
Harga logam dan
peningkatan semenjak awal tahun 2018. Harga nikel
mineral juga mengalami tren yang meningkat
menjadi komoditas dengan peningkatan tertinggi. pada awal tahun 2018. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan
seiring terjadinya penurunan pasokan inventori nikel global terutama Filipina dan Rusia.
Tabel 3. Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih, Tahun 2018 Mei
Q2-2018 (Sampai
2018 dg Mei 2018)
Energi
Coal, Australia
94,2 105,4 99,8 Crude Oil, West Texas
Pangan dan Pertanian
Cocoa
2,6 2,7 2,6 Coffee, robusta
($/kg)
3 3 3 Palm Oil
875 875 875 Rubber*, Singapore/MYS
($/mt)
1,7 1,7 1,7 Sugar, world
($/kg)
0,3 0,3 0,3 Wheat, US SRW
Logam & Mineral
Copper
6851,5 6825,3 6838,4 Iron ore
Perubahan terhadap Inflasi
Unit
Apr-18
Mei-18 periode yang sama tahun lalu
Energi
Coal, Australia
-1,6 11,9 25,5 Crude Oil, West Texas
5 1,3 32,1 Coffe, robusta
55,9 0,9 32,3 Palm Oil
-2,5 -0,6 -6,2 Soybeans
2,3 -2,5 12,4 Woodpulp
0 0 0 Rubber*, Singapore/MYS
-3,8 -2,1 -20,3
Perubahan terhadap Inflasi
Unit
Apr-18
Mei-18 periode yang sama tahun lalu
Sugar, world
2,7 -25,3 Wheat, US SRW
Logam & Mineral
Copper
-0,4 21,2 Iron ore
0 0,5 -0,6 Nickel
-4 20 Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
Harga Minyak Dunia dan Gas Alam Harga minyak mentah dunia masih mengalami
Harga minyak mentah dunia pada triwulan II
peningkatan sepanjang triwulan II tahun 2018.
tahun 2018 masih
Meski sedikit menurun pada bulan Juni 2018 namun
mengalami peningkatan
harga minyak mentah dunia masih diatas USD70. Hal ini didorong oleh masih tingginya permintaan minyak mentah di pasar global terutama negara- negara OECD. Selain itu, komitmen dari negara- negara produsen minyak non-OPEC untuk mengurangi stok minyak mentah global juga menjadi penyebab masih tingginya harga minyak mentah dunia. Faktor lain yang berpengaruh adalah faktor geopolitik seperti sanksi ekonomi terhadap Iran dan Venezuela yang semakin menurunkan prospek pertumbuhan pasokan minyak mentah.
Tren peningkatan harga
Tren peningkatan harga minyak mentah Indonesia
minyak mentah Indonesia
juga mengikuti tren peningkatan harga minyak
juga mengikuti tren
mentah dunia. Di kawasan Asia-Pasifik, permintaan
peningkatan harga minyak mentah dunia.
minyak oleh Tiongkok dan India yang meningkat menyebabkan harga minyak mentah Indonesia masih menguat. Namun demikian, pada bulan Juni harga minyak mentah sedikit menurun karena adanya penurunan permintaan minyak dari jepang minyak oleh Tiongkok dan India yang meningkat menyebabkan harga minyak mentah Indonesia masih menguat. Namun demikian, pada bulan Juni harga minyak mentah sedikit menurun karena adanya penurunan permintaan minyak dari jepang
Tabel 4. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia, Tahun 2017-2018 Rata-rata Bulanan
Harga Minyak Mentah dan
2018 2018 Gas Dunia
Q2 April Mei Juni
Crude Oil (Rata-rata)
58,7 64,6 70,9 68,5 73,1 71,2 Crude Oil; Brent
61,5 66,9 74,9 71,8 77,0 75,9 Crude Oil; Dubai
59,2 64,0 71,4 67,1 73,5 73,6 Crude Oil; WTI
55,4 62,9 67,9 66,3 70,0 67,3 Indonesian Crude Price Oil
58,1 63,1 70,1 67,4 72,5 70,4 Gas Alam (US)
Sumber: Pink Sheet World Bank, Kementerian ESDM, EIA Harga gas alam juga mengalami peningkatan pada
Harga gas alam juga mengalami peningkatan
triwulan II tahun 2018, terutama pada bulan Juni
pada triwulan II tahun
2018 seiring dengan peningkatan permintaan bahan
2018 terutama pada
bakar di pasar global yang meningkat. Peningkatan
bulan Juni 2018.
harga gas juga terkait dengan peningkatan permintaan gas alam karena cuaca yang lebih panas untuk memenuhi kebutuhan untuk mesin pendingin lebih tinggi dan gas alam menjadi sumber untuk kebutuhan tersebut.
Cadangan Devisa Cadangan devisa India pada triwulan II tahun 2018
Peningkatan cadangan devisa India didorong oleh
mengalami peningkatan mencapai USD406,0 pada
kepemilikan aset mata
bulan Juni 2018 dibandingkan dengan posisi pada
uang asing dan emas.
bulan Juni tahun 2017. Peningkatan ini didorong
oleh peningkatan aset mata uang asing dan emas.
Cadangan devisa
Cadangan devisa Tiongkok masih menguat di
Tiongkok masih
tengah perang dagang dengan AS. Hal ini didorong
menguat ditengah
oleh stabilitas pasar valuta asing di Tiongkok,
perang dagang dengan AS.
penguatan dolar AS, dan harga aset yang meningkat. Cadangan devisa Thailand juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi tahun lalu
karena adanya aliran modal masuk yang menyebabkan surplus transaksi berjalan.
Cadangan devisa
Cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan
Indonesia mengalai
pada bulan Juni 2018. Hal ini sebagai akibat dari
penurunan pada bulan
upaya mempertahankan nilai tukar rupiah terhadap
Juni 2018.
dolar AS. Penyebab lain adalah pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya menjaga stabilitas rupiah ditengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral, Tahun 2018 (miliar USD)
Juni'18 % YoY
119,8 -2,7 Malaysia
Sumber: IMF, International Reserve Assets 2018
Perkiraan Ekonomi Dunia
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 masih
global diprediksi tumbuh 3,9
diperkirakan sama dengan proyeksi April 2018
persen tahun 2018 dengan
sebesar 3,9 persen. Perbedaan pertumbuhan
pertumbuhan yang kurang
diantara negara maju seperti AS dan Eropa serta merata.
Jepang semakin melebar, begitu juga negara-negara berkembang. Pertumbuhan negara yang menjadi kurang merata disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan. Hal ini juga mempengaruhi proyeksi pertumbuhan negara- negara berkembang yang semakin tidak merata. Negara berkembang diproyeksi mampu tumbuh 4,9 persen tahun 2018 dan 5,1 persen pada tahun 2019.
Tabel 6. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF, Tahun 2016-2018 WEO-IMF
Realisasi
Perkiraan Perbedaan dg
Kelompok Negara
Juli 2018 2019 Dunia
3,9 0,0 0,0 Negara Maju
2,7 0,0 0,0 Kawasan Eropa
Amerika Serikat
1,9 -0,2 -0,1 Jerman
2,1 -0,3 0,1 Inggris
1,5 -0,2 0,0 Jepang
Negara Berkembang
7,5 -0,1 -0,3 ASEAN-5
5,3 0,0 -0,1 Amerika Latin dan
2,6 -0,4 -0,2
2,5 -0,5 0,0 Sub Sahara Afrika
3,8 0,0 0,1 Afrika Selatan
1,7 0,0 0,0 Sumber: World Economic Outlook, Juli 2018
Pertumbuhan AS
Pertumbuhan AS diperkirakan dalam jangka waktu
diperkirakan menguat
pendek menguat secara sementara dengan
dengan pertumbuhan
pertumbuhan sebesar 2,9 persen pada tahun 2018
sebesar 2,9 persen pada
dan 2,7 persen pada tahun 2019. Stimulus fiskal dan
tahun 2018 dan 2,7 persen pada tahun 2019.
permintaan swasta yang menguat memberikan dampak kepada output yang melampaui potensial dan menurunkan tingkat pengangguran, serta tekanan inflasi. Impor juga meningkat seiring dengan peningkatan permintaan domestik. Hal ini mendorong peningkatan defisit transaksi berjalan dan memperlebar ketidakseimbangan global.
Pertumbuhan kawasan
Pertumbuhan kawasan Eropa diproyeksi mengalami
Eropa diproyeksi mengalami
perlambatan dari 2,4 persen tahun 2017 menjadi 2,2
perlambatan dari 2,4 persen
persen tahun 2018 dan 1,9 persen tahun 2019. Hal
tahun 2017 menjadi 2,2
ini seiring dengan pertumbuhan beberapa negara
persen tahun 2018 dan 1,9 persen tahun 2019.
seperti Jerman, Perancis, dan Italia yang diproyeksi menurun setelah aktivitas ekonomi pada triwulan I
tahun 2018 yang melambat. Selain itu, kondisi pengetatan moneter dan kondisi politik yang tidak pasti juga memberikan pengaruh terhadap perekonomian kawasan Eropa.
Pertumbuhan ekonomi Jepang diprediksi melambat
Pertumbuhan ekonomi
Jepang diprediksi turun
menjadi 1,0 persen pada tahun 2018. Perlambatan
menjadi 1,0 persen pada
konsumsi dan investasi menjadi penyebab
tahun 2018.
perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi diperkirakan menguat pada tahun 2019 didorong oleh konsumsi, ekspor, dan investasi.
Pertumbuhan ekonomi
Ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh melambat
Tiongkok diperkirakan
dari 6,9 persen tahun 2017 menjadi 6,6 persen pada
tumbuh melambat dari 6,9
tahun 2018 dan 6,4 persen pada tahun 2019.
persen tahun 2017
Pertumbuhan moderat ekonomi Tiongkok pada
menjadi 6,6 persen pada tahun 2018 dan 6,4 persen
tahun 2018 dan 2019 disebabkan oleh beberapa
pada tahun 2019.
faktor diantaranya kebijakan pengetatan pada sektor keuangan dan permintaan eksternal yang diperkirakan melambat.
Perekonomian kawasan
Perekonomian kawasan Amerika Latin diperkirakan
Amerika Latin diperkirakan
tumbuh dari 1,3 persen pada tahun 2017 menjadi
tumbuh dari 1,3 persen
1,6 persen pada tahun 2018 dan lebih lanjut terus
pada tahun 2017
meningkat pada tahun 2019 sebesar 2,6 persen.
meningkat menjadi 1,6 persen pada tahun 2018
Peningkatan harga komoditas yang terjadi
dan lebih lanjut terus
mendorong
pertumbuhan negara-negara
meningkat pada tahun
pengekspor komoditas di kawasan ini. Penurunan
2019 sebesar 2,6 persen.
outlook
April tahun 2018 menggambarkan kondisi risiko yang dihadapi beberapa negara di kawasan ini seperti kondisi pasar keuangan yang mengalami pengetatan di Argentina, ketidakpastian politik di Brazil, dan tensi ketidakpastian perdagangan (renegosiasi NAFTA) di Meksiko, dan penurunan produksi minyak di Venezuela.
dari
bulan
Kawasan Sub-Sahara
Pertumbuhan ekonomi di kawasan Sub-Sahara
Afrika diproyeksikan
Afrika terus mengalami peningkatan. Hal ini
tumbuh meningkat dari
didukung oleh peningkatan harga komoditas.
2,8 persen pada tahun
Kawasan Sub-Sahara Afrika diproyeksikan tumbuh
2017 menjadi 3,4 persen pada tahun 2018 dan
meningkat dari 2,8 persen pada tahun 2017 menjadi
3,8 persen tahun 2019.
3,4 persen pada tahun 2018 dan 3,8 persen tahun 2019. Perbaikan juga diprediksi terjadi pada perekonomian Nigeria yang mampu tumbuh dari 0,8 persen tahun 2017 menjadi 2,1 persen tahun 2018 dan 2,3 persen 2019 didukung oleh peningkatan harga minyak. Pertumbuhan Afrika Selatan diperkirakan juga meningkat karena perbaikan yang terus terjadi dengan kepemimpinan baru yang mendorong penguatan investasi.
Tabel 7. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB, Tahun 2017-2019 (YoY) Pertumbuhan PDB (%)
Asia Timur
Asia Selatan
India
Pertumbuhan PDB (%) Perkiraan
4,1 Sumber: Asia Development Outlook Suplement Juli 2018
Risiko Global
Risiko pada triwulan II tahun
Pada triwulan II tahun 2018, risiko global cenderung
2018 memiliki tendensi
lebih kepada risiko negatif baik dalam jangka pendek
pada risiko negatif yang
maupun jangka panjang. Risiko keuangan menjadi
lebih besar.
sorotan seiring dengan ekspektasi kebijakan moneter, tensi perdagangan, dan ketidakpastian politik yang meningkat. Tingkat inflasi di AS yang menguat juga memberikan ekspektasi terhadap peningkatan suku bunga AS yang memicu aliran modal keluar dari negara-negara berkembang. Selain itu, koordinasi antar pemangku kebijakan di Tiongkok untuk menurunkan pertumbuhan kredit meningkatkan risiko negatif pada aktivitas ekonomi.
Peningkatan harga
Risiko positif dalam periode ke depan masih
komoditas yang masih
tertutupi secara dominan oleh risiko negatif.
terjadi masih mendorong
Tendensi risiko masih lebih berat kepada risiko
pertumbuhan negara-
negatif pada triwulan II tahun 2018. Namun
negara berkembang khususnya pengekspor
demikian, peningkatan harga komoditas yang masih komoditas. terjadi masih mendorong pertumbuhan negara- negara berkembang khususnya
pengekspor komoditas. Kebijakan pengetatan moneter yang masih ditunda karena tekanan inflasi rendah juga menjadi salah satu risiko positif pada triwulan II tahun 2018.
PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun
tumbuh sebesar 5,3 persen
2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY),
(YoY) pada triwulan II tahun
lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017
maupun triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi perekonomian global yang mengalami peningkatan, meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat, meningkatnya konsumsi pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa.
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2015-Triwulan II Tahun 2018 (persen)
Sumber: Badan Pusat Statistik Dari sisi lapangan usaha, Industri Pengolahan yang
Industri Pengolahan tumbuh
merupakan sektor dengan proporsi terbesar
sebesar 4,0 persen (YoY).
terhadap PDB tumbuh sebesar 4,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,6 persen (YoY), namun tumbuh lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 3,5 persen (YoY). Kinerja ini dipengaruhi oleh melambatnya kinerja beberapa industri utama, seperti industri Makanan dan Minuman.
(i) Industri Makan dan Minuman tumbuh sebesar 8,7 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 12,8 persen (YoY), namun meningkat dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,5 persen (YoY). Kinerja ini didorong oleh peningkatan produksi minyak kelapa sawit (CPO). (ii) Industri Alat Angkutan tumbuh sebesar 3,1 persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,8 persen (YoY), namun lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan II tahun 2017 yang masing besarnya 0,6 persen (YoY). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan produksi motor.
(iii) Industri Tekstil dan Pakaian Jadi tumbuh sebesar 6,4 persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang besarnya 7,4 persen (YoY), namun lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 3,8 persen (YoY). (iv) Industri Batubara dan Pengilangan Migas tumbuh sebesar 0,3 persen (YoY), relatif sedikit menurun dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 0,4 persen (YoY), namun tumbuh lebih cepat dari triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan Industri Batubara dan Pengilangan Migas tersebut didukung oleh peningkatan produksi kilang bahan bakar minyak (BBM).
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada triwulan
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tumbuh lebih
II tahun 2018 tumbuh sebesar 4,8 persen (YoY), lebih
cepat yaitu sebesar 4,8
cepat dari triwulan sebelumnya maupun triwulan II
persen (YoY).
tahun 2017 yang masing-masing besarnya 3,2 persen (YoY) dan 3,3 persen (YoY). Kinerja tersebut didorong oleh Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) seiring dengan meningkatnya produksi tanaman pangan dan tanaman holtikultura seiring dengan adanya panen raya. Sementara itu, Perikanan tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang sebesar
5,5 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,4 persen (YoY). Kinerja Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada triwulan
II tahun 2018 tersebut dipengaruhi oleh faktor musiman.
Perdagangan Besar dan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor tumbuh sebesar 5,2 persen (YoY)
Sepeda Motor tumbuh lebih
pada triwulan II tahun 2018. Pertumbuhan tersebut
cepat dari periode yang sama tahun sebelumnya.
lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang sebesar 3,5 persen (YoY). Kinerja tersebut dipengaruhi oleh Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh sebesar 5,4 persen atau lebih cepat dari triwulan sebelumnya maupun triwulan II tahun 2017. Sementara itu, Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya tumbuh sebesar 4,4 persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang besarnya 5,9 persen (YoY) namun lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 3,5 persen (YoY). Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tersebut didorong oleh peningkatan produksi dan impor.
Pada triwulan II tahun 2018, Konstruksi tumbuh
Konstruksi tumbuh melambat yaitu sebesar
sebesar 5,7 persen (YoY), melambat dari triwulan I
5,7 persen (YoY).
tahun 2018 yang sebesar 7,4 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang sebesar 6,9 persen (YoY). Kinerja ini dipengaruhi oleh realisasi pengadaan semen dan peningkatan pendapatan beberapa perusahaan konstruksi BUMN serta peningkatan indeks nilai konstruksi.
Sektor Informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 6,1 persen (YoY), melambat dibandingkan triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY) dan 11,1 persen (YoY). Sementara itu, Transportasi dan Pergudangan Sektor Informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 6,1 persen (YoY), melambat dibandingkan triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY) dan 11,1 persen (YoY). Sementara itu, Transportasi dan Pergudangan
Informasi dan
berbeda dari triwulan sebelumnya, namun sedikit
komunikasi serta Transportasi dan
lebih lambat dari triwulan II tahun 2017 yang
Pergudangan tumbuh
sebesar 8,8 persen (YoY). Kinerja Transportasi dan
sebesar 6,1 persen (YoY)
Pergudangan pada triwulan II tahun 2018
dan 8,6 persen (YoY).
dipengaruhi oleh adanya penambahan frekuensi perjalanan dan dioperasikannya layanan pendukung baru masa lebaran.
Pada triwulan II tahun 2018, Pertambangan dan
Pertambangan dan
Penggalian tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY), lebih
Penggalian tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY).
tinggi dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017 yang masing-masing sebesar 0,7 persen (YoY) dan 2,1 persen (YoY). Hal ini didorong oleh meningkatnya produksi kilang bahan bakar minyak (BBM).
Tabel 8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017 –Triwulan II Tahun 2018 Menurut
Lapangan Usaha (YoY)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2,8 2,2 3,3 4,8 Pertambangan dan Penggalian
1,8 0,1 0,7 2,2 Industri Pengolahan
4,8 4,5 4,6 4,0 Pengadaan Listrik dan Gas
4,9 2,3 3,3 7,6 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
4,8 5,5 3,6 3,9 dan Daur Ulang
7,0 7,2 7,4 5,7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
5,2 4,5 4,9 5,2 Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
8,9 8,2 8,6 8,6 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
5,7 5,5 5,5 5,7 Informasi dan Komunikasi
8,8 9,0 8,5 6,1 Jasa Keuangan dan Asuransi
6,2 3,8 4,3 3,0 Real Estate
3,6 3,7 3,2 3,1 Jasa Perusahaan
9,4 9,2 8,0 8,9 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
0,7 6,9 5,8 7,2 Jasa Pendidikan
3,6 5,9 4,8 4,9 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
7,5 6,3 6,1 7,1 Jasa lainnya
Produk Domestik Bruto
Sumber: Badan Pusat Statistik
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar
Jasa Kesehatan dan
7,1 persen (YoY), lebih cepat dari triwulan I tahun
Kegiatan Sosial dan Makan Minum serta Jasa Keuangan
2018 yang besarnya 6,1 persen (YoY) maupun
dan Asuransi sebesar 7,1
triwulan II tahun 2017 yang besarnya 6,3 persen
persen (YoY) dan 3,0 persen
(YoY). Sementara itu, Jasa Keuangan dan Asuransi
(YoY).
tumbuh sebesar 3,0 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya 4,3 persen
(YoY) dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY).
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Real estate;
sebesar 5,7 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan
dan Pengadaan Listrik dan
triwulan I tahun 2018 yang besarnya 5,5 persen
Gas tumbuh masing-masing
(YoY) namun relatif tidak berubah dibandingkan
sebesar 5,7 persen (YoY);
dengan triwulan II tahun 2017. Sementara itu, real
3,1 persen (YoY); dan 7,6 persen (YoY).
estate tumbuh sebesar 3,1 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2018 yang masing-masing besarnya 3,2 persen (YoY)
dan 3,7 persen (YoY). Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 7,6 persen (YoY), meningkat signifikan dari pertumbuhan triwulan I tahun 2018 yang sebesar 3,3 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif sebesar -2,5 persen (YoY).
Jasa Pendidikan dan Jasa
Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY)
Perusahaan masing-masing
pada triwulan II tahun 2018, lebih tinggi dari
tumbuh sebesar 4,9 persen
triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 4,8 dan
(YoY) dan 8,9 persen (YoY)
meningkat signifikan dari triwulan II tahun 2017
pada triwulan II tahun 2018.
yang tumbuh sebesar 0,9 persen (YoY). Jasa Perusahaan tumbuh sebesar 8,9 persen (YoY), lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 8,0 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,2 persen (YoY).
Administrasi Pemerintahan,
Di sisi lain, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
Pertahanan dan Jaminan
dan Jaminan sosial tumbuh sebesar 7,2 persen (YoY)
sosial tumbuh sebesar 7,2
pada triwulan II tahun 2018, meningkat dari
persen (YoY).
triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,8 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif.
Konsumsi Rumah Tangga
Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga yang
yang menjadi sumber
menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi,
utama pertumbuhan PDB
tumbuh sebesar 5,1 persen (YoY). Kinerja tersebut
tumbuh sebesar 5,1 persen
membaik dari triwulan I tahun 2018 maupun
(YoY).
triwulan II tahun 2017 yang masing-masing tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didorong oleh cairnya tunjangan hari raya, tunjangan gaji dan tunjangan kinerja pada triwulan
II tahun 2018. Selain itu, juga didukung oleh meningkatnya bantuan sosial tunai pemerintah yang tumbuh sebesar 61,7 persen, lebih cepat dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 18,6 persen.
Makanan dan Minuman Selain Restoran yang merupakan komponen terbesar Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh lebih tinggi pada triwulan II tahun 2018. Transportasi dan Komunikasi yang merupakan komponen terbesar kedua dalam Konsumsi Rumah Tangga juga tumbuh lebih tinggi. Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 4,8 persen (YoY).
Tabel 9. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017 –Triwulan II Tahun 2018 (Persen)
Menurut Jenis Pengeluaran (YoY)
2018 Jenis Pengeluaran
5,0 4,9 5,1 Pengeluaran Konsumsi LNPRT
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
5,2 8,1 8,7 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3,8 2,7 5,3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
7,3 7,9 5,9 Ekspor Barang dan Jasa
8,5 6,1 7,7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa
Produk Domestik Bruto
Sumber : Badan Pusat Statistik
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh
PMTB tumbuh sebesar 5,9
sebesar 5,9 persen (YoY) atau melambat dari
persen (YoY) atau melambat dari triwulan sebelumnya.
triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 7,9 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh hampir seluruh jenis barang modal kecuali Produk Kekayaan Intelektual. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang berlangsung di beberapa daerah, baik pembangunan baru maupun lanjutan dari pembangunan periode sebelumnya memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan PMTB.
Investasi bangunan tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya 6,2 persen (YoY) dan dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 6,1 persen (YoY). Mesin dan Perlengkapan tumbuh sebesar 22,7 persen (YoY), sedikit melambat dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya 23,7 persen (YoY), namun meningkat signifikan dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif yaitu -2,2 persen (YoY). Pertumbuhan investasi berupa Mesin dan Perlengkapan seiring dengan meningkatnya produksi domestik dan impor.
Konsumsi Pemerintah pada
Konsumsi Pemerintah pada triwulan II tahun 2018
triwulan II tahun 2018
tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), meningkat cukup
meningkat cukup signifikan .
signifikan dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,7 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif yaitu sebesar -1,9 persen (YoY). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi belanja bantuan sosial dan barang, yaitu masing-masing meningkat sebesar 67,6 persen (YoY) dan 8,0 persen (YoY).
Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 7,7 persen
Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 7,7 persen
(YoY), lebih cepat dibandingkan triwulan I tahun
(YoY).
2018 dan triwulan II tahun 2017 yang masing-masing besarnya 6,1 persen (YoY) dan 2,8 persen (YoY).
Pertumbuhan yang lebih cepat ini didorong oleh meningkatnya nilai dan volume baik ekspor nonmigas maupun migas. Hal ini terutama dipengaruhi oleh harga komoditas yang masih meningkat serta perekonomian negara mitra dagang utama yang tumbuh positif.
Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 15,2 persen tumbuh sebesar 15,2
Impor Barang dan Jasa
(YoY), lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang
persen (YoY) .
tumbuh sebesar 12,7 persen (YoY) maupun triwulan
II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 0,2 persen (YoY). Impor Barang tumbuh sebesar 17,0 persen (YoY), meningkat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 13,1 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 0,2 persen (YoY). Peningkatan ini didorong oleh peningkatan impor migas yang tumbuh sebesar 7,1 persen (YoY) maupun impor nonmigas yang tumbuh sebesar 19,4 persen (YoY).
Di sisi lain, impor Jasa tumbuh sebesar 4,3 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 9,7 persen (YoY), meskipun lebih tinggi dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh 0,5 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut seiring dengan meningkatnya impor jasa angkutan untuk ekspor dan impor barang. Selain itu, terjadi peningkatan jumlah wisatawan nasional dan devisa yang keluar.
Konsumsi Lembaga Non-
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani
Profit yang Melayani Rumah
Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh sebesar 8,7 persen
Tangga (LNPRT) tumbuh 8,7
(YoY) pada triwulan II tahun 2018, lebih tinggi dari
persen (YoY) .
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,1
persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kegitan pemilihan kepala daerah