Penagaruh Kebisingan Terhadap Ingatan

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP

INGATAN

Disusun oleh :
HaulaNoor

0071020108

F AKUL TAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
1425 H/2004 M

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP INGAT AN

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai 'Gelar
Sarjana Psikologi

Oleh:
Haula Noor


0071020108

Di bawah bimbingan
Pembimbing I
\

Pembimbin··.·.g II

セ@
Dr. Lily Suravva Ekaputri

Drs. Ase

[セ@ イオセョゥ@

')

Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah

Jakarta
1425 H/2004 M

Psi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP INGATAN",
telah diujikan dalam Sidang Skripsi Fakultas Psikologi

UTN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 09 September 2004. skripsi ini telah di terima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada Fakultas
Psikologi.

Jakarta, 09 September 2004

.


Sidang skripsi

D an/
Ketua Me ngkap Anggota

Pembantu Dekan/
Sekretaris Mer gimp Anggota

I

Dra. ff. Net -Iartati M. Si
NIP. 1sz 15 938

Dra. ff. Zahrotu
NIP. 15

Anggota

セ@


Ors. Sofiandy Zakaria, M. Psi.
Penguji T

Dr. Lily Surawa Ekaputri
Pembimbing I

i::

'\ Dr. Lily Surayya Ekaputri
Penguji II

セj|H@

Ors. Asen Haerul Gani, Psi
Pembimbing ll

UN'l'UKi Jil.\Jlio\H セッ|nV@

'f iDo\Ki PE&No\H HiLo\N6 Dt\&i
iNG.\'fo\N


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil'alamiin terucap syukur tak terhingga kepada penguasa
manusia Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah memberikan kita secercah cahaya untuk
mengarungi hidup hingga saat ini.
Penelitian ini bertujuan agar masyarakat dapat menanggulangi stres
lingkungan yang diakibatkan kebisingan dan agar masyarakat mengetahui
pengaruhnya terhadap ingatan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan
sumbangan ilmiah bagi perkembangan Psikologi khususnya Psikologi Kognitif dan
Lingkungan.
Untuk dua orang yang teramat istimewa, Ayah dan Umi tersayang, ucapan
terima kasih takkan cukup untuk tiap tetes keringat dan do'anya, untuk perhatian dan
dorongan yang akan selalu penulis ingat.
Teriring ucapan terima kasih yang amat dalam kepada kedua dosen
pembimbing lbu Dr. Lily Surayya Ekaputri (Pembimbing I) dan Bapak D1·s. Asep

Haerul Gaui,Psi (Pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan berupa kritik
serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Bersama ini pula izinkan penulis berterima kasih kepada :
1. lbu Dra. Hj. Netty Hartati M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN
SyarifHidayatullah.
2. Bapak Drs. Akhmad Baidun l\'I. Si, selaku dosen Pembimbing Akademik.
Terima kasih atas bimbingannya.
3. Para dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan bekal berupa ilmu yang
bermanfaat kepada Penulis.
4. Bapak Ir. Wisnu Eka Y, atas izin dan masukan-masukannya yang sangat
membantu dan para staf Laboratorium Kebisingan dan Getaran Pusarpedal
khususnya Bang Zoe! "terima kasih banyak semua".
5. Adik-adikku tersayang, Anas "terima kasih atas tawaran ngetiknya". Maulida
"terima kasih udah mau nemenin Teteh begadang". Both 1>fyou always make

me happy.
6. Sahabat sekaligus Saudara "Ai" terima kasih atas segala bantuan yang
diberikan kepada Penulis.
7. Tidak pernah lupa untuk Tuwan Pntri yang selalu bersedia menyerahkan
"anak"nya untuk dianiaya. Winy, yang selalu memberi semangat, K Bowo

atas bantuannya, Syahid "Kapan nyusul?", Zee atas kebaikannya, temanteman Gang Bacang yang sama-sama tegang tetapi tetap bersemangat, Teh

Aas "Terus berjuang dan jangan pernah menyerah" dan seluruh teman-teman
angkatan 2000 "I miss you all!".
8. Master Saeho dan keluarga, terima kasih atas kebaikan yang diberikan
selama ini "Master, akhirnya Lola selesai!". K Yanto, untuk penginapannya.
9. Teman-teman Fakultas Sains dan Teknologi yang sudah bersedia direpotkan
untuk menjadi sampel.
I 0. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Skripsi ini banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diperlukan untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya walaupun memang
tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semoga bermanfaat.

Jazakumullah khairan katsira

Jakarta, 30 Agustus 2004

Penulis

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi
(B) Agustus 2004
(C)Haula Noor
(D)PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP INGA TAN
(E) ix+83 halaman
(F) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pernyataan bahwa ada sebagian orang yang
merasa terganggu apabila belajar di lingkungan yang bising dan ada sebagian
orang lagi yang tidak merasa terganggu apabila belajar dalam keadaan bising.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan, apakah kebisingan dapat
mempengaruhi ingatan?
Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan
Kimia tingkat I kelas A dan B. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 32
orang dengan menggunakan tekhnik probability sampling yaitu earn pengambilan
sampel berdasarkan probabilitas atau peluang artinya bahwa setiap anggota
populasi yang tennasuk dalam sampel mempunyai peluang yang sama.
Selanjutnya sampel tersebut dibagi ke dalam 4 kelompok eksperimen.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kebisingan Pusarpedal Puspiptek Serpong
Tangerang. Penelitian dilaksanakan selama dua hari. Kebisingan yang
dipergunakan adalah pure tone yaitu nada tunggal yang dihasilkan oleh Omny

Source Speaker (sumber suara) dan alat-alat lainnya yang telah ada di
laboratorium sendiri, selain itu peneliti juga menggunakan instrumen penelitian
berupa nonsense syllables yaitu kumpulan hurufyang tidak bennakna untuk
diingat dan kertas folio kosong yang dijadikan untuk media untuk menulis (recall)
apa yang sudah mereka ingat.
Penelitian ini masih banyak memiliki kekurangan-kekurangan seperti kurangnya
kontrol pada variabel-variabel yang dapat mempengaruhi basil penelitian, seperti
kesadaran subjek sedang dalam penelitian, inteligensi, tempat tinggal, kebiasaan
belajar subjek, dan faktor eksternal serta internal lain yang terdapat dalam diri
subjek.
Adapun kontrol pada variabel-variabel yang dapat mempengaruhi basil penelitian
adalah:
I. Suara-suara selain kebisingan yang diberikan yang hadir ketika penelitian
dikontrol dengan eliminasi.
2. Kebiasaan subjek menghafal dalam keadaan bising dikontrol dengan
differential selection yaitu pemisahan secara random.
3. l:n1osi subjek dikontrol dengan randon1isasi.

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dengan menggunakan Analisa
Varians (Anova), hasil penelitian menunjukkan nilai F sebesar 2,862 lebih besar

dari pada harga F table sebesar 2,72 (F hitung > F table) pada tarafsignifikansi a
0.05, artinya terdapat pengaruh kebisingan terhadap ingatan.

(G) Bahan Bacaan: 46 (1947-2004)

DAFTARISI

KATA PENGANTAR' ......................................................................... .
ABSTRAK ............................................................................................
DAFTAR ISi

....... . .

.......................... ....... .......

IV

v

DAFTAR TABEL ........... .


Vlll

DAFTAR GAMBAR

IX

BAB 1 PENDAHULUAN

1

1.1.

Latar belakang masalah

I

1.2.

Pembatasan masalah ......... .

5

1. 3.

Perumusan masalah .. .

6

14.

Tujuan dan manfaat penelitian .............. .

6

1.5.

Sistematika penulisan ............................................. .

7

1.6.

Teknik penulisan ................................................... .

7

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................. 8
2. I.

2.2.

lngatan

8

2. I. I. Penelitian pertama mengenai ingatan .. . .. . .. . .. . .. .

8

2.1.2. Definisi ingatan .. . .. . .. . ... . .. . .. . .. ... ... . .. . ... . .. .

9

2.1.3. Model-model ingatan manusia ...............

10

2.1.4. Proses ingatan ............................................ .

16

2.1.5. Lupa pada ingatan ................................... .

20

2.1.6. Meningkatkan daya ingat .

24

2. 1. 7. Memori Konstruktif ........... .

27

2.1.8. Memori implisit

29

Kebisingan .

32

2.2.1. Definisi kebisingan

32

2.2.2. Sumber-sumber kebisingan .......... .

34

2.2.3. Ragam dan jenis kebisingan .

36

2.2.4. Skala desibel ..........................................................

39

2.2.5. Karakteristik bising ...............................................

40

2.2.6. Pengaruh kebisil).gan terhadap manusia ................

41

2.2.7. Usaha pengendalian kebisingan ............................

49

2.2.8. Temuan Para Ahli .................................................

56

2.3.

Dugaan pengaruh kebisingan terhadap ingatan ................

59

2.4.

Hipotesa .............................................................................

60

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 61
3.1.

Subjek penelitian ...............................................................

61

3.1.1. Kriteria subjek penelitian ......................................

61

3.1.2. Sampling ...............................................................

61

3.1.3. Teknik penentuan kelompok .................................

62

Variabel-variabel penelitian ..............................................

62

3 .2.1. Variabel bebas (Independent Variabel) ... ...... ... .....

62

3 .2.2. Variabel terpengaruh (Dependent Variabel) ... ......

62

3.2.3. Variabel Ekstraneous ............................................

63

3.2.4. Kontrol ..................................................................

63

Rancangan eksperimen ......................................................

64

3.4.

Aparatus penelitian ................................................

64

3.5.

Denah eksperimen .................................................

65

3.6.

Prosedur penelitian ................................................

66

3.7.

Teknik analisa statistik ..........................................

72

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................

73

3.2.

3.3.

4.1.

4.2.

Gambaran umum responden .............................................

73

4.1.1. Identitas responden.................................................

73

4.1.2. Penyebaran nilai responden....................................

75

Hasil utama penelitian .......................................................

79

BAB 5 PENUTUP .....•.•.••.••.•.••.•..••.•.....•.•..••.•..•.••.•.•.••.•..•..••.•..•.••.•.....•....•

80

5.1. Kesimpulan ...........................................................................

80

5 .2. Diskusi ..................................................................................

80

5.3. Saran......................................................................................

83

DAFTAR PUSTAKA
LAMP IRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe-tipe kebisingan lingkungan ...............................................

34

Tabel 2.2 Beberapa akibat kebisingan ......................................................

46

Tabel 2.3 Intensitas kebisingan yang diperbolehkan dalam jam ...............

55

Tabel 2.4 Baku tingkat kebisingan ............................................................

55

Tabel 3.1 Prosedur penelitian ....................................................................

71

Tabel 4.1 Identitas responden ...................................................................

73

Tabel 4.2 Penyebaran nilai kelompok eksperimen 1 ................................

75

Tabel 4.3 Penyebaran nilai kelompok eksperimen 2 ................................

75

Tabel 4.4 Penyebaran nilai kelompok eksperimen 3 ................................

76

Tabel 4.5 Penyebaran nilai kelompok eksperimen 4 ................................

77

Tabel 4.6 Penyebaran nilai setiap kelompok .............................................

77

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses ingatan........................................................................

17

Gambar 2.2 Tiga komponen ingatan.........................................................

17

Garn bar 2.3 Proses ingatan Munro............................................................

18

Gambar 2.4 Proses ingatan Atkinson-Shiffrin ..........................................

19

Gambar 2.5 Proses ingatan Baddeley........................................................

19

Gambar 2.6 Perkiraan pengukuran decibel ..............................................

40

Gambar 3.1 Rancangan Counterbalanced design ...................................

64

Gambar 3.2 Denah eksperimen ................................................................

65

BABl

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAK.ANG l\1ASALAH
Kebisingan merupakan salah satu pencemar yang berasal dari penerapan

teknologi. Sumber kebisingan bennacam-macam, misalnya mesin pabrik, pesawat
1erbang, lalu-Iintas jalan raya, kereta api, peralatan kantor, dan peralatan rumah
tangga yang digunakan sehari-hari. Burrows (dalam Sanders & McCormick, 1987)
mendefiniskan kebisingan sebagai suatu stimuli auditori yang tidak berhubungan
dengan aktivitas yang sedang dilakukan. Kebisingan mempengaruhi penampilan
seseorang sesuai dengan tingkat paparan yang diterima. Pada tingkat paparan yang
berlebihan kebisingan dapat mengakibatkan penurunan perfonnans (Broadbent dalam
Hartley & Adams, 1974), sedangkan tingkat paparan yang moderat kebisingan justru
dapat meningkatkan performans (Davies & Hockey dalam Hartley & Adams, 1974 ).
Sebagai kebisingan, suara dipandang menjengkelkan dan mengganggu
apabila datang secara tidak terduga dan tidak pada tempatnya. Oleh karena itu,
kebisingan yang mengganggu penduduk kota bukan berasal dari kantor, toko, atau
pabrik, sebab di tempat umum seperti itu orang memang sudah menduga suara-suara
semacam itu. Suara yang menimbulkan ketegangan paling berat adalah kebisingan

2

yang memasuki benteng terakbir kebebasan individu yang runtuh dalam dunia yang
penuh sesak, yaitu rumah tinggal (Tanner, 1976).
Intensitas suara mencerminkan tinggi rendahnya gelombang suara yang
memukul telinga. Oleh karena itu energi suara yang dapat didengar oleh telinga
manusia mempunyai kisaran yang sangat besar, yaitu 0,00002-200 Pascal, maka
dibuatlah skala logaritma untuk menggambarkan intensitas suara tersebut yang
dikenal dengan decibel (dB). Dengan skala ini kisaran intensitas suara yang dapat
di den gar oleh telinga manusia adalah 0-140 dB (Davis & Cornwell, 1985).
Gangguan yang dapat ditimbulkan oleh kebisingan adalah sesuai dengan
tingkat paparan terhadap intensitas kebisingan. Suara yang secara fisik maupun
psikologis membahayakan, yang untuk selanjutnya disebut kebisingan, menurut
Bailey ( 1982) adalah intensitas di atas 100 dB. Suara bi sing lebih banyak bersumber
dari lingkungan buatan daripada lingkungan alamiah. Ledakan gunung meletus,
gempa bumi atau suara angin puyuh adalah beberapa contoh dari kebisingan alamiah.
Kebisingan dari lingkungan buatan lebih banyak lagi jenisnya.
Kebisingan dari lingkungan buatan yang sudah banyak diteliti karena
dianggap banyak menimbulkan gangguan pada manusia adalah kebisingan lalu lintas
(kendaraan bennotor di jalan raya yang padat, kereta api ekspres, pesawat udara
jumbo jet) dan tempat kerja (mesin-mesin pabrik, ledakan-ledakan di pertambangan).
Raloff ( 1982), misalnya, tel ah mencatat bahwa karyawan dalam bi dang konstruksi
harus mendengar suara sampai 100 dB, mekanik pesawat udara 88-120 dB, dan
pekerja tam bang batu bara 94-104 dB. Semuanya itu bi la terjadi berkepanjangan akan

3

mengakibatkan gangguan pendengaran (Fisher et al, 1984: I 03 dalam Sarlito,
1995:96).
Akan tetapi suara memperingatkan kita tentang apa yang terjadi. Ketika kita
hendak tidur, persepsi suara kita merupakan pintu yang ditutup paling akhir, dan
pertama terbuka saat kita terjaga. Bahkan saat kita tidur, otak akan terjaga oleh suarasuara kunci tertentu. Seorang ibu terbangun ketika bayinya menangis. Orang-orang
pada umumnya cepat terjaga oleh suara yang menyebut namanya (Russel, 2003).
Pada umumnya, adalah suatu hal yang wajar bila kita menyukai kedamaian
dan ketenangan dalam mengerjakan sesuatu khususnya belajar karena ada sebagian
orang menyukai belajar di lingkungan yang tenang dan sebai,>ian lagi menyukai
belajar di lingkungan yang ramai. Secara umum belajar adalah setiap perubahan
tingkah laku yang relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau
pengalaman yang berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak berhubungan
dengan kemasakan, motivasi, kelelahan, adaptasi, dan sensitivitas organisme.
Pembicaraan masalah belajar tidak dapat terlepas dari masalah memori, karena
konsepsi belajar dan memori saling berkaitan erat, dan hasil belajar haruslah dapat
disimpan dan dipelihara dalam memori agar kelak dapat digunakan atau
dimanfaatkan.
Sistem memori manusia dapat dijelaskan oleh model paradii,>ma Atkinson dan
Shiffrin yang telah disempumakan oleh Tulving dan Madigan (Sol so, 1991 ). Dalam
model ini, terdapat tiga sistem penyimpanan, yaitu register sensori, memori jangka
pendek dan memori jangka panjang. Input yang baru masuk diterima dalam register

4

sensori dalam beberapa saat, kemudian diteruskan ke memori jangka pendek. Agar
informasi tersebut bisa ditahan lebih lama lagi, maka dilakukan pengulangan dan
elaborasi melalui proses yang lebih dalam lagi. Setelah di proses dalam memori
jangka pendek, informasi dikeluarkan dalam wujud respons atau kemungkinan
diteruskan ke dalam memori jangka panjang. Dalam proses ini terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi, antara lain faktor-faktor jasmani, usia, emosi, dan afeksi.
Bebunyian frekuensi tinggi menyusun harmonik tinggi yaitu timbre ( warna
suara). Suara yang kaya atau miskin pada frekuensi tinggi, tidak sama -karena itu
jangan sampai dikacaukan pengertiannya -dengan yang bernada tinggi atau rendah.
Pengalaman yang tidak menyenangkan saat terpapar oleh suara bernada tinggi yang
menyakitkan dan "tak layak dengar" (unlistenable) mungkin membuat kita tidak suka
dengan semua bebunyian (frekuensi) tinggi. Kita harus paham bahwa suara yang
sangat mengganggu itu adalah karena terlalu "sempif', atau miskin frekuensi rendah
maupun tinggi. Paradoksnya, suara-suara itu terdengar berbunyi tinggi justru karena
(frekuensinya) tidak cukup tinggi (Madaule, 2002).
Suara-suara bernada rendah dengan kandungan frekuensi tinggi yang sedikit,
terdengar tidak hidup, membosankan, dan monoton -bukannya terdengar rendah.
Suara-suara ini hanya sedikit "mengisi baterai'' otak, dan malah mengonsumsi energi
lebih banyak daripada yang diberikannya sehingga melelahkan pembicaranya. Bagi
pendengar, suara jenis ini juga hanya memberi sedikit energi untuk membantu telinga
dan otak memproses informasi verbal tersebut. Akibatnya, pendengar merasa lelah
dan mungkin bahkan tertidur (Madaule, 2002).

5

Pendapat mengenai batas intensitas kebisingan yang berdampak negatif, yaitu
suara yang menimbulkan ketidaknyamanan, rasa terganggu, dan rasa tidak senang
sangat bervariasi. Aspek kognitif yang terpengaruh meliputi timbulnya gangguan
konsentrasi, berpikir dan mengingat. Terganggunya aspek memori nampak dalam
bentuk menurunnya kemampuan mengingat, menjadi bingung dan lupa, sedangkan
menurunnya penampilan

ォ・セェ。@

ditandai dengan proses kerja yang lebih lamban.

Akan tetapi akibat kelebihan beban ini, kita belajar mengabaikan banyak
suara di sekeiiling kita, dan kehilangan banyak ha! yang dapat memberi kita
kesenangan dan informasi. lni memang terlalu buruk-sebab terdapat kebijakan dalam
mendengar yang kita perlukan. Bertitik tolak dari ha! ini peneliti te1iarik untuk
mengetabui apakah ada pengaruh kebisingan terhadap ingatan.

1.2.

PEMBA TASAN MASALAH

1.2.1. Kebisingan
Kebisingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suara-suara keras
berupa pure tone (nada tunggal) berfrekuensi 125 Hz, 1000 Hz dan 4000 Hz dengan
jenis bising terns menerus (continoues noise).

1.2.2. Ingatan
Ingatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan subjek untuk
mengulang kembali nonsense .1yllables yang sudah diingat sebelumnya.

6

1.3. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah ada Pengaruh
Kebisingan Terhadap lngatan Seseorang".

1.4.

TU.JUAN DAN MANFAAT PENELlTIAN

1.4.1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah kebisingan memiliki pengaruh terhadap ingatan seseorang.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis, penulis berharap bahwa dari penelitian yang penulis lakukan:
1. Pengembangan pengetahuan mengenai ingatan dan kebisingan dalam

kajian psikologi khususnya di Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah
Jakarta.
2. Dapat dijadikan langkah awal atau motivasi bagi penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan.
b. Secara praktis, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat membann1
institusi pendidikan dan para pelajar sebagai informasi yang berguna sehingga dapat
memahami hal - hal yang berkaitan dengan ingatan dan kebisingan.

7

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang permasalahan,

BABI

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
sistematika penulisan dan teknik penulisan.
Landasan teori, akan membahas mengenai konsep yang menjadi dasar

BAB II

teoritis dari penelitian ini. Pada bab ini akan diuraikan tentang
kebisingan dan ingatan.
Metode penelitian, menguraikan tentang metode dan prosedur

BAB III

penelitian yang meliputi subyek penelitian.
BAB IV

Berisikan tentang hasil penelitian yang dilakukan, yang diantaranya
meliputi gambaran umum subyek, hasil utama penelitian dan diskusi.

BABV

Penutup merupakan langkah terakhir dari suatu penyusunan dari laporan
penelitian, yang meliputi : kesimpulan yaitu ringkasan dari hasil
penelitian dan saran adalah saran yang dikemukakan peneliti untuk para
pembaca tentang penelitian yang dilakukan.

1.6.

TEKNIK PENULISAN
Pada laporan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penulisan AP A

(American Psychology Association). Metode penulisan ini bisa qigunakan untuk
penelitian lapangan dan juga digunakan untuk ilmu pengetalrnan sosial secara umum.
\

BAB2
LANDASAN TEORI

2.1.

INGATAN

2.1.1. Penelitian Pertama Mengenai Jngatan
Seorang ahli Filosof Jennan dan sekaligus Psikolog, bernama Hermann
Ebbinghaus ( 1850-1909), menerbitkan penelitian sistematis pertama mengenai
ingatan manusia dan mempubliksikan hasil karyanya yang berjudul 'Uber das
Oedachtnis · (mengenai ingatan) pada tahun 1913. Pada tahun 1886, dia membuka
(

Laboratorium Psikologi di Universitas Berlin. Setelah itu ia mulai mempelajari
penglihatan (Vision), dan mempublikasikan teori penglihatan-warna pada tahun 1893.
Di Breslau, Ebbinghaus juga mendirikan Laboratorium ( 1894) dan mempublikasikan
metode baru untuk menguji kemampuan mental pada anak usia sekolah (Zusne
(1984).
Ebbinghaus menjadikan dirinya sendiri sebagai subjek dalam penelitiannya.
Dia menguji dirinya untuk menghafal nonsense syllables yaitu suku kata yang terdiri
dari tiga hurufkonsonan-vokal-konsonan sebanyak 20-300 suku kata (Zusne, 1984),
seperti DAX, BUP dan LOC. Menurutnya nonsense syllables merupakan alat yang
paling baik dalam penelitiannya karena suku kata tersebut tidak

8

9

memiliki arti sehingga sulit untuk dipelajari apalagi diingat, karena sulit mencari dan
menentukan asosiasinya.
Pada salah satu percobaan, Ebbinghaus mempelajari 13 syllables sampai ia
mampu mengulanginya tanpa menemukan kesalahan. Selanjutnya ia mencoba untuk
mengingat kembali daftar tersebut setelah beberapa kali penundaan. Dia memastikan
berapa waktu yang ia butuhkan untuk mempelajari daftar terse but. pada percobaan
,Yang pertama, ia membutuhkan sekitar 1156 detik untuk mempelajarinya dan hanya
467 detik waktu untuk mempelajarinya kembali. Sehingga ia dapat menghemat waktu
sebanyak 1156-467 = 689 detik atau 64,3% (Anderson, 1947).
Pada percobaan.selanjutnya, Ebbinghaus mencoba mengingat kembali daftar
tersebut setelah 20 menit, 1 jam, 8-9 jam, 1 hari, 2 hari, 6 hari, dan 31 hari. Teknikteknik Ebbinghaus ini menjadi standar dalam penelitian-penelitian psikologi
mengenai ingatan sepanjang tahun (Solso, 1991).

2.1.2. Definisi Ingatan
lngatan adalah hasil dari pengalaman yang sebelumnya didahului oleh suatu
perhatian (Kro, 1995). Ingatan merupakan kunci bagi kelancaran belajar dan
mengajar seperti sekop merupakan alat penting bagi tukang kebun. Begitu pula
ingatan merupakan peralatan penting bagi pelaj ar. Akan tetapi proses memori
seringkali tidak dipahami dengan baik dalam proses pengajaran. I-!asilnya, kita sering
kali mengajar sesuatu yang sudah dipelajari dan para pelajar tidak dapat mengingat

10

apa yang telah kita ajarkan dan terkadang kita sering tidak mengikut sertakan proses
ingatan dalam system pengajaran kita (Munro, tanpa tahun).
Semua sistem ingatan, termasukjuga komputer, perpustakaan, manusia dan
tikus membutuhkan satu tempat untuk menyimpan. Penyimpanan pada hewan
terdapat di dalam otak. Si stem ingatan juga memerlukan satu prosedur tertentu guna
memasukkan dan mengambil kembali infonnasi.
Definisi lainjuga dikemukakan oleh Schlessinger dan Groves (1976:352)
dalam Jalaludin (2000) bahwa memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.
Dalam Al-qur'an ingatan lebih dikenal dengan peringatan dan mengambil
pelajaran. Daya ingat (at-tazakkur) juga mempunyai kedudukan penting dari sudut
agama. Sebab manusia yang selalu ingat kepada Allah SWT, Karunia dan NikmatNya yang telah diberikan kepadanya dalam kehidupan, juga selalu ingat akan akhirat,
hari perhitungan, pahala dan siksa, semua itu akan mendorongnya untuk senantiasa
bertaqwa, beramal saleh dan berakhlak mulia. Banyak Al-qur' an yang
memerintahkan untuk selalu ingat kepada Allah dan tanda-tanda kekuasaan-Nya
(Najati, 2001: 165).

2.1.3. Model-model Ingatan Manusia
Pada dasarnya ingatan manusia tidaklah terdiri dari beberapa bagian yang
terpisah-pisah. Ingatan manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dimana di

11

dalamnya dapat ditemui tiga macam model ingatan yang tiap kali bekerja bersamasama dengan saling mengisi.
Ketiga model ingatan tersebut adalah :
2.1.3.1.Memori Sensoris
Memori Sensoris adalah proses penyimpanan infonnasi yang jangka
waktunya sangat cepat (Kro, 1995). Bagian ini menerima stimulus dalam jangka
waktu yang sangat pendek sebelum kita sempat untuk memprosesnya atau
menganalisanya dalam pikiran kita. Disini terdapat memori sensori pada masingmasing indera yang kita miliki. Memori sensori tersebut ada ketika kita melihat,
ketika kita mendengar dan ketika kita menyentuh (Munro, tanpa tahun).
Neisser (1976) menyebut proses ini sebagai ingatan echoic yaitu ingatan
untuk stimulus auditor dan ingatan iconic yaitu ingatan untuk stimulus visual.
Sperling (1960) dalam penelitiannya mengatakan bahwa lamanya infonnasi bertahan
dalam memori sensori adalah 1/.i detik sampai 1 detik (250 milisecond-1000
milisecond). Perpindahan kepada ingatan jangka pendek berlaku apabila kita
memberi perhatian kepada informasi yang telah diindrai melalui perhatian yang telah
diseleksi (selective attention) karena tidak semua infonnasi dapat disimpan dalam
ingatan jangka pendek (http://psyshslassic.yorku.ca).
Memori sensoris mempunyai kemampuan menyimpan data-data yang masuk
melalui alat-alat indra manusia seperti, indra penglihatan, pendengaran, perabaan dan
sebagainya. Apabila kita telah mengindrai suatu stimulus akan tetapi kita belum
menganalisanya maka sensasi terakhir dari stimulus tersebut masih tertinggal dalam

12

ingatan kita dengan jangka waktu yang sangat pendek, contohnya : ketika kita berada
dalam ruangan gelap sambil menonton slide lalu ketika proyektor slide tersebut
dimatikan maka kita masih menyimpan dan merasakan sensasi yang diakibatkan
cahaya slide tersebut. Begitu pula ketika seseorang mengagetkan kita atau kita
mendengar suara berisik maka ketika stimulus-stimulus tersebut berhenti kita masih
merasakan sensasi suara atau perasaaan kaget yang masih tertinggal. Proses ini
merupakan bagian dari Sensori Memori (Munro, tanpa tahun).
Dibawah ini akan disebutkan beberapa karakteristik memori sensoris yang
dapat membedakannya dari aspek-aspek ingatan yang lain (Devi, 1982:12), yaitu:
a. Memori sensoris berisikan karakteristik fisik dari rangsang yang masuk
yang meninggalkanjejak-jejak ingatan pada ingatan manusia. Misalnya,
bila kita memejamkan mata, lalu membukanya dalam sekejap dan
menutupnya kembali, maka akan terbayangjelas pada kita semua bendabenda yang terlihat pada saat membuka mata tadi. Bayangan ini lamakelamaan akan mengabur dan akhimya menghilang dari ingatan kita.
b. Memori sensoris memiliki kapasitas yang tidak terbatas. Dari contoh
diatas, maka banyak sekali benda-benda yang akan dapat kita indrai pada
saat membuka mata tadi.
c.

Karakteristik ketiga dari memori sensoris adalah singkatnya waktu
penyimpanan, yaitu berkisar antara satu sampai lima detik.

13

2.1.3.2.lngatan Jangka Pendck (Short Term Memory)
Ingatan-ingatan dalam memori sensori yang diberi perhatian selanjutnya akan
disimpan dalam ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek adalah kapasitas yang
kecil sekali tetapi sangat penting pengamhnya, ingatan jangka pendek terlihat lebih
jelas daripada sistem ingatan yang lain di mana stimulus-stimulus lingkungan
pertama kali diorganisasikan dalam sistem ingatan ini (Solso, 1991 ).
lngatan jangka pendek mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi
dalam jangka waktu yang lebih lama dari pada memori sensoris, yaitu berkisar antara
beberapa detik sampai beberapa menit. Seperti seorang sekretaris yang mampu
menekan nomor telephone tanpa hams melihat nomor-nomor yang sudah ditekan
sebelumnya, pada proses ketiga tanpa hams melihat kembali ke proses kedua dan
begitu selanjutnya (http://psyshslassic.yorku.ca).
Untuk menyimpan pengetahuan dalam ingatan jangka pendek, kita dapat
mengolah ide-ide dengan membahnya kedalam kata-kata dan kedalam imajinasi kita
dengan berbagai cara sebagai berikut (Munro, tanpa tahun) :
1. visualisasi
2. berlatih secara phonem
3. membagi ide tersebut menjadi 2 atau 3 bagian dan melatih tiap bagian
terse but
4. mencari pola yang berarti dalam informasi dan menggunakannya untuk
dihubungkan dengan ide-ide.

14

Ingatan jangka pendek ini pun memiliki beberapa karakteristik khusus (Devi,
1982: 13 ), yaitu :
a. Agar suatu informasi dapat masuk ke dalam ingatan jangka pendek, maka
informasi tersebut harus sudah mendapat perhatian terlebih dahulu. Proses
ini dapat pula berlaku terhadap informasi dalam memori sensoris, yaitu
karena bekerjanya sistem seleksi perhatian (selective a/ten/ion) pada alat
penginderaan kita sehingga hanya benda-benda yang menjadi pusat
perhatian kita saja yang akan masuk ke dalam ingatan jangka pendek dari
sekian banyak benda-benda yang kita inderai.
b. Ingatanjangka pendek memiliki kapasitas yang terbatas, yaitu hanya
mampu menyimpan sekitar 7 (± 2) item saja.
c. Agar infonnasi yang berada dalam ingatan jangka pendek itu dapat
bertahan lama, maka harus dilakukan proses "rehearsal", yaitu
mengulang-ulang informasi tersebut agar informasi tetap berada dalam
pusat perhatian kita sehingga tidak mengalami proses "lupa".
Jenis informasi yang dapat disimpan dalam ingatan jangka pendek ada
bermacam-macam, seperti suara, gambaran penglihatan, kata-kata, kalimat maupun
angka-angka.
Ingatan jangka pendek ini mempunyai kegunaan yang besar dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam ha! mengingat yang sifatnya sementara.

15

2.1.3.3.Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Ingatanjangka panjang adalah ingatan yang memiliki kemampuan
menyimpan informasi lebih lama dan panjang (Kro, 1995). Freud mengatakan bahwa
semua pengalaman kita sejak lahir sudah disimpan dalam ingatanjangka panjang, ini
membuktikan bahwa kita dapat mengingat pengalaman-pengalaman masa kecil kita
dan pengalaman-pengalaman tersebut tidak hilang hanya saja sukar untuk diingat
kembali (http://psyshslassic.yorku.ca). Ingatanjangka panjang lebih mampu
membedakan kode-kode dari luar, terstruktur, memiliki kapasitas lebih lama dan
permanen (Solso, 1991 ). Pada level ini, semua yang diketahui oleh seseorang ten tang
yang ada di dunia ini disimpan dalam ingatan jangka panjang mereka (Munro, tan pa
tahun).
Munro juga menjelaskan bagaimana pengetahuan dapat dipertahankan dalam
ingatanjangka panjang, yaitu sebagai berikut:
1. mengorganisasikan pengetahuan secara semantic
2. menghubungkan imajinasi visual dengan imajinasi yang sudah dimiliki
3. menjadikan ide-ide menjadi sebuah rentetan peristiwa
4. memperhatikan perasaan atau emosi yang berhubungan dengan ide-ide.
Seperti kedua aspek ingatan yang telah disebut sebelumnya, maka ingatan
jangka panjang juga memiliki beberapa karakteristik tertentu (Devi, 1982: 15), yaitu :
a.

Pada ingatanjangka panjang, infonnasi yang masuk akan mengalami
pengorganisasian sehingga dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang
lama.

16

b. Lama penyimpanan informasi pada ingatanjangka panjang berkisar
antara beberapa hari, minggu, bulan, bahkan dapat berlangsung bertahuntahun.
c.

Kapasitas penyimpanan informasi dalam ingatan jangka panjang adalah
sangat besar dan tak terbatas. Berbagai informasi dapat kita simpan dalam
ingatan jangka panjang, termasuk informasi yang sebelumnya ada dalam
ingatan jangka pendek yang tel ah mengalami rehearsal.

d. Jenis informasi yang dapat disimpan dalam ingatan jangka panjang ada
bermacam-macam seperti kata-kata yang bermakna, kalimat, ide-ide,
konsep-konsep serta berbagai pengalaman, pengetahuan, kemampuan
untuk berbahasa dan sebagainya.

2.1.4. Proses lngatan
Proses adalah bagaimana kita menyimpan pengetahuan pada setiap level dan
bagaimana mentransfer pengetalman tersebut diantara dua level yang berbeda
(Munro, tanpa tahun).
Berikut ini penulis akan mencoba menjelaskan beberapa proses ingatan
manusia menurut Kro ( 1995), Munro, Model Atkinson-Shiffrin dan Model Baddeley.
2.1.4.1.Proses ingatan menurut Kro (1995) dalam bukunya yang berjudul

"Theories of Huma11 Leaming", sebagai berikut :
lnformasi yang berkesan pertama kali masuk ke dalam ingatan sensori
(ingatan iconic atau echoic) apabila mendapatkan pengulangan maka ingatan tersebut

17

akan masuk ke dalam ingatan jangka pendek. Selanjutnya apabila informasi tersebut
dibutuhkan dan telah mendapat kode-kode tersendiri maka informasi tersebut akan
bertahan dalam ingatan jangka panjang. Apabila informasi yang sudah ada tidak
diulang maka akan terjadi proses lupa. Seperti gambar 2.1 yang terlihat di bawah ini :

Gb.2.1 Proses ingatan

I Input I _..,.I

Kesan

i

Lu pa

I __..,.

セM

Pengkodean
Kata atau nama (persepsi) yang
dipertahankan melalui pengulangan

---l» - - - -

Konsep

...

Lu pa

Perlu diingat bahwa ketiga komponen ini tidak memiliki tempat yang berbeda
dalam otak atau bagian lain dalam sistem ingatan.

Gambar 2.2. Tiga komponen ingatan
Sensori
Iconic atau
echoic

STM セ@ ョイゥュ。セᄋ@
Sensori yang dipertahankan
__..,. melalui pengulangan

18

2.1.4.2. Proses dari ketiga tipe memori menurut Munro
Gb.2.3 : Tiga tipe memori

Inf01masi stimulus
lnfonnasi mengajar

Penyirnpanan
senson
- visual
- auditory
- haptic
rnernon
bertahan di
SITil

Inforrnasi dibawa
STWM
I>-

STWM : ruang pikir diatur oleh
mekanisme kontrol. ini
merupakan 'jendela dunia'.
Informasi akan diingat sebentar
kecuali diolah dengan cara
tertentu. Sepe1ti memberikan
kode pada setiap informasi
dengan berbagai macam cara :
visualisasi
latihan secara fenome112
memecah ide ke dalam :
atau 3 bagian
mengorganisasikan
secara semantik.

Untuk rnenyirnpan
infonnasi dalarn ingatan
jangka panjang kita dapat
rnengolahnya dengan cara
tertentu:
1. rnenghubungkan
dengan sesuatu
yang kita paharni
2. rnernvisualisasikan
3. rnenjadikannya
sebagai rentetan
peristiwa

Penyirnpanan ingatanjangka panjang- pengetahuan yang menetap
Konsep
Pengetahuan
Pengetahuan Pengetahuan
pengetahuan yang episodik
prosedur
rnenyatu
abstrak
dengan pelajar

19

2.1.4.2.Proses ingatan menurut model Atkinson-Shiffrin
Infonnasi yang masuk langsung disimpan dalam STSS (Short Term Sensory

Storage) atau penyimpanan sensori jangka pendek. Infonnasi tersebut disimpan
selama 1 detik selanjutnya informasi diberi kode didalam STWM (Short Term

Working Memmy) dan disimpan lebih dari 1 menit setelah itu informasi disimpan
dalam LTM (Long Term Memory) selama seumur hidup. Seperti pada gambar 2.4
berikut ini :
Gb.2.4 : proses ingatan model Atkinson-Shiffrin

lnformasi masuk

セ@

セ@

I STWM I

2.1.4.3.Model proses ingatan menurut Baddeley
Pada proses ini, infonnasi yang masuk langsung disimpan dalam tempat
penyimpanan selanjutnya infonnasi tersebut dilatih, diorganisasikan dan divisualisasi
secara semantik menjadi satu rentetan waktu selanjutnya disimpan dalam ingatan
jangka panjang. Seperti dalam gambar 2.5 berikut ini :
Gb.2.5. proses ingatan model Baddeley

Informasi masuk

I

STWM

[ __...

セ@

20

Secara garis besar Hilgard dkk (1975:222-224) dalam Irwanto (1997:154)
menyebutkan tiga jenis proses mengingat :
I. Recall (pengingatan), yaitu proses mengingat informasi yang dipelajari di
masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
Pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan
informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yangjelas
(Sarlito, 1996).
2. Recognition (pengena/an), yaitu proses mengingat informasi yang sudah
dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
3. Redintegralive, proses mengingat dengan mengingat dengan
menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita
yang cukup komplek. Bisa juga dikatakan bahwa redintegrasi ialah
merekonstruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.
Sarli to ( 1996:64) menambahkan satu proses mengingat dalam ingatan
manusia, yaitu Relearning (be/ajar /agi), menguasai kembali pelajaran yang sudah
kita peroleh termasuk pekerjaan memori.

2.1.S. Lupa Pada Ingatan
Apabila belajar dianalogikan dengan koin yang terdiri dari dua sisi, ingatan
merupakan sisi yang satu dan lupa merupakan sisi yang lainnya (Kro,1995). Lupa
adalah kegagalan mengingat kembali suatu butir dari infonnasi dengan tepat
(http://psyshslassic. york u. ca).

21

Gordon H. Bower mengatakan "lupa adalah sifat dasar pikiran dan cemas
pada lupa adalah sifat dasar manusia. Seorang peneliti memperkirakan bahwa
kapasitas penyimpanan otak sebanyak satu kuatrilium bit informasi yaitu satu juta
kali satu milyar. Dengan kapasitas seperti itu, John Merrit dari Universitas Harvard
mengatakan "Tak seorang pun pemah memenuhi pundi tersebut sampai luber." Tidak
mengherankanjika kita kadang-kadang lupa; yang menakjubkan adalah bahwa kita
mampu menyimpan dan mengingat kembali begitu banyak (Russel, 2003).
Pembahasan mengenai lupa selalu akan berkaitan erat dengan ingatan, karena
orang yang lupa adalah orang yang gaga! mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya.
Kita mungkin mengingat tujuh butir secara singkat, tetapi pada sebagian besar kasus
mereka segera dilupakan. Lupa terjadi karena butir-butir itu tergeser (displaced) oleh
butir yang barn atau karena mengalami peluruhan (decay) dengan berjalannya waktu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa lupa adalah arti negatif dari ingatan.
Al-qur'an menyebutkan lupa dalam berbagai ayat, dan bila ayat-ayat itu kita
pelajari kandungannya, maka kita akan mendapatkan bahwa lupa (an-nisyan) dalam
ayat-ayat tersebut mempunyai pengertian yang berbeda, yang secara garis besamya
adalah sebagai berikut :
I. Lupa yang menimpa pikiran mengenai berbagai peristiwa, nama-nama
orang, dan berbagai infonnasi yang diperoleh seseorang sebelumnya.
Lupa seperti ini adalah ha! biasa yang menimpa seseorang akibat
tertumpuknya berbagai infonnasi.

22

2. Lupa yang mengandung arti lalai (as-sahwu). Misalnya orang lupa
sesuatu di suatu tempat.
3. Lupa dengan arti hilangnya perhatian terhadap sesuatu hal. Misalnya
firman Allah :
" ... mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.. "(Q.S,
a/-taubah 9:67) (Najati, 2001: 166 ).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka disini akan dibahas mengenai
teori-teori lupa dalam ingatan (Kro, 1995), antara lain :
I. Teori Pemudaran
Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melupakan sesuatu yang dirasa
tidak penting dan akan hilang seiring berjalannya waktu. Seperti seorang wanita yang
mungkin saja dapat mengingat berapa baju yang menggantung di lemarinya saat itu.
Tetapi ia tidak akan mengingat baju-baju tersebut pada masa selanjutnya. Akan tetapi
apabila ia selalu mengulang secara periodic apa saja yang terdapat dalam lemarinya
saat itu, dia akan mengingatnya dengan lebih baik lagi. Sebaliknya informasi tersebut
tidak pemah digunakan maka informasi tersebut akan hilang.
2. Teori Distorsi
Fakta-fakta yang kita ulang lebih cepat memungkinkan bagi kita untuk
memanggilnya kembali dari ingatanjangka panjang dengan mudah. Ketika seseorang
mengingat informasi yang pemah masuk ke dalam ingatannya maka informasiinformasi tersebut akan bertambah dan membuat rincian-rincian di dalamnya
sehingga informasi tersebut memudar.

23

3. Teori Tekanan
Teori ini berasal dari Freud yang mengatakan bahwa kadang-kadang
seseorang menekan (melupakan secara tidak sadar) pengalaman-pengalaman yang
menimbulkan cemas dan traumatic. Lupa yang diakibatkan tekanan ini tidak dapat
didemonstrasikan secara eksperimen tetapi dapat diketahui melalui observasi secara
berkala dalam situasi klinis. Karena pengalaman traumatic tersebut disimpan dalam
bawah sadar atau direpresi; dan dapat diambil hanyajika emosi yang berkaitan
dengannya dipisahkan. Dengan demikian represi merupakan kegagalan pengambilan
akhir atau akses ke memori dihambat secara aktif.
4. Teori Interference
Interference yaitu adanya informasi tertentu yang mengacaukan kemampuan
daya ingat terhadap informasi yang telah dipelajari. Jnfonnasi yang telah disimpan
dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami
keausan). Akan tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu mengganggu
proses mengingat informasi yang lama, tetapi juga bisa terjadi sebaliknya.
Seperti percobaan yang dilakukan oleh Banburry,S., et. al. (2001) dalam
"Auditory distraction: Phenomena, models and practical implications", bahwa suarasuara yang tidak relevan merupakan inte1ference dan cenderung merusak ingatan kita.
Akan tetapi interference tersebut tidak merusak selama pengkodean berlangsung
dalam memori kita.
Interference dapat berbentuk sebagai :

24

1. Proactive Interference, dimana infonnasi yang masuk lebih dahulu,
mengacaukan ingatan terhadap infonnasi yang datang kemudian.
2. Retroactive Interference, di mana infonnasi yang datang kemudian,
mengacaukan ingatan terhadap infonnasi yang datang terlebih dahulu.

2.1.6. Meningkatlmn Daya Ingat
Para pakar Psikologi tel ah mengidentifikasikan tiga strategi untuk
mengefektifkan pemindahan materi dari ingatanjangka pendek ke dalam ingatan
jangka panjang. Tiga strategi tersebut adalah rehearse/ (mengulang), elaboration
(perluasan) dan organization (mengatur) (Kro, 1995).
2. 1.6. 1. Rehearse/ (mengulang)
Rehearse/ adalah mengulang-ulang infonnasi yang didapat (seperti ""namanya
adalah Greta, namanya adalah Greta, Greta, Greta ..... "). Pengulangan merupakan
prinsip penting untuk memelihara infonnasi dalam ingatan jangka pendek, ia juga
penting bagi informasi yang akan dikirim ke dalam ingatan jangka panjang.
Munro menuturkan beberapa strategi memori dalam rehearsal (pengulangan)
dengan berbagai cara berikut ini :
1. melatih infonnasi dengan mengucapkannya
2. mengorganisasikan infonnasi dengan cara tertentu
3. menyatukan infonnasi

25

2.1.6.2. Elaboration (Perluasan)
Mengelaborasi berarti memperluas atau menambah. Memperluas adalah
mengasosiasikan sesuatu yang harus dipelajari dengan kesan mental atau
mengasosiasikan materi baru dengan materi yang sudah dipelajari. Bradshaw dan
Anderson (1982) membuat suatu percobaan dengan meminta subjek untuk mengingat
sebuah kalimat "The Fatman read the sign" kalimat tersebut diperluas dengan
kalimat "The Fatman read the sign warning of thin ice" dan ketika memanggil
kembali, hasilnya jauh lebih berhasil dari pada kalimat yang tidak diperluas.
Mnemonics verbal dan Mnemonics visual. Mnemonics verbal dan visual bekerja

dengan prinsip mengelaborasikan pengetahuan untuk diingat. Mnemonics terdiri dari
beberapa kumpulan dari gambaran-gambaran visual dan auditori. Untuk
menggunakan mnemonics pertama kali kita harus mengenali ide-ide untuk diingat
dan kemudian menghubungkan tiap ide dengan salah satu gambaran.
Metode Loci. Merupakanjenis lain dari mnemonics. Ia melibatkan penggunaan

kumpulan bahan yang sudah pasti dan yang sudah dikenal. Kita menggunakan
mnemonic dengan menghubungkan aitem-aitem untuk diingat pada masing-masing
bayangan, contohnya, kita membayangkan potongan pertama dari pengetahuan untuk
diberi ingatan ten tang kamar pertama yang kita masuki atau penunjuk jalan pertama
menuju kerumah kita, potongan kedua pada kamar kedua dan penunjukjalan yang
kedua, dan seterusnya.
Metode kata kunci. Adalah tipe ketiga dari mnemonic. Untuk mengingat kata-kata

yang tidak dikenal kita bisa menghubungkannya dengan kata yang dikenal lain yang

26

semuanya hampir sama dan kemudian divisualisasikan dalam bayangan. Metode ini
berguna untuk menghubungkan antara dua kata dalam bahasa asing dengan inggris,
contohnya quartorze dalam bahasa perancis berartifourteen (14) (Munro, tanpa
tahun).
2.1.6.3. Organization
Mengorganisasikan berarti mengatur sesuai dengan sistem. Chunking adalah
menempatkan apa yang sudah dipelajari menjadi satu kesatuan yang saling
berhubungan. Dengan adanya proses chunking maka apabila kesatuan tersebut
memiliki arti akan dapat dilihat sebagai satu unit. Beberapa eksperimen telah
mempelajari cara pengorganisasian yang dapat digunakan untuk mempelajari banyak
butir yang tidak berhubungan. Dalam salah satu penelitian, subjek diperintahakan
mengingat daftar kata ke dalam sebuah cerita pendek, kemudian saat diuji untuk 12
daftar semacam itu (total 120 kata), subjek mengingat lebih dari 90 persen kata.
2.1.6.4. Konteks dan Pengingatan
Karena konteks merupakan isyarat pengingatan yang kuat, kita dapat
meningkatkan daya ingat kita dengan mengulang konteks di mana belajar terjadi. Jika
kuliah psikologi anda selalu dilakukan di salah satu ruang, pengingatan anda akan
materi kuliah akan lebih baikjika anda berada di ruang itu dibandingkan di ruang
yang berbeda, karena konteks ruang merupakan isyarat pengambilan untuk materi
kuliah.

27

2.1.6.5. Metoda PQRST
Salah satu teknik yang paling dikenal untuk meningkatkan daya ingat, yang
dinamakan metoda PQRST, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
untuk mempelajari dan mengingat materi yang dipresentasikan dalam sebuah buku
teks (Thomas & Robinson, 1982). Metoda ini mengambil nama dari singkatan lima
tahapnya: Preview (Peninjauan), Question (Pertanyaan), Read (Membaca), SelfRecitation (menceritakan kembali untuk diri sendiri), dan Test (Ujian) (Atkinson,

1999).

2.1.7. Memori Konstruktif
Dalam proses pengingatan terdapat proses bottom-up dan top-down. Dimana
proses bottom-up didorong oleh masukan (input), sedangkan proses top-down
didorong oleh pengetahuan dan harapan seseorang. Jadi persepsi suatu objek
didasarkan sebagiannya pada karakteristik fisik objek masukan (proses bottom-up)
dan sebagian lagi pada harapan pengamat (proses top-down). Perbedaan tersebut
dapat diterapkan pada memori pula. Proses bottom-up bekerja hanya pada informasi
masukan, butir aktual yang harus diingat, sedangkan proses top-down membawa
pengetahuan lain untuk diterapkan pada tugas. Proses top-down menambahkan
informasi kepada masukan dan menghasilkan apa yang dinamakan memori

konstruktif.
2.1.7.1. Pengambilan Keputusan
Seringkali kita membaca suatu kalimat kita menarik kesimpulan darinya dan
menyimpan kesimpulan itu bersama kalimat. Kecenderungan ini terutama kuat saat

28

membaca teks nyata karena kesimpulan seringkali diperlukan untuk menghubungkan
kalimat-kalimat yang berbeda. Pengambilan kesimpulan juga dapat mempengaruhi
memori untuk pemandangan visual.
2.1. 7 .2. Stereotipe
Cara lain kita mengisi, atau mengkonstruksi memori adalah melalui
pemakaian stcrcotipc sosial. Stereotipe adalah paket-paket kesimpulan tentang trait
(sifat) kepribadian atau atribut fisik seluruh kelas manusia. Kita mungkin, misalnya
memiliki stereotipe tentang orang Jerman tipikal (cerdas, teliti, serius) atau orang !tali
tipikal (artistik, bebas, penggembira). Deskripsi ini jarang berlaku pada sebagian
orang dalam kelas tersebut dan seringkali dapat menjadi pedoman yang menyesatkan
dalam interaksi sosial.
Stereotipe juga dapat bekerja secara retroaktifpada memori. Kita mungkin
mendengar deskripsi yang relatif netral tentang seseorang, selanjutnya mengetahui
bahwa orang itu masuk ke kategori tertentu, dan kemudian menggunakan stereotipe
kita tentang kategori itu untuk memperkuat memori tentang deskripsi awal.
2.1.7.3. skemata
Ahli Psikologi menggunakan istilah skema (bentuk jamak: skemata) untuk
mengacu pada representasi mental tentang suatu kelas orang, objek, peristiwa, atau
situasi. Dengan demikian stereotipe merupakan sejenis skema karena mereka
mewakili kelas orang (sebagai contohnya, orang itali, wanita, gays). Demikian pula,
kategori umum seperti anjing dan meja adalahjenis skema lain lagi karena mewakili

29

kelas benda. Skemata juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan pengetahuan kita
sebel umnya tetang bagaimana bertindak disituasi tertentu.
Skemata tampaknya mempengaruhi tahap penyandian dan pengambilan dari
memori jangka panjang. Jika skema tertentu sedang aktif saat kita membaca suatu
cerita, kita cenderung menyandikan terutama fakta yang