MAKALAH hak dan kewajiban PD

MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA

MAKALAH
DEMOKRASI PANCASILA
Disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Yang Di ampu Oleh : Bu Emma Muzaemmah

Yang Disusun Oleh:
1.

Bayu Andri

(210006)

2.

Bidari Ayu L

(210007)

3.


Chikita Ari D

(210008)

4.

Dian Mustikowati

5.

Dina Anita N.J

(210009)
(210010)

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan

rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutpengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah demokrasi pancasila ini dibuat Penulis dalam rangka
memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan Semester 3
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun,
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sragen, 20 Oktober 2011
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Demokrasi
Ciri-ciri Demokrasi Pancasila

Prinsip-prinsip pokok Demokrasi Pancasila
Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila
Fungsi Demokrasi Panca
Fungsi Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
Aspek Demokrasi Pancasila
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja pertanyaan ini
kami munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan pertanyaan yang kami
ajukan tersebut di atas. Karena kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan
dengan demokrasi itu merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak
memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk

demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga
kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses pembuatan kebijakan sementara
kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa negara kita
mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis
almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup
sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang
komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan
bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari polapola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. (Prijono
Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari gambaran di atas, kami rasa
hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara kita
dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara
lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan
negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak
mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang.
Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi.
Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu
demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan berkaitan erat
dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof.

Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila
adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa

Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. lain
hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan
seluruh rakyat.

B. TUJUAN
Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain:
1. Pengertian Demokrasi
2. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila
3. Prinsip-prinsip pokok Demokrasi Pancasila
4. Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila
5. Fungsi Demokrasi Panca
6. Fungsi Demokrasi Pancasila
7. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
8. Aspek Demokrasi Pancasila

9. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi Pancasila
1. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.
Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan
seperti dalam pembukaan UUD 1945.
2. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Ensiklopedi Indonesia
Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial
ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin
menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

B. Ciri demokrasi Pancasila:

1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan
masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak

C. Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia
2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah

3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR atau lainnya
4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (pasal
1 ayat 2 UUD 1945)

7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasionalPemerintahan berdasarkan hukum, dalam
penjelasan UUD 1945 dikatakan:
Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtstaat) b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar)
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas) c. Kekuasaan yang tertinggi berada di
tangan rakyat.

D. Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila
Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi
landasan, yaitu:
1.

Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.
Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam
hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitsional.

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi
oleh ketentuan konstitusi.
3.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang
tertinggi.
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,
bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh

MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh
rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas
pokok, yaitu:
a.

Menetapkan UUD;

b. Menetapkan GBHN; dan
c.


Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
Wewenang MPR, yaitu:

(1) Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
(2) Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
(3) Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
(4) Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;
(5) Mengubah undang-undang.
4.

Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR)Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah
negara tertinggi.
Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab
kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan
MPR.


5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja
sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undangundang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah
hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:
a.

Hak tanya/bertanya kepada pemerintah

b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
c.

Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah

d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
e.

Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

f.

Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR
Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri
negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.
Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.
Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan
pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya
berada di bawah koordinasi presiden.
7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

E. Fungsi Demokrasi Pancasila
Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[6]:
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara
Contohnya:
a.

Ikut menyukseskan Pemilu

b. Ikut menyukseskan pembangunan
c.

Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

2. Menjamin tetap tegaknya negara RI
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,
Contohnya:
a.

Presiden adalah mandataris MPR,

b. Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

F. Demokrasi Deliberatif

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif.
Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama:
1. prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan
pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.
2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama hendaknya
ada kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait
memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran,
pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.
Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang
timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya
lahir dari musyawarah bukan dipaksakan. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas
terjadinya konflik kepentingan. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh
dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas
nasional.

G. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
1. Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.
Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan
menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam
atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang
sama dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan dalam
Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun
pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita
kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi. Hal ini ditujukan
untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan
sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di
parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.
2. Bidang kebudayaan nasional

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan
dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan
sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik.[7]
Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi
berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan
penghargaan.[7]

H. Aspek Demokrasi Pancasila
Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat
dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
1. Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)
Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Karena
itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga
demokrasi ekonomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan penyelesaiannya dalam
pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34).
2. Aspek Formal
Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan
perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil
rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.
3. Aspek Normatif
Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria
pencapaian tujuan.
4. Aspek Optatif
Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.
5. Aspek Organisasi
Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di mana wadah
tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.
6. Aspek Kejiwaan
Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin pemerintah.

I. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun

1. Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila,
namun dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.
2. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.
3. Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-Partai
4. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun yang
diterapkan demokrasi terpimpin ( cenderung otoriter)
5. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter)
6. Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila ( cenderung ada perubahan
menuju demokratisasi)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu
ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan
oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang
aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif,
Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip
pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat
merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.
B. Saran

Daftar Pustaka
-.Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
-Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SM

Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi &
Definisi Para Ahli
Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi & Defnisi Para
Ahli| Secara Umum, Pengertian Demokrasi Pancasila adalah suatu paham
demokrasi yang bersumber dari pandanan hidup atau falsafah hidup bangsa
Indonesia ang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia sendiri. Dari
falsafah hidup bangsa Indonesia, kemdian akan timbul dasar falsafah negara
yang disebut dengan Pancasila yang terdapat, tercemin, terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan
mekanisme kedaulatan rakyat di setipa penyelenggaraan negara dan
penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai
demokrasi Pancasila terikat dengan UUD 1945 dan implementasinya
(pelaksanaannya) wajib sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945.

Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli
Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli - Selain pengertian
secara umum demokrasi Pancasila, terdapat pula pengertian menurut para ahli
yang mengemukakan pendapatnya untuk mendefnisikan pengertian demokrasi
Pancasila. Macam-macam pengertian demokrasi Pancasila adalah sebagai
berikut..
 Profesor Dardji Darmo Diharjo: Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo,

bahwa pengertian demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang
bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang
perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD
1945.
 GBHN Tahun 1978 dan Tahun 1983: Menurut Gari Besar Haluan
Negara Tahun 1978 dan Tahun 1983 yang menetapkan bahwa
pembangunan politik diarahkan untuk lebih memantapkan perwujudan
demokrasi Pancasila. Dalam rangka memantapkan stabiltias politik
dinamis serta pelaksanaan mekanisme Pancasila, maka diperlukan
pemantapan kehidupan kosntitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya
hukum.
 Kansil: Pengertian demokrasi Pancasila menurut Kansil adalah
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan dan perwakilan, yang merupakan sila keempat dari
dasar Negara Pancasila seperti yang tercantum dalam alinea ke 4
Pembukaan UUD 1945.
 Prof. Notonegoro: Menurutnya, pengertian demokrasi Pancasila adalah
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan
yang
ber-Ketuhanan
YME,
yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia,
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Ensiklopedia

Indonesia: Pengertian demokrasi Pancasila bahwa
Pancasila meliputi bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang
dalam penyelesaian masalah-masalah nasional yang berusaha sejauh
mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila - Prinsip yang terdapat dalam demokrasi
Pancasila sediki berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal. Ciri-ciri
demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut..
 Pemerintah berjalan sesuai dengan konstitusi
 Terdapat pemilu secara berkesinambungan
 Adanya penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan perlindungan untuk hak

minoritas
 Merupakan kompetisi dari berbagai ide dan cara dalam menyelesaikan

masalah
 Ide yang terbaik akan diterima ketimbang dari suara terbanyak

Isi Pokok Demokrasi Pancasila
Isi Pokok Demokrasi Pancasila - Isi pokok demokrasi Pancasila adalah
sebagai berikut...
 Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan Batang Tubuh dan

Penjelasan UUD 1945
 Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia)
 Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan beradsarkan dari kelembagaan
 Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara
hukum yang demokrastif

Fungsi Demokrasi Pancasila
Fungsi Demokrasi Pancasila - Demokrasi Pancasila memiliki banyak fungsi
dalam pelaksanannya terhadap negara Indonesia. macam-macam fungsi
demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut...
 Menjamin keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara seperti ikut







menyukseskan
pemiluh,
pembangunan,
duduk
dalam
badan
perwakilan/permusyawaratan
Menjamin berdirinya negara RI
Menjamin tetap tegaknya NKRI berdasar sistem konstitusional
Menjamin tetap tegaknya hukum yang berasal dari Pancasila
Menjamin adanya hubungan yang sama, serasi dan simbang mengenai
lembaga negara
Menjamin pemerintahan yang bertanggung jawab

Prinsip Demokrasi Pancasila

Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila - Demokrasi Pancasila merupakan
budaya demokrasi yang dengan karakteristik khas Indonesia yang mengandung
prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip pokok demokrasi pancasila adalah sebagai
berikut..
1. Perlindungan hak asasi manusia
2. Pengambilan keputusan berdasar musyawarah
3. Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpangaruhi akan kekuasaan
pemerintah dan kekuasaan lain. Misalnya Presiden, BPK, DPR atau yang lainnya.
4. Terdapat partai politik dan juga organisasi sosial politik yang berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
5. Sebagai pelaksanan dalam pemilihan umum
6. Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 Ayat
2 UUD 1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggun jawab secara moral kepada Tuhan
YME diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
9. Menjunjung tinggi tujuan dan juga cita-cita nasional
10. Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi:
 Indonesia adalah

negara berdasarkan hukum (rechtstaat dan tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)
 Pemerintah berdasar dari sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)
 Kekuasaan yang tertinggi ada ditangan rakyat.

Asas Demokrasi Pancasila
Asas Demokrasi Pancasila - Dalam sistem demokrasi Pancasila, terdapat dua
asas antara lain sebagai berikut...
 Asas Kerakyatan: Pengertian asas kerakyatan adalah asas kesadaran

untuk cinta kepada rakyat, manunggal dengan nasip dan cita-cita rakyat,
serta memiliki jiwa kerakyatan atau menghayati keasadaran senasib dan
secita-cita dengan rakyat.
 Asas Musyawarah: Pengertian asas msyawarah adalah asas yang
memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat yang jumlahnya
banyak dan melalui forum permusyawaratan untuk menyatukan pendapat
serta mencapai kesepatakan bersama atas kasih sayang, pengobaranan
untuk kebahagian bersama.

Baca Juga:

Pengertian Demokrasi, Macam-Macam, Ciri-Ciri, Defnisi Para Ahli,
Prinsip
&
Nilai
Pengertian Norma, Ciri-Ciri, Macam-Macam & Contoh-Contohnya
Pengertian Negara, Sifat Negara, Fungsi Negara & Unsur-Unsur Negara
Pengertian,
Ciri-Ciri,
Unsur,
&
Macam-Macam
Hukum
Pengertian
Ideologi:
Apa
itu
Ideologi
yang
Sebenarnya
?..
Pengertian
Konstitusi
Menurut
Para
Ahli
Pancasila
:
Pengertian
Ideologi
Pancasila
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri,
Prinsip, Fungsi & Defnisi Para Ahli. Semoga teman-teman dapat menerima
dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian demokrasi Pancasila, ciri-ciri
demokrasi Pancasila, prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, fungsi demokrasi
Pancasila, dan pengertian demokrasi pancasila menurut pendapat para ahli.
Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi &
Defnisi Para Ahli
 C. S. T. Kansil, 1986. Hukum Tata Pemerintahan Indonesia. Penerbit Ghalia

Indonesia : Jakarta.
 Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas XII SMA.
Cet.1. Bandung: Grafndo Media Pratama.Hlm25-27
 Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter
Baru". Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan
Pustaka. hlm. 141
 Israil,
Idris.
2005.
Pendidikan
Pembelajaran
dan
Penyebaran
Kewarganegaraan.
Malang
:
Fakultas
Peternakan
Universitas
Brawijaya.Hlm 27.

Demokrasi Pancasila
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat tanpa
oposisi [1] dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai demokrasi terpimpin
merupakan demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar Revolusi kemudian
dalam doktrin repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak Pembangunan arah
rencana pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap usaha pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.[2]
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara
universal[3]. Ciri demokrasi Pancasila[3]:
pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi
adanya pemilu secara berkesinambungan
adanya peran-peran kelompok kepentingan
adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk
menyelesaikan masalah.
 ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara
terbanyak.






Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945[4]. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.[4]

Daftar isi
 1 Prinsip Demokrasi Pancasila

 2 Tujuh Sendi Pokok
o 2.1 Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
o 2.2 Indonesia menganut sistem konstitusional
o 2.3 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi negara
2.4 Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahan tertinggi di
bawah MPR
o 2.5 Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat
o 2.6 Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak
bertanggung jawab kepada DPR
o 2.7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
Fungsi Demokrasi Pancasila
Demokrasi Deliberatif
Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
o 5.1 Bidang ekonomi
o 5.2 Bidang kebudayaan nasional
Referensi
o

 3
 4
 5

 6

Prinsip Demokrasi Pancasila
Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[3]:
1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia
2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan
badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya
4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
10.Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945
dikatakan[3]:
 Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak

berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)
 pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak

bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)
 kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

Tujuh Sendi Pokok
Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi
landasan, yaitu[5]:

Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum
bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

Indonesia menganut sistem konstitusional
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan
konstitusi.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi negara
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas
pokok, yaitu[5]:
Menetapkan UUD;
Menetapkan GBHN; dan
Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu[5]:
 Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga







negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan
kepada Presiden
Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai
pelaksanaan GBHN
Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden
Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya
apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara
dan UUD;
Mengubah undang-undang.

Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahan tertinggi di bawah MPR
Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain
diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden
adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama
dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang,

presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:
 Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
 Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada

pemerintah
 Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
 Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
 Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab
kepada DPR
Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.
Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal
tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensiil.
Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan
pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya
berada di bawah koordinasi presiden.

Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden[5].

Fungsi Demokrasi Pancasila
Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[6]:
 Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara,

misalkan:
1. Ikut menyukseskan Pemilu
2. Ikut menyukseskan pembangunan
3. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
 Menjamin tetap tegaknya negara RI
 Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan

sistem konstitusional
 Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
 Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara

lembaga negara
 Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.

Demokrasi Deliberatif
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”[7]. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi
deliberatif[7].
Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama[7]:
1. prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan
pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.
2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama
hendaknya ada kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi
yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang
terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam
menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka
serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul
dalam masyarakat Indonesia yang heterogen[7]. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir
dari musyawarah bukan dipaksakan[7]. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas
terjadinya konflik kepentingan[7]. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh
dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas
nasional[7].

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.[7]
Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan
menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam
atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang
sama dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan dalam
Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun
pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita
kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.[7] Hal ini
ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD
1945 dan sila ke-5 Pancasila.[7] Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil
rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.[7]

Bidang kebudayaan nasional
Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan
kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan
sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik.[7]
Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi
berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan
penghargaan.[7]

Referensi
1.

^ Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order
Otoliter Baru". Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran.
Mizan Pustaka. p. 141. ISBN 9794334421.
2.
^ Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

untuk Kelas XII SMA. Cet.1. Bandung: Grafndo Media
Pratama.Hlm25-27.
^ a b c d Meyer T. 2002. Cara Mudah Memahami Demokrasi Diakses
pada 14 Apr 2010.
^ a b FPDI. 1998. Tap MPR RIDiakses pada 15 Apr 2010.
^ a b c d e Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta :
Yayasan Menara Ilmu.Hlm 4-5.
^ Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran
Kewarganegaraan. Malang : Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya.Hlm 27.
^ a b c d e f g h i j k l m n Ujan AA,et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika
Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya
Jakarta.Hlm 4-7.

Kategori:
 Demokrasi

Menu navigasi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan





Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu