JenIs dan Rancangan Dan Penelitian.docx

TUGAS INDIVIDU
RESUME
METODE PENELITIAN LANJUTAN

MENGENAI
“ Jenis dan Rancangan Penelitian “

OLEH :

FENIARENY. DA
NIM: 15124022

KELAS : D

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN 2015

JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian

Berbicara tentang jenis penelitian, menurut para ahli banyak pula
macamnya,

sesuai

dari

sudut

mana

mereka

memandang.Umpamanya

W.Surakhmad (1980: 131-148) mengelompokkan jenis penelitian berdasarkan
derajad kepastian jawabannya, yang terdiri dari metoda penelitian historis, metode
penelitian diskriptif, metode penelitian eksperimen dan ditambah oleh Sujana dan
Ibrahim satu lagi yaitu metode penelitian ekspolratif.
Penggolongan jenis-jenis penelitian itu sangat bergantung pada peristiwa

dari mana seseorang hendak meninjau persoalannya. Namun secara umum,
penelitian dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
1. Ditinjau dari segi tujuan esensialnya, penelitian bisa dibedakan dalam dua
macam penelitian, yaitu:
a. Penelitian dasar atau basic research,
Penelitian dasar disebut pula sebagai penelitian murni.Penelitian
jenis ini bertujuan menemukan suatu generelisasi atau keumuman, dan
berusaha menemukan dalil-dalil atau teori-teori yang berlaku secara
umum

dimana

penelitian

ini

diselenggarakan

dalam


rangka

memperluas dan memperdalam pengetahuan secara teoritis.
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan
umum serta berlaku secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan
untuk memecahkan masalah praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau
teori yang dihasilkannya dapat mendasari pemecahan masalah praktis.
Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat mempengaruhi
kehidupan praktis. Contoh penelitian dasar yang terkait erat dengan
bidang pendidikan adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu
manusia. Hasil penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasan

dalam pengembangan sikap untuk merubah perilaku melalui proses
pembelajaran/pendidikan.
b. Penelitian penerapan atau applied research
Penelitian penerapan itu diarahkan pada penggunaan secara praktis
di bidang kehidupan sehari-hari.Penelitian ini diselenggarakan dalam
rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan, untuk mencari
sesuatu yang lebih baik.

Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta
mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang
tertentu.Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan
bersifat umum, bukan rekomendasi berupa tindakan langsung. Setelah
sejumlah studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu
tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan
persepsi para praktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada
pengetahuan teoretis dan praktis dalam bidang-bidang tertentu bukan
pengetahuan yang bersifat universal misalnya bidang kedokteran,
pendidikan, atau teknologi.Penelitian terapan mendorong penelitian
lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta pengembangan
metodologi untuk kepentingan praktis.Penelitian terapan dapat pula
diartikan sebagai studi sistematik dengan tujuan menghasilkan
tindakan aplikatif yang dapat dipraktekan bagi pemecahan masalah
tertentu.
2. Ditinjau dari segi Bidang yang diteliti ada dua macam penelitian yaitu :
a. Penelitian bidang social
Penelitian ini secara khusus berbentuk penilaian pendidikan,
ekonomi, hokum, psikologi dan lain-lain.
b. Penelitian bidang eksakta

Penelitian ini secara khusus berbentuk penelitian ilmu pengetahuan
alam, penelitian kimia dan sebagainya.

3. Ditinjau dari segi tempat dilaksanakan penelitian, ada tiga macam
penelitian yaitu :
a. Penelitian laboratorium
Penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan
dalam ruangan tertutup, dimana kelompok eksperimen dijauhkan dari
variable pengganggu sebab dapat memengaruhi hasil dari pengujian
hubungan sebab akibat.
Penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk
mengadakan

studi-ilmiah

dan

kerja

ilmiah.Tujuan


penelitian

laboratorium untuk ilmu pengetahuan social ialah; mengumpulkan
data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan
interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan
kecenderungan gerak satu gejala social dalam satu masyarakat
tertentu.Laboratorium pengetahuan social ini memberikan bimbingan
pada sejumlah ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
untuk melakukan penelitian secara kooperatif.
b. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau
gejala tertentu.Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya
meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari
sifat penelitian , penelitian kasus lebih mendalam.
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang,
dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok,
lembaga atau masyarakat.


Ciri-ciri dari penelitian kasus adalah

1) Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit social
tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut.
2) Dibanding dengan studi survey yang cenderung untuk meneliti
sejumlah kecil variable pada unit sampel yang besar, studi kasus
cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai
variable-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
c. Penelitian perpustakaan
Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang
dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil
penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.
Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di
ruang perpustakaan, misalnya berupa : buku-buku, majalah, naskahnaskah, catatan, kisah sejarah, dokumen dan lain-lain. Pada
hakekatnya, data yang diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan
tersebut dijadikan fondasi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian
ditengah lapangan.

4. Penggolongan jenis penelitian menurut tujuan umum dibagi dalam 3 jenis
penelitian yaitu:
a. Penelitian eksploratif
Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan
untuk menemukan sesuatu yang baru.Sesuatu yang baru itu dapat saja
berupa

pengelompokkan

suatu

gejala,

fakta,

dan

penyakit

tertentu.Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.

b. Penelitian pengembangan
Jenis penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan
pertumbuhan dan / atau perubahan sebagai fungsi waktu.Jenis
penelitian pengembangan ini juga bertujuan untuk mengembangkan

aspek ilmu pengetahuan. Misalnya: penelitian yang meneliti tentang
pemanfaatan terapi gen untuk penyakit-penyakit menurun.
c. Penelitian verifikatif
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu
fenomena.Misalnya saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur
Pak Daryan mampu mengobati penyakit mata dan kulit.Fenomena ini
harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air
tersebut mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit
mata.
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran
atau pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan
pengumpulan data dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil
perbandingan ini maka akan didapatkan kesimpulan bahwa suatu
kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien
dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut, penelitian evaluatif

dimaksudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan program,
penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas
keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta
dukungan dan penolakan terhadap program, memberikan sumbangan
dalam

pemahaman

suatu

program

serta

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya. Lingkup penelitian evaluative dalam bidang
pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan,

pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen.Satu
pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya
standar, tolok ukur atau kriteria.Mengevaluasi adalah melaksanakan
upaya untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal,
kemudian dibandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui
kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria (kondisi yang
diharapkan).Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi
pada umumnya.

5. Penggolongan jenis penelitian menurut pendekatan analitik,dibagi menjadi
2 macam penelitian yaitu:
a. Penelitian Pendekatan kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya
pada data-data numerikal (angka-angka) yang diolah dengan metoda
statistik.Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis
penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasil penelitian
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan
metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok
atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya,
penelitian kuantitaif merupakan penelitian dengan jumlah sampel
besar.
Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif
secara mendalam dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian
inferensial.
1) Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap
kejadian yang sedang atau sudah jadi. Si peneliti mendeskripsikan
atau memusatkan perhartian kepada masalah-masalah actual yang
sedang atau sudah terjadi dan data yang diinginkan apa adanya
tanpa manipulasi.
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf
deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara
sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan
disimpulkan.Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara
sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi
atau mengenai bidang tertentu dan juga untuk membuat
pencandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai faktafakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Analisis yang sering
digunakan adalah: analisis persentase dan analisis kecenderungan.

Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum.Jenis penelitian
deskriptif yang cukup dikenal adalah penelitian survei.
2) Penelitian inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar
variabel dengan pengujian hipotesis.Dengan demikian, kesimpulan
penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan
kesimpulannya adakalanya bersifat umum.
b. Penelitian pendekatan kualitatif
Penelitian

dengan

pendekatan

kualitatif

pada

umumnya

menekankan analisis proses dari proses berfikir secara deduktif dan
induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena
yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian
kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data
kuantitatif, akan tetapi lebih ditekankan pada kedalaman berfikir
formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan konsep
sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang
berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory), dan
mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang
dihadapi.
Cara memperoleh informasi tersebut melalui observasi secara
berpartisipasi,

wawancara

mendalam

dan

metoda

lain

yang

menghasilkan data deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses
terjadinya peristiwa yang diteliti.
6. Penggolongan jenis penelitian menurut proses berlangsungnya prosedur
penelitian, dibagi menjadi 3 macam penelitian yaitu:
a. Penelitian Historis
Penelitian historis (historical research) adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara

objektif, sistematik, dan akurat.Melalui penelitian ini, bukti-bukti
dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan.Selanjutnya,
dirumuskan kesimpulan berdasarkan bukti-bukti itu.Adakalanya
penelitian historis digunakan untuk menguji hipotesis tertentu.
Peneliti historis biasanya memperoleh data melalui catatan-catatan,
artifak-artifak, atau laporan-laporan verbal.Hasil penelitian biasanya
berupa narasi deskriptif (narative description) atau analisis terhadap
peristiwa-peristiwa yang muncul pada rentang waktu lama atau cukup
lama di masa lampau.
Tujuan penelitian historis ini adalah untuk membuat rekonstruksi
masa

lampau

secara

sistematis

dan

objektif,

dengan

cara

mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan serta mensistensikan
bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang
kuat.
Ciri – ciri dari penelitian historis ini adalah penelitian historis lebih
tergantung kepada data yang diobservasi orang lain daripada yang
diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh
kerja yang cermat menganalisis keotentikan, ketepatan, dan pentingnya
sumber-sumbernya.
b. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah salah satu metode yang bisa
digunakan dan di pilih dalam sebuah penelitian pembelajaran pada
PTK.Jadi penelitian ini bisa diartikan pembelajaran yang dilakukan
secara sistematis, objektif dan juga terkontrol guna memprediksikan
kejadian-kejadian.Penelitian eksperimental berguna untuk menyelidiki
hubungan antara sebab dan akibat.
Pada penelitian jenis ini si peneliti melakukan manipulasi
perlakuan.Perlakuan tersebut direncanakan terlebih dahulu, umpanya
anda ingin meneliti pengaruh besarnya jumlah anggota grup dalam
melaksanakan praktikum terhadap penguasaan materinya sesaat setelah

kegiatan.Penelitian eksperimen bertujuan untuk bisa meramalkan
keadaan di masa mendatang.
Penelitian eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesa
tertentu dan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat
variable penelitian.Pelaksanaannya memerlukan konsep dan variable
yang jelas sekali dan pengukuran yang cermat.
Eksperimen dapat dilakukan tanpa atau dengan kelompok
pembanding. Dalam penelitian eksperimen yang tidak menggunakan
kelompok control hasil penelitian tersebut diragukan keabsahannya,
karena beberapa variable yang mengancam atau yang melemahkan
validitas penelitian tidak dikontrol. Maka untuk menghindari masalah
tersebut, berbagai penelitian eksperimen menggunakan lkelompok
pembanding.
c. Penelitian surivei
Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuesioner.Umumnya pengertian survey dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk
mewakili seluruh populasi.Dengan demikian penelitiasn survey adalah
penelitian

yang

mengambil

sampel

dari

satu

populasi

dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian
survey adalah individu. Unit analisa ini perus sekali diperhatikan,
terutama bagi peneliti muda. Akhir-akhir ini penelitian survey banyak
digunakan untuk berbagai penelitian operasional.Pengamatan survey
ini boleh dilakukan pada keseluruhan yang diteliti (disebut sensus) dan
boleh juga dilakukan hanya kepada sebagian yang diteliti.
7. Penggolongan jenis penelitian menurutwaktu, yaitu:
a. Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan
ciri: waktu penelitian lama, memerlukan biaya yang relatif besar, dan
melibatkan populasi yang

mendiami wilayah tertentu, dan dipusatkan

pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu. Penelitian ini secara
umum bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan perkembangan
dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan berlangsungnya perubahan
waktu. Jenis penelitian ini sering digunakan pada penelitian lingkup
Epidemiologi dengan beberapa rancangan yang khas, seperti kohort, crosssectional, dan kasus kontrol.
a. Kohort
Penelitian kohort sering juga disebut penelitian followup atau
penelitian insidensi, yang dimulai dengan sekelompok orang (kohor) yang
bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub-kelompok tertentu
sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial terjadinya
penyakit atau outcome.
Penelitian kohort memberikan informasi terbaik tentang penyebab
penyakit dan pengukurannya yang paling langsung tentang resiko
timbulnya penyakit. Jadi ciri umum penelitian kohort adalah:
a. dimulai dari pemilihan subyek berdasarkan status paparan.
a.

melakukan pencatatan terhadap perkembangan subyek dalam
kelompok studi amatan.

b.

dimungkinkan penghitungan laju insidensi (ID) dari masingmasing kelompok studi.

c.

peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit dan
tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan.
Oleh karena penelitian kohort diikuti dalam suatu periode tertentu,

maka rancangannya dapat bersifat restropektif dan prospektif, tergantung
pada kapan terjadinya paparan pada saat peneliti mau mengadakan
penelitian.
Rancangan penelitian kohort prospektif, jika paparan sedang atau
akan berlangsung, pada saat penelitian memulai penelitiannya. Rancangan

kohort retrospektif, jika paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai
penelitiannya. Jenis penelitian ini sering disebut sebagai penelitian
prospektif historik.
b. Penelitian cross-sectional (Lintas-Bagian)
Penelitian

lintas-bagian

adalah

penelitian

yang

mengukur

prevalensi penyakit. Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian
prevalensi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit
dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
secara serentak pada individu dari populasi tunggal pada satu saat atau
periode tertentu.
Penelitian

lintas-bagian relatif lebih mudah dan murah untuk

dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang
terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal
dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di
bidang pelayanan kesehatan dari populasi tersebut. Instrumen yang sering
digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara,
dan isian kuisioner.
c. Penelitian Kasus Kontrol (case control)
Penelitian

kasus kontrol adalah rancangan epidemiologis yang

mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparannya. Ciri penelitian ini adalah: pemilihan
subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan
apakah subyek mempunyai riwayar terpapar

atau tidak. Subyek yang

didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang
muncul dari populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut
Kontrol.
8. Penggolongan jenis penelitian menurut rancangan, dibagi menjadi 5
macam penelitian yaitu:

a.

Penelitian

Korelasional

(correlational

research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Ciri ciri penelitian korelasional adalah
1) Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variable-variabel yang
diteliti rumit dan / atau tak dapat di teliti dengan metode eksperimental
atau tak dapat di manipulasi.
2) Studi macam ini memngkinkan pengukuran beberapa variable dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3) Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling
berhubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan
tersebut.
Contoh penelitian korelasional yang umum dilakukan:
1) Studi yang mempelajari saling hubungan antara skor pada test masuk
perguruan tinggi dengan indeks prestasi.
2)

Studi

analisis

faktor

mengenai

hubungan

antara

tingkat

pengetahuan, pendidikan, dan status sosial dengan pemilihan jenis
persalinan di desa tertinggal.

b. Penelitian Kausal-Komparatif (causal-comparative research)
Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan berdasarkan atas pengamatan
terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode

eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam
kondisi yang dikontrol.
Penelitian kausal-komperatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung
(lewat). Penelitian yang bersifat ex post facto merupakan suatu penelitian
yang meneliti peristiwa yang telah terjadi dengan cara mengurut
kebelakang melalui data-data atau informasi-informasi yang mendahului
atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang di teliti.
Peneliti mengambil satu atau lebih akibat sebagai “dependent variable”
dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
c. Penelitian Eksperimental-Sungguhan (true-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih
kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
1) Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental
secara tertib-ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung
maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
2) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis dasar”
untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang
dikenai perlakuan eksperimental.
3) Memusatkan usaha pada pengontrolan varians dengan cara: pemilihan
subyek secara acak, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok
secara rambang, dan penentuan perlakuan eksperimental kepada
kelompok secara rambang.
4) Validitas internal merupakan tujuan pertama metode eksperimental.

5) Tujuan ke dua metode eksperimental adalah validitas eksternal.
6) Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting
diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

d. Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi
apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya
dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Ciri penelitian eksperimen semu meliputi:
1)

Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis,
yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua
variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut.

2)

Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek
minat, sikap, dan perilaku.

3)

Tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas
internal masih dapat dijaga.

e. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian tindakan adalah suatu penelitian dengan melakukan tindakan
terhadap suatu kelompok orang atau masyarakat dengan tujuan untuk
menjadikan perubahan terhadap situasi, perilaku, dan/atau organisasi,
mekanisme kerja, akhir kerja dan sebagainya.

Penelitian

tindakan

bertujuan

mengembangkan

keterampilan-

keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang
lain.Contoh penelitian tindakan misalnya adalah:
1) Penelitian tentang pelaksanaan suatu program inservice training untuk
melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah;
2) Penelitian untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan
kecelakaan pada pendidikan pengemudi;
3) Penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan
teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.
Ciri penelitian tindakan adalah:
1) Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2) Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
perkembangan baru.
3) Penelitian

mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data

mengenai tingkah laku, dan tidak berdasar pada pendapat subyektif
yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
4) Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa
penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the
spot experimentation dan inovasi.
Contoh penelitian pendekatan ini adalah
Umpamanya disalah satu kelas dari sebuah SMA di kota ini, terlihat siswasiswanya

kurang

acuh/kurang

memperhatikan

penjelasan

yang

disampaikan guru Geografi. Setelah ditelusuri hal ini mungkin disebabkan
oleh strategi yang dipakai oleh guru yang bersangkutan kurang dapat
menarik pehatian mereka. Kemudian guru tersebut melakukan suatu
tindakan, umpamanya dalam proses pembelajarannya ia memakai media
pengajaran yang dapat memikat perhatian siswa, umpamanya membawa
objek yang sesungguhnya kedalam kelas atau menggunakan slide
proyektor dan sebagainya. Dengan demikian si guru sudah melakukan

suatu tindakan.Akibat dari tindakan ini, murid-murid yang semula banyak
yang tidak/kurang memperhatikan penjelasan dari guru geografi tadi,
menjadi kurang jumlahnya.Dengan demikian situasi kelas telah berubah.
2. Rancangan Penelitian
Terdapat beberapa bentuk rancangan penelitian. Hal ini dapat digambarkan
seperti gambar berikut:
One-shot Case Studi
PreEksperimental

One Group Pretest-posttset

Intec Group Comparison

Macam –macam
Design
Eksperimen

TrueEksperimental

Posttest Only Control
Design
Pretest Control Group
Design

FactorialEksperimental

Time-Series Design
QuasiEksperimental

Nonequivalent Control
Group Design

1. Pre- Eksperimental Designs (nondesigns)
Eksperimen ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan

semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi,
karena tidak adanya variabel control, dan sampel tidak dipilih secara random.
Bentuk-bentuknya pre- eksperimental designs ada beberapa macam yaitu :
a. One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

X

0

X

= treatmen yang diberikan (variabel
independen)

O

= Observasi (variabel dependen)

Contoh: Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja
karyawan (O)
b. One Group Pretest-posttset Design
Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini
dapat digambarkan seperti berikut :
O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)

O1 X
O = nilai posttest (setelah diberi diklat)
O
2
Pengaruh diklat
terhadap prestasi kerja pegawai = (O - O )
2

1

2

c. Intec Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian,
tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi
perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi
perlakuan).

X
O1

O1 = hasil pengukuran setengah kelompok
yang diberi perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah kelompok
yang tidak diberi perlakuan

Pengaruh perlakuan = O1 - O2

2. True- Eksperimental Design
Dikatakan true- eksperimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam
desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Dengan demikianvaliditas internal (kualitas pelaksanaan
rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari trueeksperimental adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok control diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi
cirinya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.
a. Posttest Only Control Design

R
R

X

O2
O4

Desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang
lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen.
Kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control.
Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1:O2). Dalam penelitian
yang sesungguhnya, pengeruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai
statistic t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok control, maka perlakuan yang
diberikan berpengaruh secara signifikan.
b. Pretest Control Group Design

R
R

O1
O3

X

O2
O4

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang

baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
Pengaruh perlakuan adalah ( O2 – O1) - ( O4 – O3)
3. Factorial Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Dapat digambarkan seperti berikut :

R
R
R
R

O1
O3
O5
O7

X
X

Y1
Y1
Y2
Y2

O2
O4
O6
O8

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masingmasing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap
kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini
variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2
4. Quasi- Eksperimental Design
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Quasi-experimental design, digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok control yang digunkan untuk
penelitian.
a. Time-Series Design

O1 O2 O3 O4 X

O5 O6 O7 O8

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest

sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejalasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest
selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok
tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru
diberi treatment . Desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja,
sehingga tidak memerlukan kelompok control.
Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan
yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8 . Besarnya pengaruh perlakuan adalah
= (O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,
hanya pada desian ini kelompok eksperimen maupun kelompok control
tidak dipilih secara random.

O1
O3

X

O2
O4

Contoh :
Desain penelitian ini dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya satu
kelompok tersebut yang setengahnya diberi perlakuan setiap hari dan
setengahnya lagi tidak. O1 dan O3 adalah sebelum adanya perlakuan. O2
adalah karyawan setelah diberi perlakuan, O4 adalah karyawan yang tidak
diberi perlakuan . Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1 ) – (O4 – O3 )

DAFTAR RUJUKAN

Drs.Lufri,M.S dan Drs.Ardi, M.Si . 1999. Metodologi penelitian .Padang : DIP
Universitas Negeri Padang
Kartono, DR.Kartini .1990 .Pengantar metodologi Riset social .Bandung :
Penerbit Bandar Maju
Sugiyono. 2008. Methode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantiatif, kualitatif,
R & D). Bandung : Alfabeta
Suryabrata, Sumadi .2012 .Metodologi penelitian .Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada
Wasito, Drs.Hermawan .1995 .Pengantar metodologi penelitian .Jakarta :
PT.Gramedia Pustaka Utama
http://shendud.wordpress.com/pendidikan/jenis-jenis-penelitian/(Di akses pada
tanggal 12/9/2015 pukul 15.40 WIB)
http://cimmey-mdz.blogspot.com/2015/01/pengertian-dan-contohpenelitian.html(di akses pada tanggal 12/9/2015 pukul 16.01 WIB)
http://fourseasonnews.blogspot.com/2015/05/pengertian-penelitianhistoris.html(di akses pada tanggal 12/9/2014 pukul 16.16 WIB)
http://pengembara9ilmu.blogspot.com/2015/09/penelitian-laboratorium.html
akses pada tanggal 12/9/2014 pukul 06.34 WIB)

(di