LAPORAN KARYA ILMIAH BIDANG BIOLOGI KLS

LAPORAN KARYA ILMIAH BIDANG BIOLOGI

Analisa Penggolongan Daun Berdasarkan Bentuk Tulang Daunnya
Beserta Pemaparan Secara Deskriptif Mengenai Struktur Daun Beserta Fungsinya

Putu Feby Miswari Dewi
Luh Putu Pande Kardinayogy
A.A Istri Anggita Pramandari P
Putu Deva Ananda Diliani
Komang Sri Indrayani
I Kadek Gena Praditya

(01) (VIIIA)
(03) (VIIIA)
(06) (VIIIA)
(07) (VIIIA)
(13) (VIIIA)
(25) (VIIIA)

SMPN 2 SEMARAPURA
Jalan Dewi Sartika No 7, Semarapura


Rekomendasi

Judul: “Analisa Penggolongan Daun Berdasarkan Bentuk Tulang Daunnya Beserta
Pemaparan Secara Deskriptif Mengenai Struktur Daun Dan Fungsinya”

Penulis : 1.Putu Feby Miswari Dewi

(01) (VIIIA)

2.Luh Pt Pande Kardinayogy Pradnyani (02) (VIIIA)
3.A.A Istri Anggita Pramandari Putri

(06) (VIIIA)

4.Putu Deva Ananda Diliani

(07) (VIIIA)

5.Komang Sri Indrayani


(13) (VIIIA)

6. Kadek Gena Praditya

(25) (VIIIA)

Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Biologi Kelas VIIIA

Ni Kadek Eka Suwarningsih, S.Pd

Kata Pengantar

Puji syukur dan Terimakasih kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat Beliau kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tanpa
kendala yang berarti, pembuatan karya tulis ini berdasarkan tugas dalam mata pelajaran
ipa biologi yaitu untuk mengelompokan jenis daun berdasarkan bentuk tulang daunnya
serta memaparkan secara deskriptif mengenai struktur daun dan fungsinya . Dengan
karya tulis berjudul : “Analisa Penggolongan Daun Berdasarkan Bentuk Tulang

Daunnya Beserta Pemaparan Secara Deskriptif Mengenai Struktur Daun Dan
Fungsinya”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini kami masih perlu
banyak bimbingan, untuk itu kami mohon agar bisa di beri bimbingan. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua belah pihak yang membantu penulisan karya
tulis ini.

Akhir kata kami sebagai penulis karya tulis ini sangat mengharapkan semoga
hasil penelitian dan karya tulis ini memiliki manfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan karya tulis ini masih banyak terdapat
kesalahan-kesalahan. Sekian dan terimakasih

Penulis

Daftar Isi

Rekomendasi…………………………………………………………………....

i

Kata Pengantar………………………….……………………………………....


ii

Daftar Isi …………………………..…………………………………………...

iii

Abstrak……………………………………………………………………….....

iv

Bab I Pendahuluan……….…………………………………………………......

1

1.1 Latar Belakang Masalah……......…………………………...………….......

1

1.2 Rumusan Masalah………………..………………………………………....


2

1.3 Tujuan Penelitian………………………………...……………...……….....

2

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………..………...

3

Bab II Landasan Teori..…………………………………………...…………....

4

2.1 Profil Umum Daun....................…………………………………………....

4

2.2 Struktur Anatomi Daun..................................................................................


5

2.3 Fungsi Daun...................................................................................................

12

Bab III Metode Penelitian………………………………………...………….....

16

3.1Setting Penelitian..................…..…………………………………………....

16

3.2 Subjek dan Objek Penelitian………......…………………………………....

16

3.3 Metode Pengumpulan Data…..…………………………………………..


16

3.4 Metode Analisis Data……..……………………………………………....

18

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan…………..………………………

20

4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………..….

20

4.2 Pembahasan……………………………..………………………………...

21

Bab V Penutup………...………………………………………………………


23

5.1 Simpulan……...……………………………………………………………

23

5.2 Saran……………………………………………………….………………

23

Daftar Pustaka……………………..........…………………………………….

24

Abstrak
“Analisa Penggolongan Daun Berdasarkan Bentuk Tulang Daunnya
Beserta Pemaparan Secara Deskriptif Mengenai Struktur Daun Dan Fungsinya”

Oleh :

1.Putu Feby Miswari Dewi, 2.Luh Putu Pande Kardinayogy Pradnyani , 3.A.A Istri
Anggita Pramandari Putri, 4.Putu Deva Ananda Diliani, 5.Komang Sri Indrayani , 6.
Kadek Gena Praditya .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggolongan bentuk daun
berdasarkan tulang daunnya, dan pembahasan mengenai struktur anatomi daun dan
fungsinya. Dalam penelitian ini akan dibahas rumusan masalah sebagai berikut :
a)bagaimanakah struktur anatomi dan fungsi tertentu daun ? b)apakah tipe
dikotil dan monokotil juga mempengaruhi bentuk daun ? c)apa sajakah daun yang
tergolong kategori berbentuk menyirip, menjari, sejajar, dan melengkung ?.
Setelah melakukan penelitian dan mengambil 55 sampel daun di lingkungan
SMPN 2 Semarapura, pengelompokan daun tersebut berdasarkan bentuk tulang
daunnya. Ada 4 jenis bentuk daun, yakni bentuk menyirip, menjari (dikotil),
melengkung dan sejajar (monokotil).

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Makhluk hidup adalah semua organisasi yang hidup di alam ini, tanpa makhluk


hidup alam ini akan kosong. Makhluk hidup di katagorikan menjadi tiga, yakni
Manusia, Hewan, dan Tumbuhan. Kelompok makhluk hidup ini sebenarnya secara
umum lebih kita kenal dengan yang namanya makhluk hidup yang bersifat autotrof dan
heterotrof. Di alam yang berperan sebagai makhluk hidup yang bersifat autotrof adalah
tumbuhan, sedangkan hewan dan manusia berperan sebagai makhluk heterotrof.
Definisi dari makhluk autotrof adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahan
makanannya sendiri, melalui suatu proses yang disebut dengan fotosintesis, sedangkan
definisi makhluk heterotrof adalah makhluk hidup yang belum mampu mengolah bahan
makanannya sendiri dan masih bergantung pada organisme autotrof.
Jadi karena tumbuhan, semua makhluk seperti manusia dan hewan bisa hidup.
Bayangkan bila tidak ada tumbuhan maka organisme lain tidak akan bisa hidup, karena
mekanismenya tumbuhan menjadi makanan bagi hewan yang bersifat herbivora atau
hewan pemakan tumbuhan. Sekarang bila tidak ada tumbuhan, otomatis organisme
herbivora juga akan perlahan menghilang, dan hal ini juga mempengaruhi organisme
karnivora atau pemakan daging, jadi jika tidak ada tumbuhan, itu mempengaruhi rantai
makanan, jaring-jaring makanan, dan kelengkapan ekosistem di alam. Jadi tumbuhan
memang organisme yang berperan paling penting.
Tumbuhan merupakan organisme atau makhluk hidup yang tersusun dari
beberapa organ pokok penting yang masing-masing memiliki fungsi yang penting.

Organ-organ pokok penting pada tumbuhan yang kita ketahui ada tiga, yaitu Akar,
Batang, Daun. Masing-masing kita ketahui fungsinya beda. Akar fungsinya untuk
menyerap air, zat hara, dan garam mineral dari dalam tanah, batang fungsinya untuk
menopang tegaknya tumbuhan, serta di batang terdapat lentisel sebagai salah satu organ
pernafasan pada tumbuhan, dan daun sebagai tempat fotosintesis tumbuhan. Melalui
proses fotosintesis yang terjadi di daun inilah tumbuhan bisa menghasilkan bahan
makanannya sendiri, juga dengan bantuan sinar matahari. Di daun terdapat pigmen
klorofil atau zat hijau daun yang membantu proses fotosintesis daun. Secara anatomi

struktur daun, akar, dan batang agak berbeda, masing-masing memiliki karakter struktur
anatomi masing-masing. Seperti halnya daun, meskipun semua tumbuhan memiliki
daun yang fungsinya sama, yakni untuk proses fotosintesis, tapi daun juga memiliki
perbedaan dari bentuknya, tidak semua daun bentuknya sama. Penggolongan daun ini
juga didasarkan atas bentuk dari tulang daun itu sendiri. Dan disini juga diperlukan
pemaparan secara deskriptif mengenai struktur anatomi daun beserta fungsi-fungsi
pentingnya. Untuk mengetahui penggolongan jenis-jenis daun harus dilakukan
observasi terhadap beberapa sampel daun untuk mengetahui jenis penggolongan bentuk
daun tersebut.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian yang berjudul “Analisa Penggolongan Daun berdasarkan Bentuk Tulang
Daunnya beserta Pemaparan secara Deskriptif mengenai Struktur daun dan fungsinya”.
1.2

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat disampaikan berdasarkan latar belakang di atas :
1) Bagaimanakah struktur anatomi dan fungsi tertentu daun ?
2) Apakah tipe dikotil dan monokotil juga mempengaruhi bentuk daun ?
3) Apa sajakah daun yang tergolong kategori berbentuk menyirip, menjari,
sejajar, dan melengkung ?
1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan suatu hal yang ingin dicapai dalam melakukan sesuatu. Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui bagaimanakah struktur anatomi dan fungsi tertentu daun.
2) Untuk mengetahui apakah tipe dikotil dan monokotil juga mempengaruhi
bentuk daun.
3) Untuk mengetahui apa sajakah daun yang tergolong kategori berbentuk
menyirip, menjari, sejajar, dan melengkung.
1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1) Untuk menambah wawasan tentang struktur anatomi daun dan fungsinya.
2) Untuk dapat mengetahui tentang penggolongan daun berdasarkan bentuk
tulang daunnya.
3) Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam penulisan laporan ilmiah.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Profil Umum Daun

Gambar 2.1 (Gambar Daun)
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk Daun (Morfologi) yang umumnya kita ketahui

Gambar 2.2 (Morfologi Daun)
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.
Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun.
Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan
memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.

Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil
adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya
yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain,
misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin
(berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan
klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan
jelas pada daun yang gugur). (http://kir-31.blogspot.com/2011/02/penjelasan-tentangdaun-bentuk-daun.html)
2.2

Struktur Anatomi Daun

Gambar 2.3 (Struktur Anatomi Daun)
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ pada
tumbuhan yang memiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas
baik secara teoritis maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Struktur
jaringan pengangkut dalam tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada
batang. Namun, ciri terpenting pada daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya cepat
terhenti. Pada Spermatophyta, aktivitas meristem apeks daun segera terhenti, sementara
bentuk dan ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan interkalar dan marginal.
Terdapat bebrapa istilah-istilah menyangkut daun. Seluruh daun pada sebuah
tumbuhan disebut dengan Phyllom. Namun dikenal juga dengan beberapa istilah seperti

daun hijau, katafil, hipsofil,kotiledon, profil. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut;
1)

Daun hijau

Daun hijau (foliage leaves) berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya
berbentukpipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas Co2.
2)

Katafil

Katafil adalah sisik yang tampak pada kuncup dan batang di bawah tanah, yang
fungsinya sebagai pelindung atau penyimpan bahan cadangan makanan.
3)

Hipsofil

Hipsofil merupakan berbagai tipe braktea yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai
pelindung.
4)

Kotiledon

Kotiledon adalah daun pertama dari tumbuhan.
5)

Profil (Prophyl)

Daun pertama pada cabang lateral.
Berikut merupakan anatomi secara umum pada daun:
Secara histologi, daun tersusun dari tiga tipe jaringan, yaitu epidermis, mesofil, dan
jaringan pembuluh.
1.

Epidermis
Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan,

bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel
khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan
epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan
bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara
sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang
dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan
air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan
adanya kutikula serta stomata.
2.

Mesofil (Jaringan Dasar)
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis.

Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas.

Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim
palisade dan parenkim spons.
A)

Parenkim Palisade

Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak
berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade
berbeda bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak
bercabang.
Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral
(berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan
palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun
lebih dari satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke
tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial
daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah
sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada
sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses
fotosintesis dapat berlangsung efesien.
Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial
daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim
palisade terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada
kedua sisi (abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila
jaringan palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau
dorsiventral.
B)

Parenkim Spons

Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel
parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya
lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel
parenkim palisade dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila
parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade
terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan
parenkim spons yang ada di dekatnya.
Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya,
bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar

untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak
atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang
menjadi penghubung antar sel.
Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat
dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan
penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi
fotosintesis adalah sistem ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan
pertukaran gas dengan cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah
permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi
lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut daerah permukaan dalam daun dan
daerah permukaan luar daun.
3.

Berkas pembuluh atau sistem jaringan pembuluh
Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian

menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar
dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang
daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem
tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan
sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk
sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.
Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang
daun sejajar hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan
pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu
tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu.
Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil.
Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati
bagian tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi
tulang daun yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau
cabang yang besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti
rusuk pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin
kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang
besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.

Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang
sangat beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang
paling kecil yang dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi
ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil.
Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang
daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil
mungkin terdiri atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling
kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi
pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau
berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel
transfer.
4.

Berkas Pengangkut
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tulang daun yang besar dikelilingi oleh

parenkim yang sedikit mengandung kloroplas. Sedangkan tulang daun yang lebih kecil
biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel parenkim, yang disebut berkas pegangkut.
Berkas pengangkut ini biasanya terbagi menjadi 2 jenis yaitu, xylem dan floem. Sel
berkas pengangkut ini berdinding tipis untuk memudahkan terjadinya transpor antar sel,
mungkin memiliki kloroplas seperti mesofil. Sering kali terdapat kristal.
Kebanyakan daun Dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke arah
epidermis pada satu atau kedua sisi daun. Sel yang mencapai arah epidermis ini
berfungsi dalam pengangkutan pada daun. Bukan hanya pada daun Dikotil saja yang
memiliki berkas pengangkut akan tetapi berkas pengangkut juga terdapat dalam daun
Monokotil, berkas pengangkut pada daun Monokotil ini dibedakan menjadi dua
tipeyaitu yang mempunyai 1 atau 2 lapisan saja.
5.

Jaringan Penyokong Daun
Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula sebagai

pelindung. Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan
memberikan sokongan pada helai daun. Jaringan penyokong lainnya adalah kolenkim.
Pada daun Dikotil,kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tulang daun, di bawah
epidermis dan juga di tepi daun. Selain kolenkim, pada mesofil daun Dikotil juga
ditemukan skelrida. Tulang daun berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh

sekelompok serabut. Pada kebanyakan daun monokotil berkas pengangkut dikelilingi
oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan berhubungan ke epidermis.
(Dikutip dari Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta)
A) Perbedaan Anatomi Daun Monokotil dan Dikotil
B)
C)
D)
E)
F)
G)
H)
I)
J)
K)
L)
Gambar 4.2 (Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil)
Gambar 2.4 (Anatomi daun monokotil)
Adapun macam jaringan daun Dikotil, letak, fungsi, dan ciri-ciri dijelaskan dalam Tabel
2.1
Tabel 2.1 Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No Jaringan
Letak
Fungsi
Ciri - Ciri
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari
Terdiri dari satu lapis sel kecuali
kekeringan.
tanaman Ficus (tanaman karet).
– Menjaga bentuk daun agar
tetap.

a) Epidermis

Menyusun lapisan
permukaan
atas dan bawah daun.

b)

Melapisi permukaan
atas dan bawah daun.

Zat kutin pada kutikula
mencegah penguapan air
melalui permukaan daun.

Melapisi permukaan
atas dan bawah daun

– Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
– Sel penjaga sebagai
Mulut daun pada epidermis
pengatur
dengan dua sel penutup
membuka dan
menutupnya stomata.

c)

Kutikula

Stomata

d)

Rambut
dan
kelenjar

Permukaan atas dan
bawah daun.

Alat pengeluaran.

e)

Mesofil

Di antara lapisan epidermis
atas dan

Tempat berlangsungnya
fotosintesis.

Penebalan dari zat kutin.

Alat tambahan pada epidermis
– Terdiri dari sel parenkim,
banyak ruang antarsel.

– Kebanyakan berdiferensiasi
menjadi palisade (jaringan
tiang) dan spons (jaringan
bunga karang).
– Sel-sel jaringan tiang
berbentuk
silinder, tersusun rapat,
dan mengandung klorofil.
– Sel-sel jaringan bunga karang
bentuknya tidak teratur,
bercabangcabang dan berisi
kloroplas, susunannya renggang.

bawah.

f)

Urat daun

Pada helai daun.

Transportasi zat.

Menyirip atau menjari.

2) Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil
Daun Monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran yang
membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur daun Monokotil dapat pada
Gambar 2.5

Gambar 2.5 (Struktur jaringan daun dan urat daun Monokotil)

Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun daun Monokotil,
dijelaskan dalam Tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2 Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No Jaringan

Letak

a) Epidermis

Lapisan permukaan

Fungsi

Ciri - Ciri

– Melindungi lapisan sel di Terdiri dari satu sel dengan penebalan

dan
kutikula

atas
dan bawah daun.

Berderet di antara urat
daun.

b) Stomata

c)

Pada cekungan di
antara urat daun.

Mesofil

bagian dalam dari
dari zat kutin.
kekeringan.
– Mencegah penguapan air
melalui permukaan daun.
Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.

Mulut daun dengan dua sel penutup.

Membuat zat makanan
melalui
fotosintesis.

Tidak mengalami diferensiasi,
bentuknya
seragam kecuali mesofil berkas
pengangkut lebih besar, kloroplasnya
lebih sedikit, dindingnya lebih tebal.

d) Urat daun
Pada helai daun.
Transportasi zat.
Sejajar.
(Dikutip dari Biologi Kelas IX karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni
hadisusanto)
2.3

Fungsi Daun


Tempat Terjadinya Fotosintesis

Gambar 2.6 (Fotosintesis)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari.


Sebagai Organ Pernapasan atau Respirasi

Gambar 2.7 (Stomata)
Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk
dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat
hidung kita dimana stomata mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2,
sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stomata terletak di
epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel
yang terletak pada batang.


Tempat Terjadinya Transpirasi

Gambar 2.8 (Transpirasi)
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.


Tempat Terjadinya Gutasi

Gambar 2.9 (Gutasi)
Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi
melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian
dari proses pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada saat
pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada malam
hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat disalahartikan sebagai embun. Ia
terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi
lubang pengeluaran.



Alat Perkembangbiakkan Vegetatif

Gambar 2.10 (Reproduksi tanaman secara vegetatif)
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual
(tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa
terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya
terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba dan
paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2
individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora)
jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium.
(Dikutip dari Biologi SMA / MA Kelas IX karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati ,
Meirina Arif)

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1

Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Semarapura jalan Dewi Sartika No 7
Semarapura, Klungkung, Bali.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 7 hari (dari tanggal 06 Januari
sampai dengan 12 Januari 2014).
3.2

Subjek dan Objek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitiannya adalah tumbuhan yang tumbuh disekitar wilayah SMPN 2
Semarapura.
b. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah sampel daun yang diambil dari masing-masing
tumbuhan di SMPN 2 Semarapura.

3.3

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data melalui metoda kepustakaan, yaitu metode yang

dilaksanakan dengan mengumpulkan bahan dan berbagai sumber tertulis seperti buku,
koran atau internet yang membahas permasalahan terkait dengan Analisa Penggolongan
Daun berdasarkan Bentuk Tulang Daunnya beserta Pemaparan secara Deskriptif
mengenai Struktur daun dan fungsinya. Selain itu metode yang digunakan adalah
metode observasi yang dilakukan dengan mengamati secara kualitatif atau fisik tentang
bentuk dari daun yang diamati berdasarkan bentuk tulang daunnya.
Berikut ini daftar tumbuhan yang akan dianalisis bentuk daunnya dari segi observasi :
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama Tumbuhan
Euphorbhia
Tanduk Rusa
Gelombang Cinta
Kertas
Kuping Gajah
Sirih
Pisang
Mangga
Kayu Putih

Menyirip

Menjari

Sejajar

Melengkung

Keterangan

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.

Pegagan
Cocor Bebek
Mahkota Dewa
Jarak
Jarak Jawa
Kunyit
Lengkuas
Temen
Myana
Asem Celagi
Kamboja
Asparagus
Boni
Kelapa
Belimbing Wuluh
Cermai
Praksok
Muring
Pipis
Pucuk
Jeruk Bali
Anggrek
Paku
Bayam Merah
Kayu Mas
Beregu
Paku Sarang Burung
Endong
Pepaya
Jempiring
Padi
Alang-alang
Anggrek
Cabai
Salak
Bonsai
Sawo
Sandat
Putri Malu
Lotus
Angsoka
Nusa Indah
Sambiloto
Celeng
Rambutan
Nangka

3.4

Metode Analisis Data
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat

penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta Analisa
Penggolongan Daun berdasarkan Bentuk Tulang Daunnya beserta Pemaparan secara
Deskriptif mengenai Struktur daun beserta fungsinya.

Berikut ini Lembar Observasi yang akan digunakan :

Nama Peneliti
1. Putu Feby Miswari Dewi

(01)

2. Luh Putu Pande Kardinayogy Pradnyani (02)
3. A.A Istri Anggita Pramandari Putri

(06)

BAB IV
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Nama Tumbuhan
Euphorbhia
Tanduk Rusa
Gelombang Cinta
Kertas
Kuping Gajah
Sirih
Pisang
Mangga
Kayu Putih
Pegagan
Cocor Bebek

Menyirip


12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Mahkota Dewa
Jarak
Jarak Jawa
Kunyit
Lengkuas
Temen
Myana

19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

Asem Celagi
Kamboja
Asparagus
Boni
Kelapa
Belimbing Wuluh
Cermai
Praksok
Muring
Pipis

29.

Pucuk



30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

Jeruk Bali
Anggrek
Paku
Bayam Merah
Kayu Mas
Beregu
Paku Sarang Burung
Endong
Pepaya
Jempiring
Padi



Menjari

Sejajar














































Melengkung











Keterangan
Bergelombang
Pinggir
daun,
tumpul bergerigi
Pinggir
daun,
bergerigi
Daun Majemuk
Tumbuh
melingkari
pohon-pohon
besar
Pinggir
daun,
bergerigi tumpul
-

41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.

Alang-alang

Anggrek

Cabai

Salak

Bonsai
Sawo

Sandat

Putri Malu

Lotus
Angsoka

Nusa Indah

Sambiloto

Celeng

Rambutan

Nangka

(Hasil Observasi di Lingkungan SMPN 2 Semarapura)
4.2

-



-

Pembahasan
Dari Observasi dan pengamatan kualitatif yang dilakukan di SMPN 2

Semarapura, didapatkan hasil bahwa sebagaian besar tumbuhan yang tumbuh di SMPN
2, memiliki bentuk tulang daun menyirip. Selain bentuk menyirip, ada bentuk menjari,
melengkung, dan sejajar. Untuk jumlah keping biji suatu tumbuhan, biasanya
mempengaruhi bentuk daunnya. Untuk tumbuhan jenis monokotil biasanya bentuk
daunnya adalah melengkung dan sejajar. Sedangkan yang dikotil biasanya berbentuk
menyirip dan menjari.
M) Bentuk Daun Berdasarkan Tulang Daunnya
Tulang daun berdasarkan besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu:
a) Ibu tulang daun (costa),
b) Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), dan
c) Urat-urat daun (vena).

Jenis-jenis tulang daun
Bentuk

tulang

daun

bermacam-macam,

antara

lain,

menyirip,

melengkung,

menjari,sejajar Dan Melengkung. Bentuk-bentuk tulang daun yang sering dijumpai,
yaitu:
A. Menyirip (penninervis)

Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari
tangkai daun hingga ujung dari helai daun. Daun dengan susunan tulang daun menyirip
dapat kita jumpai pada kuweni (Mangifera odorata), durian (Durio zibethinus Murr),
belimbing manis (Averrhoa carambola L), jambu dersono (Syzygium malaccense),
jambu biji (Psidium guajava L.), jambu mete (Anacardium occidentale L.),tulang daun
mangga,tulang daun rambutan dan lain-lain

B. Menjari (palminervis)
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti jari-jari
tangan manusia. Daun dengan susunan tulang daun menjari dapat kita jumpai pada daun
papaya (Carica papaya),tulang daun singkong,tulang daun kapas,ketela pohon.
C.Sejajar (rectinervis)
Biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis dan bangun pita, yang mempunyai satu
tulang ditengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih
kecil dan nampaknya semua mempunyai arah sejajar dengan ibu tulangnya tadi. Contoh
tumbuhan yang memiliki tulang daun rectinervis adalah Zea mays Tulang daun
tebu,tulang dau padi,tulang rumput-rumputan.
D.Melengkung
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung .Contohnya: Tulang
daun Genjer,tulang daun sirih, tulang daun gadung,tulang daun kelapa.
(Dikutip Dari www.pusatbiologi/bentuktulangdaun/)

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1) Dari hasil study kepustakaan dalam didapat hasil bahwa penggolongan jenis
daun didasarkan atas bentuk tulang daunnya. Bentuk daun dibagi menjadi
empat yaitu menyirip, menjari, melengkung, dan sejajar.
2) Berdasarkan study kepustaakan baik itu pada tumbuhan monokotil maupun
dikotil mempengaruhi jenis bentuk tulang daunnya, untuk monokotil jenis
tulang daunnya biasanya melengkung dan sejajar.
5.2

Saran

Melalui penelitian ini dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1) Kepada para siswa ataupun peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian
lanjutnya terhadap daun tentang anatomi dan bentuk daunnya.
2) Kepada para guru diharapkan untuk lebih sering mendidik dengan cara
praktek dan langsung melihat di ruang observasi

Daftar Pustaka
Sumber dari :
-----Anonim a. 2011. Tata Hijau-Pdf. http://google.com. Hlm 81-88. [28 September
2011).
-----Anonim b. 2011. Penuaan dan Pengguguran pada Tumbuhan. www.google.com.
[29 September 2011].

goresan-kecil-chara.blogspot.com
http://www.pustakasekolah.com/anatomi-daun.html#ixzz2pbAZBBUQ
http://www.sabenggo.com/2013/09/bentuk-tulang-daun.html
http://www.pusatbiologi.com/2013/03/struktur-anatomi-daun-dikotil-dan.html
http://bimprippt19.blogspot.com/2013/08/macam-macam-susunan-tulang-daun.html
http://syantrijayanti.blogspot.com/2013/03/makalah-anatomi-daun.html
http://nha-withstyle.blogspot.com/2011/10/evercolour-dinamika-warna-dauntanaman.html
http://belajar-sampai-mati.blogspot.com/2011/08/mengapa-ada-daun-yang-tidakberwarna.html
http://bloggerndesonet.blogspot.com/2013/09/pengertian-daun-dan-fungsinya.html
http://ibn5sholih.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-fisiologi-tumbuhan.html
http://goresan-kecil-chara.blogspot.com/2012/09/apa-itu-klorofil.html
http://tr.wikipedia.org/wiki/Klorofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis
http://moreartikel.blogspot.com/2010/08/kelebihan-dari-fotosintesis.html
http://gallerypendidikan.blogspot.com/2012/03/fotosintesis.html
http://kir-31.blogspot.com/2011/02/penjelasan-tentang-daun-bentuk-daun.html
http://ibn5sholih.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-fisiologi-tumbuhan.html
-----Lestari G dan IP Kencana. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar
Swadaya.
-----Susanto A. 2008. Kadar Klorofil Pada Berbagai Tanaman yang Berbeda Umur.
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.

Lampiran Hasil Dokumentasi Kegiatan Observasi :