Estetika dan Kritik Sastra by Widyastuti

Estetika dan Kritik Sastra
Hanami karya Fenny Wong

Oleh:
Widyastuti Utami (2915121924)
Pendidikan Bahasa Jepang
Fakultas Bahasa dan Seni
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013

Sinopsis
Sakura, membuka pintu rumahnya. Keigo yang telah menunggunya di ruang tamu
pun berdiri. Sakura tersenyum kecil dan melihat jam dinding yang ada di ruang
tamunya. “Maafkan aku,” kata Sakura pelan. “Aku tidak mendengar telepon mu
karena ponselku aku getarkan. Tadi aku kelamaan dengan teman-teman klub tenis
ku,” lanjut Sakura. Keigo hanya dapat terdiam. Ia tidak mampu mengungkapkan
segala amarahnya kepada Sakura karena telah pulang selarut ini.
Akhir-akhir ini Sakura sering pulang larut malam. Hal itu membuat Keigo bingung,
apa yang harus dilakukannya. Apakah gejala remaja ? Atau memang terjadi
sesuatu. Entahlah, Keigo tidak dapat memikirkannya.
Sakura adalah seorang siswi SMA Umegaoka di daerah Tokyo. Dia adalah salah

seorang anggota klub tenis di sekolahnya. Dia cantik, kulitnya putih, tubuhnya kecil
dan wajahnya selalu tampak lebih muda dari umurnya. Dia memiliki 3 sahabat yang
selalu menemaninya, Akiko, Chiyo dan Rima.
Keesokan harinya, Sakura diajak main lagi sepulang latihan tenis. Awalnya Ia
menolak, tapi karena keteguhan teman-temannya Ia tidak dapat menolak.
Sampailah mereka di tempat karaoke. Malam itu sedikit dingin, meskipun mereka
berdelapan. Setelah memasuki ruang karaoke, Sakura baru ingat bahwa Ia belum
mengabari Keigo. Ketika membuka telepon genggamnya, Ia melihat layar telepon
genggamnya gelap. Ternyata telepon genggamnya kehabisan baterai. Hal itu
memaksanya untuk mencari telepon umum di sekitar gedung karaoke tempat Ia dan
teman-temannya berada.
Ia sedang memasuki sebuah gang kecil ketika Ia menemukan telepon umum yang
kosong. Namun, keadaan sunyi dan sepi di sekitar telepon umum itu sempat
membuat Sakura bergidik merinding. Namun karena keharusan Sakura menelepon
Keigo, Ia memberanikan diri. Belum sampai Ia di tempat telepon umum itu, Ia
bertemu seorang nenek tua yang sedang menyapu jalanan di depan toko danggo.
Ia memencet nomor Keigo namun nada sambungan tidak terdengar di telinganya.
Nenek itu pun berbicara memecah keheningan. “Telepon umum itu rusak. Jika kau
mau, kau boleh pakai telepon rumahku,” kata nenek itu ramah. Sakura tidak
berbicara. Ia hanya tersenyum dengan anggukan kecil. Ia pun masuk ke dalam toko


danggo itu. Setelah menelepon Keigo, nenek itu bertanya nama Sakura. Makin lama
nenek itu bercerita bahwa Ia

hidup sendiri. Dulu ada seorang pembantunya

bernama Nishikado Tsubaki. Namun, Tsubaki pergi meninggalkannya ketika hamil.
Sakura terkejut mendengar nama Nishikado Tsubaki, nama yang selama ini Ia
kenal. Ibunya. Nenek itu menunjukkan sebuah foto yang sudah menguning karena
umurnya yang sudah tua. Sakura pun terkejut untuk kedua kalinya. Ia merasa
sangat mengenali salah satu wajah di foto itu. Dalam foto itu terdapat 3 orang.
Seorang wanita yang sangat cantik, seorang lelaki yang sedikit lebih tua dari
perempuan itu dan seorang anak kecil memegang tusukan danggo yang baru
setengah termakan. Wajah mereka sangat bahagia saat itu. Perempuan itu adalah
ibunya.
Mereka berdua tampak sangat akrab ketika nenek itu memberikan sepiring danggo
dan teh manis untuk Sakura. Mereka banyak bercerita tentang Tsubaki. Sakura juga
menceritakan bahwa Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Ia mengetahui hal itu
dari Keigo, kakak yang mengurusnya dari kecil, tapi Ia sendiri tak pernah tahu
darimana Keigo berasal. Sakura menyadari bahwa Ia telah terlalu lama di dalam

rumah nenek itu. Ia segera berpamitan. “Jika memang kau adalah anak dari
Tsubaki, maka kau aku anggap sebagai cucuku. Jika kau senggang, mampirlah
kemari. Aku akan menyediakan danggo dan teh untukmu.” kata nenek itu dengan
ramah ketika mengantar Sakura ke pintu rumahnya. Tiba-tiba Sakura merasa
memiliki seorang anggota keluarga baru.
Sakura sudah berada dalam dekapan Keigo ketika Ia menyadari bahwa Ia telah
membuat semuanya khawatir karena Ia terlalu lama di dalam rumah nenek pemilik
toko danggo itu. Teman-temannya berpikir bahwa Sakura tersesat ketika mencari
telepon umum dan segera menghubungi Keigo. Sekarang Keigo tengah memarahi
Sakura di ruang tamu rumahnya. Sakura hanya terdiam, dia tak mampu bicara
setelah apa yang telah Ia lalui dengan nenek pemilik toko danggo tersebut. “Keigo,
Aku sudah 17 tahun dan bebas melakukan apapun yang aku mau. Alasan apa yang
kau gunakan untuk melakukan hal-hal yang aku inginkan ?” kata Sakura memotong
semua omelan Keigo. Seketika itu Keigo terkesiap, nada bicaranya berubah menjadi
lembut. “Ada apa dengan mu ?” jawab Keigo. “Aku hanya merasa kau terlalu
mengatur kehidupanku. Kau selalu mengatur ku ini dan itu, selalu berusaha
menjauhkanku dari teman-temanku seakan aku hanya untuk dirimu sendiri,

sedangkan aku tidak tahu kau itu siapa,” kata Sakura mengernyit, menahan tangis.
“Apa kau marah karena aku terlalu mengaturrmu ? Aku ini kakakmu Sakura,” kata

Keigo pelan. “Kalau kamu memang kakakku dan benar-benar sayang kepadaku,
kenapa kau tidak memberitahuku sekarang tentang siapa Ibuku ? Hal itu lebih baik
daripada aku mendengarnya dari orang lain.” kata Sakura menangis. “Apa ia
membuangku ?” lanjut Sakura dengan air mata yang semakin deras mengalir di
wajahnya. Keigo hanya mendesah panjang. Sakura lari masuk ke kamarnya dan
Keigo marah pada dirinya sendiri.
“Ya Ayah, dia baik-baik saja, sekarang dia sedang tidur. Kemarin Ia sempat
membuat semua khawatir karena tiba-tiba menghilang,” kata Keigo sambil
memegangi telepon genggamnya di samping telinganya. “Dia sudah besar Keigo,
kau tak perlu terlalu mengekangnya. Ia sudah bisa mengurus dirinya sendiri,” suara
serak disertai batuk menjawab teleponnya di sana. Keigo menelepon Ayahnya dan
menceritakan semua yang Sakura tanyakan. Ia tahu bahwa Ayahnya takkan
mengizinkannya memberitahukan siapa Ibu Sakura sebenarnya.
Mereka sedang ngobrol di atas gedung sekolah SMA Midorigaoka saat jam makan
siang. Matahari hari itu sangat bersahabat, cerah tapi tidak panas, membuata
atmosfer yang sejuk bagi Sakura dan ketiga temannya. Ditengah kehangatan canda
mereka, Chiyo berkata “Kau harus menerima Kirishima Seta Sakura. Harus, pacar
pertamamu ! Ia adalah anggota klub baseball dan.. Ia teman sekelas mu sakura !
Kau harus menerima cintanya Sakura !”. Ya, Sakura adalah siswi yang cantik. Jadi
wajar saja orang seperti Kirishima Seta yang dipuja oleh banyak siswi lainnya di

Sekolah juga ikut tergila-gila dengan Sakura, seperti anak lelaki lainnya di Sekolah.
Sepulang sekolah, Sakura sedang berjalan bersama Kirishima Seta. Tangan
Kirishima merangkul pundak Sakura. Mereka sedang berjalan ke arah sebuah
gedung bioskop baru di Kabukicho ketika Kirishima Seta mengatakan kalimat
pertamanya. “Aku sudah tahu Sakura chan, kau akan menerima cintaku. Banyak
yang sudah membicarakan hal itu. Kita adalah pasangan serasi, kau cantik dan aku..
tampan” kata Kirishima dengan nada sombongnya. Hal itulah yang tidak disukai
Sakura dari sosok Kirishima Seta, sombong. “Kirishima san, maafkan aku. Kurasa
aku harus mengakui ini semua. Aku tidak pernah menyukaimu sama sekali. Aku
menerima cintamu karena dipaksa oleh Chiyo. Aku.. tidak memiliki perasaan apapun

terhadapmu,” kata Sakura pelan. Mata Kirishima Seta kini membelalak. Ia tampak
sangat marah. “Kau mempermainkan aku ? Kau menerima cintaku dan memutuskan
hubungan kita setelah 2 jam kita bersama ?” bentak Kirishima Seta kepada Sakura.
Sakura hanya bisa menahan tangis. Tiba-tiba ada sosok besar di hadapan mereka
berdua. Sosok itu segera melindungi Sakura dan mengusir Kirishima Seta pergi.
“Hei kau, kau benar-benar anak SMA kan ? Bukan wanita jalang yang bekerja di
sekitar sini ? Tidak seharusnya kau berada di sini.” Namun, Sakura tidak dapat
mengatakan apapun. Ia syok setelah mengalami hal tadi. Tiba-tiba seorang lelaki
dari pintu belakang sebuah bar dekat tempat Sakura berdiri berteriak. “Bukan ! Ia

adalah wanita milik bar ini. Biarkan dia pergi !” kata lelaki itu. Lelaki berbadan besar
yang tadi mengusir Kirishima Seta pun mendengus kesal dan pergi.
“Untuk apa kau ada di Kabukicho sendirian ? Tidak seharusnya siswi SMA
sepertimu berada di sini. Jangan berpikir aku menyelamatkanmu karena aku kasihan
padamu, aku hanya tidak suka dengan yakuza kacangan macam mereka.” kata
lelaki itu sambil memberikan jaket kulit hitamnya kepada Sakura. Sakura diam, dia
masih syok. “Cepat pergi sebelum pemilik bar ini melihatmu dan benar-benar
menjadikanmu wanita jalang !” kata lelaki itu dengan nada sedikit tinggi. “Terima
kasih,” kata Sakura. Namun, dia tetap tidak beranjak dari tempat itu. “Apalagi yang
kau tunggu ? Apa kau benar-benar ingin menjadi wanita jalang di bar ini ?” kata
lelaki itu karena melihat Sakura yang terdiam seperti patung. Tiba-tiba Sakura
mengatakan hal yang tidak disangka oleh lelaki itu, “Apa kau mau mengantarku ke
Stasiun ? Aku takut..” kata Sakura pelan. “Apa kau gila ! Sudah pergi sana !” kata
lelaki itu mengusir Sakura. Sakura pun melangkah lunglai. “Hei !” tiba-tiba lelaki itu
mengatakan sesuatu, seakan memberika Sakura harapan. “Jangan pernah kembali
lagi.” Sakura pun menangis dan berjalan setengah berlari ke arah stasiun.
Keigo terkejut ketik melihat Sakura pulang dengan memeluk blazer hitam kotor yang
tadi diberikan oleh lelaki di bar. Sakura tampak sangat ketakutan. Sakura
menjelaskan semuanya kepada Keigo. Keigo hanya bisa membalasnya dengan
pelukan yang menghangatkan Sakura. Sakura menangis, Ia berkata Keigo boleh

melarangnya apapun, mengaturnya apapun, asalkan Keigo selalu melindungi remaja
yang baru beranjak dewasa itu. Sakura tahu, banyak rahasia antara hubungannya
dengan Keigo. Namun, Ia yakin bahwa Keigo benar-benar menyayanginya.

Keesokan harinya di Sekolah beredar kabar yang menjelek-jelekan Sakura. Kabar
itu berasal dari Kirishima Seta. Ia mengatakan kepada semua orang bahwa Sakura
hidup dengan lelaki yang tidak dikenalnya. Umurnya dengan lelaki itu terpaut 10
tahun. Kirishima mengatakan bahwa Sakura memiliki hubungan negatif dengan
Keigo. Hal itu membuat Sakura menangis ketika Keigo menjemputnya di depan
Sekolah, seperti biasa. Keigo tidak mendapatkan jawaban ketika Ia menanyakan
keadaan Sakura. Sakura hanya berkata bahwa Ia akan pulang naik kereta. Keigo
bertanya kepada teman-teman Sakura. Rima yang dewasa mencoba menjelaskan
kejadian yang baru saja terjadi secara halus kepada Keigo. Keigo langsung mencari
Kirishima Seta dan segera menemuinya di pinggir lapangan baseball. Ia
mengangkat kerah baju Kirishima dan berkata“Buka matamu.. lihat wajahku.
Hafalkan wajah ini, dan bayangkan sebelum kau berkata apapun tentang Sakura
lagi. Karena jika kau melakukannya lagi, akulah yang akan membuat bibirmu
terkoyak begitu parah sehingga kau tidak bisa mengatakan apapun lagi..
selamanya.”
Sesampainya di rumah Keigo segera diajak makan oleh Sakura. Sakura

menceritakan semua kepada keigo. Keigo menanggapinya dengan tenang. Tiba-tiba
Sakura menanyakan soal Sakamura Jin. Keigo tersedak. Sakura menanyakan
apakah Kawaguchi Keigo adalah Sakamura Jin. Keigo tidak menjawab apapun.
Hari-hari pun berlalu. Sakura mencari tahu tentang sosok Sakamura Jin dan Ia
mendapatkan jawabannya. Sakamura Jin atau kakak tirinya adalah lelaki yang
meneyelamatkannya ketika pertama kali Ia ke Kabukicho, bartender di sebuah Bar
bernama Zenith dan mempunyai nama panggilan Silver. Hal itu sempat membuat
Sakura terkejut. Berhari-hari Sakura melakukan pendekatan dengan Sakamura Jin.
Ia sering datang ke Bar Zenith untuk menemui lelaki yang Ia kira kakak tirinya itu. Ia
berharap kedatangan kakak tiri di kehidupannya dapat mengubah semuanya,
mengungkap tabir yang menutupi identitas aslinya selama ini. Mulanya Sakamura
Jin tidak menolak mentah-mentah atas kedatangan Sakura dalam hidupnya. Apalagi
ketika Jin tahu bawa Sakura adalah anak dari Tsubaki. Wanita yang sempat
menghancurkan hidupnya dan ayahnya. Lembaran-lembaran kisah masa lalunya
sedikit demi sedikit terbuka. Namun kemudian, Ia terpikir untuk membalaskan
dendam kepada Sakura. Ia akan membuat Sakura menyukainya dan pergi

meninggalkannya begitu saja. Sama seperti yang dilakukan oleh Tsubaki kepada
ayahnya dulu. Jadi, Ia mulai terbuka dan menerima kedatangan Sakura.
Hari-hari mereka lewati. Sosok Sakura yang ceria dan kekanak-kanakan sangat

kontras dengan sosok Jin yang dingin dan kasar. Namun, hal itu tidak membuat
Sakura menjauhi Jin. Hampir setiap minggu Sakura main dengan Ichigo, kucing jin,
di apartemen Jin. Bahkan kedekatan mereka sempat membuat Keigo takut akan
kehilangan

Sakura.

Ketakutan

bahwa

Sakura

akan

mencintai

Jin

dan


meninggalkannya setelah semua yang mereka lakukan selama hidup mereka.
Dimulai ketika Keigo melihat Sakura di Inkubator, berusaha bernapas sekuat tenaga
untuk bertahan hidup, membuat Keigo sadar bahwa Ia harus terus bertahan
walaupun berbagai rintangan menghalangi hidupnya. Hal itu membuatnya
menceritakan semuanya kepada ayahnya. Mulai dari Sakura mengetahui tentang
kakak tirinya hingga kedekatan Sakura dengan Jin saat ini.
Di lain sisi, Jin yang merasa ada seseorang yang masuk ke kehidupannya
membuatnya merasa bingung. Ia ingin membalaskan dendamnya, tetapi Ia takut
apabila yang terjadi adalah sebaliknya. Ia yang mencintai sakura, bukan Sakura
yang mengharapkan dirinya. Hal itu membuatnya membongkar semua tentang
Tsubaki dan ayahnya, Sakamura Kyosuke. Ia membawa Sakura ke sebuah pantai di
Enoshima, tempat ayahnya bunuh diri ketika Tsubaki meninggalkannya dan ayahnya
pada 2 minggu sebelum hari pernikahan Tsubaki dan ayahnya. Hal itu membuat
Sakura menangis, terjatuh ke dalam lubang masa lalu yang tak pernah terpikir sama
sekali olehnya. Jin menuduhnya sebagai pembunuh ayahnya.
Tidak lama kemudian, Sakura dan Keigo diminta oleh ayahnya Keigo untuk pindah
kerumahnya di Nara karena merasa keadaan kesehatannya semakin hari semakin
memburuk. Matsukaze Tomoe, keponakannya, sudah tidak mampu merawatnya
sendiri. Hal itu membuat Sakura harus melepas teman-temannya yang selalu

menemaninya setiap hari. pada hari pertama ia pindah ke Nara, ia dipertemukan
dengan sosok ayahnya, yang selama ini selalu dibicarakan Keigo. Kurosawa
Toshihiro, ayahnya, menceritakan semua yang telah terjadi, semua rahasia yang
selalu dipertanyakan Sakura di hadapan Sakura, Keigo dan Tomoe, di kamarnya.
Toshihiro, dahulu, adalah seorang pemilik Bar terkemuka dan menjadi Kumicho dari
Matsugasaki-kai yang disegani oleh Klan lainnya. Ia pernah mencintai seorang

wanita bernama Arisawa Sumire. Namun dengan segala kekuasaannya, bukan
berarti ia bisa mendapatkan semuanya. Ia harus rela dikalahkan oleh salah seorang
bawahannya yang bernama Kawaguchi Ichirou. Ia kalah bukan karena tidak dapat
memenangkan hati Sumire, hanya saja Ia merasa tidak mampu hidup jika Ia harus
kehilangan Sumire, karena menurutnya ketika memiliki berarti harus siap untuk
kehilangan. Setelah Sumire mempunyai anak, Kawaguchi Keigo, Ia memerintahkan
Ichirou untuk melakukan sebuah tugas yang akhirnya membunuh Ichirou dan
istrinya. Dia sangat menyesal sehingga ia mengurus Keigo sebagai bentuk tanggung
jawabnya. Keigo yang saat itu baru berumur 5 tahun diperintah untuk memanggilnya
ayah, dan keigo menerimanya. 2 tahun kemudian dia bertemu dengan wanita yang
cantik, tetapi Dia hanya ingin menjadikan wanita itu mainannya. Wanita itu adalah
Matsukaze Rise. Ia memberikan Rise rumah untuk tempat tinggal Rise dan ibunya.
Namun, ketika hari pertama Rise menempati rumah itu dan mengundang Tsubaki,
teman lamanya, untuk main ke rumah tersebut, Toshihiro bertemu dengan Tsubaki.
Ia menyukai Tsubaki sejak pertama melihatnya. Tsubaki sangat mirip dengan
Sumire. Semakin hari perasaan untuk memiliki Tsubaki semakin bergejolak.
Akhirnya, perasaannya itu Ia lampiaskan ketika hari ke lima Tsubaki menginap di
sana. Ia memperkosa Tsubaki. Rise hanya bisa terdiam karena Ia tidak mempunya
kendali terhadap Toshihiro. Tsubaki hanya bisa menangis.
Beberapa bulan kemudian Rise menikah dengan seorang lelaki dan menempati
rumah yang diberikan Toshihiro kepadanya. Rise melahirkan Tomoe yang kini
merawatnya. Kemudian Toshihiro membunuh Rise karena dendamnya.
Setelah itu, kehidupan Toshihiro terasa membaik. Namun, 9 bulan kemudian datang
seorang wanita yang sedang hamil besar ke depan Bar Zenith. Ia adalah Tsubaki. Ia
meminta pertanggung jawaban Toshihiro atas kehamilannya. Namun, Toshihiro
terlalu takut untuk menghadapi semuanya. Ia takut Tsubaki akan meninggalkannya
seperti

yang

dilakukan

Sumire

terhadapnya.

Akhirnya,

Ia

memerintahkan

bawahannya untuk mengusir wanita yang tengah hamil besar itu. Namun, karena
kekasaran bawahannya, Tsubaki terjatuh dan terkulai tidak sadarkan diri. Darah
segar mengalir di kakinya. Toshihiro yang melihat kejadian itu dari kantornya di
lantai 2 langsung lari dan mendekap tubuh Tsubaki. Tsubaki di bawa ke Rumah
Sakit, tetapi semua terlambat. Dokter mengatakan bahwa Ia hanya bisa
menyelamatkan bayi yang ada dalam kandungan Tsubaki. Sedangkan Tsubaki

harus ikut pergi bersama penyesalan Toshihiro yang kedua kalinya karena Ia telah
membunuh 2 orang wanita yang dicintainya karena rasa takutnya akan cinta.
Setelah bayi mungil itu dibawa ke ruang Inkubator karena Ia lahir prematur,
Toshihiro membawa Keigo untuk melihat bayi itu. Ia memberikan perintah kedua
bagi anak buah kesayangannya itu. Menjadi kakak dari Sakura, merawat dan
menjaganya untuk selamanya.
Toshihiro menjelaskan alasan kenapa Ia tidak mengatakan hal ini sejak dulu. Sama
seperti sebelumnya, Ia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan jika Ia harus
kehilangan orang-orang yang dicintainya, lagi. Namun, semua terlambat bagi
Sakura. Sakura yang merasa dikhianati langsuung pergi begitu saja dari kamar,
bahkan rumah itu. Keigo yang berusaha mengejarnya tidak bisa menemukannya.
Tomoe hanya terpaku di dalam kamar lelaki tua yang kini sedang terserang penyakit
pernapasan itu.
Sakura kembali ke Tokyo. Ketika Ia melihat plang “DIJUAL” di depan rumah
kesayangannya, ia bingung harus kemana. Akhirnya ia pergi ke apartemen Jin
ketika Ia merasa diikuti oleh orang aneh pada malam yang telah larut. Pada subuh di
hari berikutnya Jin menemukannya tertidur di depan pintu apartemennya. Tadinya
Jin ingin membiarkan tubuh lunglai dan kotor itu. Namun, Ia tidak bisa. Ia
membangunkan Sakura dan mempersilahkannya masuk. Sakura menceritakan
bagaimana Ia diikuti seorang laki-laki tidak dikenal saat menuju rumah Akiko.
Akhirnya ia memilih untuk masuk ke apartemen itu untuk melindungi dirinya. Telepon
di apartemen Jin berdering. Saat mengangkat telepon itu Jin mendengus kesal. Ia
tahu bahwa yang menelepon adalah Keigo dan menanyakan tentang keberadaan
Sakura. Namun, Jin tidak ingin ikut terlibat dalam permasalahan Sakura. Akhirnya,
Sakura diperbolehkan tinggal di apartemennya sampai Ia mendapatkan gajinya
bulan ini dan memberikan Sakura pinjaman uang untuk kembali ke Nara. Setelah
beberapa hari mereka berdua , Jin merasa hidupnya berubah. Sakura telah
merubahnya sedikit demi sedikit. Jin merasakan cinta yang sudah lama pergi dari
hidupnya. Sakura pun begitu. Mereka saling memberikan ciuman pertamanya hanya
dalam waktu 2 hari sejak Jin menemukan Sakura tertidur di depan apartemennya.
Keigo sedang berjalan pagi dengan ayahnya saat itu. Pagi yang sejuk dan indah
cukup membuat kesehatan ayahnya lebih baik. Ketika sedang membicarakan

Sakura, tiba-tiba di belakang mereka muncul seorang yang selama ini telah lama
hilang dari kehidupan mereka. Shimizu Ryuu, musuh Toshihiro. Shimizu Ryuu
mengatakan semua dendamnya sebelum kemudian Ia mengarahkan pisaunya ke
Toshihiro. Namun, Keigo berusaha menyelamatkan ayahnya. Alhasil, Keigo tertusuk
di bagian dadanya, hampir mendekati arterinya. Keigo dilarikan ke Rumah Sakit.
Wajah Toshihiro terlihat sangat khawatir, sama seperti saat Ia melihat darah di kaki
Tsubaki sebelum kematiannya. Sementara itu, 2 orang polisi yang melihat kejadian
penusukkan tersebut sedang meringkus Shimizu Ryuu yang mencoba melarikan diri.
Kabar menyebar dengan cepat, secepat kabar itu terdengar di telinga Sakura, tepat
di hari Jin mendapatkan gajinya. Sakura pamit pulang kepada Jin. Namun, Jin
merasa sangat kecewa. Ia tahu bahwa jika Sakura kembali ke Nara, Ia tak akan
pernah kembali lagi. Namun, tekad Sakura telah bulat. Ia harus kembali ke Nara dan
menemui Keigo yang kini sedang sekarat di ruang ICU. Sebelum Sakura pergi, Jin
berkata “Jika kau pergi, jangan pernah berharap untuk bisa kembali memasuki
apartemen ini,”. Sakura menangis, tetapi langkahnya tidak berhenti. Ia merasa harus
menemui orang yang Ia sayangi di sana, walaupun Ia harus berpisah dengan Jin,
selamanya.
Setelah beberapa minggu di Rumah Sakit, keadaan Keigo kini lebih baik. Sakura
merasa sangat prihatin dengan Keigo. Itulah alasan mengapa dia belum
mengatakan apapun tentang Jin kepada Keigo. Namun, Keigo tahu semua yang
dirahasiakan Sakura. Setelah pulih, Keigo mendatangi Jin. Ia mengembalikan uang
yang dulu dipinjam Sakura untuk kembali ke Nara. Ia mengatakan kepada Jin “Jika
kau memang mencintai Sakura, temuilah Ia.” “Tapi, apa kau rela jika Sakura lebih
memilihku dibanding dirimu ?” tanya Jin. “Kita lihat nanti untuk menjawab hal itu,”
kata Keigo sambil pergi keluar dari apartemen Jin.
2 hari kemudian, di malam yang cukup dingin di kediaman Toshihiro, Sakura sedang
menerima telepon dari sesorang yang sangat Ia kenal. Sakamura Jin. Jin
mengajaknya keluar malam itu. Ia pun diperbolehkan keluar oleh ayahnya. Namun,
Keigo tampak tidak suka dengan keputusan Sakura. Hal itu tidak mengurungkan niat
Sakura untuk berjalan-jalan malam dengan Jin. Mereka berjalan-jalan ke Kuil Todaiji.
Entah mengapa mereka pergi ke sana. Sakura mengatakan bahwa Ia akan
mendaftarkan diri di Universitas Keio dan kembali ke Tokyo. Jin merasa bahagia

mendengar hal itu, sama seperti ketika Ia mendengar bahwa Sakura juga
mencintainya. Kecupan lembut di kening Sakura adalah luapan kebahagiaannya.
Di saat yang bersamaan, Keigo sedang duduk di kursi taman di pekarangan
rumahnya. Mencoba menenangkan dirinya. Tiba-tiba Tomoe datang. Ia menyapa
Keigo dan duduk di sebelahnya. Setelah mengobrol beberapa lama, Ia
mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang selalu Ia bawa kemana-mana. Sebuah
kancing putih. Keigo seakan mengalami De Javu ketika melihat kancing tersebut.
Tomoe tersenyum. Ternyata kancing tersebut adalah kancing kedua dari seragam
SMA Keigo yang dahulu sempat Ia berikan kepada adik kelas yang sama sekali
tidak ia kenal. Kancing yang sempat membuat Sakura marah dan patah hati untuk
pertama kalinya. Sakura pernah merasakan patah hati kedua kali ketika Ia
membuatkan kue untuk Keigo di hari valentine. Di hari ketika Ia pertama kali
membuat kue dan terkena siraman adonan kue panas yang sempat melukai
kakinya, membuat Keigo melarangnya untuk membuat kue lagi. Di hari ketika Ia
melihat ciuman pertama Keigo yang diberikan kepada teman kuliah dari lelaki
berbadan kekar itu sehingga Ia memutuskan untuk berhenti mencintai Keigo bukan
sebagai

kakaknya,

tapi

sebagai

lelaki

yang

memang

Ia

inginkan

untuk

menghabiskan sisa hidup bersamanya.
Tomoe menjelaskan semuanya kepada Keigo, bagaimana ia bisa bertemu lagi
dengan sosok lelaki yang selama ini dicintainya. Ia sempat mengikuti Keigo masuk
di Universitas yang sama setelah lulus SMA. Namun, Ibunya, Matsukaze Rise,
memintanya untuk pindah ke Nara dan mengurus rumah yang sekarang menjadi
tempat tinggalnya. Ia tidak menyangka akan bertemu Keigo lagi.
Hari berlalu dan hari ini adalah hari tes Sakura di Universitas Keio. Keigo yang
sempat marah karena Sakura mendaftar di Universitas di luar Nara akhirnya
menyelipkan jimat keberuntungan ujian ketika Sakura memeluknya dari belakang
dan mencium pipinya. Sakura pergi beserta doa dari seluruh keluarganya.
Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya hasil tes Sakura keluar juga. Hasil tes
tersebut di pampang di mading depan Universitas Keio. Sakura mencari nomer
pesertanya. Satu persatu Ia urutkan. Akhirnya wajah cemas-cemas harapnya
berubah menjadi sangat bahagia. Matanya yang membelalak tidak percaya,
mulutnya yang tersenyum lebar, teriakan kecil yang sengaja Ia buat untuk

melampiaskan segala kegembiraannya adalah bukti bahwa Ia telah lulus dan
diterima di Universitas tersebut. Ia menghitung mundur dari 10 sampai 1. Semakin Ia
menghitung, Ia semakin mengingat bagaimana masa lalunya. Semakin mengingat
bahwa Ia hampir tidak pernah menangis lagi ketika Sakamura Jin, sosok yang tidak
pernah Ia sangka, hadir dan memenuhi seluruh detik kehidupannya. Setelah
hitungan ke 1, Ia menoleh ke belakang. Ia melihat sosok yang selalu Ia impikan, Jin.
Ia berlari ke arah Jin, menabraknya dengan pelukan tererat yang pernah Ia berikan
pada Jin. Hanya satu yang Sakura dan Jin inginkan kini. Pelukan dan kecupan
mesra di bibir yang tak akan pernah mereka lepaskan sebagai bukti dalamnya cinta
mereka, selamanya.

Estetika Sastra
A. Kesatuan (Unity)
1. Tema
Sebenarnya tema dari novel Hanami adalah tema yang sudah banyak
diangkat pada novel lain, yaitu cinta. Namun, Fenny membuatnya berbeda
dengan cara menambahkan unsur takdir pada cerita di novel ini. Tema yang
berusaha diangkat oleh Fenny pada novel ketiganya ini adalah kekuatan
takdir yang secara tidak langsung telah mengantarkan dua pasang manusia
untuk menemukan cinta sejati mereka di dunia. Tabir kelam tentang masa lalu
para tokoh yang terungkap di akhir cerita adalah bukti bahwa takdir
mempunyai kekuatan atas segala-galanya dalam novel bernuansa Jepang ini.
2. Alur
Meskipun Fenny sempat mengajak pembaca untuk kembali ke masa lalu
agar segala rahasia tentang para tokoh terungkap dan kembali lagi ke masa
kini untuk melanjutkan cerita, alur yang digunakan adalah alur maju. Hal itu
dikarena cerita pada novel ini tetap berakhir di masa depan (masa setelah
masa awal ketika cerita bermula). Cerita dijelaskan secara berurutan dan
maju ke masa yang berikutnya dalam lingkaran waktu para tokoh. Novel ini
terbagi atas 19 bagian tanpa judul dan sebuah epilog untuk mengakhiri cerita.
Berikut akan dijelaskan perkembangan alur pada novel ini:
 Pengantar
Pengantar pada novel ini terdapat pada bagian satu, yaitu pada
halaman 1 hingga 23. Bagian ini memberikan pengenalan kepada para
pembaca tentang Sakura sebagai tokoh utama yang paling sering dibahas
dan para tokoh yang dekat dengan Sakura. Seiring berjalannya cerita,
tokoh yang terlibat semakin bertambah. Sakura dijelaskan sebagai
seorang gadis cantik yang hidup dengan Keigo, lelaki berotot tanpa
hubungan darah yang usianya terpaut 10 tahun lebih tua dari Sakura.
Sakura juga dijelaskan sebagai salah satu siswi dan anggota klub tenis
yang banyak disukai oleh murid-murid lelaki dari SMA Umegaoka di Tokyo

dan memiliki 3 teman yang sangat dekat dengannya, Akiko, Chiyo, dan
Rima. Selain itu, kehidupannya juga digambarkan sangat bahagia karena
kehadiran Keigo sebagai kakak laki-laki yang selalu melindunginya
sehingga banyak orang yang iri dengan kehidupannya yang terasa begitu
mudah. Pada akhir bagian ini, penulis mulai menampilkan masa lalu dari
Tsubaki, Ibu dari tokoh utama, yang menandakan bahwa Sakura akan
mulai mencari tahu tentang sejarah keluarganya yang selama ini seakan
tertutup kabut kebohongan sehingga tak pernah Ia ketahui.
 Penampilan masalah
Penampilan masalah pada novel ini dimulai dari bab kedua, ketika
Sakura diceritakan mulai membantah dan melawan Keigo dengan alasan
bahwa Sakura sudah mulai dewasa. Masalah terus meningkat pada setiap
lembar halaman novel bertajuk cinta ini. Pada bagian ini, Sakura mulai
berusaha untuk membuka kabut tebal yang menutupi sejarah masa lalu
kehidupannya. Penampilan masalah dimulai dari Sakura yang secara tidak
sengaja bertemu dengan Sakamura Jin karena kencan dengan Kirishima
Seta di Kabukicho. Kemudian, tiba-tiba saja kehidupan Sakura dipenuhi
dengan Jin, sosok yang dianggapnya kakak tiri pada saat itu. Namun,
Sakura harus merasakan rasanya ditolak mentah-mentah oleh Jin yang
membencinya karena kesan masa lalu Jin yang begitu kelam. Seiring
berjalannya cerita, misteri masa lalu para tokoh perlahan mulai terungkap.
Hingga pada akhirnya Jin mengajak Sakura ke tempat ayah kandungnya
bunuh diri, Enoshima, dan membongkar semua kisah tentang masa
lalunya kepada Sakura yang membuat Sakura sangat terpukul dan tak
percaya akan masa lalunya yang tak pernah Ia duga. Kisah hidup dan
takdir Sakura serta tokoh lainnya perlahan mulai terungkap. Namun,
penulis ternyata masih menyembunyikan satu kejutan lagi untuk para
pembaca yang akhirnya menjadi klimaks dari cerita pada novel dengan
banyak tokoh utama ini.
 Puncak ketegangan (Klimaks)
Klimaks dari certa ini mulai terlihat pada awal bagian ke empat belas.
Bagian ini dimulai dengan cerita ketika Sakura dan Keigo pindah ke
rumah Ayahnya di Nara. Pada pagi hari setelah Sakura sampai, Toshihiro

memanggil mereka untuk berbicara di kamarnya. Dengan suara serak
diiringi batuk-batuk kecil, Toshihiro menceritakan semua hal yang selama
ini menutupi tabir kelam tentang sejarah hidup Sakura yang selalu
dirahasiakannya. Setelah mendengar semua cerita dari Ayah yang baru
Ia kenal itu, Sakura kontan marah dan pergi melarikan diri dari rumahnya
di Nara. Ia pergi ke Tokyo dan dari sinilah ketegangan dari cerita ini mulai
menurun.
 Ketegangan menurun (Antiklimaks)
Antiklimaks dimulai ketika Sakura sampai di Tokyo. Karena sudah larut
malam dan bingung harus kemana, tanpa terasa Ia melangkahkan kakinya
ke apartemen lusuh tempat Sakamura Jin tinggal. Dari sini, Sakura
diceritakan mulai bisa menerima segala hal buruk yang terjadi di
kehidupannya. Selain itu, kehadiran Jin yang mulai bisa menerimanya
juga ikut menambah ringan bebannya. Ia tinggal dengan Jin selama 2
minggu. Ikut serta dalam segala kegiatan di kehidupan Jin membuat
Sakura sadar bahwa Ia telah jatuh cinta kepada Jin yang selama ini Ia
anggap kakak tirinya. Cinta yang lain dari cinta sebatas kakak tiri, Ia
langsung mendapatkan kecupan pertamanya dari Jin. Begitupun dengan
Jin yang juga mulai merasakan benih-benih cinta yang Ia rindukan selama
ini, seakan menghilangkan semua kesunyian yang menemani hidupnya
selama beberapa tahun terakhir. Bahkan ketika Sakura harus kembali
karena Keigo masuk rumah sakit karena ditusuk oleh Shimizu Ryuu, Jin
tidak rela untuk kehilangan yang kedua kalinya.
 Penyelesaian masalah
Masalah dari cerita ini mulai terselesaikan ketika Sakura mulai mau
menerima dan memaafkan ayahnya. Ayah yang tak pernah Ia kenal
sebelumnya digambarkan sudah mulai memasuki kehidupan dari pribadi
Sakura, hingga Sakura mulai mencintai keluarganya kini. Penyelesaian
akhir pada novel ini terletak pada peristiwa ketika Sakura mendaftarkan
dirinya untuk kuliah di Universitas Keio, Tokyo. Memang hampir ada
masalah lagi yang seakan mulai dimunculkan kembali, tapi reda begitu
saja karena Keigo yang terlalu menyayangi Sakura. Kemudian Sakura
diceritakan bahwa Ia lulus di Universitas Keio dan melanjutkan kuliah di

sana. Jauh dari keluarganya di

Nara, tapi dekat dengan sosok yang

sangat ia cintai, Sakamura Jin. Pada akhirnya, penulis menjelaskan apa
yang ingin disampaikan di novel bersampul bunga Sakura ini. Penulis
menjelaskan bahwa sosok Keigo adalah rumah bagi Sakura, yaitu tempat
Sakura kembali ketika Ia harus kembali untuk mengenang masa lalu
kehidupannya. Selain itu, Jin juga dijelaskan sebagai lelaki yang selama
ini Sakura tunggu. Seorang pangeran yang dengan segala sikap diginnya
mampu menjadikannya seseorang yang sangat pentang di hidup Sakura.
3. Tokoh dan Penokohan
Terdapat lima tokoh sentral dalam novel ini, yaitu Nishikado Sakura,
Nishikado Tsubaki, Sakamura Jin, Kawaguchi Keigo, Kurosawa Toshihiro,
dan Matsukaze Tomoe. Berikut adalah penokohan dari para tokoh di atas.
a. Nishikado Sakura :
 Manja, ceria, dan kekanakan, bukti kalimat :
-

“Kurasa, di bumi ini tidak ada orang yang lebih manja dan polos
dibanding kau.” (halaman 33)

-

Milik Sakura lebih ceria daripada milik Tsubaki, lebih kekanakan,
lebih polos. (halaman 125)

 Cantik dan banyak disukai oleh lelaki (idola sekolah), bukti kalimat :
“Enak ya, jadi Sakura,” celetuk Akiko. “Pulang pergi diantar jemput
mobil bagus, kakaknya cakep banget, baik lagi... Makannya Sakura
bisa jadi idola sekolah!” (halaman 7)
 Belum pernah pacaran, bukti kalimat :
Rima mengangkat alis. “Apa ada manusia lain di angkatan kita yang
tidak pernah pacaran, tidak pernah pergi kencan, tidak pernah-“
(halaman 33)
 Naif dan selalu merasa kehidupannya akan baik-baik saja, bukti kalimat
:
“Apa kau selalu seperti ini ?” Jin bertanya, kali ini jelas-jelas kesal.
“Bertingkah seakan seluruh dunia berkata, ‘segalanya akan baik-baik
saja’, atau ‘seluruh hal itu indah dan menyenangkan, damai dan
tenang’. Kau terlalu... naif.” (halaman 180)

 Sangat mudah menangis, bukti kalimat :
Bersaman dengan jatuhnya meatball itu, air mata Sakura meleleh.
(halaman 182)
 Sangat membutuhkan sosok Keigo dalam hidupnya, bukti kalimat :
“Keigo... boleh memarahiku, aku takkan merajuk atau kesal.” Sakura
memulai. “Keigo boleh menanyakan apa saja kepadaku, melarangku
melakukan apa saja yang tidak Keigo inginkan.. Tapi, kumohon,
lindungilah aku.” (halaman 47)
 Tidak biasa ditolak, bukti kalimat :
Ia tidak biasa dengan penolakan. Ada kalanya dirinya merasa amat
manja, tetapi tidak pernah ada yang menolaknya. (halaman 133)
 Sangat merindukan keluarganya, bukti kalimat :
Ia terpaku di gerbang, mendongak memperhatikan teman-temannya
berjalan masuk penuh tawa dengan orangtua mereka. Walaupun
sesaat kemudian, Keigo berlari bersemangat ke arahnya dan
mengajaknya masuk, hati Sakura masih terasa sakit. (halaman 165)
 Suka dipeluk, bukti kalimat :
Sakura menyandarkan kepalanya pada dada Keigo, terdiam dalam
kesunyian. Kedua tangan yang meraih balik tubuh Keigo terasa agak
bergetar. (halaman 26)
 Tegas dan keras kepala, bukti kalimat :
Gadis yang Keigo tatap punggungnya saat ini adalah gadis yang tegas,
yang keras kepala menginginkan kebenaran. (halaman 292)
 Selalu berusaha untuk dewasa dalam menerima takdirnya, bukti
kalimat :
Ia tersenyum pada keluarganya dan mengangkat tasnya. “Doakan aku
beruntung hari ini.” (halaman 442)
b. Sakamura Jin :
 Dingin, keras, dan suka menyendiri, bukti kalimat :
-

Kemudian, Sakura melihatnya : sosok keras itu dilatarbelakangi
pohon-pohon sakura di dekat gerbang sekolahnya. (halaman 164)

-

Seperti pertama kali Sakura melihatnya, tatapan itu dingin dan sepi,
berusaha mendorong semua orang menjauh dari dirinya. (halaman
165)

 Perokok dan peminum minuman keras, bukti kalimat :
-

“Apa kau bisa menjelaskan mengapa botol-botol whisky-ku
kosong ? Dan kemana semua kaleng birku ?” (halaman 127)

-

Namun, Ia sama sekali tidak bisa menemukan bungkusanbungkusan rokoknya. (halaman 128)

 Sangat menyukai makanan manis, terutama stroberi. Bukti kalimat :
-

Di suasana sesulit apapun, mencicipi makanan manis adalah hal
terbaik bagi Jin. (halaman 190)

-

Sakura pun sadar sesuatu. Strawberry shortcake, lalu Ichigo. Jin
pasti suka stroberi. (halaman 366)

 Sudah lama tidak melakukan Hanami, bukti kalimat :
Tahun-tahun berikutnya dalam hidup Jin, Ia hanya sempat melihat
pohon-pohon sakura di pinggiran jalan, dari kejauhan di taman-taman,
tetapi

tidak

pernah

benar-benar

berhenti

untuk

menikmatinya.

(halaman 174)
 Kesepian, bukti kalimat :
Karena ketika jemari Sakura menyentuh pipi Jin, tiba-tiba saja sesuatu
itu hilang. Sesuatu yang menyedihkan di mata Jin, kesepian itu, hilang.
(halaman 180)
 Sudah lama tidak diperhatikan dan biasa hidup sendiri, bukti kalimat :
Jin tidak diperhatikan untuk waktu yan sangat lama. Terakhir kali Ia
hidup bersama orang lain adalah empat tahun lalu-jika kau bisa
menyebut masa-masa itu hidup bersama. (halaman 171)
 Jatuh cinta kepada Sakura, bukti kalimat :
Ketika Jin mencampur minuman di Zenith malam ini, mengingat dia di
setiap gelasnya, Jin merasa dirinya mungkin kena gangguan jiwa.
(halaman 191)
c. Kawaguchi Keigo :
 Berbadan besar dan bertato, bukti kalimat :

Dengan figurnya yang tinggi, garis wajahnya yang tegas, jasnya yang
hitam, dan sedikit tato yang terlihat dari balik kancing kemejanya yang
terbuka, Keigo dapat dengan mudah menakuti siapapun. (halaman 60)
 Kebapakan, pengertian dan penuh pertimbangan, tampak lemah ketika
berhadapan dengan Sakura, bukti kalimat :
Keigo yang biasa kebapakan, yang biasa pengertian dan penuh
pertimbangan, yang terlalu sayang hingga terkadang terasa lemah
kepada Sakura, yang terlalu memanjakan-segalanya hilang di dalam
satu ekspresi itu. (halaman 402)
 Sangat mencintai Sakura dan takut kehilangannya, bukti kalimat :
“Saya bertemu juga dengannya... dengan orang itu di Tokyo. Melihat
kesiapannya, melihat kesunguhannya. Apa pun yang Ia sangkal dari
mulutnya, matanya berkata lain... ia menginginkan Sakura, dan saya
takut, Ayah.” (halaman 424)
 Sudah lama melupakan kekerasan, bukti kalimat :
Walaupun telah berjanji pada diri sendiri berulang kali... kekerasan
memang selalu ada di dalam diriku, Keigo mengutuk dan mengutuk
dalam hati. (halaman 61)
 Terlalu waspada, bukti kalimat :
Selain kasar, ternyata aku memang mempunyai bawaan lain : terlau
waspada, Keigo menghela napas. (halaman 62)
 Sangat menyayangi ayahnya meskipun telah dikecewakan, bukti
kalimat :
“... Aku tidak tahu apa-apa tentang ini hingga hari ini. Yang kutahu
adalah Ia bukan Ayah kandungku, tapi tentang mengapa Ia
mengurusku, aku tidak tahu. Aku tidak marah kepadanya karena...
karena seperti semua orang lain, Sakura, Ia ingin kesempatan, kau
juga pasti tahu tentang itu.” (halaman 306)
d. Kurosawa Toshihiro :
 Seorang kepala klan yakuza yang sangat terkenal, bukti kalimat :
“Ini memang bukan masa lalu ketika kau akan mendapatkan hukuman
berat... atau apa. Kau juga tahu kini segalanya berubah sejak klan

bubar. Tapi, Kumicho tetap Kumicho, dia tetap Kumicho tegas yang
kutahu.” (halaman 384)
 Sangat mencintai keluarganya sehingga Ia tidak mau membahayakan
keluarganya karena pekerjaanya, bukti kalimat :
-

“Sakura, tenanglah.. Ayah memiliki alasannya sendiri, seperti
bagaimana Ia mempunyai alasan untuk membuatmu tidak
mengenal dirinya bertahun-tahun ini. Kau sempat dicelakai oleh
musuhnya dan kami cemas akan terjadi sesuatu lagi, jadi..”
(halaman 305)

-

“Untuk dirimu, sebagai yakuza, Ia membubarkan klan-nya. Kurasa
tentang yakuza itu, kau sudah tahu tentang itu sedari dulu bukan?”
(halaman 306)

 Sudah tua dan sakit-sakitan, bukti kalimat :
Pria plontos itu menenggak birnya. “Tidakkah kau tahu ? Dia sakitsakitan, parah, akhir-akhir ini. Dua hari yang lalu aku mengikuti
Nishikado Sakura keluar dari stasiun, tapi kehilangan jejaknya karena
Ia tiba-tiba lari dan menghilang... Malam itu aku bilang pada Kumicho,
Nishikado Sakura baik-baik saja-itu bohong, tentu saja-tetapi aku
belum melapor apa-apa lagi kepada Kumicho hingga hari ini. Kau tahu
mengapa ?” (halaman 384)
 Takut untuk memiliki sesuatu karena takut kehilangan, bukti kalimat :
Dengan memiliki, berarti mungkin akan kehilangan, dan jika Toshihiro
telah memiliki, Ia akan hancur jika kehilangan Sumire. (halaman 296)
 Musuh terbesarnya adalah Shimizu Ryuu, bukti kalimat :
“Tidak, ketika orang yang membunuh kakakku masih hidup mewah di
dalam rumah megah di Nara.” Shimizu Ryuu memberika cengiran,
memamerkan gigi-giginya yang kecil dan tidak beraturan. (halaman
336)
e. Matsukaze Tomoe :
 Adik kelas Keigo sewaktu SMA yang mendapat kancing baju kedua
dari Keigo di hari kelulusan dan sangat mencintai Keigo, bukti kalimat :
“Kancing kedua ketika di SMA, apa kau lupa ? Itu aku, yang selalu
menunduk dan tidak bisa berbicara jelas ketika ada di hadapanmu.

Terlalu jatuh cinta, terlalu terhipnotis akan dirimu, hingga berusaha
untuk masuk universitas yang sama denganmu... Dan, ketika akhirnya
aku berhasil, Ibu menyuruhku kembali dan menjaga rumah ini sehingga
aku harus pindah ke Universitas di Nara, berpisah darimu. Kau adalah
sosok yang selalu ku kejar, tidak pernah ku dapatkan. Siapa sangka
aku menemuimu lagi di Nara, terlebih lagi, di dalam rumahku?”
(halaman 438)
 Merasa bahwa Ia adalah anak dari Toshihiro, bukti kalimat :
Tidak terkejut, hanya bertambah yakin... bahwa Toshihiro, adalah
ayahnya. (halaman 407)
4. Latar atau Setting
a. Latar Tempat
-

SMA Midorigaoka, Tokyo :
Mereka sedang ngobrol di atas gedung sekolah SMA Midorigaoka saat
jam makan siang. Matahari hari itu sangat bersahabat, cerah tapi tidak
panas, membuata atmosfer yang sejuk bagi Sakura dan ketiga
temannya. (halaman 32)

-

Kabukicho :
“Untuk apa kau ada di Kabukicho sendirian ? Tidak seharusnya siswi
SMA sepertimu berada di sini. Jangan berpikir aku menyelamatkanmu
karena aku kasihan padamu, aku hanya tidak suka dengan yakuza
kacangan macam mereka.” kata lelaki itu sambil memberikan jaket kulit
hitamnya kepada Sakura. Sakura diam, dia masih syok. (halaman 41)

-

Toko Danggo :
“Jika kau mau, kau boleh pakai telepon rumahku,” kata nenek itu
ramah. Sakura tidak berbicara. Ia hanya tersenyum dengan anggukan
kecil. Ia pun masuk ke dalam toko danggo itu. Setelah menelepon
Keigo, nenek itu bertanya nama Sakura. (halaman 12)

-

Apartemen Sakamura Jin :
Sakura kembali ke Tokyo. Ketika Ia melihat plang “DIJUAL” di depan
rumah kesayangannya, ia bingung harus kemana. Akhirnya ia pergi ke
apartemen Jin. Pada subuh di hari beriikutnya Jin menemukannya

tertidur di depan pintu apartemennya. Tadinya Jin ngin membiarkan
tubuh lunglai dan kotor itu. (halaman 314)
-

Bar Zenith :
Hari-hari pun berlalu. Sakura mencari tahu tentang sosok Sakamura
Jin dan Ia mendapatkan jawabannya. Sakamura Jin atau kakak tirinya
adalah lelaki yang meneyelamatkannya ketieeka pertama kali Ia ke
Kabukicho, bartender di sebuah Bar bernama Zenith dan mempunyai
nama panggilan Silver. Hal itu sempat membuat Sakura terkejut.
Berhari-hari Sakura melakukan pendekatan dengan Sakamura Jin. Ia
sering main ke Bar Zenith.(halaman 97)

-

Rumah Sakura dan Keigo, Tokyo :
Sesampainya di rumah Keigo segera diajak makan oleh Sakura.
Sakura menceritakan semua kepada keigo. Keigo menanggapinya
dengan tenang. Tiba-tiba Sakura menanyakan soal Sakamura Jin.
Keigo tersedak. Sakura menanyakan apakah Kawaguchi Keigo adalah
Sakamura Jin. Keigo tidak menjawab apapun. (halaman 49)

-

Enoshima :
Hal itu membuatnya membongkar semua tentang Tsubaki dan
ayahnya, Sakamura Kyosuke. Ia membawa Sakura ke sebuah pantai
di

Enoshima,

tempat

ayahnya

bunuh

diri

ketika

Tsubaki

meninggalkannya dan ayahnya 2 minggu sebelum hari pernikahan
Tsubaki dan ayahnya. Hal itu membuat Sakura menangis, terjatuh
dalam lubang masa lau yang kelam. Jin menuduhnya sebagai
pembunuh ayahnya. (halaman 238)
-

Rumah Kurosawa Toshihiro, Nara :
Tidak lama kemudian, Sakura dan Keigo diminta oleh ayahnya Keigo
untuk

pindah

kerumahnya

di

Nara

karena

merasa

keadaan

kesehatannya semakin hari semakin memburuk. Matsukaze Tomoe,
keponakannya, sudah tidak mampu merawatnya sendiri. Hal itu
membuat Sakura harus melepas teman-temannya yang selalu
menemaninya setiap hari. pada hari pertama ia pindah ke Nara, ia
dipertemukan dengan sosok ayahnya, yang selama ini selalu
dibicarakan Keigo. (halaman 255)
-

Rumah Sakit :

Setelah beberapa minggu di Rumah Sakit, keadaan Keigo kini lebih
baik. Sakura merasa sangat prihatin dengan Keigo. Itulah alasan
mengapa dia belum mengatakan apapun tentang Jin kepada Keigo.
Namun, Keigo tahu semua yang dirahasiakan Sakura. (halaman 411)
-

Pelataran Kuil Todaiji :
Jin mengajaknya keluar malam itu. Ia pun diperbolehkan keluar oleh
ayahnya. Namun, Keigo tampak tidak suka dengan keputusan Sakura.
Hal itu tidak mengurungkan niat Sakura untuk berjalan-jalan malam
dengan Jin. Mereka berjalan-jalan ke Kuil Todaiji. Entah mengapa
mereka pergi ke sana. (halaman 432)

-

Universitas Keio :
Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya hasil tes Sakura keluar
juga. Hasil tes tersebut di pampang di mading depan Universitas Keio.
Sakura mencari nomer pesertanya. Satu persatu Ia urutkan. Akhirnya
wajah cemas-cemas harapnya berubah menjadi sangat bahagia.
(halaman 443)

b. Latar Waktu
-

Sore hari, bukti kalimat:
Sinar sore tidak membuat segalanya lebih baik untuk Sakura (halaman
112)

-

Malam hari, bukti kalimat :
Ia mengalihkan mata dari jalan yang berpendar karena lampu-lampu
mobil dan sorot cahaya bulan. (halaman 25)

-

Subuh pagi, bukti kalimat :
Subuh itu adalah subuh Senin, tetapi sejujurnya, Jin sudah kehilangan
waktu. (halaman 309)

-

Pagi hari, bukti kalimat :
Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya pagi itu.
(halaman 287)

5. Gaya
Banyak gaya bahasa yang menarik digunakan penulis untuk menarik
minat pembaca dalam novel ini. Penulis menggunakan gaya bahasa mirip

dengan novel terjemahan dan mungkin hal itu yang membuat penulis sama
sekali tidak menggunakan majas-majas dalam karya tulisnya ini. Namun,
seperti gaya bahasa yang digunakan pada novel terjemahan, penulis banyak
memasukan unsur-unsur bahasa asing yang diartikannya dalam bentuk foot
note. Berikut adalah beberapa kata dari bahasa asing yang terdapat dalam
novel ini.
a. Kumicho yang berarti kepala klan, bukti kalimat : “Ini memang bukan masa
lalu ketika kau akan mendapatkan hukuman berat... atau apa. Kau juga
tahu kini segalanya berubah sejak klan bubar. Tapi, Kumicho tetap
Kumicho, dia tetap Kumicho tegas yang kutahu.” (halaman 384)
b. Yozakura yang berarti melhat bunga Sakura di malam hari, bukti kalimat :
“Bagaimana jika yozakura ? Di depan stasiun pukul tujuh malam. Setiap
malam Rabu Zenith tutup.” (halaman 156)
c. Takoyaki yang berarti makanan gurih berisi cumi yang dibuat dari tepung
terigu, bukti kalimat : Jin mendapati dirinya berlari dengan membawa
takoyaki di tangannya, merasa seperti orang bodoh. (halaman 182)
Selain itu, penulis juga banyak membawa nama-nama Jepang, seperti
Sakura dan Keigo, dan membawa nama-nama tempat di Jepang, seperti
Nara, Tokyo, Kuil Todaiji, Enoshima, dan Kabukicho. Kemudian nama-nama
bir juga banyak diangkat di novel ini.
Untuk bagian judul, novel ini berjudul Hanami yang berasal dari bahasa
Jepang. “Hanami” yang berarti melihat bunga Sakura karena tokoh utamanya
adalah Sakura. Semua cerita berpusat pada Sosok Nishikado Sakura. Semua
tokoh jatuh cinta kepada Sakura. Mulai dari Keigo, Jin, Kirishima Seta,
Toshihiro dan semua tokoh pembantu lainnya. Mungkin hal inilah yang
melatarbelakangi kenapa judul dari novel ini adalah Hanami. Kerana semua
mata terpusat pada Sakura di setiap perisiwa, seperti saat Hanami.
6. Amanat
Jangan pernah lari dari masalah karena takut akan masalah tersebut
adalah amanat yang secara tidak langsung disampaikan dalam novel ini.
Novel ini menjelaskan bahwa jika kita semakin lari dari masalah, maka
semakin bertambah besar pula masalah yang akan kita hadapi karena
masalah ada untuk diselesaikan. Sama seperti yang dilakukan oleh Kurosawa

Toshihiro bahwa Ia selalu berusaha untuk lari dari masalah yang sedang
dihadapinya. Namun, setiap Ia berusaha untuk pergi meninggalkan masalah
yang ada tanpa menyelesaikannya, masalah itu justru semakin bertambah
besar sampai pada akhirnya beban dari masalah itu semakin bertambah
besar dibanding dahulu ketika masalah itu baru muncul sehingga Ia kesulitan
sendiri akibat perbuatannya.
B. Keselarasan (Harmony)
Keselarasan atau harmony dalam karya sastra merupakan bentuk penyajian
jumlah item dalam tiap-tiap unsur intrinsik. Menurut saya, unsur-unsur pada novel
berlatar Negeri Matahari Terbit ini, sudah cukup selaras, terutama pada segi
keselarasan tokoh dan setting. Berikut bagian beserta pembuktian dalam kalimat
di novel tersebut:
 Siswi SMA di atas gedung SMA, bukti kalimat : Mereka sedang ngobrol di
atas gedung sekolah SMA Midorigaoka saat jam makan siang. Matahari hari
itu sangat bersahabat, cerah tapi tidak panas, membuata atmosfer yang sejuk
bagi Sakura dan ketiga temannya. (halaman 32)
 Para anggota klub tenis di lapangan tenis sekolah, bukti kalimat : Ia berjalan
dengan raket-raket di tangan, mengikuti kerumunan anggota tim yan lain. di
jajaran depan, ada pak guru Ohda dari Midorigaoka yang membawa muridmuri dari sekolah Sakura, Umegaoka ke lapangan. (halaman 7)
 Para anggota tim baseball

di dalam lapangan baseball sekolah, bukti

kalimat : Keigo tidak menunggu jawaban mereka, Ia kemudian melanjutkan
langkahnya yang lebar-lebar ke arah lapangan Baseball. Ia bertanya pada
salah satu anggota Tim Baseball yang lewat di sampingnya, suaraya tenang,
“Kirishima Seta-san ?” (halaman 60)
 Bartender tampan di bar terkenal, bukti kalimat :
-

Pria itu tidak berusaha untuk mencolok, tapi perempuan-perempuan yang
duduk di meja-meja seberang tidak henti-hentinya melongok ke arahnya.
(halaman 93)

-

Ia mendesis lagi, “Kau hanya salah satu dari orang-orang itu yang jatuh
cinta kepadaku, berkata hal-hal tidak masuk akal karenanya. Beruntung
wajahmu mirip dengan orang yang ku kenal sehingga aku meladenimu

hingga sejauh ini. Pergi, aku tidak tertarik pada gadis yang tidak memiliki
dada, terutama ketika kepalaku sedang sepening sekarang.” (halaman
99)
 Nenek penjual danggo di toko danggo, bukti kalimat : “Dulu, di sini toko
danggo.” Si nenek bangkit dari duduknya, lalu berjalan ke arah dapur yang tak
jauh dari tempat Sakura duduk. ”Tapi sudah lama kututup... aku bertambah
tua dan daerah sini memang sepi. Anak muda sepertimu lebih menyukai
karaoke daripada makan danggo.” (halaman 14)
 Yakuza di sekitar bar, bukti kalimat : “Anak SMU sepertimu tidak seharusnya
ada di sini. Mengapa kau jalan-jalan di Kabukicho sendirian ? Jangan berpikir
aku menyelamatkanmu karena kasihan, aku hanya tidak suka dengan yakuza
kacangan macam mereka.” (halaman 41)
 Polisi patroli di trotoar, bukti kalimat : Tiba-tiba, di kanan mereka, dari bagian
atas, tempat trotoar tadi Keigo dan Toshihiro berjalan, dua orang polisi patroli
menunjuk ke arah mereka bertiga, mulai berbicara satu sama lain dengan
siaga. (halaman 337)
C. Keseimba