Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 03 Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan permendiknas No 22 tahun 2006 yang isinya bahwa
pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan standar
isi nomor 22 tahun 2006 bahwa matematika diberikan kepada siswa sejak dini
memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta dapat berkemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Seorang

guru

mempunyai


tugas

untuk

membimbing,

mendidik,

mengajarkan, serta menghilangkan pandangan siswa tentang matematika yang
sulit

dengan

penerapan konsep-konsep

matematika

yang menarik dan


menyenangkan. Karena matematika merupakan salah satu ilmu yang penting
dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.
Ini disebabkan matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk
mempelajari dan mengembangkan ilmu- ilmu yang lain.
Penguasaan terhadap matematika mutlak untuk dipahami dan dipelajari
dengan betul dan benar tentang konsep- konsep dasar matematika mulai sejak
dini. Hal ini karena konsep-konsep dalam matematika merupakan suatu rangkaian
sebab akibat. Suatu konsep disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, dan
akan menjadi dasar bagi konsep- konsep selanjutnya, sehingga pemahaman yang
salah terhadap suatu konsep akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap

1

2

konsep - konsep selanjutnya. Namun kenyataannya pemahaman pada pelajaran
matematika terhadap siswa kurang, karena pandangan siswa terhadap pelajaran
matematika negatif. Matematika

dianggap mata pelajaran yang sulit dan


membosankan sehingga menyebabkan kurangnya minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran matematika, yang berdampak pada kemampuan siswa itu
sendiri.
Demikian keberhasilan siswa dalam belajar matematika dipengaruhi
banyak faktor, antara lain dapat berasal dari diri siswa itu sendiri maupun dari
guru sebagai pengatur proses pembelajaran. Seorang guru antara lain harus
memiliki kompetensi yang cukup sebagai pengelola pembelajaran, karena guru
sebagai pelaku sekaligus pengatur dalam proses belajar mengajar, mengarahkan
bagaimana proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru yang memiliki
kompetensi diharapkan akan lebih baik, dan mampu menciptakan suasana dan
lingkungan belajar yang efektif, sehingga hasil belajar siswa dapat optimal. Di
Indonesia, guru merupakan salah satu faktor penting dalam proses belajar
mengajar yang bertujuan untuk mensukseskan pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga berhasil tidaknya pendidikan
ditentukan banyak faktor, salah satunya yaitu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Oleh sebab itu perbedaan cara pandang dapat memunculkan
beberapa


pendekatan

pembelajaran

yang

aktif,

kreatif,

inovatif

dan

menyenangkan. Guru mempunyai tugas untuk menciptakan suasana belajar
mengajar yang inovatif dan menyenangkan sehingga dapat memfasilitasi dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa
secara aktif dan kreatif.
Dalam belajar matematika, karena dalam konteks ini belajar matematika
sudah mempunyai pandangan yang negatif sehingga perlu adanya suasana belajar

yang asyik dan menyenangkan supaya pembelajaran dapat efektif. Maka seorang
guru dituntut untuk memberikan konsep belajar yang menyenangkan namun harus
memberikan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan kondisi dunia nyata yang dialami siswa dan memberi motivasi untuk

3

membuat hubungan antara ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa dengan
kenyataan yang dialami oleh siswa sehari- hari. Dengan guru yang aktif, kreatif
dan inovatif sehingga dapat membuat siswa lebih tertarik dalam proses
pembelajaran maka siswa akan lebih semangat dan senang untuk belajar
matematika. Dengan demikian guru diharapkan mampu menerapkan metodemetode pembelajaran aktif sesuai dengan kompetensi dasar yang akan berikan dan
disampaikan sehingga perlu adanya tindakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
Pembelajaran matematika yang abstrak, peserta didik memerlukan alat
bantu yang berupa media atau alat peraga yang dapat membantu memperjelas apa
yang disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat lebih mudah untuk memahami
dan mengerti tentang apa yang disampaikan oleh guru. Untuk menanamkan
konsep-konsep matematika kedalam diri siswa, guru dapat menggunakan benda
atau alat peraga tiruan sesuai dengan kompetensi dasar atau materi apa yang

diajarkan kepada siswa, sehingga siswa dapat diberi kesempatan untuk
menggunakan dan memanfaatkan alat peraga tersebut, sehingga dapat membantu
siswa untuk lebih memahami dan mengerti tentang materi yang dipelajari. Hal ini
dapat menciptakan dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, namun berproses
dalam memecahkan masalah, mampu manghasilkan suatu produk dan dapat
mengaplikasikannya dalam dunia nyata.
Kenyataannya dari observasi pada pembelajaran kelas V SD Negeri
Bakaran Kulon 03 bahwa masih banyak siswa yang pasif dan tidak semangat
dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga berdampak pada hasil belajar
siswa yang rendah. Pembelajaran di kelas V SD Negeri Bakaran Kulon 03
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ditemukan permasalahan bahwa materi
matematika yang diajarkan kepada siswa belum dapat dipahami oleh siswa secara
betul dan benar, artinya bahwa siswa sulit untuk menerima materi yang telah
disampaikan oleh guru. Pembelajaran matematika masih terpusat pada guru bukan
pada siswa, siswa pasif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar hanya membuat siswa yang cenderung pandai ikut antusias,
namun siswa yang cenderung kurang pandai hanya diam, walaupun sudah

4


dilibatkan dalam proses diskusi, tanya jawab dan penugasan. Guru dalam
memberikan materi pembelajaran sudah berusaha memberikan materi yang
menghubungkan materi pelajaran dengan masalah- masalah nyata yang dekat
dengan kehidupan siswa. Padahal masalah- masalah nyata tersebut dekat dengan
lingkungan siswa dan digunakan sebagai awal permasalahan namun siswa
cenderung kurang semangat dalam belajar. Pembelajaran matematika yang
diajarkan selama ini memang belum sepenuhnya menggunakan metode-metode
pembelajaran yang inovatif dan belum memanfaatkan alat peraga secara optimal.
Berdasarkan keadaan tersebut, menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika pada SD Negeri Bakaran Kulon 03 tersebut masih cenderung
konvensional, sebab urutan pembelajaran yang diberikan oleh guru mengikuti
alur ceramah, diskusi dan tanya jawab serta memberikan tugas. Pembelajaran
konvensional yang mengakibatkan siswa memahami matematika tanpa penalaran
dan siswa hanya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, memperhatikan
penjelasan

tanpa

adanya


perkembangan

secara

individu,

contohnya

menyampaikan pendapat, demontrasi di depan kelas. Selain itu, guru juga tidak
memberi kesempatan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini
berdampak pada hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika menjadi
rendah. Hasil belajar matematika dapat dilihat dari pretes, terdapat

8 siswa

(42,11 %) yang memperoleh nilai dibawah KKM (60) atau belum tuntas dan 11
siswa (57,89%) yang sudah tuntas dengan nilai di atas KKM (60). Rata- rata nilai
pada pra siklus ini adalah 64,95 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 27.
Menciptakan pembelajaran yang baik, guru dan siswa diharapkan aktif dan
kreatif dalam proses belajar mengajar. Dengan kondisi tersebut, maka dibutuhkan

suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan upaya untuk
meningkatkan semangat, memberi dorongan dan motivasi belajar siswa agar hasil
belajar siswa menjadi lebih baik dan optimal. Dengan masalah diatas diperlukan
model, metode, dan strategi pembelajarn yang membuat siswa tertarik, yang
mengharapkan siswa menjadi lebih aktif dan semangat belajar dari mulai awal
pebelajaran hingga akhir pembelajaran dan dapat menumbuhkan kemampuan
berpikir mandiri, sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan

5

lebih baik. Beberapa model, metode dan strategi pembelajaran menjadi alternatif
guru untuk dapat mengembangkan keterampilan untuk berpikir siswa dalam
belajar mengajar supaya lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan .
Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru adalah Teams
Games Tournament.
Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT),

atau

pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan

Keath Edward tahun 1995 (Trianto, 2010:83) . Pada model ini siswa memainkan
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin
untuk skor tim mereka (Trianto, 2010:83). Dalam TGT peserta didik memainkan
permainan- permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim
mereka masing- masing. Penyusunan permainan dapat disusun dalam bentuk kuis
berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Jadi pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement. Aktifitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament
(TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar
terutama dalam belajar matematika.
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) guru menyampaikan
materi dalam penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas
(class presentations). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi
dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan
ini biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang
dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus benar-benar

memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada
saat game atau permainan karena skor game atau permainan akan menentukan
skor kelompok. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan

6

kriteria kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian sebelumnya, jenis
kelamin, etnik dan ras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta
didik. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok
belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja.. Game atau permainan terdiri
dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi, dan dirancang untuk
menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar
kelompok. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat
skor. Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau permainan
terjadi. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50
atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team”
apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik
atas prestasi yang telah mereka buat.
Model pembelajaran yang diterapkan pada proses belajar mengajar tidak
selalu sempurna dan pasti terdapat beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan
dalam pembelajaran Teams Games Tournament ini antara lain bagi guru yaitu
sulitnya pengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi
akademis, ini dapat diatasi jika guru bertindak sebagai pemegang kendali. Yang
kedua waktu yang digunakan untuk diskusi siswa cukup lama, dan dapat diatasi
jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh. Beberapa kelemahan bagi
siswa adalah masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini
tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan
akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuaanya kepada siswa
yang lain. Oleh sebab itu guru diharapkan dapat untuk mendorong siswa untuk
terbiasa memberikan penjelasan kepada siswa lainya agar dapat termotivasi,
bekerjasama

dan

mengembangkan

kemampuan

untuk

menularkan

pengetahuannnya dengan baik.
Piaget dalam teorinya bahwa siswa SD berada pada tahap operasional
kongkrit yaitu mengembangkan pemikiran logis, masih terikat fakta perseptual,
mampu berfikir logis tapi terbatas pada objek kongkrit, dan mampu malakukan
konsevasi. Intinya bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial

7

siswa SD, mereka mempunyai karakteristik sendiri dimana dalam proses
berfikirnya belum dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal yang faktual.
Selain itu menurut Bruner bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi
kesempatan memanipulasi benda- benda atau alat peraga yang dirancang secara
khusus dan dapat diotak atik oleh peserta didik dalam memahami suatu konsep
matematika. Sehingga pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan
intelektual dan pemahaman anak dalam mempelajari suatu konsep misalnya
konsep matematika, maka materi pelajaran perlu disajikan oleh guru dengan
memperhatikan tahap perkembangan kognitif atau pengetahuan agar dapat
dipahami oleh peserta didik itu sendiri. Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) akan menumbuhkan keaktifan dari siswa, mendidik siswa untuk berlatih
bersosialisasi dengan orang lain, sehingga mempunyai semangat belajar lebih
tinggi yang dapat meningkatkan hasil belajar, kebaikan budi, kepekaan dan
toleransi dalam kehidupan sehari – hari.
Penerapan

Pembelajaran

kooperatif

TGT

ini

bertujuan

untuk

meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik akan tercapai.
Ketiga aspek tersebut adalah satu kesatuan dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian, dalam penelitian ini unsur utama yang akan dicapai adalah
hasil belajar atau kemampuan kognitif. Hal ini disebabkan dalam kegiatan
pembelajaran, proses yang dilalui tidak selalu sesuai harapan. Misalnya, tidak
semua siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif TGT
ini sebagai sarana untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Kejenuhan dan kebosanan yang dialami siswa dapat berkurang jika siswa
dilibatkan dalam pembelajaran

yang didesain dengan permainan

yang

menyenangkan dan praktek secara langsung. Jadi, kesimpulannya bahwa
penggunaan pembelajaran Teams Games Tournament ini supaya hasil belajar
siswa meningkat dan mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal.
Dari latar belakang diatas maka penulis dalam penelitian ini mengambil
judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 03 Tahun Pelajaran
2016/2017”.

8

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas terdapat
permasalahan, antara lain
1. Belum diterapkannya pembelajaran kreatif yang dapat menjadi solusi bagi
siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, memahami materi dalam
pembelajaran matematika.
2. Belum menggunakan metode pembelajaran dan pembelajaran masih berpusat
pada guru.
3. Guru belum mendorong siswa untuk memahami matematika dengan penalaran.
4. Siswa belum menemukan sendiri konsep matematika.
5. Siswa dalam proses belajar mengajar kurang aktif dan dilibatkan.
6. Sikap kerjasama, tanggung jawab dan toleransi yang kurang terhadap diri
siswa.
7. Siswa kurang semangat dan pasif belajar siswa pada mata pelajaran
matematika rendah, akibatnya hasil belajar matematika menjadi rendah.
1.3 Cara Pemecahan Masalah
Proses belajar mengajar selama ini belum menggunakan masih berpusat
pada guru, oleh sebab itu peserta didik kurang aktif dan belum

diberikan

kesempatan leluasa untuk bekerjasama, tanggung jawab dan toleransi terhadap
diri siswa. Kalau hal ini dibiarkan maka siswa masih menganggap

bahwa

matematika itu pelajaran yang sulit dan membosankan karena tidak menarik bagi
siswa untuk belajar matematika. Maka, ini harus segera diatasi agar pemikiran
siswa terhadap pelajaran matematika yang sukar menjadi pelajaran yang
menyenangkan dan peserta didik diberi kesempatan untuk bereksplorasi dan
bekerjasama yang bertanggung jawab. Sebagai bentuk perbaikan maka penulis
akan menggunakan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
sehingga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi dan
bekerjasama serta bertanggung jawab.

9

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut
1.

Bagaimana penerapan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di
SD Negeri Bakaran Kulon 03 tahun pelajaran 2016/2017?

2.

Apakah dengan penerapan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
Matematika di SD Negeri Bakaran Kulon 03 tahun pelajaran 2016/2017?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian antara lain
a)

Mendiskripsikan penerapan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
Matematika di SD Negeri Bakaran Kulon 03 tahun pelajaran 2016/2017.

b) Meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran matematika pada siswa
kelas V SD Negeri Bakaran Kulon 03 tahun pelajaran 2016/017.
1.6 Manfaat Penelitian
1.

Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tentang

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan penerapannya dalam
pembelajaran matematika di SD khususnya dalam meningkatkan hasil belajar
matematika.
2.

Manfaat Praktis

a.

Manfaat bagi siswa
Untuk mendorong pemikiran siswa secara logis, rasional, kritis, cermat,

jujur, bertanggung jawab serta dapat memecahkan masalah dengan baik. Serta
keterampilan, keaktifan dan antusias serta semangat siswa pada saat proses belajar
maengajar, ini disebabkan siswa merasa senang dan tertarik pada saat mengikuti
pembelajaran matematika sehingga peserta didik lebih mudah untuk memahami
materi yang sedang dipelajari dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika
itu sendiri.

10

b.

Manfaat bagi guru
Dengan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat

memberi pandangan baru bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar
matematika serta dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c.

Manfaat bagi peneliti
Bagi peneliti dapat mengetahui dan memgembangkan wawasan penelitian

menggunakan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) serta sebagai
sarana latihan dan bekal agar terbiasa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
d.

Manfaat bagi Instansi atau sekolah
Dengan pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat menjadi

sebuah upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk dapat mengoptimalkan proses
belajar mengajar dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika sehingga
secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas dan mutu dari pendidikan.

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

THE EFFECT OF USING ENGLISH SONGS ON THE FIFTH YEAR STUDENT’S VOCABULARY ACHIEVEMENT OF SDN KASIYAN TIMUR 03 PUGER, JEMBER

4 68 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

IbM Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Petani Kakao Kecamatan Bangsalsari

5 96 57