obat untuk ibu hamil dan menyusui
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan suatu proses fisiologi
yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui
dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin ada unit fungsi yang tak
terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting unutk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut. Obat dapat
menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama kehamilan.
Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai
keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak ibu hamil
menggunakan obat dan suplemen pada saat periode organogenesis sedang
berlangsung sehingga terjadi resiko cacat janin lebih besar. Penggunaan obat–
obatan selama kehamilan bertanggungjawab atas gangguan perkembangan
yang ada kalanya timbul pada bayi dan anak kecil sampai usia 5 tahun.
Keamanan suatu obat harus dibuktikan berdasarkan hasil percobaan hewan
sewaktu registrasi untuk mendapatkan izin peredarannya. Namun, hasil
eksperimen pada hewan tidak selalu boleh diekstrapolir kepada manusia.
Kategori keamanan obat pada kehamilan yang digunakan oleh United
States Food and Drug Administration (FDA) tidak mengimplikasikan adanya
peningkatan resiko mulai dari kategori A sampai X. Obat dikategorikan
berdasarkan resiko terjadinya efek samping terhadap sistem reproduksi dan
perkembangan, serta besarnya faktor resiko dibandingkan dengan besarnya
manfaat terapeutik. Obat dengan kategori D, X, dan C, mungkin memiliki
faktor resiko yang sama besar, tetapi berbeda dalam hal perbandingan besar
resiko dan manfaat terapeutik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah adalah:
1. Masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada saat kehamilan dan
menyusui?
2. Bagaimana pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan menyusui?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada
saat kehamilan dan menyusui
2. Untuk mengetahui cara pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan
menyusui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara
waktu menstruasi terakhir dan kelahiran. Istilah medis untuk wanita hamil
adalah gravinda, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (mingguminggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau
gravida 1. Seorang wanita yang belum hamil disebut gravida0. Kehamilan
berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300
hari). Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan
preterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm.
Tiga priode kehamilan berdasarkan lamanya kehamilan yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu
Trimester pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian
alami embrio atau janin)
b. Kehamilan trimester kedua 14 – 28 minggu
Trimester kedua perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa
c. Kehamilan trimester ketiga 28 – 42 minggu
Trimester ketiga menandakan awal viabilitas, yang berarti janin dapaat
tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
2.2 Masalah yang Terjadi saat Kehamilan
a. Toksoplasmosis
Penyakit ini merupakan penyakit protozoa sistemik yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii. Pola transmisinya ialah transplasenta pada wanita
hamil. Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan
menyebabkan 20 % janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin,
sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga 65 % janin akan
terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kahamilan.Pencegahan
dapat dilakukan antara lain dengan cara : memasak daging sampai matang,
menggunakan sarung tangan baik saat memberi makan maupun
membersihkan kotoran hewan ternak, dan menjaga agar tempat bermain
anak tidak tercemar kotoran hewan ternak.
b. Sifilis
Penyakit ini disebabkan infeksi Treponema pallidum. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui plasenta sepanjang masa kehamilan. Biasanya respon
janin yang hebat akan terjadi setelah pertengahan kedua kehamilan dengan
manifestasi klinik hepatosplenomegali, ikterus, petekie,meningoensefalitis,
khorioretinitis, dan lesi tulang. Infeksi penyakit ini juga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah, atau bahkan
kematian janin.Pencegahan antara lain dengan cara : promosi kesehatan
tentang penyakit menular seksual, mengontrol prostitusi bekerjasama
denganlembaga sosial, memperbanyak pelayanan diagnosis dini dan
Pengobatannya, untuk penderita yang dirawat dilakukan isolasi terutama
terhadap sekresi dan ekresi penderita.
c. HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus. Pada janin penularanterjadi
secara transplasenta, tetapi dapat juga akibat pemaparan darah dan sekret
serviks selama persalinan. Kebanyakan bayi terinfeksi HIV belum
menunjukan gejala pada saat lahir. Pencegahan antara lain dengan cara :
menghindari kontak seksual dengan banyak pasangan terutama hubungan
seks anal, skrining donor darah lebih ketat dan pengolahan darah dan
produknya dengan lebih hati – hati.
d. Rubella (German measles)
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk famili
Tgaviridae dan genus Rubivirus. Pada wanita hamil penularan ke janin
secara intrauterin. Masa inkubasinya rata – rata 16 – 18 hari.
2.3 Masalah yang Terjadi saat Menyusui
a. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga
mastitis
laktasional
atau
mastitis
puerperalis.
Abses
payudara,
pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat
dari mastitis. Dua penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan infeksi.
Patogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus aureus.
Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan
klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap
menyusui.Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami
mastitis infeksius.
Gejala mastitis non – infeksius
o Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”
o Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri Ibu
tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja
Gejala mastitis infeksius
•
Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
•
Ibu dapat mengeluh sakit kepala
•
Ibu demam dengan suhu diatas 34oC
•
Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara
•
Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya
(tanda-tanda akhir)
•
Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang“pembengkakan”
Pengobatan :
•
Lanjutkan menyusui
•
Berikan kompres panas pada area yang sakit
•
Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
•
Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik
(Ibuprofen, asetaminofen) untuk mangurangi demam dan nyeri
•
Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi
( 25.000 IU/hari dapat menyebablan
craniofacial, cardiac defec, facial palsy,
limb
reduction, atresia saluran pencernaan,
urinary tract defect.
Memberikan efek proteksi bila diberikan
selama 1,5 bulan pertama sebanyak 4
mg/hari.
Kalau defisiensi asam folat pada awal
kehamilan dapat menyababkan
congenotal
malformasi, terutama neural tube defect
3
Hiperkalsemia neonatal. Vitamin D
untuk hipoparatiroid tidak ada efek pada
janin
Aman
Teratogenik, keguguran spontan,
mikrosefalis, frontal bossing,
hidrosefalis,
hipertelorism, mikrophtamia, depressed
nasal bride, limb reduction defact,
bermacammacam
kelainan pada telinga, cleft palate, mulut
kecil, mikrognathia, trigonocephaly,
heart defect & retardasi mental. Gunakan
kontrasepsi sampai satu bulan setelah
menghentikan terapi
Hiperbilirubinemia & kernicterus pada
bayi yang baru lahir. Bila perlu vitamin
K
selama hamil gunakan phytonadione
Idem
Kode Signifikan :
1. Teratogenik pada manusia
2. Mungkin teratogenik pada manusia
3. Memiliki kemungkinan terjadi teratogenik pada manusia
4. Memiliki kemungkinan yang kecil untuk menyebabkan teratogenik pada manusia
5. Tidak teratogenik pada manusia
Kode Potensi :
1. Sering terjadi efek secara rutin
2. Kadang-kadang terjadi efek tetapi tidak rutin
3. Jarang terjadi efek
4. Tidak ada efek
B. Daftar Obat – obat yang Dipertimbangkan Kontraindikasi selama
Menyusui
Obat/ Gol.Obat
Amfetamin
Efek pada Bayi
Terakumulasi dalam ASI dan dapat menyebabkan
iritasi, dan pola tidur
yang jelek
Antineoplastik
Cocain
Menekan laktasi
Diekskresikan lewat ASI, kontraindikasi karena
CNS stimulan dan
intoksikasi
Ergotamin
Potensial menekan laktasi, muntah, diare, dan
kejang telah dilaporkan
Etanol
Kontraindikasi masih kontroversial, intake yang
tinggi pada ibu dapat
menyebabkan bayi yang disusui : sedasi,
diaforesis, deep sleep,
lemah,menghambat pertumbuhan danberat badan
abnormal. Paparan
yang kronik juga menimbulkan keterlambatan
perkembangan
psikomotor. Bayi dari ibu alkoholik menyebabkan
risiko yang potensial
hipoprotombin berat,perdarahan, dan pseudo
cushing sindrome. AAP
mengklasifikasikan compatible (dapat diterima),
tapi harus
dipertimbangkan kontraindikasinya. Satu review
menyarankan untuk
menunggu 1-2 hari setelah minum sebelum
menyusui
Heroin
Kemungkinan adiksi jika jumlahnya mencukupi
Immunosupresan
Potensial menekan sistem imun
Lithium
Konsentrasi dalam serum dan ASI rata-rata 40 %
dari konsentrasi
serum plasma ibu menyebabkan reaksi toksik
yang potensial,
kontraindikasi
Asam lisergat dietilamida
(LSD)
Kemungkinan diereksikan dalam ASI
Mariyuana Diekskresikan dalam ASI
Misoprostol
Ekskresi dalam ASI belum jelas, tapi
kontraindikasi karena potensial
terjadi diare berat pada bayi
Nicotin
Kontraindikasi masih kontroversial, absorpsi
melalui perokok pasif
lebih tinggi dari pada melalui ASI. Merokok
secara umum tidak
direkomendasikan selama menyusui, menurunkan
produksi ASI
Pensiklidin
Potensial bersifat halusinogenik
Fenidion
Hematoma scrotal masiv, kontraidikasi
C. Daftar Pemilihan Obat Secara Umum untuk Ibu Menyusui
Obat/ Gol.Obat
Acetaminophen
Efek pada Bayi
Compatible Malulopapular rash pada bayi bagian
atas dan wajah pada
bayi telah dilaporkan
Acyclovir
Alprazolam
Compatible Terkonsentrasi dalam ASI
Withdrawal nyata setelah 9 bulan terpapar melalui
ASI. Penggunaan
obat lain yang termasuk golongan ini selama
menyusui
dipertimbangkan
Diekskresikan lewat ASI, tidak direkomendasikan
karena waktu paruh
eliminasi panjang
Amiodaron
Amitriptilin
Aminoglikosida
Aspartam
Aspirin
Beta – blocker
Tidak ada efek samping yang dilaporka, tapi AAP
mempertimbangkan
Penggunaannya
Potensial mengganggu flora normal saluran cerna
bayi
Dieksresikan lewat ASI, penggunaannya hati-hati
pada bayi dengan
Fenilketonuria
Satu kasus terjadi keracunan salisilat berat
(asidosis metabolik),
potensial terjadi gangguan fungsi platelet dan
rash, AAP
merekomendasikan penggunaannya dengan
perhatian.
Amati pada bayi tanda-tanda blokade seperti
hipotensi , bradikardi, asebutolol, atenolol dan
nadolol terkonsentrasi dalam ASI
Bromfeniramin
Amati gejala pada bayi: iritasi, gangguan pola
tidur.
Terakumulasi dalam ASI, penggunaan dengan
hati-hati
Bupropion
Caffein
Akumulasi dapat terjadi jika ibu pengkonsumsi
berat, compatible
dalam jumlah biasa. Amati iritasi dan gangguan
tidur
Carbamazepin
Compatible
Cephalosporin
Potensial mengganggu flora normal usus,
considered compatible
Chloramfenikol
Dieksresikan lewat ASI, potensial menekan
sumsum tulang. AAP
merekomendasikan penggunaannya dengan hatihati
Diekskresikan lewat ASI, ngantuk dan lemas
teramati pada bayi. AAP
mempertimbnagkan penggunaannya karena efek
dan potensial
galaktore
Chlorpromazin
Cimetidin
Dapat terakumulasi dalam ASI, potensial
menekan asam lambung,
menghambat metabolisme obat, dan CNS
stimulan. Compatible
Clindamisin
Considered Compatible
Codein
Compatible
Diazepam
Letargin dan kehilangan berat badan dilaporkan,
amati akumulasi pada
bayi, pertimbangkan penggunaannya
Digoxin
Eksresi lewat ASI, compatible
Difenhidramin
Eksresi lewat ASI, tidak ada efek yang dilaporkan
D. Pedoman untuk Pengobatan dan Pemberian ASI
Pengobatan
A
Asetamonifen (Tylenol)
√
Asiklovir (Zovirax)
√
Kategori
B C D
Catatan
Analgesik non-narkotika. Digunakan
postpartum
Digunakan untuk herpes. Konsentrasi rendah di
dalam ASI
Albuterol (Proventil)
Alprazolam (Xanax)
√
Aminofillin
√
Amoksisilin
√
Ampisillin √
√
Amitriptilin (Elavil)
Antimetabolit
√
√
Aspirin
√
√
Atenolol
√
Bromokriptin (Parlodel)
Butorfanol (Stadol)
√
Kafein
√
Kaptopril (Captoem)
√
Karbamazepin
(Tegretol)
√
Sefalosporin (Cefaclor,
Cefamandole,
Cefazolin,
Cefotaxime, Cefoxitin,
Cephalexin)
Tidak terdeteksi dalam urin bayi
Aktivitas anti DNA
Dosis analgesik biasa (300-600 mg) biasanya
aman. Obat
pilihan untuk diagnosa. Artritis jangka panjang
Dilaporkan adanya bayi yang mengalami
sianosis dan
bradikardi pada terapi maternal
√
Azitromisin
Cocok untuk laktasi
√
Masuk ke dalam ASI dengan konsentrasi
rendah.
Umumnya dianggap aman
√
√
√
Siprofloksasin (Cipro)
√
Klindamisin (Cleocin)
√
Kodein
√
Kontrasepsi, hanya
progestin
√
Risiko kecil terhadap supresi sumsum tulang
terdapat
efek merugikan
Antimalaria
Obat penenang, observasi sedasi pada bayi
√
Simetidin (Tagamet)
Tidak digunakan untuk menekan produksi ASI
Aman dalam dosis tunggal
Jika dosis ibu tinggi, bayi menjadi peka dan
lemah
Antihipertensi jumlahnya sedikit dalam ASI
Antikonvulsan, akumulasi tidak terlihat
Kloramfenikol
(Chloromycetin)
Klorpromazin
(Thorazine)
Pencegahan terhadap bronkospasme
Gunakan obat pengganti. Risiko akumulasi
Observasi adanya iritabilitas dan insomnia pada
bayi
Masuk ke dalam ASI secara lambat
Konsentrasi dalam ASI rendah
Antagonis H-2, menurunkan produksi asam
Quinolone, terjadinya artopati dan kartilago
pada hewan
yang imatur
Berbentuk krim vagina, oral dan dapat diinjeksi
Aman untuk kesehatan, pada bayi untuk
pemakaian yang
singkat
Tunggu sampai laktasi telah terbentuk dengan
baik 4-6
oral
minggu
Kontrasepsi, oral
(dengan
estrogen)
√
Kortikosteroid
Krotamiton 10 %
Desipramin
(Norpramin)
Biasanya akan menurunkan pasokan ASI
Gunakan hanya untuk waktu yang singkat dan
dengan
dosis yang rendah
√
Digunakan untuk skabies. Aman dan efektif
untuk wanita
yang menyusui
√
Tidak ada obat yang terdeteksi di dalam urin
bayi.
Pilihan antidepresan untuk wanita manyusui
√
Diazepam (Valium)
Dikloksasilin
(Dynapem)
Digoksin (lanoxin)
√
Resisten – penisilin, antistafilokokus
√
Efedrin
√
Obat antiaritmia. Paparan terhadap bayi
kemungkinan
tidak bermakna
Komponen yang biasa digunakan dalam
campuran obat
batuk dan obat demam yang dijual bebas
Ergonovin
√
Menekan produksi ASI. Masa postpartum
singkat dapat
menjadi aman
√
Ergotamin
Eritromisin
√
√
Etosuksimid (zarontin)
√
Fentanil (Sublimaze)
√
Flukonazol (Diflucan)
√
Fluoksetin (Prozac)
√
Furosemid (Lasix)
√
Gentamisin
(Garamycin)
√
Gunakan obat pengganti, risiko akumulasi
Digunakan untuk migren. Menekan suplai ASI.
Dapat
menyebabkan muntah, diare, konvulsi
Tidak boleh diberikan pada usia kurang dari 1
bulan jika
berisiko ikterik
Antikonvulsan. Masuk dengan bebas ke dalam
ASI.
Pertimbangkan penggunaan obat pengganti
Terdapat dalam ASI dengan jumlah kecil. Tidak
dapat
dideteksi setelah 10 jam
Digunakan untuk mengobati kandidiasis. Aman
digunakan untuk anak-anak
Dapat menyebabkan gejala kolik
Antibiotik aminoglikosida. Dapat diberikan
pada bayi
Perpindahan minimal
Haloperidol (Haldol)
Heparin
√
Ibuprofen (Motrin)
√
Imipramin (Tofranil)
√
Vaksin influenza
√
Insulin
Tidak diekskresikan ke dalam ASI dengan berat
molekul
yang besar
Mudah diabsorpsi dan terkonsentrasi dalam
ASI; dapat
menyebabkan supresi tiroid; dosis 15 % dapat
masuk ke
dalam ASI dalam 3 hari
√
Suplemen tidak mengubah kadar zat besi pada
ASI dalam
jumlah besar
√
Isoniazid (INH)
Ketokonazol (Nizoral)
Tidak diekskresi ke dalam ASI
Biasanya digunakan untuk nyeri postpartum.
Perpindahan minimal
Antidepresan
Vaksinasi maternal dianggap tidak
menyebabkan risiko
terhadap bai yang disusui
√
Yodium
Zat besi
Obat penenang
√
Antituberkular. Sampai saai ini tidak dilaporkan
adanya
efek merugikan pada bayi. Mungkin baik untuk
memantau tanda-tanda keracunan pada bayi
√
√
Levonogestrel
(NORPLANT)
√
Lindan (Kwell)
√
Litium (Eskalith)
Magnesium sulfat
Medroksiprogesteron
(DepoProvera)
Secara klinis jumlahnya tidak bermakna (30
g/ml) dalam
ASI. Membutuhkan informasi lebih
Pantau kadar serum bayi. Pilih obat alternatif
jika
mungkin
√
Asam mandelik
Digunakan untuk mengobati kanddiasis yang
berat
Kontrasepsi yang efektif. Efek pada suplai ASI
tidak
meyakinkan
√
Terdeteksi di dalam urin semua bayi yang
diteliti.
Efeknya belum diketahui
Dapat menghambat masuknya ASI
√
√
Didapat pada ASI dalam jumlah yang tidak
bermakna.
Akumulasi tidak merupakan masalah
Meperidin (Demerol)
Mesoridazin (Serentil)
Metaproterenol
(Alupent)
Metformin
(Glucophage)
Metenamin
(Mandelamin)
√
√
Fenotiazin digunakan sebagai antipsikotik
√
√
√
Metimazol (Tapazol)
√
Metildopa (Aldomet)
√
Metoklopramid
(Reglan)
√
Metoprolol (Lopressor)
Antiinfeksi urinarius. Tidak ada efek merugikan
yang
dilaporkan
Digunakan untuk mengobati adiksi heroin.
Kadarnya
minimal dalam ASI
Untuk hipertiroid. Rasio S.P lebih tinggi dari
Propiltiourasil
Antihipertensi
Digunakan untuk meningkatkan ASI; dosis 10
mg 3 x
sehari
√
√
Nalbufin (Nubain)
√
Naproksen
√
Nifedipin
√
Nitrofurantoin
√
Mengacu pada tindakan menghambat, pantau
bayi jika
digunakan dalam jangka lama
Aman untuk digunakan dalam jangka waktu
pendek
untuk mengendalikan nyeri. Bayi akan lebih
waspada dan
orientasinya lebih baik daripada jika ibu
menerima meperidin
√
Nadolol (Corgard)
Digunakan untuk asma bronkhial
Antidiabetik baru. Efeknya belum diuji
√
Metadon (Dolophine)
Morfin
Dapat menyebabkan depresi neurobehavioral
pada
neonatus. Anjurkan untuk digunakan pada
periode awal
postpartum
Hindari jika bayi masih muda dan/atau
dibutuhkan dosis
yang tinggi
Analgesik non narkotik. Aman dalam dosis
tunggal
Masuk ke dalam ASI dengan jumlah kecil
(0,26% dari
dosis maternal. Rasio M/P kira-kira 0,10)
Dosis rendah digunakan untuk engobati
vasospasme
puting; dosis maternal
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan suatu proses fisiologi
yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui
dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin ada unit fungsi yang tak
terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting unutk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut. Obat dapat
menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama kehamilan.
Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai
keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak ibu hamil
menggunakan obat dan suplemen pada saat periode organogenesis sedang
berlangsung sehingga terjadi resiko cacat janin lebih besar. Penggunaan obat–
obatan selama kehamilan bertanggungjawab atas gangguan perkembangan
yang ada kalanya timbul pada bayi dan anak kecil sampai usia 5 tahun.
Keamanan suatu obat harus dibuktikan berdasarkan hasil percobaan hewan
sewaktu registrasi untuk mendapatkan izin peredarannya. Namun, hasil
eksperimen pada hewan tidak selalu boleh diekstrapolir kepada manusia.
Kategori keamanan obat pada kehamilan yang digunakan oleh United
States Food and Drug Administration (FDA) tidak mengimplikasikan adanya
peningkatan resiko mulai dari kategori A sampai X. Obat dikategorikan
berdasarkan resiko terjadinya efek samping terhadap sistem reproduksi dan
perkembangan, serta besarnya faktor resiko dibandingkan dengan besarnya
manfaat terapeutik. Obat dengan kategori D, X, dan C, mungkin memiliki
faktor resiko yang sama besar, tetapi berbeda dalam hal perbandingan besar
resiko dan manfaat terapeutik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah adalah:
1. Masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada saat kehamilan dan
menyusui?
2. Bagaimana pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan menyusui?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada
saat kehamilan dan menyusui
2. Untuk mengetahui cara pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan
menyusui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara
waktu menstruasi terakhir dan kelahiran. Istilah medis untuk wanita hamil
adalah gravinda, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (mingguminggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau
gravida 1. Seorang wanita yang belum hamil disebut gravida0. Kehamilan
berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300
hari). Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan
preterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm.
Tiga priode kehamilan berdasarkan lamanya kehamilan yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu
Trimester pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian
alami embrio atau janin)
b. Kehamilan trimester kedua 14 – 28 minggu
Trimester kedua perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa
c. Kehamilan trimester ketiga 28 – 42 minggu
Trimester ketiga menandakan awal viabilitas, yang berarti janin dapaat
tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
2.2 Masalah yang Terjadi saat Kehamilan
a. Toksoplasmosis
Penyakit ini merupakan penyakit protozoa sistemik yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii. Pola transmisinya ialah transplasenta pada wanita
hamil. Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan
menyebabkan 20 % janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin,
sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga 65 % janin akan
terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kahamilan.Pencegahan
dapat dilakukan antara lain dengan cara : memasak daging sampai matang,
menggunakan sarung tangan baik saat memberi makan maupun
membersihkan kotoran hewan ternak, dan menjaga agar tempat bermain
anak tidak tercemar kotoran hewan ternak.
b. Sifilis
Penyakit ini disebabkan infeksi Treponema pallidum. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui plasenta sepanjang masa kehamilan. Biasanya respon
janin yang hebat akan terjadi setelah pertengahan kedua kehamilan dengan
manifestasi klinik hepatosplenomegali, ikterus, petekie,meningoensefalitis,
khorioretinitis, dan lesi tulang. Infeksi penyakit ini juga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah, atau bahkan
kematian janin.Pencegahan antara lain dengan cara : promosi kesehatan
tentang penyakit menular seksual, mengontrol prostitusi bekerjasama
denganlembaga sosial, memperbanyak pelayanan diagnosis dini dan
Pengobatannya, untuk penderita yang dirawat dilakukan isolasi terutama
terhadap sekresi dan ekresi penderita.
c. HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus. Pada janin penularanterjadi
secara transplasenta, tetapi dapat juga akibat pemaparan darah dan sekret
serviks selama persalinan. Kebanyakan bayi terinfeksi HIV belum
menunjukan gejala pada saat lahir. Pencegahan antara lain dengan cara :
menghindari kontak seksual dengan banyak pasangan terutama hubungan
seks anal, skrining donor darah lebih ketat dan pengolahan darah dan
produknya dengan lebih hati – hati.
d. Rubella (German measles)
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk famili
Tgaviridae dan genus Rubivirus. Pada wanita hamil penularan ke janin
secara intrauterin. Masa inkubasinya rata – rata 16 – 18 hari.
2.3 Masalah yang Terjadi saat Menyusui
a. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga
mastitis
laktasional
atau
mastitis
puerperalis.
Abses
payudara,
pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat
dari mastitis. Dua penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan infeksi.
Patogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus aureus.
Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan
klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap
menyusui.Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami
mastitis infeksius.
Gejala mastitis non – infeksius
o Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”
o Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri Ibu
tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja
Gejala mastitis infeksius
•
Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
•
Ibu dapat mengeluh sakit kepala
•
Ibu demam dengan suhu diatas 34oC
•
Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara
•
Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya
(tanda-tanda akhir)
•
Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang“pembengkakan”
Pengobatan :
•
Lanjutkan menyusui
•
Berikan kompres panas pada area yang sakit
•
Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
•
Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik
(Ibuprofen, asetaminofen) untuk mangurangi demam dan nyeri
•
Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi
( 25.000 IU/hari dapat menyebablan
craniofacial, cardiac defec, facial palsy,
limb
reduction, atresia saluran pencernaan,
urinary tract defect.
Memberikan efek proteksi bila diberikan
selama 1,5 bulan pertama sebanyak 4
mg/hari.
Kalau defisiensi asam folat pada awal
kehamilan dapat menyababkan
congenotal
malformasi, terutama neural tube defect
3
Hiperkalsemia neonatal. Vitamin D
untuk hipoparatiroid tidak ada efek pada
janin
Aman
Teratogenik, keguguran spontan,
mikrosefalis, frontal bossing,
hidrosefalis,
hipertelorism, mikrophtamia, depressed
nasal bride, limb reduction defact,
bermacammacam
kelainan pada telinga, cleft palate, mulut
kecil, mikrognathia, trigonocephaly,
heart defect & retardasi mental. Gunakan
kontrasepsi sampai satu bulan setelah
menghentikan terapi
Hiperbilirubinemia & kernicterus pada
bayi yang baru lahir. Bila perlu vitamin
K
selama hamil gunakan phytonadione
Idem
Kode Signifikan :
1. Teratogenik pada manusia
2. Mungkin teratogenik pada manusia
3. Memiliki kemungkinan terjadi teratogenik pada manusia
4. Memiliki kemungkinan yang kecil untuk menyebabkan teratogenik pada manusia
5. Tidak teratogenik pada manusia
Kode Potensi :
1. Sering terjadi efek secara rutin
2. Kadang-kadang terjadi efek tetapi tidak rutin
3. Jarang terjadi efek
4. Tidak ada efek
B. Daftar Obat – obat yang Dipertimbangkan Kontraindikasi selama
Menyusui
Obat/ Gol.Obat
Amfetamin
Efek pada Bayi
Terakumulasi dalam ASI dan dapat menyebabkan
iritasi, dan pola tidur
yang jelek
Antineoplastik
Cocain
Menekan laktasi
Diekskresikan lewat ASI, kontraindikasi karena
CNS stimulan dan
intoksikasi
Ergotamin
Potensial menekan laktasi, muntah, diare, dan
kejang telah dilaporkan
Etanol
Kontraindikasi masih kontroversial, intake yang
tinggi pada ibu dapat
menyebabkan bayi yang disusui : sedasi,
diaforesis, deep sleep,
lemah,menghambat pertumbuhan danberat badan
abnormal. Paparan
yang kronik juga menimbulkan keterlambatan
perkembangan
psikomotor. Bayi dari ibu alkoholik menyebabkan
risiko yang potensial
hipoprotombin berat,perdarahan, dan pseudo
cushing sindrome. AAP
mengklasifikasikan compatible (dapat diterima),
tapi harus
dipertimbangkan kontraindikasinya. Satu review
menyarankan untuk
menunggu 1-2 hari setelah minum sebelum
menyusui
Heroin
Kemungkinan adiksi jika jumlahnya mencukupi
Immunosupresan
Potensial menekan sistem imun
Lithium
Konsentrasi dalam serum dan ASI rata-rata 40 %
dari konsentrasi
serum plasma ibu menyebabkan reaksi toksik
yang potensial,
kontraindikasi
Asam lisergat dietilamida
(LSD)
Kemungkinan diereksikan dalam ASI
Mariyuana Diekskresikan dalam ASI
Misoprostol
Ekskresi dalam ASI belum jelas, tapi
kontraindikasi karena potensial
terjadi diare berat pada bayi
Nicotin
Kontraindikasi masih kontroversial, absorpsi
melalui perokok pasif
lebih tinggi dari pada melalui ASI. Merokok
secara umum tidak
direkomendasikan selama menyusui, menurunkan
produksi ASI
Pensiklidin
Potensial bersifat halusinogenik
Fenidion
Hematoma scrotal masiv, kontraidikasi
C. Daftar Pemilihan Obat Secara Umum untuk Ibu Menyusui
Obat/ Gol.Obat
Acetaminophen
Efek pada Bayi
Compatible Malulopapular rash pada bayi bagian
atas dan wajah pada
bayi telah dilaporkan
Acyclovir
Alprazolam
Compatible Terkonsentrasi dalam ASI
Withdrawal nyata setelah 9 bulan terpapar melalui
ASI. Penggunaan
obat lain yang termasuk golongan ini selama
menyusui
dipertimbangkan
Diekskresikan lewat ASI, tidak direkomendasikan
karena waktu paruh
eliminasi panjang
Amiodaron
Amitriptilin
Aminoglikosida
Aspartam
Aspirin
Beta – blocker
Tidak ada efek samping yang dilaporka, tapi AAP
mempertimbangkan
Penggunaannya
Potensial mengganggu flora normal saluran cerna
bayi
Dieksresikan lewat ASI, penggunaannya hati-hati
pada bayi dengan
Fenilketonuria
Satu kasus terjadi keracunan salisilat berat
(asidosis metabolik),
potensial terjadi gangguan fungsi platelet dan
rash, AAP
merekomendasikan penggunaannya dengan
perhatian.
Amati pada bayi tanda-tanda blokade seperti
hipotensi , bradikardi, asebutolol, atenolol dan
nadolol terkonsentrasi dalam ASI
Bromfeniramin
Amati gejala pada bayi: iritasi, gangguan pola
tidur.
Terakumulasi dalam ASI, penggunaan dengan
hati-hati
Bupropion
Caffein
Akumulasi dapat terjadi jika ibu pengkonsumsi
berat, compatible
dalam jumlah biasa. Amati iritasi dan gangguan
tidur
Carbamazepin
Compatible
Cephalosporin
Potensial mengganggu flora normal usus,
considered compatible
Chloramfenikol
Dieksresikan lewat ASI, potensial menekan
sumsum tulang. AAP
merekomendasikan penggunaannya dengan hatihati
Diekskresikan lewat ASI, ngantuk dan lemas
teramati pada bayi. AAP
mempertimbnagkan penggunaannya karena efek
dan potensial
galaktore
Chlorpromazin
Cimetidin
Dapat terakumulasi dalam ASI, potensial
menekan asam lambung,
menghambat metabolisme obat, dan CNS
stimulan. Compatible
Clindamisin
Considered Compatible
Codein
Compatible
Diazepam
Letargin dan kehilangan berat badan dilaporkan,
amati akumulasi pada
bayi, pertimbangkan penggunaannya
Digoxin
Eksresi lewat ASI, compatible
Difenhidramin
Eksresi lewat ASI, tidak ada efek yang dilaporkan
D. Pedoman untuk Pengobatan dan Pemberian ASI
Pengobatan
A
Asetamonifen (Tylenol)
√
Asiklovir (Zovirax)
√
Kategori
B C D
Catatan
Analgesik non-narkotika. Digunakan
postpartum
Digunakan untuk herpes. Konsentrasi rendah di
dalam ASI
Albuterol (Proventil)
Alprazolam (Xanax)
√
Aminofillin
√
Amoksisilin
√
Ampisillin √
√
Amitriptilin (Elavil)
Antimetabolit
√
√
Aspirin
√
√
Atenolol
√
Bromokriptin (Parlodel)
Butorfanol (Stadol)
√
Kafein
√
Kaptopril (Captoem)
√
Karbamazepin
(Tegretol)
√
Sefalosporin (Cefaclor,
Cefamandole,
Cefazolin,
Cefotaxime, Cefoxitin,
Cephalexin)
Tidak terdeteksi dalam urin bayi
Aktivitas anti DNA
Dosis analgesik biasa (300-600 mg) biasanya
aman. Obat
pilihan untuk diagnosa. Artritis jangka panjang
Dilaporkan adanya bayi yang mengalami
sianosis dan
bradikardi pada terapi maternal
√
Azitromisin
Cocok untuk laktasi
√
Masuk ke dalam ASI dengan konsentrasi
rendah.
Umumnya dianggap aman
√
√
√
Siprofloksasin (Cipro)
√
Klindamisin (Cleocin)
√
Kodein
√
Kontrasepsi, hanya
progestin
√
Risiko kecil terhadap supresi sumsum tulang
terdapat
efek merugikan
Antimalaria
Obat penenang, observasi sedasi pada bayi
√
Simetidin (Tagamet)
Tidak digunakan untuk menekan produksi ASI
Aman dalam dosis tunggal
Jika dosis ibu tinggi, bayi menjadi peka dan
lemah
Antihipertensi jumlahnya sedikit dalam ASI
Antikonvulsan, akumulasi tidak terlihat
Kloramfenikol
(Chloromycetin)
Klorpromazin
(Thorazine)
Pencegahan terhadap bronkospasme
Gunakan obat pengganti. Risiko akumulasi
Observasi adanya iritabilitas dan insomnia pada
bayi
Masuk ke dalam ASI secara lambat
Konsentrasi dalam ASI rendah
Antagonis H-2, menurunkan produksi asam
Quinolone, terjadinya artopati dan kartilago
pada hewan
yang imatur
Berbentuk krim vagina, oral dan dapat diinjeksi
Aman untuk kesehatan, pada bayi untuk
pemakaian yang
singkat
Tunggu sampai laktasi telah terbentuk dengan
baik 4-6
oral
minggu
Kontrasepsi, oral
(dengan
estrogen)
√
Kortikosteroid
Krotamiton 10 %
Desipramin
(Norpramin)
Biasanya akan menurunkan pasokan ASI
Gunakan hanya untuk waktu yang singkat dan
dengan
dosis yang rendah
√
Digunakan untuk skabies. Aman dan efektif
untuk wanita
yang menyusui
√
Tidak ada obat yang terdeteksi di dalam urin
bayi.
Pilihan antidepresan untuk wanita manyusui
√
Diazepam (Valium)
Dikloksasilin
(Dynapem)
Digoksin (lanoxin)
√
Resisten – penisilin, antistafilokokus
√
Efedrin
√
Obat antiaritmia. Paparan terhadap bayi
kemungkinan
tidak bermakna
Komponen yang biasa digunakan dalam
campuran obat
batuk dan obat demam yang dijual bebas
Ergonovin
√
Menekan produksi ASI. Masa postpartum
singkat dapat
menjadi aman
√
Ergotamin
Eritromisin
√
√
Etosuksimid (zarontin)
√
Fentanil (Sublimaze)
√
Flukonazol (Diflucan)
√
Fluoksetin (Prozac)
√
Furosemid (Lasix)
√
Gentamisin
(Garamycin)
√
Gunakan obat pengganti, risiko akumulasi
Digunakan untuk migren. Menekan suplai ASI.
Dapat
menyebabkan muntah, diare, konvulsi
Tidak boleh diberikan pada usia kurang dari 1
bulan jika
berisiko ikterik
Antikonvulsan. Masuk dengan bebas ke dalam
ASI.
Pertimbangkan penggunaan obat pengganti
Terdapat dalam ASI dengan jumlah kecil. Tidak
dapat
dideteksi setelah 10 jam
Digunakan untuk mengobati kandidiasis. Aman
digunakan untuk anak-anak
Dapat menyebabkan gejala kolik
Antibiotik aminoglikosida. Dapat diberikan
pada bayi
Perpindahan minimal
Haloperidol (Haldol)
Heparin
√
Ibuprofen (Motrin)
√
Imipramin (Tofranil)
√
Vaksin influenza
√
Insulin
Tidak diekskresikan ke dalam ASI dengan berat
molekul
yang besar
Mudah diabsorpsi dan terkonsentrasi dalam
ASI; dapat
menyebabkan supresi tiroid; dosis 15 % dapat
masuk ke
dalam ASI dalam 3 hari
√
Suplemen tidak mengubah kadar zat besi pada
ASI dalam
jumlah besar
√
Isoniazid (INH)
Ketokonazol (Nizoral)
Tidak diekskresi ke dalam ASI
Biasanya digunakan untuk nyeri postpartum.
Perpindahan minimal
Antidepresan
Vaksinasi maternal dianggap tidak
menyebabkan risiko
terhadap bai yang disusui
√
Yodium
Zat besi
Obat penenang
√
Antituberkular. Sampai saai ini tidak dilaporkan
adanya
efek merugikan pada bayi. Mungkin baik untuk
memantau tanda-tanda keracunan pada bayi
√
√
Levonogestrel
(NORPLANT)
√
Lindan (Kwell)
√
Litium (Eskalith)
Magnesium sulfat
Medroksiprogesteron
(DepoProvera)
Secara klinis jumlahnya tidak bermakna (30
g/ml) dalam
ASI. Membutuhkan informasi lebih
Pantau kadar serum bayi. Pilih obat alternatif
jika
mungkin
√
Asam mandelik
Digunakan untuk mengobati kanddiasis yang
berat
Kontrasepsi yang efektif. Efek pada suplai ASI
tidak
meyakinkan
√
Terdeteksi di dalam urin semua bayi yang
diteliti.
Efeknya belum diketahui
Dapat menghambat masuknya ASI
√
√
Didapat pada ASI dalam jumlah yang tidak
bermakna.
Akumulasi tidak merupakan masalah
Meperidin (Demerol)
Mesoridazin (Serentil)
Metaproterenol
(Alupent)
Metformin
(Glucophage)
Metenamin
(Mandelamin)
√
√
Fenotiazin digunakan sebagai antipsikotik
√
√
√
Metimazol (Tapazol)
√
Metildopa (Aldomet)
√
Metoklopramid
(Reglan)
√
Metoprolol (Lopressor)
Antiinfeksi urinarius. Tidak ada efek merugikan
yang
dilaporkan
Digunakan untuk mengobati adiksi heroin.
Kadarnya
minimal dalam ASI
Untuk hipertiroid. Rasio S.P lebih tinggi dari
Propiltiourasil
Antihipertensi
Digunakan untuk meningkatkan ASI; dosis 10
mg 3 x
sehari
√
√
Nalbufin (Nubain)
√
Naproksen
√
Nifedipin
√
Nitrofurantoin
√
Mengacu pada tindakan menghambat, pantau
bayi jika
digunakan dalam jangka lama
Aman untuk digunakan dalam jangka waktu
pendek
untuk mengendalikan nyeri. Bayi akan lebih
waspada dan
orientasinya lebih baik daripada jika ibu
menerima meperidin
√
Nadolol (Corgard)
Digunakan untuk asma bronkhial
Antidiabetik baru. Efeknya belum diuji
√
Metadon (Dolophine)
Morfin
Dapat menyebabkan depresi neurobehavioral
pada
neonatus. Anjurkan untuk digunakan pada
periode awal
postpartum
Hindari jika bayi masih muda dan/atau
dibutuhkan dosis
yang tinggi
Analgesik non narkotik. Aman dalam dosis
tunggal
Masuk ke dalam ASI dengan jumlah kecil
(0,26% dari
dosis maternal. Rasio M/P kira-kira 0,10)
Dosis rendah digunakan untuk engobati
vasospasme
puting; dosis maternal