obat untuk ibu hamil dan menyusui

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan suatu proses fisiologi
yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui
dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin ada unit fungsi yang tak
terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting unutk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut. Obat dapat
menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama kehamilan.
Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai
keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak ibu hamil
menggunakan obat dan suplemen pada saat periode organogenesis sedang
berlangsung sehingga terjadi resiko cacat janin lebih besar. Penggunaan obat–
obatan selama kehamilan bertanggungjawab atas gangguan perkembangan
yang ada kalanya timbul pada bayi dan anak kecil sampai usia 5 tahun.
Keamanan suatu obat harus dibuktikan berdasarkan hasil percobaan hewan
sewaktu registrasi untuk mendapatkan izin peredarannya. Namun, hasil
eksperimen pada hewan tidak selalu boleh diekstrapolir kepada manusia.
Kategori keamanan obat pada kehamilan yang digunakan oleh United
States Food and Drug Administration (FDA) tidak mengimplikasikan adanya
peningkatan resiko mulai dari kategori A sampai X. Obat dikategorikan

berdasarkan resiko terjadinya efek samping terhadap sistem reproduksi dan
perkembangan, serta besarnya faktor resiko dibandingkan dengan besarnya
manfaat terapeutik. Obat dengan kategori D, X, dan C, mungkin memiliki
faktor resiko yang sama besar, tetapi berbeda dalam hal perbandingan besar
resiko dan manfaat terapeutik.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah adalah:
1. Masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada saat kehamilan dan
menyusui?
2. Bagaimana pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan menyusui?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada
saat kehamilan dan menyusui
2. Untuk mengetahui cara pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan
menyusui

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara
waktu menstruasi terakhir dan kelahiran. Istilah medis untuk wanita hamil
adalah gravinda, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (mingguminggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau
gravida 1. Seorang wanita yang belum hamil disebut gravida0. Kehamilan
berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300
hari). Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan
preterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm.
Tiga priode kehamilan berdasarkan lamanya kehamilan yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu
Trimester pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian
alami embrio atau janin)
b. Kehamilan trimester kedua 14 – 28 minggu
Trimester kedua perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa
c. Kehamilan trimester ketiga 28 – 42 minggu
Trimester ketiga menandakan awal viabilitas, yang berarti janin dapaat
tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
2.2 Masalah yang Terjadi saat Kehamilan

a. Toksoplasmosis
Penyakit ini merupakan penyakit protozoa sistemik yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii. Pola transmisinya ialah transplasenta pada wanita
hamil. Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan
menyebabkan 20 % janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin,
sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga 65 % janin akan
terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kahamilan.Pencegahan
dapat dilakukan antara lain dengan cara : memasak daging sampai matang,
menggunakan sarung tangan baik saat memberi makan maupun
membersihkan kotoran hewan ternak, dan menjaga agar tempat bermain
anak tidak tercemar kotoran hewan ternak.
b. Sifilis

Penyakit ini disebabkan infeksi Treponema pallidum. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui plasenta sepanjang masa kehamilan. Biasanya respon
janin yang hebat akan terjadi setelah pertengahan kedua kehamilan dengan
manifestasi klinik hepatosplenomegali, ikterus, petekie,meningoensefalitis,
khorioretinitis, dan lesi tulang. Infeksi penyakit ini juga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah, atau bahkan
kematian janin.Pencegahan antara lain dengan cara : promosi kesehatan

tentang penyakit menular seksual, mengontrol prostitusi bekerjasama
denganlembaga sosial, memperbanyak pelayanan diagnosis dini dan
Pengobatannya, untuk penderita yang dirawat dilakukan isolasi terutama
terhadap sekresi dan ekresi penderita.
c. HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus. Pada janin penularanterjadi
secara transplasenta, tetapi dapat juga akibat pemaparan darah dan sekret
serviks selama persalinan. Kebanyakan bayi terinfeksi HIV belum
menunjukan gejala pada saat lahir. Pencegahan antara lain dengan cara :
menghindari kontak seksual dengan banyak pasangan terutama hubungan
seks anal, skrining donor darah lebih ketat dan pengolahan darah dan
produknya dengan lebih hati – hati.
d. Rubella (German measles)
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk famili
Tgaviridae dan genus Rubivirus. Pada wanita hamil penularan ke janin
secara intrauterin. Masa inkubasinya rata – rata 16 – 18 hari.

2.3 Masalah yang Terjadi saat Menyusui
a. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai

infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga
mastitis

laktasional

atau

mastitis

puerperalis.

Abses

payudara,

pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat

dari mastitis. Dua penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan infeksi.
Patogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus aureus.
Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan

klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap
menyusui.Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami
mastitis infeksius.

 Gejala mastitis non – infeksius
o Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”
o Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri Ibu
tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja

 Gejala mastitis infeksius


Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu



Ibu dapat mengeluh sakit kepala




Ibu demam dengan suhu diatas 34oC



Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara



Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya

 (tanda-tanda akhir)


Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang“pembengkakan”

 Pengobatan :


Lanjutkan menyusui




Berikan kompres panas pada area yang sakit



Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin



Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik

 (Ibuprofen, asetaminofen) untuk mangurangi demam dan nyeri


Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi

( 25.000 IU/hari dapat menyebablan
craniofacial, cardiac defec, facial palsy,
limb

reduction, atresia saluran pencernaan,
urinary tract defect.
Memberikan efek proteksi bila diberikan
selama 1,5 bulan pertama sebanyak 4
mg/hari.
Kalau defisiensi asam folat pada awal
kehamilan dapat menyababkan
congenotal
malformasi, terutama neural tube defect

3

Hiperkalsemia neonatal. Vitamin D
untuk hipoparatiroid tidak ada efek pada
janin
Aman
Teratogenik, keguguran spontan,
mikrosefalis, frontal bossing,
hidrosefalis,
hipertelorism, mikrophtamia, depressed

nasal bride, limb reduction defact,
bermacammacam
kelainan pada telinga, cleft palate, mulut
kecil, mikrognathia, trigonocephaly,
heart defect & retardasi mental. Gunakan
kontrasepsi sampai satu bulan setelah
menghentikan terapi
Hiperbilirubinemia & kernicterus pada
bayi yang baru lahir. Bila perlu vitamin
K
selama hamil gunakan phytonadione
Idem

Kode Signifikan :
1. Teratogenik pada manusia
2. Mungkin teratogenik pada manusia
3. Memiliki kemungkinan terjadi teratogenik pada manusia
4. Memiliki kemungkinan yang kecil untuk menyebabkan teratogenik pada manusia

5. Tidak teratogenik pada manusia

Kode Potensi :
1. Sering terjadi efek secara rutin
2. Kadang-kadang terjadi efek tetapi tidak rutin
3. Jarang terjadi efek
4. Tidak ada efek

B. Daftar Obat – obat yang Dipertimbangkan Kontraindikasi selama
Menyusui
Obat/ Gol.Obat
Amfetamin

Efek pada Bayi
Terakumulasi dalam ASI dan dapat menyebabkan
iritasi, dan pola tidur
yang jelek

Antineoplastik
Cocain

Menekan laktasi
Diekskresikan lewat ASI, kontraindikasi karena
CNS stimulan dan
intoksikasi

Ergotamin

Potensial menekan laktasi, muntah, diare, dan
kejang telah dilaporkan

Etanol

Kontraindikasi masih kontroversial, intake yang
tinggi pada ibu dapat
menyebabkan bayi yang disusui : sedasi,
diaforesis, deep sleep,
lemah,menghambat pertumbuhan danberat badan
abnormal. Paparan
yang kronik juga menimbulkan keterlambatan
perkembangan
psikomotor. Bayi dari ibu alkoholik menyebabkan
risiko yang potensial
hipoprotombin berat,perdarahan, dan pseudo
cushing sindrome. AAP
mengklasifikasikan compatible (dapat diterima),
tapi harus
dipertimbangkan kontraindikasinya. Satu review
menyarankan untuk
menunggu 1-2 hari setelah minum sebelum
menyusui

Heroin

Kemungkinan adiksi jika jumlahnya mencukupi

Immunosupresan

Potensial menekan sistem imun

Lithium

Konsentrasi dalam serum dan ASI rata-rata 40 %
dari konsentrasi
serum plasma ibu menyebabkan reaksi toksik
yang potensial,
kontraindikasi

Asam lisergat dietilamida
(LSD)

Kemungkinan diereksikan dalam ASI
Mariyuana Diekskresikan dalam ASI

Misoprostol

Ekskresi dalam ASI belum jelas, tapi
kontraindikasi karena potensial
terjadi diare berat pada bayi

Nicotin

Kontraindikasi masih kontroversial, absorpsi
melalui perokok pasif
lebih tinggi dari pada melalui ASI. Merokok
secara umum tidak
direkomendasikan selama menyusui, menurunkan
produksi ASI

Pensiklidin

Potensial bersifat halusinogenik

Fenidion

Hematoma scrotal masiv, kontraidikasi

C. Daftar Pemilihan Obat Secara Umum untuk Ibu Menyusui
Obat/ Gol.Obat
Acetaminophen

Efek pada Bayi
Compatible Malulopapular rash pada bayi bagian
atas dan wajah pada
bayi telah dilaporkan

Acyclovir
Alprazolam

Compatible Terkonsentrasi dalam ASI
Withdrawal nyata setelah 9 bulan terpapar melalui
ASI. Penggunaan
obat lain yang termasuk golongan ini selama
menyusui
dipertimbangkan
Diekskresikan lewat ASI, tidak direkomendasikan
karena waktu paruh
eliminasi panjang

Amiodaron

Amitriptilin
Aminoglikosida
Aspartam
Aspirin

Beta – blocker

Tidak ada efek samping yang dilaporka, tapi AAP
mempertimbangkan
Penggunaannya
Potensial mengganggu flora normal saluran cerna
bayi
Dieksresikan lewat ASI, penggunaannya hati-hati
pada bayi dengan
Fenilketonuria
Satu kasus terjadi keracunan salisilat berat
(asidosis metabolik),
potensial terjadi gangguan fungsi platelet dan
rash, AAP
merekomendasikan penggunaannya dengan
perhatian.
Amati pada bayi tanda-tanda blokade seperti

hipotensi , bradikardi, asebutolol, atenolol dan
nadolol terkonsentrasi dalam ASI
Bromfeniramin

Amati gejala pada bayi: iritasi, gangguan pola
tidur.
Terakumulasi dalam ASI, penggunaan dengan
hati-hati

Bupropion
Caffein

Akumulasi dapat terjadi jika ibu pengkonsumsi
berat, compatible
dalam jumlah biasa. Amati iritasi dan gangguan
tidur

Carbamazepin

Compatible

Cephalosporin

Potensial mengganggu flora normal usus,
considered compatible

Chloramfenikol

Dieksresikan lewat ASI, potensial menekan
sumsum tulang. AAP
merekomendasikan penggunaannya dengan hatihati
Diekskresikan lewat ASI, ngantuk dan lemas
teramati pada bayi. AAP
mempertimbnagkan penggunaannya karena efek
dan potensial
galaktore

Chlorpromazin

Cimetidin

Dapat terakumulasi dalam ASI, potensial
menekan asam lambung,
menghambat metabolisme obat, dan CNS
stimulan. Compatible

Clindamisin

Considered Compatible

Codein

Compatible

Diazepam

Letargin dan kehilangan berat badan dilaporkan,
amati akumulasi pada
bayi, pertimbangkan penggunaannya

Digoxin

Eksresi lewat ASI, compatible

Difenhidramin

Eksresi lewat ASI, tidak ada efek yang dilaporkan

D. Pedoman untuk Pengobatan dan Pemberian ASI
Pengobatan

A

Asetamonifen (Tylenol)



Asiklovir (Zovirax)



Kategori
B C D

Catatan
Analgesik non-narkotika. Digunakan
postpartum
Digunakan untuk herpes. Konsentrasi rendah di
dalam ASI

Albuterol (Proventil)
Alprazolam (Xanax)



Aminofillin



Amoksisilin



Ampisillin √



Amitriptilin (Elavil)
Antimetabolit




Aspirin





Atenolol


Bromokriptin (Parlodel)
Butorfanol (Stadol)



Kafein



Kaptopril (Captoem)



Karbamazepin
(Tegretol)



Sefalosporin (Cefaclor,
Cefamandole,
Cefazolin,
Cefotaxime, Cefoxitin,
Cephalexin)

Tidak terdeteksi dalam urin bayi
Aktivitas anti DNA
Dosis analgesik biasa (300-600 mg) biasanya
aman. Obat
pilihan untuk diagnosa. Artritis jangka panjang
Dilaporkan adanya bayi yang mengalami
sianosis dan
bradikardi pada terapi maternal



Azitromisin

Cocok untuk laktasi


Masuk ke dalam ASI dengan konsentrasi
rendah.
Umumnya dianggap aman







Siprofloksasin (Cipro)



Klindamisin (Cleocin)



Kodein



Kontrasepsi, hanya
progestin



Risiko kecil terhadap supresi sumsum tulang
terdapat
efek merugikan
Antimalaria
Obat penenang, observasi sedasi pada bayi



Simetidin (Tagamet)

Tidak digunakan untuk menekan produksi ASI
Aman dalam dosis tunggal
Jika dosis ibu tinggi, bayi menjadi peka dan
lemah
Antihipertensi jumlahnya sedikit dalam ASI
Antikonvulsan, akumulasi tidak terlihat

Kloramfenikol
(Chloromycetin)
Klorpromazin
(Thorazine)

Pencegahan terhadap bronkospasme
Gunakan obat pengganti. Risiko akumulasi
Observasi adanya iritabilitas dan insomnia pada
bayi
Masuk ke dalam ASI secara lambat
Konsentrasi dalam ASI rendah

Antagonis H-2, menurunkan produksi asam
Quinolone, terjadinya artopati dan kartilago
pada hewan
yang imatur
Berbentuk krim vagina, oral dan dapat diinjeksi
Aman untuk kesehatan, pada bayi untuk
pemakaian yang
singkat
Tunggu sampai laktasi telah terbentuk dengan
baik 4-6

oral

minggu

Kontrasepsi, oral
(dengan
estrogen)



Kortikosteroid

Krotamiton 10 %

Desipramin
(Norpramin)

Biasanya akan menurunkan pasokan ASI
Gunakan hanya untuk waktu yang singkat dan
dengan
dosis yang rendah



Digunakan untuk skabies. Aman dan efektif
untuk wanita
yang menyusui



Tidak ada obat yang terdeteksi di dalam urin
bayi.
Pilihan antidepresan untuk wanita manyusui



Diazepam (Valium)
Dikloksasilin
(Dynapem)
Digoksin (lanoxin)



Resisten – penisilin, antistafilokokus



Efedrin



Obat antiaritmia. Paparan terhadap bayi
kemungkinan
tidak bermakna
Komponen yang biasa digunakan dalam
campuran obat
batuk dan obat demam yang dijual bebas

Ergonovin



Menekan produksi ASI. Masa postpartum
singkat dapat
menjadi aman



Ergotamin
Eritromisin




Etosuksimid (zarontin)



Fentanil (Sublimaze)



Flukonazol (Diflucan)



Fluoksetin (Prozac)



Furosemid (Lasix)



Gentamisin
(Garamycin)



Gunakan obat pengganti, risiko akumulasi

Digunakan untuk migren. Menekan suplai ASI.
Dapat
menyebabkan muntah, diare, konvulsi
Tidak boleh diberikan pada usia kurang dari 1
bulan jika
berisiko ikterik
Antikonvulsan. Masuk dengan bebas ke dalam
ASI.
Pertimbangkan penggunaan obat pengganti
Terdapat dalam ASI dengan jumlah kecil. Tidak
dapat
dideteksi setelah 10 jam
Digunakan untuk mengobati kandidiasis. Aman
digunakan untuk anak-anak
Dapat menyebabkan gejala kolik
Antibiotik aminoglikosida. Dapat diberikan
pada bayi
Perpindahan minimal

Haloperidol (Haldol)
Heparin



Ibuprofen (Motrin)



Imipramin (Tofranil)



Vaksin influenza



Insulin

Tidak diekskresikan ke dalam ASI dengan berat
molekul
yang besar
Mudah diabsorpsi dan terkonsentrasi dalam
ASI; dapat
menyebabkan supresi tiroid; dosis 15 % dapat
masuk ke
dalam ASI dalam 3 hari



Suplemen tidak mengubah kadar zat besi pada
ASI dalam
jumlah besar



Isoniazid (INH)

Ketokonazol (Nizoral)

Tidak diekskresi ke dalam ASI
Biasanya digunakan untuk nyeri postpartum.
Perpindahan minimal
Antidepresan
Vaksinasi maternal dianggap tidak
menyebabkan risiko
terhadap bai yang disusui



Yodium

Zat besi

Obat penenang



Antituberkular. Sampai saai ini tidak dilaporkan
adanya
efek merugikan pada bayi. Mungkin baik untuk
memantau tanda-tanda keracunan pada bayi





Levonogestrel
(NORPLANT)



Lindan (Kwell)



Litium (Eskalith)

Magnesium sulfat
Medroksiprogesteron
(DepoProvera)

Secara klinis jumlahnya tidak bermakna (30
g/ml) dalam
ASI. Membutuhkan informasi lebih
Pantau kadar serum bayi. Pilih obat alternatif
jika
mungkin



Asam mandelik

Digunakan untuk mengobati kanddiasis yang
berat
Kontrasepsi yang efektif. Efek pada suplai ASI
tidak
meyakinkan



Terdeteksi di dalam urin semua bayi yang
diteliti.
Efeknya belum diketahui
Dapat menghambat masuknya ASI




Didapat pada ASI dalam jumlah yang tidak
bermakna.
Akumulasi tidak merupakan masalah

Meperidin (Demerol)

Mesoridazin (Serentil)
Metaproterenol
(Alupent)
Metformin
(Glucophage)
Metenamin
(Mandelamin)





Fenotiazin digunakan sebagai antipsikotik






Metimazol (Tapazol)



Metildopa (Aldomet)



Metoklopramid
(Reglan)



Metoprolol (Lopressor)

Antiinfeksi urinarius. Tidak ada efek merugikan
yang
dilaporkan
Digunakan untuk mengobati adiksi heroin.
Kadarnya
minimal dalam ASI
Untuk hipertiroid. Rasio S.P lebih tinggi dari
Propiltiourasil
Antihipertensi
Digunakan untuk meningkatkan ASI; dosis 10
mg 3 x
sehari





Nalbufin (Nubain)



Naproksen



Nifedipin



Nitrofurantoin



Mengacu pada tindakan menghambat, pantau
bayi jika
digunakan dalam jangka lama
Aman untuk digunakan dalam jangka waktu
pendek
untuk mengendalikan nyeri. Bayi akan lebih
waspada dan
orientasinya lebih baik daripada jika ibu
menerima meperidin



Nadolol (Corgard)

Digunakan untuk asma bronkhial
Antidiabetik baru. Efeknya belum diuji



Metadon (Dolophine)

Morfin

Dapat menyebabkan depresi neurobehavioral
pada
neonatus. Anjurkan untuk digunakan pada
periode awal
postpartum

Hindari jika bayi masih muda dan/atau
dibutuhkan dosis
yang tinggi
Analgesik non narkotik. Aman dalam dosis
tunggal
Masuk ke dalam ASI dengan jumlah kecil
(0,26% dari
dosis maternal. Rasio M/P kira-kira 0,10)
Dosis rendah digunakan untuk engobati
vasospasme
puting; dosis maternal