Filsafat Klasik dan modern (1)

FILSAFAT KLASIK
OLEH
AMIN AMINUDIN,M.I.Kom

Filsafat Pra-Socrates
■ Awalnya manusia selalu berhadapan dengan
alam yang begitu luas dan penuh misteri,
timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu.
■ Hal inilah yang menjadi pertanyaan di
kalangan filosof, sehingga mereka disebut
filosof alam.
■ Para filosof alam ini juga disebut filosof praSocrates, sedangkan Socrates dan sesudahnya
disebut filosof pasca Socrates yang tidak
hanya mengkaji tentang alam, tetapi juga
manusia.

Filsuf Pra-Socrates

■ Filsuf alam pertama yang mengkaji
asal-usul alam adalah Thales (624546 SM). Ia digelari Bapak Filsafat
karena dialah yang mula-mula

mempertanyakan asal-usul alam.
■ Ia mengatakan asal alam semesta
adalah air, karena air unsur penting
bagi setiap makhluk hidup.

Filsuf Pra-Socrates
■ Anaximandros (610-540 SM) mencoba
menjelaskan bahwa substansi
pertama itu bersifat kekal tidak
terbatas, dan meliputi segalanya
■ Unsur utama alam harus yang
mencakup segalanya dan di atas
segalanya, yang ia namakan sebagai
apeiron

Filsuf Pra-Socrates
■ Berbeda dengan Thales dan Anaximandros,
Heraklitos (540-480 SM) melihat alam
semesta ini selalu dalam keadaan berubah,
yang dingin menjadi panas, yang panas

menjadi dingin
■ Karena itu dia berkesimpulan, tidak ada
sesuatu yang benar-benar ada, semuanya
proses “menjadi”. Ungkapan yang terkenal
untuk itu adalah pantha rhei uden menei
(semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu
pun yang tinggal menetap). jadi bahan
dasar alam semesta adalah api

Filsuf Pra-Socrates
■ Parmenides (515-440 SM) menyatakan
bahwa realitas merupakan
keseluruhan yang bersatu, tidak
bergerak dan tidak berubah. Dia
menegaskan yang ada itu ada, inilah
kebenaran baginya.
■ Oleh karenanya ia beranggapan
bahwa substansi alam semesta adalah
tanah.


Filsuf Pra-Socrates
■ Pythagoras (580-500 SM)
mengembalikan segala sesuatu
kepada bilangan. Baginya tidak ada
satupun yang di alam terlepas dari
bilangan. Semua realitas dapat diukur
dengan bilangan (kuantitas).
■ Karena itu dia berpendapat bahwa
bilangan adalah unsur utama dari
alam dan sekaligus menjadi ukuran.

Filsuf Pra-Socrates
■ Protagoras (481-411 SM). Ia adalah filsuf
sofis yang menyatakan bahwa manusia
adalah ukuran kebenaran. Pernyataan ini
merupakan cikal bakal dari humanisme.
■ Oleh karenanya kebenaran bersifat
subjektif dan relatif. Akibatnya tidak
ukuran yang absolut dalam etika,
metafisika, maupun agama. Bahwa

matematika
dianggapnya
tidak
mempunyai kebenaran yang pasti.

Filsafat Pasca Socrates
■ Socrates (469-399 SM) berpendapat bahwa ajaran
dan kehidupan adalah satu dan tak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena
itu dasar dari segala penelitian dan pembahasan
adalah pengujian diri sendiri.
■ Bagi Socrates, pengetahuan yang sangat berharga
adalah pengetahuan tentang diri sendiri.
■ Cara pengajaran Socrates disebut dialektika.
Sebutan yang lain ialah maieutika, seni
kebidanan. Karena dengan cara ini Socrates
bertindak seperti seorang bidan yang menolong
kelahiran bayi atau “pengertian yang benar”

Filsafat Pasca Socrates

■ Dengan cara berdialektika itulah Socrates menemukan
cara berpikir induksi, yaitu menyimpulkan
pengetahuan yang sifatnya umum dengan berpangkal
dari banyaknya pengetahuan yang khusus.
■ Menurut Socrates, jiwa adalah intisari manusia. Jiwa
manusia bukanlah nafas semata, tetapi asas hidup
manusia yang dalam
■ Oleh karena jiwa adalah intisari manusia, maka
manusia wajib mengutamakan kebahagian jiwanya
(eudaimania). Dan alat untuk mencapai kebahagian
adalah kebajikan atau keutamaan (arete)

Filsafat Pasca Socrates
■ Plato (427-347 SM) berhasil
mendamaikan pandangan yang
bertentangan antara Herakleitos dan
Parminedes. Menurut Plato bahwa
yang serba berubah itu dikenal oleh
pengamatan, akan tetapi yang tidak
berubah dikenal oleh akal.

■ Yang tetap, tidak berubah dan kekal itu
oleh Plato disebut “idea”.

Filsafat Pasca Socrates

■ Plato memandang jiwa dan tubuh dinilai
sebagai dua kenyataan yang harus
dibedakan dan dipisahkan.
■ Jiwa adalah sesuatu yang berasal dari dunia
idea. Oleh karenanya tidak dapat mati.
■ Jiwa memiliki tiga bagian, yaitu rasional yang
dihubungkan dengan kebijaksanaan,
kehendak yang dihubungkan dengan
keberanian dan keinginan atau nafsu yang
dihubungkan dengan pengendalian diri.

Filsafat Pasca Socrates
■ Aristoteles (384-322 SM) adalah murid
Plato yang berhasil menyatukan
filsafat dalam satu sistem yaitu logika,

matematika, fisika dan metafisika
■ Logika Aristoteles berdasarkan pada
analisa
bahasa
yang
disebut
silogisme. Logika Aritoteles ini disebut
juga dengan logika deduktif

■ Intisari ajaran Aristoteles mengenai fisika
dan metafisika terdapat dalam ajarannya
tentang apa yang disebut sebagai
dunamis (potensi) dan energeia (aksi)
■ Pandangan Aristoteles tentang manusia
berseberangan dengan Plato. Baginya
jiwa dan tubuh dianggap sebagai dua
aspek
dari
satu
substansi.

Oleh
karenanya tidak ada kekekalan jiwa.

Terima Kasih
Ada Pertanyaan ?