NILAI WAKTU UANG TIME VALUE OF MONEY

NILAI WAKTU UANG (TIME VALUE OF MONEY)
Kuliah Ke : 2/3

A. PENDAHULUAN


Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham perusahaannya, untuk
mencapai itu manajer keuangan akan berhadapan dengan aliran kas.



Aliran kas akan terpengaruh dengan adanya nilai waktu uang.



Konsep nilai waktu uang berhubungan dengan tingkat bunga yang digunakan
dalam aliran kas



Nilai uang saat ini (present value) akan berbeda nilainya dibandingkan dengan

nilai di masa yang akan datang (future value). Ex : nilai uang Rp. 1.000 yang
dimiliki saat ini berbeda nilainya dengan Rp. 1.000 pada beberapa tahun yang
akan datang



Jika nilai uang yang diterima pada waktu yang akan datang, jika dinilai
sekarang, maka faktor bunga dalam nilai waktu uang dinamakan faktor diskonto
(discount factor).



Jika nilai uang saat ini, dinilai untuk waktu yang akan datang, maka faktor
bunga dalam nilai waktu uang ini dinamakan faktor pengganda/pemajemukan
(compound factor).



Keputusan keuangan selalu mempertimbangkan nilai waktu dari uang.


B. NILAI WAKTU UANG YANG AKAN DATANG (FUTURE VALUE)
Nilai waktu yang akan datang/nilai masa depan/future value sering disingkat FV
merupakan suatu jumlah yang dicapai dari suatu nilai (uang) tertentu dengan
pertumbuhan pembayaran selama periode waktu yang akan datang apabila
dimajemukkan dengan suku bunga tertentu.
Pemajemukan merupakan proses perhitungan nilai akhir dari suatu pembayaran atau
rangkaian pembayaran apabila digunakan bunga majemuk.
1. FUTURE VALUE – BUNGA SEDERHANA
Bunga sederhana adalah bunga yang dibayarkan hanya pada pinjaman atau tabungan
atau investasi pokoknya saja.
Rumus menghitung jumlah bunga sederhana adalah :

Si = Po (i) (n)
dimana :

Si : jumlah bunga sederhana, Po : pinjaman atau tabungan pokok
i : tingkat bunga setiap periode , dan n : jangka waktu

Sedangkan untuk mencari nilai masa depan (FV) atau nilai akhir tabungan yaitu dengan
menjumlahkan pinjaman pokok dan penghasilan bunga.

Rumus : FVn = Po [ 1 + (i) (n) ]
Jika diketahui nilai akhir tahun dari suatu tabungan atau pinjaman, untuk mencari pokok
dari nilai tersebut dengan rumus :
Po=

FVn
1+ ( i . n )

Contoh Soal :
Pak Tarno memiliki uang Rp. 80.000,- yang ditabung di Bank dengan bunga 10 % per
tahun selama 10 tahun. Pada akhir tahun 10 jumlah akumulasi bunganya adalah : Si =
Rp. 80.000 (0,1) (10) = Rp. 80.000
Nilai akhir tabungan adalah Rp. 80.000 + [ Rp. 80.000 (0,1) (10) ] = Rp. 160.000

2. FUTURE VALUE – BUNGA MAJEMUK
Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari
pinjaman atau investasi ditambahkan terhadap pokok secara berkala.
Dalam perhitungan ini bunga yang dihasilkan dibungakan lagi bersama pokok tersebut.
Rumus : FVn = Po (1 +i )n
Jumlah bunga kumulatif = Po x {( 1 + i )n -1)}

Nilai (1 +i )n dpt dicari dgn bantuan tabel FVIF.
Contoh Soal :
Pak Tarno memiliki uang Rp. 800.000,- yang ditabung di Bank dengan bunga 8 % per
tahun selama 10 tahun. Nilai akhir tabungan (tahun ke10) = Rp. 800.000 (1+0,08)10 =
Rp 1.727.120
Nilai (1+0,08)10 dlm tabel FVIF = 2,1589
Perhitungan majemuk dapat dilakukan beberapa kali dalam setahun, misalnya 2 x, 4 x,
12 x ...dan seterusnya.

Rumus :
FVn = Po ( 1 + I/m )n.m

Contoh 2 :
Mpok Norni menyimpan uangnya di Bank sebesar Rp.10.000.000 selama 3 tahun
dengan tingkat bunga 18% /thn yang dibayar setiap 6 bulan sekali. Hitung jumlah uang
Mpok Norni pada akhir tahun ketiga!
FV3 = 10.000.000 (1+0,18)2.3
= 16.711.000
Nilai (1+0,18)6 dlm tabel FVIF = 1,6711


3. NILAI WAKTU UANG SEKARANG (PRESENT VALUE)
Present value atau nilai sekarang adalah besarnya jumlah uang pada awal periode dgn
tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang akan diterima/dibayarkan pada
waktu kemudian.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai sekarang adalah :

Contoh soal :
Pada akhir tahun ke 5, Pak Tarno akan menerima uang sebesar Rp. 16.000.000,- tingkat
bunga atau diskonto sebesar 11 %, maka nilai sekarang dari uang pak Tarno adalah :

PVn atau Po=

16.000 .000
(1+0,11)5

atau
= Rp. 16.000.000 x 0,593 *)
= Rp. 9.495.221
Keterangan : *) lihat di tabel PVIF


4. ANUITY (ANUITAS)
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran/penerimaan uang dalam jumlah yang sama
yang terjadi dalam periode waktu tertentu

Anuitas nilai sekarang adalah nilai bunga anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran
atau penerimaan secara periodik.
a. ANUITAS NILAI MAJEMUK
Pembayaran dapat dilakukan dgn jumlah yg sama utk setiap periode, shg nilai akhir
penerimaan/pembayaran =
FVAn = R1(1+i)n-1+ R2(1+i)n-2 +...+ Rn(1+i)n-n
Rumus utk menghitung :

[

(1+i )n−1
FVAn = R
i

]


dimana :
FVAn = nilai sekarang anuitas sampai periode n
R
= pembayaran atau penerimaan setiap periode
i
= tingkat bunga
n
= jumlah waktu anuitas

Contoh :
Wendo menginginkan sebuah sepeda motor, untuk itu ia menyimpan uangnya sebesar
Rp.2.000.000,- setiap akhir tahun di bank ABC dengan tingkat bunga 12% per tahun.
Berapakah jumlah uang Wendo pada akhir tahun kelima ?

FVAn = 2.000 .000 [ 6,3528 ]
= 12.705.600

Contoh bila pembayaran tidak sama
Ita menabung di bank ABC setiap tahun berturut-turut sebagai berikut ; Rp.500.000,Rp.1.000.000,-, Rp1.500.000,-, RP.800.000, dengan tingkat bunga pertahun tahunnya
10% Hitunglah uang Ita pada akhir tahun ke 4?

Jawab :

FV 4=500.000(1,1)3 +1.000.000(1,1)2+1.500.000(1,1)1+800.000(1,1)0
= 665.500+1.210.000+1.650.000+800.000
= 4.325.500
b. ANNUITAS NILAI SEKARANG

Rumus yang digunakan jumlah pembayaran sama , sehingga nilai sekarang anuitas
(PVA) =

1 1
1 2
1
PVAn = R
+R
+. .. . .+R
1+i
1+i
1+i


( ) ( )

( )

n

[ ]
1−

Rumus anuitas pembayaran sama :

PVAn = R

1
(1+i)n
i

dimana :
PVAn = nilai sekarang anuitas sampai periode n
R

= pembayaran atau penerimaan setiap periode
i
= tingkat bunga
n
= jumlah waktu anuitas

Nilai

[ ]
1−

1
(1+i)n
i

dapat dilihat di tabel PVFA

Contoh (Serial pembayaran/penerimaan sama setiap periode) :
Pak Tarno akan menerima keuntungan sebesar Rp. 8.000.000,- selama 3 tahun dengan
tingkat bunga sebesar 8 %, maka nilai anuitasnya adalah :

PVAn = Rp. 8.000.000,- (2,577)
= Rp. 20.616.000,-

Apabila serial pembayaran/penerimaan setiap periode tidak sama, maka penyelesaian
dilakukan dengan menghitung satu persatu PV masing2 periode, selanjutnya
dijumlahkan.
Contoh :
Hitunglah nilai uang Mpok Norni sekarang dengan i yg berlaku 12% dari uang yang
akan diterima dari hasil investasinya :
Tahun 1 Rp.2.000.000, Tahun 2 Rp.4.000.000, Tahun 3 Rp.2.500.000,
Rp.2.000.000, dan Tahun ke 5 Rp.1.500.000,
Jawab :

Tahun 4

Thn
1
2
3
4
5

Penerimaan (Rp)
DF12%
PV-Penerimaan
2.000.000
0,8929
1.785.800
4.000.000
0,7972
3.188.800
2.500.000
0,7118
1.779.500
2.000.000
0,6355
1.271.000
1.500.000
0,5676
851.100
Total PV...
8.876.200

Dengan diketahui 3 (tiga) unsur dari rumus PVA, dapat ditentukan 1 (satu) unsur
lainnya yang tidak diketahui. Sebagaimana sdh dikemukakan di atas, unsur rumus PVA
terdiri dari :
PVAn = nilai sekarang anuitas sampai periode n
R
= pembayaran atau penerimaan setiap periode
i
= tingkat bunga
n
= jumlah waktu anuitas
(Lihat : Soal latihan nomor 3 di bawah ini)

SOAL LATIHAN :
1. Anda menabung saat ini sebesar Rp 1,5 juta dan memperoleh bunga 12% /tahun.
Berapa jumlah uang Anda pada akhir tahun?, dan berapa yg Anda terima apabila
bunga dihitung secara triwulanan?
2. Maryanto akan menerima dana asuransi sebesar Rp 30 juta tiga tahun y.a.d.
Tingkat bunga diperhitungkan = 14% /tahun. Berapa PV penerimaan uang
tersebut?
3. Seorg teman meminta Anda membantu menghitung besar cicilan per bulan
mobil APV GE PS, dgn informasi sbb :
- Harga jual (PVAn) = Rp 136.500.000,- DP
= Rp 25 juta
- Tenor (n)
= 30 bulan
- Bunga (i)
= 9% tahun

Manajemen Modal Kerja
Pertemuan ke: 4-5

Konsep Modal Kerja
1. Konsep Kuantitatif  dana yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan
dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin. Modal Kerja Kotor = Total Aktiva
Lancar
2. Konsep Kualitatif
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar - Hutang Lancar
3.

Konsep Fungsiona, mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk
memperoleh pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagai aktiva

Contoh konsep modal kerja kuantitatif dan kualitatif :
31/12/07

31/12/08

Aktiva lancar :
Kas
Piutang Dagang
Persediaan barang dagangan
Persekot biaya
Jumlah Aktiva lancar :

Rp 600.000,-Rp
600.000,-1.300.000,-1.300.000,-3.500.000,-3.500.000,-100.000,-100.000,-Rp 5.500.000,-Rp 5.500.000,--

Hutang lancar :
Hutang Dagang
Hutang Wesel
Hutang Pajak
Hutang Deviden
Jumlah Hutang lancar :

Rp 1.550.000,-1.700.000,-1.250.000,-1.500.000,-Rp 6.000.000,--

Rp

550.000,-1.200.000,-500.000,-500.000,-Rp 2.750.000,--

dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan saat ini
(current income) maupun pendapatan masa yang akan datang (future income). Konsep
modal kerja fungsional merupakan konsep mengenai modal yang digunakan untuk
menghasilkan current income.”

Primer
Normal

Konsep Modal Kerja (WB. Taylor)
Musiman

Permanen
Siklis

MODAL KERJA

Variabel

Darurat

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja yang harus tetap pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya,
atau selalu ada dalam 1 tahun.
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kontinuitas usaha.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi
yang normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, atau
hanya dibutuhkan pada saat tertentu dalam 1 tahun perputaran usaha.
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital).
jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital).
jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital).

jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan
ekonomi yang mendadak).

Modal Kerja - Operasi Perusahaan - Tingkat Keamanan (Margin of Safety)
kreditur jangka pendek .


Modal kerja cukup  perusahaan beroperasi secara efisien & terhindar dari
bahaya krisis keuangan.



Modal kerja yang berlebihan  dana tidak produktif, akan merugikan
perusahaan karena kesempatan memperoleh keuntungan tersia-siakan.



Modal kerja yang tidak cukup/miss management  penyebab utama
kegagalan suatu perusahaan.

Keuntungan dari Modal kerja perusahaan yang cukup :


Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja akibat penurunan nilai aktiva
lancar.



Kredit standing perusahaan makin besar, sehingga mampu menghadapi kesulitan
keuangan yang mungkin terjadi.



Memungkinkan memiliki Persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
kebutuhan konsumennya.



Memungkinkan untuk memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada
para pelanggannya.



Memungkinkan untuk beroperasi lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk
memperoleh barang & jasa yang dibutuhkan.

Modal kerja (MK) yang dibutuhkan dipengaruhi beberapa faktor :
1. Sifat/tipe perusahaan; jasa atau industri.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dijual &
harga dari barang tersebut.

Makin panjang waktunya makin besar kebutuhan MKnya. Harga
satuan/pokoknya juga mempengaruhi. Restoran lebih kecil MKnya
dibandingkan dengan otomotif.
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.
Pembelian secara “cash”  MKnya > pembelian kredit.
4. Syarat penjualan.
Tergantung piutangnya  semakin lunak kreditnya semakin besar MKnya.
Untuk memperkecil risiko tidak tertagihnya piutang maka perlu diberikan
“discount” bagi pembayaran cash/tunai.
5. Tingkat perputaran persediaan (Inventory Turnover/ITO).
Semakin tinggi ITO-nya, semakin rendah MK yang butuhkan.
Semakin cepat/tinggi ITO, akan memperkecil risiko kerugian karena penurunan
harga, perubahan selera konsumen, serta menghemat biaya penyimpanan dan
pemeliharaan atas persediaan tersebut. Untuk ini diperlukan perencanaan dan
pengawasan persediaan secara teratur dan efisien.
6. Faktor-faktor lain :


Faktor musiman



Volume penjualan



Receivable Turn Over



Jumlah rata-rata pengeluaran uang setiap harinya.

PENENTUAN JUMLAH MODAL KERJA
Kebutuhan Modal kerja dipengaruhi beberapa faktor :
1. Tipe perusahaan  jasa / industri ?
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dijual &
harga dari barang tersebut.
Makin panjang waktunya, makin besar kebutuhan modal kerja.
Harga satuan/pokok barang lebih mahal, modal kerja lebih besar.
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.
Pembelian “cash” modal kerjanya > pembelian kredit.

4. Syarat penjualan.
Tergantung piutangnya  semakin lunak kreditnya semakin besar modal kerjanya.
Strategi discount bagi pembayaran cash dilakukan untuk memperkecil risiko
piutang tak tertagih.
5. Tingkat perputaran persediaan (Inventory Turnover).
Perputaran persediaan semakin tinggi/cepat, modal kerja yang dibutuhkan semakin
rendah.
Hal ini memperkecil risiko kerugian yang diakibatkan penurunan harga &
perubahan selera konsumen, serta menghemat biaya penyimpanan dan
pemeliharaan atas persediaan tersebut. Oleh sebab itu diperlukan perencanaan dan
pengawasan persediaan secara teratur dan efisien.
6. Faktor-faktor lain :
Faktor musiman, Volume penjualan, Receivable Turn Over, dan Jumlah rata-rata
pengeluaran uang setiap harinya.

METODE PENENTUAN MODAL KERJA
1. Metode Keterikatan Dana.
a. Periode terikatnya modal kerja.
jangka waktu yang diperlukan mulai dari kas ditanamkan ke dalam elemenelemen modal kerja, sampai menjadi kas lagi.

Perusahaan Dagang

Perusahaan Manufaktur

KAS BARANG PIUTANG KAS KAS BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI BARANG JADI
PIUTANG DAGANG
KAS

b. Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari.

Merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian
bahan baku, bahan penolong, upah, biaya pemasaran, dan pembayaran tunai
lainnya.
2. Metode Perputaran Modal Kerja
Caranya adalah menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja,
seperti: perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.

Dari neraca & laporan laba rugi PT.X (dalam jutaan rupiah) diketahui :

Kas
Piutang
Persediaan
Penjualan



2008
375
765
1.100

2009
425
835
1.300
36.000

Dari data tersebut, diperoleh:
Rata-rata Kas = (375 + 425) / 2 = 400
Rata-rata Piutang = (765 + 835) / 2 = 800
Rata-rata Persediaan = (1.100 + 1.300) / 2 = 1200



Tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja :
Perputaran Kas = Penjualan / Rata-rata Kas = 36.000 / 400 = 90x
Perputaran Piutang = Penjualan / Rata-rata Piutang = 36.000 / 800 = 45x
Perputaran Penjualan = Penjualan / Rata-rata Persediaan =
36.000 / 1.200 = 30x



Periode terikat elemen modal kerja :
Jumlah hari dalam 1 tahun = 360.
Periode Kas = 360 hari / Perputaran Kas = 360/90 = 4 hari.
Periode Piutang = 360 hari / Perputaran Piutang = 360/45 = 8 hari.
Periode Persediaan = 360 hari / Perputaran Penjualan = 360/30 = 12 hari.
Total = 4 + 8 + 12 = 24 hari.



Perputaran elemen modal kerja =
360 hari / total periode terikat elemen modal kerja = 360 / 24 = 15 x.

Apabila tahun 2010 PT.X mampu menghasilkan penjualan sebanyak Rp 45.000.000,
maka estimasi kebutuhan modal kerja menurut metode ini sebesar penjualan /
perputaran elemen modal kerja, yaitu Rp 45.000.000 / 15 = Rp 3.000.000,-.

NFAAT MODAL KERJA
jaga tingkat likuiditas yang memadai shg perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya, memiliki persediaan, dan memberikan piutang usaha kepada pelanggan.

. Likuiditas modal kerja yang tinggi memiliki risiko yang rendah; Profitabilitas yang tinggi mencerminkan imbal hasil yang tinggi. Jadi, kebijakan modal kerja adalah pilihan antara risiko da

MANFAAT MODAL KERJA & HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS
Modal kerja bersih lebih mampu mengukur kondisi likuiditas perusahaan.
Rasio Lancar = (Aktiva Lancar / Hutang Lancar) *100%
Contoh :
Uraian
Aktiva Lancar

2006
750.000

Hutang lancar

800.000

Modal Kerja Kotor

750.000

Modal Kerja Bersih

(50)

Ratio Lancar (AL/HL) x
100%

93,75%

2007
700.00
0
400.00
0
700.00
0
300.00
0
175%

Keterangan
Thn.2006 lebih baik
-“-“Thn 2007 (positif) / lebih baik
-“-

• Rasio Lancar tahun 2007 >100%  lebih likuid, ditandai dengan modal kerja yang
positif.
• Rasio Lancar tahun 2006