LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Bentuk M

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
BENTUK MOLEKUL

Oleh :
Ayu Intan Saridewi
(1408105029)
Kelompok 10
Gelombang 1

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

Bentuk Molekul
I.

II.

Tujuan
 Menggambarkan bentuk molekul dalam tiga dimensi

 Memberikan gambaran tentang setereo kimia
 Untuk mengetahui model-model molekul dari suatu senyawa
Dasar Teori
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit
dua) yang saling berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan
tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil (Wikipedia:2014). Bentuk
molekul, yaitu suatu gambaran geometris yang dihasilkan jika inti atomatom terikat dihubungkan oleh garis lurus. Karena dua titik membentuk
suatu garis lurus, maka semua garis lurus diatomik berbentuk linear. Tiga
titk membentuk maka semua molekul triometrik berbentuk datar
(planar). Bentuk datar dan benmtuk linear kadang-kadang ditemui, akan
tetapi biasanya jumlah atom menemukan gambaran tiga mitra. Bentuk
molekul tidak dapat diramalkan dari rumus empiris, tetapi harus melalui
percobaan (Sukarti, 1996).
Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori
ini menyatakan bahwa ikatan ikatan antar atom terjadi dengan cara saling
bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpah
tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang
berlawanan. Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena
distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya
ikayan s-s relatif lemah. Sub kulit p dapat tindih dengan sub kulit s atau

sub kulit p lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub
kulit p terkonsentrasi pada arah tertentu.
Geometri molekul merujuk pada susunan tiga-dimensi dari atomatom dalam molekul. Untuk molekul yang relatif kecil yang atom
pusatnya mengandung dua hingga enam ikatan, geometri dapat diramalkan
dengan baik dengan model tolakan pasangan elektron kulit valensi
(TPEKV). Model ini didasarkan pada asumsi bahwa ikatan kimia dan
pasangan elektron bebas cendrung sejauh mungkin untuk meminimalkan
tolakan. Dalam molekul diatomik, selisih kekelektronagatifan dari atomatom yang berikatan menghasilkan ikatan polar dan momen
dipol. Momen dipol suatu molekul yang tersusun atas tiga atom atau lebih
bergantung pada kepolaran ikatan dan geometri molekul. Pengukuran
momen dipol dapat membantu kita untuk membedakan berbagai geometri
molekul yang mungkin.
Hidrasi adalah gambaran mekanika kuantum tentang ikatan
kimia. Orbital atom terhibridisasi, atau bercampur, untuk membentuk
orbital hibrida. Orbital-orbital ini kemudian berinteraksi dengan orbital
atom yang lain untuk membentuk ikatan kimia. Berbagai geometri

molekul dapat dihasilkan dari hibridasi yang berbeda. Konsep hibridasi
menjelaskan pengeculaian aturan oktet dan juga menjelaskan pembentukan
ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga (Chang,2001).

Ikatan yang terjadi pada intermolekul dibagi menjadi tiga jenis
yaitu ikatan hidrogen, ikatan van der waals, dan ikatan efek orientasi.
Ikatan hidrogen ialah ikatan yang terjadi antara atom H dalam satu
molekul dengan atom yang lain pada molekul tetangganya yang sangat
elektronegatif dan jari-jari atomnya sangat kecil. Iktan van der waals
adalah ikatan tarik menarik antara molekul-molekul non polar sedangakan
efek orientasi ikatn yang terjadi secara tarik menaarik dipol positif sebuah
molekul dan dipol negatif (Lillasari, 1993).
Banyaknya ikatan kovalen yang dibentuk oleh sebuah atom
bergantung pada banyaknya elektron tambahan yang diperlukan agar atom
itu mencapai suatu konfigurasi gas mulia. Misalnya, sebuah atom netral
hidrogen memerlukan satu elektron lagi untuk mencapai konfigurasi
elektron dari He, oleh karena itu, hidrogen membentuk satu ikatan kovalen
(Fessenden dan Fessenden , 1986).
Teori VSEPR (valensi shell elektron pair repulsion) menyatakan
bahwa baik pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan
elektron yang tidak dipakai bersama (yaitu pasangan elektron mandiri)
saling tolak menolak. Pasangan elektron cenderung untuk berjauhan satu
sama lain. Atau, menurut asas eksklusi pauli, jika sepasang elektron
menempati suatu orbital elektron lain, bagaimanapun rotasinya tidak dapat

berdekatan dengan pasagan tersebut. Teori VSEPR mengambarkan
pasangan elektron terhadap inti dari suatu atom (petrucci, 1985). Kulit
valensi adalah kulit terluar yang ditempati electron dalam suatu atom yang
biasanya terlibat dalam ikatan. Dua aturan umum dalam teori VSEPR,
yaitu :
a. Dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasangan elektron, ikatan
rangkap dua dan tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal.
Tetapi pada kenyataannya ikatan rangkap dua atau tiga lebih besar
dibandingkan ikatan tunggal, karena kerapatan yang lebih tinggi
dari ikatan rangkap dua atau rangkap tiga di antara dua atom akan
membutuhkan ruang yang lebih besar.
b. Jika suatu model memiliki dua atom atau lebih struktur resonansi,
kita dapat menerapkan model VSEPR pada setiap struktur tersebut.
Muatan formal biasanya tidak ditunjukkan.
Dengan teori ini, kita dapat meramalkan bentuk molekul (termasuk
ion) secara sistematis. Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi ke dalam
dua golongan yaitu :
a. Model yang atom pusatnya tidak memiliki pasangan electron bebas
(PEB). Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut


Jumlah

Geometri atau Bentuk Molekul

Rumus

Contoh

AX2

BeCl2

AX3

BCl3,

pasangan
elektron
2


Linier

Pasangan ikatan saling tolak-menolak 1
sama lain, maka pasangan tersebut terletak
pada ujung berlawanan dalam 1 garis
lurus.
3

Segitiga Planar

BF3

Merupakan susunan yang paling stabil
dengan sudut segitiga sama sisi, dimana
keempat atom terletak pada bidang yang
4

sama.
Tetrahedral


Memiliki empat sisi atau muka yang
semuanya berupa segitiga sama sisi.

AX4

CH4

5

Segitiga Bipiramida

AX5

PCl5

AX6

SF6

Atom-atom yang terletak di atas dan di

bawah bidang segitiga menempati posisi
aksial dan pada bidang segitiga menempati
posisi ekuatorial.

6

Oktahedral

Semua atom terminal memiliki sudut 900
b.

dengan yang lainnya.
Model yang atom pusatnya memiliki satu atau lebih pasangan
electron bebas (PEB).
Untuk memudahkan melihat jumlah total PEI dan PEB, maka
diberikan rumusan umum sebagai berikut :

MXxEy
M = atom pusat
X = atom terminal

E = PEB pada M
x = jumlah atom terminal (2, 3, …)
y = jumlah PEB pada atom pusat (1, 2, 3, …)

Dimana :

Total

Jumla

Jumla

pasangan

h PEI

h PEB

electron
3


2

1

Bentuk Molekul

Notasi

Contoh

VSEPR
Bengkokan

AX2E

SO2

4


3

1

Segitiga Piramida

AX3E

NH3

4

2

2

Bengkokan

AX2E2

H2O

5

4

1

Tetrahedral Tak

AX4E

SF4,

Beraturan

6

XeO2F2

5

3

2

Bentuk T

AX3E2

ClF3

5

2

3

Linier

AX2E3

XeF2

Segiempat

MX5E

BrF5

5

1

Piramida

6

III.

4

2

Segiempat Planar

MX4E2

XeF4

Alat dan Bahan
a. Model pusat atom (plastik)
b. Pipa-pipa plastik

IV.

Cara Kerja
1. Menyusun model molekul berikut :
a) HCl
Mengambil suatu pusat atom untuk inti hidrogen dan pusat untuk
inti klor, menghubungkan dengan pipa plastik untuk menunjukkan
ikatan.
b) BeCl2
Bentuk molekulnya linier dalam wujud gas. Menggunakan pusat
atom yang cabangnya linier sebagai Be. Dua buah pipa plastik
dimasukkan pada cabang ini sebagai ikatan kemudian
menghubungkannya dengan inti Cl.
c) BF3
Bentuk molekulnya segitiga datar, semua ikatan adalah equivalen
dengan sudut FBF besarnya 1200.
d) CH4, NH3, dan H2O
Pada penyusunan molekul-molekul di atas digunakan model yang
bentuk dasarnya tetrahedral. CH4 berbentuk tetrahedral
menggunakan pusat atom yang cabangnya tetrahedral. Pada NH3
terdapat 3 ikatan antara N dengan H dan 1 PEB. Bagian NH3
mempunyai bentuk piramid, dan PEB akan menempati bagian
yang keempat dari posisi tetrahedral. Pada H2O terdapat 2
pasangan elektron bebas dan 2 pasang elektron ikatan.
e) [PtCl4]2Ion yang bentuknya segiempat datar semua ikatannya sama dan
ion klor terletak pada sudut segiempatnya, dan Pt pada pusat.

f) PF5
Gunakan bentuk trigonal bipiramid.Terdapat tiga ikatan ekuatorial
2.

yang ekuivalen dan dua ikatan yang axial.
Membuat bentuk molekul etana (C2H6)
Menggunakan dua pusat inti yang tetrahedral menghubungkan kedua
inti C dengan pipa plastik. Mengatur kedudukan hidrogen dengan
jalan memutar ikatan C-C, agar didapatkan kedudukan dimana H pada
atom C yang satu tepat di belakang H atom C yang lain dan
kedudukan lainnya dimana atom H pada atom yang satu tepat diantara

3.

kedua atom H pada C yang lain.
Hidrokarbon siklik
Menyusun molekul sikloheksana C6H12 mengatur kedudukan rantai
karbonnya agar didapatkan bentuk seperti kapal dan bentuk seperti
kursi. Bentuk kursi lebih stabil dibandingkan bentuk kapal dan pada

4.

suhu kamar komposisinya dalam campuran melebihi 99%.
Benzena (C6H6)
Mempunyai bentuk heksagonal datar. Panjang ikatan C-C semuanya
sama dengan sudut C-C-C adalah 1200. Dalam penyusunan benzena
menggunakan pusat atom yang trigonal. Lingkaran yang di dalamnya
menunjukkan delokalisasi enam elektron dalam orbital p yang saling

5.

berintikan.
Isomer optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya saling
menutupi salah satu sama lain. Hubungan yang sama seperti tangan
kanan dan tangan kiri. Disebut isomer optik karena dia bersifat optik
aktif sehingga dia memiliki kemampuan untuk memutar bidang
polarisasi dari sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral, molekulnya bersifat optik aktif
bila tidak mempunyai pusat simetri atau bidang simetri. Atom ini
disebut asimetri atau chiral dalam hal ini karbon mengikat 4 gugus
yang berbeda. Untuk mendapatkan gambar ini disusun bentuk molekul
CH2Cl, CH2 Cl Br, dan CHFBrCl.

V.

Hasil Pengamatan

No

Molekul

Bentuk

Sudut

Nama

Gambar

1.

HCl

Linear

180o

Asam klorida

2.

BaCl2

Linear

180o

Barium
klorida

3.

BF3

Segitiga
datar
(planar)

120o

Boron
trifluorida

4.

H2O

Huruf V

104,5°

Hidrogen
oksida

5.

CH4

Tetrahedral

109,5°

Metana

6.

NH3

Segitiga
piramida

107°

Amonia

7.

8.

[PtCl4]2-

Segiempat
planar

PF5

Trigonal
bipiramida

9. C2H6 (Etana)

Potassium
tetrachloro
platinate

120o,
90o,
180o

Fosfor
pentafluorida

Untuk mengetahui bentuk molekul C2H6 maka molekul ini dipecah
menjadi dua pusat inti yaitu CH3-CH3. Sehingga akan didapat bentuk
molekulnya adalah tetrahedral.

10. Hidrokarbon siklik
Memiliki bentuk dasar molekul segienam (sikloheksana).
Kedudukan rantai karbon C sikloheksana C6H12 dapat diubah sehingga
menghasilkan bentuk seperti kapal atau biduk dimana masing-masing
atom karbon mempunyai susunan tetrahedral sehingga sikloheksana bebas
dari tegangan. Konformasi lain dari sikloheksana adalah konformasi
seperti kursi. Pada sikloheksana keenam atom karbon yang membentuk
lingkar juga tidak datar.Atom-atom tersebut membentuk suatu lingkar
yang tidak memiliki tegangan dan mengkerut.

(Kursi)
(Kapal)
11. Benzena (C6H6)
Reaksi dengan hidrogen pada suhu dan tekanan yang tinggi dan
adanya katalis, menghasilkan sikloheksana C6H12. Reaksi ini menunjukkan
bahwa benzena adalah senyawa lingkar yang terdiri dari enam atom
karbon. Oleh karena benzena menyerap tiga mol hydrogen untuk
mengubah satu mol benzena menjadi sikloheksana, salah satu
kemungkinan adalah bahwa benzena mengandung tiga ikatan rangkap C =
C yang berselang-seling dengan tiga ikatan tunggal C-C.

12. Isomer Optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya
tidak saling menutupi satu sama lain. Hubungan yang samaseperti tangan
kanan dan tangan kiri.Disebut isomer optik karena dia bersifat optik aktif
sehingga dia memiliki kemampuan untuk memutar bidang polarisasi dari
sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral molekulnya bersifat optik aktif bila
tidak memiliki pusat simetri atau bidang simetri.Atom ini disebut asimetri
atau chiral dalam hal ini karbon mengikat 4 gugus yang berbeda.

Senyawa CH2Cl2 memiliki 2 buah bidang simetri (H-H dan Cl-Cl) namun
bukanlah senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling
menutupi. Serta atom C mengikat atom terminal yang sama. Senyawa
CH2ClBr memiliki 1 buah bidang simetri (H-H) dan bukan merupakan
senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling menutupi. Serta
atom C mengikat atom terminal yang sama. Senyawa CH2ClBr tidak
memiliki bidang simetri dan merupakan senyawa optik aktif sebab
bayangan dan molekul tidak saling menutupi.Serta atom C mengikat 4
atom terminal yang berbeda.

VI.

Pembahasan
1. HCl
Cl x H
Konfigurasi Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 →
1 atom H : •
Suatu ikatan kovalen disebut polar (berkutub) jika pasangan
elektron yang dipakai bersama-sama tertarik lebih kuat kesalah
satu atom. Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan
elektron , tapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada tarikan
H , atau atom Cl menarik pasangan elektron itu lebih kuat daripada
tarikan atom H , akibatnya letak pasangan elektron lebih dekat ke
arah Cl. HCl merupakan bentuk molekul yang diatomic sehingga
bentuk molekulnya linier.
2. BeCl2
C  B Cl
Konfigurasi electron Be : 1s2 2s2 →
2 atom C : • •
Hibridisasi : s p , Bentuk molekul : linear

Berilium membentuk ikatan kepada dua klor, tiap atom klor
menambahkan elektron yang lain ke tingkat terluar dari berilium.
Tidak terdapat muatan ionik yang perlu ditakutkan, karena itu
terdapat 4 elektron yang bersama-sama – 2 pasang. Hal ini
membentuk 2 ikatan dan karena itu tidak terdapat pasangan
elektron mandiri. Dua pasangan ikatan tertata dengan sendirinya
pada sudut 180o satu sama lain, karena hal ini sebagai yang paling
jauh yang dapat mereka capai. Molekul digambarkan dengan
linear.
3. BF3
B
Konfigurasi electron B : 1s2 2s2 2p1 →
3 atom F : • • •

Hibridisasi : s p2 , Bentuk molekul : segitiga planar

Karena boron membentuk 3 ikatan maka tidak terdapat pasangan
elektron mandiri. Semuanya terletak dalam suatu bidang yang
memiliki sudut 120° satu sama lain. Susunan seperti ini disebut
trigonal planar.
4. CH4
H
H

C

H

H
Konfigurasi electron C : 1s2 2s2 2p2 →
4 atom H : • • • •
Hibridisasi : s p3 ,
bentuk molekul : tetrahedral

Karbon memiliki 4 elektron terluar. Karbon membentuk 4 ikatan
dengan hidrogen, penambahan 4 elektron yang lain seluruhnya 8,
dalam 4 pasang. Karena membentuk 4 ikatan, semuanya harus
menjadi pasangan ikatan.Empat pasangan elektron tertata dengan
sendirinya pada jarak yang disebut susunan tetrahedral.Semua
sudut ikatan adalah 109.5°.

5. NH3
HNH
H
Konfigurasi electron N : 1s2 2s2 2p3 →
3 atom H : • • •
Hibridisasi : s p3 , bentuk molekul : segitiga piramida

Nitrogen memiliki 5 elektron terluar. Tiap-tiap atom
hidrogen yang tiga menambahkan elektron yang lain ke elektron
nitrogen pada tingkat terluar, menjadikannya total 8 elektron dalam
4 pasang. Karena nitrogen hanya membentuk tiga ikatan, satu
pasang harus menjadi pasangan elektron mandiri.Pasangan elektron
tertata

dengan

sendirinya

pada

bentuk

tetrahedral

seperti

metana.Pasangan elektron mandiri terletak pada orbital yang lebih
pendek dan lebih bulat dibandingkan orbital yang ditempati
pasangan elektron ikatan.Karena hal ini, terjadi tolakan yang lebih
besar antara pasangan elektron mandiri dengan pasangan elektron
ikatan dibandingkan antara dua pasangan elektron ikatan.
Gaya pasangan elektron ikatan tersebut sedikt rapuh ,
terjadi reduksi sudut ikatan dari 109.5o menjadi 107o. Meskipun
pasangan elektron tersusun tetrahedral, ketika menggambarkan
bentuknya, hanya memperhatikan atom-atomnya. Amonia adalah
piramidal seperti piramida dengan tiga hidrogen pada bagian dasar
dan nitrogen pada bagian puncak.
6. H2O
H  O  H
Konfigurasi atom O : 1s2 2s2 2p4 →

2 atom H : • •
Hibridisasi : s p 3 , bentuk molekul : bengkok/ bentuk V

Oksigen memiliki empat pasang elektron, dua diantaranya
adalah pasangan mandiri. Air juga akan mengambil susunan
tetrahedral. Saat ini sudut ikatan lebih sempit dari 104°, karena
tolakan dua pasangan mandiri. Bentuknya tidak dapat digambarkan
dengan tetrahedral, karena kita hanya melihat atom oksigen dan
hidrogen , bukan pasangan mandiri. Air digambarkan dengan
bengkok atau bentuk V.
7. [PtCl4]2Cl

Cl
Pt

Cl

Cl
Pada molekul [PtCl4]2- atom pusat Pt memiliki bentuk

keseluruhannya adalah octahedral, namun dalam molekul inti
terdapat 2 pasangan electron bebas dan 4 pasang electron ikatan,
sehingga bentuk geometrinya segiempat datar dimana semua
ikatannya sama dan ion khlor terletak di sudut-sudut segiempat dan
Pt pada pusatnya.
8. PF5
F

F
F

P

F
F

Konfigurasi electron P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 →

5 atom F : • • • • •
Hibridisasi : s p3 d , bentuk molekul : Trigonal bipiamid

Fosfor (terletak pada golongan 5) memberikan kontribusi 5
elektron, dan lima fluor memberikan 5 lagi, memberikan 10
elektron dengan 5 pasang disekeliling atom pusat. Karena fosfor
membentuk lima ikatan, tidak dapat membentuk pasangan mandiri.
Lima pasang elektron disusun dengan menggambarkan
bentuk trigonal bipyramid, tiga fluor terletak pada bidang 120o satu
sama lain; dua yang lainnya terletak pada sudut sebelah kanan
bidang. Trigonal bipiramid karena itu memiliki dua sudut yang
berbeda 120odan 90.
VII.

Kesimpulan
 Untuk meramalkan geometri suatu molekul secara sistematik, kita
dapat menggunakan teori VSEPR yang dibagi menjadi dua kategori
yaitu :
 molekul yang mempunyai atom pusat tanpa pasangan
elektron bebas (PEB)
 molekul yang atom pusatnya mempunyai PEB.
 Besarnya gaya tolak antara pasngan elektron :

tolakan antara PEB VS PEB > tolakan antara PEB vs PEI > tolakan
antara PEI vs PEI
 Sudut ikatan dalam suatu molekul ditentukan adanya pasangan
elektron bebas dalam molekul tersebut. Semakin banyak pasangan
elekron bebas dalam suatu molekul, maka semakin kecil sudut
ikatan dalam molekul tersebut. Ada beberapa bentuk dasar
molekul, yaitu linear, segitiga datar, tetrahedral, trigonal
bipiramida, dan oktahedral.
 Pada susunan molekul sikloheksana terdapat dua posisi, yaitu :
Posisi aksial

: posisi atom-atom yang terletak di atas dan di

bawah bidang segitiga.
Posisi ekuatorial
: posisi atom-atom yang terletak pada bidang
segitiga.
 Senyawa optik aktif adalah senyawa yang memiliki atom karbon
kiral atau karbon asimetri. Untuk mendapatkan karbon kiral, atom
karbon harus berikatan dengan 4 atom terminal yang berbeda.
Selain itu apabila bayangan model senyawa optik aktif ini
dihimpitkan dengan model molekulnya akan diperoleh bahwa
antara model dan bayangannya tidak akan berhimpit
VIII.

DAFTAR PUSTAKA
1. Staf laboratorium Kimia Dasar.2014.Penuntun Praktikum Kimia
Dasar I. Jurusan Kimia FMIPA, UniversitasUdayana : Bukit
Jimbaran, Bali
2. Wikipedida.Molekul. http://id.wikipedia.org/wiki/molekul (Diakses
pada 15 November 2014)
3. Nurhayati Rahayu & S.Pd. Jodhi Pramuji Giriarso,
S.Si.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta:GagasMedia.210 hlm
4. Ir. Tety Elida S.1996.Pengantar Kimia.Jakarta:Gunadarma. 111
hlm
5. Oxtoby, Gillis, Nachtrieb & Suminar (translator).Prinsip-prinsip
Kimia Modern edisi 4 jilid 1.Jakarta:Erlangga
6. Wikipedida. Teori VSEPR.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_VSEPR (Diakses pada 15
November 2014)

7. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/06/pengertian-gayaantar-molekul-struktur.html (Diakses pada 15 November 2014)

IX.

Lampiran
Pertanyaan
1. Gambarkan molekul-molekul HCl dalam wujud cair ikatan apa
yang terjadi antara molekul-molekul HCl !
Jawab:
Dalam wujud cair HCl akan terurai menjadi H+ dan Cl-.

Ikatan yang terjadi di sini adalah ikatan kovalen, yaitu
ikatan kovalen polar karena terjadi ikatan sebagai akibat
penggunaan pasangan elektron bersama di antara atom-atom
berikatan yang pada HCl ikatan yang berlainan jenis.Kepolaran
ikatan dalam HCl terjadi karena perbedaan keelektronegatifan
atom-atom yang berikatan. Meskipun atom-atom H dan Cl samasama menarik pasangan elektron, namun atom Cl menarik
pasangan elektron lebih kuat dibandingkan dengan atom H. Hal ini
disebabkan karena keelektronegatifanCl lebih besar dari
keelektronegatifan atom H. Hal ini kemudian akan mengakibatkan
terjadinya kutub negatif pada Cl dan kutub negatif pada H, atau
membentuk dipol ikatan.
2. Gambarkan susunan elektron lewis dari senyawa BF3, Apakah BF3
mengikuti aturan oktet, jelaskan mengapa bentuknya trigonal
planar !
Jawab:
Susunan elektron Lewis dari senyawa BF3 :
 atom pusat : B
 atom terminal : 3F
 jumlah elektron : 3 + 3.7 = 3 + 21 = 24
 struktur Lewis :

BF3 tidak mengikuti aturan oktet karena jumlah elektron
pada kulit terluar B hanya terisi 6 elektron. Agar stabil, BF3
nantinya akan menyumbangkan tempat kosong, sedangkan
senyawa lain menyumbangkan PEB untuk dipakai bersama.

Bentuk BF3 adalah segitiga planar, dimana semua atom
terletak pada satu bidang datar. Semua sudut ikatannya sama, yaitu
1200. Kesamaan sudut ikatan ini disebabkan oleh gaya tolakmenolak antara PEI.
3. Mengapa sudut ikatan pada CH4 berbeda dengan NH3 dan H2O ?
yang mana sudut ikatannya paling besar dan yang mana yang
paling kecil ?
Jawab:
Sudut ikatan yang dimiliki oleh CH4 berbeda dengan NH3 maupun
H2O, karena ketiga molekul tersebut memiliki jumlah PEB yang
berbeda.
 CH4 : ikatan yang terjadi pada CH4 adalah ikatan kovalen
non polar. Karena tidak ada PEB sehingga molekul yang
terbentuk adalah simetris, dimana pasangan elektron yang
dipakai sama-sama tertarik sama kuat ke semua atom
sehingga membentuk sudut yang sama yaitu 109,50 dengan
bentuk molekul tetrahedral.
 NH3 : ikatan yang terjadipada NH3 adalah ikatan kovalen
polar karena pada NH3 terdapat satu PEB. PEB tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan sudut ikatan dan
perubahan bentuk molekul. PEB pada atom pusat N
menekan atom H ke bawah. Hal ini disebabkan oleh gaya
tolakan yang dialami oleh PEB dengan atom H, dimana
gaya tolakan antara PEB dengan atom H lebih besar
daripada gaya tolak antara atom H dengan atom H.
Sehingga terbentuk molekul segitiga piramida dengan
sudut ikatan 1070.
 H2O : ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen polar
karena terdapat dua PEB. PEB tersebut menyebabkan
perubahan sudut ikatan dan perubahan bentuk molekul.
PEB pada atom pusat N menekan atom H, karena gaya
tolak-menolak antara PEB dengan PEB sangat kuat.
Sedangkan gaya tolak antara PEB dengan atom H lebih
lemah, dan gaya tolak antara atom H dengan atom H paling
lemah, sehingga jarak antar atom H paling dekat. Bentuk
molekul H2O adalah bengkokan atau bentuk V dengan
sudut ikatan 1040.
Jadi, sudut ikatan yang paling besar adalah sudut ikatan pada CH4
dan sudut ikatan yang paling kecil adalah sudut ikatan pada H2O.
Dapat juga ditulis sudut ikatan CH4> sudut ikatan NH3> sudut
ikatan H2O ⇒ 109,50> 1070> 1040.
4. Pada senyawa [PtCl4]2- Berapakah bilangan oksidasi dari Pt ?
Jelaskan ikatan kimia dari Pt dan Cl !
Jawab:
Bilangan oksidasi Pt dalam [PtCl4]2- adalah :
Biloks Pt + 4 Biloks Cl = -2

Biloks Pt + 4 (-1)
= -2
Biloks Pt
= -2 + 4
Biloks Pt
= +2
Ikatan antara Pt dan Cl adalah ikatan kovalen koordinasi karena
adanya pemakaian bersama pasangan elektron dari Cl.
5. Apakah terdapat pasangan elektron bebas disekitar atom P pada
senyawa PF5 ?
Jawab :
Pada senyawa PF5 tidak terdapat PEB di sekitar atom P.
 atom pusat : P
 atom terminal : 5 atom F
 jumlah elektron : 5 + 5 (7) = 5 + 35 = 40
Berdasarkan struktur Lewis tersebut dapat dilihat bahwa senyawa
PF5 menyimpang dari kaidah oktet.Pada senyawa ini pasangan
elektron yang digunakan bersama lebih dari delapan, tetapi dalam
pemakaian yang melebihi kaidah oktet ini tidak disalahkan karena
PF5 tiermasuk ke dalam pengecualian kaidah oktet, yaitu oktet
berkembang.
6. Gambarlah molekul 1,2 dikhlor etana dan 1,2 dikhlor etena !
Jawab :
Gambar molekul 1,2 - diklor etana :

Gambar molekul 1,2 – diklor etena

7. Dari senyawa-senyawa CH2Cl2, CH2Br, dan CHFClBr,
senyawamanamempunyai bidang simetri dan yang mana bersifat
optik aktif ?
Jawab:
Dari senyawa-senyawa yang diberikan di antaranya CH2Cl2,
CH2Br, dan CHFClBr, maka :
 Senyawa yang mempunyai bidang simetri adalah CH2Cl2

Senyawa CH2Cl2 memiliki 2 buah bidang simetri (H-H dan Cl-Cl)
namun bukanlah senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul
saling menutupi. Serta atom C mengikat atom terminal yang sama.
 Senyawa yang bersifat optik aktif adalah CHFClBr.

Senyawa CH2ClBr memiliki 1 buah bidang simetri (H-H) dan
bukan merupakan senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul
saling menutupi. Serta atom C mengikat atom terminal yang sama.
 Senyawa yang bayangan cerminnya saling menutupi adalah
CH2Cl2 dan CH2ClBr.

Senyawa CH2ClBr tidak memiliki bidang simetri dan merupakan
senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul tidak saling
menutupi. Serta atom C mengikat 4 atom terminal yang berbeda
8. Dari konformasi dan konformasi biduk yang saudara susun,
tunjukkanlah atom hidrogen yang aksial dan atom hidrogen yang
equatorial. Jelaskan perbedaan kestabilan dari kedua bentuk
konformasi ini !
Jawab :
Atom hidrogen yang aksial dan equatorial pada konformasi kursi
dan biduk.

Dimisalkan model molekul sikloheksana diletakkan pada
sebuah kertas yang disebut bidang, dan ditarik garis lurus keatas
yang disebut dengan sumbu.Bila diperhatikan, terdapat dua jenis
posisi yang dimiliki oleh hidrogen, yakni hidrogen yang sejajar
bidang dan hidrogen yang sejajar sumbu.Jenis hidrogen yang
terletak pada/ sejajar bidang dikatakan sebagai hidrogen
ekuatorial.Sedangkan hidrogen yang terletak sejajar sumbu
dikatakan sebagai hidrogen aksial.Tingkat kestabilan antara
sikloheksana dengan konformasi kursi dan biduk dapat dijelaskan
melalui proyeksi Newman berikut:

Pada konformasi kursi atom – atom hidrogen terdapat
dalam konformasi stagger (goyang) sedangkan pada konformasi
biduk atom – atom hidrogen terdapat dalam konformasi eklips.
Pada konformasi eklips akan terjadi tolakan – tolakan antara
elektron ikatan dengan atom – atom hidrogen. Sehingga energi
yang diperlukan untuk membentuk konformasi eklips akan lebih
tinggi bila dibandingkan untuk membentuk konformasi stagger
(goyang). Kestabilan suatu konformasi dapat dilihat dari besar
energi yang diperlukan dalam pembentukkannya.Karena untuk
membentuk konformasi biduk diperlukan energi yang lebih tinggi,
maka konformasi biduk dikatakan sebagai konformasi yang tidak
stabil.