PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG BI

1

A. Judul Program

Pemanfaatan limbah cangkang biji karet sebagai pengganti tempurung kelapa

untuk dijadikan sebagai karbon aktif di Kecamatan Tanjung Batu
B. Latar Belakang

Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) merupakan tanaman yang berasal dari

Brazil. Pada tahun 1902, mulai dibudidayakan di Indonesia. Negara-negara penghasil

karet alam terbesar terletak di Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Indonesia, Thailand

(Setyamidjaja, 1993). Menurut Tim Penebar Swadaya (2008), karet merupakan

tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki

ketinggian antara 0-400 mm di atas permukaan laut. Curah hujan yang cocok untuk
tanaman karet antara 2500 mm sampai dengan 4000 mm/tahun. Produksi tanaman


karet Indonesia meningkat cukup signifikan. Pada tahun 2000 produksi karet
Indonesia sebesar 1,501 juta ton, dan pada tahun 2005 produksi karet sebesar 2,271
juta ton. Luas areal perkebunan karet di Sumatera Selatan hampir 1 juta hektar.
Sekitar 900.000 ha adalah perkebunan rakyat, dan selebihnya dikelola oleh
perkebunan swasta. Saat ini, 250.000 ha sedang diremajakan dengan rata-rata usianya
1 sampai dengan 3 tahun (Budi, 2008). Di kabupaten Ogan Ilir lahan perkebunanan

karet yang sudah digunakan yaitu 20353 ha yang merupakan perkebunan
rakyat(http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?ic=4&i

a=1610). Sedangkan di desa Tanjung Batu sendiri sebagian masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai petani karet karena lahannya relatif tinggi dan datar dengan

memiliki ketinggian tempat 6 sampai 8 meter diatas permukaan laut, dengan wilayah
daratan mencapai 85 % dan wilayah perairan/rawa-rawa mencapai 15 %, Derajat
keasaman tanah berkisar antara 4,8 - 6,0 sehingga sangat cocok untuk dijadikan

perkebunan karet (http://www.oganilirkab.go.id/index.php/profil-16-kecamatan/35kecamatan-tanjung-batu).


Dari perkebunan karet tersebut akan menghasilkan cangkang serta biji karet

yang sangat banyak. Cangkang tersebut dapat digunakan sebagai pengganti

tempurung kelapa untuk dijadikankan sebagai karbon aktif. Menurut informasi di
Desa Tanjung Batu tersebut biji karet sebagian hanya dijadikan bibit dan sebagian

2

lain di buang sedangkan cangkang dari biji karet tersebut dianggap sebagai limbah
oleh sebagian petani, Melihat kondisi di lapangan bahwa limbah ini akan meningkat

di masa mendatang seiring dilakukannya pembukaan lahan-lahan baru oleh
masyarakat untuk perkebunan karet. Sehingga perlu adanya alternatif cara

penanggulangan limbah tersebut. Dari berbagai upaya cara penaggulangan limbah ini
dapat dijadikan karbon aktif.

Arang aktif atau sering juga disebut karbon aktif adalah jenis karbon yang


memiliki luas permukaan yang besar (500 m2 /g). Hal ini dicapai dengan proses

pengaktifan karbon, baik secara kimia maupun fisik. Pengaktifan juga bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif (Anonim2011). Arang

aktif dapat digunakan dalam berbagai jenis industri sebagai adsorben dan untuk
kegunaan lainnya.

Pembuatan karbon aktif belum banyak dilakukan padahal potensi bahan baku

banyak dinegara kita. Tempurung kelapa, cangkang biji karet, serbuk gergaji, limbah

potongan-potongan kayu, limbah industri CPO kelapa sawit, sebagai bahan baku

karbon aktif sangat besar, terlebih potensi pasar yang cukup menjanjikan. Pada proses

industri arang aktif digunakan sebagai bahan pembantu dan dalam kehidupan seharihari. arang aktif semakin meningkat kebutuhannya baik didalam maupun luar negeri.
Arang aktif memegang peranan yang sangat penting baik sebagai bahan baku maupun


sebagai bahan pembantu pada proses industri dalam meningkatkan kualitas atau mutu

produk yang dihasilkan. Banyaknya bermunculan proses industri didalam dan diluar

negeri semakin banyak pula kebutuhan arang aktif, untuk itu semakin banyak peluang
untuk memproduksi dan memasarkan arang aktif. Permintaan yang sangat besar, baik

domestik maupun internasional, maka tingkat persaingan dalam memproduksi arang
aktif juga semakin membaik. Kompetisi pasar saat ini telah didukung dengan

dikeluarkannya Standard Industri Indonesia ( SII ) yang mencakup persyaratan-

persyaratan minimum yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas produk arang
aktif.

3

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka permasalahan


yang dikaji dalam program kreatifitas mahasiswa ini adalah:

1. Bagaimana membuat karbon aktif dari cangkang biji karet sehingga dapat
meningkatkan nilai ekonomis dari cangkang tersebut.

2. Perlunya dilakukan penataan lingkungan khususnya terkait cara penanggulangan

limbah cangkang biji karet agar tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan
dan merugikan masyarakat.

D. Tujuan Program

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan dasar tentang karbon aktif dan pengolahan limbah
sehingga petani dapat mengerti betapa pentingnya pengolahan limbah.

2. Menyadarkan petani/warga untuk memanfaatkan dan mengolah cangkang biji
karet agar lingkungan perkebunan menjadi bersih dan sehat.


3. Mengajari warga untuk mengolah limbah cangkang biji karet tersebut agar
limbah tersebut dapat bermanfaat.

E. Luaran Yang Diharapkan

1. Terciptanya lingkungan tempat tinggal yang bersih dan sehat.

2. Peternak karet mendapatkan keterampilan tentang bagaimana cara memanfaatkan

limbah cangkang biji karet menjadi karbon aktif sehingga dapat bermanfaat atau
dijual belikan.

3. Dapat mengurangi serta menanggulangi cangkang biji karet yang selama ini
dianggap limbah oleh para petani

4. Petani karet dapat mendukung produksi arang aktif/karbon aktif
F. Kegunaan Program

Permasalahan petani karet di Desa Tanjung Batu adalah cangkang biji karet


yang dihasilkan sangat banyak dan dianggap sebagai limbah dan kurangnya

pengetahuan tentang pengolahan limbah cangkang biji karet.

4

dan

Melalui program pengabdian masyarakat para petani diharapkan memahami
bahkan

mampu

untuk

memproduksi karbon

aktif yang ramah


lingkungan dan membantu warga masyarakat mendapatkan cara hidup yang lebih
sehat dan sekaligus mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Dengan keterampilan
pembuatan karbon aktif petani dapat memproduksi karbon aktif untuk kepentingan
sendiri ataupun dijadikan lapangan pekerjaan baru.
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat akan dilaksanakan di

Desa Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogani Ilir, yang mayoritas penduduknya
bermata pencaharian

sebagai petani karet.

Pelaksanaan Program

Kreatifitas

Mahasiswa, akan mengundang tiga (3) orang dari perangkat Desa sebagai wakil dan

pemantau dari pihak pemerintahan dan melibatkan tiga (3) petani karet yang

merupakan kelompok anggota Kelompok Karya Tani dengan pertimbangan untuk
kelancaran dan kesejahteraan usaha pertanian karet di Desa Tanjung Batu dan demi

keberlangsungan kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdiaan Masyarakat

ini. Jarak antara kampus Politeknik Negeri Sriwijaya dengan Desa Tanjung Batu
sekitar tujuh puluh (± 70) km.

Langkah strategis yang akan dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan

yaitu dengan mendirikan kelompok atau paguyuban pelestarian lingkungan sehingga

harapannya masyarakat mengerti akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitar
mereka, memberikan bantuan penyuluhan dan mengajarkan kepada masyarakat
mengenai metode-metode dan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengatasi

berbagai macam masalah dengan limbah dan pelestarian lingkungan dan akan

diadakan usaha pendampingan hingga masyarakat dapat mandiri dan mampu
menjalin integrasi secara positif antar elemen-elemen pemilik usaha di berbagai


bidang yang harapannya mampu menimbulkan kerja sama yang positif dan saling
membangung usaha satu sama lainnya.

5

H. Metode Pelaksanaan

Realisasi pelaksanaan kegiatan pengabdian sesuai dengan program yang

diusulkan berupa pelatihan pengolahan limbah cangkang biji karet menjadi karbon

aktif. Apabila limbah cangkang biji karet tak diolah secara baik dan benar maka

bukan menimbulkan manfaat justru akan menimbulkan dampak negatif yang tidak
diinginkan. Pengelolaan Limbah cangkang biji karet di Desa Tanjung Batu
Kabupaten Ogani Ilir diawali dengan observasi dan survey langsung ke lokasi

Tanjung Batu untuk menentukan waktu yang tepat serta menentukan kelompok tani
yang tepat sebagai pilot area. Penulis mengamati kegiatan pertanian


di

Desa Tanjung Batu dibantu dengan aparat desa.Selain itu aparat desa juga
memberikan data-data penting terkait dengan petani karet di Desa Tanjung Batu.

Berdasarkan observasi tersebut penulis memiliki ide untuk menerapkan ilmu

pengelolaan limbah cangkang biji karet. Untuk melaksanakan ide tersebut penulis

mengadakan sosialisasi yang di laksanakan di balai desa dan dibantu oleh aparat
desa.

Setelah sosialisasi, petani harus tetap di dampingi agar petani tidak bingung

dalam pelaksanaannya.Pendampingan

tersebut

dilakukan hingga petani dan

peternak sudah paham dan mengerti dalam pelaksanaan pengolahan limbah

cangkang biji kareet.Semua kegiatan yang dilakukan sejak awal hingga akhir
dievaluasi dan dilaporkan dalan laporan akhir. Evaluasi ini berisi kemajuan petani
dalam mengelola,menjual hasil olahan limbah kotoran faces sapi.

Materi pelatihan yang disampaikan yaitu teknik membuat karbon aktif dari

cangkang biji karet guna meningkatkan nilai ekonomis. Dalam penerapannya akan
di buat alat pembuat karbon aktif dari cangkang biji karet tipe drum : Alat

pembakaran cangkang biji karet tipe drum terbuat dari bahan plat besi,
merupakan drum bekas tempat minyak oli dengan tinggi 90 cm dan diameter 60
cm. Pada bagian atas alat dibuat lubang pembuangan asap berupa cerobong dari
bahan pipa seng dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter 10 cm. Bagian atas

cerobong dilengkapi dengan penutup yang dapat dibuka dan ditutup. Di
sekeliling dinding

drum

tempat pembakaran dibuat

beberapa lubang

6

berdiameter 13 cm yang dapat dibuka dan ditutup sebagai pengatur suplai udara
pada saat pembakaran. Jumlah lubang udara sebanyak lima baris dengan jarak
antarbaris 18 cm dan tiap baris terdiri atas empat lubang dengan jarak antarlubang
45 cm. Kapasitas alat adalah 90-112 kg cangkangdan usia ekonomis alat 12-18
bulan.

Dalam penerapannya dilapangan cangkang tersebut akan diolah dgn cara

sebagai berikut :

 Cangkang biji karet sebanyak 10 kg dimasukkan ke dalam drum tempat
pembakaran yang telah tersedia hingga mencapai 1/4 bagian drum.

 Lubang pengendali udara pada drum tempat pembakaran ditutup rapat,
kecuali lubang pada baris paling bawah yang dibiarkan terbuka.

 Dilakukan pembakaran pertama dengan menyalakan sabut kelapa yang
dicelupkan ke dalam minyak tanah sebagai umpan.Setelah

api menyala

dengan sempurna, ditambahkan cangkang ke dalam drum secara perlahan-

lahan agar api, tidak padam hingga drum penuh (sekitar 32 kg). Penutup

drum lalu dipasang, tetapi cerobong asap pada bagian atas drum dibiarkan
terbuka.

 Asap yang keluar dari cerobong diperhatikan; jika asap yang keluar cukup
banyak berarti proses pembakaran berjalan sempurna.

 Dari lubang kendali udara bagian bawah (baris I) yang terbuka, dapat dilihat

tempurung telah terbakar sempurna atau belum. Apabila cangkang sudah
menjadi bara, berarti pembakaran cangkang pada bagian bawah sempurna.

 Lubang kendali udara pada baris I ditutup rapat dan lubang pada baris II
dibuka, lalu ditambahkan cangkang biji karet sampai drum penuh dengan cara
membuka penutup atas drum, kemudian drum ditutup kembali.

 Proses pembukaan dan penutupan lubang kendali udara dilakukan seiring
dengan penambahan cangkang ke dalam drum. Caranya sama seperti di atas
sampai lubang kendali udara pada barisan paling atas (terdapat lima baris
lubang).

7

 Setelah asap yang keluar dari cerobong tidak lagi pekat, tetapi lebih
bening/jernih, semua lubang kendali udara dan lubang cerobong asap ditutup.

 Penutupan harus betul-betul rapat dan dipastikan tidak bocor sehingga di

dalam drum menjadi hampa udara. Untuk menjamin tidak ada kebocoran,
semua penutup lubang kendali udara dan lubang cerobong asap ditambal
dengan tanah liat.

 Karena di dalam drum hampa udara, api yang ada di dalam drum akan padam
dengan sendirinya (sekitar 1,5 jam setelah ditutup).

 Penutup drum bagian atas dapat dibuka setelah suhu cukup dingin. Hasil
pembakaran berupa arang tempurung lalu dikeluarkan agar menjadi dingin.
Arang tempurung yang telah dingin dapat dikemas sesuai keperluan.
I. Jadwal Kegiatan Program
Kegiatan

Observasi dan survey

Sosialisasai / penyuluhan
Pelatihan dan pemantuan

1

X

Waktu ( bulan )
2

X

Evaluasi

3

X

4

X

J. Rancangan Biaya

1. Biaya Habis Pakai
Jenis

Kebutuhan

Biaya Satuan

Jumlah

Minyak Tanah

10 Liter

Rp. 10.000,00/Liter

Rp. 100.000,00

Pembuatan Modul
Sabut kelapa
Sub Total

15 Buah

3 karung

Rp. 20.000,00/Buah
Rp. 10.000,00/karung

Rp. 300.000,00
Rp. 30.000,00

Rp. 330.000,00

8

2. Peralatan Penunjang
Jenis

Kebutuhan

Proyektor

Jam

Sewa LCD dan
Drum

Besi/bekas

4 Pertemuan/ 2

Plat 10 buah

Biaya Satuan

Jumlah

Rp 150.000/Buah

Rp. 1.500.000,00

Rp. 120.000,00/ 2 Jam

Rp. 480.000,00

Pipa Seng

5 Meter

Rp. 150.000,00/Meter

Rp. 750.000,00

Sewa mesin bor

3 Buah/hari

Rp. 50.000,00/buah

Rp. 150.000,00

Seng

Sub Total

5 Keping

3. Operasional
Jenis

Komunikasi

Kebutuhan
3 Orang

Rp. 200.000,00/Keping

Biaya Satuan

Rp. 100.000,00/Orang

Sub Total
4. Perjalanan dan konsumsi
Jenis

Rp. 1.000.000,00
Rp. 3.880.000,00

Jumlah

Rp. 300.000,00
Rp. 300.000,00

Kebutuhan

Biaya Satuan

Jumlah

Perjalanan Survey 7 Hari

Rp. 50.000,00/hari

Rp. 350.000,00

Konsumsi 9 orang

Rp. 20.000,00/Orang

Rp. 900.000,00

Perjalanan belanja 3 hari
peralatan

Lokasi Pengabdian

Sub Total

10 Hari

Rp. 85.000,00/hari

Rp. 255.000,00

Rp. 1.505.000,00

9

5. Pembuatan Laporan
Jenis

1. Kertas A4 80
gram

2. Print dan

Penjilidan
Laporan

Kebutuhan
4 rim

10 Eksemplar

Biaya Satuan
Rp.

37.000,00/rim

20.000,00/ Rp. 200.000,00

35.000,00/ Rp. 140.000,00

Eksemplar

4 Kotak

Rp.

4. Kertas Foto

20 Lembar

Rp.5000

Kegiatan

6 . USB

1 Buah

Sub Total
Rekapitulasi Biaya
Jenis

Kebutuhan

Peralatan Penunjang

Rp. 3.880.000,00

Biaya Habis Pakai
Operasional
Perjalanan

Pembuatan Laporan
Lain-Lain
Sub Total

Rp. 330.000,00

Rp. 300.000,00

Rp. 1.505.000,00
Rp. 888.000,00
Rp. 200.000,00

Rp. 7.103.000,00

Rp. 148.000,00

Rp.

3. Tinta

5.Dokumentasi

Jumlah

Kotak

Lembar

Rp.

100.000/buah

/ Rp. 100.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 888.000,00

10

DAFTAR PUSTAKA
Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg)
(http://nilasanti.blogspot.com/2009/11/karet-hevea-brasiliensis-muell-arg.html
diakses 3 November 2012)
Profil Daerah Kabupaten Ogan Ilir Ketersediaan Lahan
(http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?ic=4&i
a=1610 di akses 31 Oktober 2012)
Profil Daerah Kecamatan Tanjung Batu
(http://www.oganilirkab.go.id/index.php/profil-16-kecamatan/35-kecamatantanjung-batu di akses 31 Oktober 2012)

11

Lampiran
Lampiran 1
1.Ketua Pelaksana Penelitian
a. Nama Lengkap dan Gelar

: Ahmad Muzakkir

c. Jurusan/Prodi

: T. Kimia/T. Energi

e. Bidang Keahlian

: T. Kimia

b. NIM

d. Perguruan Tinggi
f. Waktu PKMM

: 061040411404

: Politeknik Negeri Sriwijaya

: 12 jam/Minggu

Palembang 5 November 2012

Ahmad Mu zakkir

NIM 061040411404
2.Anggota Pelaksana Penelitian
Anggota 1
a.

Nama Lengkap dan Gelar

: Irpan

Jurusan/Prodi

: T. Kimia/T. Kimia

Waktu PKMM

: 12 jam/Minggu

b.

NIM

d.

Perguruan Tinggi

c.
e.

: 061130401039

: Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang 5 November 2012

Irpan

NIM 061130 401039

12

Anggota 2
a.

Nama Lengkap dan Gelar

: Muhammad Riswan

c.

Jurusan/Prodi

: T. Kimia/T. Energi

e.

Waktu PKKM

: 12 jam/Minggu

b.

NIM

d. Perguruan Tinggi

: 061130401044

: Politeknik Negeri Sriwijaya

Palembang 5 November 2012

Muhammad Riswan

NIM 061130 401044
3. Biodata Dosen pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar

: Hilwatullisan,S.T,M.T

c. Bidang ilmu

: Teknologi Lingkungan

b. NIP

: 196811041992032001

d. Pangkat Golongan

: IV.a

f. Fakutas /Program Studi

: Teknik / Teknik KImia

e. Jabatan Fungsional/struktural : Lektor Kepala/Pembina
g. Perguruan Tinggi
h. Waktu PKKM

: Politeknik Negeri Sriwijaya
: 12 jam/Minggu

Palembang 5 November 2012

Hilwatullisan, S.T, M.T.
NIDN 0004116807

13

Lampiran 2
Penutup cerobong asap
Cerobong asap

Penutup drum/tabung
Lubang pengendali udara
(dilengkapi penutup)
Drum/tabung tempat pembakaran

Gambar 1. Alat Pembakaran Cangkang Biji Karet Tipe Drum Dengan
Pembakaran Sistem Suplai Udara Terkendali

14

Gambar Lokasi Pihak Yang Akan Disuluh

Tanjung
Batu

Universitas
Sriwijaya

Jalan lintas Timur

Kayuagung

Palembang

Prabumulih

15

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJASAMA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Abu Mansyur

Umur

: 47 Tahun

Alamat

: Jln. SD teladan No. 21 Tanjung Batu Kec.Tanjung Batu

Pekerjaan

: Petani Karet (Anggota Karya Tani)

No. Telp/HP

: 081273364678

Nama

: Ahmad Muzakkir

Selanjutnya dalam surat pernyataan ini disebut sebagai pihak pertama.
Umur

: 20 Tahun

NIM

: 061040411404

Prodi

: Teknik Energi

Jurusan

: Teknik Kimia

Alamat

: Jln. Pahlawan Abu Sama No.086 Tanjung Atap Barat

No. Telp/HP

Kec.Tanjung Batu

: 081994936232

Selanjutnya dalam surat pernyataan ini disebut sebagai pihak kedua. Pihak
pertama menyatakan bersedia kerjasama dengan pihak kedua dalam kegiatan

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat
(PKMM) dengan judul “Menjadikan Cangkang Biji Karet Sebagai Karbon

Aktif Untuk Meningkatkan Nilai Ekonomis Di Kecamatan Tanjung Batu” yang

dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Politeknik Negeri Sriwijaya serta
bersedia

memanfaatkan/menggunakan

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

produk

dihasilkan

untuk

Tanjung Batu, November 2012

Ketua Pelaksana PKM,

( hmad Muzakkir )

yang

,