MAKALAH fislafat pendidikan SERTA HUBUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dunia peradaban manusia mengalami metamorfosis. Berkembang dari satu

tahap yang kecil ke tahap yang lebih besar berikutnya. Proses metamorphosis
tersebut terjadi seiring perjalanan waktu. Peradaban manusia berkembang menuju
suatu perkembangan yang semakin maju, yang disebut era modern.
Kemajuan peradaban manusia terjadi dan sangat ditentukan oleh ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Ilmu, pengetahuan menjadi sumber atau inspirasi awal
manusia untuk berubah ke arah yang lebih baik. Kemajuan peradaban manusia
tidak hanya dalam bidang teknologi. Akan tetapi terjadi juga dalam aspek
kehidupan lain. Hal ini terjadi karena adanya falsafah atau filsafat hidup bagi
manusia. Pengetahuan, Filsafat, dan Ilmu menjadi ibu dari segala perubahan yang
terjadi. Oleh karena itu, penulis mencoba memahami lebih dalam apa dan
bagaimana Pengetahuan, Filsafat, dan Ilmu menjadi suatu inti peradaban
kehidupan manusia melalui penulisan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat membuat rumusan
masalah sebagai berikut.


Apa pengertian Filsafat Pendidkan?



Apa penerapan Filsafat Pendidikan



Hubungan Filsafat dengan Pendidikan



Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan




Urugensi Filsafat Pendidikan

1

1.3

Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penulisan dari makalah ini adalah

sebagai berikut.


Mengetahui apa itu Filsafat Pendidkan?



Mengetahui penerapan Filsafat Pendidikan




Mengetahui Hubungan Filsafat dengan Pendidikan



Mengetahui Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan



Mengetahui Urugensi Filsafat Pendidikan

2

BAB II
PEMBAHASAN.
2.1. Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat dan pendidikan merupakan dua istilah yang berdiri pada makna dan
hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan ke dalam satu tema
khusus, maka ia pun memiliki makna tersendiri yang menunjuk ke dalam suatu
kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan. Kendatipun filsafat pendidikan telah
dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun bukanlah

berarti bahwa kajiannya hanya sekedar menelaah sendi-sendi pendidikan dan atau
filsafat semata. Filsafat pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.
Ketika konsenterasi dan fokus kajian filsafat ditujukan pada persoalanpersoalan yang berhubungan dengan seluk beluk pendidikan secara khusus, maka
berarti upaya filosofis diarahkan pada suatu bidang kajian yang dalam hal ini
adalah problem kependidikan sebagai sebuah realitas. Upaya semacam inilah yang
disebut dengan filsafat pendidikan. Atas dasar ini pula, maka pengenalan secara
komprehensif tentang filsafat pendidikan, mestilah pula diawali dengan pemberian
pemahaman yang mendalam mengenai filsafat pemahaman akan filsafat sangat
menentukan sistem dan pola yang akan ditempuh oleh seseorang dalam
menggunakan daya pikirnya memandang realitas. Hal ini tentu memiliki
konsekuensi dan aplikasi pada kegiatan filsafat pendidikan sebagai implementasi
metode filsafat di bidang pendidikan.
Bila pengertian filsafat yang telah dibahas pada bab sebelumnya dikaitkan
dengan masalah pendidikan, tentu berimplikasi pada upaya-upaya berpikir krisis,
sistematis, radikal dan universal tentang berbagai persoalan yang berkenaan
dengan seluk beluk dunia pendidikan dan kemajuan pendidikan itu sendiri.
Filsafat pendidikan secara langsung memberikan perhatiannya pada apa yang
merupakan kegiatan filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun dalam
orientasi. Hal yang membedakan aktivitasnya hanyalah pada konsenterasinya


3

yang ditujukan untuk menganalisis realitas yang terbatas dalam berbagai problem
dan isu pendidikan.
Berbagai pengertian filsafat pendidikan telah dikemukakan para ahli.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
sebagai jalan untuk mngatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan.
Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumatmaklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat
pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.1
Omar

Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany

menyebutkan

bahwa

filsafat


pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat
dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut dengan pendidikan. M.
Arifin M.Ed. mengemukakan bahwa filsafat pendidikan adalah upaya memikirkan
permasalahan pendidikan. Ali Khalil Abu Al-Ainain mengemukakan pula bahwa
filsafat pendidikan adalah upaya berpikir filosofis tentang realitas kependidikan
dalam segala lini, sehingga melahirkan teori-teori pendidikan yang berguna bagi
kemajuan aktivitas pendidikan itu sendiri.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam
bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falssafah
umum dan menitikberatkan paa pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang
menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan
pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya piker
(intelektual), maupun daya perasaan (emosional), menuju tabiat manusia.
Sementara menurut Thompson, filsafat artinya melihat suatu masalah secara total
dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan, metode
atau alat-alatnya, tapi juga meneliti dengan saksama hal-hal yang dimaksud.
Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh filosof


tersebut merupakan suatu

1 Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 36

4

upaya untuk menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat
dibakukan melalui proses kompromi.2
Menurut Imam Barnadib, filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisis
filosofis terhadap bidang pendidikan. Sedangkan menurut Brubachen, filsafat
pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta di depan seekor kuda, dan
filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat
pendidikan itu berarti secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena punya
kaitan dengan filsafat umum. Kendati kaitan ini tidak penting, tapi yang terjadi
ialah suatu keterpaduan antara pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan,
karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap.
Untuk mendapatkan pngertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna

(jelas), ada baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan
itu sendiri. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan ruhani anak didik menuju terbentuknya manusia yang
memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud kepribadian yang
utama atau ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap
mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran
atau prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang menjadi pandangan hidup secara individu,
masyarakat maupun filsafat bangsa dan Negara.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa
filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan
yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
2.2

Penerapan Filsafat Pendidikan

Filsafat itu sangat penting didalam dunia pendidikan. Kenapa? Karena di dalam
pengertian secara mendalam tentang filsafat itu sendiri mempunyai arti yang
sangat positif, murni, asli, dan tanpa rekayasa. Dimulai dengan pengertian filsafat
2 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 3


5

yaitu sebagai kecintaan, semangat, kebenaran, absolute, mutlak, dsb. Tidak dapat
dipungkiri filsafat itu adalah sebuah kunci jawaban atas segala sudut pandang
yang muncul di dunia.Filsafat sepatutnya dijadikan landasan berfikir oleh
manusia-manusia modern sekarang ini yang segala pola pikirnya sudah
terkontaminasi oleh kepalsuan-kepalsuan dunia yang bersifat global dan merusak.
Filsafat di dalam dunia pendidikan teramat sangat dibutuhkan sekali. Karena
dengan segala unsur-unsur makna yang terkandung dalam filsafat itu sendiri dapat
mengarahkan pendidikan ke jalan yang sebenar-benarnya tanpa dibelok-belokkan
kearah yang tidak jelas kebenarannya.Filsafat harus di masukkan secara
mendalam dan menyeluruh di dalam ruang lingkup pendidikan. Karena outputoutput dari pendidikan itu bila tidak didasari oleh filsafat maka paham-paham
yang dimilikinya akan mudah berbelok dan di belokkan oleh segala informasi atau
ilmu-ilmu yang mereka pelajari nantinya.
Filsafat juga seharusnya diletakkan di segala mata pelajaran para pesertapeserta didik dari mulai tk, sd, smp, sma, dan universitas misalnya seperti filsafat
penjaskes, filsafat tik, filsafat ips, filsafat ipa, dan sebagainya. Agar makna dari
filsafat bisa tertanam pada jiwa dan pikiran-pikiran mereka dari dasar hingga
keatas, bahkan kalau perlu filsafat menjadi landasan Negara kita tanpa
mengesampingkan pancasila dan UUD 1945. Karena filsafat memaknai dirinya

sebagai suatu konsep kebenaran yang mutlak dan absolute.
Tujuan

filsafat

pendidikan

memberikan

inspirasi

bagaimana

mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan
menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang
didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara

bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan
pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai

6

konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar
materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri
peserta didik.
Proses

pendidikan

adalah

proses

perkembangan

yang

teleologis,

bertujuan.Tujuan proses pengembangan itu secara alamiah ialah kedewasaan,
kematangan. Sebab potensi manusia yang paling alamiah yaitu bertumbuh menuju
ketingkat kedewasaan, kematangan. Potensi ini akan terwujud apabila prakondisi
alamiah dan sosial manusia memungkinkan, misalnya : iklim, makanan,
kesehatan, keamanan relatif sesuai dengan kebutuhan manusia.
Manusia kemudian melihat kenyataan, bahwa tidak semua manusia
berkembnag sebagaimana diharapkan lahirlah didalam pemikiran manusia
problem-problem tantang kemungkinan-kemungkinan perkembangan potensi
manusia itu.
Timbulnya problem dan pikiran pemecahannya itu adlah bidang pemikiran
filsafat-dalam hal ini filsafat pendidikan-.Ini berarti pendidikan adalah
pelaksanaan daripada ide-ide filsafat dengan perkataan lain ide filsafat yang
memberi asas kepastian bagi nilai peranan pendidikan bagi pembinaan manusia,
telah

melahirkan

ilmu

pendidikan,

lembaga

pendidikan

dan

aktivitas

penyelenggara pendidikan. Jadi peranan filsafat pendidika merupakan sumber
pendorong adanya pendidikan. Dalam bentuknya yang lebih terperinci kemudian,
filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi pendidikan.
Filsafat pendidikan juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan
arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau
paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh
suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentukbentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah datadata kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat
berusaha

untuk

menganalisa

dan

memberikan

arti

terhadap

data-data

kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun
teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu
pendidikan (paedagogik). Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori

7

pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan
menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat
pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek
kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga
berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan kenyataan
bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendirisendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan
menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan
filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan
kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan
dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
2.3

Hubungan Filsafat dan Pendidikan
Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan

horizontal. Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat
pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan hozisontal, meluas
kesamping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain
yang berbeda-beda, sehingga merupakan sintesa yang merupakan terapan ilmu
pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema
pendidikan dan pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan polapola pemikiran atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang
pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas
atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti
pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan
pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin
ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman
atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya
ilmu terapan adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya

8

pada penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan
manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi
mengemukakan bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat
dan pendidikan sangat erat sekali antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya
hubungan tersebut disebabkan karena kedua disiplin tersebut menghadapi
problema-problema filsafat secara bersama-sama.
Pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian
nilai-nilai yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan
wajib diajarkan di semua sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam
pula. Dinamika sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia dalam berbagai
era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia pendidikan
memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah
dominan.
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa
merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek dan kehidupan
bangsa, termasuk aspek pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting
sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Filsafat merupakan ide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam
merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan
membina kepribadian manusia.
Menurut Ali Saifullah, antar filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan
terdapat hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan
studi mengarahkan pusat perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi
tugas normatif ilmiah, yaitu:
1.

Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep
tentang hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.

2.

Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik
pendidikan, kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan

9

pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat.3
2.4. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul
dalm kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan keluar yang
terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan kehidupan yang
dihadapi. Dalam pengertian yang luas, filsafat bertujuan memberikan pengertian
yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep hidup secara ideal dan
mendasar bagi manusia agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup filsafat adalah semua
lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin
ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret maupun nonmaterial
(abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas.4
Dalam memahami dan mengembangkan pemikiran kefilsafatan pendidikan perlu
dipahami pola dan system pemikiran kefilsafatan pada umumnya. Pola dan system
pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah :
1.

Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti dalam
berpikirnya logis dan rasional tentang hakikat masalah yang dihadapi;

2.

Tinjauan permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya menyangkut
persoalan-persoalan mendasar samapai keakar-akarnya.

3.

Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal artinya persoalan-persoalan
yang dipikirkannya bersif at menyeluruh;

4.

Meskipun pemikiran-pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif,
namun didasari oleh nilai-nilai yang obyektif.

Pola dan system berpikir filosofis yang demikian dilaksanakan dalam ruang
lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :

3 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1991), hlm. 18
4 M. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1988), hlm. 22

10

1.

Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan
dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan, serta proses kejadian-kejadian dan perkembangan
hidup manusia di alam nyata.

2.

Ontology yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta,
dari mana dan kearah mana proses kejadiannya.

Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam
ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta
dan sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara
mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi :
1.

Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of
Education).

2.

Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan
(The Nature Of Man).

3.

Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama dan kebudayaan.

4.

Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori
pendidikan.

5.

Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology), filsafat pendidikan
dan politik pendidikan (sistem pendidikan).

6.

Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan
tujuan pendidikan.5
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa

yang menjadi obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan
dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu
sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan
bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.

5 Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), cet. IV, hlm. 24-25

11

2.5

Urgensi Filsafat Pendidikan

1.

Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik
dan membangun diri sendiri.

2.

Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.

3.

Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangna yang sintesis
pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.

4.

Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang tersebut. Sebab itu mengetahuai pengetahuan-pengetahuan
terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.

5.

Bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena
filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya yang mengenai manusia seperti misalnya ilmu mendidik.6

6 Irvan Jaya Musrida Batosai, Dasar, Tujuan, Dan Peranan Filsafat diakses dari
Https://Van88.Wordpress.Com/Dasar-Tujuan-Dan-Peranan-Filsafat/, Pada
tanggal 02 April 2015

12

BAB III
KESIMPULAN
3.1

Kesimpulan
Filsafat pendidikan ialah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadi filsafat

tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses
pendidikan . artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat
pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan factor yang integral atau
satu kesatuan. Ruang lingkup filsafat pendidikan Secara makro (umum) apa yang
menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau
permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga obyek
pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek
filsafat pendidikan.
Dengan demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan
tentang masalah kependidikan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan, filsafat
diartikan sebagai teori pendidikan dengan segala tingkat. Peranan filsafat
pendidikan merupakan sumber pendorong adanya pendidikan. Dalam bentuknya
yang terperinci kemudian filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi
pendidikan.
3.2

Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas

segala kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
karena kami sebagai manusia sadar akan banyaknya kesalahan dari materi dan
makalah yang kami angkat sebagai bahan makalah kami. Sekian dan terima kasih.

13

DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979), hlm. 36
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 3
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1991), hlm. 18
M. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1988), hlm. 22
Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), cet. IV, hlm. 24-25
Irvan Jaya Musrida Batosai, Dasar, Tujuan, Dan Peranan Filsafat diakses dari
Https://Van88.Wordpress.Com/Dasar-Tujuan-Dan-Peranan-Filsafat/,

Pada

tanggal 02 April 2015

14