PEMANFAATAN TANAMAN ECENG GONDOK SEBAGAI

PEMANFAATAN TANAMAN ECENG GONDOK SEBAGAI
KERAJINAN TAS UNTUK MENINGKATKAN
PENGHASILAN MASYARAKAT GODEAN YOGYAKARTA
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ulangan Kenaikan
Kelas Tahun Ajaran 2009/2010

OLEH
AFIFA FILIANI S.
X 5/ NIS :094812

PONDOK PESANTREN DARUL ‘ULUM
SMA DARUL ‘ULUM 2 BPP-TEKNOLOGI RSBI
PETERONGAN JOMBANG
MEI, 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH


Di sekitar kita banyak sekali hal hal yang sangat bermanfaat dan berguna bila kita
dapat mengolahnya kembali dengan baik, namun terkadang kita masih saja tidak menyadari
hal tersebut.
Ada kalanya tanaman enceng gondok menjadi salah satu penyebab datangnya banjir.
Tanaman eceng gondok ( Eichorniacrassipes ) ini termasuk dalam kelompok gulma perairan
yang memiliki kecepatan berkembang biak vegetatif yang sangat tinggi terutama di daerah
tropis dan subtropis. Bila tanaman yang mudah tumbuh di air ini hidup bergerombol serta
berkembang biak dengan cepat dan berdiam di sepanjang aliran sungai maupun danau akan
menjadikan cepatnya proses pengendapan lumpur tanah. Sehingga terjadi pendangkalan dan
ketika hujan datang sungai maupun danau tak mampu lagi menampung, dan banjir pun
terjadi.
Eceng gondok juga sering dianggap merupakan tumbuhan pengganggu, dianggap
tumbuhan perusak pemandangan dan tidak mempunyai nilai ekonomis atau tak berfungsi.
Namun ironisnya, hingga sekarang belum ditemukan cara yang optimal untuk
memberantasnya. Bisa kita bayangkan, selama 106 tahun berada di bumi Indonesia eceng
gondok telah menyebar ke seluruh perairan yang ada dan memenuhi setiap jengkalnya, baik
waduk, rawa, danau, kolam, maupun di sekitar pinggiran sungai.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengadakan penelitian untuk
mencari jalan keluar bagaimana agar tanaman gulma eceng gondok yang dianggap sebagai

sampah dan hama di perairan tersebut dapat berguna, mengun-tungkan, dan tidak menjadi
pengganggu bagi masyarakat Godean, yaitu dengan mengolahnya menjadi berbagai bentuk
kerajinan, salah satunya sebagai kerajinan tas yang yang menarik, berseni dan berdaya
1.2

RUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka secara garis besar masalah yang dapat

1.
2.
3.
4.
1.3

kami rumuskan adalah :
Apa saja manfaat dan bahayanya tanaman eceng gondok?
Bagaimana proses tanaman enceng gondok sehingga menjadi kerajinan tas?
Bagaimanakah pemasaran dan penghasilan masyarakat godean dari hasil kerajinan tas ini?
Bagaimanakah cara pemanfaatan enceng gondok sebagai pembuatan kertas seni ?
TUJUAN PENELITIAN


Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka secara garis besar tujuan yang dapat
kami rumuskan adalah :
1. Mengetahui manfaat dan bahaya tanamna eceng gondok.
2. Mengetahui prosedur pembuatan kerajinan tas dari eceng gondok
3. Mengetahui pemasaran dan penghasilan masyarakat godean dari hasil kerajinan tas ini
1.4

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan tehnik studi literatur dalam pengumpulan data

dari

berbagai sumber diantaranya artikel artikel dalam website dan blog yang diakses melalui
layanan internet. Penulis melakukan proses penyeleksian, pemfo-kusan, disederhanakan,
kemudian diabstraksikan berdasarkan batasan- batasan masalah atau rumusan masalah dalam
penelitian. Adanya sajian data dalam penulisan ini untuk memudahkan penulis dalam
memahami keseluruhan data, sehingga dapat memudahkan dalam penganalisisan data. Yang
terakhir penulis menyimpulkan hasil keseluruhan data dan analisis data sesuai rumusan
masalah.

1.5

MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Lingkungan dan Masyarakat,
Memberikan informasi bahwa tanaman eceng gondok juga memiliki banyak nilai
positif salah satunya dapat dijadikan suatu peluang usaha bisnis, secara teoritis juga
bermanfaat untuk membuat kerajinan tas sendiri dari bahan eceng gondok.
2. Bagi Sekolah,
Menambah referensi yang diharapkan, serta dapat bermanfaat bahi pihak pihak yang
membutuhkan
3. Bagi Penyusun dan Pembaca
Menambah ilmu pengetahuan, wawasan, ketrampilan selain yang didapat dari
sekolah, dan juga motivasi untuk selalu berkarya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TANAMAN ECENG GONDOK
Eceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air

mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia,
eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama
Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilungilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara
tidak sengaja oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang
botanis berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai
Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan
ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan
mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.
Klasifikasinya tanaman eceng gondok adalah sebagai berikut : Divisi :
Spermatophyta, Sub divisi : Angiospermae, Kelas : Monocotyledoneae, Suku :
Pontederiaceae, Marga : Eichhornia, Jenis : Eichhornia crassipes Solms. Tanaman ini
memiliki bunga yang indah berwarna ungu muda (lila). Daunnya berbentuk bulat telur atau
oval dan berwarna hijau segar serta mengkilat bila diterpa sinar matahari. Daun-daun tersebut
ditopang oleh tangkai berbentuk silinder memanjang yang kadang- kadang mencapai 1 meter
dengan diameter 1-2 cm. Tangkai daunnya berisi serat yang kuat dan lemas serta
mengandung banyak air. Tingginya sekitar 0,4 – 0,8 meter. Bunganya termasuk bunga
majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan
berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar
serabut. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air,
dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan

eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang
tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan
garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok, di mana eceng gondok akan
bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim
kemarau. Eceng gondok tumbuh mengapung di atas permukaan air, tumbuh dengan
menghisap air dan menguapkannya kembali melalui tanaman sinar matahari melalui proses
evaporasi. Oleh karenanya, selama hidupnya senantiasa diperlukan sinar matahari. Eceng

gondok memiliki dua macam cara untuk berkembangbiak, yaitu dengan biji dan tunas(stolon)
yang berada diatas akar.
Menurut beberapa sumber, eceng gondok diperkirakan masuk ke Indonesia pada
tahun 1894. Penanaman eceng gondok yang berasal dari negeri Brasil saat itu bertujuan untuk
melengkapi dan memperindah suasana kebun raya Bogor. Oleh karena, eceng gondok yang
hidup terapung di permukaan air itu memiliki bunga berwarna ungu yang cukup indah.
2.2 MANFAAT DAN BAHAYA TANAMAN ECENG GONDOK
2.2.1 Manfaat/Kentungan
Eceng gondok dapat dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan tangan yang
menguntungkan. Keuntungan bahan kerajinan tangan dari eceng gondok adalah sebagai
berikut:
a. Bahanya mudah didapat

b. Harganya murah
c. Harga jual kerajinan tangan tinggi
d. Pengerjaannya mudah
e. Kerajinan tangan dari eceng gondok adalah unik dan menarik

2.2.2 Kerugian/Bahaya
Tanaman eceng gondok jika dibiarkan di rawa-rawa, waduk atau sungai dapat menjadi
tanaman yang berbahaya, bahaya yang ditimbulkan dari tanaman eceng gondok ini adalah
sebagai berikut;
a. Menyebabkan pendangkalan,air permukaan menjadi lebih sedikit volumenya karena
dasar air naik, hal ini disebabkan tanaman eceng gondok menyerap air yang sangat
banyak, padahal air ini biasanya digunakan untuk keperluan tertentu, seperti
pengairan sawah, pembangkit listrik, maupun pemeliharaan ikan dengan sistem
karamba.

b. Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun
tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
c. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan
menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
d. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga

mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
e.

Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat
masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman

yang kehidupannya

Kalimantan dan beberapa daerah

lainnya.
f. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
g. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
2.3 PROSEDUR PEMBUATAN TAS DARI ECENG GONDOK
1. Tahap Pembersihan
Sewaktu mengangkat eceng gondok dari dalam air ( tempat tumbuhnya) akan terbawa
juga bagian-bagian lain dari tanaman secara lengkap, seperti bunga, daun, tangkai, tunas, dan
akar. Oleh karena, untuk mempersiapkan bahan anyaman hanya diperlukan bagian tangkai
daunnya, maka bagian yang lain harus disisihkan. Setelah bagian-bagian yang tidak
dibutuhkan disisihkan, tangkai eceng gondok kemudian bisa segera dicuci dan dibilas hingga

benar-benar bersih. Bila perlu gunakan air sabun atau air kaporit agar pekerja yang
menanganinya selalu dalam kondisi sehat, mengingat kondisi tempat tumbuh eceng gondok
yang kotor.
2. Tahap Pengeringan
Setelah tangkai eceng gondok bersih dari segala kotoran selanjutnya bisa dijemur
dengan sesekali dibalik hingga tangkai benar-benar kering. Waktu penjemuran kurang lebih
selama 6 hari atau tergantung pada ketebalan tangkai dan cuaca (ada tidaknya sinar matahari).
Tangkai sebaiknya dijemur di atas lantai yang disemen atau di atas pasir. Karena penjemuran
dengan cara ini hasilnya akan lebih maksimal (kering merata). Untuk mempercepat waktu
pengeringan dapat diupayakan dengan membantu memisahkan kandungan airnya sebelum

dijemur. Caranya, eceng gondok yang masih basah(sehabis dicuci) langsung dipres dengan
alat pres manual kemudian baru dijemur.
3. Tahap Pemilihan
Apabila tangkai eceng gondok telah kering, selanjutnya bisa segera dikelompokkan
berdasarkan warna dan panjangnya agar bisa ditetapkan penggunaannya. Ukuran panjang
yang dipakai adalah 45 –50 cm untuk ukuran biasa dan 50 –60 cm untuk ukuran besar.
4. Tahap Pembelahan
Adakalanya karena tuntutan ketentuan dalam desain anyamannya, eceng gondok
kering perlu dibelah menjadi beberapa bagian.

5. Tahap Penganyaman
Eceng gondok yang telah dipres kemudian dianyam untuk mendapat lembaranlembaran eceng gondok berukuran 50 – 60cm. Ada beberapa cara penganyaman eceng
berubah selama dianyam,yaitu :
a. Bagian ujung atau pangkalnya dijepit dengan penjepit kayu atau dipaku pada bilah
kayu.
b. Pita-pita dengan nomor ganjil ditarik kesebelah kiri, sedangkan pita yang nomor
urutnya genap ditarik ke kanan. Pita-pita dibidang anyam-menganyam ini disebut
lungsin.
c.

Tempatkan satu helai pita diantara deretan lungsin bernomor ganjil, dengan lungsin
bernomor jenis motif anyaman, bagi yang pernah membuat anyaman dasar akan
langsung dapat mengerjakannya dengan baik. Untuk selanjutnya akan dapat diutakatik sehingga menghasilkan motif-motif lain yang lebih unik, indah dan menawan.

6. Proses Pembuatan Kerajinan Eceng Gondok
Ada dua macam cara pembuatan tas dari anyaman eceng gondok, yaitu menggunakan
cetakan dan tanpa cetakan. Tas eceng gondok yang dalam pembuatannya tidak menggunakan
cetakan, bahan bakunya lembar anyaman yang telah dipersiapkan. Produk tas eceng gondok
yang dibuat tanpa menggunakan cetakan perlu dibuatkan pola dari bahan karton agar
ukurannya menjadi seragam. Beberapa contoh desain tas yang dibuat dengan bahan


bakulembar anyaman bisa diulas dengan pola dan sketsa cara pembuatannya seperti berikut
ini.
a.) Pemasangan Bahan Eceng Gondok
Potong anyaman eceng gondok dengan lebar 10 cm dan panjang 60cm, kemudian
tempelkan tepat di cm sebanyak dua lembar.Tempelkan potongan anyaman agel tersebut di
atas busa pelapis pada sisi kanan dan kiri anyaman eceng gondok dengan menggunakan lem,
untuk mendapatkan hasil pengeleman yang merata, gunakan alat penyemprot untuk
menyemprotkan lem pada permukaan anyaman agel. Jahit sepanjang tepi anyaman tadi untuk
menguatkan perekatan. tengah-tengah permukaan busa pelapis tadi dengan menggunakan
lem. Untuk lebih menguatkan, jahit tepat diseluruh pinggir anyaman eceng gondok.

b.) Pemasangan Pegangan Tas
Pilih pegangan tas dari eceng gondok yang sudah kering. Kemudian, bentuk tali eceng
menyerupai kepang sampai kuat dan rapat agar tidak mudah lepas. Setelah itu kita pasangkan
pada bagian pinggir tas agak menengah dengan cara dijahit.
2.4

PEMASARAN DAN PENGHASILAN MASYARAKAT GODEAN DARI HASIL
KERAJINAN TAS INI
Selain dipasarkan sekitar Yogyakarta tas ini juga dipasarkan ke kota besar lainnya
diantaranya Jakarta, Bali, dan masih banyak lainnya. Kini tas ini pun juga mamppu
menembus pasar Jepang, Amerika, Italia, dan negara-negara barat lainnya.
Usaha tas enceng gondok di daerah Godean ini sangat membantu kehidupan warga
sekitar. Sebagian besar tenaga kerjanya merupakan tenaga kerja perempuan. Mereka bisa
sambil terus sekolah, dan selepas sekolah mereka bekerja, sehingga dengan upah yang
diterimanya mereka bisa menyelesaikan sekolahnya, selain itu para tenaga kerja wanita
tersebut sangat kreatif dalam membuat berbagai motifnya sehingga banyak pengunjung yang
tertarik dan membelinya.
Kemampuan produksi tas dari eceng gondok ini bisa mencapai seribu hingga dua ribu
buah tas per bulan, setiap minggu mampu membuat tas beragam ukuran bisa 50 buah, bahkan
lebih tergantung banyak sedikitnya pesanan yang datang, dan bila dinominalkan
pendapatannya sekitar Rp 25 juta.
Namun, sering kali kita temui barang barang hasil produksi asli Indonesia jika dijual
di luar negeri harganya menjadi sangat tinggi, sama halnya dengan kerajinan tas eceng
gondok ini. Tas ini jika dijual ke luar negeri, harganya bisa mencapai lima ratus ribu per tas.
Dengan melempar harga ratusan ribu saja, tas produksi dari daerah Godean tersebut sering
dibilang murah oleh konsumen mancanegara.
Dengan seperti ini adanya usaha tas eceng gondok tidak hanya menguntungkan
pemilik usahanya saja tapi juga para karyawan karyawannya, ini merupakan salah satu cara
mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di
pedesaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1) Salah satu cara mengentas kemiskinan di daerah Yogyakarta adalah dengan adanya pengrajin
tas dari eceng gondok ini, usaha ini juga dapat dikembangkan di daerah daerah lain.
2) Adanya usaha ini juga dapat mengurangi dampak negatif akibat tumbuhya tanaman eceng
gondok yang tidak terkendali.
3)

Pembuatan kerajinan tas eceng gondok ini melalui beberapa tahap diantaranya: Tahap
pembersihan, tahap pengeringan, tahap pemilihan, tahap pembelahan, tahap penganyaman,
pembentukan tas, dan yang terakhir pemasangan pegangan tas.

4) Harga kerajinan tas eceng gondok ini sangat terjangkau dan bila diekspor pun juga sangat
menguntungkan, bentuk dan ragamnya pun juga sangat indah sehingga dapat menarik hati
para pembelinya.
3.2 SARAN
Adapun saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan uraian di atas adalah:
1) Kepada pembaca dan masyarakat disarankan agar dapat memaksimalkan hal hal yang ada di
sekitar kita untuk dijadikan sesuatu yang sangat bermanfaat, menunjang kehidupan sehari
hari, dan tidak merugikan bagi semua orang di sekitar kita.
2)

Kepada para peneliti lain agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
lain dari tanaman eceng gondok.

manfaat manfaat

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.. Diakses 20 Januari
2010
Anonim.. Diakses 17
November 2009
Anonim.. Diakses 17 November 2009
Anonim.. Diakses pada tanggal 20 November 2009
Anonim..
Diakses 02 Januari 2010
Anonim. Diakses 19 Februari 2010
Anonim.. Diakses 03
Maret 2010

LAMPIRAN

Tanaman eceng gondok di pinggir sungai

Proses penganyaman tas

Beberapa model kerajinan tas