nutrisi dan diet dan nutrisi

Ns. ENALIYA PUSTIKA, S.Kep






Penglihatan Gelap
Pertumbuhan Jaringan Epitel
Pertumbuhan Tulang
Anti Infeksi



Sumber Vitamin A:









Minyak Ikan, Minyak Kelapa Sawit
Hati
Ubi Jalar Berwarna
Wortel (Carrot)
Betakaroten
Bayam

Kebutuhan:



Bayi < 10 Tahun
: 1200 – 2400 IU
Dewasa
: 3500 – 4000 IU




Gejala kekurangan vitamin A pada hewan percobaan
dan manusia:
 Tanda-tanda awal hilangnya selera makan
 Terhambatnya pertumbuhan
 Lemahnya kekebalan dan menurunnya
ketahanan terhadap infeksi
 Lemahnya fungsi sel batang pada retina mata
 Keratinisasi jaringan epitel mata
 paru - paru,
 kelenjar eksokrin,
 saluran pencernaan,
 saluran urin




Penurunan sel-sel yang mengeluarkan lendir
Perubahan-perubahan lebih lanjut:
 Lemahnya pembentukan tulang,
 Perubahan hematopoietik,

 Kemandulan
 Cacat sejak lahir,
 kematian dengan infeksi sekunder

Pada manusia tanda-tanda klinis defisiensi
vitamin A disebut xeroftalmia

Manifestasi mata
Xeroftalmia :
Istilah umum untuk menjelaskan semua gejala
kekurangan vitamin A pada mata
Klasifikasi Xeroftalmia (WHO):
X1A Xerosis konjungtiva
X1B
Noda bitot dengan xerosis konjungtiva
X2Xerosis kornea
X3A Ulserasi kornea dengan xerosis
X3B Keratomalasia
XN Buta malam (night blindness)
XFXeroftalmia fundus

XSParut-parut pada kornea (corneal scar)

 Pengobatan segera :
 Vitamin A (Retinil Palmitat) 100.000 si p.o
 Diulangi hari kedua
 Bila muntah atau diare : Injeksi Intra Muskular
 Pengobatan pemeliharaan :
 Minyak hati ikan 1 sendok teh.
 Minyak hati lain 3 x sehari (beberapa
minggu).
 Pencegahan
 Kapsul vitamin A 66. 000 ug (4-6 bulan sekali)





Keracunan akut
 Anak kecil dosis tunggal 30. 000 - 90. 000
ug. (retinil palmitat).

Manifestasi klinis :
 Meningkatnya tekanan intra kranial :







muntah – muntah.
sakit kepala.
stupor.
papilledema.
Keracunan sub akut atau kronis
Dosis 10.000 – 50. 000 ug setiap hari
(beberapa bulan sampai 1-2 tahun) . . .



. . . Manifestasi Klinis :

 Anoreksia.
 Kulit kering.
 Gatal-gatal serta bersisik.
 Kehilangan rambut (alopesia).
 Rambut menjadi kasar.
 Pertumbuhan tulang baru subperiosteal.
 Penebalan Korteks.
 Pembesaran hati & limfa.
 Papilledema.
 Penglihatan ganda.
 Seperti gejala tumor otak.



Penata laksanaan :
 Hentikan konsumsi berlebihan vitamin A
 atau makanan sangat tinggi vitamin A
(seperti hati anjing laut)

VITAMIN D




Fungsi :
1. penyerapan kalsium dan fosfor
2. pembentukan tulang
3. menurunkan diferensiasi sel
4. modulasi fungsi imun

7 Dehidrokolesterol
UV
Kolesterol

25-hidroksi kolekalsiferol (hati)

1-25-dihidroksi kolekalsiferol (ginjal)



Sumber vitamin D :


lemak ikan.

minyak ikan.

susu.

telur.

butter.



Defisiensi vitamin D :
1. “Rickets” : bayi tidak mendapat sinar mata
hari
2. “ketani”. karena rendahnya kalsium serum
akibat :
 Kurang penyerapan kalsium
 Kurang penyerapan vitamin D

 Gangguan hormon paratiroid

3. “osteomalasia” : rickets pada orang dewasa
kurangnya vitamin D & kalsium. Defisiensi
vitamin D akan mengurangi penyerapan
kalsium & fosfor
gangguan mineralisasi tulang dan gigi.

Kebutuhan : 400 iu (10 mg)/hari.
(untuk bayi &anak-anak)

Fungsi :
1.
Antioksidan
2.
Metabolisme selenium
Selenium sebagai ko-faktor enzim
glutation peroksidasi

Menadion : senyawa induk

Filokuinon (vitamin K1) dalam tumbuh-tumbuhan
Menakuinon (vitamin K2) disintesis oleh flora
bakteri usus
Penyerapan menakuinon :
Butuh empedu kesaluran limfatik
Fungsi :
Pemeliharaan dan pengaktifan faktor pembekuan
II, VII, IX dan X di dalam hati

Manifestasi klinik
Gejala perdarahan:
Tidak biasa terjadi pada orang sehat
mikroba
usus mensistensi menakuinon
Penyebab-penyebab :
 Penyakit perdarahan bayi baru lahir
 Usus beberapa hari steril
 Ketidak cukupan dalam makanan
 Gizi parenteral total
 Obstruksi empedu

 Malabsorbsi. . .

...
 Malabsorbsi
 Penyakit hati
 Pemberian obat po (per-oral) antikoagulan
kumarin, aspirin, antibiotik spektrum luas,
vitamin E

kebutuhan vitamin K : 1 g/kgbb
(beras dari malaka atau flora mikroba usus)



Fungsi Ko-enzim
Vitamin B1 (tiamin)
Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B6 (piridoksin)
Niasin
Asam pantotenat
Biotin



Fungsi sintesis gene dan DNA
Vitamin B12 (cyano cobalamine)
Asam folat

Vtamin B kompleks :
 Tiamin (B1).
 Riboflavin (B2)
 Niasin (asam nikotinat, niasinamida).
 Piridoksin (B6)
 Asam pantotenat
 Biotin
 Folasin (asam folat dan turunan aktifnya)
 B12 (sianokobalamin)
Tiamin (vitamin B1) :
bentuk murninya : tiamin hidroklorida

Fungsi : sebagai ko-enzim dalam reaksi-reaksi
yang menghasilkan energi dari
metabolisme karbohidrat dan
memindahkan energi membentuk ATP
Defisiensi Tiamin : polineuritis
Beri-beri :
Gejala : lelah, hilang nafsu makan, berat badan
turun, gangguan pencernaan
Orang dewasa :
- Kegagalan jantung
- Oedem pada kaki sampai badan
Mis : beri-beri basah

Anak-anak :
- gejala defisiensi vitamin B1 berjalan cepat.
- dapat menimbulkan kematian
Sumber vitamin B1 :
beras pecah kulit, bekatul, daging, unggas,
ikan, telur.
Kebutuhan :
< 10 tahun
: 0,4 – 0,7 mg/orang/hari.
dewasa : 0,7 – 1,0 mg/orang/hari.
ibu hamil/ : 0,2 –0,3 mg/orang/hari.
menyusui

Riboflavin (B2)
Kimia :
Pigmen bersifat fluoresens.
Kuning hijau dalam susu.
Tahan panas.
Mudah rusak oleh cahaya.
Fungsi :
Koenzim.
FMN (flavin mono nukleotida).
FAD (flavin adenin dinukleotida)
Defisiensi riboflavin:
Angular stomatitis
Cheilosis
Glositis

Sumber : hati, susu, telur dan sayur-sayuran
hijau.
Kebutuhan :
 Bayi : 0,4 - 0,6 mg/hari
 10 tahun : 0,8 - 1,2 mg/hari
 Dewasa
: 1,2 – 1,6mg/hari.

Kimia :TD: Piridoksin.
Piridoksal.
Piridoksamina.
Sangat larut dalam air.
Rusak oleh cahaya
Fungsi vitamin B6 :
1. Metabolisme asam amino & protein.
- Piridoksal fosfat sebagai koenzim dekarboksilasi.
transaminasi.
- Perubahan triptofan menjadi niasin
- Pembentukan dan pertumbuhan eritrosit
- Pembentukan porfirin

Fungsi vitamin B6 :
2. Metabolisme lemak dan karbohidrat .
Biosintesa asam lemak tidak jenuh.
Pembentukan asam arakidonat dari asam linoleat
koenzim : fosforilasi
Defisiensi vitamin B6 :
Karena INH (isonicotinic hidrazide).
Irritabilitas.
Kelemahan.
Insomnia.
Nervous.
Sumber vitamin B6 :
Daging, unggas, ikan, kentang, ubi jalar, sayuran.
Kebutuhan :2 mg/orang/hari.

Niasin (asam nikotinat)
= niasin amida
Kimia : Kristal putih.
Larut dalam air.
Tahan panas
Fungsi :
Koenzim.
NAD+ (nicotineamide adenine dinucleotida).
(= Koenzim 1).
NADP (nicotineamide adenine dinucleotida
phosphate).
(= Koenzim 2)
Niacin diperlukan agar suplai energi pada semua sel
berjalan normal
Prekursor : Triptofan

niasin.

Defisiensi Niasin : “pellagra”.
(3 D = diare, dermatitis, dementia)
Sumber :
Hati, organ, daging, unggas, bijibijian, kacang tanah.
Kebutuhan : 1,6 mg/1000 kj

Panthos = dimana-mana
Kimia : konstituen Koenzim A.
Terdapat dalam bentuk garam kalsium larut dalam
air.
Agak manis.
Stabil dalam pemasakan normal
Fungsi : Sebagai Koenzim A.
Pada metabolisme intermediat :
Karbohidrat, lemak & protein (pada produksi energi)

Defisiensi Asam Pantotenat : (jarang),
malaise
muntah
Sumber : hampir semua makanan.
terbanyak dalam “royal jelly”
(persediaan makanan dalam sarang
lebah)
Kebutuhan : 4 – 7 mg/hari

Fungsi :

Koenzim pada enzim karboksilasi.
 Dekarboksilasi.
 Deaminasi.

Sintesis asam lemak.

Dalam siklus Krebs.
Defisiensi Biotin :
Bila terlalu banyak mengkonsumsi putih telur
mentah.
Gejala : Dermatitis
Lethargy
Sakit otot
Mual

Sumber :

Dibuat oleh mikroflora dalam saluran
pencernaan.

Kuning telur

Hati, jeroan
Konsumsi disarankan :
150 mcg/hari/orang dewasa

Kimia : Molekul kompleks.
Mengandung kobalt.
Bentuk kobalamine.
Sianokobalamine.
Fungsi :
1. Bersama-sama dengan folasin penting pada regenerasi
eritrosit mengambil bagian pada sintesa Hb
(hemaglobin) & DNA.
2. Pada sintesa kolin dan metionin
Penyerapan :
Vitamin B12 membentuk kompleks dengan faktor
intrinsik
(yang disekresikan oleh lambung) diserap di ileum secara
pinositesis hati menyimpan vitamin B12 (cadangan ini
cukup untuk 3-5 tahun)

Defisiensi vitamin B12 :
Anemia Pernisiosa
Sumber : Hati.
Produk fermentasi.
Touco, kecap.
Kebutuhan :
Dewasa
: 0,6 – 1,2 mcg/hari
 11 tahun
: 3 mcg/hari
Ibu hamil/buteki
: 4 mcg/hari
Bayi
: 0,3 mcg/hari