Identifikasi Perubahan Pola dan Struktur
TEORI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN
STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ERLANA CITRA
(I0612016)
2. FACHRUL FADILLA
(I0612017)
3. HASBI ASIDIQI
(I0612023)
4. SRI MURDIATI RIN P S
(I0612041)
5. VEMI ASA HARDINI
(I0612042)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ERSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Perumahan adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia.Dari tahun ke
tahun, manusia lahir dan berkembang.Banyaknya kebutuhan perumahan yang
muncul sekarang ini
pada akhirnya berdampak kepada kepadatan
permukiman di suatu daerah.Kelahiran, kematian, dan migrasi merupakan
faktor yang berperan cukup besar dalam mempengaruhi pola dan struktur
ruang permukiman yang akhirnya terbentuk di suatu kawasan. Faktor lain
yang mempengaruhi sebaran permukiman di suatu wilayah adalah kesuburan
tanah, topografi daerah, keberadaan sumber air, dan masalah keamanan, baik
dari ancaman kejahatan maupun bencana alam.
Sebaran penduduk akan membentuk pola-pola permukiman yang
umumnya berada bersifat mengumpul mengikuti arah jalan, sumber air
(sungai, danau, atau waduk).
2.
RUMUSAN MASALAH
Faktor apakah yang mempengaruhi pola permukiman penduduk dan
perubahan pola dan struktur permukiman seperti apa yang terjadi di
Kabupaten Sragen?
3.
RUANG LINGKUP
1.1. Ruang lingkup wilayah
Ruang lingkup wilayah meliputi 20 kecamatan di Kabupaten Sragen,
yaitu Kecamatan Gemolong, Kecamatan Gesi, Kecamatan Gondang,
Kecamatan Jenar, Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Karangmalang,
Kecamatan Kedawung, Kecamatan Masaran, Kecamatan Miri, Kecamatan
Mondokan, Kecamatan Ngrampal, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Sambirejo,
Kecamatan Sambungmacan, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Sragen,
Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Tangen, dan
Kecamatan Tanon.
1
1.2. Ruang lingkup waktu
Jangka waktu yang digunakan untuk menganalisis perubahan pola dan
struktur ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah 20 tahun,
yaitu dari tahun 1993 sampai 2013.
1.3. Ruang lingkup materi
Ruang lingkup materi dalam analisis perubahan pola dan struktur
ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah :
a. Rumusan analisis perubahan kepadatan penduduk
b. Rumusan analisis faktor pendorong/penyebab perubahan keruangan
c. Rumusan analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan
permukiman Kabupaten Sragen
4.
KERANGKA PEMIKIRAN
1. Analisis kepadatan penduduk di masing-masing kecamatan di Kabupaten
Sragen.
2. Analisis faktor penyebab perubahan kepadatan penduduk di Kabupaten
Sragen.
3. Analisis perubahan pola dan struktur kawasan permukiman di Kabupetan
Sragen.
5.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup,
kerangka pikiran, dan sistematika penyusunan laporan.
BAB II PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI
Berisi perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman di
Kabupaten Sragen dalam perspektif teori yang didasarkan pada beberapa teori
para ahli tentang struktur dan pola permukiman.
2
BAB III GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
Berisi gambaran umum kawasan permukiman di Kabupaten Sragen
yang digunakan sebagai data penunjang untuk selanjutnya dianalisis
perubahan pola dan struktur ruang kepadatannya dari tahun ke tahun sejak
1993 sampai 2013.
BAB IV ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG
KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
Berisi analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan
permukiman Kabupaten Sragen yang ditampilkan ke dalam peta.Analisis
yang dilakukan berupa analisis perubahan kepadatan penduduk, analisis
factor pendorong atau penyebab perubahan keruangan, dan analisis perubahan
pola dan struktur ruang kawasan permukiman.
BAB V KESIMPULAN
Berisi kesimpulan hasil analisis perubahan pola dan struktur ruang
kawasan permukiman di Kabupaten Sragen tahun 1993-2013.
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI
1.
KEPADATAN
Hal yang mempengaruhi kepadatan penduduk diantaranya seperti
kelahiran, kematian dan migrasi. Selain itu jenis aktifitas di suatu kawasan
juga mempengaruhi kepadatan suatu kawasan. Akses dan jangkauan yang
baik menuju fasilitas umum menjadi faktor yang sangat berpengaruh didalam
penentuan jenis aktivias (keeble, 11971; Alexander, 1979; Schmenner, 1982
didalam Healy, Ilbery, 1990).
2.
POLA DAN STRUKTUR
Pengertian kota menurut Dickinson (dalam Jayadinata, 1999) adalah
suatu pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya
bernafkah bukan pertanian. Suatu kota umumnya selalu mempunyai rumahrumah yang mengelompok atau merupakan pemukiman terpusat. Suatu kota
yang tidak terencana berkembang dipengaruhi oleh keadaan fisik sosial.
Secara garis besar menurut Northam dalam Yunus (1994) penjalaran fisik
kota dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Penjalaran fisik kota yang mempunyai sifat rata pada bagian luar,
cenderung lambat dan menunjukkan morfologi kota yang kompak
disebut sebagai perkembangan konsentris (concentric development).
b. Penjalaran fisik kota yang mengikuti pola jaringan jalan dan
menunjukkan
penjalaran
perkembangan
kota
yang tidak
disebut
sama
dengan
pada
setiap
bagian
perkembangan
fisik
memanjang/linier (ribbon/linear/axialdevelopment).
4
3. Penjalaran fisik kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut sebagai
perkembangan yang meloncat (leap frog/checher board development).
4.
KLASIFIKASI KEPADATAN
Klasifikasi kepadatan penduduk dikategorikan menjadi 3 kategori
berdasarkan Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014
nomor 470/328/SJ perihal pemanfaatan data kependudukanyaitu :
NO KEPADATAN
KLASIFIKASI
1
800 jiwa/km²
KATEGORI 3
5
BAB III
GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
1.
KARAKTERISTIK PENDUDUK
Jumlah penduduk di kabupaten sragen selama 20 tahun dalam interval
data tiap 4 tahun dimulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
NO
KECAMATAN
1993
1997
2001
2005
2009
2013
1
Gemolong
43663
44060
43995
30.205
47398
49875
2
Gesi
21522
22054
20253
37.061
21848
22062
3
Gondang
43927
43741
42531
26.669
43653
44318
4
Jenar
26424
27285
25719
36.613
26883
27436
5
Kalijambe
45339
46222
44978
54.380
46640
47958
6
Karangmalang
50761
52979
56937
64.626
58311
60068
7
Kedawung
55214
56304
54790
45.702
59817
61123
8
Masaran
60621
62038
64486
44.866
65790
66963
9
Miri
33667
34609
31996
44.756
32703
33610
10
Mondokan
33348
34295
33400
43.597
34341
34832
11
Ngrampal
39712
40263
36906
45.537
36359
36712
12
Plupuh
49507
50823
44647
55.443
46296
46689
13
Sambirejo
36720
38171
36515
42.476
37135
37912
14
Sambung Macan 46766
47735
43524
64.936
44073
44723
15
Sidoharjo
51178
52552
50618
57.029
51169
52228
16
Sragen
63351
63554
64492
33.812
65816
67200
17
Sukodono
31317
32071
29734
32.309
31540
32762
18
Sumberlawang
45120
46236
44254
21.583
45609
46544
19
Tangen
25455
26071
25944
50.257
27151
27658
20
Tanon
58200
59656
53722
26.409
54849
55512
Jumlah
861812
880719
849441
858266
877381 896185
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk setiap 4 tahun
selalu mengalami kenaikan namun tidak terlalu banyak.
6
2.
FISIK DASAR
Kabupaten Sragen terletak di antara 110045’ - 111010’ bujur timur
dan 7015’ - 7030’ lintang selatan. Adapun luas wilayah Kabupaten Sragen
adalah941,55 km2 dengan batas-batas wilayah Kabupaten Sragen
adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara
: Kabupaten Grobogan
b. Sebelah Selatan
: Kabupaten Karanganyar
c. Sebelah Barat
: Kabupaten Boyolali
d. Sebelah Timur
: Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi
dalam 20 kecamatan, 408 kelurahan, dan 200 desa. Secara fisiologis, wilayah
Kabupaten Sragen terbagi atas: 40.037,93 Ha (42,52%) Lahan basah dan
54.117,88 Ha (57,48%) lahan kering. Wilayah Kabupaten Sragen berada di
dataran dengan ketinggian rata rata 109 M di atas permukaan laut.Sragen
mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-31
ºC.Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di
bawah 150 hari per tahun.Topografi Kabupaten Sragen secara umum berupa
lembah dengan dataran tinggi di bagian utara - tenggara dan dataran di bagian
tengahnya. Ketinggian tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Sragen berkisar
antara 84 meter sampai dengan 141 meter dpl. Ketinggian rata-rata
Kabupaten Sragen adalah 109 meter dpl (Sragen Dalam Angka, 2009).
Sragen terletak di jalur utama Solo – Surabaya.Kabupaten ini
merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen dilintasi jalur
kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta) dengan
stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Semarang-Solo dengan stasiun
terbesarnya Gemolong.
Keadaan Alamdi Kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka
ragam, ada daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke barat
terletak di sebelah utara bengawan Solo dan dataran rendah yang tersebar di
seluruh Kabupaten Sragen, dengan jenis tanah :gromusol, alluvial regosol,
latosol dan mediteran.
7
KlimatologiKabupaten
Sragen
mempunyai
iklim
tropis
dan
temperatur sedang dengan curah hujan rata-rata di bawah 3.000 mm/tahun
dan hari hujan dengan rata-rata di bawah 150 hari/tahun. Secara geografis,
wilayah Kabupaten Sragen terletak di selatan garis ekuator. Oleh karena itu,
Kabupaten Sragen bertemperatur sedang dengan suhu berkisar antara 240C290C. Wilayah yang berlokasi di dekat Gunung Lawu mempunyai suhu udara
rata-rata relatif rendah dibandingkan dengan wilayah di utara Sungai
Bengawan Solo. Pada iklim tropis ini menjadikan banyak terjadi angin
terutama pada musim kemarau. Kondisi geologi di Kabupaten Sragen terdiri
dari batuan alluvial, miocene sedimentari, pleistocenen vulcanic, plioscene
vulcanic, old sedimentary quaterrary vulcanic productdan lencolite bearing
rocks.
3.
ADMINISTRATIF
Secara administratif Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 20
Kecamatan dengan petanya sebagai berikut :
Gambar 3.1 Peta administratif Kabupaten Sragen
Sumber : PDE Kabupaten Sragen
Menurut hierarki Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 3 tingkat
hierarki dengan hierarki 1 adalah Kecamatan Sragen. Sedangkan untuk
hierarki 2 adalah kecamatan Kecamatan Masaran, Kecamatan Gondang,
Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Gemolong,
Kecamatan Sumberlawang. Lalu untuk hirarki 3 adalah kecamatan
Kalijambe, Plupuh, Kedawung, Sambirejo, Sambungmacan, Ngrampal, Miri,
Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar.
8
BAB IV
ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
1.
ANALISIS PERUBAHAN KEPADATAN PENDUDUK
a. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1993-1997
Tidak ada perubahan, antara tahun 1993 sampai dengan tahun 1997 ,
kepadatan penduduk di tiap kecamatan tidak mengalami perubahan klasifikasi
kepadatan. Berikut merupakan tabel perbandingan dari tahun 1993 hingga
1997.
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Miri
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
2
Sumberlawang
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
3
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
4
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
5
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
6
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
7
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
8
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
10
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
11
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
14
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sambungmacan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
18
Gondang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
19
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
20
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
b. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1997-2001
Tahun
2000-2001
terjadipenurunankepadatan
di
MiridanSumberlawang (sedangkerendah) danSambirejo (padatkesedang).
Berikut merupakan peta kepadatan penduduk tahun 1997 dan 2001
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Miri
KATEGORI 2
KATEGORI 1
v
2
Sumberlawang
KATEGORI 2
KATEGORI 1
v
3
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
4
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
5
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
6
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
7
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
8
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
10
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
10
11
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
14
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sambungmacan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
18
Gondang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
19
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 2
v
20
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang
mengalami penurunan kategori adalah kecamatan miri dan kecamatan
sumberlawang,kecamatan sambirejo.
c. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2001-2005
Terjadiperubahan kepadatan penduduk dalam kurun waktu 4 tahun.
Jika dibandingkan dengan tahun 2001, kepadatan penduduk di tahun tersebut
lebih terkonsentrasi pada wilayah Sragen bagian selatan. Kemudian terjadi
peningkatan dan penurunan kepadatan penduduk di tahun 2005 di wilayah
Sragen bagian utara dan selatan.Pada tahun 2005 kepadatan penduduk di
Kec.Miri
kepadatan
Meningkat,
penduduk
Kec.Mondokan
kepadatan
Kec.
meningkat,
penduduk
Tanon
Kec.Gemolong
menurun,kepadatan
kepadatan
penduduk
menurun,
penduduk
Kec.Gesi
meningkat,kepadatan pendudukKec.Tangen meningkat,kepadatan penduduk
11
Kec.Gondang menurun, kepadatan penduduk Kec.Sambirejo meningkat.
Perubahan-perubahan kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya yaitu tingkat pertumbuhan penduduk tiap
tahunnya, faktor iklim dan topografi, iklim yang nyaman topografi yang
relative landai menyebabkan penduduk terkonsentrasi dan menjadi padat.
Faktor ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah tersedianya sumber
daya alam, tersedianya lapangan kerja. Faktor sosial budaya, selain itu daerah
yang relative aman akan selalu jadi pemukiman yang padat. Hubungan
kekerabatan dan kekeluargaan juga mempengaruhi tingkat kepadatan
pennduduk.
Selama kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan
2005 terdapat perubahan kepadatan penduduk di 8 kecamatan dari total 20
kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen. Kecamatan yang mengalami
perubahan kepadatan penduduk tersebut adalah :
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 2
V
2
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 3
V
3
Gondang
KATEGORI 1
KATEGORI 2
V
4
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
5
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
6
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
7
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
8
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Miri
KATEGORI 1
KATEGORI 3
V
10
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 3
V
11
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Sambirejo
KATEGORI 2
KATEGORI 3
V
14
Sambung Macan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
12
18
Sumberlawang
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
19
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 3
V
20
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 1
V
Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang
mengalami penurunan kategori adalah kecamatan gemolong dan kecamatan
tanon.Sedangkan untuk kecamatan yang mengalami perubahan kepadatan
penduduk menjadi semakin padat adalah kecamatan gesi, gondang, miri,
mondokan, sambirejo, dan tangen.
d. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2005-2009
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Miri
KATEGORI 3
KATEGORI 2
v
2
Sumberlawang
KATEGORI 1
KATEGORI 2
v
3
Mondokan
KATEGORI 3
KATEGORI 2
v
4
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
5
Gesi
KATEGORI 3
KATEGORI 1
v
6
Tangen
KATEGORI 3
KATEGORI 1
v
7
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
8
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Gemolong
KATEGORI 2
KATEGORI 3
v
10
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
11
Tanon
KATEGORI 1
KATEGORI 3
v
12
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
14
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sambungmacan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
18
Gondang
KATEGORI 2
KATEGORI 3
v
19
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
20
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan
yang mengalami perubahan pada tahun 2005-2009 adalah kecamatan miri,
kecamatan sumberlawang, kecamatan mondokan, kecamatan gesi, kecamatan
tangen, kecamatan gemolong, kecamatan tanon, kecamatan gondang.
e. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2009-2013
Pada tahun 2009 sampai dengan 2013 perubahan kepadatan penduduk
yang terjadi tidak terlalu banyak ataupun besar. Perubahan kepadatan
pendudukjika dilihat dari perubahan klasifikasi menurut kategori nya adalah
sebagai berikut :
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
2
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
3
Gondang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
4
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
5
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
6
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
7
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
8
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Miri
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
10
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
11
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 2
V
14
14
Sambung Macan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
18
Sumberlawang
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
19
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
20
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan
yang mengalami perubahan adalah kecamatan sambirejo yang mengalami
perubahan dari kepadatan penduduk tergolong kategori 3 menjadi kategori 2.
Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan penduduk di kecamatan sambirejo
mengalami penurunan.
2.
ANALISIS FAKTOR PENDORONG/PENYEBAB PERUBAHAN
a. Tahun 1993-1997
Tidak ada perubahan kepadatan penduduk yang terjadi di semua
kecamatan dalam Kabupaten Sragen selama kurun waktu 4 tahun tersebut.
b. Tahun 1997-2001
Penurunankepadatanterjadikarenakekeringansehinggapendudukmenga
lamikrisis
air
bersih,
meskipunletaknya
yang
dekatdengan
WKO
(WadukKedungOmbo). Selain itu perubahan kepadatan tersebut dipengaruhi
oleh banyaknya penduduk yang bermigrasi/pindah ke daerah lain.
c. Tahun 2001-2005
Faktor pendorong ataupun penyebab dari perubahan kepadatan tiap
kecamatan adalah sebagai berikut :
Kecamatan Gemolong, terjadi penurunan kepadatan penduduk yang
secara tidak langsung adalah dampak sosial. Masuknya modernisasi yang
mendorong warga untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Sehingga
banyak terjadi perpindahan penduduk dari gemolong ke kota besar. Selain itu
terjadi banyak perpindahan penduduk sekitar ke daerah kalijambe dan miri
15
akibat maraknya penjualan tanah. (warga gemolong menjual tanahnya dengan
harga yang mahal, lalu membeli lahan di kecamatan lain dengan harga
murah)
Kecamatan Miri, maraknya warga yang menjual tanahnya ke
pengusaha asing di gemolong, mengakibatkan kecamatan MIRI sebagai
kecamatan terdekat terkena imbasnya. (banyak pendatang ke MIRI) selain itu
di MIRI juga merupakan daerah sasaran pendatang, karena letaknya
berdekatan dengan kecamatan gemolong.
Kecamatan Mondokan, semakin berkembang dengan adanya pasar
gabugan. Selain itu mondokan juga cukup jauh dari sungai, sehingga warga
asli tidak merasa terancam dan melakukan perpindahan. Sebaliknya, banyak
pendatang karena mondokan ini mulai berkembang dan ada pasar gabugan
yang beroperasi setiap hari.
Kecamatan Tanon, walaupun tanon berada disebelah gemolong namun
dia tidak terkena dampak dari perpindahan di gemolong. Karena gemolong
yang berkembang pesat adalah sebelah barat sedangkan timur masih berupa
berantara.Tanon
pada tahun 2004 terjadi banjir besar, efek dari sungai
bengawan solo. Banjir besar ini mendorong masyarakat tanon untuk akhirnya
keluar daerah.masyarakat yang mayoritas awalnya sudah nyaman di desanya,
akibat banjir tersebut mulai berfikir untuk keluar dari daerah tersebut dan
mulai mengadu nasib dan mencari kehidupan yang lebih baik di daerah lain.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gesi mengalami peningkatan
jumlah penduduk, sehingga kepadatan penduduk di kecamatan ini juga
meningkat di tahun 2005. Di Kecamatan Gesi memiliki potensi sumber mata
air yaitu mata air Ngrawoh dan mata air Sentono.Selain itu, Kecamatan Gesi
ini juga didominasi oleh lahan pertanian basah dan kawasan hutan produksi
yang dapat dimanfaatkan fungsinya.
Faktor sumber daya alam yang
menyebabkan Kepadatan penduduk di Kecamatan Gesi meningkat dari yang
awalnya pada tahun 2001 masuk dalam kategori 1 kemudian menjadi kategori
3.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Tangen mengalami
peningkatan kepadatanpenduduk. Pada tahun 2005 di Kecamatan Tangen
16
sudah terdapat terminal penumpang kelas C yang melayani angkutan
pedesaan.
transportasi
Selain itu kecamatan tangen ini strategis karena dilalui jalur
ke
arah
Blora,
karena
pada
jalur
transportasi
yang
menghubungkan ke Kabupaten Blora ini sudah dilakukan pelebaran jalan dan
peningkatan perbaikan ruas jalan. Dari hal tersebut, faktor
yang
mempengaruhi peningkatan kepadatan penduduk di Kecamatan Tangen ini
adalah faktor ketersediannya infrstruktur yang menunjang kegiatan di
Kecamatan Tangen.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Sambirejo mengalami
peningkatan kepadatan penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk di tahun
2005 yang menyebabkan kepadatan penduduk meningkat dikarenakan di
kecamatan ini memiliki potensi pariwisata diantaranya Pemandian air panas
bayanan. Selain itu, kecamatan sambirejo dilalui jalur transportasi menuju ke
kabupaten karanganyar.Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan
kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum. Dari pusat kota Sragen
dapat ditempuh dengan Angkudes jurusan Bayanan – Sambirejo dengan rute :
Sragen – Ngarum – Blimbing – Bayanan pp.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gondang mengalami
penurunan kepadatan penduduk.Dari tahun ke tahun perkembangan
infrastruktur baik sarana maupun prasarana di Kecamatan Gondang semakin
baik. Walaupun pengembangan infrastruktur di Kecamatan Gondang semakin
baik ,hal yang mendasari penurunan kepadatan penduduk pada tahun 2005
adalah karena sedikitnya penduduk pendatang dan tingkat kelahiran yang
relatif kecil pada tahun tersebut. Dan di tahun tahun selanjutnya kepadatan
penduduk di kecamatan ini terus meningkat.
17
d. Tahun 2005-2009
Berikut merupakkan tabel faktor pendorong/penyebab perubahan
kepadatan penduduk.
No
KECAMATAN
PENYEBAB
1.
Miri
Migrasipendudukke Kota Surabaya
2.
Gemolong
Kenaikanpeluangkerja
yang
meningkatdandilintasijalurutamake Kota Semarang
danPurwodadi
3.
Sumberlawang
Naikkarenadilintasijalurutamake
Kota
Semarang
danPurwodadi
4.
Mondokan
MenurunkarenamigrasikekecamatanSumberlawangd
anGemolongkarenatarikanpeningkatanfasilitas
yang
lebihmenunjang
5.
Tangen
Menurundisebabkanmigrasipendudukkepusatpemeri
ntahanKabupatenSragenyaituKecamatanSragen
6.
Gesi
Menurundisebabkanmigrasipendudukkepusatpemeri
ntahanKabupatenSragenyaituKecamatanSragen
7.
Tanon
Meningkatdisebabkankarenadilintasijalurutamakeara
h Kota Sragen
8.
Gondang
MeningkatkarenaberbatasanlangsungdenganProvinsi
JawaTimurdanjugadipengaruhidengankecamatansekit
arnya yang memilikikepadatantinggi
e. Tahun 2009-2013
Faktor yang mendorong atau menyebabkan penurunan kepadatan
penduduk di sambirejo adalah dikarenakan pada kurun waktu tahun 2009 dan
2013 ini terjadi pembangunan pasar sambirejo yang mulai beroperasi setiap
hari. Selain itu sambirejo yang sebelumnya terpencil karena ada
pembangunan jalanmaka semakin rame. Rute itu ramai karena dilalui oleh
orang-orang dari Karanganyar ke Sragen.Sambirejo karena telah lengkap oleh
prasarana dan sarana sehingga mulai didatangi oleh pendatang.Selain
18
sambirejo
merupakan
perbatasan,
yang
sudah
diperhatikan
PERUBAHAN-PERUBAHAN
POLA
DAN
untuk
perkembangan dan pembangunan nya.
3.
ANALISIS
STRUKTUR
RUANG
a. Tahun 1993-1997
Tidak
terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola
kepadatan dari tahun 1993-1997 untuk masing-masing kategori adalah
sebagai berikut :
1.
Kategori 1 : terpusat tetap terpusat
2.
Ketegori 2 : terpusat tetap terpusat
3.
Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar
b. Tahun 1997-2001
Terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola kepadatan dari
tahun 1997-2001 untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
Kategori 1 : terpusat tetap terpusat
19
Ketegori 2 : terpusat menjadi tersebar
Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar
c. Tahun 2001-2005
Pola dari kepadatan penduduk terpadat pada tahun 2001 adalah
memusat pada bagian selatan seperti gambar dibawah ini :
Dari gambar peta diatas terlihat bahwa untuk pola kepadatan
penduduk kategori 3 memusat di bagian selatan.Sedangkan pola persebaran
untuk kategori 2 adalah menyebar di bagian utara dan selatan.Sedangkan
untuk kategori 1 mengelompok menjadi 2 bagian yaitu sebelah barat dan
timur.
Sedangkan untuk tahun 2005 pola kepadatan terlihat seperti gambar
dibawah ini :
20
Pada tahun 2005 ini pola kepadatan penduduk kategori 3 (terpadat)
menyebar di seluruh kawasan tak beraturan dengan terbanyak mengelompok
ditengah.Sedangkan untuk pola kepadatan penduduk kategori 2 juga
tersebar.Kategori 1 juga tersebar di bagian timur dan barat.
Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk
masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
Kategori 1 : mengelompok menjadi tersebar
Ketegori 2 : tersebar tetap tersebar
Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar
d. Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pola keruangan dari
tahun 2005 yang polanya tidak teratur dan cenderung menyebar, kemudian di
tahun 2005 pola keruangannya kembali mengelompok/terpusat.
Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk
masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
Kategori 1 : tersebar menjadi terpusat
Ketegori 2 : tersebar menjadi terpusat
Kategori 3 : tersebar menjadi terpusat
21
e. Tahun 2009-2013
Pola kepadatan penduduk pada tahun 2009 adalah seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :
Pola kepadatan untuk kategori 3 adalah memusat atau mengelompok
dibagian
selatan.Sedangkan
untuk
kategori
2
juga
memusat
atau
mengelompok dibagian barat pojok atas/barat laut.Sedangkan untuk kategori
1 memusat dan mengelompok di bagian timur pojok atas/ timur laut.
Sedangkan pola kepadatan penduduk pada tahun 2013 adalah seperti
berikut :
Kategori 3 memusat dan mengelompok di bagian tengah dan
selatan.Sedangkan kategori 2 mengelompok menjadi 2 bagian yaitu di bagian
22
atas dan bagian bawah.Sedangkan kategori 1 memusat dan mengelompok d
bagian timur laut.
Sehingga perubahan pola yang terjadi pada kurun waktu 2 tahun
selama 2009-2013 adalah sebagai berikut :
1.
Kategori 1 : memusat tetap memusat
2.
Kategori 2 : memusat menjadi mengelompok 2 bagian
3.
Kategori 3 : memusat tetap memusat
Jika di kombinasikan antara tahun 1993,1997,2001,2005,2009,2013,
maka dapat dibedakan perubahan-perubahan pola keruangan dalam kurun
waktu tersebut.
1993
1997
2001
POLA CLUSTERED
(MENGELOMPOK)
2005
2009
2013
POLA RANDOM
(ACAK)
POLA
CLUSTERED
(MENGELOM
POK)
POLA
CLUSTERED
(MENGELOM
POK)
23
BAB V
KESIMPULAN
Perubahan kepadatan penduduk disebabkan oleh beberapa faktor penyebab
ataupun pendorong yang di Kabupaten Sragen ini antara lainadalah :
1. Kelahiran dan kematian
2. Migrasi, keluar dan masuk
3. Ketersediaan
dan kelengkapan infrastruktur,baik itu memadai
ataupun tidak
4. Kondisi hidrologis dan geografis dari masing-masing daerah,
ketersediaan air, rawan bencana, serta letaknya yang secara alami
telah strategis.
5. Jalur transportasi karena jalur antar kota ataupun antar provinsi
yang menyebabkan terjadi pertumbuhan ekonomi dan kenaikan
jumlah penduduk
6. Hierarki
pemerintahanberupa
kebijakan
pemerintah
dalam
penentuan daerah pusat pelayanan serta kawasan strategis
7. Harga tanahyang mempengaruhi penduduk dalam pemilihan lokasi
bermukim
Pola ruang dari Kabupaten Sragen sendiri selama kurun waktu 20 tahun ini
untuk kategori 3 yang merupakan kategori untuk daerah terpadat mengalami
perubahan yaitu sebagai berikut :
1. Pola ruang di Kabupaten Sragen dari tahun 1993 hingga 2001 pola
perkembangan kota berdasarkan kepadatan penduduknya berbentuk
clustered (mengelompok) di bagian bawah (selatan)
2. Kemudian pada tahun 2001 ke tahun 2005 pola perkembangannya
secara random(acak), karena terdapat beberapa kelurahan yang
mengalami kenaikan dan penurunan kepadatan penduduk.
3.
Dari tahun 2005 hingga tahun 2013, kepadatan penduduknya
kembali
seperti
semula
yaitu
membentuk
pola
clustered(mengelompok) seperti pada tahun 1993,1997,2001.
24
Sedangkan untuk kategori 2 dan 1 juga mengalami perubahan mengikuti
dari kategori 3. Namun secara umum pola kepadatan untuk kategori 2 dan 1
mengelompok dan menyebar dibagian atas (Utara) sebelah barat dan timur.
Karena bagian Selatan merupakan daerah dominsi kepadatan kategori 3.
25
DAFTAR PUSTAKA
RTRW Kabupaten Sragen tahun 2012-2032
Sujarto, Djoko. 1989. Faktor sejarah perkembangan kota dalam perencanaan
perkembangan kota . Bandung : ITB.
Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014 nomor 470/328/SJ
perihal pemanfaatan data kependudukan.
26
IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN
STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ERLANA CITRA
(I0612016)
2. FACHRUL FADILLA
(I0612017)
3. HASBI ASIDIQI
(I0612023)
4. SRI MURDIATI RIN P S
(I0612041)
5. VEMI ASA HARDINI
(I0612042)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ERSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Perumahan adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia.Dari tahun ke
tahun, manusia lahir dan berkembang.Banyaknya kebutuhan perumahan yang
muncul sekarang ini
pada akhirnya berdampak kepada kepadatan
permukiman di suatu daerah.Kelahiran, kematian, dan migrasi merupakan
faktor yang berperan cukup besar dalam mempengaruhi pola dan struktur
ruang permukiman yang akhirnya terbentuk di suatu kawasan. Faktor lain
yang mempengaruhi sebaran permukiman di suatu wilayah adalah kesuburan
tanah, topografi daerah, keberadaan sumber air, dan masalah keamanan, baik
dari ancaman kejahatan maupun bencana alam.
Sebaran penduduk akan membentuk pola-pola permukiman yang
umumnya berada bersifat mengumpul mengikuti arah jalan, sumber air
(sungai, danau, atau waduk).
2.
RUMUSAN MASALAH
Faktor apakah yang mempengaruhi pola permukiman penduduk dan
perubahan pola dan struktur permukiman seperti apa yang terjadi di
Kabupaten Sragen?
3.
RUANG LINGKUP
1.1. Ruang lingkup wilayah
Ruang lingkup wilayah meliputi 20 kecamatan di Kabupaten Sragen,
yaitu Kecamatan Gemolong, Kecamatan Gesi, Kecamatan Gondang,
Kecamatan Jenar, Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Karangmalang,
Kecamatan Kedawung, Kecamatan Masaran, Kecamatan Miri, Kecamatan
Mondokan, Kecamatan Ngrampal, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Sambirejo,
Kecamatan Sambungmacan, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Sragen,
Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Tangen, dan
Kecamatan Tanon.
1
1.2. Ruang lingkup waktu
Jangka waktu yang digunakan untuk menganalisis perubahan pola dan
struktur ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah 20 tahun,
yaitu dari tahun 1993 sampai 2013.
1.3. Ruang lingkup materi
Ruang lingkup materi dalam analisis perubahan pola dan struktur
ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah :
a. Rumusan analisis perubahan kepadatan penduduk
b. Rumusan analisis faktor pendorong/penyebab perubahan keruangan
c. Rumusan analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan
permukiman Kabupaten Sragen
4.
KERANGKA PEMIKIRAN
1. Analisis kepadatan penduduk di masing-masing kecamatan di Kabupaten
Sragen.
2. Analisis faktor penyebab perubahan kepadatan penduduk di Kabupaten
Sragen.
3. Analisis perubahan pola dan struktur kawasan permukiman di Kabupetan
Sragen.
5.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup,
kerangka pikiran, dan sistematika penyusunan laporan.
BAB II PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI
Berisi perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman di
Kabupaten Sragen dalam perspektif teori yang didasarkan pada beberapa teori
para ahli tentang struktur dan pola permukiman.
2
BAB III GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
Berisi gambaran umum kawasan permukiman di Kabupaten Sragen
yang digunakan sebagai data penunjang untuk selanjutnya dianalisis
perubahan pola dan struktur ruang kepadatannya dari tahun ke tahun sejak
1993 sampai 2013.
BAB IV ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG
KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
Berisi analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan
permukiman Kabupaten Sragen yang ditampilkan ke dalam peta.Analisis
yang dilakukan berupa analisis perubahan kepadatan penduduk, analisis
factor pendorong atau penyebab perubahan keruangan, dan analisis perubahan
pola dan struktur ruang kawasan permukiman.
BAB V KESIMPULAN
Berisi kesimpulan hasil analisis perubahan pola dan struktur ruang
kawasan permukiman di Kabupaten Sragen tahun 1993-2013.
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI
1.
KEPADATAN
Hal yang mempengaruhi kepadatan penduduk diantaranya seperti
kelahiran, kematian dan migrasi. Selain itu jenis aktifitas di suatu kawasan
juga mempengaruhi kepadatan suatu kawasan. Akses dan jangkauan yang
baik menuju fasilitas umum menjadi faktor yang sangat berpengaruh didalam
penentuan jenis aktivias (keeble, 11971; Alexander, 1979; Schmenner, 1982
didalam Healy, Ilbery, 1990).
2.
POLA DAN STRUKTUR
Pengertian kota menurut Dickinson (dalam Jayadinata, 1999) adalah
suatu pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya
bernafkah bukan pertanian. Suatu kota umumnya selalu mempunyai rumahrumah yang mengelompok atau merupakan pemukiman terpusat. Suatu kota
yang tidak terencana berkembang dipengaruhi oleh keadaan fisik sosial.
Secara garis besar menurut Northam dalam Yunus (1994) penjalaran fisik
kota dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Penjalaran fisik kota yang mempunyai sifat rata pada bagian luar,
cenderung lambat dan menunjukkan morfologi kota yang kompak
disebut sebagai perkembangan konsentris (concentric development).
b. Penjalaran fisik kota yang mengikuti pola jaringan jalan dan
menunjukkan
penjalaran
perkembangan
kota
yang tidak
disebut
sama
dengan
pada
setiap
bagian
perkembangan
fisik
memanjang/linier (ribbon/linear/axialdevelopment).
4
3. Penjalaran fisik kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut sebagai
perkembangan yang meloncat (leap frog/checher board development).
4.
KLASIFIKASI KEPADATAN
Klasifikasi kepadatan penduduk dikategorikan menjadi 3 kategori
berdasarkan Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014
nomor 470/328/SJ perihal pemanfaatan data kependudukanyaitu :
NO KEPADATAN
KLASIFIKASI
1
800 jiwa/km²
KATEGORI 3
5
BAB III
GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
1.
KARAKTERISTIK PENDUDUK
Jumlah penduduk di kabupaten sragen selama 20 tahun dalam interval
data tiap 4 tahun dimulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
NO
KECAMATAN
1993
1997
2001
2005
2009
2013
1
Gemolong
43663
44060
43995
30.205
47398
49875
2
Gesi
21522
22054
20253
37.061
21848
22062
3
Gondang
43927
43741
42531
26.669
43653
44318
4
Jenar
26424
27285
25719
36.613
26883
27436
5
Kalijambe
45339
46222
44978
54.380
46640
47958
6
Karangmalang
50761
52979
56937
64.626
58311
60068
7
Kedawung
55214
56304
54790
45.702
59817
61123
8
Masaran
60621
62038
64486
44.866
65790
66963
9
Miri
33667
34609
31996
44.756
32703
33610
10
Mondokan
33348
34295
33400
43.597
34341
34832
11
Ngrampal
39712
40263
36906
45.537
36359
36712
12
Plupuh
49507
50823
44647
55.443
46296
46689
13
Sambirejo
36720
38171
36515
42.476
37135
37912
14
Sambung Macan 46766
47735
43524
64.936
44073
44723
15
Sidoharjo
51178
52552
50618
57.029
51169
52228
16
Sragen
63351
63554
64492
33.812
65816
67200
17
Sukodono
31317
32071
29734
32.309
31540
32762
18
Sumberlawang
45120
46236
44254
21.583
45609
46544
19
Tangen
25455
26071
25944
50.257
27151
27658
20
Tanon
58200
59656
53722
26.409
54849
55512
Jumlah
861812
880719
849441
858266
877381 896185
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk setiap 4 tahun
selalu mengalami kenaikan namun tidak terlalu banyak.
6
2.
FISIK DASAR
Kabupaten Sragen terletak di antara 110045’ - 111010’ bujur timur
dan 7015’ - 7030’ lintang selatan. Adapun luas wilayah Kabupaten Sragen
adalah941,55 km2 dengan batas-batas wilayah Kabupaten Sragen
adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara
: Kabupaten Grobogan
b. Sebelah Selatan
: Kabupaten Karanganyar
c. Sebelah Barat
: Kabupaten Boyolali
d. Sebelah Timur
: Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi
dalam 20 kecamatan, 408 kelurahan, dan 200 desa. Secara fisiologis, wilayah
Kabupaten Sragen terbagi atas: 40.037,93 Ha (42,52%) Lahan basah dan
54.117,88 Ha (57,48%) lahan kering. Wilayah Kabupaten Sragen berada di
dataran dengan ketinggian rata rata 109 M di atas permukaan laut.Sragen
mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-31
ºC.Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di
bawah 150 hari per tahun.Topografi Kabupaten Sragen secara umum berupa
lembah dengan dataran tinggi di bagian utara - tenggara dan dataran di bagian
tengahnya. Ketinggian tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Sragen berkisar
antara 84 meter sampai dengan 141 meter dpl. Ketinggian rata-rata
Kabupaten Sragen adalah 109 meter dpl (Sragen Dalam Angka, 2009).
Sragen terletak di jalur utama Solo – Surabaya.Kabupaten ini
merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen dilintasi jalur
kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta) dengan
stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Semarang-Solo dengan stasiun
terbesarnya Gemolong.
Keadaan Alamdi Kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka
ragam, ada daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke barat
terletak di sebelah utara bengawan Solo dan dataran rendah yang tersebar di
seluruh Kabupaten Sragen, dengan jenis tanah :gromusol, alluvial regosol,
latosol dan mediteran.
7
KlimatologiKabupaten
Sragen
mempunyai
iklim
tropis
dan
temperatur sedang dengan curah hujan rata-rata di bawah 3.000 mm/tahun
dan hari hujan dengan rata-rata di bawah 150 hari/tahun. Secara geografis,
wilayah Kabupaten Sragen terletak di selatan garis ekuator. Oleh karena itu,
Kabupaten Sragen bertemperatur sedang dengan suhu berkisar antara 240C290C. Wilayah yang berlokasi di dekat Gunung Lawu mempunyai suhu udara
rata-rata relatif rendah dibandingkan dengan wilayah di utara Sungai
Bengawan Solo. Pada iklim tropis ini menjadikan banyak terjadi angin
terutama pada musim kemarau. Kondisi geologi di Kabupaten Sragen terdiri
dari batuan alluvial, miocene sedimentari, pleistocenen vulcanic, plioscene
vulcanic, old sedimentary quaterrary vulcanic productdan lencolite bearing
rocks.
3.
ADMINISTRATIF
Secara administratif Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 20
Kecamatan dengan petanya sebagai berikut :
Gambar 3.1 Peta administratif Kabupaten Sragen
Sumber : PDE Kabupaten Sragen
Menurut hierarki Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 3 tingkat
hierarki dengan hierarki 1 adalah Kecamatan Sragen. Sedangkan untuk
hierarki 2 adalah kecamatan Kecamatan Masaran, Kecamatan Gondang,
Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Gemolong,
Kecamatan Sumberlawang. Lalu untuk hirarki 3 adalah kecamatan
Kalijambe, Plupuh, Kedawung, Sambirejo, Sambungmacan, Ngrampal, Miri,
Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar.
8
BAB IV
ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN
1.
ANALISIS PERUBAHAN KEPADATAN PENDUDUK
a. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1993-1997
Tidak ada perubahan, antara tahun 1993 sampai dengan tahun 1997 ,
kepadatan penduduk di tiap kecamatan tidak mengalami perubahan klasifikasi
kepadatan. Berikut merupakan tabel perbandingan dari tahun 1993 hingga
1997.
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Miri
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
2
Sumberlawang
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
3
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
4
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
5
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
6
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
7
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
8
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
10
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
11
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
14
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sambungmacan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
18
Gondang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
19
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
20
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
b. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1997-2001
Tahun
2000-2001
terjadipenurunankepadatan
di
MiridanSumberlawang (sedangkerendah) danSambirejo (padatkesedang).
Berikut merupakan peta kepadatan penduduk tahun 1997 dan 2001
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Miri
KATEGORI 2
KATEGORI 1
v
2
Sumberlawang
KATEGORI 2
KATEGORI 1
v
3
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
4
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
5
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
6
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
7
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
8
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
10
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
10
11
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
14
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sambungmacan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
18
Gondang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
19
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 2
v
20
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang
mengalami penurunan kategori adalah kecamatan miri dan kecamatan
sumberlawang,kecamatan sambirejo.
c. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2001-2005
Terjadiperubahan kepadatan penduduk dalam kurun waktu 4 tahun.
Jika dibandingkan dengan tahun 2001, kepadatan penduduk di tahun tersebut
lebih terkonsentrasi pada wilayah Sragen bagian selatan. Kemudian terjadi
peningkatan dan penurunan kepadatan penduduk di tahun 2005 di wilayah
Sragen bagian utara dan selatan.Pada tahun 2005 kepadatan penduduk di
Kec.Miri
kepadatan
Meningkat,
penduduk
Kec.Mondokan
kepadatan
Kec.
meningkat,
penduduk
Tanon
Kec.Gemolong
menurun,kepadatan
kepadatan
penduduk
menurun,
penduduk
Kec.Gesi
meningkat,kepadatan pendudukKec.Tangen meningkat,kepadatan penduduk
11
Kec.Gondang menurun, kepadatan penduduk Kec.Sambirejo meningkat.
Perubahan-perubahan kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya yaitu tingkat pertumbuhan penduduk tiap
tahunnya, faktor iklim dan topografi, iklim yang nyaman topografi yang
relative landai menyebabkan penduduk terkonsentrasi dan menjadi padat.
Faktor ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah tersedianya sumber
daya alam, tersedianya lapangan kerja. Faktor sosial budaya, selain itu daerah
yang relative aman akan selalu jadi pemukiman yang padat. Hubungan
kekerabatan dan kekeluargaan juga mempengaruhi tingkat kepadatan
pennduduk.
Selama kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan
2005 terdapat perubahan kepadatan penduduk di 8 kecamatan dari total 20
kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen. Kecamatan yang mengalami
perubahan kepadatan penduduk tersebut adalah :
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 2
V
2
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 3
V
3
Gondang
KATEGORI 1
KATEGORI 2
V
4
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
5
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
6
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
7
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
8
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Miri
KATEGORI 1
KATEGORI 3
V
10
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 3
V
11
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Sambirejo
KATEGORI 2
KATEGORI 3
V
14
Sambung Macan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
12
18
Sumberlawang
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
19
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 3
V
20
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 1
V
Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang
mengalami penurunan kategori adalah kecamatan gemolong dan kecamatan
tanon.Sedangkan untuk kecamatan yang mengalami perubahan kepadatan
penduduk menjadi semakin padat adalah kecamatan gesi, gondang, miri,
mondokan, sambirejo, dan tangen.
d. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2005-2009
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Miri
KATEGORI 3
KATEGORI 2
v
2
Sumberlawang
KATEGORI 1
KATEGORI 2
v
3
Mondokan
KATEGORI 3
KATEGORI 2
v
4
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
5
Gesi
KATEGORI 3
KATEGORI 1
v
6
Tangen
KATEGORI 3
KATEGORI 1
v
7
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
8
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Gemolong
KATEGORI 2
KATEGORI 3
v
10
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
11
Tanon
KATEGORI 1
KATEGORI 3
v
12
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
14
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sambungmacan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
18
Gondang
KATEGORI 2
KATEGORI 3
v
19
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
20
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan
yang mengalami perubahan pada tahun 2005-2009 adalah kecamatan miri,
kecamatan sumberlawang, kecamatan mondokan, kecamatan gesi, kecamatan
tangen, kecamatan gemolong, kecamatan tanon, kecamatan gondang.
e. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2009-2013
Pada tahun 2009 sampai dengan 2013 perubahan kepadatan penduduk
yang terjadi tidak terlalu banyak ataupun besar. Perubahan kepadatan
pendudukjika dilihat dari perubahan klasifikasi menurut kategori nya adalah
sebagai berikut :
NO
KECAMATAN
2001
2005
PERUBAHAN
1
Gemolong
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
2
Gesi
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
3
Gondang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
4
Jenar
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
5
Kalijambe
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
6
Karangmalang
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
7
Kedawung
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
8
Masaran
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
9
Miri
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
10
Mondokan
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
11
Ngrampal
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
12
Plupuh
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
13
Sambirejo
KATEGORI 3
KATEGORI 2
V
14
14
Sambung Macan
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
15
Sidoharjo
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
16
Sragen
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
17
Sukodono
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
18
Sumberlawang
KATEGORI 2
KATEGORI 2
-
19
Tangen
KATEGORI 1
KATEGORI 1
-
20
Tanon
KATEGORI 3
KATEGORI 3
-
Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan
yang mengalami perubahan adalah kecamatan sambirejo yang mengalami
perubahan dari kepadatan penduduk tergolong kategori 3 menjadi kategori 2.
Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan penduduk di kecamatan sambirejo
mengalami penurunan.
2.
ANALISIS FAKTOR PENDORONG/PENYEBAB PERUBAHAN
a. Tahun 1993-1997
Tidak ada perubahan kepadatan penduduk yang terjadi di semua
kecamatan dalam Kabupaten Sragen selama kurun waktu 4 tahun tersebut.
b. Tahun 1997-2001
Penurunankepadatanterjadikarenakekeringansehinggapendudukmenga
lamikrisis
air
bersih,
meskipunletaknya
yang
dekatdengan
WKO
(WadukKedungOmbo). Selain itu perubahan kepadatan tersebut dipengaruhi
oleh banyaknya penduduk yang bermigrasi/pindah ke daerah lain.
c. Tahun 2001-2005
Faktor pendorong ataupun penyebab dari perubahan kepadatan tiap
kecamatan adalah sebagai berikut :
Kecamatan Gemolong, terjadi penurunan kepadatan penduduk yang
secara tidak langsung adalah dampak sosial. Masuknya modernisasi yang
mendorong warga untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Sehingga
banyak terjadi perpindahan penduduk dari gemolong ke kota besar. Selain itu
terjadi banyak perpindahan penduduk sekitar ke daerah kalijambe dan miri
15
akibat maraknya penjualan tanah. (warga gemolong menjual tanahnya dengan
harga yang mahal, lalu membeli lahan di kecamatan lain dengan harga
murah)
Kecamatan Miri, maraknya warga yang menjual tanahnya ke
pengusaha asing di gemolong, mengakibatkan kecamatan MIRI sebagai
kecamatan terdekat terkena imbasnya. (banyak pendatang ke MIRI) selain itu
di MIRI juga merupakan daerah sasaran pendatang, karena letaknya
berdekatan dengan kecamatan gemolong.
Kecamatan Mondokan, semakin berkembang dengan adanya pasar
gabugan. Selain itu mondokan juga cukup jauh dari sungai, sehingga warga
asli tidak merasa terancam dan melakukan perpindahan. Sebaliknya, banyak
pendatang karena mondokan ini mulai berkembang dan ada pasar gabugan
yang beroperasi setiap hari.
Kecamatan Tanon, walaupun tanon berada disebelah gemolong namun
dia tidak terkena dampak dari perpindahan di gemolong. Karena gemolong
yang berkembang pesat adalah sebelah barat sedangkan timur masih berupa
berantara.Tanon
pada tahun 2004 terjadi banjir besar, efek dari sungai
bengawan solo. Banjir besar ini mendorong masyarakat tanon untuk akhirnya
keluar daerah.masyarakat yang mayoritas awalnya sudah nyaman di desanya,
akibat banjir tersebut mulai berfikir untuk keluar dari daerah tersebut dan
mulai mengadu nasib dan mencari kehidupan yang lebih baik di daerah lain.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gesi mengalami peningkatan
jumlah penduduk, sehingga kepadatan penduduk di kecamatan ini juga
meningkat di tahun 2005. Di Kecamatan Gesi memiliki potensi sumber mata
air yaitu mata air Ngrawoh dan mata air Sentono.Selain itu, Kecamatan Gesi
ini juga didominasi oleh lahan pertanian basah dan kawasan hutan produksi
yang dapat dimanfaatkan fungsinya.
Faktor sumber daya alam yang
menyebabkan Kepadatan penduduk di Kecamatan Gesi meningkat dari yang
awalnya pada tahun 2001 masuk dalam kategori 1 kemudian menjadi kategori
3.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Tangen mengalami
peningkatan kepadatanpenduduk. Pada tahun 2005 di Kecamatan Tangen
16
sudah terdapat terminal penumpang kelas C yang melayani angkutan
pedesaan.
transportasi
Selain itu kecamatan tangen ini strategis karena dilalui jalur
ke
arah
Blora,
karena
pada
jalur
transportasi
yang
menghubungkan ke Kabupaten Blora ini sudah dilakukan pelebaran jalan dan
peningkatan perbaikan ruas jalan. Dari hal tersebut, faktor
yang
mempengaruhi peningkatan kepadatan penduduk di Kecamatan Tangen ini
adalah faktor ketersediannya infrstruktur yang menunjang kegiatan di
Kecamatan Tangen.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Sambirejo mengalami
peningkatan kepadatan penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk di tahun
2005 yang menyebabkan kepadatan penduduk meningkat dikarenakan di
kecamatan ini memiliki potensi pariwisata diantaranya Pemandian air panas
bayanan. Selain itu, kecamatan sambirejo dilalui jalur transportasi menuju ke
kabupaten karanganyar.Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan
kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum. Dari pusat kota Sragen
dapat ditempuh dengan Angkudes jurusan Bayanan – Sambirejo dengan rute :
Sragen – Ngarum – Blimbing – Bayanan pp.
Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gondang mengalami
penurunan kepadatan penduduk.Dari tahun ke tahun perkembangan
infrastruktur baik sarana maupun prasarana di Kecamatan Gondang semakin
baik. Walaupun pengembangan infrastruktur di Kecamatan Gondang semakin
baik ,hal yang mendasari penurunan kepadatan penduduk pada tahun 2005
adalah karena sedikitnya penduduk pendatang dan tingkat kelahiran yang
relatif kecil pada tahun tersebut. Dan di tahun tahun selanjutnya kepadatan
penduduk di kecamatan ini terus meningkat.
17
d. Tahun 2005-2009
Berikut merupakkan tabel faktor pendorong/penyebab perubahan
kepadatan penduduk.
No
KECAMATAN
PENYEBAB
1.
Miri
Migrasipendudukke Kota Surabaya
2.
Gemolong
Kenaikanpeluangkerja
yang
meningkatdandilintasijalurutamake Kota Semarang
danPurwodadi
3.
Sumberlawang
Naikkarenadilintasijalurutamake
Kota
Semarang
danPurwodadi
4.
Mondokan
MenurunkarenamigrasikekecamatanSumberlawangd
anGemolongkarenatarikanpeningkatanfasilitas
yang
lebihmenunjang
5.
Tangen
Menurundisebabkanmigrasipendudukkepusatpemeri
ntahanKabupatenSragenyaituKecamatanSragen
6.
Gesi
Menurundisebabkanmigrasipendudukkepusatpemeri
ntahanKabupatenSragenyaituKecamatanSragen
7.
Tanon
Meningkatdisebabkankarenadilintasijalurutamakeara
h Kota Sragen
8.
Gondang
MeningkatkarenaberbatasanlangsungdenganProvinsi
JawaTimurdanjugadipengaruhidengankecamatansekit
arnya yang memilikikepadatantinggi
e. Tahun 2009-2013
Faktor yang mendorong atau menyebabkan penurunan kepadatan
penduduk di sambirejo adalah dikarenakan pada kurun waktu tahun 2009 dan
2013 ini terjadi pembangunan pasar sambirejo yang mulai beroperasi setiap
hari. Selain itu sambirejo yang sebelumnya terpencil karena ada
pembangunan jalanmaka semakin rame. Rute itu ramai karena dilalui oleh
orang-orang dari Karanganyar ke Sragen.Sambirejo karena telah lengkap oleh
prasarana dan sarana sehingga mulai didatangi oleh pendatang.Selain
18
sambirejo
merupakan
perbatasan,
yang
sudah
diperhatikan
PERUBAHAN-PERUBAHAN
POLA
DAN
untuk
perkembangan dan pembangunan nya.
3.
ANALISIS
STRUKTUR
RUANG
a. Tahun 1993-1997
Tidak
terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola
kepadatan dari tahun 1993-1997 untuk masing-masing kategori adalah
sebagai berikut :
1.
Kategori 1 : terpusat tetap terpusat
2.
Ketegori 2 : terpusat tetap terpusat
3.
Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar
b. Tahun 1997-2001
Terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola kepadatan dari
tahun 1997-2001 untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
Kategori 1 : terpusat tetap terpusat
19
Ketegori 2 : terpusat menjadi tersebar
Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar
c. Tahun 2001-2005
Pola dari kepadatan penduduk terpadat pada tahun 2001 adalah
memusat pada bagian selatan seperti gambar dibawah ini :
Dari gambar peta diatas terlihat bahwa untuk pola kepadatan
penduduk kategori 3 memusat di bagian selatan.Sedangkan pola persebaran
untuk kategori 2 adalah menyebar di bagian utara dan selatan.Sedangkan
untuk kategori 1 mengelompok menjadi 2 bagian yaitu sebelah barat dan
timur.
Sedangkan untuk tahun 2005 pola kepadatan terlihat seperti gambar
dibawah ini :
20
Pada tahun 2005 ini pola kepadatan penduduk kategori 3 (terpadat)
menyebar di seluruh kawasan tak beraturan dengan terbanyak mengelompok
ditengah.Sedangkan untuk pola kepadatan penduduk kategori 2 juga
tersebar.Kategori 1 juga tersebar di bagian timur dan barat.
Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk
masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
Kategori 1 : mengelompok menjadi tersebar
Ketegori 2 : tersebar tetap tersebar
Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar
d. Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pola keruangan dari
tahun 2005 yang polanya tidak teratur dan cenderung menyebar, kemudian di
tahun 2005 pola keruangannya kembali mengelompok/terpusat.
Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk
masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
Kategori 1 : tersebar menjadi terpusat
Ketegori 2 : tersebar menjadi terpusat
Kategori 3 : tersebar menjadi terpusat
21
e. Tahun 2009-2013
Pola kepadatan penduduk pada tahun 2009 adalah seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :
Pola kepadatan untuk kategori 3 adalah memusat atau mengelompok
dibagian
selatan.Sedangkan
untuk
kategori
2
juga
memusat
atau
mengelompok dibagian barat pojok atas/barat laut.Sedangkan untuk kategori
1 memusat dan mengelompok di bagian timur pojok atas/ timur laut.
Sedangkan pola kepadatan penduduk pada tahun 2013 adalah seperti
berikut :
Kategori 3 memusat dan mengelompok di bagian tengah dan
selatan.Sedangkan kategori 2 mengelompok menjadi 2 bagian yaitu di bagian
22
atas dan bagian bawah.Sedangkan kategori 1 memusat dan mengelompok d
bagian timur laut.
Sehingga perubahan pola yang terjadi pada kurun waktu 2 tahun
selama 2009-2013 adalah sebagai berikut :
1.
Kategori 1 : memusat tetap memusat
2.
Kategori 2 : memusat menjadi mengelompok 2 bagian
3.
Kategori 3 : memusat tetap memusat
Jika di kombinasikan antara tahun 1993,1997,2001,2005,2009,2013,
maka dapat dibedakan perubahan-perubahan pola keruangan dalam kurun
waktu tersebut.
1993
1997
2001
POLA CLUSTERED
(MENGELOMPOK)
2005
2009
2013
POLA RANDOM
(ACAK)
POLA
CLUSTERED
(MENGELOM
POK)
POLA
CLUSTERED
(MENGELOM
POK)
23
BAB V
KESIMPULAN
Perubahan kepadatan penduduk disebabkan oleh beberapa faktor penyebab
ataupun pendorong yang di Kabupaten Sragen ini antara lainadalah :
1. Kelahiran dan kematian
2. Migrasi, keluar dan masuk
3. Ketersediaan
dan kelengkapan infrastruktur,baik itu memadai
ataupun tidak
4. Kondisi hidrologis dan geografis dari masing-masing daerah,
ketersediaan air, rawan bencana, serta letaknya yang secara alami
telah strategis.
5. Jalur transportasi karena jalur antar kota ataupun antar provinsi
yang menyebabkan terjadi pertumbuhan ekonomi dan kenaikan
jumlah penduduk
6. Hierarki
pemerintahanberupa
kebijakan
pemerintah
dalam
penentuan daerah pusat pelayanan serta kawasan strategis
7. Harga tanahyang mempengaruhi penduduk dalam pemilihan lokasi
bermukim
Pola ruang dari Kabupaten Sragen sendiri selama kurun waktu 20 tahun ini
untuk kategori 3 yang merupakan kategori untuk daerah terpadat mengalami
perubahan yaitu sebagai berikut :
1. Pola ruang di Kabupaten Sragen dari tahun 1993 hingga 2001 pola
perkembangan kota berdasarkan kepadatan penduduknya berbentuk
clustered (mengelompok) di bagian bawah (selatan)
2. Kemudian pada tahun 2001 ke tahun 2005 pola perkembangannya
secara random(acak), karena terdapat beberapa kelurahan yang
mengalami kenaikan dan penurunan kepadatan penduduk.
3.
Dari tahun 2005 hingga tahun 2013, kepadatan penduduknya
kembali
seperti
semula
yaitu
membentuk
pola
clustered(mengelompok) seperti pada tahun 1993,1997,2001.
24
Sedangkan untuk kategori 2 dan 1 juga mengalami perubahan mengikuti
dari kategori 3. Namun secara umum pola kepadatan untuk kategori 2 dan 1
mengelompok dan menyebar dibagian atas (Utara) sebelah barat dan timur.
Karena bagian Selatan merupakan daerah dominsi kepadatan kategori 3.
25
DAFTAR PUSTAKA
RTRW Kabupaten Sragen tahun 2012-2032
Sujarto, Djoko. 1989. Faktor sejarah perkembangan kota dalam perencanaan
perkembangan kota . Bandung : ITB.
Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014 nomor 470/328/SJ
perihal pemanfaatan data kependudukan.
26