Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca dengan pengadukan secara mekanik elektrik dan manual

Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca dengan pengadukan secara mekanik elektrik dan manual

(Microleakage differences between mechanical electrical and manual mixing of glass ionomer cement filling)

Melissa Justisia Aviandani 1 , Elly Munadziroh 2 dan Moh. Yogiartono 2

1 Mahasiswa 2 Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran gigi Universitas Airlangga Surabaya - Indonesia

Korespondensi: Melissa Justisia Aviandani, Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo no. 47, Indonesia. E-mail: respectmeljuice@gmail.com

ABSTRACT

Background: Mixing techniques on GIC can be done through two ways: mechanically and manually. The resistency of a restorative materials filling in the oral cavity is influenced by several things, namely the microleakage. Different mixing techniques can significantly alter the final outcome of GIC such as mechanical behavior, porosity, also primarily microleakage that formed on GIC filling GIC as one of the type of water-based material, pretty sensitive to water contamination. Therefore, to have a perfect GIC filling, during initial setting on GIC filling surface should be applied with varnish. Purpose: The aim of this study was to know that mechanically mixed GIC filling formed lower microleakage than manually mixed GIC filling and to know whether the application of varnish on the surface of GIC filling can reduce the amount of microleakage formed on GIC filling. Methods: This study used samples of the maxillary first premolar teeth that have been extracted. Number of the samples is 28 teeth, divided into

4 small groups, each group consists of 7 teeth. In study group 1 and 2 teeth filled with mechanically mixed GIC. In study group 3 and 4 teeth filled with manually mixed GIC. Then all groups were treated as follows: (1) In study group 1 and 3, varnish applied

to the GIC filling surface. Meanwhile, In study group 2 and 4, varnish isn’t applied to the GIC filling surface (2) immersed in sterile distilled water for 24 hours (3) immersed in methylen blue solution 0.5% for 4 hours. Microleakage of GIC filling observed by looking at the penetration of methylen blue 0.5% at the tooth cavities using a traveling microscope in millimicron scale. Results: Significance test result of One-way ANOVA on microleakage of GIC filling showed that there were significant differences between the study groups, as a result of the F test showed a smaller probability value of 0,05 (p<0.05). LSD multiple comparison test results on microleakage of GIC filling showed that there were significant differences (p<0.05) between study group 1 and 4, study group 3 and 4. Conclusion: There were no differences in microleakage formed on mechanically mixed GIC filling and manually mixed GIC filling. Application of varnish on GIC filling surface can reduce the amount of microleakage formed on GIC filling.

Key words: Microleakage, glass ionomer cement, mixing techniques

PENDAHULUAN

homo- atau kopolimer asam akrilik. Semen ionomer Semen ionomer kaca (SIK) pertama kali dikenal

kaca memiliki karateristik unik yang membuat dalam profesi kedokteran gigi sekitar 30 tahun yang

semen ini selain berguna sebagai material restoratif lalu. Semen ionomer kaca adalah material

juga sebagai material adesif, termasuk adesi kedokteran gigi yang salah satunya bisa digunakan

terhadap struktur gigi dan metal base. Bahan ini untuk bahan restoratif. Semen ionomer kaca terdiri

bersifat antikariogenik oleh karena mampu dari bubuk kalsium-alumino-silika-gelas dan cairan

melepaskan flourida, mempunyai thermal

82 Aviandani dkk : Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 81-87 © 2012

compatibility dengan enamel gigi, serta mempunyai teriritasi oleh pergerakan cairan atau sisa

metabolisme bakteri (asam) tersebut, maka akan untuk restorasi lesi abrasi/erosi serta sebagai bahan

biocompatibility yang baik. 1 SIK digunakan terutama

timbul rasa sakit/nyeri. Kebocoran tepi juga dapat luting untuk restorasi mahkota dan jembatan gigi.

menyebabkan staining/perubahan warna pada Aplikasi klinis SIK digunakan secara luas termasuk

daerah margin restorasi. 6

untuk restorasi lesi proksimal, restorasi oklusal pada Teknik pengadukan yang berbeda dapat secara gigi sulung, serta sebagai basis dan liners dari suatu

signifikan mengubah hasil akhir dari SIK baik dari kavitas. 2

sifat mekanik, porositas, kemungkinan besar juga Semen ionomer kaca tersedia dalam bentuk

kebocoran tepi yang dihasilkan dari tumpatan SIK. kemasan botol dan kapsul (encapsulated). Untuk SIK

Homogenitas dari tumpatan SIK sangat bergantung dalam kemasan botol, rasio bubuk dan cairan telah

pada teknik pengadukan yang digunakan oleh ditentukan sesuai dengan aturan pabrik dan diaduk

operator dalam proses pengadukan tumpatan SIK,

hal tersebut mempengaruhi sela marginal yang pada SIK dapat dilakukan melalui dua cara yaitu

oleh operator secara manual. 3 Teknik pengadukan

dihasilkan oleh tumpatan SIK. 7 Hasil penelitian lain secara mekanik (kocok dan rotasi) serta secara

menunjukan pada SIK tipe restoratif perbedaan manual. Pada teknik pengadukan secara mekanik,

teknik pengadukan secara mekanik maupun secara dapat dilakukan pada SIK yang encapsulated,

manual tidak terlalu mempengaruhi porositas yang menggunakan mesin pengaduk dengan kecepatan

dihasilkan oleh tumpatan SIK. 5 pengadukan yang terstandarisasi oleh pabrik.

Semen ionomer kaca sebagai salah satu water- Sedangkan pada teknik pengadukan secara manual

based material yang rentan terhadap desikasi dilakukan pada SIK dalam bentuk kemasan botol

ataupun kontaminasi air maupun udara selama fase (bubuk dan cairan terpisah), menggunakan spatula

awal proses setting. Kontaminasi dengan air plastik di atas paper pad secara manual. Teknik

maupun udara dapat menyebabkan SIK mengalami pengadukan secara manual sangat dipengaruhi oleh

pelarutan serta daya adhesi SIK dengan permukaan kemampuan operator dalam mengaduk bubuk dan

gigi akan menurun. Maturasi dari material SIK cairan SIK. 4 Oleh karena itu, hasil adonan SIK yang

berlangsung kurang lebih 24 jam. Oleh karena itu, diaduk secara manual cenderung kurang homogen

agar diperoleh maturasi material SIK yang dibandingkan dengan hasil adonan SIK yang

sempurna, selama proses maturasi dibutuhkan diaduk secara mekanik.

perlindungan pada permukaan tumpatan SIK Saat ini encapsulated SIK mulai dikenal di

berupa pemberian varnish. Varnish terbukti kalangan dokter gigi karena kepraktisannya.

mencegah tumpatan SIK dari kekeringan selama Keuntungan encapsulated SIK adalah rasio bubuk

proses setting/maturasi dengan cara mengubah dan cairan sudah tersedia sesuai dengan aturan

mekanisme water loss dari tumpatan SIK 8 serta pabrik, hanya tinggal diaduk secara mekanik oleh

varnish juga terbukti dalam mencegah kontaminasi mesin pengaduk. Rasio bubuk dan cairan serta

air pada saat proses setting/maturasi tumpatan SIK. 9 proses pengadukan telah terstandarisasi sesuai

Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti lebih dengan aturan pabrik sehingga functional properties

lanjut mengenai pengaruh teknik pengadukan dari SIK tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor

(mekanik elektrik dan manual) serta pengaruh kesalahan operator. 5 pemberian varnish terhadap kebocoran tepi

Kebocoran tepi merupakan salah satu faktor

tumpatan SIK tipe restoratif.

yang mempengaruhi ketahanan tumpatan material restoratif dalam rongga mulut. Kebocoran tepi merupakan suatu celah yang terdapat antara

BAHAN DAN METODE

dinding kavitas dengan tumpatan/restorasi yang Penelitian ini merupakan eksperimen terjadi akibat kontraksi bahan restorasi. Kebocoran

laboratoris sesuai dengan jumlah sampel 28 untuk tepi dapat menjadi tempat masuknya bakteri, asam,

pengukuran kebocoran tepi tumpatan SIK. Sampel enzim, cairan dan ion-ion. Kebocoran tepi pada

yang digunakan adalah gigi premolar satu rahang tumpatan dapat menyebabkan terjadinya karies

atas yang sudah diekstraksi, bebas karies, serta gigi sekunder dan postoperatif sensitivity. Postoperatif

masih utuh tanpa tumpatan. Terdapat 4 kelompok sensitivity disebabkan oleh cairan dan bakteri yang

perlakuan yang terdiri dari: kelompok 1: gigi yang bergerak keluar masuk melalui celah antara

ditumpat dengan SIK tipe restoratif yang diaduk pertemuan gigi dan tumpatan. Apabila pulpa

secara kocok (mekanik) lalu dilakukan pemberian

Aviandani dkk : Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 81-87 © 2012

varnish pada permukaan tumpatan kurang dari 30 atau kurang dari 60 detik dengan teknik fold and press menit setelah pengisian kavitas, kelompok 2: gigi

motion. 6 Kavitas pada gigi diisi SIK sampai terisi yang ditumpat dengan SIK tipe restoratif yang

penuh. Apabila permukaan tumpatan SIK sudah diaduk secara kocok (mekanik) dan tidak dilakukan

tidak lagi mengkilap, pada permukaan tumpatan pemberian varnish pada permukaan tumpatan,

diberi tekanan menggunakan cement plugger yang kelompok 3: gigi yang ditumpat dengan SIK tipe

telah diulasi vaselin. Kelebihan tumpatan SIK dapat restoratif yang diaduk secara manual lalu dilakukan

dikurangi menggunakan scalpel, 10 Pada kelompok pemberian varnish pada permukaan tumpatan

3, permukaan tumpatan SIK diulasi dengan varnish kurang dari 30 menit setelah pengisian kavitas,

kurang dari 30 menit setelah pengisian kavitas, kelompok 4: gigi yang ditumpat dengan SIK tipe

sedangkan pada kelompok 4 tidak dilakukan restoratif yang diaduk secara manual dan tidak

pemberian varnish.

dilakukan pemberian varnish pada permukaan Setelah semua gigi sampel selesai ditumpat, gigi tumpatan. Semua gigi yang dipakai sebagai sampel

sampel direndam dalam aquadest steril selama 24 jam dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran menggunakan

pada suhu 37 0 C dalam inkubator. Setelah 24 jam, gigi nylon brush yang telah diberi pasta pemulas yang

sampel dikeluarkan dari inkubator dan dikeringkan mengandung sodium monofluorophosphate. Kemudian

dengan tisu kertas. Kemudian permukaan gigi gigi sampel direndam dalam larutan aquadest steril pada

diulasi dengan nail varnish sebanyak 2 lapis kecuali

bagian tumpatan SIK dan 1 mm sekelilingnya. Semua untuk penelitian. Selanjutnya semua gigi sampel

suhu kamar (23 0 C±2 0 C) sampai nanti akan digunakan

gigi sampel direndam dalam larutan methylen blue dilakuan preparasi kavitas pada bagian oklusal

0,5% selama 4 jam pada suhu 37 0 C dalam inkubator. dengan low speed membentuk lingkaran dengan

Setelah 4 jam, semua gigi sampel dikeluarkan dari diameter 3 mm dan kedalaman 3 mm. Mata bur

inkubator dan dikeringkan. 11 Sebelum dilakukan yang digunakan untuk preparasi kavitas adalah

pengukuran kebocoran tepi, semua gigi sampel round bur dan diamond fissure bur. Sebelum gigi

difiksasi dalam model malam, 12 kemudian dengan sampel ditumpat bagian kavitas harus dibersihakan

hati-hati dipotong dengan carborundum disc dengan dengan semprotan air menggunakan syringe dan

arah yang tepat di tengah tumpatan dari arah oklusal. kemudian dikeringkan dengan semprotan udara

Gigi sampel dipotong dalam arah mesio-distal menggunakan chip blower. Kavitas harus benar-

sehingga diperoleh potongan bukal dan palatal. benar kering tanpa ada sisa air di permukaan

Pemotongan dilakukan di bawah air mengalir kavitas.

dengan tujuan untuk menghindari panas yang terjadi Pada kelompok 1 dan 2 SIK diaduk secara

selama pemotongan. 11 Tahap pengukuran kebocoran mekanik (kocok). SIK yang digunakan berbentuk

tepi dengan traveling mikroskop: 12 1) Letakkan gigi encapsulated . Sebelum diaduk kapsul dikocok

sampel yang akan dilihat hasil kebocoran tepinya terlebih dahulu. Kapsul SIK diaduk menggunakan

pada papan horizontal yang terdapat di dasar amalgamator selama 6 detik. Massa campuran SIK

mikroskop; 2) Geser mikroskop sepanjang guiderail yang sudah siap dimasukkan pada kavitas akan

internal untuk membuat suatu pengaturan kasar keluar sendiri dari syringe yang menyatu dengan

pada mikroskop; 3) Lihat melalui lensa mata saat kita kapsul SIK. 5 Kavitas pada gigi diisi SIK sampai terisi

mengerakkan sampel sehingga kita tahu pengukuran penuh. Apabila permukaan tumpatan SIK sudah

dilakukan sejauh mana; 4) Kencangkan/longgarkan tidak lagi mengkilap, pada permukaan tumpatan

sekrup di bagian atas mikroskop agar didapatkan diberi tekanan menggunakan cement plugger yang

penyesuaian yang baik pada fokus lensa mata; 5) telah diulasi vaselin. Kelebihan tumpatan SIK dapat

Letakkan ujung skala vernier pada angka nol; 6) Lihat

dikurangi menggunakan scalpel. 10 Pada kelompok

melalui lensa mata serta amati kebocoran tepi yang

1, permukaan tumpatan SIK diulasi dengan varnish terdapat pada gigi sampel, putar sekrup yang kurang dari 30 menit setelah pengisian kavitas,

berhubungan dengan rel pengatur posisi untuk sedangkan pada kelompok 2 tidak dilakukan

menggerakkan sampel dari arah kiri ke kanan; 7) pemberian varnish.

Gerakan sampel sesuai dengan kedalaman Pada kelompok 3 dan 4 SIK diaduk secara

kebocoran tepi (penetrasi methylen blue) yang manual. SIK yang digunakan berbentuk bubuk dan

terbentuk, sepanjang dinding aksial sampai dasar cairan. Bubuk dan cairan diletakkan di atas paper pad

kavitas; 8) Setelah itu amati berapa kedalaman dengan perbandingan 1:1. SIK diaduk menggunakan

kebocoran tepi yang terbentuk pada sampel sesuai spatula plastic di atas paper pad selama 30-45 detik

dengan skala vernier (skala 0,01 milimeter).

84 Aviandani dkk : Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 81-87 © 2012

Kebocoran tepi tumpatan SIK tipe restoratif dilakukan pada data yang tidak homogen. Oleh dilihat pertama-tama pada setiap pasang belahan

karena itu, data penelitian tetap dilakukan uji gigi sediaan dilihat penetrasi methylen blue 0,5%

kemaknaan one-way ANAVA. Hasil uji kemaknaan one- sampai dasar kavitas yang paling dalam dengan

way ANAVA terhadap kebocoran tepi tumpatan SIK menggunakan traveling mikroskop dalam ukuran

menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna skala 0,01 milimeter, kemudian dipilih salah satu

antara kelompok penelitian karena hasil dari uji F sisi belahan gigi yang terdapat penetrasi methylen

menunjukan nilai probabilitas yang lebih kecil dari blue 0,5% yang terdalam untuk dilakukan

0,05 (p<0,05). Untuk mengetahui lebih lanjut pengukuran kedalaman kebocoran tepi. Kebocoran

perbedaan bermakna antar kelompok sampel maka tepi tumpatan diukur dari penetrasi yang paling

dilanjutkan dengan uji LSD kebocoran tepi tumpatan dalam dari larutan metylen blue 0,5% pada sepanjang

SIK. Hasil uji LSD dapat dilihat pada tabel 2. dinding aksial sampai dasar kavitas. 13

Tabel 2. Hasil uji LSD kebocoran tepi tumpatan SIK dengan pengadukan secara mekanik elektrik dan manual

HASIL

Hasil rerata dan simpang baku kebocoran tepi

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK

tumpatan SIK dengan pengadukan secara mekanik elektrik dan manual dapat dilihat pada tabel 1. Pada

-0,079 -0,043 -0,161*

tabel 1 terlihat bahwa nilai kebocoran tepi tumpatan

- 0,036 -0,083

SIK terbesar pada kelompok sampel 4 sebesar 0,2

- - -0,118*

milimeter dan terendah pada kelompok sampel 1

sebesar 0,039 milimeter.

Keterangan: * : ada perbedaan bermakna (p<0,05)

Tabel 1. Nilai rerata dan simpang baku kebocoran tepi tumpatan SIK dengan pengadukan secara mekanik elektrik dan

Hasil Uji LSD kebocoran tepi tumpatan SIK manual

menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok pemelitian 1 dengan

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK

SD SD SD SD SD

kelompok 4, serta kelompok 3 dengan kelompok 4.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian kebocoran tepi tumpatan SIK Keterangan: N : Besar sampel; x : rerata (milimeter); SD : simpang deviasi pada tabel 1 menunjukan bahwa nilai kebocoran

tepi terbesar yang terbentuk pada tumpatan adalah pada kelompok 4 sedangkan nilai kebocoran tepi

Sebelum dilakukan uji kemaknaan antar terkecil yang terbentuk pada tumpatan adalah pada kelompok penelitian, maka dilakukan uji normalitas

kelompok 1. Hasil uji LSD kebocoran tepi tumpatan data dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov

SIK pada tabel 2 menunjukan adanya perbedaan Smirnov Test . Hasil One-Sample Kolmogorov Smirnov

yang bermakna antara besar kebocoran tepi Test setiap kelompok penelitian mempunyai nilai

tumpatan SIK kelompok 1 & 4 (sebesar 0,161 probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang berarti

milimeter) serta antara kelompok 3 & 4 (sebesar data pada kelompok sampel kebocoran tepi

0,118 milimeter). Hasil uji LSD kebocoran tepi tumpatan SIK berdistribusi normal. Kemudian

tumpatan SIK (tabel 2 milimeter) juga menunjukan dilanjutkan dengan uji Levene untuk mengetahui

tidak adanya perbedaan yang bermakna antara homogenitas varian data dan diperoleh nilai

besar kebocoran tepi tumpatan SIK kelompok 1 dan probabilitas 0,002 lebih kecil dari 0,05 (p>0,05) yang

2 (sebesar 0,079 milimeter), kelompok 1 dan 3 menunjukkan bahwa data penelitian tidak homogen.

(sebesar 0,043 milimeter), kelompok 2 dan 3 (sebesar Syarat untuk dilakukannya uji kemaknaan one-way

0,036 milimeter), serta kelompok 2 dan 4 (sebesar ANAVA adalah data penelitian harus berdistribusi

0,083 milimeter).

normal dan homogen. Studi lain menunjukkan Terdapat perbedaan yang bermakna antara bahwa uji kemaknaan one–way ANAVA dapat

besar kebocoran tepi tumpatan SIK kelompok 1

Aviandani dkk : Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 81-87 © 2012

(tumpatan SIK yang diaduk secara mekanik dan gelas selama proses setting SIK merupakan bagian diberi varnish) dan kelompok 4 (tumpatan SIK yang

yang bersifat hidrofilik, yang mudah terkontaminasi diaduk secara manual tanpa diberi varnish) dapat

air. Apabila silica hydrogel terkontaminasi oleh air, terjadi karena adanya perbedaan teknik

dapat menghasilkan setting shrinkage yang besar pada pengadukan serta pemberian varnish sebagai bahan

tumpatan SIK. Setting shrinkage yang besar pelindung tumpatan SIK dari kontaminasi air dan

menyebabkan menurunnya adhesi/perlekatan udara. Tumpatan SIK yang diaduk secara manual

tumpatan SIK serta integritas marginal antara memberikan hasil pengadukan yang kurang

pertemuan gigi dan tumpatan SIK karena homogen dibandingkan dengan tumpatan SIK yang

terbentuknya sela marginal antara pertemuan gigi diaduk secara mekanik. 5 dan tumpatan. Celah tersebut dapat menjadi tempat

Pada proses setting SIK, asam yang terkandung penetrasi bakteri, asam, cairan, ion-ion, serta enzim dalam cairan SIK bereaksi dengan lapisan luar dari

pada pertemuan gigi dan restorasi. 9 Hal tersebut partikel gelas yang terkandung dalam bubuk SIK.

yang menyebabkan kebocoran tepi antara Permukaan luar partikel gelas tersebut akan

permukaan gigi dan tumpatan SIK yang semakin melepaskan ion alumunium serta ion kalsium yang

besar. Oleh karena itu, kebocoran tepi pada tumpatan nantinya akan membentuk polysalts dalam matriks

SIK yang tidak diberi varnish lebih besar asam poliakrilik, serta silica gel yang nantinya akan

dibandingkan dengan tumpatan SIK yang diberikan berfungsi sebagai pelindung partikel gelas yang

varnish sesudah insersi.

tidak bereaksi. Silica gel juga biasa disebut dengan silica Terdapat perbedaan yang bermakna antara besar hydrogel karena selama proses setting, air akan

kebocoran tepi tumpatan SIK kelompok 3 (tumpatan berikatan dengan silica gel karena sifat silica gel yang

SIK yang diaduk secara manual dan diberi varnish) hidrofilik. 2 Pada SIK yang tidak homogen, selama

dan kelompok 4 karena adanya pemberian varnish proses setting silica hydrogel yang terbentuk lebih

pada kelompok 3, sedangkan kelompok 4 tidak. banyak dibandingkan dengan SIK yang homogen.

Selama proses setting SIK rentan terhadap Banyaknya silica hydrogel yang terbentuk

kontaminasi air dan udara. Oleh karena itu, agar SIK menyebabkan setting shrinkage yang besar pada

dapat setting dengan sempurna, sesudah insersi tumpatan SIK. Setting shrinkage yang besar

permukaan SIK perlu diberikan bahan pelindung menyebabkan sela marginals yang besar antara

yang kedap air, salah satunya yaitu varnish. Pada permukaan gigi dan tumpatan. Besarnya sela marginal

kelompok 3, pemberian varnish pada permukaan SIK yang terbentuk dikhawatirkan menyebabkan

selama proses setting dapat meningkatkan adhesi/ mudahnya penetrasi bakteri, asam, enzim, cairan,

perlekatan tumpatan SIK pada permukaan gigi 14 serta ion-ion melalui celah yang terbentuk antara

sehingga sela marginal yang terbentuk antara restorasi dan gigi. Oleh karena itu, kebocoran tepi pada

pertemuan tumpatan dan gigi kecil pada kelompok tumpatan SIK yang diaduk secara manual lebih besar

3 yang diberi varnish. Sela marginal yang kecil antara dibandingkan dengan tumpatan SIK yang diaduk

pertemuan tumpatan SIK dan gigi mencegah secara mekanik. 7 terjadinya kebocoran tepi tumpatan SIK. 15

Selama proses initial setting SIK sebagai salah Tidak terdapatnya perbedaan yang bermakna satu jenis water-based material, sangat sensitif terhadap

antara besar kebocoran tepi kelompok 1 dan kontaminasi air dan udara. Kontaminasi dengan air

kelompok 2 (tumpatan SIK diaduk secara mekanik ataupun udara dapat menyebabkan SIK mengalami

tanpa diberi varnish) karena selama proses setting SIK pelarutan dan daya adhesinya dengan permukaan

dari kelompok 2 yang tidak diberi varnish pada gigi akan menurun. Oleh karena itu, untuk

permukaan SIK kemungkinan terkontaminasi air dan mendapatkan hasil tumpatan SIK yang sempurna

udara, namun kandungan air tersebut justru dapat selama proses setting SIK perlu perlindungan agar

menutup celah yang terbentuk antara permukaan tidak terkontaminasi air dan udara, yaitu dengan cara

gigi dan tumpatan SIK yang disebabkan oleh setting menggunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap

shrinkage 16 . Tertutupnya celah tersebut karena ada air. Salah satu bahan pelindung yang biasa

kontaminasi air sehingga besar kebocoran tepi yang

terbentuk pada tumpatan SIK kelompok 2 tidak permukaan tumpatan SIK sesudah insersi dapat

digunakan adalah varnish. 9 Pemberian varnish pada

terlalu berbeda dengan besar kebocoran tepi pada mencegah kontaminasi air dan udara, terutama pada

tumpatan SIK kelompok 1.

silica hydrogel yang terbentuk pada saat proses setting Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara SIK. Silica hydrogel yang terbentuk disekitar partikel

besar kebocoran tepi kelompok 1 dan kelompok 3

86 Aviandani dkk : Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 81-87 © 2012

karena pada penelitian ini digunakan SIK tipe diaduk secara mekanik maupun manual dihasilkan restoratif. Berdasarkan penelitian Nomoto et al. 5 porositas pada tumpatan SIK yang tidak terlalu

diketahui bahwa pada SIK tipe restorative berbeda. Porositas pada tumpatan SIK dapat perbedaan teknik pengadukan secara mekanik

memperburuk adhesi/perlekatan tumpatan pada maupun manual tidak terlalu mempengaruhi hasil

permukaan gigi karena terbentuknya sela marginal akhir tumpatan SIK. Pada SIK tipe restoratif yang

antara pertemuan tumpatan dan gigi. 17 Sela marginal diaduk secara mekanik maupun manual dihasilkan

yang terbentuk sangat mempengaruhi besarnya porositas pada tumpatan SIK yang tidak terlalu

kebocoran tepi yang terbentuk pada tumpatan SIK. berbeda. Porositas pada tumpatan SIK dapat memperburuk adhesi/perlekatan tumpatan pada permukaan gigi karena terbentuknya sela marginal

DAFTAR PUSTAKA

antara pertemuan tumpatan dan gigi. 17 Sela

1. Nagaraja U, Kishore G. Glass ionomer cement-the marginal yang terbentuk sangat mempengaruhi

different generations. Trends Biomater Artif Organ besarnya kebocoran tepi yang terbentuk pada

2005; 18(2): 158-9.

tumpatan SIK. 2. Van Noort R. Introduction to dental materials. 3 rd ed. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara

USA: Elsevier Inc; 2007. p. 43-4, 48, 127-42. besar kebocoran tepi kelompok 2 dan kelompok 3

3. Wataha JC, Powers JM. Dental materials properties and

ed. USA: Elsevier Inc; 2008. p. 85-7. penelitian ini serta diberinya varnish pada permukaan

karena penggunaan SIK tipe restoratif 5 pada

manipulation. 9 th

4. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental material. 9 th SIK kelompok 3. 18 Berdasarkan penelitian Nomoto

ed. United Kingdom: Blackwell Publishing; 2008. p. et al. 5 diketahui bahwa pada SIK tipe restoratif

245-53.

perbedaan teknik pengadukan secara mekanik 5. Nomoto R, Komoriyama M, McCabe JF, Hirano S. maupun manual tidak terlalu mempengaruhi hasil

Effect of mixing method on the porosity of akhir tumpatan SIK. Pada SIK tipe restoratif yang

encapsulated glass ionomer cement. Dent Mater. 2004; 20(10): 972-8.

diaduk secara mekanik maupun manual dihasilkan porositas pada tumpatan SIK yang tidak terlalu 6. Galdwin M, Bagby M. Clinical aspects of dental

materials: Theory, practice, and cases. 2 nd ed. USA: berbeda. Porositas pada tumpatan SIK dapat

Lippincott Wiliams & Wilkins; 2004. p. 74-5, 103-4, 280-2. memperburuk adhesi/perlekatan tumpatan pada

7. Divya KT, Kala M, Bharati D. Comparative analysis of permukaan gigi karena terbentuknya sela marginal

the sealing ability of various conventional restorative

materials used in a double-seal technique as coronal yang terbentuk sangat mempengaruhi besarnya

antara pertemuan tumpatan dan gigi. 17 Sela marginal

sealants in root canal treatment- an in vitro study. kebocoran tepi yang terbentuk pada tumpatan SIK.

Endodontology, Dept of Conservative Dentistry, Govt Pemberian varnish pada permukaan tumpatan SIK

Dental College and Research Institute: Bengaluru, 2001. kelompok 3 mencegah terjadinya kontaminasi air p. 8-16.

pada tumpatan SIK. Silica hydrogel yang terbentuk 8. Nicholson JW, Czarnecka B. Kinetic studies of the effect of varnish on water loss by glass ionomer cement. Dent

dalam tumpatan SIK tidak terkontaminasi oleh air, Mater 2007; 23(12): 1549-52. sehingga setting shrinkage yang dihasilkan oleh 9. Saleh LA, Khaiil MF. The effect of different protective tumpatan SIK menjadi lebih rendah. Shrinkage yang

coatings on the surface hardness of glass ionomer rendah menyebabkan celah yang terbentuk antara

cements. The Saudi Dental Journal 1994; 6(1): 3-8. permukaan gigi dan tumpatan menjadi lebih kecil. 9 10. Bhat VS. Science of dental material (clinical

ed. New Delhi: Swastik Packaging; mempengaruhi besar kebocoran tepi pada tumpatan

Celah antara permukaan gigi dan tumpatan sangat

applications). 1 st

2006. p. 268-78.

SIK. 11. Ferreira FM, Vale MPP, Jansen WC, Paiva SM, Pordeus Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara

IA. Performance of Brazilian and imported glass besar kebocoran tepi kelompok 2 dan kelompok 4

ionomer cements used in atraumatic restorative karena penggunaan SIK tipe restoratif pada penelitian

treatment (ART) regarding microleakage in primary molars. J Appl Oral Sci 2006; 14(5): 312-8.

ini. Hal ini sama seperti yang terjadi antara kelompok 12. Syahri F. Measure Equip. Retrieved May 8 th

1 dan kelompok 3. Berdasarkan penelitian Nomoto et ed. p. 5. al. 5

Available from: http://www.scribd.com. diketahui bahwa pada SIK tipe restoratif 13. Sukaton. Pengaruh konsentrasi perhydrol sebagai perbedaan teknik pengadukan secara mekanik

bahan bleaching terhadap kebocoran tepi restorasi resin maupun manual tidak terlalu mempengaruhi hasil

komposit. Surabaya: FKG-DIPA Universitas Airlangga; akhir tumpatan SIK 5 . Pada SIK tipe restoratif yang

2006. p. 50.

Aviandani dkk : Perbedaan kebocoran tepi tumpatan semen ionomer kaca Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 81-87 © 2012

14. Vieira SN, Kawaguchi IA, Botta SB, Matos AB. 17. Savatino L, Breschi L, Tedaldi M, Ciapetti G, Tarabusi Longitudinal evaluation of the effect of saliva

C, Greco M, Giunti A, Prati C. Ability of restorative contamination during the bonding protocol with a self-

and flouride releasing materials to prevent marginal etch adhesive system. Braz J Oral Sci 2010; 9(2): 98-

dentine demineralization. Biomaterials. 2004; 25(6): 103.

1011-7.

15. Jevnikar P, Sersa I, Sepe A, Jarh O, Funduk N. Effect of 18. Nguyen C. A new in vitro method for the study of surface coating on water migration into resin-modified

microleakage of dental restorative materials. Australia: glass ionomer cement: a magnetic resonance micro-

School of Dentistry University of Adelaide; 2007. p. 1- imaging study. Magnetic Resonance in Medicine 2000;

7, 26-7.

44: 686-91. 16. Rossetti PHO, Valle AL, Carvalho RM, De Goes MF,

Pegoraro LF. Correlation between margin fit and microleakage in complete crowns cemented with three luting agents. J Appl Oral Sci 2008; 16(1): 64-9.

88 Vol. 61, No. 3, September-Desember 2012 | Hal. 88-91 | ISSN 0024-9548

Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker

(Oral lichen reaction in patiens consuming antihypertension angiotensin receptor blocker)

Maharani Laillyza Apriasari

Departemen Ilmu Penyakit Mulut PSKG Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin - Indonesia

Korespondensi: Maharani Laillyza Apriasari, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat. Jl. Veteran 128 B, Banjarmasin, Kalsel. Email: maharaniapriasari9@gmail.com

ABSTRACT

Background: Drug induced lichenoid reactions in oral cavity common occurrence after consuming drugs such as antihypertension and antiretroviral. The clinical manifestations are white striae, papulae, plaques with erythema or erosions in the oral mucosa. The severity of symptoms are burning sensation, pain, and disturbed oral functions. Various medications are known to cause lichenoid reactions of the oral cavity, including hypertention drugs, dapsone, oral hypoglycemics, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), penicillamine, phenothiazines, and sulfonylurea. The types of hypertension drugs include diuretics, beta adrenoceptor blockers, calcium channel blockers, angiotensin-converting enzyme inhibitors, angiotensin II receptor antagonists (angiotensin receptor blockers). Oral manifestations of drug induced lichenoid reactions are xerostomia, ulcers, likenoid reaction, gingival enlargement, erythema multiforme, angioedema, burning mouth syndrome, and taste disturbance. Purpose: This case reports drug induced lichenoid reactions in oral cavity of patient whom taking drugs hypertension angiotensin receptor blocker (ARB). Case: Women, 56 years old, she complainted there were pain and burning sensation, especially after eating spicy foods or spicy on her left cheek of the oral cavity since 6 months ago. Anamnesis showed she had the history of hypertension and heart disease, she was consuming the routine hypertension drug that was ARB since 2 years ago. Patients had already seeing a lot of the dentist, but she was not yet healed. Case management: Firstly,the clinical diagnosed as oral lichenplanus (OLP). Patients was referred to do Complete Blood Count Examination, IgE, and blood sugar examination. The result of the laboratory examination was normal, so the clinical diagnosed suspected Drug induced lichenoid reactions because of consuming the hypertension drug contains ARB. Patients were asked to visit an internist. The therapy was the topical drug contained corticosteroid as triamcinolone acetonide 1%. It applied three times a day for a week. Conclusion: OLR is a disease condition with definite identifiable aetiology. The clinical and histopathology similarity between OLP and OLR made differential diagnosis very difficult. The final diagnosis was gotten through the anamnesis, clinical examination and the allergic test.

PENDAHULUAN

restorasi amalgam, obat yang menyebabkan lesi Oral lichenoid reaction (ORL) dengan etiologi

karena reaksi lichenoid, lesi lichenoid karena Grave yang tidak dapat diidentifikasi pasti. Hal ini dapat

Versus Host Diseases , dan lesi dengan bentuk mirip terjadi baik karena penggunaan obat. ORL dikenal

lichenplanus. ORL karena obat-obatan tertentu sebagai penyakit yang sulit didiagnosis karena

bukan merupakan kejadian yang jarang setelah kemiripannya dengan oral lichenplanus (OLP). 1,2 ORL

memulai penggunaan obat tertentu seperti dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu

antihipertensi dan obat antiretroviral. Secara klinis

Apriasari : Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 88-91 © 2012

tampak striae berwarna putih, papula, plak dengan eritema atau erosi pada mukosa mulut. Tingkat keparahan gejala bervariasi dari sensasi terbakar, rasa sakit, hingga terganggunya fungsi rongga mulut. 3-5

Berbagai obat-obatan yang diketahui menyebabkan ORL, termasuk beta blockers, dapson, hypoglycemics lisan, non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID), penisilamin, fenotiazin, dan sulfonilurea. Obat hipertensi meliputi jenis diuretik, penghambar adrenoreseptor beta, calsium channel blockers , penghambat angiotensin-converting enzyme, antagonis reseptor angiotensin II (angiotensin receptor

Tampak plak berwarna putih, berbentuk blocker). Manifestasi oral akibat penggunaan obat

Gambar 1.

anyaman (straie), disekitarnya eritema, dan hipertensi adalah xerostomia, ulser, ORL, ginggival

terasa sakit.

enlargement , erythema multiformis, angioedema, burning mouth syndrom, dan gangguan pengecapan. 2,6,7

kiri berupa plak berwarna putih, berbentuk Diagnosis ORL adalah dengan tes pemeriksaan anyaman (straie), disekitarnya eritema, dan terasa alergi terhadap obat. Penatalaksanaan oral lichenoid

sakit. Pasien kemudian dirujuk untuk melakukan reaction adalah menghentikan pengobatan dan

pemeriksaan darah lengkap (DL), reaksi alergi (Ig pengobatan secara simtomatik seperti obat E), dan gula darah. Terapi yang diberikan adalah kortikosteroid topikal. ORL tidak langsung muncul obat kumur topikal Benzydamin Hcl serta setelah menggunakan obat, melainkan memerlukan menghindari makanan pedas dan berbumbu tajam waktu beberapa minggu setelah mengonsumsi obat

seperti merica. Diagnosis klinis adalah OLP. Kunjungan 2 (17 Februari 2013): Pasien datang

secara rutin. 8

Kasus ini melaporkan tentang adanya lichenoid dengan hasil DL, Ig E, dan gula darah normal. Hasil reaction pada pasien yang mengonsumsi Obat anamnesis juga menunjukkan pasien rutin hipertensi ARB Pasien mengonsumsi obat hipertensi melakukan pembersihan karang gigi tiap 6 bulan ARB selama lebih dari 2 tahun. Selain menderita sekali. Pasien menderita hipertensi dan sakit jantung hipertensi, pasien juga menderita jantung. Keluhan dibawah perawatan dokter penyakit dalam, oleh pada rongga mulutnya terjadi sejak 6 bulan yang sebab itu pasien rutin mengonsumsi obat lalu dan semakin hari makin parah. antihipertensi ARB 8 mg diberikan 2 x 1 dosis sejak

2 tahun yang lalu. Penggunaan obat hipertensi dalam waktu yang cukup lama ini diduga sebagai

KASUS

penyebab lesi striae berwarna putih pada mukosa Wanita usia 56 tahun datang dengan ke klinik

bukal, sehingga pasien didiagnosis klinis dengan swasta dengan keluhan rasa sakit dan panas

reaksi lichenoid karena penggunaan obat. Pasien terutama setelah makan makanan pedas atau

dirujuk ke spesialis penyakit dalam untuk mengganti berbumbu tajam pada pipi kiri rongga mulutnya

jenis obat hipertensi ARB dengan obat lainnya, sejak 6 bulan yang lalu. Hasil anamnesis

kemudian obat kumur benzydamin Hcl dihentikan. menunjukkan pasien memiliki riwayat hipertensi

Pasien diberi obat kortikosteroid topikal dan sakit jantung, yang rutin menggunakan obat

triamnicolone acetonide 3 x 1 selama seminggu. hipertensi ARB sejak 2 tahun yang lalu. Pasien

Instruksi menghindari makanan pedas dan sudah berobat ke banyak dokter gigi, tetapi tidak

berbumbu tajam dilanjutkan. Pasien diminta kontrol kunjung sembuh.

setelah seminggu.

Kunjungan 3 (25 Februari 2013): Hasil anamnesis menunjukkan pasien sudah

TATALAKSANA KASUS

menghentikan konsumsi obat hipertensi ARB, Kunjungan 1 (15 Pebruari 2013): Hasil

tetapi belum mengunjungi spesialis penyakit anamnesis menunjukkan pasien tidak menderita

dalam.Pasien merasa sakit dan terbakar pada pipi penyakit sistemik dan riwayat alergi. Pemeriksaan

kiri rongga mulutnya berkurang. Pemeriksaan dalam rongga mulut tampak pada mukosa bukal

rongga mulut menunjukkan pada mukosa bukal

90 Apriasari : Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 88-91 © 2012

kiri tampak plak berwarna putih, berbentuk terlihat ulseratif dengan adanya rasa peka terhadap anyaman (straie), dan disekitarnya sedikit eritema.

rasa sakit serta lokasi yang paling sering adalah Diagnosis klinis suspect reaksi lichenoid karena

mukosa bukal dan gingival cekat, namun daerah penggunaan obat hipertensi ARB. Pasien diminta

lain dapat dikenai. ORL dapat bersifat unilateral. 2,6 segera mengunjungi spesialis penyakit dalam. Obat

Secara patogenesis ORL terjadi oleh karena topikal yang mengandung kortikosteroid berisi

diperantarai sel disregulasi imun. Ada data terbaru triamcinolone acetonide 1% diteruskan. Instruksi

yang menunjukkan bahwa OLP adalah penyakit menghindari makanan pedas dan berbumbu tajam

autoimun dimediasi oleh sel T yang auto-sitotoksik dilanjutkan. Pasien diminta kontrol apabila ada

CD8 + sel T merangsang apoptosis cells. Pada ORL, keluhan lebih lanjut.

ekspresi antigen keratinosit mungkin disebabkan oleh obat sistemik (erupsi obat lichenoid), alergen kontak dalam bahan restorasi gigi (reaksi

PEMBAHASAN

hipersensitivitas kontak), trauma mekanis (Koebner Dalam kebanyakan kasus, reaksi lichenoid tidak

fenomena), infeksi bakteri atau virus atau agen tak dapat dibedakan dari oral lichenplanus, baik secara

dikenal. Sel-sel T CD8 + sitotoksik dapat memicu klinis atau histologi. Lesi ini dapat diketahui dengan

apoptosis keratinosit melalui aktivasi sel-sel oleh pemeriksaaan penunjang berupa imunofluoresensi

antigen yang terkait dengan major histocompatibility tidak langsung dan tes tempel. Pada kasus ini pasien

complex (MHC) kelas I di basal keratinocytes. tidak dilakukan biopsi karena secara sistemik pasien

Tampak adanya autoantibodi dan sel plasma. Jika menderita hipertensi dan jantung. Pasien rutin

ada efek langsung pada limfosit B, ini juga terjadi mengunjungi spesialis penyakit dalam. 4 dalam darah perifer dan getah bening regional nodes.

Pemeriksaan histopatologi merupakan salah Banyak obat yang menyebabkan degranulasi sel satu metode yang digunakan untuk mengkonfirmasi

mast. TNF- α dan sitokin lain menyebabkan

diagnosis OLR, tapi hal ini tidak memungkinkan perkembangan lesi dan menetap. Proses ini dalam kasus ini karena kondisi pasien tidak

menunjukkan eksaserbasi reaksi lichenoid dari OLP. memungkinkan untuk dilakukan biopsi. Diagnosis

Hubungan antara OLP dan OLR karena didasarkan pada riwayat anamnesis dan

penggunaan obat. 2,4

penggunaan obat dengan munculnya lesi. 5 Obat penyebab ORL tidak sering terjadi pada Nyeri adalah gejala yang paling umum dari

bagian kulit. Lesi ORL dapat terjadi dalam rongga OLR. Gejala pasien bervariasi dari ringan sampai

mulut dalam jangka waktu yang cukup lama, parah. Tapi sebagian besar kasus menunjukkan

apabila obat tidak dihentikan. Terapi pada kasus gejala yang moderat. Ada komplikasi pada rongga

ORL ini adalah pemberian kortikosteroid, penekan mulut seperti rasa logam atau mulut kering. Tingkat

respon imun, dan yang mengandung retinoids. prevalensi OLR adalah sekitar tiga kali lebih tinggi

Obat kortikosteroid bisa diberikan secara peroral pada wanita dibandingkan pria, dan tertinggi pada

contohnya prednison dan methyilprednisolone, usia 50 tahun. Hal ini sama dengan kasus, pasien

secara tappering off doze. Obat kortikosteroid secara adalah seorang wanita berusia 56 tahun. 2 topikal adalah triamnicolone acetonide. Pada kasus

Pemakaian obat-obatan tertentu dapat menjadi ini pasien diberikan kortikosteroid secara topikal penyebab terjadinya ORL. Secara klinis, sering

yaitu triamnicolone acetonide. Hal ini disebabkan terdapat sedikit sekali tanda-tanda untuk

pasien memiliki penyakit sistemik jantung dan membedakan ORL yang ditimbulkan akibat obat-

hipertensi, pemberian kortikosteroid secara obatan dengan OLP diyakini berasal dari respon

sistemik dapat memberikan efek samping immune abnormal yang diperantarai sel-T dalam sel-

memperparah penyakitnya. 1,4 sel epitel basal yang dikenali sebagai benda-benda

Dapat disimpulkan bahwa OLR adalah suatu asing karena adanya antigenitas permukaan selnya.

kondisi penyakit dengan etiologi yang tidak dapat Penyebab rusaknya sel basal yang diperantarai imun

diidentifikasi dengan pasti. Adanya kemiripan ini tidak diketahui. Karena itu, tidak diketahui

OLP dan OLR secara klinis dan histopatologis apakah ORL mewakili suatu proses penyakit tunggal

sangat menyulitkan diagnosis banding. Perlu atau berkaitan dengan penyakit yang memiliki

dilakukan diagnosis melalui anamnesis, penampilan klinis yang sama. Pada lesi ORL terdapat

pemeriksaaan klinis yang baik dan pemeriksaan white striae atau papula seperti OLP, lesi dapat

penunjang alergi untuk menegakkan diagnosis akhir.

Apriasari : Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 88-91 © 2012

DAFTAR PUSTAKA

5. Arirachakaran P, Hanuanich M, Kysakorn P, Thongprasom K. Antiretroviral drug associated oral 1. Laskaris G. Treatment of oral diseases a concise

lichenoid reaction in HIV patient: a case report. Int J textbook. New York, USA: Thieme Stuttgart; 2005.

Dent 2010; Article ID 291072, 4 pages. Doi : 10.1155/ p. 101.

2. Sarode SC, Sarode GS, Kalele K. Oral lichenoid 6. Yunita A. Prevalensi dan distribusi manifestasi oral reaction: a review. Int J Oral and Maxillofacial

akibat penggunaan obat-obatan antihipertensi pada Pathology 2012; 3(4): 17-26. Available online at http://

pasien hipertensi Di RSUP H. Adam Malik dan RSU www.journalgateway.com or www.ijomp.org

Dr Pirngadi Medan. Skripsi. Medan: Universitas 3. Ismail SB, Kumar SKS, Zain RB. Oral lichenplanus and

Sumatera Utara; 2010. h. 11-2. Lichenoid reactions: etiopathogenesis, diagnosis,

7. Sontheimer RD. Lichenoid tissue reaction/ interface management and malignant transformation. J Oral Sci

dermatitis clinical and histological perspectives. J 2007; 49(2): 89-106.

Investigative Dermatology 2009; 129: 1088-99. 4. Waal IVD. Oral lichenplanus and oral lichenoid

doi:10.1038/jid.2009.42

lesions: A critical appraisal with emphasis on the 8. Greenber MS, Glick M, Ship JA. Burket’s oral medicine. diagnostic aspects. Med Oral Patol Cir Bucal 2009;

ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc; 2008. p. 95. 14(7): E 310-4

11 th

92 Vol. 61, No. 3, September-Desember 2012 | Hal. 92-95 | ISSN 0024-9548

Rancang bangun kombinasi alat pengadukan elektrik mekanik dengan vibrasi untuk gipsum

(Combined design of mechanic electrical spatulating with vibration tool for gypsum)

Mochammad Danang Subeqi 1 , R. Helal Soekartono 1 dan Endanus Harijanto 2

1 Mahasiswa 2 Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya - Indonesia

Correspondence: Mochammad Danang Subeqi, Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Gigi. Jln. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132. Indonesia. E-mail: danang.subeqi@gmail.com

ABSTRACT

Background: Gypsum spatulating can be done in two ways: manually and mechanic electrically. Mechanic electrical spatulating give better result than manual spatulating, because it can reduced the porosity. The other way to reduce porosity was by using vibrator. Purpose: The aim of this study was a design that combine mechanic electrical spatulating and vibrating tool for gypsum that appropriate with standart about 120 rpm for spatulating tool and 3000 vibration per minute for vibrating tool. Methods: This tool was run by 1000 rpm with gear ratio 1:10 for spatulating and 3000 rpm for vibration that was compared to the fabric spatulating tool and vibrating tool. Results: Gypsum spatulating tool has an everage speed of 120.67 rpm and vibrating tool has 3041 vibration per minute with average amplitude of 2.81 mm. Conclusion: After comparing this tool with standart fabric tool, this combination tool was appropriate to the standart.

Key words: Vibrator, gypsum, mechanic electrical

PENDAHULUAN

paris (tipe 1), plaster of model (tipe 2), dental stone Gipsum adalah mineral yang ditambang dari

(tipe 3), dental stone high strength low expantion gunung kapur yang ada di berbagai belahan dunia.

(tipe 4) dan dental stone high strength high Secara kimiawi, gipsum yang digunakan dalam

expantion (tipe 5). 2

kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat Pengadukan gipsum dapat dilakukan dengan (CaSO4, 2H 2 O) murni. Produk gipsum digunakan

dua cara: secara manual dan secara mekanik dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi

elektrik seperti pengadukan dengan menggunakan dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan

mixer. 2 Pengadukan yang tidak sempurna akan sebagai piranti penting untuk pekerjaan

menyebabkan campuran tidak halus dan tidak laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan

homogen sehingga akan mempengaruhi kekuatan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis gipsum

kompresinya. Pengadukan dengan vacuum mixer digunakan untuk membuat cetakan model protesa

akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada

cara manual, karena pengadukan dengan vacuum jenis gipsum didasarkan pada penggunaan serta

dan restorasi kedokteran gigi itu dibuat. 1 Perbedaan

mixer dapat mengurangi porositas. Sedangkan sifat-sifat dari gipsum tersebut. Menurut Spesifikasi

porositas tersebut dapat menurunkan kekuatan ADA no 25 1975 terdapat 5 jenis gipsum: plaster of

kompresi gipsum. 1

Subeqi dkk : Rancang bangun kombinasi alat pengadukan elektrik mekanik dengan vibrasi untuk gipsum Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 92-95 © 2012

Untuk mencegah terjadinya porositas juga pengadukan elektrik mekanik ini di harapkan dapat digunakan vibrator saat penuangan adonan

memiliki kecepatan sebesar 120 Rpm (Rotary per gipsum pada cetakan model. Vibrator adalah mesin

minute ) sedangkan alat vibrasi memiliki frekuensi penggetar untuk menghilangkan gelembung udara

sebesar 3000 vibrasi per menit. Hal ini didasarkan

pada standarisasi ADA no25 1975. gelembung udara dari gipsum maka porositasnya

dari gipsum selama pengadukan. 3 Hilangnya

Pengukuran pada alat ini dilakukan pada akan berkurang. Porositas mempengaruhi kekuatan

kecepatan putar alat pengadukan, frekuensi dan kompresi gipsum, semakin tinggi porositas maka

besar amplitudo pada alat vibrator. 8 Kecepatan Putar akan semakin rendah kekuatan kompresi begitu

dihasilkan dari putaran mesin yang bisa dikeluarkan pula sebaliknya. 4 dengan satuan ukurannya adalah Rpm (Rotary Per

Kekuatan kompresi adalah kekuatan tekan Minute ). 8 Sedangkan Frekuensi merupakan maksimal pada suatu benda tanpa menimbulkan

banyaknya getaran yang dihasilkan dalam kurun suatu kepatahan. 4 Ada beberapa faktor yang

waktu satu detik. Besarnya simpangan terjauh mempengaruhi kekuatan kompresi gipsum antara

terhadap titik keseimbangan dalam suatu getaran lain: perbandingan air dan bubuk, jumlah dan jenis

adalah amplitudo. 9

bahan pengikat gipsum, pengadukan gipsum. 5 Pada penelitian awal yang dilakukan penulis di laboratorium Material Kedokteran Gigi dan

laboratorium Dasar Bersama Universitas Airlangga, penulis mencari informasi tentang perbedaan antara pengadukan manual gipsum biasa dengan pengadukan manual gipsum yang disertai vibrator terhadap tekanan kompresi, menggunakan sampel gipsum tipe 3 dengan bentuk sampel silinder berdiameter 25 mm dan tinggi 50 mm, didapatkan hasil pengadukan gipsum yang disertai vibrasi

memiliki kekuatan kompresi lebih besar (x 3.12 kN) Rancang bangun kombinasi alat pengadukan mekanik elektrik dengan vibrasi. daripada pengadukan manual biasa (x 1.94 kN).

Gambar 1.

Sampai saat ini belum ada alat pengadukan yang dikombinasikan dengan vibrasi. Seperti yang telah dijelaskan pada penelitian awal diatas bahwa

HASIL

pengadukan gipsum yang disertai vibrasi memiliki Pengujian kecepatan putar dan panjang kekuatan kompresi yang lebih baik dari pada

amplitudo terhadap kombinasi alat pengadukan pengadukan gipsum biasa.

dan vibrasi elektrik mekanik untuk gipsum di Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin

lakukan di Laboratorium listrik dan otomasisasi membuat dan menguji rancang bangun alat

jurusan sistem perkapalan Fakultas Teknik pengadukan gipsum dimana dalam proses

Kelautan ITS Surabaya, diperoleh data sebagai pencampuran bubuk gipsum dan air juga disertai

berikut (Tabel 1).

dengan vibrasi. Tabel 1. Hasil Uji kecepatan putar (Rpm) dan kecepatan

vibrasi (V ibrasi per menit)

BAHAN DAN METODE

Rancang bangun kombinasi alat pengadukan

Tingkat K Tingkat K Tingkat K Tingkat K Tingkat Kecepatan ecepatan ecepatan ecepatan ecepatan

Uji k Uji ke- Uji k Uji k Uji k e- e- e- dan vibrasi elektrik mekanik untuk gipsum, e-

merupakan alat yang bisa melakukan pengadukan

gipsum sekaligus memvibrasi saat pengadukan 182

dilakukan. Alat ini di bangun dengan komposisi 180 power suply, mesin kontrol, mekanika. Power suply

ini terdiri dari transformator, jembatan dioda,

kapasitor polar. 6 Mekanikanya terdiri dari Motor

AC, Motor DC dan gearbox. 7 Rancang bangun alat

94 Subeqi dkk : Rancang bangun kombinasi alat pengadukan elektrik mekanik dengan vibrasi untuk gipsum

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 92-95 © 2012

kecepatan alat kedua. Kecepatan vibrasi alat rata- Tabel 2. Kecepatan V ibrasi (V ibrasi per menit) rata 3041 rpm dan panjang amplitudo alat vibrasi

Uji k Uji k Uji k Uji k Uji ke- e- e- e- e-

1 11 11 22 22 2 33 33 3 Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata

rata-rata sebesar 2,81 mm. Data-data tersebut dibandingkan dengan alat-alat pengadukan gipsum

dan dental vibrator yang sudah ada di pasaran. Alat pengadukan gipsum tipe

Alat kombinasi ini menggunakan dua motor, Tabel 3. Hasil uji panjang amplitudo alat vibrasi (mm)

Dokumen yang terkait

Perkecambahan dan Pematahan Dormansi Benih Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) The Germination and Dormancy Breaking of Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Seed

0 0 6

Perlakuan Benih untuk Meningkatkan Mutu dan Produksi Benih serta Mengendalikan Penyakit Bulai pada Jagung Manis Seed Treatment Improved Seed Quality, Seed Production and Controlled Downey Mildew Disease on Sweet Corn

0 1 7

Daya Gabung Hasil dan Komponen Hasil Tujuh Galur Jagung Manis di Dua Lokasi Combining Ability of Yield and Yield Components of Seven Sweet Corn Lines Across Two Locations

0 0 7

Pemphigus vulgaris oral : Mengenali gambaran klinis awal dan tatalaksana (Laporan kasus)

0 0 6

Indikator dan Kriteria Seleksi pada Generasi Awal untuk Perbaikan Hasil Biji Kacang Hijau Berumur Genjah Indicators and Selection Criteria of the Seed Yield in Early Generation of Early-maturing Mungbean

0 0 7

Pertumbuhan, Hasil, dan Mutu Biji Kedelai dengan Pemberian Pupuk Organik dan Fosfor Growth, Yield, and Seed Quality of Soybean with Organic and Phosphorus Fertilizer Application

0 0 6

Pemphigus vulgaris oral : Mengenali gambaran klinis awal dan tatalaksana

0 0 6

Pertumbuhan, Serapan Hara dan Hasil Kedelai Organik Melalui Aplikasi Pupuk Kandang Sapi Growth, Nutrient Uptake and Yield of Organic Soybean with Cow Manure Application

0 0 7

Optimasi Pengeringan Benih Jagung dengan Perlakuan Prapengeringan dan Suhu Udara Pengeringan Corn Seed Drying Optimization Using Predrying and Air Drying Temperature Treatment

0 1 6

Analisis pemakaian jasa pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada dokter gigi dan tukang gigi di desa Peuniti Banda Aceh

1 1 6